Birokrasi dan Pelayanan Publik

advertisement
Birokrasi dan Pelayanan Publik
Model
The Old Public Administration
• Studi-studi administrasi publik sering merujuk
pada tulisan Woodrwo Wilson. Paradigma
yang dikemukakan adalah adanya pemisahan
antara domain politik dan administrasi;
• Politik adalah domain yang berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan atau ekspresi dari
keinginan-keinginan negara;
• Administrasi berkaitan dengan eksekusi dari
kebijakan-kebijakan atau keinginan-keinginan
itu.
• Studi-studi administrasi publik, dalam
pandangan Woodrow Wilson, lebih merujuk
pada tugas-tugas negara yang dilakukan oleh
aparatur negara. Tugas-tugas demikian
dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut
birokrasi;
• Birokrasi tidak hanya mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan dan memberikan jasa
pelayanan publik. Lembaga ini juga harus
netral secara politik.
• Karena itu, ada dua elemen penting di dalam
administradi publik, di dalam perspektif itu.
• Pertama adalah adanya pemisahan yang tegas
antara politik dan administrasi (birokrasi), atau
antara pejabat-pejabat yang dipilih, dan
administrator yang harus memiliki ‘neutral
competence’.
• Kedua, yang berkaitan dengan pembentukan
struktur dan manajemen administrasi yang
memungkinkan organisasi publik dan yang
menjalankannya bertindak seefisien mungkin.
Poin-Poin penting Layanan Publik di dalam
Perspektif Old Public Administration
• Fokus dari pemerintah adalah adanya
pelayanan langsung jasa-jasa melalui agenagen pemerintah, baik yang sudah ada
maupun yang baru;
• Kebijakan publik dan administrasi berkaitan
dengan perencanaan dan implementasi
kebijakan-kebijakan, untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan secara politik;
• Administrator publik itu memiliki peran yang
terbatas di dalam pembuatan kebijakan-kebijakan
publik, tetapi lebih pada mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan publik itu;
• Pelayanan publik itu harus dilakukan oleh para
administrator yang harus akuntabel terhadap
pejabat-pejabat politik (yang dipilih);
• Para administrator itu harus bertanggungjawab
kepada pemimpin-pemimpin politik yang dipilih
secara demokratis.
• Program-program untuk publik itu sebaiknya
dilakukan melalui pengorganisasian yang
tersusun secara hirarkis, di mana manajer
melakukan kontrol terhadap organisasi dari atas;
• Nilai-nilai dasar dari organisasi publik adalah
efisien dan rasional;
• Organisasi publik yang berjalan secara efisien
adalah yang bercorak tertutup; di mana
masyarakat seminimal mungkin terlibat di
dalamnya;
• Peran administrator publik acapkali dibatasi
sebagai ‘planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting and budgeting’.
Model New Public Management
• Secara sederhana, New Public Management
(NPM) merupakan penggunaan pendekatanpendekatan yang ada di dalam sektor swasta atau
bisnis ke dalam sektor publik;
• Pendekatan demikian muncul tidak lepas dari
pandangan bahwa organisasi sektor swasta atau
bisnis telah berjalan lebih baik dari sektor publik;
• Menjalankan pemerintahan, menurut pandangan
ini, bisa dilakukan sebagaimana sektor bisnis.
• Melalui pandangan ini, relasi antara agent-agent
publik dengan para pengguna, digambarkan tidak
berbeda dengan transaksi-transaksi yang ada di
pasar;
• Karena itu, menurut pandangan ini, para manajer
sektor publik dituntut untuk menemukan caracara yang baru dan inovatif di dalam memberikan
pelayanan publik, sebagaimana terjadi di sektor
swasta.
• NPM menekankan penggunaan prinsip-prinsip di
dalam mekanisme pasar di dalam memberikan
pelayanan publik.
• Adanya persaingan di antara agen-agen pelayanan
publik, dan antara agent pelayanan publik dengan
swasta, merupakan bagian dari aplikasi mekanisme
pasar;
• Para manajer layanan publik dituntut meningkatkan
produktivitas, dan mencari mekanisme alternatif di
dalam memberikan pelayanan berdasar perspektif dan
asumsi-asumsi ekonomi;
• Para manajer itu dituntut memberi penekanan pada
akuntabilitas terhadap ‘pelanggaan’ dan memiliki
kinerja yang bagus, melakukan restukturasi birokrasi
agen-agen pemerintahan, melakukan rdifinisi tentang
misi organisasi, melakukan pentahapan proses-proses
pelayanan yang jelas, dan adanya desentralisasi
pembuatan keputusan.
Prinsip-prinsip pokok di dalam NPM
• Catalytic government, steering rather than
rowing;
• Community-owned government, empowering
rather than serving;
• Competitive government, injecting
competition into service delivery;
• Mission-driven government, transforming
rule-driven organisation;
• Results-oriented government, funding outcomes,
not inputs;
• Customer-driven government, meeting the needs
of the customer, not the bureaucracy;
• Enterprising government, earning rather than
spending;
• Anticipatory government, prevention rather than
cure;
• Decentralized government, from hierarchy to
participation and teamwork;
• Market-oriented government, leveraging change
through the market.
Model New Public Service (NPS)
Kritik Terhadap NPM
• Model NMP terlalu menekankan pada nilai-nilai
tertentu seperti efisiensi, rasionalitas dan bisnis
di dalam pelayanan publik. Hal ini dipandang
bertentangan dengan nilai-nilai kepentingan
publik dan demokrasi;
• Mengelola pemerintahan berbeda dengan
mengelola bisnis;
• Kepentingan publik berbeda dengan kepentingan
pribadi (self-interested)
Akar dari New Public Service
• Pertama adalah teori-teori ‘democratic
citizenship’. Model NPS dipengaruhi oleh
berkembangnya teori yang mengedepankan
kewarganegarasan dan demokrasi.
• Kewarganegaraan sendiri bisa dipahami melalui
dua cara. Pertama, berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban warga negara sebagaimana terdapat di
dalam sistem hukum. Kedua, berkaitan dengan
keanggotaan seseorang ke dalam suatu
komunitas politik
• Kewarganegaraan bisa dikaitkan dengan relasi
antara negara dan warganya. Negara memiliki
tanggungjawab untuk menjamin adanya
interelasi yang bebas dan adil antar warga
negara, untuk memperjuangkan
kepentingannya;
• Relasi antar warga negara tidak hanya
berkaitan dengan kepentingan diri sendiri,
melainkan juga adanya kepercayaan antara
satu dengan yang lain.
• Kedua, adalah model-model community and
civil society.
• Warga negara itu pada dasarnya tidak hanya
berkaitan dengan diri mereka sendiri,
melainkan juga kelompok.
• Kelompok tidak hanya memungkinkan setiap
individu berinteraksi satu sama lain,
melainkan juga adanya bangunan kerjasama,
networking, saling percaya, termasuk di dalam
memperjuangkan kepentingan-kepentingan
bersama.
• Ketiga, dipengaruhi oleh organisational
humanism and new public administration;
• Pada masa lalu, teori-teori organisasi lebih
dekat dengan adanya otoritas yang top-down,
kontrol hirarkhis, dan standard operasi
prosedur;
• Belakangan, berkembang teori-teori organisasi
yang lebih humanis, yang bersentuhan dengan
masalah moral dan kebebasan.
• Keempat, berkembangnya postmodern di dalam
administrasi publik.
• Pada masa lalu mainstream di dalam pendekatan
administrasi publik lebih bercorak positivisatik.
Bahwa, administrasi publik, sebagaimana ilmu
sosial lainnya harus dipahami sebagaimana ilmuilmu eksakta;
• Di sini, studi admnistrasi publik lalu memisahkan
antara fakta dengan nilai;
• Fakta-fakta itu harus diukur, sebagaimana
mengikur fakta-fakta eksakta.
• Pada kenyataannya, fakta dan nilai itu tidak
bisa dipisahkan begitu saja. Perilaku manusia
pada dasarnya tidak lepas dari nilai-nilai yang
hidup di dalam dirinya;
• Memahami perilaku manusia, dengan
demikian, tidak bisa hanya mengedepankan
nilai-nilai rasional, efisiensi, dan lainnya;
• Administrasi publik harus dipahami tentang
beragam wacana yang berkembang, baik di
antara warga negara, administratur, maupun
antara warga negara dan administratur.
Prinsip-prinsip di dalam NPS
• Serve Citizens, Not Consumers. Kepentingan
publik pada dasarnya merupakan hasil dialog
tentang nilai-nilai bersama. Bukan sekadar
kumpulan kepentingan individu-individu.
Pelayanan publik, dengan demikian, bukan
sekadar melayani individu-individu;
• Seek the Public Interest. Administrasi publik
harus mampu menemukan kepentingan publik,
bukan sekadar kepentingan individu-individu;
• Value Citizenship over Entrepreneurship.
Kepentingan publik lebih baik dijalankan oleh
pelayan publik dan warga negara yang samasama memiliki komitmen untuk kepentingan
bersama, daripada dijalankan oleh para
manajer yang memahami uang publik
sebagaimana milik mereka sendiri;
• Think strategically, Act Democratically.
Kebijakan dan program untuk publik dicapai
melalui cara-cara yang strategis dan atas
keputusan-keputusan bersama;
• Recognize that accountability is not simple.
Perhatian para pelayanan publik tidak sekadar
mekanisme pasar. Mereka harus
memperhatikan peraturan, perundangan,
nilai-nilai, norma-norma, standar profesional,
dan kepentingan warga negara;
• Serve Rather Than Steer. Para pelayanan
publik harus mengedepankan sharing satu
sama lain, nilai-nilai kepemimpinan untuk
membantu masyarakat, daripada pengarahkan
dan mengontrolnya.
• Value People, Not Just Productivity. Organisasi
publik dan jaringannya di dalam bekerja tidak
lebih mementingkan adanya produktivitas.
Lebih dari itu, lebih mementingkan proses
kolaborasi dan kepemimpinan bersama dan
adanya penghargaan terhadap setiap orang.
Download