Uploaded by User97372

AJENG ELSA NADILAH TUGAS TAP

advertisement
Nama/Nim: Ajeng Elsa Nadilah / 19042099
Matkul: Teori Administrasi Negara
Tugas
1. Apa yang melatar belakangi munculnya paradigma New Public Manegement dan New
Public Service?
New Public Managemen : New Public Management (NPM) muncul di tahun
1980-an khususnya di New Zealand, Australia, Inggris, dan Amerika sebagai akibat dari
munculnya krisis negara kesejahteraan. Paradigma ini kemudian menyebar secara luas
khususnya di tahun 1990-an disebabkan karena adanya promosi dari lembaga
Internasional seperti Bank Dunia, IMF, Sekretariat Negara Persemakmuran dan
kelompokkelompokkonsultan manajemen (lihat dalam Loffler and Bovaird,2001, 1;
Oluwu, 2002, 2-3; Drechsler, 2005, 17-28). Paradigma NPM ini muncul disebabkan oleh
sejumlah kekuatan baik di negara maju maupun di negara berkembang sebagaimana
digambarkan oleh Larbi (1999, 2-5). Di negara maju, perkembangan yang terjadi
dibidang ekonomi, sosial, politik dan lingkungan administratif secara bersama-sama
mendorong terjadinya perubahan radikal dalam sistem manajemen dan Administrasi
Publik. Sasaran utama dari perubahan yang diinginkan adalah peningkatan cara
pengelolaan pemerintah dan penyampaian pelayanan kepada masyarakat dengan
penekanan pada efisiensi, ekonomi dan efektivitas. Hampir serupa dengan apa yang
terjadi di negara maju, kemunculan NPM di Negara berkembang dilatarbelakangi juga
oleh faktor-faktor krisis ekonomi dan keuangan, penyesuaian struktural dan kondisional,
konteks manajemen dan Administrasi Publik, serta konteks politik.
New Public Service : Ketidakberhasilan NPM mewujudkan administrasi public
yang berkeadilan sosial melahirkan pendekatan baru yang berorientasi kepentingan
masyarakat, yaitu New Public Service (NPS) (Denhard & Denhardt, 2003). NPS dalam
literatur administrasi publik dikenal juga dengan paradigm governance (Denhardt &
Denhardt, 2007), public governance (Bovaired & Loffler, 2009), atau collaborative
governance (Ansell & Gash, 2007) untuk menggantikan istilah government dalam
paradigm Old Public administration (OPA) dan paradigm NPM. NPS menilai bahwa
NPM dan OPA terlalu menekankan pada efisiensi dan melupakan atau mengabaikan
masyarakat sebagai sasaran dari kebijakan public. NPS memperbaiki kekurangan ini
dengan konsep pelayanan kepada warga masyarakat bukan kepada pelanggan (delivery
service to citizen not costumer) dalam proses penyelenggaraan administrasi public dan
kebijakan public. Berbagai kebijakan dan program diarahkan untuk memenuhi
kepentingan warga masyarakat dan dilakukan melalui tindakan kolektif dan proses
kolaboratif. Dengan demikian, kepentingan public merupakan hasil dari proses dialog
tentang nilai-nilai yang disetujui bersama oleh masyarakat dan bukan agregasi
kepentingan pribadi atau kelompok administrator public. Kebijakan public tidak hanya
sekedar memenuh ituntutan pasar, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai dan kepentingan
msyarakat (Denhardt&Denhardt, 2000, 2003).
2. Apa kerangka pemikiran utama Paradigma New Public Management dan New Public
Service?
New Public Manajemen
Pokok-pokok pikiran NPM yang diuraikan disini menggunakan pokok-pokok
pikiran dalam 10 prinsip pemerintahan wirausaha yang ditawarkan oleh Osborne dan
Gaebler (1996). Uraian ini berkenaan dengan bagaimana mewujudkan prinsip-prinsip
tersebut dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Prinsip Baru (nilai- Langkah-langkah dalam mewujudkan prinsip wirausaha
nilai wirausaha)
dalam birokrasi pemerintah
Pemerintahan
yang
katalis : Mengarahkan
-
Pemerintahan milik
masyarakat
:
Memberi wewenang
-
Mendefinisikan ulang peran pemerintah dari peran
sebagai pengayuh menjadi pengarah,
Sebagai pengarah, pemerintah bertindak sebagai
fasilitator/katalisator.
Memberi wewenang kepada masyarakat
mengembangkan demokrasi partisipasi,
Upaya penyadaran masyarakat,
dengan
- Member pekerjaan yang dinilai lebih efektif ditangani oleh
masyarakat untuk dikelola oleh masyarakat
Menyuntikkan
Membuka ruang untuk :
persaingan ke dalam
- Kompetisi antara publik melawan swasta
pemberian pelayanan
- Kompetisi swasta melawan
- Menciptakan persaingan untuk pelayanan intern
pemerintah
Pemerintahan
yang
digerakkan oleh misi.
Membiayai hasil
-
Setiap pimpinan organisasi menyampaikan apa
keinginannya yang harus mereka (bawahan) capai
Melakukan deregulasi: menumbuhkan kreativitas
pegawai dan menghapus berbagai aturan yang membatasi
kreativitas
-
Menentukan pengukuran kinerja,
Meletakkan ukuran kinerja pada
pekerjaan
dan
-
Pemerintahan dengan
orientasi memenuhi
kebtuhan pelanggan
-
Pemerintahan
yang
harus menghasilkan
-
memanajemeni kinerja, membayar kinerja, dan
penganggaran hasil.
Mengukur kinerja: untuk mengetahui/membedakan
keberhasilan dan kegagalan
Menumbuhkan kesadaran bahwa kualitas ditentukan
hanya oleh pelangan.
Mengidentifikasi dan menentukan siapa pelanggan
organisasinya pemerintah,
Mendekatkan diri dengan pelanggan dengan cara
Membelanjakan untuk menabung: investasi untuk
mendapatkan hasil
Mengidentifikasi biaya sesungguhnya dari pelayanan,
untuk menghindari mark up harga/bilaya pelayanan
publik.
Pemerintahan
yang
mencegah masalah
-
Persiapan pencegahan bencana
Mengantisipasi masa depan dengan membentuk komisi
masa depan
Pemerintaha
yg
desentralisasi
yang
membuka partisipasi
& membentuk tim
kerja.
Pemerintahan
yang
berorientasi pasar
-
Membangun manajemen partisipasi melalui : proyek
proyek yang memberi ruang partisipasi bagi publik
Memendekkan hirarki organisasi,
Membentuk organisasi tim kerja
-
Beralih dari pemasok masal barang atau jasa ke
fasilitator,
Merestrukturisasi pasar dengan jalan: menetapkan
peraturan pasar, menyediakan informasi bagi konsumen
Menurut Rosenbloom & Kravchuck, 2005, manfaat yang diperoleh dari
penerapan NPM adalah pembangunan birokrasi senantiasa memperhatikan mekanisme
pasar, mendorong kompetisi dan kontrak untuk mencapai hasil. Selain itu NPM juga
menekankan budaya organisasi yang lebih fleksibel, inovatif, berjiwa wirausaha, dan
pencapaian hasil, ketimbang budaya taat asas, orientasi pada proses dan input.
New Public Service
Perspektif new public service mengawali pandangannya dari pengakuan atas
warga negara dan posisinya yang sangat penting bagi kepemerintahan demokratis. Warga
negara diposisikan sebagai pemilik pemerintahan. Kepentingan publik tidak lagi
dipandang sebagai agregasi kepentingan pribadi melainkan sebagai hasil dialog dan
keterlibatan public dalam mencari nilai bersama dan kepentingan bersama.
Perspektif new public service menghendaki peran administrator publik untuk
melibatkan masyarakat dalam pemerintahan dan bertugas untuk melayani masyarakat.
Administrator yang bertanggung jawab harus melibatkan masyarakat. tidak hanya dalam
perencanaan tetapi juga pelaksanaan program guna mencapai tujuan-tujuan masyarakat.
Hal ini harus dilakukan tidak saja karena untuk menciptakan pemerintahan yang lebih
baik tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
Denhadrt and Denhardt (2003) kemudian menyampaikan sejumlah prinsip new
public service
1. Serve citizens, not customer : kepentingan publik merupakan hasil dialog tentang
nilai-nilai bersama
2. Seec the public interest : Administrator publik harus memberikan sumbangsih untuk
membangun kepentingan publik bersama.
3. Value citizenship over entrepreneurship : Kepentingan publik lebih baik dijalankan
oleh abdi masyarakat dan warga negara yang memiliki komitmen untuk memberikan
sumbangan bagi masyarakat
4. Think strategically, act democratically : Kebijakan dan program untuk memenuhi
kepentingan publik dapat dicapai secara efektif dan bertanggungjawab melalui upaya
kolektif dan proses kolaboratif
5. Rrecognize that accountability is not simple : Dalam perspektif ini abdi masyarakat
seharusnya lebih peduli daripada mekanisme pasar
6. Serve rather than steer : Penting sekali bagi abdi masyarakat untuk menggunakan
kepemimpinan yang berbasis pada nilai bersama daripada mengontrol atau
mengarahkan masyarakat kearah nilai baru
7. Value people, not just productivity : Organisasi publik beserta jaringannya lebih
memungkinkan mencapai keberhasilan dalam jangka panjang jika dijalankan melalui
proses kolaborasi dan kepemimpinan bersama.
3. Kemukakanlah, apa ciri-ciri yang membedakan kedua paradigma tersebut?
Seraca keseluruhan NPM melihat pengguna sebagai konsumen sedangkan NPS
melihatnya sebagai rakyat/warga negara. NPM bersifat mengarahkan sedangkan NPS
bersifat melayani masyarakat. NPM menekankan pada teori ekonomi sedangkan NPS
pada teori demokrasi dan beragam pendekatan lain. Akibatnya NPM melupakan
hakekat asalnya sebagai pegawai yang digaji rakyat untuk melayani rakyat. Masalah ini
disadari oleh NPS dengan mengembalikan fungsi awal birokrasi itu sendiri dengan
mendasarkan pada teori-teori demokrasi.
NPM menekankan kepentingan individual sedangkan NPS mengutamakan
kepentingan bersama. Karena melihat pengguna sebagai konsumen akibatnya yang
dilihat adalah kepuasan masing-masing pelanggan. NPS tolok ukurnya adalah dengan
kesepakatan rakyat. Pada NPM pemerintah melakukan kontrak kepada pasar sedangkan
dalam NPS pemerintah melakukan kontrak terhadap masyarakat, sehingga akuntabilitas
dalam pasar belum tentu sesuai dengan akuntabilitas dalam pandangan masyarakat.
NPM semangat wirausaha sedangkan NPS semangat melakukan sesuatu untuk
masyarakat.
4. Jelaskanlah, apa teori yang mendukung perkembangan kedua paradigma tersebut?
New Public Service (NPS) sebagai paradigma terbaru dari administrasi publik
meletakkan pelayanan publik sebagai kegiatan utama para administrator negara/ daerah.
Salah satu intisari dari prinsip NPS adalah bagaimana administrator publik
mengartikulasikan dan membagi kepentingan (shared interests) warga negara melalui
pelayanan publik. Sejak 1990 sampai saat ini teori dan konsep administrasi negara
sudah berkembang sangat pesat, terutama dengan munculnya paradigma New Public
Management (NPM) pada permulaan tahun 1990 yang kemudian disusul oleh New
Public Service (NPS) pada tahun 2000an.
Dalam memahami teori administrasi negara secara paradigmatik, Janet V.
Denhardt dan Robert B. Denhardt dalam bukunya yang berjudul The New Public
Service: Serving, not Steering dapat digunakan untuk menemukenali perkembangan
paradigma administrasi negara klasik sampai administrasi negara kontemporer.
Denhardt dan Denhardt mencoba membagi paradigma administrasi negara atas tiga
kelompok besar, yaitu paradigma The Old Public Administration (OPA), The New
Public Management (NPM) dan The New Public Service (NPS). Menurut Denhardt dan
Denhardt paradigma OPA dan NPM kurang relevan dalam meng-addres persoalanpersoalan publik karena memiliki landasan filosofis dan ideologis yang kurang sesuai
(inappropriate) dengan administrasi Negara, sehingga perlu paradigma baru yang
kemudian disebut sebagai NPS. Oleh karena itu, dilihat dari berbagai aspek, menurut
Denhardt dan Denhardt paradigma NPS memiliki perbedaan karakteristik dengan OPA
dan NPM. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel Diferensiasinya.
The New Puiblik Management in Action, Ferlie, Ashburner, Fitgerald dan
Pettigrew (1997), Oxford: Oxford University Press. NPM pada dasarnya sebagai
pendekatan dalam administrasi publik yang mampu menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh dari dunia manajemen bisnis dan disiplin lain untuk
memperbaiki efektivitas, effisiensi, dan kinerja pelayanan publik pada birokrasi modern.
Dalam aksinya dapat berpedoman orientasi pada:
1. Efficience drive, mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran kinerja.
2. Downsizing and decentralization, mengutamakan penyederhanaan struktur memperkaya
fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit yang lebih kecil agar berfungsi cepat
dan tepat.
3. In search of excellence, mengutamakan kinerja optimal dengan memanfaatkan IPTEKS.
4. Public service orientation, menekankan pada kualitas, misi dan nilai yang hendak
dicapai organisasi publik, memberikan perhatian yang lebih besar kepada aspirasi,
kebutuhan dan partisipasi user dan warga masyarakat, memberi otoritas lebih tinggi
kepada pejabat yang dipilih masyarakat, termasuk wakil mereka, menekankan societal
learning dalam pemberian pelayanan publik, dan menekankan pada evaluasi kinerja
secara berkesinambungan, partisipasi dan akuntabilitas.
Frederickson (1997) menyatakan bahwa pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintah atau administrasi publik sepatutnya diorientasikan kepada warga negara
(citizents), warga negara dipandang tidak sekedar konsumen atau pelanggan
(customers). Denhardt dan Denhardt (2003:57) that government ultimately reflects the
accumulated selfinterests of largely disconnected and utility maximizing individuals.
Pandangan memperlakukan warga negara sebagai costumers, maka tugas pemerintah
adalah memuaskan pelanggan, ini merupakan gagasan utama dalam paradigma The
New Public Management.
Download