Uploaded by amelia.zaryl

Pengaruh

advertisement
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA HASIL BELAJAR SUBTEMA USAHA
PELESTARIAN LINGKUNGAN
Dengan pendekatan penelitian eksperimen quasi pada peserta didik di
kelas VB dan VC di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 Kota Bogor
Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti seminar proposal
Oleh:
Zahra Rizky Amelia
(037117150)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA HASIL BELAJAR SUBTEMA USAHA
PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Penelitian Eksperimen Quasi Pada Peserta didik Di Kelas VB dan VC di
Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 Kota Bogor Semester Genap Tahun
Pelajaran 2020/2021)
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Fitri Siti Sundari, M.Pd.
M. Taufik Awaludin, M.Pd.
NIK. 1.1012030604
NIK. 1.0116001683
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Elly Sukmanasa, M.Pd.
NIK. 10410012510
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh
Model Problem Based Learning Pada Hasil Belajar Subtema Usaha
Pelestarian Lingkungan”.
Penelitian proposal ini dengan pendekatan kuantiatif dengan metode
penelitian eksperimen kuasi yang dilakukan pada peserta didik kelas V di
SD Negeri Batutulis 1 pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan.
Adapun tujuan dari penyusunan proposal penelitian ini yaitu sebagai
salah satu persyaratan kelulusan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pakuan Bogor.
Dengan penuh hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya,
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Bibin Rubini, M.Pd. ; selaku Rektor Universitas Pakuan
2. Dr. Entis Sutisna, M.Pd. ; selaku Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
3. Elly Sukmanasa, M.Pd. ; selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
4. Fitri Siti Sundari, M.Pd. ; selaku Pembimbing Utama
5. M. Taufik Awaluddin, M.Pd. ; selaku Pembimbing Pendamping
ii
6. Elly Sukmanasa, M.Pd ; selaku Wali Dosen
7. Sukmana, S.Pd. ; selaku Kepala Sekolah SDN Batutulis 1
8. Syarifudin, S.Pd. ; selaku Wali Kelas V SDN Batutulis 1
9. Kepada orang tua tercinta Alm. Idham Fahmi dan Mulyawati
10. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak
kekurangnnya, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Bogor, November 2020
Peneliti
Zahra Rizky Amelia
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL .................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 6
E. Kegunaan hasil Penelitian ......................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK ...................................................................... 8
A. Kajian Teoritik ........................................................................... 8
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 29
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33
A. Tujuan Penelitian ..................................................................... 33
B. Tempat Dan Waktu .................................................................. 33
C. Desain Penelitian Eksperimen Quasi ....................................... 33
D. Metode Penelitian .................................................................... 34
E. Populasi Dan Sampel ............................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36
G. Instrumen Penelitian ................................................................ 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 42
I. Hipotesis Statistika ................................................................... 43
J. Rincian Kegiatan Penelitian ..................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 44
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan
potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan
masyarakat (UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003). Peningkatan kualitas
pendidikan pada semua jenjang pendidikan di sekolah berkaitan erat
dengan kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan
peserta didik.
Pendidikan memiliki fungsi untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif, maka
guru memiliki peran dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
atau evaluasi pembelajaran yang akan menentukan hasil belajar atau
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
1
Untuk dapat mengetahui perkembangan hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik, maka diperlukan sebuah evaluasi. Adanya
evaluasi ini dijadikan sebagai patokan sampai dimana kemampuan
peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk angka. Dengan adanya
angka tersebut maka dapat terlihat hasil belajar peserta didik telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau masih belum bisa
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
SDN Batutulis 1 merupakan sekolah yang berlokasi di jalan
Batutulis kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Berdasarkan hasil
observasi di SDN Batutulis 1, sekolah tersebut sudah menerapkan
kurikulum 2013 dimulai sejak periode pembelajaran 2012/2013.
Penerapan kurikuum 2013 dilakukan secara bertahap dimulai dari kelas
satu dan empat terlebih dahulu, kemudian kelas tiga dan kelas enam,
lalu pada akhirnya di terapkan di semua kelas. Pembelajaran tematik
pada kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang
sesuai dengan indikator.
Melalui wawancara yang dilakukan untuk mencari penyebab
masih adanya rendahnya hasil belajar peserta didik dengan guru kelas
V di SDN Batutulis, guru mengutarakan bahwa terdapat beberapa
masalah dalam proses kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran
yang monoton atau kurang bervariasi, kurangnya rasa ingin tahu
peserta didik, suasana belajar yang terkadang kurang kondusif, juga
2
peserta didik yang belum mencapai nilai KKM. Dari jumlah sebanyak 28
peserta didik, masih terdapat peserta didik dengan hasil belajar rendah.
Di kelas V sendiri memiliki KKM untuk mata pelajaran matematika 73,
sedangkan nilai KKM untuk pelajaran tematik sebesar 75. Kurangnya
kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran di kelas juga dapat
dikatakan masih kurang dan masih sering menggunakan metode
ceramah dan penugasan.
Terlebih pada masa ini, seperti yang kita ketahui. Pendidikan
merupakan salah satu bidang yang terkena dampak dari adanya
pandemik Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran diadakan secara
daring. Dengan dilaksanakannya pembelajaran daring menambah
masalah bagi peserta didik dan juga guru dalam proses kegiatan belajar.
Menurut guru, Setiap harinya guru meminta peserta didik untuk mengisi
lembar kerja siswa yang ada di buku paket tema setelah itu
mengumpulkannya melalui foto yang dikirim dengan aplikasi Whatsapp.
Banyak orang tua peserta didik yang mengeluhkan peserta didik
kesulitan mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan, alhasil
banyak orang tua yang mengerjakan tugas peserta didiknya. Tidak
hanya
itu,
terdapat
peserta
didik
yang
seringkali
terlambat
mengumpulkan tugas karena kedua orang tuanya bekerja sehingga
harus menunggu orang tuanya pulang untuk mengirimkan tugas.
Pembelajaran
pada
kurikulum
2013
memiliki
model
pembelajaran yang mampu mengajak peserta didik lebih aktif dalam
3
kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung
berpusat pada peserta didik atau student centered. Tidak hanya peserta
didik, guru juga dituntut untuk menjadi fasilisator yang mampu
memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik. Maka dari itu, dibutuhkan
model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tematik.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya mengenai berhasilnya penerapan model problem based
learning pada kegiatan pembelajaran subtema usaha pelestarian
lingkungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan
model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Pelaksaan pembelajaran memperoleh hasil Uji-t dengan
thitung 0,70 dan nilai thitung hasil belajar IPA 3,83. Adapun nilai ttabel dengan
taraf signifikan α = 5% pada sampel sebesar 2,00. Dengan demikian
penerapan model problem based learning dapat dijadikan sebagai
salah satu alternative model pembelajaran untuk di terapkan di kelas
salah satunya pada subtema usaha pelestarian lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa model pembelajaran
berbasis masalah dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi di kelas V SDN Batutulis 1. Maka dari itu, akan dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based
Learning Pada Hasil Belajar Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan”.
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka
peneliti dapat mengidentifikasi permasalah yang berhubungan dengan
faktor-faktor hasil belajar peserta didik, antara lain:
1. Kurangnya
rasa
ingin
tahu
peserta
didik dalam kegiatan
pembelajaran
2. Suasana belajar yang kurang kondusif
3. Hasil belajar peserta didik masih ada yang dibawah KKM dengan
KKM matematika 73 dan tematik 75
4. Guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan,
sehingga kurang memicu peserta didik untuk lebih aktif
5. Pembelajaran daring membuat guru hanya menggunakan metode
penugasan saja
6. Guru sulit menilai keaktifan peserta didik
7. Penugasan peserta didik sering kali di kerjakan oleh orang tua
sehingga sulit mengetahui peserta didik sudah memahami materi
atau belum.
C. PEMBATASAN MASALAH
Karena
luasnya
pembahasan
yang
ada
dan
untuk
mengoptimalkan peneliti dalam mencapai tujuan maka peneliti
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
5
2. Hasil belajar yang meliputi aspek ranah afektif, kognitif, dan
psikomotorik
3. Fokus pembelajaran pada subtema 3 mengenai usaha pelestarian
lingkungan
4. Fokus pembelajaran pada pertemuan ke 1 dengan muatan
pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA
5. Penelitian dilakukan pada kelas V di SDN Batutulis 1 Kota Bogor,
semester genap tahun pelajaran 2020/2021
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh penerapan model problem based learning
pada hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan?
E. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN
Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini meliputi kegunaan
teoritis dan praktis yang dimana kegunaan praktis dijabarkan lebih
lanjut menjadi kegunaan bagi peneliti, peserta didik, guru.
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan dalam bidang pendidikan
mengenai pengaruh penggunaan model problem based learning
pada hasil belajar subtema upaya pelestarian lingkungan yang
6
dapat
digunakan
sebagai
referensi
untuk
mengembangkan
pembelajaran yang aktif.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
baru, pengalaman baru, serta wawasan baru yang bermanfaat
bagi peneliti.
b. Bagi peserta didik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peserta didik
selalu yakin pada kemampuannya untuk melakukan tugas
berbasis pemecahan masalah.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat guru mampu
membimbing peserta didik untuk percaya diri dalam melakukan
kegiatan pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang
memuaskan
serta
pengembangan
membantu
pembelajaran
pembelajaran berbasis masalah.
7
guru
yang
untuk
aktif
menemukan
melalui
model
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. KAJIAN TEORITIS
1. Hasil Belajar Usaha Pelestarian Lingkungan
a. Pengertian Hasil Belajar
Pada hakikatnya, belajar akan terus menerus terjadi di
dalam kehidupan. Proses belajar dimulai sejak manusia itu
dilahirkan dan akan berhenti ketika manusia itu mengalami
kematian. Manusia belajar melalui berbagai peristiwa yang
dialaminya, baik itu dari lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Menurut Sardiman, AM. (2014: 23) belajar adalah
perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman.
Sejalan dengan itu, Iskandar (2012: 102) mengatakan
pengertian
belajar
merupakan
usaha
yang
dilakukan
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
merubah perilakunya.
Menurut
Dimyati
dan
Mudjiono (2013: 7) belajar
merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Selain itu, definisi belajar menurut Rachmawati dan Daryanto
(2014: 11) belajar merupakan proses perubahan di dalam
8
kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan
kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran. Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2011:
3) mengungkapkan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam pengertiannya
yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Sedangkan
menurut
Hamalik
(2004:
49)
mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Hasil belajar merupakan pengukuran dari nilai kegiatan
belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam simbol,
huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap peserta didik pada periode tertentu. Tujuan
hasil belajar merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku
yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa
belajar telah terjadi.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian hasil belajar merupakan
kemampuan
peserta
didik
setelah
melakukan
proses
pembelajaran dan mengakibatkan perubahan tingkah laku
9
sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
Perumusan
aspek-aspek
kemampuan
yang
menggambarkan peserta didik yang dihasilkan dari proses
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi
berdasarkan taksonomi Bloom. Menurut Bloom dikutip Rusman
(2015: 83), hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah
(domain), yaitu:
1) Domain kognitif
Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual
seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa ke dalam
proses berpikir seperti mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisa, sintesis dan evaluasi.
2) Domain afektif
Domain
afektif
berkaitan
dengan
kemampuan
yang
berkenaan dengan sikap, nilai, perasaan dan emosi.
Tingkatan pada aspek ini dimulai dari yang sederhana
sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,
penanggapan,
penilaian,
karakterisasi nilai.
10
pengorganisasian,
dan
3) Domain psikomotor
Domain Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang
menyangkut gerakan-gerakan fisik. Tingkatan pada aspek,
yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar,
kemampuan
perseptual,
kemampuan
dibidang
fisik,
gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana
sampai kepada keterampilan yang kompleks.
Sejalan dengan teori Ratnawulan (2015: 57), klasifikasi
hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif, ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses
berpikir, mulai dari jenjang rendah hingga jenjang tinggi
yang meliputi enam tingkatan, yiatu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis
(C5), dan evaluasi (C6).
2) Ranah Afektif, ranah yang berhubungan dengan sikap dan
nilai. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai
hasil
belajar,
yaitu
memperhatikan),
(menilai
receiving
responding
atau
(menerima
(menanggapi),
menghargai),
atau
valuing
organization
(mengorganisasikan), Characterization by a value or value
complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek
nilai).
11
3) Ranah Psikomotorik, ranah yang berhubungan dengan
hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
memanipulasi yang melibatkan otot dan fisik.
Teori susanto (2013: 6) mengemukakan bahwa klasifikasi
hasil belajar sebagai berikut:
1) Pemahaman konsep (aspek kognitif), kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
2) Keterampilan proses (aspek psikomotor), keterampilan
yang mengarahkan kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
3) Sikap siswa (aspek afektif), sikap tidak hanya merupakan
aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respon fisik.
Sementara Jihad, dkk (2013: 7) berpendapat bahwa
klasifikasi hasil belajar sebagai berikut:
1) Belajar
keterampilan
kemampuan
konsep,
untuk
pengertian,
intelektual,
membantu
untuk
dan
pendapat,
memperoleh
mengungkapkan
dan
generalisasi
pemecahan masalah.
2) Belajar kognitif, untuk menambah atau memperoleh
pengetahuan, pemahaman, pengertian dan informasi
tentang berbagai hal.
12
3) Belajar
verbal,
untuk
memperoleh
pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan menggunakan Bahasa
untuk berkomunikasi dengan yang lainnya.
4) Belajar
keterampilan
kemampuan
atau
motorik,
penguasaan
untuk
memperoleh
keterampilan
untuk
membuat, memainkan, memproses dan memperbaiki.
5) Belajar sikap, untuk memperoleh kemampuan dalam
menerima,
merespon,
menghargai,
menghayati
dan
menginterprestasikan objek-objek atau nilai-nilai moral.
Berdasarkan apa yang telah dituliskan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar diklasifikasikan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah koginif yang berkaitan dengan
kemampuan intelektual, ranah afektif berkaitan dengan sikap,
dan ranah psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan
otot dan fisik.
c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil
belajar
yang
diperoleh
oleh
peserta
didik
dipengaruhi oleh dua faktor. Yang pertama yaitu faktor dari
dalam diri dan yang kedua faktor dari luar.
diperkuat
oleh
Munadi
(2008:
24)
Teori tersebut
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan
eksternal, yaitu:
13
1) Faktor internal
a) Faktor fisiologis atau jasmani individu, baik bersifat
bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat,
mendengar, sktruktur tubuh, cacat tubuh, dan lain lain.
b) Faktor psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta
didik.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan,
faktor lingkungan ini
meliputi
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan alam.
b) Faktor instrumental, faktor yang keberadaannya dan
penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Berupa kurikulum, sarana, dan guru
yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
Teori tersebut diperkuat oleh Damiyati (2009: 238)
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
diantaranya adalah sikap terhadap belajar, motivasi belajar,
konsentrasi
belajar,
mengolah
bahan
ajar,
menyimpan
perolehan hasil belajar, rasa percaya diri, dan lain-lain. Dan
faktor eksternal diantaranya guru, sarana dan prasarana
14
pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan siswa di sekolah,
dan kurikulum sekolah.
Susanto (2013: 12) berpendapat bahwa hasil belajar yang
dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari
dalam
peserta
didik
mempengaruhi
kemampuan
belajarnya, meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan. Sedangkan faktor internal berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Anitah (2008: 27)
bahwa faktor-faktor hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal
(dalam diri peserta didik) seperti bakat, minat, perhatian,
kecerdasan, ketekunan, sikap, dan faktor internal seperti
keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Berdasarkan pengertian mengenai hasil belajar yang
telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. Yang pertama faktor dari dalam peserta didik itu sendiri
atau faktor internal yang meliputi bakat, minat, kecerdasan,
15
jasmani individu. Dan faktor yang kedua yaitu faktor dari luar
diri peserta didik atau faktor eksternal yang meliputi keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah.
d. Ciri-Ciri Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik melalui
proses belajar mengajar yang optimal akan menghasilkan
sebuah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Perubahan yang disadari. Individu yang melakukan proses
pembelajaran
menyadari
bahwa
pengetahuan,
keterampilannya telah bertambah.
b) Perubahan yang bersifat berkesinambungan. Perubahan
yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku yang lain.
c) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat
bagi individu yang bersangkutan.
d) Perubahan
yang
bersifat
positif.
Terjadi
adanya
pertambahan perubahan dalam individu. Perubahan yang
diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan
keadaan sebelumnya.
e) Perubahan yang bersifat aktif. Perubahan tidak terjadi
dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu.
16
Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil
pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai
dengan tahapan-tahapan perkembangannya.
f) Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan yang
terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara
kekal dalam diri individu, setidaknya untuk masa masa
tertentu.
g) Perubahan yang bertujuan dan terarah. Perubahan terjadi
karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses
pembelajaran, semua aktivitas terarah kepada pencapaian
suatu tujuan tertentu.
2. Model Problem Based Learning
a. Pengertian Model Problem Based Learning
Model problem based learning atau pembelajaran
berbasis masalah adalah metode mengajar dengan fokus
pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik
melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang
dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi,
penyelidikan dan laporan akhir.
Menurut boud dan Feletti (Zulmi: 2017) menyatakan
bahwa model problem based learning merupakan penggunaan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
17
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang
ada.
Menurut Sani (2013: 140) menyatakan bahwa model
pembelajaran
problem
based
learning
merupakan
pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, megajukan pertanyaanpertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.
Menurut Rusmono (2012: 74) menyatakan bahwa model
pembelajaran
problem
based
learning
adalah
model
pembelajaran yang menawarkan kebebasan siswa dalam
proses pembelajaram. Model problem based learning menurut
Syarif
(2015:
42)
adalah
sebagai
rangkaian
aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Menurut Ibrahim dan Nur dama Rusman (2010: 241)
model problem based learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi peserta didik dalam situasi yang berorientasi pada
masalah dunia nyata.
Berdasarkan beberapa pengertian model problem based
learning yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa model problem based learning merupakan pembelajaran
berbasis pemecahan masalah untuk merangsang peserta didik
18
berpikir kritis yang berorientasi pada masalah dunia nyata
secara ilmiah dengan cara berdiskusi dengan kelompok.
b. Karakteristik Model Problem Based Learning
Karakteristik model pembelajaran problem based learning
menurut Jumanta (2014: 209) adalah sebagai berikut:
1) Belajar dimulai dengan satu masalah
2) Memastikan
bahwa
masalah
tersebut
berhubungan
dengan dunia nyata peserta didik
3) Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan
seputar disiplin ilmu
4) Memberikan tanggungjawab yang besar kepada siswa
dalam membentu dan menjalankan secara langsung
proses belajar mereka sendiri
5) Menggunakan kelompok kecil
6) Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan yang
mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja .
Menurut Rusman (Zulmi: 2017) karakteristik model problem
based learning adalah sebagai berikut:
1) Permasalah menjadi starting point dalam belajar
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang
ada di dunia nyata
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda
19
4) Permasalahan yang menantang pengetahuan yang dimiliki
oleh peserta didik, sikap, dan kompetensi yang kemudian
membutuhkan identitas kebutuhan belajar dan bidang baru
dalam belajar
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6) Pemanfaat
sumber
pengetahuan
yang
beragam,
penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam problem based learning
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif
8) Pengembangan
keterampilan
inkuiri
dan
pemeahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan dan
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalah
9) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review
pengalaman peserta didik dan proses belajar.
Sani (2014: 134) menyatakan bahwa model problem
based learning hendaknya memenuhi karakteristik, antara lain:
1) Belajar dimulai dengan mengkaji permasalahan.
2) Permasalahan berbasis pada situasi dunia nyata yang
kompleks.
3) Peserta didik berkelompok.
4) Beberapa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan tidak diberikan.
20
5) Peserta
didik
mengidentifikasi,
menemukan,
dan
menggunakan sumber daya yang sesuai.
6) Belajar secara aktif, terintegratif, kumulatif dan terhubung.
Yazdani dalam Rusmono (Zulmi: 2017) mengatakan bahwa
dalam proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran
problem based learning ditandai dengan karakteristik:
1) Peserta didik menentukan isu-isu pembelajaran
2) Pertemuan-pertemuan pembelajaran berlangsung openended atau berakhir dengan masih membuka peluang
untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga
memungkinkan pembelajaran tidak berlangsung dalam
satu kali pertemuan
3) Tutor adalah seorang fasilisator dan tidak seharusnya
bertindak sebagai pakar yang merupakan satu-satunya
sumber informasi
4) Tutorial berlangsung sesuai dengan tutorial problem based
leaning yang berpusat pada peserta didik
Diperkuat Arends yang dikutip oleh Suprihatiningrum (2013:
220) bahwa model pembelajaran problem based learning
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
21
3) Penelidikan autentik
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
5) Kolaborasi
Berdasarkan karakteristik yang telah di sebutkan di atas,
dapat ditarik kesimpulan karakteristik model problem based
learning diantaranya belajar dimulai dengan mengkaji sebuah
permasalahan, permasalahan berbasis pada permasalahan
nyata, dilakukan dengan bekerja sama atau berkelompok,
peserta didik mengidentifikasi, menemukan, dan menggunakan
sumber
daya
yang
sesuai, menghasilkan
produk dan
memamerkannya.
c. Tahapan – Tahapan Problem Based Learning
Menurut Kurniasi (2016: 52) terdapat beberapa langkahlangkah yang harus dipersipkan dalam model problem based
learning, diantaranya:
1) Mengidentifikasi masalah
2) Mengumpulkan data
3) Menganalisis data
4) Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan
analisisnya
5) Memilih cara untuk memecahkan masalah
6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah
22
7) Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan
8) Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah
Menurut Hamdayaman (2014: 212) menyatakan bahwa
langkah problem based learning, yaitu:
1) Merumusukan masalah
2) Menganalisis masalah
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Pengujian hipotesis
6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
Langkah-langkah model problem based learning menurut
Rumsan (2016: 234) adalah sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
3) Membimbing pengalaman individu/kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi
Berdasarkan langkah-langkah yang telah disebutkan di
atas,
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
langkah-langkah
pembelajaran model problem based learning diantaranya
mengidentifikasi
masalah,
mengumpulkan
data
dan
menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelumnya,
23
merencanakan penerapan pemecahan masalah, pengujian,
menganalisis dan mengevaluasi hasil.
d. Kelebihan Model Problem Based Learning
Model problem based learning memiliki beberapa
kelebihan jika digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Kurniasi (2015: 49) mengemukakan terdapat beberapa
kelebihan model problem based learning, diantaranya:
1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
peserta didik
2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
para peserta didik dengan sendirinya
3) Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar
4) Membantu
peserta
didik
belajar
untuk
mentranfer
pengetahuan dengan situasi yang serba baru
5) Dapat mendorong peserta didik mempunyai inisatif untuk
belajar secara mandiri
6) Mendorong
kreativitas
peserta
didik
dalam
mengungkapkan penyelidikan masalah yang telah ia
lakukan
7) Terjadinya pembelajaran yang bermakna
8) Peserta
didik
mengintegrasikan
pengetahuan
dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya
dalam konteks yang relevan
24
9) Dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja,
motivasi
internal
untuk
belajar,
dan
dapat
mengembkangkan hubungan interpersoanal dalam bekerja
kelompok
Menurut Nurdin (2016: 228) kelebihan model problem
based learning adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
dan mandiri
2) Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan
masalah
3) Membantu
peserta
didik
belajar
untuk
mentransfer
pengetahuan dengan situasi yang baru
4) Akan terjadi pembelajaran bermakna
5) Dapat
meningkatkan
kemampuasn
berpikir
kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok
Menurut Prahastiwi (Hinda Faridah: 2016), terdapat
empat kelebihan model problem based learning yaitu sebagai
berikut:
1) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas
25
2) Mendorong peserta didik melakukan pengamatan dan
dialog dengan orang lain
3) Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri.
Hal ini memungkinkan peserta didik menjelaskan dan
membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena
tersebut
4) Membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri.
Bimbingan guru kepada peserta didik secara berulanguang mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk
mengajukan pertanyaann dan mencari penyelesaian
masalah mereka sendiri. Dengan begitu peserta didik akan
belajar menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri dalam
hidupnya kelak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa model problem based learning memiliki banyak
kelebihan jika langkah-langkah dan proses pembelajaran yang
terdapat dalam model problem based learning dilaksanakan
dengan benar. Kelebihan yang dimiliki model problem based
learning diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan keterampilan kreatif peserta didik, mendorong peserta
didik melakukan pengamatan, peserta didik dapat bekerja
26
dalam kelompok, meningkatkan motivasi peserta didik, serta
mempersiapkan peserta didik menjadi mandiri.
e. Kelemahan Model Problem based Learning
Selain memiliki banyak kelebihan, model problem based
learning juga memiliki kekurangan, seperti yang dikemukakan
Syarif (2015: 47) diantaranya sebagai berikut:
1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan
model ini. Misalnya, terbatasnya sarana prasarana atau
media pembelajaran yang dapat menyulitkan peserta didik
untuk melihat dan mengamati sehingga menyimpulkan
konsep yang diajarkan
2) Membutuhkan alokasi yang lebih panjang
3) Pembelajaran hanya berdasarkan pada masalah
3. Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan
Kerusakan alam terjadi akibat ulah tangan-tangan manusia
yang tidak bertanggungjawab dalam mengolah sumber daya alam.
Jika dibiarkan terus berlanjut maka akan membuat kualitas
lingkungan menjadi menurun. Untuk itu perlu adanya upaya
pelestarian lingkungan untuk meminimalisir serta mempertahankan
kualitas lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelestarian
memiliki arti proses, cara, sikap yang dilakukan untuk melestarikan,
27
perlindungan dari kerusakan dan kemusnahan. Sedangkan
lingkungan adalah ruang dengan seluruh benda, energi dan
makhluk
hidup,
termasuk
manusia
dan
perilakunya
yang
memberikan pengaruh kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Dalam pembelajaran di kelas V terdapat pembelajaran
dengan subtema Usaha Pelestarian Lingkungan yang ditujukan
untuk peserta didik agar dapat menjadi individu yang dapat
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
juga menjaga lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan
generasi yang akan datang yang secara spesifik membahas
mengenai kualitas air terhadap kehidupan manusia.
Dalam subtema Usaha Pelestarian Lingkungan terdapat
beberapa muatan pelajaran diantaranya Bahasa Indonesia, IPA,
IPS,
PPKn,
dan
SBdP.
Dengan
kompetensi
yang
ingin
dikembangkan dalam ranah sikap berupa menghargai pendapat
orang lain dan percaya diri, dalam ranah pengetahuan berupa
wawasan mengenai kualitas air, dan dalam ranah keterampilan
dapat menunjukan hasil pembelajaran berupa karya.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa subtema Usaha Pelestarian Lingkungan yang dipelajari di
kelas V difokuskan untuk mempelajari kualitas air terhadap
kehidupan manusia dengan tujuan peserta didik dapat bijaksana
28
dalam mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya alam, juga
menjaga lingkungan demi generasi yang akan datang.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Setelah peneliti melakukan telaah pada penelitian yang akan
dilakukan, terdapat beberapa keterkaitan antara hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya dan yang peneliti lakukan.
Penelitian pertama dilakukan oleh Putri Damayanti pada tahun
2018 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Tema 3
Subtema 1 Pembelajaran 2 Di SD Negeri Tegalrejo 2” dengan
pendekatan penelitian eksperimen quasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VA. Hal tersebut dibuktikan dengan sig. (2tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05) artinya H null ditolah dan H1 diterima,
dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antar selisih skor
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Penelitian kedua dilakukan oleh Angga Yudistira pada tahun
2019 dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Dalam Pembelajaran
Tematik Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 Organ
Gerak Hewan” dengan penelitian eksperimen quasi. Dengan jumlah
29
sampel di kelas VA sebanyak 25 orang dan di kelas VB sebanyak 25
orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh model
problem based learning terhadap hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut dibuktikan terdapat pengaruh sebesar 0,769 dengan
presentasi besaran pengaruh dari model problem based learning di
dapat 76,5%
Berdasarkan kedua hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model problem based
learning. Dengan demikian, meskipun di atas telah disebutkan adanya
penelitian dengan tema dan penerapan model yang sama dengan yang
akan peneliti lakukan, akan tetapi mengingat objek, subjek, dan juga
tempat yang berbeda. Maka dari hasil tersebut dapat menunjang judul
penelitian “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan”.
C. KERANGKA BERPIKIR
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi awal hasil belajar
peserta didik kelas V SDN Batutulis 1 yang telah dijelaskan pada latar
belakang masalah penelitian di atas mengenai masih terdapat peserta
didik dengan hasil belajar rendah dan kurangnya rasa ingin tahu
peserta didik dengan materi pembelajaran. Seperti yang telah
disimpulkan, hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah
30
melakukan proses pembelajaran dan mengakibatkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari beberapa model yang ada, peneliti memilih model problem
based learning sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh model
problem based learning terhadap hasil belajar peserta didik pada
subtema Usaha Pelestarian Lingkungan. Model problem based learning
merupakan
pembelajaran
berbasis pemecahan
masalah
untuk
merangsang peserta didik berpikir kritis yang berorientasi pada
masalah dunia nyata secara ilmiah dengan cara berdiskusi dengan
kelompok. Dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
Kemampuan
awal kelas
eksperimen
(pretest)
Perlakuan
dengan model
problem based
learning
Hasil belajar
(postes)
Perbedaan
hasil belajar
Kemampuan
awal kelas
kontrol
(pretest)
Perlakuan
dengan model
konvensional
Hasil belajar
(postes)
Gambar 2.1 bagan kerangka berpikir penelitian eksperimen kuasi desain 2 grup
31
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan penggambaran kerangka berpikir di atas, maka
dapat diajukan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap
hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model problem based learning pada hasil belajar subtema
usaha pelestarian lingkungan di kelas V SD Negeri Batutulis 1 Kota
Bogor.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 yang
berlokasi di jalan Batutulis kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021
dengan subjek penelitian peserta didik kelas V yang terdiri dari kelas
VC sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol.
C. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN KUASI
Desain eksperimen yang dipilih adalah desain penelitian
eksperimen 2 grup, maka dibutuhkan dua kelas yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan model problem based learning
dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
Kelompok
Pretest (treatment)
Perlakuan
Postest
Eksperimen 1 (KE)
O1
X
O2
Kontrol 2 (KK)
O1
-
O2
Tabel 3.1 desain subjek random pretes-postes kelompok kontrol
33
Keterangan:
E1 : kelas eksperimen 1 dengan model problem based learning
E2 : kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran konvensional
O1 : soal tes awal (pretest)
O2 : soal tes akhir (posttest)
X
: model pembelajaran problem based learning
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi dilakukan dengan
pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan tujuan untuk
mengetahui
pencapaian hasil
belajar
dengan
perlakuan
model
pembelajaran pada subtema usaha pelestarian lingkungan. Variable
terikat yang digunakan yaitu hasil belajar subtema usaha pelestarian
lingkungan, sedangkan variable bebas dengan model problem based
learning.
Menurut Cook dan Campbell (Seyla Setiani Rahman: 2018)
Penelitian eksperimen kuasi adalah metode penelitian yang memiliki
perlakuan (treatment), pengukuran-pengukuran dampak (outcome
measures), unit-unit eksperimen (experiment units), namun tidak
menggunakan penempatan secara acak (nonrandomized) untuk
menciptakan
perbedaan
atau
perbandingan
dalam
rangka
menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (treatment).
34
E. POPULASI DAN SAMPEL
Menurut Sugiyono (2017: 80) menyatakan populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka diambil
sebagian kecil dari jumlah yang besar pada populasi.
Populasi penelitian ini merupakan sampel penelitian yaitu semua
peserta didik kelas V dengan rincian sebagai berikut:
No.
Kelas
Keterangan
Jumlah Peserta Didik
1.
VB
Kelas kontrol
30
2.
VC
Kelas eksperimen
28
jumlah
58
Tabel 3.2 populasi atau sampel peserta didik kelas V SDN Batutulis 1
Seluruh populasi kelas VB dan VC akan digunakan sebagai
sampel. Oleh karena itu, seluruh populasi akan digunakan dalam
penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas VC sebanyak 28 orang yang akan diberikan perlakuan model
problem based learning. Dan peserta didik kelas VB sebanyak 30 orang
sebagai kelas kontrol.
35
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan
alat-alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
penilaian hasil belajar dengan melakukan pretest dan posttest.
1. Pretest
Merupakan tes awal yang dilakukan sebelum kegiatan belajar
mengajar dengan suatu perlakuan yang diberikan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran
yang akan diajarkan telah dikuasai oleh peserta didik.
2. Posttest
Merupakan tes akhir yang dilakukan setelah proses belajar mengajar
selesai dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
terikat yaitu model pembelajaran problem based learning terhadap
hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan.
G. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Definisi Konseptual Hasil Belajar
Hasil
belajar
merupakan
kemampuan
peserta
didik setelah
melakukan proses pembelajaran dan mengakibatkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah melalui prosesnya,
terjadi perkembangan yang lebih baik pada aspek yang telah di
36
sebutkan sehingga akan tergambar hasilnya dalam proses evaluasi
berupa hasil tes penguasaan peserta didik.
2. Definisi Operasional Hasil Belajar
Hasil belajar akan terlihat dengan langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan
melalui
pembelajaran
mengenai
subtema
usaha
pelestarian lingkungan dan tes evaluasi. Tes yang dilakukan adalah
pemberian isian essay sebanyak 10 soal yang dilakukan pada pretest
di awal dan posttest di akhir pembelajaran yang diberikan sesuai
dengan materi pembelajaran berdasarkan pada kompetensi inti serta
kompetensi
dasar.
Pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan model problem based learning sehingga akan
melakukan kegiatan-kegiatan eksperimen pemecahan masalah.
3. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar
Kelas/Semester
: Lima/genap
Tema
: Lingkungan Sahabat Kita
Subtema
: Usaha Pelestarian Lingkungan
Pembelajaran ke-
:1
Muatan Pelajaran
: IPA, B. Indonesia
37
Mapel
IPA
B.
Indo
Kompetensi Dasar
(3.8) Menganalisis
siklus
air
dan
dampaknya pada
peristiwa di bumi
serta kelangsungan
makhluk hidup
(3.8) Menguraikan
urutan
peristiwa
atau tindakan yang
terdapat pada teks
nonfiksi
Indikator
Kognisi
Bentuk
Penilaian
Nilai
Jumlah
Butir
Butir
Soal
Soal
(3.8.1)...Menganalisis
siklus air dan dampak
nya
(3.8.2) Menggambar
kan siklus air dan
dampak nya
(3.8.3) Mengemuka
kan siklus air dan
dampak nya
C4
essay
10
1
C4
essay
10
1
C3
essay
10
2
(3.8.1)...Menguraikan
urutan peristiwa siklus
air dan dampak nya
(3.8.2) Menyimpul kan
peristiwa siklus air dan
dampak nya
(3.8.3)
Merancang
peristiwa siklus air dan
dampak nya
C4
essay
10
2
C5
essay
20
1
C6
essay
20
1
Tabel 3.3 kisi kisi instrumen
4. Uji Coba Validitas Instrumen
Adapun validitas soal diuji dengan rumus koefisien korelasi biserial
dengan syarat nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel pada taraf signifikan
5%, maka instrument dapat dinyatakan valid. Dengan rumus
perhitungan sebagai berikut:
š‘¦
š‘š‘š‘–=
38
š‘€š‘−š‘€š‘” š‘
š‘†š‘” √š‘ž
Keterangan:
Mt
: rata-rata skor subjek yang menjawab benar dibagi jumlah
siswa
Mp
: rata-rata skor total
St
: standar deviansi
p
: proporsi peserta didik yang menjawab benar
q
: proporsi peserta didik yang menjawab salah
Dengan tabel interprestasi indeks koefisien korelasi sebagai berikut:
Interval koefisien
Kriteria tingkat korelasi
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Table 3.4 tabel interprestasi indeks koefisien korelasi
5. Perhitungan Koefisien Reabilitas
Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji reabilitas
instrument menggunakan rumus Kuder Richardson (Kr-20) dengan
syarat indeks realibilitas instrument r hitung > rtabel pada taraf signifikan
5%, maka butir instrument penelitian dapat dikatakan reliabel.
Dengan rumus sebagai berikut:
r11 = (
š‘˜
)(
š‘˜−1
39
š‘†š‘”²−∑(š‘š‘ž)
š‘†š‘”²
)
Keterangan:
r11
: koefisien reabilitas tes secara keseluruhan
n
: banyaknya item
S
: standaar deviasi dari tes
p
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
Dengan tabel kriteria reabilitas sebagai berikut:
Interval kelas
Kriteria/makna
0,80 – 1,00
Sangat tinggi
0,70 – 0,79
Tinggi
0,60 – 0,69
Sedang
< 0,60
Rendah
Table 3.5 tabel kriteria reabilitas
6. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Butir-butir soal yang digunakan pada saat pelaksanaan tes akan
dihitung pula tingkat kesukarannya sebagai bentuk uji keabsahan
selanjutnya. Taraf kesukaran dihitung dengan rumus:
P=
šµ
š½š‘†
Keterangan:
P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS
: jumlah seluruh peserta tes
Untuk mengetahui taraf kesukaran pada sutu butir soal termasuk
golongan taraf mudah, sedang, atau sukar. Berikut adalah tabel
indeks tingkat kesukaran butir soal:
40
Interval Nilai
Kategori
Persentasi kategori
0,00 – 0,30
Sukar
20
0,31 – 0,70
Sedang
30
0,71 – 1,00
Mudah
50
Table 3.6 tabel indeks tingkat kesukaran butir soal
7. Daya Pembeda Butir Soal
Pelaksanaan tes yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
dapat menunjukan kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta
didik. Dengan rumus sebagai berikut:
D=
Bš“
Jš“
-
Bšµ
Jšµ
= PA - P B
Keterangan:
D
: indeks diskriminasi (daya pembeda)
BA
: banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal benar
BB
: banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal benar
JA
: banyaknya peserta kelompok atas
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah
PA = BA/JA
: proporsi peserta kelompok atas yang jawab benar
PB = BB/JA
: proporsi peserta kelompok bawah yang jawab benar
Dengan tabel indeks daya pembeda sebagai berikut:
indeks
interprestasi
0,00 < DP ≤ 0,19
Buruk
0,20 < DP ≤ 0,39
Cukup
0,40 < DP ≤ 0,69
Baik
0,70 < DP ≤ 1,00
Baik sekali
Table 3.7 tabel indeks daya pembeda
41
H. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Pemberian skor pada pretest dan posttest
2. Menghitung skor N-Gain yang dinormalisasi
Untuk analisis data hasil belajar pretest dan posttest dengan cara
membandingkan skor pretest dan posttest dengan rumus N-Gain
menurut Melter seperti dibawah ini:
N-Gain =
Spostes−Spretes
Smaksimal−Spretes
Keterangan:
Spretest
: skor tes awal
Sposttest
: skor tes akhir
Smaksimal
: skor maksimal
Dengan tabel kriteria N-Gain sebagai berikut:
Interval nilai
Kriteria N-Gain/Makna
G ≥ 0,7
Tinggi
0,3 ≤ G < 0,7
Sedang
G < 0,3
Rendah
Table 3.8 tabel kriteria N-Gain
3. Menghitung skor rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD)
4. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji normalitas dengan uji Liliefors
b. Uji Homogenitas (uji Barletta tau uji Fisher)
c. Uji Hipotesis Penelitian
42
I. HIPOTESIS STATISTIKA
H0 : µ0 = µ1 : tidak terdapat pengaruh hasil belajar subtema
Ha : µ1 = µ0 : terdapat pengaruh hasil belajar subtema
Keterangan:
H0 : hipotesis nol
Ha : hipotesis kerja
µ1 : nilai rata-rata hasil belajar dengan model problem based learning
µ2
: nilai
rata-rata hasil belajar dengan model konvensional
J. RINCIAN KEGIATAN PENELITIAN
No
Bulan
Jenis Kegiatan
desember
1
Penyusunan PPS
2
Seminar PPS
3
Perbaikan PPS
4
Ujicoba Instrumen
5
Penelitian di
Lapangan
6
Analisis Data
7
Penyusunan
Laporan Penelitian
Skripsi
8
Finalisasi/Pengesa
han skripsi
43
januari
februari
maret
april
mei
juni
DAFTAR PUSTAKA
Agustinawati, Nita. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan
Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMAN
7 Cirebon. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol. 3 h, 3.
A, M. Sudirman. 2014. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pres.
Damayanti, Putri. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Tema 3
Subtema 1 Pembelajaran 2 Di SDN Tegalrejo 2. Skripsi USD
Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
Dimyati, dan Muljono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Faridah, Hinda. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran IPA Materi Bumi Dan Alam Semesta. Skripsi Universitas
Pasundan Bandung: tidak diterbitkan.
H. Syahruddin dan Ni Nym Widiantari dan IW Widiana. 2013. Pengaruh
Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Video Terhadap
Hasil Belajar IPA Gugus V Kecamatan Buleleng. Jurnal Vol. 1 no. 1
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ibrahim. 2017. Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional
(Ceramah) Dengan Kooperatif (Make A Match) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Suara Guru.
Vol.3 h, 202.
Iskandar, Agung. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru.
Jakarta: Buana Murni.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Sekolah Dasar
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita.
Jakarta: Kemdikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Sekolah Dasar
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita.
Jakarta: Kemdikbud.
44
Rachmawati, Titik dan Daryanto. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan
Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.
Ratnawulan, Elis dan Rusdiana, A. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Pustaka Setia.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik Dan
Penilaian. Jakarta: Rajawali Pres.
Setiawan, Gilang Kusumah. 2018. Peningkatan Kemampuan Menulis
Pantun Dengan Menggunakan Metode Menulis Berantai Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Kadungora. Jurnal
Caraka. Vol. 7 h, 43.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Dan Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rosda Karya.
Widagdo, Achmad Kunto. 2010. Hasil pembelajaran Dengan Metode
Konvensional dan Metode Tutor Sebaya Terhadap Peningkatan
Teknik Passing Sepak Bola Pada Kelas VIII SMPN 1 Kesesi. Skripsi
Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.
Wulansari, Andhita Dessy. 2014. Efektivitas Penerapan Metode
Pembelajaran Student Teams Achievement Division Dan Team
Assisted Individualization Pada Materi Regresi Linier. Jurnal
Cendekia. Vol. 12 h, 159.
Yudistira, Angga. 2019. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas V Dalam Pembelajaran Tematik. Skripsi
Universitas Pasundan Bandung: tidak diterbitkan.
Zulmi, Mutia. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Subtema Usaha Pelestarian
Lingkungan Pada Siswa Kelas V SDN Sukajadi. Skripsi Universitas
Pasundan Bandung: tidak diterbitkan
45
Download