DIKTAT MANAJEMEN OPERASIONAL Disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN OPERASIONAL Dosen Pengampu : ARI SOETI YANI, S.E.,MM DISUSUN OLEH MAHASISWA/I SEMESTER 3 MANAJEMEN OPERASIONAL KELAS PAGI 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun diktat mata kuliah manajemen operasional ini dengan baik serta tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari diktat ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Ari Soeti Yani,S.E ., MM pada mata kuliah manajemen operasional. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi dalam Manajemen Operasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ari Soeti Yani,S.E ., MM selaku dosen manajemen operasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan diktat ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan diktat ini. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2 DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3 BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4 1. MANAJEMEN OPERASIONAL DI LINGKUNGAN GLOBAL.................................................. 4 2. STRATEGI OPERASI ....................................................................................................................... 9 3. PRODUKTIVITAS & EFISIENSI .................................................................................................. 12 4. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PRODUK ........................................................................ 16 5. RANCANGAN PROSES .................................................................................................................. 23 6. RANCANGAN TATA LETAK ....................................................................................................... 29 7. TEORI ANTRIAN ............................................................................................................................ 44 8. PEMILIHAN LOKASI .................................................................................................................... 53 9. MODEL PERENCANAAN KAPASITAS ...................................................................................... 63 10. MANAJEMEN KUALITAS .......................................................................................................... 76 11. RAMALAH PERMINTAAN ......................................................................................................... 80 12. POLA PRODUKTIVITAS ............................................................................................................. 85 13. ANGGARAN PRODUKSI ............................................................................................................. 94 BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................................... 99 3 BAB 2 PEMBAHASAN 1. MANAJEMEN OPERASIONAL DI LINGKUNGAN GLOBAL 1.1 MANAJEMEN OPERASI GLOBAL Persaingan global telah datang. Pertumbuhan pasar yang cepat di Negara-negara seperti China dan Eropa Timur telah mendorong perusahaan untuk memperluas operasinya secara global. Muncullah suatu standar baru dalam persaingan global yang meliputi kualitas, variasi, costumization, kemudahan, waktu dan biaya untuk keberhasilan dan survival perusahaan. Tugas manajer operasipun menjadi lebih kompleks. Tidak semua Negara dapat bergeser dari industrialisasi ke manufaktur dan jasa atau layanan, karena banyak perekonomian Negara-negara belum masuk ke era industrialisasi. Salah satu regional yang memasuki masa transisi adalah Eropa Timur, yang merupakan pangsa pasar yang potensial untuk memasarkan produk ataupun layanan, karena kenyataannya semua Negara dengan kultur sosialis masih dalam tahap transisi untuk memasuki tahap industrialisasi dan globalisasi. Disisi lain dapat dilihat bahwa walau sama-sama Negara kapitalis yang demokratik, seperti Canada dan united State Amerika adalah sangat berbeda. Dari lingkungan ini dapat dilihat bahwa peran manajemen operasional sangat ditentukan faktor lingkunganinternal masing-masing, walaupun lingkungan eksternal yang sama dirumuskan dengan globalisasi. 1.2 STRATEGI OPERASIONAL DI LINGKUNGAN GLOBAL Manajer Operasional pada saat ini harus memiliki pandangan global dalam strategi operasi, perkembangan yang cepat dalam perdagangan dunia yang seolah dunia tanpa batasan, mengakibatkan banyak organisasi memperluas organisasinya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. 1. IDENTIFIKASI MISI DAN STRATEGI Manajemen Operasi yang efektif harus memiliki Misi dan Strategi A. Misi Misi adalah tujuan rasionalisasi atas keberadaan organisasi, menunjukkan kontribusi apakah yang dapat diberikan kepada masyarakat, atau menunjukkan kearah mana organisasi akan melangkah. Misi menjadi pembatas, fokus organisasi dan konsep dimana organisasi akan melakukan kegiatannya. Jika misi organisasi telah ditetapkan, maka masing-masing departemen fungsional (pemasaran, produk/operasi,dll) dapat pula menentukan misi penunjang. B. Strategi Setelah misi ditetapkan, maka strategi dan implementasinya dapat dimulai. 4 Strategi menunjukkan bagaimana organisasi akan bekerja untuk mencapai misi dan tujuan- tujuannya, atau merupakan action plan organisasi untuk mencapai misinya. Setiap departemen fungsional memiliki strategi untuk mencapai misinya dan menunjang pencapaian misi organisasi. Strategi di kembangkan untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada, menetralisir hambatan dan menghilangkan kelemahan. Tiga konsep strategi untuk mencapai misi yaitu diferensiasi, cost leadership dan respon yang cepat, ini berarti bahwa manajer operasi harus menghasilkan produk yang lebih baik atau paling tidak berbeda dan lebih responsif. Manajer operasi harus menerjemahkan tiga konsep ini kedalam kegiatan-kegiatannya. Salah satu atau kombinasi dari ketiga konsep ini akan menghasilkan system yang memiliki keunggulan khusus di atas pesaing. C. Mengembangkan Misi dan Strategi Perusahaan Perusahaan yang beroperasi seharusnya mempunyai suatu misi sehingga bisa mengetahui arah tujuan yang ingin dicapai, Misi dapat diartikan sebagai : 1. 2. 3. Alasan pendirian organisasi Memberi batasan dan focus. Menjawab pertanyaan tentang, apa yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun misi perusahaan yang ditetapkan, diantaranya sangat ditentukan faktor lingkungan konsumen, nilai dan filosofi yang berlaku, pertumbuhan perusahaan, citra di masyarakat. Untuk mencapai misi yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien maka organisasi perlu menetapkan strategi tertentu. Oleh karena itu strategi dapat diartikan sebagai : 1. 2. 3. Alasan pendirian organisasi Memberi batasan dan focus. Menjawab pertanyaan tentang, apa yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun misi perusahaan yang ditetapkan, diantaranya sangat ditentukan faktor lingkungan konsumen, nilai dan filosofi yang berlaku, pertumbuhan perusahaan, citra di masyarakat. Untuk mencapai misi yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien maka organisasi perlu menetapkan strategi tertentu. Oleh karena itu strategi dapat diartikan sebagai : 1. Rencana tindakan untuk mencapai misi 2. Memperlihatkan bagaimana misi akan dicapai 3. Merancang pola tentang bagaimana menghadapi serta menyelesaikan hambatan yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. D. Strategi untuk Keunggulan Kompetitif Untuk menetapkan strategi bisnis dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif yang tepat maka biasanya ada tiga langkah utama yang dilakukan perusahaan yaitu : a. Analisis Lingkungan 5 Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan memahami lingkungan pelanggan, industry dan pesaing. b. Menetapkan Misi Perusahaan Menetapkan alas an keberadaan perusahaan dan mengidentifikasi nilai produk yang akan diciptakan oleh perusahaan. c. Membentuk Strategi Membangun keunggulan bersaing seperti harga yang murah, fleksibilitas rancangan atau isi, mutu, penghantaran yang cepat, ketergantungan, jasa purna jual, atau lini produk yang luas. 1.3. MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI OPERASI Keunggulan bersaing menunjukkan penciptaan system yang memiliki keunggulan khusus (unik) di atas pesaing. Keunggulan bersaing dalam MO dapat diciptakan melalui tiga strategi: Diferensiasi, biaya rendah dan respon cepat. 1. Bersaing dengan Diferensiasi Diferensiasi adalah membedakan penawaran organisasi dalam berbagai cara yang akan dianggap sebagai nilai tambah oleh konsumen. Jadi diferensiasi adalah tentang bagaimana mambuat keunikan. Peluang menciptakan keunikan tidak berada pada kegiatan atau fungsi pokok perusahaan, tetapi dapat muncul dari apapun yang dilakukan perusahaan. Jadi diferensiasi dapat diciptakan pada setiap karakteristik fisik atau atribut pelayanan dari produk yang dihasilkan perusahaan yang berpengaruh pada nilai konsumen. Ini dapat berupa lini produk yang luas, fitur produk, atau pelayanan produk (seperti lokasi distribusi produk, deliveri produk atau jasa, reparasi). 2. Bersaing dengan Biaya Low-cost leadership akan menghasilkan pencapaian nilai maksimum konsumen. Strategi biaya rendah ini harus dilakukan pada ke 10 keputusan MO sesuai dengan nilai yang diharapkan konsumen. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai rendah atau kualitas rendah. 3. Bersaing dengan Respon Respon adalah suatu set nilai yang berhubungan dengan kemampuan dalam kecepatan, fleksibilitas, dan kehandalan. Respon fleksibel dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi perubahan di pasar dalam hal inovasi rancangan dan fluktuasi jumlah produksi. Respon handal dapat dilakukan dengan penjadwalan yang handal (reliable) dan hasilnya ditunjukkan kepada konsumen sehingga akan percaya pada kemampuan perusahaan. Respon kecepatan dapat berupa kecepatan dalam pengiriman produk ke konsumen atau kecepatan pengembangan produk. 6 Adapun tiga strategi yang masing-masing memberikan peluang bagi para manajer operasional untuk meraih keunggulan adalah : 1. Bersaing pada perbedaan (Differentistion), keunikan dapat melalui karakteristik fisik maupun atribut jasa yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen mempersepsikannya sebagai nilai. 2. Bersaing pada biaya (Cost Leadership), untuk mencapai nilai maksimum yang diinginkan pelanggan tetapi dengan kualitas yang memadai. 3. Bersaing pada respon cepat (rapid response), melalui keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan penghantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan serta kinerja yang fleksibel. Dalam prakteknya, ketiga konsep strategi ini-diferensiasi, biaya rendah dan respon–dapat diterjemahkan kedalam enam strategi khusus, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fleksibilitas dalam disain dan volume, Harga rendah, Pengiriman yang cepat, Kualitas (kesesuaian dan kinerja) Pelayanan purna jual, dan Lini produk yang luas. 1.4. SEPULUH KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN OPERASI Diferensiasi, biaya rendah dan respon dapat dicapai jika manajer operasi dapat membuat keputusankeputusan yang efektif dalam 10 bidang manajemen operasi. Berikut ini ke-10 keputusan manajemen operasi tersebut : 1. Kualitas. Harapan kualitas konsumen harus ditemukan dan kebijakan serta prosedur harus ditetapkan untuk mengidentifikasi dan mencapai kualitas tersebut. 2. Desain barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa akan menentukan proses transformasi. Keputusan biaya, kualitas dan tenaga kerja berhubungan erat dengan keputusan desain. 3. Desain proses dan kapasitas. Pilihan proses tersedia untuk produk barang dan jasa. Keputusan proses berkaitan dengan teknologi, kualitas, tenaga kerja yang digunakan dan perawatan. 4. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi fasilitas untuk perusahaan manufaktur maupun jasa akan menentukan keberhasilan perusahaan. Kesalahan dalam keputusan ini akan berakibat pada inefisiensi. 5. Desain tata letak (layout). Kapasitas, jumlah pekerja, keputusan pembelian dan persediaan mempengaruhi tata letak. Demikian juga, proses dan bahan mentah harus diletakkan dalam hubungan satu dengan dengan yang lain. 6. Perancangan kerja dan SDM. Manusia adalah bagian integral dan termahal dari keseluruhan system, sehingga kualitas kerja, bakat dan keterampilan yang diperlukan serta biayanya harus ditentukan. 7. Manajemen rantai-suplay. Keputusan ini tentang material apa yang akan dibuat dan apa yang akan dibeli. Juga tentang kualitas, pengiriman dan inovasi pada harga yang memuaskan. Keadaan saling menghargai antara pembeli dan pemasok adalah penting untuk pembelian yang efektif. 7 8. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan jika kepuasan konsumen, supplier, skedul produksi, dan perencanaan tenaga kerjanya dipertimbangkan. 9. Penjadwalan. Skedul produksi yang fisibel dan efisien harus disusun, dan kebutuhan tenaga kerja serta fasilitas harus ditentukan dan juga dikontrol. 10.Perawatan. Keputusan-keputusan harus dibuat pada tingkat reliabilitas dan stabilitas yang diinginkan dan sistem harus ditetapkan untuk pemeliharaan reliabilitas dan stabilitas tersebut. 8 2. STRATEGI OPERASI 2. 1. PENDAHULUAN Pengertian Strategi Operasional Menurut Para Ahli Skinner (1978) Strategi merupakan filosofi yang berkaitan dengan alat untuk mencapai tujuan. Hayes dan Wheel Wright (1978) Strategi mengandung arti semua kegiatan yang ada dalam lingkup perusahaan, termasuk di dialamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hill (1989) Strategi merupakan suatu cara yang menekankan hal-hal yang berkaitan, dengan kegiatan manufaktur dan pemasaran. Semuanya bertujuan untuk mengembangkan perspektif korporat melalui agregasi. Anderson et al. (1984) Startegi operasional merupakan visi jangka panjang, terdiri atas misi, tujuan, kebijakan, dan distinctive competence suatu perusahaan. 2.2 DEFINISI Jadi definisi strategi operasional adalah komitmen terhadap semua kegiatan yang direncanakan maupun yang ada dalam lingkup perusahaan saat ini. Kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut secara optimal manfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan melakukan proses informasi untuk mencapai distinctive competence dan tujuan operasional perusahaan. Indikator yang sangat bermanfaat membentuk pengertian strategi Operasional adalah: Komitmen terhadap kegiatan yang ada dalam lingkup perusahaan. Kondisi yang ada saat ini dan yang direncanakan. Proses transformasi, yaitu kegiatan organisasi yang dapat mengubah masukan menjadi nilai tambah keluaran. Distinctive competence, yaitu kemampuan spesifik yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah melalui proses transformasi dan mendukung tujuan perusahaan secara keseluruhan 2.3 Tujuan Perumusan strategi operasional secara jelas merujuk pada dan berkaitan dengan strategi unit bisnis dan strategi korporat. Menurut Richardson, Taylor, dan Gordon (1985), perusahaan yang dapat mengembangkan keterkaitan ini akan menjadi perusahaan yang lebih sukses dan menguntungkan. Dengan demikian, strategi operasionalnya memadukan masukan dari berbagai fungsi manajemen lainnya, misalnya evaluasi informasi atau strategi audit dengan menggunakan metode analisis SWOT. 2.4 Apa itu SWOT? 9 Analisis SWOT adalah alat yang sangat sederhana, namun sangat membantu Anda untuk mengembangkan strategi bisnis, apakah Anda membangun bisnis atau mengembangkan perusahaan lebih baik lagi. Pengertian Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan Anda. Halhal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda. Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan. 2.5 Siapa Yang Harus Melakukan Analisis SWOT? Agar analisis SWOT efektif, pendiri dan pemimpin perusahaan perlu terlibat secara mendalam. Ini bukan tugas yang bisa didelegasikan kepada orang lain. Tetapi, peimimpin perusahaan juga tidak boleh melakukan pekerjaan sendiri. Untuk hasil terbaik, kumpulkan sekelompok orang yang memiliki perspektif berbeda tentang perusahaan. Pilih orang yang dapat mewakili berbagai aspek perusahaan Anda, mulai dari penjualan dan layanan pelanggan hingga pemasaran dan pengembangan produk. Setiap orang harus memiliki bagian dalam hal ini. Perusahaan yang inovatif bahkan melihat di luar jajaran internal mereka sendiri ketika mereka melakukan analisis SWOT dan mendapatkan masukan dari pelanggan untuk menambahkan suara unik mereka ke dalam pertimbangan keputusan bisnis. Bisnis yang menggunakan analisis SWOT untuk menilai situasi mereka saat ini dan menentukan strategi untuk bergerak maju. Tetapi, ingatlah bahwa segala sesuatunya terus berubah dan Anda perlu menilai kembali strategi Anda, dimulai dengan analisis SWOT baru setiap enam hingga 12 bulan. Bagi pemula, analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan bisnis. Ini akan membantu menyusun strategi agar Anda memulai dengan langkah yang benar dan mengetahui arah yang akan Anda tuju. 2.6 Cara Melakukan Analisis SWOT Kumpulkan orang-orang dari berbagai bagian perusahaan Anda dan pastikan Anda memiliki perwakilan dari setiap bagian. Anda akan menemukan bahwa berbagai kelompok dalam perusahaan Anda memiliki perspektif yang sama sekali berbed. Dan point ini sangat penting untuk membuat analisis SWOT Anda berhasil. Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk meminta setiap orang 10 mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah groupthink dan memastikan bahwa semua suara didengar. Setelah melakukan brainstorming selama lima hingga 10 menit, letakkan semua catatan dan tempel di dinding jangan lupa untuk mengelompokkan ide-ide serupa. Izinkan siapa pun menambahkan catatan tambahan pada titik ini jika ide orang lain memicu pemikiran baru. Setelah semua ide diorganisasikan, sekarang saatnya untuk menentukan peringkat ide. Gunakan sistem pemungutan suara di mana setiap orang mendapat lima atau sepuluh “suara” yang dapat mereka bagikan dengan cara apa pun yang mereka suka. Membuat catatan dalam berbagai warna berguna untuk latihan ini. Berdasarkan latihan pemungutan suara, Anda harus memiliki daftar gagasan yang dapat diprioritaskan. Tentu saja, daftar itu sebagai bahan untuk diskusi dan debat, dan seseorang di ruangan itu harus dapat membuat keputusan terakhir pada prioritas. Ini biasanya CEO, tetapi bisa didelegasikan kepada orang lain yang bertanggung jawab atas strategi bisnis. Anda akan ingin mengikuti proses menghasilkan ide untuk masing-masing dari empat kuadran dari analisis SWOT Anda: Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. 11 3. PRODUKTIVITAS & EFISIENSI 3.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Dan kiranya jelas bahwa yang merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langka pelaksanaan strateginya. Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegitan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek. Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia (individu atau kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan penghidupannya. Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan pemasukan (input), sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah mengemukakan bahwa produktivitas adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”. Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan produktivitas adalah : “Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”. Dari beberapa pendapat tersebut diatas sebenernya produktivitas memiliki dua dimensi, · pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu. · Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input direncanakan dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin tinggi. Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target yang dicapai. Apabila kedua tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya, maka terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin meningkatnya efesiensi. 12 3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor – faktor sebagai berikut : · Knowledge : Pengetahuan dan ketrampilan sesungguhnya yg mendasari pencapaian produktivitas. Konsep pengetahuan lebih berorientasi pd intelejensi, daya pikir & penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yg dimiliki seseorang. Dengan pengetahuan yg luas & pendidikan tinggi diharapkan , diharapkan pegawai mampu bekerja dg baik & produktif. · Skill : keterampilan adalah kemampuan &penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yg bersifat kekaryaan. Ex : ketrampilan komputer, perbengkelan, dll Abilites / kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yg dimiliki oleh seorang pegawai.konsep ini lebih luas krn dapat mencakup beberapa kompetensi. Shg jk seseorang mempunyai pengetahuan & ketrampilan tinggi, diharapkan memiliki ability yg tinggi pula. · Attitude : berhubungan dg kebiasaan & perilaku. Sehingga jk karyawan punya punya kebiasaan yg baik maka perilaku kerjanya jg baik. Ex : tepat waktu, disiplin, mentaati aturan yg berlaku, simple, punya tanggung jawab · Tingkat penghasilan · Jaminan sosial · Tingkat sosial dan iklim kerja · Motivasi · Gizi dan kesehatan · Hubungan individu · Teknologi · Produksi 3.3. Cara Meningkatkan produktivitas Menurut Hanafi, terdapat beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas yaitu : a. Meningkatkan operasional : dapat dilakukan dengan meningkatkan riset dan pengembangan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode - metode operasi yang lebih baik; b. Meningkatkan keterlibatan karyawan, dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Keterlibatan juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja dari karyawan. Balai pengembangan produktivitas daerah, mengatakan ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu : Sikap kerja. Tingkat ketrampilan. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan. Manajemen produktivitas. 13 Efisiensi tenaga kerja. Kewiraswastaan. 3.4. Ciri – ciri pegawai yang produktif Ciri – ciri pegawai yang produktif sebagai berikut; · Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan; kualifikasi pekerjaan dianggap hal yang mendasar, karena produktivitas tinggi tidak mungkin tanpa kualifikasi yang benar. Bermotivasi tinggi, motivasi sebagai faktor kritis, pegawai yang bermotivasi berada pada jalan produktivitas tinggi. Mempunyai orientasi pekerjaan positif; sikap seseorang terhadap tugasnya sangat mempengaruhi kinerjanya, faktor positif dikatakan sebagai faktor utama produktivitas pegawai. Dewasa; pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten dan hanya memerlukan pengawasan minimal. Dapat bergaul dengan efektif; kemampuan untuk menetapkan hubungan antar pribadi yang positif adalah aset yang sangat meningkatkan produktivitas. 3.5 Pengukuran Produktivitas Kerja Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan, praktisnya sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam – jam kerja yang harus dibayar dan jam–jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja. Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu : Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size),panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya. 3.6. Metode penilaian kinerja kerja 14 1. Metode –metode penilaian berorientasi masa lalu : Rating scale : penilaian prestasi kerja dg menggunakan skala tertentu dari rendah sampai tinggi . Ex : kualitas hasil kerja : nilai sangat baik, baik, sedang , jelek , sangat jelek. Checklist : penilaian tinggal memilih kalimat-kalimat dan karakteristikkarakteristik karyawan. Ex : karyawan merawat peralat`an dengan baik. · Metode peristiwa kritis : metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilaian yang menggambarkan perilaku karyawan yang baik atau sangat jelek dalam kaitanya dengan pelaksanaan pekerjaan. Metode peninjauan lapangan 2. Metode penilaian berorientasi masa depan : Penilaian diri : digunakan untuk melanjutkan pengembangan diri · Penilaian psikologis: dilakukan melalui wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dg atasan langsun, evaluasi-evaluasi diri Pendekatan Manajement by objectives ( MBO): secara bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang akan datang’. Kegunaan penilaian kinerja kerja adalah Perbaikan prestasi kerja, Penyesuaianpenyesuaian kompensasi, Keputusan-keputusan penempatan, Kebutuhan-kebutuhan pelatihan & pengembangan, Perencanaan & pengembangan karier, Ketidakakuratan informasional, Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan, Kesempatan kerja yg adil, Tantangan-tantangan eksternal. 15 4. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PRODUK 4.1 Pengertian Perencanaan Produk Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi. Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu: 1. Kualitas Produk Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan. 2. Biaya Produk Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu. 3. Waktu Pengembangan Produk 16 Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan. 4. Biaya Pengembangan Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit. 5. Kapabilitas Pengembangan. Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang. Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut. Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya. Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu : Identifikasi dan penyusunan fungsi produk. Pengelompokan fungsi produk. Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan output.Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatankegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan mengkomersialkan suatu produk. Pengembangan produk adalah kegiatan interdisiplin yang membutuhkan kontribusi hamper semua bagian di perusahaan, namun ada 3 bagian yang memegang peranan penting, yaitu: 1. Marketing Fungsi marketing menjadi jembatan antaraperusahaan dan pelanggan. Marketin mengidentifikasi peluang sebuah produk, segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan 17 pelanggan. Marketing juga menentukan target harga, memimpin peluncuran dan promosi produk. 2. Design Fungsi desain memainkan peranan utama dalam menentukan bentuk fisik produk. Fungsi ini termasuk engineering design (mechanical, electrical, software, dll) dan ndustrial design (aesthetics, ergonomics, user interface, dll) 3. Manufacturing Fungsi manufactur bertanggungjawab untuk mendesain dan mengoperasikan system produksi untuk memproduksi produk. Temasuk dalam fungsi ini adalah purchasing, distribution, dan instalasi. Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan: a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan. b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk turunan). c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio. d. Waktu dan urutan proyek. 4.2 Proses Perencanaan Produk Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses: 1. Mengidentifikasi peluang 18 Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk, yaitu: a. Produk baru. b. Turunan dari produk yang sudah ada. c. Perbaikan produk yang sudah ada. d. Produk yang pada dasarnya baru. Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara: a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada. b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing. c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis. d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru. 2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluangpeluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah: a. Strategi bersaing Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan: a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi. b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya. c) Fokus pelanggan. d) Produk tiruan. b. Segmentasi pasar Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing. c. Perkembangan teknologi Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk. d. Perencanaan platform produk 19 Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru. Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan. e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah: a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata). b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun). c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya). d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar. e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi. f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain. g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan. f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya. 3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu a. Pengelolaan sumber daya Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. b. Penentuan waktu proyek Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor: a) Penentuan waktu pengenalan produk. b) Kesiapan teknologi. c) Kesiapan pasar. d) Persaingan dalam penawaran produk. 20 4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi. a. Pernyataan misi Pernyataan misi mencakup: a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas. c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan. d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan. e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusankeputusan tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen. b. Asumsi dan batasan Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan: a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur. b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan. c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan. c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain. 5. Merefleksikan hasil dengan proses Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses. 21 Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan. 22 5. RANCANGAN PROSES 5.1. Pengertian produksi Mendefenisikan suatu hal merupakan langkah awal yang lazim sebelum melakukan pembahasan secara lebih mendalam untuk itu penulis akan menguraikan pengertian dari proses produksi menurut pendapat beberapa ahli, masing-masing dari sudut pandangan yang digunakan sehingga lebih dapat dipahami. Menurut Indriyo Gitosudarmo (2000:2) mengatakan bahwa”Proses produksi adalah merupakan interaksi antara bahan dasar,bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan”. Menurut Teguh Baroto (2002:13) “proses produksi adalah aktivitas bagaimana produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain”. Menurut Arman Hakim Nasution (2003:1) “proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk”. Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, pabrik mutifa yang memproduksi obatobatan, dan lain sebagainya. Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen. Menurut Pandji Anoraga (2000:197) “produksi nampaknya berkonotasi sebagai organisasi produk, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang, baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang, dan komponen-komponen”. Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan usaha mendayagunakan masukan berupa tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan. Perkembangan dari pada proses produksi menghasilkan banyak macam jenis-jenis proses produksi dalam perusahaan. 5.2. Jenis- Jenis proses produksi Menurut Sofyan Assauri (1999:75) ada 2 jenis proses produksi : 1) Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes) 2) Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes) Sebenarnya perbedaan pokok antara kedua proses ini terletak pada panjang tidaknya waktu persiapan / mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memprodusir sesuatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Sebagai contoh dapat dilihat apabila kita menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set up) dalam memprodusir produk dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian diubah atau dipersiapkan (disetup) kembali untuk memprodusir produk lain, maka dalam hal ini prosesnya terputus-putus tergantung dari produk yang dikerjakan. 23 Proses yang terputus-putus disebut intermitten process /manufacturing. Dalam proses seperti ini terdapat waktu yang pendek (short run) dalam persiapan (set up) peralatan untuk perubahan yang tepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti, misalnya terlihat dalam pabrik yang menghasilkan produknya untuk atau berdasarkan pesanan seperti : pabrik kapal, atau bengkel besi / las. Dalam contoh lain dapat dilihat adanya perusahaan pabrikpabrik yang menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set up) dalam memproduser produk dalam jangka waktu yang panjang / lama, tanpa mengalami perubahan, maka dalam hal ini prosesnya terus-menerus selama jenis produk yang sama dikerjakan. Proses yang terusmenerus ini disebut continuous process / manufacturing. Dalam proses ini terdapat waktu yang panjang tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin serta peralatannya. Proses seperti ini terdapat dalam pabrik yang menghasilkan produknya untuk pasar (produksi massa) seperti pabrik susu atau pabrik ban. Sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terus-menerus (continuous process / manufacturing) ialah : 1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandardisir. 2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan. 3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama Special Purpose Machines. 4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut. 5) Apabila terjadi salah satu mesin / peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti. 6) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil maka job structurenya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak. 7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah daripada intermitten process / manufacturing. Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process / manufacturing) ialah : 1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan. 2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay out atau departmentation by equipment. 24 3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin mana dikenal dengan nama General Purpose Machines. 4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut. 5) Proses produksi tidak mudah / akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan. Kekurangan / kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah : 1) Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang : a) Permintaan (demand) nya besar dan stabil b) Style produknya tidak mudah berubah 2) Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat / tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses. 3) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production) nya telah tertentu, sehingga sangat kaku (rigid) Kebaikan / kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah : 1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah apabila : a) Dapat dihasilkannya produk dan volume yang cukup besar. b) Produk yang dihasilkan distandarsir. 2) Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin / listrik. Kekurangan / kerugian proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah : 1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urut pekerjaan yang banyak sekali di dalam memprodusir satu macam produk, dan disamping itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda tergantung dari pemesanannya. 25 2) Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan. 3) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus putus dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan. Kebaikan / kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah: 1) Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari : a) Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang berbentuk process lay out b) Jenis / type mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose machines) c) Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi tenaga manusia. 2) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifatumum (general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin-mesin yang khusus (special purpose machines). 3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat / tingkat proses. 5.3 PENGERTIAN PROSES KOMBINASI Kombinasi Produk adalah pokok bahasan yang tercakup dalam ilmu mata kuliah Manajemen Operasi. Berikut adalah beberapa pengertian dari Ilmu Manajemen Operasi, yaitu : - Manajemen Operasi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan / bidang produksi dalam sebuah perusahaan Manajemen Operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang / jasa melalui perubahandari input ke output Manajemen Operasi adala suatu proses planning , organizing& controlling sumber daya untuk menghasilkan barang / jasa seperti untuk memenuhi keinginan konsumen maupun tujuan perusahaan. Manajemen Operasi adalah merupakan suatu system operasi dari suatu organisasi baik pabrikasi / jasa 26 Dari beberapa pengertian Manajemen Operasi di atas dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Operasi Merupakan sistem Operasi / produktif dari proses manajemen di bidang operasi dan pengelolaan sumber daya secara Optimal. Kombinasi Produk adalah perpaduan sistem Operasi / Produktif barang / jasa dalam suatu komposisi kuantitas Produksi tertentu. Sehingga Organisasi / Perusahaan mampu menentukan Nilai Optimum dalam produksi satu atau lebih barang / jasa sesuai keinginan / permintaan konsumen. Konsep dan Teori Kombinasi Produk Permasalahan Kombinasi Produk dapat dipecahkan dengan metode perhitungan Matematis Linear Programming (LP) yang merupakan salah satu teknik Manajemen Operasional dan digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. Linear Programming merupakan metode matematis dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. (George Dantzig). Berikut adalah uraian singkat serta bentuk-bentuk dari Linear Programming (LP), yang digunakan dalam mengalokasikan Operasi / Produksi pada suatu produk: a. Linear Programming (LP) Merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan memaksimumkan keuntungan dan memnimumkan biaya. (George Dantzig, USA). Langkah-langkah Linear Programming (LP): 1. Problem Definition, ada 3 aspek utama ; Identifikasi alternatip keputusan Diskripsi tujuan Pengenalan kelangkaan 2. Model Construction, harus menemukan model yang cocok 3. Model solution, dengan model matematik menggunakan teknik optimasi agar dapat menjawab solusi yang Optimum. Analisis sensitivitas diterapkan bila parameter dalam sistem diistimasikan tidak dengan tepat. 4. Model Validasi, model yang valid akan dapat membantu prediksi dengan tepat / sama dengan system aktualnya. 5. Implementasi, menguji model yang dihasilkan apakah terhadap sistem actual, agar dapat untuk orang. 27 b. Metode Linear Programming (LP) Simplek Digunakan untuk mengetahui Kombinasi yang Optimal dari variabel-variabel yang diduga mempengaruhi nilai Keuntungan / Laba (Nilai Z) digunakan model analisis Simplek. Langlah-langkah Metode Linear Programming (LP) Simplek: - Susun Tabel kerja (awal) Hitung Zj dan baris Cj – Zj Variabel Nondasar yang masuk disebut “ kolom kunci “ (The Entering Nonbasic variable) Variabel dasar yang keluar disebut “ baris kunci “ (The Leaving basic variable) Membentuk tabel baru Test Optimalisasi, bila belum Optimal 3. Bentuk Tabel : 28 6. RANCANGAN TATA LETAK 6. 1 PENGERTIAN TATA LETAK Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan produk atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Tata letak yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktorfaktor produksi yang akan diproses, mulai sejak disiapkan dan diserahkan ke dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir (final product). Disamping itu pegawai yang terlibat langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. Dengan demikian, tata letak yang baik juga akan menyebabkan pegawai bekerja dengan aman dan jauh dari tekanan perasaan. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecukupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi dan biaya penanganan kerja serta untuk kenyamanan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai : 1. 2. 3. 4. Pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan dan manusia; Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik; Lebih memudahkan konsumen; dan Peningkatan moral pegawai dan kondisi kerja yang lebih aman. Pada dasarnya tujuan desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis dan produktif. Menurut Russel dan Taylor (2000) tujuan tata letak adalah meminimalkan material handling cost, meningkatkan efisiensi ulitisasi ruangan, meningkatkan efisiensi ulitisasi tenaga kerja, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja dengan supervisinya atau antara pekerja dengan para pelanggan perusahaan. Dengan demikian secara umum tujuan tata letak adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik. Secara lebih terperinci perencanaan tata letak mecakup hal-hal sebagai berikut: 29 1. Minimalisiasi material handling cost Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen prusahaan adalah kesederhanaan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan tata letak pabrik yang tepat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan material handling cost. Disisi lain penataan tata letak yang baik akan menunjang pelaksanaan proses produksi secara efisien. Lebih jauh lagi penyederhanaan proses produksi akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: 2. Efisiensi penggunaan peralatan produksi dapat ditingkatkan Efesiensi penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada serta perlengkapan produksi yang disediakan di dalam perusahaan dapat dipertahankan pada tingkat utilisasi yang lebih tinggi. Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam mengadakan investasi pengadaan mesin dan peralatan produksi serta peralatan material handling. Apabila pengaturan dari mesin dan peralatan produksi serta peralatan material handling yang diperlukan tersebut tidak baik, kelancaran proses produksi menjadi terganggu sehingga penggunaan mesin dan peralatan produksi cenderung menjadi tidak optimal. 3. Pengurangan waktu tunggu pelaksanaan produksi Waktu tunggu dalam pelaksanaan produksi akan berkurang apabila perusahaan memiliki tata letak yang tepat dan sistematis. Dengan pengaturan tata letak yang baik dan sistematis serta keseimbangan atar departemen yang proporsional, perusahaan dapat menyelaraskan tata letak itu dengan kebutuhan pengolahan yang mana akan mewujudkan kelancaran proses pengolahan. Keseimbangan kapasitas secara proporsional akan memberikan kontribusi penurunan waktu tunggu dalam proses pengolahan. 4. Penumpukan barang dalam proses produksi dapat dikurangi. Penumpukan barang dalam proses produksi seringkali terjadi disebabkan karena tidak seimbangnya masing-masing mesin dan peralatan produksi di lini pengerjaan. Seperti yang diketahui bahwa hampir selalu keluaran salah satu bagian produksi akan menjadi masukan pada bagian produksi yang lain. Apabila kapasitas masing-masing bagian produksi tidak seimbang, makan akan terjadi penumpukan working in process inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan barang dalam proses ini selain akan meningkatkan biaya pengerjaan juga berakibat diperlukannya tempat penimpanan sementara yang cukup luas. Jika ini terjadi maka akan terjadi penurunan efisiensi pemakaian ruangan. 5. Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi mudah. Penyusunan tata letak yang baik biasanya diikuti oleh dengan perencanaan tata ruang pabrik yang efisien. Dengan penyusunan tata ruang pabrik yang efisien memungkinkan teknisi dapat leluasa bergerak untuk memelihara fasilitas produksi. Dengan keleluasaan tersebut dapat menjadi 30 faktor pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah dan biaya pemeliharaan dapat ditekan karena pemeliharaan dapat dialkukan dengan cepat. 6. Peningkatan produktivitas perusahaan. Apabila tata letak yang digunakan oleh perusahaan merupakan sebuah perencanaan yang cermat, maka tata letak dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk meningkatkan produktivitas kerja. Tata letak yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik dan menyenangkan yang pada gilirannya akan mendorong kepuasan kerja. Pada akhirnya kepuasan kerja akan mendorong kenaikan produktivitas kerja semua pegawai perusahaan atau pabrik. Pelaksanaan proses produksi akan menjadi semakin cepat dan lancar serta waktu tunggu dapat diminimalisir guna mendorong peningkatan produktivitas pabrik. Kemacetan dalam proses produksi termasuk penumpukan barang dalam proses produksi dapat dihindarkan. Kelancaran produksi dan dan percepatan proses pengerjaan menjadi pemicu terhadap penyelesaian pengerjaan produk. Pengeluaran modal yang tidak penting dapat dihindarkan. 7. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik Investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik, membeli mesin dan peralatan produksi, umumnya berjumlah besar. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang baik dan efisien. Dalam program dan perencanaan tata letak ini harus sudah dipikirkan penempatan mesin dan peralatan produksi, ruang untuk penempatan material handling, ruangan untuk penyimpanan bahan dan komponen rakitan, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk menunjang proses pabrikasi yang lancar, agar tercapai pemanfataan yang baik dan efisiensi tercapai. 8. Tingkat penggunaan tenaga kerja fabrikasi Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses produksi mengharapkan waktu kerja yang efektif agar penggunaan SDM tidak terbuang percuma. Jam kerja efektif tenaga kerja akan berkurang bila tata letak pabrik kurang baik sehingga pekerja melakukan gerakan-gerakan yang melampaui kebutuhan. Tata letak yang kurang baik membuat pekerja harus hilir mudik dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam jarak yang cukup panjang. Untuk melaksanakan sinkronisasi antara tenaga kerja manusia dengan tata letak yang baik, manajemen dan para perekayasa perusahaan perlu melakukan analisa desain proses diikuti dengan dan studi ergonomik. Perencanaan tata letak yang baik beserta telaahan ergonomi akan memberikan umpan balik yang baik terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja manusia. Dengan cara itu tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai dapat diselesaikan dengan cepat dalam waktu yang optimal. Bila perencanaan tata letak dilakukan dengan baik maka penggunaan tenaga kerja manusia dapat mencapai target yang optimal dan waktu yang terbuang dapat diminimalisir yang pada akhirnya, utilisasi tenaga kerja akan meningkat secara optimal. 9. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi 31 Keteraturan peletakan mesin dan peralatan produksi dalam sebuah perusahaan akan menciptakan lingkungan kerj ayang baik. Tenaga kerja akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugastugasnya. Tekanan perasaan yang berujung pada timbulnya stress dapat dikurangi sehingga pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan gembira dan bebas dari beban mental yang tidak perlu. Hal tersebut akan terwujud apabila manajemen melakukan perencanaan layout secara tepat sejak awal dengan baik. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang mengakibatkan rasa sumpek, tidak serasi, tidak sistematis dan pengap akan memberikan dampak psikologis yang berat terhadap para pekerja. Keharusan pekerja mengeluarkan energi yang berlebihan karena atus bahan dan komponen yang bolak balik, material handling yang tidak efektif dan efisien, akan membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan akhirnya stress. Aliran bahan dan pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat dan pada akhirnya produktivitas akan menurun. Akibat dari semua itu adalah meningkatnya biaya produksi. Untuk menghindari hal tersebut manajemen dan par amanager berusaha untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang paling baik dan optimal. Para manager berusaha untuk menghilangkan hambatan dan menimalisir penghalang (bottle neck) yang berpotensi dihadapi. Kemampuan untuk menghilangkan kendala proses demikian itu merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan perencanaan tata letak pabrik yang berhasil guna. 10. Memudahkan komunikasi Dari berbagai penelitian yang ada, perencanaan tata letak yang menimbulkan kesulitan komunikasi antar para pekerja, pekerja dengan supervisi, dan antar supervisi yang ada menghasilkan produktivitas yang rendah. Melihat sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan komunikasi antar satu dengan lainnya maka rancangan tata letak yang menghalangi manusia untuk dapat berkomunikasi atau pekerja yang menghadap dinding akan menurunkan moral pekerja. Mereka akan cepat bosan dan merasakan tekanan perasaan yang tidak tersalurkan, yang pada kahirnya berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang kauh antara satu pekerja dengan pekerja lainnya juga akan menghambat komunikasi antar mereka. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produktivitas yang diakibatkan karena adanya hambatan komunikasi antar manusia, maka diperlukan perencanaan tata letak yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. 6.2 MODIFIKASI TATA LETAK Perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan oleh setiap perusahaan. Kebutuhan modifikasi ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut : 1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus Perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk baru dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yag baru bagi perusahaan tersebut.perubahan desain produk ini seringkali akan mengakibatkan juga terjadinya perubahan dalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan yang bersangkutan. Perubahan proses produksi 32 ini kadang-kadang merupakan perubahan yang tidak fundamental, tetapi juga sering terjadi perubahan proses produksi yang cukup mendasar.Besar kecilnya perubahan proses produksi yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat tergantung kepada banyak dan sedikitnya perubahan pada desain produk yang bersangkutan. Perubahan pelaksanaan proses produksi betapapun kecilnya akan berakibat pada kebutuhan untuk menyesuaikan tata letak yang telah ada di perusahaan tersebut. Agar tata letak yang dipergunakan masing-masing pabrik sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan produksi yang dijalankan perusahaan yang bersangkutan, modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan cara itu tata letak yang tersedia dalam sebuah perusahaan atau pabrik yang bersangkutan akan selalu aktual serta relevan dengan kebutuhan pengolahan. Perubahan tata letak dimaksud tidak selalu berarti perubahan total atau mendasar dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahan-perubahan kecil yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan perubahan desain produk yang terjadi. Frekwensi penyesuaian tata letak yang tinggi biasanya sering dijumpai pada perusahaan perakitan mobil atau elektronika. Frekwensi perubahan yang tinggi tersebut disebabkan oleh tingginya frekwensi perubahan desain dan semakin pendeknya siklus hidup produk otomotif dan elektronika. Dengan adanya perubahan desain dari mobil yang diproduksi secara berkala (bebeap atahun sekali), dperlukan pula adanya perubahan atas tata letak secara berkala. 2. Adanya perubahan volume permintaan Terjadinya perubahan volume permintaan terhadap produksi perusahaan yang dihasilkan akan berakibat pada perubahan volume produksi. Perubahan volume permintaan tersebut harus dijawab dengan penyesuaian produksi dan berdampak pada tata letak proses produksi agar perusahaan mampu memenuhi perubahan volume permintaan tersebut. Perubahan volume permintaan dapat berupa penambahan atau penurunan permintaan. Peningkatan volume permintaan akan membuat perusahaan meningkatkan kegiatan poduksinya. Bahkan peningkatan volume permintaan yang sangat besar mengharuskan perusahaan memperluas skala atau meningkatkan proses produksi secara signifikan. Dengan adanya peningkatan skala perusahaan maka manajeman wajib merencanakan ulang tata letak proses produksi sehingga dapat menghasilkan produksi sesuai dengan skala permintaan yang ada. Namun apabila ternyata volue permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan menurun, maka manajemen perlu melakukan hal-hal sebagai berikut guna tetap menjaga efektifitas dan efisiensi perusahaan : 1. 2. Mengoperasikan kapasitas yang terpasang sampai dengan batas produksi normal untuk menjawab permintaan yang ada dengan mengurangi jam aktivitas produksi (misalnya tadinya 3 shift menjadi 2 shift); Bila memungkinkan, perusahaan menonaktifkan sebagian mesin dan peralatan produksi, hal tersebut akan mengakibatkan sebagian peralatan produksi tersebut harus menganggur. Dengan demikian penurunan volume permintaan tersebut mengharuskan manajemen juga kembali menganalisis kemungkuinan perubahan tata letak mesin dan peralatan produksi sesuai dengan redefinisi volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. 33 3. Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date) Secara alamiah mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh perusahaan akan mengalami penurunan kinerja karena keusangannya. Selain itu perkembanga teknologi saat ini telah mampu menciptakan mesin-mesin produksi dengan kapasitas yang lebih besar dengan kemampuan yang sangat canggih. Dengan kedua hal tersebut diatas, maka mesin dan peralatan perusahaan yang ada saat ini bukanlah satu-satunya mesin dan peralatan yang paling mutakhir, sehingga apabila perusahaan ingin bersaing dalam meningkatkan volume produksi dengan perusahaan lainnya, maka diperlukan pembaruan dari mesin-mesin dan peralatan produksi dimaksud. Pada umumnya mesin dan peralatan produksi yang terbaru memiliki kemampuan kapasitas produksi yang lebih banyak dengan tetap mengoptimalkan sumber daya energi yang ada serta tidak memiliki dimensi yang besar. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sudah harus memiliki rancangan untuk melakukan penggantian mesin produksi yang mempu memenuhi kebutuhan produksinya. Dengan mesin dan peralatan yang lebih maju, maka perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya dalam penyediaan hasil produksi. Namun demikian rencana penggantian mesin dan peralatan produksi tersebut wajib diikuti dengan perencanaan tata letak yang baru sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan baru tersebut. 4. Adanya penambahan produk baru Penambahan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada merupakan kegiatan yang selalu ada pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan teori siklus hidup produk, setiap kali produk telah mencapai pada tingkat penjualan maksimum (tahap kedewasaan), maka pada kali berikutnya penjualan produk tersebut akan mengalami penurunan. Dalam keadaa seperti itu, maka perusahaan akan melakukan usaha untuk melahirkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada agar dapat menunjang mempertahankan keadaan produk perusahaan di pasar. Penjualan produk perusahaan secara keseluruhan perlu dicegah penurunannya demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila pembuatan produk baru hampir sama atau relatif mirip dengan proses produksi produk-produk yang sudah ada, perubahan dalam pelaksanaan proses produksi produk yang sekarang tidak akan mengalami banyak perubahan. Namun demikian apabila perubahan yang dilakukan cukup mendasar, maka diperlukan perubahan-perubahan yang mendukung pelaksanaan pembuatan atau proses produksi untuk produk baru yang ada saat ini. Perubahan-perubahan mendasar dalam proses produksi sebuah produk baru atau pengembangan produk, perlu diikuti dengan perubahan tata letak pabrik. Perubahan untuk penyesuaian tata letak pabrik dengan proses produksi perlu dilakukan untuk menjamin arus pengerjaan produksi dalam pabrik benar-benar dapat dipertahankan pada tingkat paling optimal. Apabila perubahan atas kebutuhan pelaksanaan proses produksi initidak diselaraskan dengan tata letak pabrik, hal tersebut akan berakibat pada kurang lancarnya pelaksanaan pekerjaan. Kurang lancarnya arus proses dan terdapatnya hambatan dalam proses pengerjaan produk akan berakibat pada menurunnya produktivitas. Dalam keadaan demikian itu, integrasi perencanaan 34 pengolahan produk dengan tata letak harus dilakukan manajemen sejak dari awal. Tata letak yang diselaraskan dengan pelaksanaan proses produksi baru akan menjamin pelaksanaan fabrikasi menjadilebih baik dan efisien. 5. Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan Dalam sebuah perusahaan, kondisi lingkungan kerja akan sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja karyawan. Diantara faktor kondisi lingkungan kerja yang memerlukan perhatian adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Suara bising yang dapat menimbulkan gangguan ketenangan kerja; Penerangan yang tidak sesuai; Suhu ruangan yang panas atau terlalu dingin; Warna ruang kerja yang digunakan terlalu mencolok sehingga mengganggu penglihatan; Peralatan kerja, meja kerja, lantai, dinding dan plafon yang apik dan resik; Ruang gerak yang diperlukan terbatas, dan sebagainya. Faktor-faktor kondisi lingkungan kerja ini perlu dipertimbangkan agar semua karyawan perusahan dapat bekerja dengan tingkat produktivitas yang lebih baik. Keluhan-keluhan yang disampaikan para karyan dalam melaksanakan proses produksi sebaiknya ditanggapi secara proporsional oleh manajemen. Keluhan ini dipergunakan sebagai bahan masukan penyusunan perbaikan kondisi lingkungan kerja perusahaan. Dalam upaya memperbaiki mondisi lingkungan kerja ini, perusahaan perlu menyusun perencanaan tata letak pabrik yang cocok dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan. Dengan demikian semua karyawan dapat bekerja dengan lebih baik, produktif, efisien, efektif dan lebih ekonomis. 6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi Dalam sebuah perusahaan seringkali terdengar kecelakaan kerja sewaktu menjalankan sebuah proses produksi. Kecelakaan-kecelakaan kerja ini dapat saja merupakan kecelakaan kecil yang dianggap sebagai kejadian yang biasa atau akibat dari kecelakaan tersebut tidak begitu serius sehingga tidak mendapat rotes keras dari para karyawan. Namun demikian terdapat kemungkinan bahwa kecelakanan yang terjadi dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap karyawan. Bahkan mungkin terjadi kecelakaan kerja tersebut dapat mengakibatkan cacat tetap pada karyawan bahkan kematian atau meninggal dunia. Pada dasarnya kecelakaan kerja pada sebuah perusahaan, meskipun termasuk kategori kecelakaan kecil, tetap merupakan hal yang serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi berukuran besar dan berbasis manusia akan sangat berbahaya bagi para pekerja. Kelengahan dan kekurang hatihatian akan berakibat fatal meskipun diakui bahwa kecelakaan kerja biasanya berawal dari faktor kelengahan karyawan. Namun demikian kewajiban manajemen adalah tetap menjaga dan 35 melakukan kegiatan-kegiatan perlindungan dan proteksi agar kecelakaan kerja ini dapat diminimalisir terjadi pada karyawan perusahaan. Terkait dengan usaha meminimalkan kecelakaan kerja ini, tata letak mesin dan peralatan produksi perlu diatur sedemikian rupa sehingga memiliki derajat kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan kerja. Kesesuaian tata letak dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan, serta dilengkapinya mesin dengan alat-alat pencegah bahaya akan menurunkan resiko kecelakaan kerja. Dengan demikian penyusunan tata letak pabrik, peletakan dan penataan mesin dan peralatan produksi harus menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan. 7. Kebutuhan akan penghematan biaya Tata letak memiliki hubungan yang sangat erat dengan kelancaran arus material, sistemisasi arus pekerjaan, dan pola gerak pekerja pabrik. Arus material berdampak langsung pada material handling cost. Pekerjaan yang tidak sistematis akan berakibat terjadinya arus komponen dan bahan yang bolak balik di tempat pegolahan. Bila ini terjadi, bukan saya material cost handling saja yang meningkat, tetapi juga upah tenaga kerja yang harus dibayar seiring dengan meningkatnya waktu pengerjaan produk. Akibatnya produktivitas, efektifitas dan efisiensi kerja menurun. Dengan demikian, sejak awal faktor-faktor yang berpotensi merugikan tersebut harus telah diukur dan diperhitungkan dalam perencanaan tata letak. Diantara beberapa kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan tata letak adalah jarak tempuh dari pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi yang dihasilkan. Jarak angkut, volume dan berat bahan, produk yang sedang dalam pengerjaan dan hasil selesai akan menentukan jenis peralatan material handling yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut bila tidak dicermati dari awal akan menimbulkan terjadinya kelambatan proses, pemborosan waktu dan sumber daya lainnya sehingga dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas dan efisiensi perusahaan pabrik yang bersangkutan. Manajemen dan tenaga perekayasa harus mampu melakukan perencanaan tata letak bagi pabrik yang mampu menjamin tingginya produktivitas dan efisiensi pabrik. Perencanaan tata letak yang baik akan mengindarkan perusahaan dari kegiatan-kegiatan dan gerakan yang tidak perlu sehingga dapat menciptakan penghematan waktu, tenaga dana sekaligus menjamin kelancaran produksi. Dengan demikian perencanaan tata letak yang baik dapat mereduksi biaya atau menghemat dalam pengeluaran perusahaan. 8. Mendukung pergeseran atau perluasan lokasi pasar produk perusahaan Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan yang berhasil dalam melaksanakan bisnisnya akan mendapat pasar yang lebih luas. Perluasan pasar kadang harus diikuti oleh suatu pertambahan lokasi pemasaran atas produksi yang dihasilkan. Terjadinya pergeseran atau perluasan lokasi pabrik ini akan berdampak pada penataan pabrik. Dalam upaya mendekati konsumennya, perusahaan kadang membutuhkan perluasan salah satu kegiatan produksi di berbagai kota. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pergeseran dan perluasan lokasi pemasaran dapat berdampak pada penataan kembali pusat-pusat produksi perusahaan. 36 6.3 JENIS TATA LETAK Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tata letak berorientasi pada produk; Tata letak berorientasi pada proses; Tata letak posisi tetap; Tata letak gudang; Tata letak kantor; dan Tata letak ritel. Dalam perkembangannya kemudian muncul berbagai model tata letak baru sebagai hasil usaha penyempurnaan terhadap tata letak yang sudah ada, seperti tata letak seluler, tata letak hibrida, tata letak fleksibel dan tata letak untuk pabrik berbasis komputer (terotomatisasi penuh). Modernisasi tata letak tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan fleksibilitas sistem. Pada perencanaan konvensional, tata letak dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Perencanaan tata letak modern dilakukan karena mesin-mesin produksi sudah berbasis komputer. Mesin-mesin CNC dan DNC mulai dipergunakan, bahkan kemudian muncul mesin-mesin dan peralatan full computerized. Pemakaian mesin dan peralatan seperti itu membuat masin dan peralatan diubah setelannya sehingga mampu melaksanakan tugas pengolahan lain atau dipakai untuk menghasilkan produk lain. Umumnya industri modern telah menggunakan tata letak hibrida tersebut. 1. Tata letak berorientasi produk (product layout) Tata letak produk (product layout) lazim juga disebut flow shop atau continous production system layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan sebuah produk atau jasa yang akan diserahkan dimana unit-unit yang diproduksi akan memiliki urutan proses pengerjaan yang sama. Gambar dibawah ini merupakan model umum tata letak pabrik roti 37 Tata letak berorientasi produk ini akan digunakan dengan kentuan sebagai berikut: 1. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda satu dengan lainnya; 2. Volume produksi tinggi (mass production system) dengan tanpa variabel desain atau variabel desain yang sangat terbatas; 3. Urutan proses pengerjaannya tetap; dan 4. Proses produksi bersifat kontinyu atau berkesinambungan. Dengan demikian setiap unit produk yang diproses akan memiliki urutan proses pengerjaan yang sama dan tetap. Dalam tata letak produk ini pusat-pusat kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus, bentuk L atau U untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Pada gambar diatas, disajikan sebuah model hipotik dari sebuah pabrik roti. Work centre ditata sedemikian rupa sehingga memperoleh bagan arus pekerjaan yang berbentuk U. pengendalian mutu dan kegiatan, serta pengolahan data dan informasi dari setiap departemen pengolahan yang ada, dilakukan oleh depertemen pengendalian. Monitoring atas arus bahan, pekerjaan, dan mutu olahan setiap tahapan proses (work centre), termasuk pengendalian mutu, ditunjukkan oleh hubungan timbal balik setiap aktivitas dengan departemen pengendalian. Melalui hubungan timbal balik tersebut, permasalahan yang ada pada setiap departemen atau tahapan proses dapat diikuti dengan cermat sehingga langkah koreksi dapat dilakukan oleh manajemen setiap saat diperlukan. Secara umum tata letak berorientasi pada produk ini lazim dijumpai pada perusahaan fabrikasi dan usaha perakitan. Usaha fabrikasi dan manufaktur membuat produk melalui arus konversi bahan baku menjadi keluaran yang spesifik, seperti pabrik ban mobil, pabrik suku cadang, pabrik kain, pabrik peleburan besi dan sebagainya. Karakteristik tata letak produk yanng menghasilkan keluaran yang sama, dan bersifat tetap adalah mesin yang digunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus dengan tenaga kerja yang memiki keahlian khusus. Material handling umumnya dilakukan dengan sistim ban berjalan, atau tergantung dengan mobile material handling berupa traktor, crane, forklift dan sebagainya. Tata letak yang berorientasi produk memeberikan keuntungan utama yaitu: 1. 2. 3. 4. Biaya variabel per unit yang rendah; Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah; Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan; Memudahkan pelatihan dan pengawasan bai atas pekerja atau manager. Sementara kerugian yang lebih kecil dibanding keuntungannya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dibutuhkan jumlah produksi yang besar karena membutuhkan investasi yang besar pada prosesnya; 2. Penghentian pekerjaan pada titik manapun di seluruh operasi; 38 3. Fleksibilitas yang rendah apabila dilakukan manufaktur dengan berbagai produk atau tingkat produksi. 2. Tata letak proses (process layout) Tata letak proses, atau lazim disebut dengan functional layout (tata letak fungsional) adalah penataan tata letak fasilitas dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya. Model ini baik untuk diterapkan pada perusahaan yang menjalankan pengolahan produk secara kelompok (batch) atau pesanan dari pelanggan secara individual. Ciri-ciri tata letak ini adalah sebagai berikut: 1. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara batch yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya; 2. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pesanan atau pelanggan; 3. Volume produksi terbatas, tapi memiliki keragaman yang banyak; 4. Mesin atau alat produksi yang dipergunakan adalah mesin atau perlatan yang multiguna; 5. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk. Tata letak proses ini diaplikasikan pada rumah sakit. Dokter dikelompokkan menurut keahlian masing-masing dan secara bersama-sama menjalankan kegiatan poliklinik sesuai keahliannya itu. Perusahaan bengkel service kendaraan bermotor, organisasi penelitian, universitas, perusahaan asuransi, kepolisian dan sebagainya menggunakan tata letak proses. Tipe umum tata letak proses disajikan dalam gambar 4.2 Gambar berikut merupakan bentuk umum tata letak proses 39 Gambar Tata letak ruang gawat darurat rumah sakit Pada gambar disajikan bentuk umum tata letak proses pada sebuah rumah sakit dengan beberapa poliklinik. Dalam gambar disajikan contoh kasus layanan pasien A (patah kaki) dan pasien B (kerusakan alat pacu jantung). Kedua pasien itu ditangani secara fungsional (kebutuhan layanan sesuai dengan jenis penyakitnya), sampai selesai dan menyelesaikan kewajiban administrasinya. Keuntungan utama dalam tata letak proses ini adalah fleksibilitasnya dalam menentukan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan pada salah satu mesin, hal tersebut tidak perlu menghambat seluruh proses. Pekerjaan dapat ditransfer ke mesin yang lain dalam depertemen yang sama. Tata letak proses juga juga sangat baik untuk menangani produksi suku cadang dalam bantuk batch atau job lot yang kecil. Pengerjaan berkaitan dengan produksi berbagai suku cadang dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sementara kerugian dalam tata letak proses adalah penggunaan peralatan yang general purpose yang memerlukan waktu lama untuk pemesanannya dan biaya yang lebih tinggi. Disamping itu diperlukan lebih banyak keahlian, tenaga kerja dan persediaan barang dalam proses karena ketidakseimbangan yang besar dalam proses produksi. Keahlian tenaga kerja yang tinggi menuntut diadakannya usaha peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan atau in the job training secara kontinyu. Proses ini membutuhkan investasi besar di bidang sumber daya manusia. 3. Tata letak tetap (fixed position layout) Tata letak tetap lazim juga disebut dengan tata letak proyek. Proyek adalah sistim produksi yang dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen pekerjaan yang tinggi. Kegiatan perakitan pesawat udara, pembuatan kapal pesiar, pembangunan bendungan, jembatan, gedung dan sebagainya tergolong proyek. 40 Dalam tata letak tetap, produk yang dikerjakan tetap berada di suatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat-alat dan perlengkapan, bahan serta pekerja, baik tenaga terampil atau tenaga ahli dibawa ke tempat pengerjaan produk. Faktor penting dalam tata letak ini adalah penentuan lokasi directie-kit, ukuran dan jenis konstruksinya. Directie-kit dimaksud akan dimanfaatkan sebagai ruang kerja aparatur proyek, gudang bahan dan peralatan, tempat reparasi alat-alat proyek dan asrama pengawas dan keamanan proyek. Pada umumnya tata letak tetap menjadi rumit karena dipengaruhi oelh faktor-faktor antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. Ruang geraknya terbatas. Proyek harus tetap berada di posisi pengerjaan; Pada tahap-tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda-beda sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat; Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi, dengan demikian bagian logistik harus selalu siap dengan permintaan terhadap material. Gambar Model umum tata letak posisi tetap dalam pembuatan kapal 4. Tata letak ritel (ritel layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung dn pelanggan merasa nyaman berada dalam bangunan karena udaranya yang sejuk, cahaya yang cukup dan lain-lain. Barang yang didisplay juga memiliki daya tarik, mudah dijangkau serta menjamin keleluasaan bagi seluruh pelanggan untuk bergerak. Loket pembayaran juga harus cukup tersedia sehingga pelanggan tidak perlu antre lama, alunan musik yang lembut dan sebagainya. 41 Ada lima ide yang berguna untuk menentukan pengaturan tata letak menyeluruh untuk departemen store atau supermarket yaitu: 1. Menempatkan produk yang sering dibeli konsumen di sekitar akses ke luar toko atau di dekat kasir; 2. Menggunakan lemari atau alat untuk memjang produk yang mudah dilihat konsumen dari jarak yang cukup jauh; 3. Menempatkan barang spesifik yang menjadi tujuan pelanggan datang ke supermarket pada lorong akses ke kasir dan disebarkan ke berbagai tempat sehingga produk lain dapat terihat juga oleh konsumen; 4. Menggunakan lokasi yang paling ujung untuk menempatkan produk yang berpotensi menimbulkan bau sepeti sayur-sayuran, ikan, daging agar baunya tidak menyebar ke lokasi pajang produk lain; 5. Mempertahankan citra toko dengan memilih secara hati-hati penempatan posisi bagian yang akan menjadi awal pembelanjaan konsumen. Misalnya pada sebuah swalayan dipajang produk makanan kecil dan minuman di dekat kasir untuk menarik minat belanja konsumen atas produk itu pada saat mengantri membayar pada kasir. Gambar tata letak ritel supermarket atau swalayan 5. Tata letak gudang (warehouse layout) Tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimalkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan atau penyerahan barang. Tata letak gudang disesuaikan dengan sistim persediaan yang dipergunakan, misalnya FIFO (first in first out). Pada perusahaan distributor, penentuan lokasi gudang wilayah dan penataan barang persediaan didalamnya sangat penting artinya. Gudang wilayah adalah ujung terdepan perusahaan untuk memperoleh daya saing kecepatan penyerahan produk ke pasar atau pelanggan. 42 6. Tata letak kantor (office layout) Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karywan dan peralatan agar arus pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada terjamin. Tata letak pada kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Ruangan kerja para karyawan harus disesuaikan antara luasnya dengan volume pekerjaannya. Dengan demikian ruangan akan terpakai secara efisien dan karywan dapat bekerja lebih produktif. Keputusan mengenai penentuan tata letak sangat penting artinya karena tata letak memiliki kontribusi yang besar serta berhubungan langsung dengan efisiensi proses produksi. Dalam penerapannya tata letak konvensional sudah tidak memedai lagi sehingga perusahaan harus mulai beralih pada perencanaan tata letak yang modern sesuai dengan kebutuhan proses produksi barang atau jasa yang dihasilkannya. Perusahaan dapat mengadopsi atau mengembangkan model tata letak yang dibuat oleh para konsultan layout maupun peneliti tata letak. Tata letak modern sudah terintegrasi dengan sistim yang terkomputerisasi dengan mesin atau peralatan produksi. Dengan mempelajari lebih lanjut tentang desain tata letak ini, maka diharapkan perusahaan mampu melakukan proses produksi secara lebih efektif dan efisien dengan menekan biaya-biaya yang dapat timbul karena kurang baiknya pengaturan tata letak. 43 7. TEORI ANTRIAN 7. 1. Konsep Teori Antrian Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan.Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987). Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut 1. Sistem pelayanan komersial 2. Sistem pelayanan bisnis – industri 3. Sistem pelayanan transportasi 4. Sistem pelayanan social Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain. 7.2 Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Populasi dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam sistem 2. Sistem pelayanan 3. kondisi pelanggan saat keluar sistem 44 1. Populasi dan Cara Kedatangan Pelanggan A) Populasi Populasi yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variable acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu. B) Distribusi Kedatangan Secara umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat kedatangan unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur - tetap dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama. Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana antrian dikendalikan oleh mesin. Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst. Ciri distribusi poisson: i). rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval 45 probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0). Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain. Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial . Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial . 46 Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi. Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian. C). Pola Kedatangan Kedatangan unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus, dapat dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar pelanggan tergiring datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian, dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak dapat dikendalikan misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau pemadam kebakaran atau kantor polisi. D) Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang Kedatangan tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja hanya terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals, misalnya kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah restoran. E) Tingkat Kesabaran Tingkat kesabaran pelanggan dalam antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang yang bersedia menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan perilaku tidak sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu dalam antrian. Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan yang tidak sabar dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama adalah orang yang datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian, lalu memutuskan meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang datang, melihat fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa lama kemudian meninggalkan sistem. 7.3 Sistem Pelayanan Antrian 47 Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan ketersediaan fasilitas. A) Garis antrian/ baris tunggu. Faktor-faktor yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian dan disiplin antrian. Panjang Kapasitas Antrian Dalam pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan menjadu dua yakni 1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak terbatas, misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli tiket bioskop. 2) panjang kapasitas antrian yang terbatas baik karena ketentuan peraturan atau karena keterbatasan karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir. Jumlah Antrian. Jumlah antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian tunggal. Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian. Disiplin Antrian Disiplin antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu : 1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop. 2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama. 3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada 4. peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba. 5. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, 48 meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter. Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan, 1991). B) Ketersediaan Pelayanan Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu : Tersedianya pelayanan Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat. Kapasitas pelayanan Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda. Karakteristik Waktu Pelayanan/ Lamanya pelayanan Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial. 49 7.4 Kondisi pelanggan saat keluar system.\ Setelah pelanggan dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu keluar sistem: 1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan mengantri lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan dioperasikan lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.atau 2) pelanggan hanya kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang. Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh atau modifikasi sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat untuk rusak lagi. 7.5 Karakteristik Antrian Karakteristik kedatangan atau masukan sistem Sumber input yang mendatangkan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki karakteristik utama, seperti ukuran populasi, perilaku kedatangan dan pola kedatangan. Disiplin Antrian Merupakan aturan antrian yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan untuk menerima pelayanan yang terdiri dari: 1. First Come First Served (FCFS) atau First In First out (FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain-lain. 2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama. 3. Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang secara acak, tidak peduli siapa dulu yang tiba untuk dilayani. 4. 4. Shortest Operation Times (SOT) merupakan sistem pelayanan yang membutuhkan waktu pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama. Antrian Batasan panjang antrian nisa terbatas ( limited ) bisa juga tidak terbatas ( unlimited ). Pengguna jasa busway mempunyai panjang antrian yang tidak terbatas ( unlimited ) 7.6 Struktur Antrian Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk 50 mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini. Bentuk Model Umum : 1/ 2/ 3/ 4 1 = Tingkat kedatangan 2 = Tingkat Pelayanan 3 = Jumlah fasilitas pelayanan 4 = Besarnya populasi Notasi yang sering dipakai adalah : Singkatan Penjelasan M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson D Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan) K Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan S Jumlah fasilitas pelayanan I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite) F Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite) Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F). Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian : 1. Single Channel – Single Phase Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan. 51 2. Single Channel – Multi Phase Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil. 3. Multi Channel – Single Phase Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank. 4. Multi Channel – Multi Phase Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000). 52 8. PEMILIHAN LOKASI 8.1 Arti Pentingnya Penentuan Lokasi Satu keputusan yang paling penting dalam manajemen operasi jasa adalah menentukan di mana perusahaan atau organisasi jasa atau pelayanan akan ditempatkan. Setelah lokasi dipilih, perusahaan jasa segera didirikan dan tata letaknya segera diatur untuk memudahkan kegiatan operasionalnya. Organisasi jasa memilih lokasi berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti strategi pengembangan organisasi , kemungkinan meningkatnya permintaan, keberadaan fasilitas pelayanan yang ada saat ini yang sudah tidak memenuhi syarat lagi bila masih digunakan di masa mendatang, atau kemungkinan adanya ekspansi, baik fasilitasnya maupun perusahaan atau organisasinya (Haksever et al., 2000). Keputusan mengenai lokasi biasanya berkaitan dengan tiga hal, yaitu memperluas fasilitas atau perusahaan jasa yang ada dan membuka kembali di lokasi yang baru, atau membuka satu atau beberapa lokasi baru. Keputusan penentuan lokasi untuk menghasilkan produk merupakan aspek kunci dalam membuat keputusan strategik dan logistik untuk perusahaan manufaktur. Lokasi optimum menawarkan keunggulan bersaing dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi atau perusahaan (McCarthy & Atthirawang, 2003). Dalam persaingan, globalisasi dan kompleksnya lingkungan tempat beroperasinya perusahaan akan bertambah, pengelolaan jaringan kerja internasional terintegrasi menjadi tugas penting manajer operasi. Menurut Vereecke dan Van Dierdonck (2002), keputusan mengenai lokasi didasarkan pada pertimbangan ciri struktural dan infrastruktural. Pertimbangan struktural merupakan ukuran dan lokasi perusahaan, kapasitas, tipe peralatan, dan tingkat otomatisasi peralatan. Sementara pertimbangan infrastruktural meliputi keahlian karyawan, tingkat otonomi lokasi, dan struktur organisasi. Keputusan dalam pemilihan lokasi pelayanan cenderung merupakan bagian penting dari keseluruhan strategi pemasaran untuk menyampaikan produk atau pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan tidak dapat menyederhanakan survei karakteristik demografi dan membangun fasilitas pada lokasi dengan tanda-tanda penting dari pelanggan, atau adanya pertimbangan finansial yang merupakan bagian dari keputusan pemilihan lokasi. Keputusan lokasi memang lebih sering dilakukan untuk operasi jasa atau pelayanan daripada perusahaan manufaktur. Fasilitas untuk pelayanan yang berhubungan dengan bisnis cenderung lebih kecil dan murah. Pelayanan tergantung pada tingkat kejenuhan pasar, sehingga lokasi merupakan bagian nyata dari produk. Lokasi perusahaan manufaktur juga penting, tetapi untuk berbagai alasan yang berbeda. Meskipun kriteria lokasi yang utama untuk bisnis jasa biasanya adalah kemudahan akses oleh pelanggan, perusahaan manufaktur juga menggunakannya dengan kriteria yang berbeda. Kriteria untuk perusahaan manufaktur misalnya karakteristik karyawan, biaya tenaga kerja atau upah, kedekatan dengan pemasok dan pasar, biaya distribusi dan transportasi, biaya dan ketersediaan energi, infrastruktur masyarakat seperti jalan raya, peraturan pemerintah, kualitas kehidupan kerja, dan pajak. 53 Dimensi terpenting dalam memilih lokasi perusahaan jasa adalah fleksibilitas, posisi pesaing, manajemen permintaan, dan fokus. Fleksibilitas lokasi merupakan suatu ukuran derajat pelayanan yang dapat bereaksi dengan perubahan ekonomi. Karena keputusan mengenai lokasi merupakan komitmen jangka panjang dengan aspek intensif modal, maka pemilihan lokasi harus dapat responsif terhadap kondisi perekonomian masa mendatang, demografi, budaya, dan keunggulan bersaing. Posisi persaingan menunjukkan metode dimana perusahaan didirikan adalah relatif atau tergantung pada pesaingnya. Beberapa lokasi dapat berfungsi sebagai hambatan bagi pesaing. Dengan mendirikan perusahaan di lokasi yang baik maka perusahaan akan memenangkan persaingan. Manajemen permintaan merupakan kemampuan mengendalikan kuantitas, kualitas, dan waktu permintaan. Hotel misalnya, dapat mengendalikan permintaan denggan menempatkan hotelnya di tempat yang berbeda dari pesaingnya. Fokus dapat dikembangkan dengan menawarkan pelayanan di beberapa lokasi. Beberapa strategi pemilihan lokasi yang sering digunakan anatara lain pengklasteran kompetitif, pemasaran jenuh, perantara pemasaran, mensubsitusikan komunikasi, pemisahan front office dan back office, pengaruh internet, dan pertimbangan tempat (Fritzsimmons & Fritzsimmons, 2008). Pengklasteran kompetitif (competitive clustering) merupakan reaksi untuk mengobservasi perilaku pelanggan bila mereka harus memilih di antara pesaingnya. Mendirikan hotel misalnya, akan lebih menguntungkan bila berada di tengah-tengah pesaingnya daripada ditempatkan di tempat terpencil. Pemasaran jenuh (saturation marketing) dilakukan justru dengan menghindari kedekatan dengan pesaing. Strategi tersebut menyarankan bahwa lokasi yang dipilih adalah lokasi yang baru dan jauh dari pesaing, sehingga perusahaan tetap menjadi ‘leader’ di daerah tersebut. Perantara pemasaran (marketing intermediaries) digunakan untuk lebih menarik minat pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan. Saluran distribusi tidak digunakan dalam pelayanan karena sifat pelayanan yang intangible, tidak dapat disimpan dan tidak dapat didistribusikan. Mensubsitusikan komunikasi dilakukan dengan bantuan alat-alat elektronik. Dengan dikenalnya internet di pertengahan tahun 1990 an, pelanggan kini tidak perlu lagi datang ke lokasi produsen atau penjual untuk mendapatkan barang. Untuk pelayanan, pelanggan juga tinggal melihat di web site untuk jenis pelayanan yang diinginkan dan menggunakan fasilitas call center untuk memanggil karyawan perusahaan jasa yang diinginkan. Web site kini telah menjadi virtual location dan merupakan alternatif saluran distribusi. Dalam memilih lokasi yang berada di tengah perumahan, perusahaan jasa memperhatikan hal, yaitu : Akses, yaitu kemudahan keluar dan masuk ke dan dari jalan raya menuju lokasi, serta kemudahan mendapatkan sarana angkutan umum. 1. Jarak penglihatan, yaitu nampak dari jalan umum atau mudah mencari lokasi yang dimaksud dan dapat memasang berbagai petunjuk jalan menuju lokasi. 2. Lalu lintas, yaitu tingkat kemacetan atau kelancaran jalan raya. 3. Parkir, yaitu adanya sarana parkir yang memadai. 4. Ekspansi, yaitu kemungkinan ruang-ruang yang ada diperluas. 54 5. Lingkungan, yaitu lingkungan sekitarnya yang mendukung pelayanan atau yang dapat berkomplemen dengan pelayanan atau jasa ynag ditawarkan. 6. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. 7. Pemerintah, yaitu ada dan tidaknya peratauran pemerintah yang melarang jasa atau pelayanan diberikan di daerah tersebut, serta tingkat pajak, khususnya pajak bumi dan bangunan. 8. Tenaga kerja, yaitu tersedianya karyawan dengan keahlian seperti yang diinginkan. 9. Pelengkap, yaitu pelayanan yang berkomplemen atau yang dapat melengkapi pelayanan yang ditawarkan. 8. 2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Menurut Haksever et al. (2000), beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi: 1. Profil bisnis, yang meliputi ciri dan karakteristk bisnis yang dijalankan, dengan berbagai ukuran capaian atau keberhasilannya. Profil bisnis ini digunakan terutama untuk menentukan kriteria pemilihan lokasi yang sesuai. 2. Faktor-faktor lokasi yang dominan. Pemilihan lokasi untuk pelayanan tergantung pada beberapa faktor dan merupakan pilihan (trade off) di antara manfaat dan biaya. Beberapa faktor yang dominan antara lain dekat dengan pelanggan (customer based), biaya lokasi (cost based), dekat dengan pesaing (competitor based), tersedianya sistem pendukung (support system), faktor lingkungan atau geografi, iklim bisnis, komunikasi (communication based), transportasi (transportation based), dan keinginan personal terhadap pimpinan. 3. Kriteria umum untuk pemilihan lokasi, yang meliputi kriteria subyektif dan kriteria obyektif. 4. Berbagai kesalahan umum yang dibuat dalam pemilihan lokasi. Kesalahan pada umumnya terjadi apabila perusahaan atau organisasi menutupi informasi yang diperlukan atau membatasi informasi yang masuk. 5. Multiple Locations. Lokasi yang dipilih sebaiknya tidak hanya satu. Hal ini berarti perusahaan atau organisasi harus menentukan beberapa lokasi yang masuk nominasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 55 Profil bisnis merupakan ciri-ciri kegiatan bisnis yang dilakukan dan kebutuhan lokasi untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut. Profil bisnis juga merupakan ciri bisnis dan keinginan bisnis yang terkait dengan lokasi atau tempat. Profil bisnis bersama dengan perencanaan strategik perusahaan mempengaruhi pencarian lokasi yang layak. Langkah pemilihan dan evaluasi lokasi dipaparkan pada gambar 1. Gambar 1. Langkah- Langkah Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi atau tempat untuk memberikan pelayanan tergantung beberapa faktor yang semuanya mengandung pilihan antara biaya dan manfaatnya. Ada beberapa faktor yang mendominasi proses pemilihan dan membatasi banyaknya lokasi yang dievaluasi. Berikut ini adalah sembilan faktor yang menurut Haksver et al. (2000) menentukan dan mempengaruhi pemilihan lokasi atau tempat memberikan pelayanan kepada pelanggan: 1. Pelanggan. Pelanggan menentukan ke mana mereka akan mendapatkan pelayanan. Pelayanan lebih baik dibuatkan di lokasi yang dekat dengan pelanggan. 2. Biaya. Biaya operasi menjadi faktor penentu yang dominan dalam penilaian. 3. Pesaing. Beberapa bidang usaha justru memilih lokasi dekat dengan pesaing agar dapat mengobservasi, berbagai sumber daya, dan gambaran pelanggan di mata pesaing. 4. Sistem pendukung. Perusahaan juga memilih lokasi yang tersedia untuk lokasi yang sangat terganggu pada sistem pendukung. 5. Faktor geografi atau lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat menjadi pendukung dan dapat menghambat dalam pemilihan lokasi. 56 6. Iklim bisnis. Faktor iklim bisnsis merupakan faktor utama dalam pemilihan lokasi terutama dalam perusahaan asuransi ataupun institusi pendidikan. 7. Komunikasi. Perusahaan jasa khususnya dalam bidang pelayanan keuangan memerlukan komunikasi yang cepat dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, pelayanan keuangan seperti perbankan sangat terdukung bila ditempatkan di kota besar yang jaringan komunikasinya baik. Sistem telekomunikasi yang baik merupakan pengganti transportasi. 8. Transportasi. Bisnis melalui pos atau surat dan pelayanan penyampaian secara cepat cenderung membuat keputusan lokasi berdasarkan jaringan kerja transportasi yang baik. 9. Keinginan Pribadi. Beberapa pihak yang terkait dalam pemilihan lokasi pasti mempunyai berbagai kepentingan yang bisa saling mendukung, tetapi juga bisa tumpang tindih. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemisahan antara kepentingan masing-masing individu dan kepentingan organisasi. Selanjutnya, beberapa kriteria umum yang seringkali digunakan dalam pemilihan lokasi dapat dibagi ke dalam kriteria subyektif dan kriteria obyektif. Masing-masing kriteria tersebut meliputi penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Secara keseluruhan, Haksever et al. (2000) memaparkan dua puluh faktor umum dalam pemilihan lokasi, yaitu: 1. Ketersediaan dan biaya tenaga kerja 2. Sejarah dan budaya karyawan 3. Pusat-pusat pendidikan 4. Pusat-pusat rekreasi dan kebudayaan 5. Daya listrik 6. Transportasi dan jalan raya 7. Sistem kesehatan dan kesejahteraan 8. Iklim dan cuaca 9. Pengelolaan geografi dan lingkungan 10. Iklim bisnis 11. Pajak 12. Sistem perawatan kesehatan 13. Pemasok dan pendukung perusahaan jasa 14. Populasi dan tren dalam populasi 15. Sistem komunikasi 16. Pilihan manajemen 17. Biaya hidup 18. Sikap komunikasi 19. Biaya tanah dan kontruksi (pajak bumi dan bangunan) 20. Kemungkinan mengadakan ekspansi 57 Selain berbagai faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan mengevaluasi lokasi, beberapa kesalahan yang timbul dalam pemilihan lokasi juga dapat diidentifikasi. Beberapa kesalahan tersebut antara lain: 1. Kesalahan meramalkan tren yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan informasi yang ada saat ini. 2. Kegagalan dalam mengembangkan profil perusahaan yang seharusnya dapat mencari lokasi untuk membangun daripada lokasi untuk meningkatkan usaha atau bisnisnya. 3. Membayar biaya yang terlalu mahal untuk pajak bumi dan bangunan. 4. Kegagalan dalam memahami pergerakan orang. 5. Membayar upah yang terlalu mahal dibanding produktivitasnya. 6. Kegagalan dalam mengkoordinir konstruksi dan perpindahan operasi bisnis. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam memilih lokasi adalah mempertimbangkan posisi atau lokasi perusahaan lain yang terkait, seperti lokasi pemasok, lokasi pesaing, lokasi pelanggan, dan sebagainya. Manajer mempertimbangkan berbagai faktor dalam pemilihan lokasi, seperti kedekatan dengan pemasok, kedekatan dengan pelanggan, biaya tenaga kerja, dan biaya transportasi. Menurut Krajewski et al. (2007), manajer pada umumnya dapat tidak mempedulikan faktor-faktor yang menggagalkan tercapainya paling tidak satu dari dua kondisi berikut: 1. Faktor-faktor harus sensitif terhadap lokasi, dalam arti manajer tidak seharusnya memperhatikan faktor yang tidak dipengaruhi oleh keputusan lokasi. 2. Faktor-faktor harus mempunyai dampak pada kemampuan perusahaan memenuhi tujuan atau sasarannya. Krajewski et al. (2007) juga membedakan berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa atau pelayanan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur antara lain: 1. Iklim kerja yang menyenangkan. Iklim kerja merupakan fungsi dan tingkat upah, kebutuhan pelatihan, sikap terhadap pekerjaan, produktivitas karyawan, dan kekuatan atau kekompakan serikat pekerja. 2. Kedekatan dengan pasar. Kedekatan dengan pasar dapat meminimalkan biaya transportasi antara perusahaan dengan pembeli. Hal ini diperlukan bagi perusahaan jasa yang pelayanannya tidak dapat ditunda, atau perusahaan yang menghasilkan barang yang mudah rusak atau busuk atau barang yang sulit dan mahal untuk dibawa. 3. Kualitas kehidupan. Sekolah yang baik, fasilitas rekreasi, kebudayaan, dan gaya hidup yang atraktif akan memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan kerja karyawan. 58 4. Kedekatan dengan pemasok dan sumber daya. Perusahaan yang memerlukan bahan baku yang berat atau besar sehingga sulit dibawa, sebaiknya memilih lokasi yang dekat dengan pemasok. Hal ini akan menghemat biaya transportasi bahan dan biaya penanganan bahan. 5. Kedekatan dengan fasilitas perusahaan induk. Perusahaan yang sangat tergantung pada perusahaan lain akan melakukan koordinasi secara intensif dengan perusahaan induk agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. 6. Biaya pengguanaan, pajak, dan kepemilikan atau hak milik. Faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai sarana atau fasilitas pendukung seperti telepon air, dan energi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena berdampak pada biaya fasilitas. Sedangkan fakor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan jasa atau pelayanan antara lain: 1. Kedekatan dengan pelanggan. Pelanggan adalah faktor utama dalam menentukan lokasi perusahaan jasa, karena sifat pelayanan yang tidak dapat ditunda. Pelanggan akan memilih pelayanan yang mudah terjangkau karena akan menghemat biaya dan waktu pelanggan dalam mendapatkan pelayanan tersebut. 2. Biaya transportasi dan kedekatan dengan pasar. Kedektan dengan pasar sama dengan kedekatan dengan pelanggan, sehingga meminimalkan biaya transport pelanggan dan waktu yang digunakan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan. 3. Lokasi pesaing. Pemilihan lokasi juga berdampak pada persaingan. Manajer harus mempertimbangkan lokasi pesaing bukan hanya pesaing yang ada saat ini tetapi juga pesaing yang akan muncul di masa mendatang. 4. Faktor-faktor khusus lokasi. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan jasa misalnya kemacaetan lalu lintas jalan raya, tempat parkir yang nyaman, keamanan lokasi, atau kedekatan dengan sarana dan prasarana angkutan umum. Sementara itu, Chase et al. (2006) juga mengungkapkan berbagai isu yang terkait dengan evaluasi dan pemilihan lokasi, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kedekatan dengan pelanggan Iklim usaha Biaya total (biaya tetap dan biaya variabel) Infrastruktur Kualitas karyawan Fasilitas-fasilitas lain Daerah perdagangan bebas Risiko politikal Hambatan yang berasal dari pemerintah 59 10. Peraturan atau regulasi 11. Keunggulan bersaing 8.3 Metode Penentuan Lokasi A. Metode Penilaian Faktor Metode penilaian faktor (factor rating method) merupakan salah satu dari beberapa metode kualitatif dalam pemilihan lokasi. Metode tersebut digunakan untuk memilih dan menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan. Faktor-faktor tersebut diberi bobot kepentingan, sedangkan masing-masing lokasi dinilai berdasarkan pengamatan tim peneliti. Hasil penilaian masing-masing lokasi beserta bobot kepentingannya merupakan faktor yang mempengaruhi nilai masing-masing lokasi. Lokasi yang dipilih tentu saja yang mempunyai nilai tertinggi. Adapun langkah-langkah dalam metode pertimbangan atau penilaian faktor tersebut adalah: 1. Mengembangkan faktor-faktor yang relevan 2. Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif sasaran perusahaan 3. Mengembangkan skala untuk setiap faktor (misal 1 sampai 5, atau 1 sampai 10, atau 1 sampai 100, dan seterusnya) 4. Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi 5. Mengalihkan skor dan beban setiap faktor 6. Membuat rekomendasi berdasar skor maksimum, lalu dibandingkan dengan cara kualitatif. B. Metode Analisis Titik Impas Analisis titik impas (break even analysis) dapat membantu manajer dalam membandingkan alternatif lokasi berdasarkan faktor-faktor kuantitatif yang ditunjukkan dengan biaya total. Beberapa tahapan model tersebut adalah: 1. Menentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. Biaya variabel merupakan bagian biaya total yang bervariasi mengikuti banyaknya output yang dihasilkan. Sementara itu, biaya tetap merupakan bagian dari biaya total yang konstan berapapun unit yang dihasilkan. 2. garis biaya total pada suatu grafik dengan sumbu vertikal (ordinat) biaya dan sumbu horisontal (aksis) unit yang dihasilkan (output). 3. Identifikasi lokasi biaya total terendah. 4. Tentukan lokasi dengan biaya terendah yang relevan. C. Metode Pusat Gravitasi 60 Metode pusat gravitasi (center-of-gravity method) merupakan teknik matematika yang digunakan untuk menemukan lokasi untuk pusat distribusi tunggal yang melayani sejumlah lokasi yang terkait, seperti pemasok, pelanggan dan sebagainya. Metode ini dilakukan dengan mencari tempat dengan menemukan biaya angkut terbaik ke pusat distribusi. D. Metode Muatan-Jarak Metode muatan-jarak (load-distance method) ini merupakan variasi dari metode pusat gravitasi untuk menentukan koordinat titik lokasi fasilitas. Dalam metode ini seperangkat koordinat titik lokasi tunggal tidak diidentifikasi. Sebagai gantinya, berbagai lokasi dievaluasi menggunakan nilai muatan-jarak yang merupakan ukuran berat dan jarak. E. Metode Transportasi Metode transportasi merupakan metode yang dilakukan secara berulang untuk menyelesaikan masalah yang meminimalkan biaya angkut produk dari satu lokasi ke lokasi lain sebagai tujuan. Ada dua metode yang digunakan dalam model transportasi, yaitu metode sudut barat laut dan metode biaya terendah. Metode sudut barat laut dilakukan dengan mengisi sel kosong mulai sel yang ada disebelah kiri atas, lalu ke sel di sebelah kanan atau bawahnya dengan memperhatikan biaya total masing-masing tujuan. F. Metode Delphi Metode Delphi merupakan proses sistematis dan berulang untuk mendapatkan konsensus mengenai pandangan para ahli secara panel. Pendekatan yang sering digunakan adalah teknik peramalan kualitatif yang digunakan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai isu-isu khusus, topik, atau bidang-bidang permasalahan. Pendekatan Delphi menggunakan kelompok ahli untuk menyusun tanggapan yang lebih akurat dan lebih informatif daripada yang dicapai secara individual. Metode Delphi berbeda dari brainstorming dan pendekatan kelompok-kelompok lain yang menyediakan interaksi kelompok individu yang dapat memberikan tanggapan. Pendekatan ini membantu mengurangi pengaruh individu yang dominan dan untuk mengembangkan konsistensi pendapat para ahli dengan isu subyektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kuantitatif dalam pemilihan lokasi adalah adanya pilihan antara biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Faktor kuantitatif disebut juga sebagai faktor konvensional. Sedangkan faktor kualitatif meliputi faktor-faktor sosial 61 dan politik serta persaingan global dan faktor yang berhubungan dengan ekonomi. Dalam metode Delphi terdapat berbagai kriteria dan sub kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi, yaitu: 1. Biaya, dengan sub kriteria biaya tetap, biaya transportasi, tingkat upah dan trend dalam upah, biaya energi, biaya pemanufakturan, biaya tanah, biaya kontruksi, leasing, dan biayabiaya lain (biaya penelitian dan pengembangan, biaya transaksi, biaya manajemen, dan sebagainya). 2. Karakterisik karyawan, yang meliputi sub kriteria kualitas kerja karyawan, ketersediaan tenaga kerja, tingkat pengangguran, serikat kerja, sikap terhadap pekerjaan dan perputaran kerja karyawan, motivasi karyawan, dan pengelolaan kekuatan kerja. 3. Infrastruktur, yang meliputi sub kriteria keberadaan transportasi (pesawat, kapal, kereta api, truk, mobil dan lain sebagainya), kualitas dan reliabilitas transportasi, kualitas dan reliabilitas berbagai sarana (misal ketersediaan air, penanganan sampah, dukungan energi, dan seterusnya), dan sistem telekomunikasi. 4. Kedekatan dengan pemasok, yang meliputi kualitas pemasok, alternatif pemasok, persaingan pemasok, ciri proses pasokan (reliabilitas sistem), serta kecepatan dan tanggapan pemasok. 5. Kedekatan dengan pasar atau pelanggan, yaitu kedekatan dengan permintaan, ukuran pasar yang dilayani atau pasar potensial, trend populasi serta ciri dan penyimpangan permintaan. 6. Kedekatan dengan perusahaan induk. 7. Kedekatan dengan persaingan, yaitu kedekatan dengan lokasi pesaing. 8. Kualitas kehidupan, yang meliputi lingkungan, sikap masyarakat terhadap bisnis dan industri, iklim, sekolah, gereja, rumah sakit, kesempatan berekreasi (staf dan anak-anak), sistem pendidikan, tingkat kriminalitas, dan standar kehidupan. 9. Kerangka kerja legal dan peraturan yang meliputi sub kriteria hukum kompensasi, peraturan lingkungan, hukum hubungan industrial, sistem legal, birokratik red tape, persyaratan, untuk pengaturan korporasi lokal, peraturan yang terkait dengan joint venture dan merger, dan aturan transfer of learning dengan luar negeri. 10. Faktor-faktor ekonomi, yang meliputi struktur pajak dan insentif pajak, insentif keuangan, kewajiban masyarakat, inflasi, kekuatan mata uang dan iklim bisnis, hutang negara, tingkat suku bunga, pertumbuhan GDP/GNP, dan pendapatan per kapita. 11. Faktor-faktor politik dan pemerintah, yang meliputi laporan stabilitas pemerintah, struktur pemerintahan, konsistensi kebijakan pemerintah, sikap pemerintah terhadap investasi. 12. Faktor-faktor sosial dan budaya, yaitu karakteristik norma, budaya, dan bahasa pelanggan. 62 9. MODEL PERENCANAAN KAPASITAS 9.1 PENGERTIAN KAPASITAS DAN KAPASITAS DESAIN EFEKTIF Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut), atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produk yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan bahkan pasar keseluruhan akan hilang. Oleh karena itu, penetapan ukuran fasilitas sangat menentukan tujuan pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi tinggi. Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu: a. Kapasitas Desain, Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk perawatan yang rutin. b. Kapasitas Efektif, Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. Kapasitas efektif sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi. c. Kapasitas Aktual, Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif. Kapasitas menentukan : a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada. Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi) Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu: 1) Potential Capacity Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari. 63 2) Immediate Capacity Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif). 3) Effective capacity Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai. Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer.Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi. 9.2 PENGERTIAN PERENCANAAN KAPASITAS 1. Pengertian Perencanaan Kapasitas a. Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk. 2. Tujuan Perencanaan Kapasitas a. Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan. 3. Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu: Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan Jangka menengah Perencanaan Jangka Pendek Mengubah Kapasitas Menambah fasilitas Menambah peralatan yang memiliki lead time panjang Subkontrak Menambah peralatan Menambah shift * Menggunakan Kapasitas * Menambah karyawan Menambah atau menggunakan persediaan Penjadwalan tugas Penjadwalan karyawan Penjadwalan mesin 64 * Terdapat pilihan yang sangat terbatas a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan) Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian – penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi b. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan) Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama. Perencanaan kapasitas c. Kapasitas jangka panjang (>1 tahun) Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak. A. PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja. Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman), 1. Meningkatkan jumlah sumber daya; a. Penggunaan kerja lembur b. Penambahan regu kerja 65 2. 3. 4. 5. c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time d. Sub-Kontrak e. Kontrak kerja Memperbaiki penggunaan sumber daya: a. Mengatur regu kerja b. Menetapkan skedul Memodifikasi produk: a. Menentukan standar produk b. Melakukan perubahan jasa operasi c. Melakukan pengawasan kualitas Memperbaiki permintaan: a. Melakukan perubahan harga b. Melakukan perubahan promosi Tidak memenuhi permintaan: a. idak mensuplai semua permintaan B. PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin. Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti: a. Pola permintaan jangka panjang b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan: 1. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy) Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi. 2. Strategi ekspansionis Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran. 66 Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan – keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya. 9.3 KAPASITAS DAN STRATEGI Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu. Keputusan kapasitas harus dipadukan ke dalam misi dan strategi organisasi. Investasi tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang terpadu yang dapat menempatkan perusahaan dalam posisi yang menguntungkan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah “Apakah investasi ini pada akhirnya akan memikat pelanggan?” dan “Keunggulan bersaing apakah yang didapatkan (seperti fleksibilitas proses, kecepatan pengantaran, peningkatan kualitas dan lainnya)?” Kesepuluh keputusan MO begitu juga elemen organisasi lain terpengaruh oleh adanya perubahan kapasitas. Perubahan kapasitas akan berdampak pada penjualan dan arus kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (suply chain), sumber daya manusia, dan pemeliharaan. 9.4 JENIS DAN PERTIMBANGAN KAPASITAS Di dalam perencanaan kapasitas perusahaan terdapat dua macam jenis kapasita s, yakni kapasitas desain dan kapasitas efektif. Kapasitas design merupakannoutput maksimu m sistem teoritis pada periode tertentu. Atau dapat dikatakan sebagaijumlah output yang dihasilk an oleh suatu perusahaan setiap harinya. Kapasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingk atan tertentu, seperti jumlah produkyang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau seti ap tahun. Bagi banyak perusahaan,pengukuran kapasitas dapat dilakukansecara langsung Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai dengan keterbatasan operasi. Kapasitasefektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain karena fas ilitas yang adamungkin telah dirancang untuk versi produk yang sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi. Hal sepertiini umumnya terjadi pada per usahaan besar, dimana kapasitasefektifnya lebih kecil daripada kapasitas design, karena perusaha an besar lebih fokus pada produksi dengan back up fasilitas dan bahan baku yang melimpah. Namun, hal berbeda terjadi pada usaha kecil dan menengah (UKM), dimana kapasitas efektif l ebih besar dari kapasitas design. Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat yaitu Utilisasi dan Efisiensi. Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi adalah persentasi kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Bagaimana fasilitas digunakan dan dikelola akan menentukan sulit tidaknya mencapai 100% efisiensi. Manajer operasi cenderung dievaluasi pada tingkat efisiensinya. 67 Kunci peningkatan efisiensi sering terdapat dalam perbaikan permasalahan kualitas dan dalam penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif. Utilisasi dapat dihitung sebagai berikut : Output Aktual Output Aktual Efisiensi = ________________ Utilitas = ____________________ Kapasitas efektif Kapasitas desain Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahuiseberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render (1997) merumuskan utilisasi sebagai output act ual dibagi dengan kapasitas desain, danefisiensi diperoleh dari rasio outputaktual terhadap kapasi tas efektif. Menentukan Kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di mas mendatang. Jjika permintaan barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan investasi yang ketat, Heizer dan Render(1997) empat pertimbangan khusu bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik yaitu : 1. Ramalkan Permintaannya Secara Akurat, sebuah permalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya, prospeknya, dan siklus hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan. Manajemen harus mengetahui produk sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang di perkirakan 2. Memahami Teknologi dan Peningkatan Kapasitas, Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tapi setelah volume ditentukan. Keputusan teknoliginya dapat dipandu dengan analisis biaya. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatif menjadi beberapa saja.Teknologi juga menentukan peningkatan kapasitasnya. Manejer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang tepat 3. Temukan Tingkat Operasi (Volume) yang Optimal. Teknologi dan peningkatan kapasitas menentukan ukuran optimal suatu fasilitas. Ada dua kemungkinan dengan tingkat operasi, yaitu apabila lebih kecil, maka biaya tetapnya akan sangat memberatkan dan jika lebih besar, maka fasilitas tersebut memerlukan lebih dari satu manajer untuk mengawasi. 9.5 MENGELOLA PERMINTAAN Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan aktual dan kapasitas yang tersedia. Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihi permintaan. Perusahaan dapat memiliki beberapa pilihan: Permintaan melebihi kapasitas Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis 68 dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas. Kapasitas melebihi permintaan Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk. Penyesuaian pada permintaan musiman Sebuah pola permintaan musiman atau siklus permintaan merupakan tantangan yang lain pada kapasitas. Dalam beberapa kasus, manajemen merasa terbantu jika dapat menawarkan produk dengan pola permintaan yang saling melengkapi – yaitu, produk-produk dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi dan jenis lain memiliki permintaan rendah. Contoh : Perusahaan menambahkan sebuah lini produk mobil salju agar pada saat winter tiba penjualan terhadap produknya tetap bertahan. Taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan : 1. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan) 2. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan atau menjual atau menyewakan peralatan yang ada 3. Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi 4. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi 5. Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi preferensi produk yang berubah secara lebih baik 6. Menutup pabrik Manajemen permintaan bertanggung jawab untuk mendistribusikan kapasitas untuk memastikan bahwa layanan penting tidak terpengaruh, atau setidaknya untuk meminimalkan dampak pada mereka. Untuk melakukan tugas ini secara efisien penting bahwa manajemen kapasitas menyadari prioritas bisnis pelanggan dan dapat bertindak sesuai. Namun, manajemen permintaan jangka menengah hingga jangka panjang adalah tugas yang kurang penting. Peningkatan kapasitas selalu memerlukan biaya, dan seringkali hal ini tidak perlu. Kapasitas pemantauan benar memungkinkan untuk mengidentifikasi kelemahan atau hambatan dalam infrastruktur TI dan menilai apakah mungkin untuk mendistribusikan beban kerja dalam jangka panjang dalam rangka untuk menawarkan layanan berkualitas tinggi tanpa meningkatkan kapasitas. 9.6 MANAJEMEN PERMINTAAN DAN KAPASITAS DALAM BIDANG JASA Dalam bidang jasa , menjadwalkan pelanggan adalah manajemen permintaan dan menjadwalkan tenaga kerja adalah manajemen kapasitas. 69 a. Manajemen Permintaan Saat permintaan cukup sejalan, mamanjemen permintaan cukup sjalan kerap dapat ditangani dengan membuat janji, reservasi, atau aturan “siapa datang lebih dulu, dilayani lebih dulu” (first come-first served). Pada beberapa bisnis seperti dokter da kantor pengacara, sistem membuat perjanjian merupakan penjadwalan, dan hal ini telah diterapkan pada bisnis tersebut diatas pada umumnya.Dan sistem resrvasi berfungsi baik dalam perusahaan peyewaan kendaraan, hotel, dan beberapa restoran sebagai cara meminimalisir waktu tunggu pelanggan dan menghindari kekecewaan akibat layanan yang tidak dapat terpenuhi. Setiap industri mengembangkan pendekatannya masing-masing utnuk menyesuaikan permintaan dan kapasitasnya. Contoh lain mislanya: penekatan lain yang lebih agresif terhadap manajemen permintaan termasuk variasi diskon: tawaran spesial “sipa cepat dia dapat” direstoran, potongn harga untuk pertunjukkan disiang hari atau tempat duduk di waktu ganjil pada sebuah penerbangan, dan biaya panggilan telepon yang lebih murah diakhir pekan b. Manajemen Kapasitas Saat mengelola permintan tidak mungkin dilakukan, maka mengelola kapasitas melalui perubahan dalam staff penuh waktu, paruh waktu, atau temporer dapat dijadikan pilihan. Dan hal ini banyak dilakukan pada sektor jasa. Sebagai contoh, suatu rumah sakit mendapati kapasitasnya dibatasi oleh kurangnya seorang radiolog bersertifikat yang bersedia lembur 9.7 PERENCANAAN KAPASITAS Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan. Penentuan kapasitas biasanya membutuhkan dua tahap, yaitu : a. Tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan model tradisional b. Tahap kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kapasita serta peningkatkan ukuran untuk setiap penambahan kapasitas. Yang menarik, pertumbuhan permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam unit yang kecil, dimana penambahan kapasitas biasanya terjadi secara serentak dan dalam unit yang besar. Pertentangan ini sering menyulitkan perluasan kapasitas. 9.8 METODE PERHITUNGAN PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS Perencanaan kapasitas perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan untukmengetahui bebera paaspek yang menunjang produksi suatu perusahaan agar,mendapatkan keuntungan yang optimu m dan biaya yang minimum. Selain bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, pere ncanaan kapasitas perlu terintegrasi dengan visi, misi dan tujuan dari suatu bisnis. Berbagai meto de perhitungan kapasitas diarahkan untuk menunjang perencanaan kapasitas yang efektif dan efisien. Berikut dijelaskan beberapa metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kapasitas . 70 9.8.1 ANALISIS TITIK IMPAS Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan analisis titik impas adalah untuk menemukan sebuah titik, dalam satuan mata uang dan unit, di mana biaya sama dengan keuntungan. Titik inilah yang disebut sebagai titik impas. Perusahaan harus beroperasi di atas tingkat ini untuk mencapai keuntungan. Selain mengatahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan, faktor lain yang paling penting dalam perencanaan kapasitas adalah mengetahui titik impas produksi. Titik impas merupakan titik dimana total biaya (TC atau Total Cost) sama dengan total pendapatan (TR atau Total Revenue). Titik impas bukan tujuan dari perusah aan, namun merupakan dasar acuan dalam penentuan kebijakan penjualan dan kebijakan produks i perusahaan. Untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan harus beroperasi diatas titik impas ini. Biaya tetap adalah biaya yang tetap ada walaupun tidak ada satu unit pun yang diproduksi. Contohnya adalah penyusutan, pajak, utang, dan pembayaran hipotek. Biaya variable adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan banyaknya unit yang diproduksi. Kontribusi adalah perbedaan antara harga jual dan biaya variable. Fungsi pendapatan adalah fungsi yang meningkat sesuai dengan meningkatnya harga jual setiap unit. Asumsi. Sejumlah asumsi mendasari model dasar titik impas ini. Biaya dan pendapatan ditunjukkan sebagai garis lurus, keduanya digambarkan meningkat secara linier-yalni dalam proporsi langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun demikian, baik biaya tetap maupun biaya variable tidak harus selalu membentuk garis lurus. Sebagai contoh : biaya tetap berubah di saat semakin banyak peralatan modal atau ruang gudang yang digunakan; biaya tenaga kerja berubah sesuai dengan waktu lembur atau pada saat pekerja terlatih yang dipekerjakan; fungsi pendapatan dapat berubah sejalan dengan adanya factorfaktor seperti diskon penjualan. Dua pendekatan yang digunakan dalam analisis titik impas. 1. Pendekatan grafik (seperti pada gambar diatas) 2. Pendekatan aljabar Berdasarkan jenis produk yang diproduksi, maka perhitungan analisis titik impas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: analisis produk tunggal dan analisis multi produk. Keduanya dijelaskan sebaga berikut: a. Analisis BEP Produk Tunggal Analisi titik impas sering disebut juga dengan analisis BEP (Break-Even Point). Analisis ini khusus digunakan untuk perusahaan yang memiliki produk tunggal, dimana nanti nya akan diketahui berapa volume penjualan perusahaan yang mencapai titik impasnya. Sehingga apabila penjualan melebihi titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan untung. Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisis BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adala 71 h biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besaran yang tetap dan tidak tergantung pada v olume penjualan. Pada biaya tetap ini biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya tetap satuannya. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total bia ya variabel yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya. Rumus dari analisis BEP pada produk tu nggal adalah sebagai berikut: Titik impas dalam dollar dihitung sebagai berikut : Fixed cost BEP = --------------------1 – (V/P) Titik impas dalam unit : Fixed cost BEP = --------------------P–V Keterangan : BEP = titik impas, V = biaya variabel, P = harga jual. b. Analisis BEP Multiproduk Hampir semua perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur hingga restoran (bahkan restoran cepat saji) memiliki beragam penawaran. Setiap penawarn dapat memiliki harga jual dan biaya variable yang berbeda. Dengan memanfaatkan analisis titik impas maka persamaan diubah untuk mencerminkan proporsi penjualan untuk setiap produk. Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi setiap produk pada proporsi penjualan. Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu poduk dengan menggunakan fasilitas yang sama, misal pasar swalayan dan industri bahan bangunan. Sehingga, analisis titik impas multiproduk lebih sering diterapkan. Meskipun biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat diketahui, tidak mudah untuk menghitung titik BEP bagi setiap produk. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung biaya tetap un tuk masingmasing jenis produk. Untuk mengetahui posisi BEP, biasanya dilakukan bukan per jenis produ k, melainkan untuk semua produk yang dibuat atau dijual perusahaan secara keseluruhan. Seh ingga rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk multiproduk k arena biaya variabel dan harga jual setiap jenis produknya berbeda. Rumus dari analisis BEP pada multiproduk adalah sebagai berikut 72 Formula analisis titik impas menjadi : Fixed cost BEP$ = -------------------------------------∑[ (1 – Vi/Pi) x (Wi)] Keterangan : BEP$ = titik impas dalam dollar, V = biaya variabel per unit, P = harga per unit, F = biaya tetap, W = presentase setiap produk dari total penjualan dalam dollar, i = setiap produk. 9.9 MENERAPKAN POHON KEPUTUSAN PADA KEPUTUSAN KAPASITAS Pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam manajemen operasional Untuk mengambil atau membuat keputusan perencanaan kapasitas yang sukses terhadap permintaan yang tidak pasti, maka diperlukan pohon keputusan. Jadi, pohon keputusan dikembangkan untuk membantu para manajer membuat serangkaian yang melibatkan peristiwa ketidakpastian. Pohon keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses keputusan yang mengindikasikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alami dan peluangnya, serta imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alami. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan adalah EMV (Expected Monetary Value). EMV adalah nilai uang yang diperkirakan. Satu langkah awal analisis ini adalah menggambarkan pohon keputusan dan menetapkan konsekuensi finansial dari semua hasil untuk masalah tertentu. Menganalisis masalah menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah, yaitu: 1. Mendefinisikan masalah 2. Menggambar pohon keputusan 3. Menentukan peluang bagi kondisi alami 4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alami yang mungkin 5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kondisi alami. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari belakang ke depan (backward), yaitu memulai dari sisi kanan pohon terus menuju ke titik keputusan di sebelah kirinya. 73 9.9..1 POHON KEPUTUSAN Pohon keputusan menyediakan metode grafis untuk menganalisis keputusan rumit yang meliputi tahapan alternatif. Suatu diagram pohon digunakan untuk mengaitkan beragam pilihan keputusan, pernyataan keadaan (state of nature), nilai-nilai imbalan (payoff values) atau dikenal juga dengan istilah EMV (estimated monetary value). 9.10 MENERAPKAN ANALISIS INVESTASI TERHADAP INVESTASI YANG DIPACU STRATEGI Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk return on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam pilihan keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang tersedia. Analisisnya harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan arus uang, begitu juga net present value. 2.9.1 NET PRESENT VALUE Net Present Value adalah cara menentukan nilai yang terpotong dari penerimaan kas di masa depan. Rumus Present Value P= F (1 + i ) n 74 P: present value F: future value i : tingkat suku bunga N : jumlah tahun Selain menghitung secara manual bisa juga kita melihat table yang sudah di sediakan. 9.11 MENENTUKAN NET PRESENT VALUE DENGAN NILAI DARI PENERIMAAN MASA DEPAN DENGAN NILAI YANG SETARA Investasi yang menghasilkan sedretan nilai uang yang sama dan seragam untuk menetapkan nilai sekarang dari sejumlah uang di masa depan yang dinamakan sebuah anuitas Rumus : S= RX S : nilai sekarang dari serangkaian penerimaan tahunan yang seragam R : penerimaan yang di terima dengan jumlah yang sama setiap tahun anuitas X : sebuah faktor yang terdapat dalam table atau dapat di hitung dengan rumus 1/(1+i)n Walaupun Net Present Value merupakan salah satu pendekatan terbaik tetapi ada beberapa kelemahan yaitu : 1. Investasi dengan net present value yang sama mungkn memiliki proyeksi dan nilai sisa yang sangat berbeda 2. Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki arus uang yang berbeda yang dapat membuat perbedaan yang sangat berarti dalam kemampuan perusahaan membayar tagihan. 75 10. MANAJEMEN KUALITAS 10.1. PENDEFINISIAN KUALITAS Tujuan seorang manajer operasional adalah untuk membangun sistem manajemen kualitas total yang dapat mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan pada pengguna(user based) adalah terlihat pada mata mata yang melihatnya.Bagi manajer produksi kualitas adalah berdasarkan pada manukfaturing(manukfaturing based) yang berarti membuatnya dengan benar pada kali pertama.Berdasarkan pada produk(product based) yang berarti melihat kualitas sebagai variabel yang tepat dan dapat diukur. 1. IMPLIKASI DARI KUALITAS Tiga alasan megapa kualitas itu penting yaitu: REPUTASI PERUSAHAAN yaitu Sebuah organisasi dapat mengharapkan reputasinya sebagai kualitas menjadi baik atau jahat untuk mengikutinya. KEWAJIBAN PRODUK yaitu Pengadilan semakin menahan organisasi yang merancang,memproduksi atau mendistribusikan barang dan jasa yang rusak yang bertanggung jawab atas kerusakan cedera yang dihasilkan dari penggunaannnya. IMPLIKASI GLOBAL yaitu Para era teknologi kualitas perhatian internasional begitu pula OM. 2. PENGHARGAAN KUALITAS NASIONAL MALCOLM BALDRIGE Implikasi global atas kualitas adalah sangat penting sampai AS telah menerbitkan penghargaan Kualitas Nasional Malcolm Baldrige atas pencapaian kualitas. 3. STANDAR KUALITAS INTERNASIONAL ISO 9000 ISO 9000 adalah standar kualitas dengan pengakuan internasional.Fokusnya adalah untuk menambah sukses melalui 8 prinsip pengelolaan kualitas sebagai berikut: 1. Kepemimpinan manajemen tertinggi 2. Kepuasan pelanggan 3. Perbaikan berkelanjutan 4. Melibatkan manusia 5. Analisis proses 6. Menggunakan dukungan data(data-driven) untuk pengambilan keputusan 7. Pendekatan sistem untuk manajemen 8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan 4. BIAYA KUALITAS (COQ) Ada 4 kategori sebagai berikut: BIAYA PENCEGAHAN yaitu Biaya yang terkait dengan pengurangan potensi barang atau jasa cacat.contoh pelatihan,program peningkatan kualitas. BIAYA PENILAIAN yaitu Biaya yang terkait dengan evaluasi barang,proses,bagian dan jasa.contoh percobaan,lab,pemeriksa/pengawas. 76 BIAYA KEGAGALAN INTERNAL yaitu Biaya yang diakibatkan dari produksi barang atau jasa yang cacat sebelum dikirim ke pelanggan.contoh pengerjaan kembali,bahan sisa,penghentian. BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL yaitu Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat.contoh pengerjaan kembal,retur barang,tanggung jawab,kehilangan goodwill,biaya untuk masyarakat. 5. PENGELOLAAN KUALITAS DAN ETIKA Bagi manajer operasional pekerjaan yang paling penting adalah untuk meberikan kesehatan keamanan dan barang atau jasa yang berkualitas kepada pelanggan. Banyak pihak terlibat dalam produksi dan pe,asaran produk yang berkualitas buruk termasuk pemegang saham,karyawan,pelanggan,pemasok,distributor dan kreditur. Sebagai masalah etika manajemen harus menanyakan jika salah satu pihak sedang bermasalah. Setiap perusahaan butuh untuk mengembangkan nilai inti yang menjadi petunjuk sehari-hari bagi semuanya mulai dari CEO sampai ke karyawan lini produksi. 10.2 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL Manajemen Kualitas Total(Total Quality Management/TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi secara keseluruhan mulai dari pemasok sampai ke pelanggan. TQM menekankan pada komitmen oleh manajemen untuk memiliki terus-menerus menuju keunggulan dalam segala aspek barang dan jasa yang penting bagi pelanggan. Ahli kualitas W.Edwards Deming menggunakan 14 poin untuk mengindikasi bagaimana dia mengimplementasikan TQM. Kami mengembangkan ini menjadi 7 konsep untuk program TQM yang efektif sebagai berikut: 1. Perbaikan berkelanjutan Dasar falsafahnya adalah setiap aspek sebuah operasional dapat diperbaiki. Tujuan akhir adalah kesempurnaan yang tidak akan pernah tercapai namun selalu dicari. 2. Six sigma/Sigma enam Six sigma dipopulerkan oleh Motorola,Honeywell dan General Electric memiliki dua arti dalam TQM. Dalam arti statistik menggambarkan proses,barang atau jasa dengan kapabilitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh jika 1 juta penumpang melewati bandara St.Louis dengan bagasi setiap bulan, six sigma untuk penanganan bagasi akan mengakibatkan hanya 3,4 penumpang dengan koper yang tertukar. Definis TQM yang kedua dari six sigma adalah program yang direncanakan untuk mengurangi cacat untuk mengurangi biaya,menghemat wkatu dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Six sigma adalah sistem yang komprehensif sebuah strategi,sebuah diisplin dan seperangkat alat untuk meraih dan mempertahankan kesuksesan bisnis. 3. Pemberdayaan karyawan Pemberdayaan karyawan(employee empowerment) berarti melibatkan karyawan di setiap langkah drai proses produksi. Oleh karena itu tugasnya dalah untuk merancang peralatan dan proses yang menghasilkan kualitas yang diinginkan. Cara untuk membangun pemberdayaan karyawan termasuk sebagai berikut: 77 1. Membangun jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan 2. Mengembangkan karyawan yang terbuka dan sportif 3. Memindahkan tanggung jawab dari kedua manajer dan staf kepada karyawan produksi 4. Membangun organisasi dengan moral yang tinggi 5. Menciptakan struktur organisasi yang formal sebagai tim dan siklus kualitas. Sebuah tim yang baisa dikenal sebagai lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas/quality circle adalah sekelompok karyawan yang bertemu secara regular untuk memecahkan masalah pekerjaan. Anggota tim yang terlatih disebut sebagai fasilitator yang berfungsi membantu untuk melatih anggota dan membuat pertemuan berjalan dengan lancar. 4. Tolok ukur Tolak ukur/benchmarking melibatkan pemilihan standar barang,jasa,biaya atau praktik yang mewakili kinerja yang paling baik untuk proses atau aktivitas sangat serupa dengan milik sendiri. Idenya adalah untuk mengembangkan standar atau tolok ukur terhadap apa yang akan dibandingkan kinerja. Langkah-langkah untuk mengembangkan tolak ukur adalah: 1. Menentukan apa yang akan dilakukan tolak ukur 2. Membentuk tim untuk tolak ukur 3. Mengidentofokasi mitra tolak ukur 4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi tolak ukur 5. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melewati tolak ukur. 5. Tepat waktu(JUST-IN-TIME/JIT) Falsafah dibalik konsep tepat waktu adalah salah satu perbaikan dan peningkatan penyelesaian masalah. Sistem JIT dirancang untuk menghasilkan atau mengirim barang pada saat dibutuhkan. 6. Konsep taguchi Sebagian besar masalah kualitas adalah hasil dari produk dan proses rancangan yang buruk. Ada 3 konsep dalam memperbaiki produk maupun proses kualitas sebagai berikut: 1. kekuatan kualitas/quality robust adalah produk yang dapat dihasilkan secara seragam dan secara konsiistem dalam bidang manufakturing dan kondisi lingkungan. 2. fungsi kehilangan kualitas/quality loss function/QLF adalah mengidentifikasi biaya yang berkaitan dengan kualitas yang buruk dan menunjukan bagaiman biaya-biaya tersebut meningkat saat produk tersebut berpindah menjadi sesuai dengan keinginan pelanggan. 3. kualitas berorientasi asaran/target oriented quality adalah falsafah dari perbaikan terusmenerus untuk membawa produk tepat pada sasaran. 7. Pengetahuan alat TQM sebagai berikut: 1. LEMBAR PERIKSA adalah sebuah formulir yang dirancang untuk mencatat data. 2. DIAGRAM PENCAR adalah hubungan antara dua pengukuran. 78 3. DIAGRAM PENYEBAB DAN EFEK adalah alat untuk mengidentifikasi isu kualitas dan titik inpeksi. 4. GRAFIK PARETO adalah metode dalam mengorganisasikan kesalahan atau cacat untuk membantu fokus atas usaha penyelesaian masalah. 5. DIAGRAM ALUR adalah alat yang sederhana namun bagus untuk mencoba membuat arti sebuah proses atau menjelaskan proses. 6. HISTOGRAM adalah menunjukan rentang nilai dari pengukuran dan frekuensi dimana setiap nilai terjadi. 7. PENGENDALIAN PROSES STATISTIK/STATISTICAL PROCESS CONTROL/SPC adalah memonitor standar,melakukan pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan saat barang atau jasa sedang dihasilkan. 10.3 .PERAN DARI INPEKSI INPEKSI/INPECTION Ini dapat berupa pengukuran,pengecapan,penyentuhan,penimabnagn,percobaan produk(terkadang bahkan menghancurkannya saat melakukannya). Tujuan nya adalah untuk mendeteksi proses buruk secepatnya.inpeksi tidak memperbaiki kekurangan dalam sistem atau cacat pada produk atau tidak mengubah produk atau meningkatnya nilai. Selain itu, inpeksi adalah mahal dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk. 1. INSPEKSI SUMBER ATAU PENGENDALIAN SUMBER Konsiisten dengan konsep pemberdayaan karyawan,dmana masing-masing karyawan memeriksa sendiri kerjaan mereka. Idenya adalah masing-masing pemasok,proses dan karyawan memperlakukan langkah selanjutnya sebagai pelanggan memastikan produk yang semprna kepada pelanggan berikutnya. 2. INSPEKSI INDUSTRI JASA Inspeksi atribut/attribute inspection yaitu mengklasifikasikan sesuatu menjadi bagus atau cacat. Inspeksi variabel/variable inpection yaitu mengukur dimensi tersebut sebgaia bobot,kecepatan atau kekuatan untuk melihat jika sesuatu berada pada rentang yang dapat diterima. A. TQM DALAM JASA Manajer operasional memainkan peranan penting dalma mengatasi beberapa aspek utama dari kualitas jasa sebagai berikut: 1. Komponen tak berwujud dari beberapa jasa adalah penting. 2. Aspek lain dari jasa dan kualitas jasa adalah proses. 3. Manajer operasional seharusnya menyadari bahwa ekspektasi pelanggan adalah standar terhadap apa jasa yang dinilai. 4. Manajer harus menhrapkan harapan. Terdapat tingkat kualitas standar dimana jasa reguler diberikan. Perusahaan yang berjalan baik memiliki strategi pemulihan kembali jasa/service recovery. Ini berarti mereka melatih dan memberdayakan karyawan garis depan untuk secepatnya menyelesaikan masalah. 79 11. RAMALAH PERMINTAAN 11. 1 Pengertian Peramalan Permintaan Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan (forecasting Demand) merupakan tingkat permintaan produk –produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Menurut Vincers Gapers didalam Management permintaan ada dua jenis permintaan, yaitu: 1. Permintaan bebas (Independent Demand) Merupakan permintaan terhadap material, suku cadang atau produk yang bebas atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir atau item teretentu. 2. Permintaan tidak bebas (Dependent Demand) Merupakan permintaan terhadap material , suku cadang atau produk yang terkait langsung dengan atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akahir atau item tertentu. Tujuan peramalan dilihat dengan waktu: a. Jangka pendek (Short Term) Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management. b. Jangka Menengah (Medium Term) Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management. c. Jangka Panjang (Long Term) Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management. 11. 2 Manfaat Peramalan (Forecasting) Kegunaan atau manfaat dari peramalan adalah sebagai berikut: Sebagai alat bantu untuk merencanakan yang efektif dan efisien Untuk menetapkan kebutuhan sumber daya pada masa yang akan datang Untuk membuat keputusan yang tepat 11.3 Jenis-Jenis Peramalan permintaan 80 Peramalan Jangka Panjang Adalah yang meliputi waktu yang lebih panjang dari 18 bulan, seperti contohnya peramalan yang dibutuhkan dalam hubungannya dengan penanaman modal, merencanakan fasilitas dan merencanakan untuk kegiatan litbang. Peramalan Jangka Menengah Adalah yang meliputi waktu antara 3 sampai 18 bulan, seperti contohnya peramalan untuk merencanakan penjualan, merencanakan produksi dan merencanakan tenaga kerja tidak tetap Perencanaan Jangka Pendek Adalah yang meliputi jangka waktu kurang dari tiga bulan. Seperti contohnya peramalan dalam keterkaitannya dengan merencanakan pembelian material, membuat jadwal kerja dan menugaskan karyawan. METODE PERAMALAN PERMINTAAN • • • • Metode bebas (freehand method) Metode setengah rata-rata (semi average method) Metode rata-rata bergerak (moving average method) Metode kwadrat terkecil (least quares method) 1. Metode Bebas (freehand method) 81 2. Metode Semi Rata-rata (semi average method) 1. Metode Semi Rata-rata • Membagi data menjadi 2 bagian • Menghitung rata-rata kelompok. Kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) • Menghitung perubahan trend dengan rumus:b = (K2 –K1)(tahun dasar K2 –tahun dasar K1) • Merumuskan persamaan trend Y = a + bX CONTOH METODE SEMI RATA-RATA 82 2.METODE KWADRAT TERKECIL (least quares method) Menentukan garis trend yang mempunyai jumlah terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada garis trendnya. • Y = a + bX • a = ΣY/N • b = ΣXY/ΣX² CONTOH METODE KUADRAT TERKECIL Untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut : • a= 2.460 / 9 = 273,33 • b = 775 / 60 = 12,92 • Persamaan garis liniernya adalah : Y = 273,33 + 12,92 X 3. Metode rata-rata bergerak (Metode Single Moving Average) Metode single moving average Cara menghitung: Jika menggunakan cara 3 bulan moving averages, maka forecast satu bulan sebesar rata-rata 3 bulan sebelumnya. Rumus: 83 X t X t -1 ... X t -1 St 1 n St+1 = Forecast untuk periode ke t + 1 Xt = Data periode t n = Jangka waktu moving averages. 3. Metode Single Moving Average Misal: S4 S4 • Jika forecast dengan metode 3 bulan moving averages untuk bulan April adalah • Penjualan Januari 20.000 kg Februari 21.000 kg Maret 19.000 X 3 X 2 X1 3 19.000 21.000 20.000 3 S4 20.000 84 12. POLA PRODUKTIVITAS 12.1 Pengertian Pola Produksi Pola produksi sering didefinisikan sebagai distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil (misalnya bulanan atau mingguan atau unit waktu lainnya). Dengan demikian yang dimaksud dengan pola produksi ini adalah penentuan bagaimana kebijakan perusahaan untuk melayani penjualan dengan jumlah produksi selama satu tahun ini akan didistribusikan ke dalam masing – masing bulan, minggu, dan sebagainya. Didalam penganggaran suatu perusahaan pola produksi juga tidak jauh terlepas sebagai alat bantu demi tercapainya sebuah keputusan oleh seorang manajer, sehingga dalam melakukan pencatatan suatu anggaran produksi terdapat beberapa pola produksi yang mendasari dalam melakukan perhitungan dan sebagai dasar bagi seorang manajer dalam membuat keputusan, Pola Produksi dapat pula diartikan sebagai tingkat perkembangan jumlah unit yang akan di produksi untuk jangka waktu yang akan datang dan untuk menghadapi pola penjualan dari perusahaan. Pada umumnya rencana penjualan dan produksi merupakan rencana kegiatan operasional untuk selama waktu tertentu, misalnya satu tahun. Rencana penjualan dari waktu ke waktu dalam satu tahun trsebut dapat berbentuk konstan, bergelombang, moderat ataupun mengikuti garis trend. Untuk merealisasikan rencana penjualan tersebut perlu didukung oleh pola produksi yang mampu menentukan besarnya tingkat produksi setiap satuan waktu tertentu yang direncanakan. Tentu saja penentuan besarnya tingkat produksi tidak harus membagi rata seluruh unit yang aakan diproduksi dengan satuan waktu tertentu, tetapi perlu ada spesifikasi dimana pada waktu tertentu jumlah produksi lebih besar dari waktu yang lain. Pola produksi sering diartikan sebagai distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil, seperti bulanan atau triwulan untuk mengantisipasi rencana penjualan. Misalnya, rencana penjualan tahun mendatang sebesar 17.500 unit yang didistribusikan sebagai berikut: Triwulan I = 5.000 unit Triwulan II = 2.500 unit Triwulan III = 3.500 unit Triwulan IV = 6.500 unit 85 12. 2 Macam Tipe Pola Produksi Untuk mengantisipasi rencana penjualan yang akan datang, terdapta tiga alternatif pola produksi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu: a. Pola produksi konstan, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama dalam satuan waktu. Setiap terjadi produksi dibawah permintaan, maka kekurangan tersebut ditutup dari persediaan atau dengan melakukan subkontrak. Demikian pula sebaliknya setiap terjadi kelebihan produksi di atas permintaan, perusahaan harus menanggung biaya simpanan dan persediaan tersebut akan dikeluarkan kembali pada saat permintaan naik. Dengan menerapkan pola produksi konstan ini, perusahaan dapat merencanakan secara baik kebutuhan bahan baku dan jumlah tenaga kerja maupun kapasitas fasilitas produksi lainnya. Misalkan, untuk memenuhi permintaan ditetapkan produksi konstan sebesar 3.500 unit setiap triwulan. Gambar 1 berikut ini menunjukkan pola produksi konstan dengan pola permintaan bergelombang. Pada kuartal pertama dan keempat terjadi kekurangan produk, karena permintaan jauh melebihi kapasitas produksi. Pada kuartal kedua kelebihan produksi di atas permintaan, dan hal ini memberikan konsekuensi pada perusahaan untuk menanggung biaya simpan. Sedangkan pada kuartal ketiga jumlah permintaan sama dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Unit 6.500 Permintaan 5.000 Kekurangan 3.500 Produksi Kelebihan 2.500 0 I II III IV Waktu b. Pola produksi bergelombang, yaitu jumlah produksi setiap satuan waktu mengikuti fluktasi permintaan. Apabila permintaan berada di atas kapasitas 86 produksi normal, perusahaan dapat memenuhi kekurangan dengan cara kerja lembur atau dengan cara sub-kontrak. Dengan menggunakan pola produksi bergelombang, perusahaan tidak mungkin mengalami kelebihan produksi, karena itu biaya simpan dapat dihindari. Tetapi perusahaan mengalami fluktuasi yang tinggi dalam pemenuhan bahan baku dan penggunaan tenaga kerja, perputaran tenaga kerja dalam perusahaan sangat tinggi yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Gambar 2 menunjukkan bentuk pola produksi bergelombang. Unit 6.500 Produksi dan Permintaan 5.000 4.000 3.500 2.500 0 I II III IV Waktu c. Pola produksi moderat, yaitu jumlah produksi dalam beberapa periode tertentu konstan dan dalam periode tertentu mengalami kenaikan untuk kemudian konstan kembali. Penggunaan pola produksi ini untuk menutupi kelemahan yang ditimbulkan dalam pola produksi konstan dan bergelombang. Gambar 3 UNIT menunjukkan bentuk dari pola produksi moderat 6.500 Permintaan 5.000 Kekurangan Kekurangan 4.000 Produksi Kelebihan 3.500 2.500 87 0 I II III IV Waktu Penilaian terhadap ketiga pola produksi didasarkan pada analisis biaya yang terkait dengan pemilihan pola produksi dengan memperhatikan pola penjualan dan kapasitas produksi. Pola produksi yang memiliki total biaya minimum adalah yang terbaik untuk dipilih. 12.3 Faktor-faktor yang dipertimbangkan Untuk menentukan pola produksi yang terbaik, perlu dilakukan analisis dengan memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut: 1. 2. 3. a. Pola penjualan Kapasitas produksi normal dan kapasitas produksi maksimum Pola biaya Biaya simpan (Carrying cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila terjadi kelebihan produksi di atas permintaan. Biaya simpan ini sangat erat kaitannya dengan pola produksi konstan dan moderat. b. Biaya lembur (Over time premmium cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan melakukan kerja lembur untuk memenuhi permintaan. Umumnya biaya lembur ini akan dikeluarkan apabila kapasitas produksi di atas kapasitas normal. Biaya lembur ini sangat mungkin terjadi apabila perusahaan menggunakan pola produksi bergelombang maupun moderat. c. Biaya sub-kontrak (sub contrac cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila permintaan di atas kapasitas produksi yang tersedia atau untuk menutupi kekurangan persediaan. d. Biaya perputaran tenaga kerja (labour turn over cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja karena produksi mengalami kenaikan. Dari faktor-faktor tersebut, masing-masing pola produksi akan memiliki tambahan biaya yang berbeda, oleh karena itu perlu dianalisis pola produksi mana yang akan menimbulkan tambahan biaya paling minimum. Contoh Kasus Sebuah perusahaan yang memproduksi mainan anak-anak memiliki rencana penjualan triwulan dalam tahun mendatang nampak sebagai berikut: Triwulan Penjualan (unit) I 5.000 II 2.500 88 III 3.500 IV 6.500 Menghadapi pola permintaan tersebut terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pola produksi yang diinginkan, yaitu: 1. Pola produksi konstan dengan jumlah produksi sebesar 3.500 unit/triwulan 2. Pola produksi bergelombang mengikuti pola permintaan atau penjualan 3. Pola produksi moderat dengan jumlah produksi sebesar 2.500 unit untuk triwulan I dan II, 4.000 unit untuk triwulan III dan IV 4. Kapasitas produksi normal 4.000 unit/triwulan dan kapasitas produksi maksimum 5.000 unit/triwulan 5. Biaya-biaya tambahan (incremental cost) a. Biaya simpan yang harus dibayar Rp 75/unit/triwulan b. Biaya sub-kontrak sebesar Rp 50/unit 6. Pada awal tahun tidak terdapat persediaan barang jadi Permasalahan dari kasus di atas adalah alternatif pola produksi manakah yang terbaik untuk dilaksanakan. Penyelesaian: Ketiga alternatif pola produksi apabila digambarkan nampak sebagai berikut: UNIT 5.000 Gelombang 4.000 Moderat kelebihan 3.500 Konstan 2.500 0 I II III IV Waktu 1. Alternatif pola produksi konstan 89 a. Biaya simpan Biaya simpan terjadi hanya pada kuartal II. Jumlah produksi kuartal II = 3.500 unit Jumlah permintaan kuartal II = 2.500 unit - Kelebihan produksi kuartal II = 1.000 unit (disimpan selama kuartal II & III) Biaya simpan kuartal II = 1.000 (2) (75) = Rp 150.000 b. Biaya sub-kontrak terjadi pada kuartal I dan IV Sub-kontrak terjadi pada kuartal I dan IV Sub-kontrak kuartal I Jumlah permintaan kuartal I = 5.000 unit Jumlah produksi kuartal I = 3.500 unit Kekurangan produksi kuartal I = 1.500 unit - Biaya sub-kontrak kuartal I = 1.500 (50) = Rp 75.000 Sub – kontrak kuartal IV Jumlah permintaan kuartal IV = 6.500 unit Jumlah produksi kuartal IV = 3.500 unit - Kekurangan produksi kuartal IV = 3.000 unit Simpanan dari kuartal II = 1.000 unit - Sub-kontrak kuartal IV = 2.000 unit Biaya sub-kontrak kuartal IV = 2.000 (50) Total biaya sub-kontrak = Rp 100.000 + = Rp 175.000 Rekapitulasi biaya tambahan pola produksi konstan: Total biaya simpan = Rp 150.000 Total biaya sub-kontrak = Rp 175.000 + Total biaya tambahan = Rp 325.000 2. Alternatif pola produksi bergelombang a. Biaya sub-kontrak Sub-kontrak terjadi pada kuartal IV Jumlah permintaan kuartal IV = 6.500 unit 90 Produksi maksimum kuartal IV = 5.000 unit - Kekurangan produksi kuartal IV = 1.500 unit Biaya sub-kontrak kuartal IV = 1.500 (50) = Rp 75.000 b. Biaya lembur Lembur terjadi kuartal I & IV Permintaan kuartal I = 5.000 unit produksi normal kuartal I = 4.000 unit - Jumlah lembur kuartal I = 1.000 unit Biaya lembur kuartal I = 1.000 (50) Permintaan kuartal IV = 6.500 unit Sub-kontrak kuartal IV = 1.500 unit - Kekurangan produksi kuartal IV = 5.000 unit Produksi normal kuartal IV = 4.000 unit - Jumlah lembur kuartal IV = 1.000 unit Biaya lembur kuartal IV = 1.000 (50) Total biaya lembur = Rp 50.000 = Rp 50.000 = Rp 100.000 c. Biaya perputaran tenaga kerja Produksi kuartal III = 3.500 unit Produksi kuartal II = 2.500 unit - Kenaikan produksi kuartal III = 1.000 unit Biaya perputaran tenaga kerja Kuartal III = 1.000/50(2)(2.000) = Rp 80.000 Permintaan kuartal IV = 6.500 unit Sub-kontrak kuartal IV = 1.500 unit - Kekurangan produksi kuartal IV = 5.000 unit Lembur kuartal IV = 1.000 unit - Produksi kuartal IV = 4.000 unit Produksi kuartal III = 3.500 unit - Kenaikan produksi kuartal IV = 500 unit Biaya perputaran tenaga kerja 91 Kuartal IV = 500/50(2)(2.000) Total biaya perputaran tenaga kerja = Rp 120.000 = Rp 40.000 Rekapitulasi biaya tambahan pola produksi bergelombang: Total biaya sub-kontrak = Rp 75.000 Total biaya lembur = Rp 100.000 Total biaya perputaran tenaga kerja = Rp 120.000 + Total biaya tambahan = Rp 295.000 3. Alternatif pola produksi moderat a. Biaya simpan biaya simpan terjadi hanya pada kuartal III Produksi kuartal III = 4.000 unit Permintaan kuartal III = 3.500 unit - Kelebihan produksi kuartal III = 500 unit (disimpan selama kuartal III) biaya simpan kuartal III = 500 (75) = Rp 37.500 b. Biaya sub-kontrak Biaya sub-kontrak terjadi pada kuartal I & IV Permintaan kuartal I = 5.000 unit Produksi kuartal I = 2.500 unit - Sub-kontrak kuartal I = 2.500 unit Biaya sub-kontrak kuartal I = 2.500 (50) Permintaan kuartal IV = 6.500 unit Produksi kuartal IV = 4.000 unit Kekurangan produksi kuartal IV = 2.500 unit Simpanan dari kuartal III = 500 unit - Sub-kontrak kuartal IV = 2.000 unit Biaya sub-kontrak kuartal IV = 2.000 ( 50) Total Biaya sub-kontrak = Rp 125.000 = Rp 100.000 + = Rp 225.000 c. Biaya perputaran tenaga kerja Perputaran tenaga kerja terjadi pada kuartal III 92 Produksi kuartal III = 4.000 unit Produksi kuartal II = 2.500 unit Kenaikan produksi kuartal III = 1.500 unit Biaya perputaran tenaga kerja =1.5000/50(2)(2.000) = Rp 120.000 Rekapitulasi biaya tambahan pola produksi moderat: Total biaya simpan = Rp 37.500 Total biaya sub-kontrak = Rp 225.000 Total biaya perputaran tenaga kerja = Rp 120.000 + Total biaya tambahan = Rp 382.500 Jumlah biaya ketiga alternatif pola produksi dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini Konstan Pola Produksi Bergelombang Moderat 1. Biaya simpan kuartal II Biaya simpan kuartal III Rp 150.000 - - Rp 37.500 2. Biaya sub-kontrak kuartal I Biaya sub-kontrak kuartal IV 3. Biaya tenaga kerja kuartal III Biaya tenaga kerja kuartal IV 4. Biaya lembur kuartal I Biaya lembur kuartal IV Total tambahan biaya Rp 75.000 Rp 100.000 Rp 75.000 Rp 80.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 295.000 Rp 125.000 Rp 100.000 Rp 120.000 Jenis biaya Rp 325.000 Rp 382.000 Dari analisis biaya yang terkait dengan setiap alternatif pemilihan pola produksi dapat disimpulkan bahwa pola produksi “Bergelombang” adalah alternatif yang terbaik, karena mempunyai biaya tambahan minimum. 93 13. ANGGARAN PRODUKSI 13. 1 Pengertian anggaran produksi Kelancaran perusahaan dalam menjual produknya, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan produknya pada saat dan jumlah yang dibutuhkan perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk memproduksi produk perusahaan dalam jumlah dan waktu yang sesuai kebutuhan akan mendorong efisiensi dan efektivitas manajemen perushaan. Memproduksi barang dalam jumlah kecil akan mengakibatkan kelancaran aktivitas perusahaan terganggu. Memproduksi barang dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan penjualan, mengakibatkan terlalu besarnya dana yang menganggur dan tersimpan dalam persediaan barang, serta menambah risiko kerusakan persediaan barang. Memproduksi barang dalam jumlah yang sama dengan jumlah penjualan mengakibatkan risiko yang dihadapi perusahan dalam menjamin kelancaran penjualan pada periode berikutnya terlalu besar. Kerana itu perusahaan harus mampu memproduksi barang sesuai kebutuhan, dengan memperhitungkan jumlah penjualan yang direncanakan dan persediaan pada akhir periode untuk menjamin ketersediaan barang pada periode berikutnya. Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan akhir periode tertentu. Anggaran produksi juga berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu. Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa elemen terkait yaitu volume penjualan yang direncanakan, Volume persediaan barang pada awal periode dan volume persediaan pada akhir periode tertentu. Jumlah barang yang direncanakan akan dijual ditambah dengan persediaan akhir dan dikurangi persediaan barang pada awal akan menghasilkan jumlah barang yang akan diproduksi pada periode tersebut. Perencanaan Volume persediaan diawal dan diakhir periode akan mempengaruhi volume peroduksi tersebut. Mengabaikan ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan volume produksi menjadi terlalu tinggi atau rendah jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan. Angaran produksi dapat disusun dengan menggunakan formula sebagai berikut : Rencana Penjualan (dari anggaran penjualan) Persediaan Akhir Jumlah barang yang tersedia Persediaan awal xxxxxxxx unit xxxxxxxx unit + xxxxxxxx unit xxxxxxxx unit - 94 Rencana Produksi xxxxxxxx unit 13.2 KEGUNAAN ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk : 1.Menunjang kegiatan penjualan, 2.Menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen, 3.Mengendalikan kegiatan produksi agar dapat mencipta harga pokok produksi yang serendahrendahnya. Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai: 1.Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. 2.Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 3.Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin. 13.3 Tujuan Anggaran Produksi Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut : 1.Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan. 2.Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu. 3.Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu. 4.Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang. 13.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Produksi Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah : 1.Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan, 95 2.Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan. 3.Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan hubungan kerja 4.Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan 5.Modal kerja untuk menjalankan proses produksi 13. 5 Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Anggaran Produksi A. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan : 1. Penjualan tahun lalu bisa jadi patokan 2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual 3. Syarat pembayaran barang yang dijual 4. Pemilihan saluran distribusi 5. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif) 6. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities) 7. Fasilitas yang dimiliki perusahaan 8. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain B. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan : 1.Persaingan 2.Tingkat pertumbuhan penduduk 3.Tingkat penghasilan masyarakat 4.Tingkat pendidikan masyarakat 5.Tingkat penyebaran masyarakat 6.Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat 7.Kebijaksanaan pemerintah 8.Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan teknologi. 13. 6 Metode Penyususnan Anggaran Produksi Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode produksi, yaitu: A. Metode Produksi Stabil Adalah suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi. Metode ini mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan kestabilan produksi .Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi dangan stabilitas Ilustrasi: 96 Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit. Jumlah persediaan awal jaunari diperkirakan sbanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir tahun sebesar 15.000 unit. Dari total volume yangdianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Biaya Pemasaran Bulan Volume Penjualan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 15.000 16.000 16.000 14.000 12.000 10.000 7.000 6.000 9.000 11.000 12.000 14.000 Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari : Keterangan Volume Vol Penjualan Vol Persediaan, akhir tahun Vol Persediaan, awal tahun Volume Produksi 142.000 15.000 (20.000) 137.000 Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka untuk mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume produksi dengan 12 bulan: 137.000 unit / 12 bln = 11.416,67 Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka dibulatkan pada angka ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini dikalikan 12 bulan maka: 11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit 97 hasilnya sebesar 132.000 unit. Sedangkan volume totalnya adalah sebesar 137.000 selisihnya adalah: 137.0 – 132.000 = 5.000 unit. Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif lebih tinggi yaitu Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga sisa volume produksi dibagi 5 bulan: 5.000 unit / 5bln = 1.000 unit Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut, Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka : (vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari (12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan akhir januari menjadi persediaan awal februari. Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini : Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil Bulan volume penjualan Persediaan Akhir Total Awal Volume Produksi Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000 Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000 Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000 April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000 Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000 Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000 Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000 Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000 September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000 Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000 Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000 Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000 142.000 147.000 289.000 152.000 137.000 98 BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih pola produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam menentukan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari ekstern perusahaan. Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan tersebut. B. Saran Dalam pembahasan yang telah disusun, penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam mengambil keputusan atau menentukan pola produksi guna mewujudkan laba yang diinginkan oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di jalankan. 99