PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA HASIL BELAJAR SUBTEMA USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN Dengan pendekatan penelitian eksperimen quasi pada peserta didik di kelas VB dan VC di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 Kota Bogor Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti seminar proposal Oleh: Zahra Rizky Amelia (037117150) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2020 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA HASIL BELAJAR SUBTEMA USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN (Penelitian Eksperimen Quasi Pada Peserta didik Di Kelas VB dan VC di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 Kota Bogor Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021) Menyetujui, Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Fitri Siti Sundari, M.Pd. M. Taufik Awaludin, M.Pd. NIK. 1.1012030604 NIK. 1.0116001683 Mengetahui: Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Elly Sukmanasa, M.Pd. NIK. 10410012510 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Pada Hasil Belajar Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan”. Penelitian proposal ini dengan pendekatan kuantiatif dengan metode penelitian eksperimen kuasi yang dilakukan pada peserta didik kelas V di SD Negeri Batutulis 1 pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan. Adapun tujuan dari penyusunan proposal penelitian ini yaitu sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor. Dengan penuh hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Bibin Rubini, M.Pd. ; selaku Rektor Universitas Pakuan 2. Dr. Entis Sutisna, M.Pd. ; selaku Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3. Elly Sukmanasa, M.Pd. ; selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 4. Fitri Siti Sundari, M.Pd. ; selaku Pembimbing Utama 5. M. Taufik Awaluddin, M.Pd. ; selaku Pembimbing Pendamping ii 6. Elly Sukmanasa, M.Pd ; selaku Wali Dosen 7. Sukmana, S.Pd. ; selaku Kepala Sekolah SDN Batutulis 1 8. Syarifudin, S.Pd. ; selaku Wali Kelas V SDN Batutulis 1 9. Kepada orang tua tercinta Alm. Idham Fahmi dan Mulyawati 10. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak kekurangnnya, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Bogor, November 2020 Peneliti Zahra Rizky Amelia iii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL .................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5 D. Perumusan Masalah .................................................................. 6 E. Kegunaan hasil Penelitian ......................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIK ...................................................................... 8 A. Kajian Teoritik ........................................................................... 8 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 29 C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 30 D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33 A. Tujuan Penelitian ..................................................................... 33 B. Tempat Dan Waktu .................................................................. 33 C. Desain Penelitian Eksperimen Quasi ....................................... 33 D. Metode Penelitian .................................................................... 34 E. Populasi Dan Sampel ............................................................... 35 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36 G. Instrumen Penelitian ................................................................ 36 H. Teknik Analisis Data ................................................................. 42 I. Hipotesis Statistika ................................................................... 43 J. Rincian Kegiatan Penelitian ..................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 44 iv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat (UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003). Peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan peserta didik. Pendidikan memiliki fungsi untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif, maka guru memiliki peran dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi pembelajaran yang akan menentukan hasil belajar atau keberhasilan pembelajaran peserta didik. 1 Untuk dapat mengetahui perkembangan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, maka diperlukan sebuah evaluasi. Adanya evaluasi ini dijadikan sebagai patokan sampai dimana kemampuan peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk angka. Dengan adanya angka tersebut maka dapat terlihat hasil belajar peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau masih belum bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). SDN Batutulis 1 merupakan sekolah yang berlokasi di jalan Batutulis kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Berdasarkan hasil observasi di SDN Batutulis 1, sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013 dimulai sejak periode pembelajaran 2012/2013. Penerapan kurikuum 2013 dilakukan secara bertahap dimulai dari kelas satu dan empat terlebih dahulu, kemudian kelas tiga dan kelas enam, lalu pada akhirnya di terapkan di semua kelas. Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan indikator. Melalui wawancara yang dilakukan untuk mencari penyebab masih adanya rendahnya hasil belajar peserta didik dengan guru kelas V di SDN Batutulis, guru mengutarakan bahwa terdapat beberapa masalah dalam proses kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran yang monoton atau kurang bervariasi, kurangnya rasa ingin tahu peserta didik, suasana belajar yang terkadang kurang kondusif, juga 2 peserta didik yang belum mencapai nilai KKM. Dari jumlah sebanyak 28 peserta didik, masih terdapat peserta didik dengan hasil belajar rendah. Di kelas V sendiri memiliki KKM untuk mata pelajaran matematika 73, sedangkan nilai KKM untuk pelajaran tematik sebesar 75. Kurangnya kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran di kelas juga dapat dikatakan masih kurang dan masih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan. Terlebih pada masa ini, seperti yang kita ketahui. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang terkena dampak dari adanya pandemik Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran diadakan secara daring. Dengan dilaksanakannya pembelajaran daring menambah masalah bagi peserta didik dan juga guru dalam proses kegiatan belajar. Menurut guru, Setiap harinya guru meminta peserta didik untuk mengisi lembar kerja siswa yang ada di buku paket tema setelah itu mengumpulkannya melalui foto yang dikirim dengan aplikasi Whatsapp. Banyak orang tua peserta didik yang mengeluhkan peserta didik kesulitan mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan, alhasil banyak orang tua yang mengerjakan tugas peserta didiknya. Tidak hanya itu, terdapat peserta didik yang seringkali terlambat mengumpulkan tugas karena kedua orang tuanya bekerja sehingga harus menunggu orang tuanya pulang untuk mengirimkan tugas. Pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki model pembelajaran yang mampu mengajak peserta didik lebih aktif dalam 3 kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung berpusat pada peserta didik atau student centered. Tidak hanya peserta didik, guru juga dituntut untuk menjadi fasilisator yang mampu memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik. Maka dari itu, dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tematik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai berhasilnya penerapan model problem based learning pada kegiatan pembelajaran subtema usaha pelestarian lingkungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pelaksaan pembelajaran memperoleh hasil Uji-t dengan thitung 0,70 dan nilai thitung hasil belajar IPA 3,83. Adapun nilai ttabel dengan taraf signifikan α = 5% pada sampel sebesar 2,00. Dengan demikian penerapan model problem based learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternative model pembelajaran untuk di terapkan di kelas salah satunya pada subtema usaha pelestarian lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa model pembelajaran berbasis masalah dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Batutulis 1. Maka dari itu, akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Pada Hasil Belajar Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan”. 4 B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi permasalah yang berhubungan dengan faktor-faktor hasil belajar peserta didik, antara lain: 1. Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik dalam kegiatan pembelajaran 2. Suasana belajar yang kurang kondusif 3. Hasil belajar peserta didik masih ada yang dibawah KKM dengan KKM matematika 73 dan tematik 75 4. Guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga kurang memicu peserta didik untuk lebih aktif 5. Pembelajaran daring membuat guru hanya menggunakan metode penugasan saja 6. Guru sulit menilai keaktifan peserta didik 7. Penugasan peserta didik sering kali di kerjakan oleh orang tua sehingga sulit mengetahui peserta didik sudah memahami materi atau belum. C. PEMBATASAN MASALAH Karena luasnya pembahasan yang ada dan untuk mengoptimalkan peneliti dalam mencapai tujuan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 5 2. Hasil belajar yang meliputi aspek ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik 3. Fokus pembelajaran pada subtema 3 mengenai usaha pelestarian lingkungan 4. Fokus pembelajaran pada pertemuan ke 1 dengan muatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA 5. Penelitian dilakukan pada kelas V di SDN Batutulis 1 Kota Bogor, semester genap tahun pelajaran 2020/2021 D. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penerapan model problem based learning pada hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan? E. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan praktis yang dimana kegunaan praktis dijabarkan lebih lanjut menjadi kegunaan bagi peneliti, peserta didik, guru. 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini memberikan wawasan dalam bidang pendidikan mengenai pengaruh penggunaan model problem based learning pada hasil belajar subtema upaya pelestarian lingkungan yang 6 dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru, pengalaman baru, serta wawasan baru yang bermanfaat bagi peneliti. b. Bagi peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peserta didik selalu yakin pada kemampuannya untuk melakukan tugas berbasis pemecahan masalah. c. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat guru mampu membimbing peserta didik untuk percaya diri dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan serta pengembangan membantu pembelajaran pembelajaran berbasis masalah. 7 guru yang untuk aktif menemukan melalui model BAB II KAJIAN TEORITIK A. KAJIAN TEORITIS 1. Hasil Belajar Usaha Pelestarian Lingkungan a. Pengertian Hasil Belajar Pada hakikatnya, belajar akan terus menerus terjadi di dalam kehidupan. Proses belajar dimulai sejak manusia itu dilahirkan dan akan berhenti ketika manusia itu mengalami kematian. Manusia belajar melalui berbagai peristiwa yang dialaminya, baik itu dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Menurut Sardiman, AM. (2014: 23) belajar adalah perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman. Sejalan dengan itu, Iskandar (2012: 102) mengatakan pengertian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 7) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Selain itu, definisi belajar menurut Rachmawati dan Daryanto (2014: 11) belajar merupakan proses perubahan di dalam 8 kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2011: 3) mengungkapkan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam pengertiannya yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut Hamalik (2004: 49) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar merupakan pengukuran dari nilai kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik pada periode tertentu. Tujuan hasil belajar merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dan mengakibatkan perubahan tingkah laku 9 sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. b. Klasifikasi Hasil Belajar Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom. Menurut Bloom dikutip Rusman (2015: 83), hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah (domain), yaitu: 1) Domain kognitif Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa ke dalam proses berpikir seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, sintesis dan evaluasi. 2) Domain afektif Domain afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai, perasaan dan emosi. Tingkatan pada aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian, karakterisasi nilai. 10 pengorganisasian, dan 3) Domain psikomotor Domain Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan fisik. Tingkatan pada aspek, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar, kemampuan perseptual, kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks. Sejalan dengan teori Ratnawulan (2015: 57), klasifikasi hasil belajar adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif, ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang rendah hingga jenjang tinggi yang meliputi enam tingkatan, yiatu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). 2) Ranah Afektif, ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu memperhatikan), (menilai receiving responding atau (menerima (menanggapi), menghargai), atau valuing organization (mengorganisasikan), Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai). 11 3) Ranah Psikomotorik, ranah yang berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan memanipulasi yang melibatkan otot dan fisik. Teori susanto (2013: 6) mengemukakan bahwa klasifikasi hasil belajar sebagai berikut: 1) Pemahaman konsep (aspek kognitif), kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. 2) Keterampilan proses (aspek psikomotor), keterampilan yang mengarahkan kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. 3) Sikap siswa (aspek afektif), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sementara Jihad, dkk (2013: 7) berpendapat bahwa klasifikasi hasil belajar sebagai berikut: 1) Belajar keterampilan kemampuan konsep, untuk pengertian, intelektual, membantu untuk dan pendapat, memperoleh mengungkapkan dan generalisasi pemecahan masalah. 2) Belajar kognitif, untuk menambah atau memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengertian dan informasi tentang berbagai hal. 12 3) Belajar verbal, untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menggunakan Bahasa untuk berkomunikasi dengan yang lainnya. 4) Belajar keterampilan kemampuan atau motorik, penguasaan untuk memperoleh keterampilan untuk membuat, memainkan, memproses dan memperbaiki. 5) Belajar sikap, untuk memperoleh kemampuan dalam menerima, merespon, menghargai, menghayati dan menginterprestasikan objek-objek atau nilai-nilai moral. Berdasarkan apa yang telah dituliskan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah koginif yang berkaitan dengan kemampuan intelektual, ranah afektif berkaitan dengan sikap, dan ranah psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan otot dan fisik. c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor. Yang pertama yaitu faktor dari dalam diri dan yang kedua faktor dari luar. diperkuat oleh Munadi (2008: 24) Teori tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu: 13 1) Faktor internal a) Faktor fisiologis atau jasmani individu, baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, sktruktur tubuh, cacat tubuh, dan lain lain. b) Faktor psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan, faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan alam. b) Faktor instrumental, faktor yang keberadaannya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Berupa kurikulum, sarana, dan guru yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Teori tersebut diperkuat oleh Damiyati (2009: 238) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan ajar, menyimpan perolehan hasil belajar, rasa percaya diri, dan lain-lain. Dan faktor eksternal diantaranya guru, sarana dan prasarana 14 pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan siswa di sekolah, dan kurikulum sekolah. Susanto (2013: 12) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik mempengaruhi kemampuan belajarnya, meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor internal berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Anitah (2008: 27) bahwa faktor-faktor hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri peserta didik) seperti bakat, minat, perhatian, kecerdasan, ketekunan, sikap, dan faktor internal seperti keluarga, masyarakat, dan sekolah. Berdasarkan pengertian mengenai hasil belajar yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Yang pertama faktor dari dalam peserta didik itu sendiri atau faktor internal yang meliputi bakat, minat, kecerdasan, 15 jasmani individu. Dan faktor yang kedua yaitu faktor dari luar diri peserta didik atau faktor eksternal yang meliputi keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah. d. Ciri-Ciri Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar yang optimal akan menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Perubahan yang disadari. Individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilannya telah bertambah. b) Perubahan yang bersifat berkesinambungan. Perubahan yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang lain. c) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. d) Perubahan yang bersifat positif. Terjadi adanya pertambahan perubahan dalam individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. e) Perubahan yang bersifat aktif. Perubahan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu. 16 Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya. f) Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidaknya untuk masa masa tertentu. g) Perubahan yang bertujuan dan terarah. Perubahan terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. 2. Model Problem Based Learning a. Pengertian Model Problem Based Learning Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi, penyelidikan dan laporan akhir. Menurut boud dan Feletti (Zulmi: 2017) menyatakan bahwa model problem based learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk 17 menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Menurut Sani (2013: 140) menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, megajukan pertanyaanpertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Menurut Rusmono (2012: 74) menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran yang menawarkan kebebasan siswa dalam proses pembelajaram. Model problem based learning menurut Syarif (2015: 42) adalah sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Menurut Ibrahim dan Nur dama Rusman (2010: 241) model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata. Berdasarkan beberapa pengertian model problem based learning yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model problem based learning merupakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah untuk merangsang peserta didik 18 berpikir kritis yang berorientasi pada masalah dunia nyata secara ilmiah dengan cara berdiskusi dengan kelompok. b. Karakteristik Model Problem Based Learning Karakteristik model pembelajaran problem based learning menurut Jumanta (2014: 209) adalah sebagai berikut: 1) Belajar dimulai dengan satu masalah 2) Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik 3) Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu 4) Memberikan tanggungjawab yang besar kepada siswa dalam membentu dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri 5) Menggunakan kelompok kecil 6) Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan yang mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja . Menurut Rusman (Zulmi: 2017) karakteristik model problem based learning adalah sebagai berikut: 1) Permasalah menjadi starting point dalam belajar 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda 19 4) Permasalahan yang menantang pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identitas kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar 5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama 6) Pemanfaat sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning 7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif 8) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemeahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan dan pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalah 9) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik dan proses belajar. Sani (2014: 134) menyatakan bahwa model problem based learning hendaknya memenuhi karakteristik, antara lain: 1) Belajar dimulai dengan mengkaji permasalahan. 2) Permasalahan berbasis pada situasi dunia nyata yang kompleks. 3) Peserta didik berkelompok. 4) Beberapa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tidak diberikan. 20 5) Peserta didik mengidentifikasi, menemukan, dan menggunakan sumber daya yang sesuai. 6) Belajar secara aktif, terintegratif, kumulatif dan terhubung. Yazdani dalam Rusmono (Zulmi: 2017) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran problem based learning ditandai dengan karakteristik: 1) Peserta didik menentukan isu-isu pembelajaran 2) Pertemuan-pertemuan pembelajaran berlangsung openended atau berakhir dengan masih membuka peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga memungkinkan pembelajaran tidak berlangsung dalam satu kali pertemuan 3) Tutor adalah seorang fasilisator dan tidak seharusnya bertindak sebagai pakar yang merupakan satu-satunya sumber informasi 4) Tutorial berlangsung sesuai dengan tutorial problem based leaning yang berpusat pada peserta didik Diperkuat Arends yang dikutip oleh Suprihatiningrum (2013: 220) bahwa model pembelajaran problem based learning memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin 21 3) Penelidikan autentik 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya 5) Kolaborasi Berdasarkan karakteristik yang telah di sebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan karakteristik model problem based learning diantaranya belajar dimulai dengan mengkaji sebuah permasalahan, permasalahan berbasis pada permasalahan nyata, dilakukan dengan bekerja sama atau berkelompok, peserta didik mengidentifikasi, menemukan, dan menggunakan sumber daya yang sesuai, menghasilkan produk dan memamerkannya. c. Tahapan – Tahapan Problem Based Learning Menurut Kurniasi (2016: 52) terdapat beberapa langkahlangkah yang harus dipersipkan dalam model problem based learning, diantaranya: 1) Mengidentifikasi masalah 2) Mengumpulkan data 3) Menganalisis data 4) Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya 5) Memilih cara untuk memecahkan masalah 6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah 22 7) Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan 8) Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah Menurut Hamdayaman (2014: 212) menyatakan bahwa langkah problem based learning, yaitu: 1) Merumusukan masalah 2) Menganalisis masalah 3) Merumuskan hipotesis 4) Mengumpulkan data 5) Pengujian hipotesis 6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah Langkah-langkah model problem based learning menurut Rumsan (2016: 234) adalah sebagai berikut: 1) Orientasi peserta didik pada masalah 2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar 3) Membimbing pengalaman individu/kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi Berdasarkan langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran model problem based learning diantaranya mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelumnya, 23 merencanakan penerapan pemecahan masalah, pengujian, menganalisis dan mengevaluasi hasil. d. Kelebihan Model Problem Based Learning Model problem based learning memiliki beberapa kelebihan jika digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Kurniasi (2015: 49) mengemukakan terdapat beberapa kelebihan model problem based learning, diantaranya: 1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif peserta didik 2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para peserta didik dengan sendirinya 3) Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar 4) Membantu peserta didik belajar untuk mentranfer pengetahuan dengan situasi yang serba baru 5) Dapat mendorong peserta didik mempunyai inisatif untuk belajar secara mandiri 6) Mendorong kreativitas peserta didik dalam mengungkapkan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan 7) Terjadinya pembelajaran yang bermakna 8) Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan 24 9) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembkangkan hubungan interpersoanal dalam bekerja kelompok Menurut Nurdin (2016: 228) kelebihan model problem based learning adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri 2) Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah 3) Membantu peserta didik belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi yang baru 4) Akan terjadi pembelajaran bermakna 5) Dapat meningkatkan kemampuasn berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok Menurut Prahastiwi (Hinda Faridah: 2016), terdapat empat kelebihan model problem based learning yaitu sebagai berikut: 1) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas 25 2) Mendorong peserta didik melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain 3) Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan peserta didik menjelaskan dan membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena tersebut 4) Membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Bimbingan guru kepada peserta didik secara berulanguang mendorong dan mengarahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaann dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu peserta didik akan belajar menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri dalam hidupnya kelak. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model problem based learning memiliki banyak kelebihan jika langkah-langkah dan proses pembelajaran yang terdapat dalam model problem based learning dilaksanakan dengan benar. Kelebihan yang dimiliki model problem based learning diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan kreatif peserta didik, mendorong peserta didik melakukan pengamatan, peserta didik dapat bekerja 26 dalam kelompok, meningkatkan motivasi peserta didik, serta mempersiapkan peserta didik menjadi mandiri. e. Kelemahan Model Problem based Learning Selain memiliki banyak kelebihan, model problem based learning juga memiliki kekurangan, seperti yang dikemukakan Syarif (2015: 47) diantaranya sebagai berikut: 1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini. Misalnya, terbatasnya sarana prasarana atau media pembelajaran yang dapat menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati sehingga menyimpulkan konsep yang diajarkan 2) Membutuhkan alokasi yang lebih panjang 3) Pembelajaran hanya berdasarkan pada masalah 3. Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan Kerusakan alam terjadi akibat ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab dalam mengolah sumber daya alam. Jika dibiarkan terus berlanjut maka akan membuat kualitas lingkungan menjadi menurun. Untuk itu perlu adanya upaya pelestarian lingkungan untuk meminimalisir serta mempertahankan kualitas lingkungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelestarian memiliki arti proses, cara, sikap yang dilakukan untuk melestarikan, 27 perlindungan dari kerusakan dan kemusnahan. Sedangkan lingkungan adalah ruang dengan seluruh benda, energi dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memberikan pengaruh kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dalam pembelajaran di kelas V terdapat pembelajaran dengan subtema Usaha Pelestarian Lingkungan yang ditujukan untuk peserta didik agar dapat menjadi individu yang dapat mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana juga menjaga lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang yang secara spesifik membahas mengenai kualitas air terhadap kehidupan manusia. Dalam subtema Usaha Pelestarian Lingkungan terdapat beberapa muatan pelajaran diantaranya Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, dan SBdP. Dengan kompetensi yang ingin dikembangkan dalam ranah sikap berupa menghargai pendapat orang lain dan percaya diri, dalam ranah pengetahuan berupa wawasan mengenai kualitas air, dan dalam ranah keterampilan dapat menunjukan hasil pembelajaran berupa karya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa subtema Usaha Pelestarian Lingkungan yang dipelajari di kelas V difokuskan untuk mempelajari kualitas air terhadap kehidupan manusia dengan tujuan peserta didik dapat bijaksana 28 dalam mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya alam, juga menjaga lingkungan demi generasi yang akan datang. B. PENELITIAN YANG RELEVAN Setelah peneliti melakukan telaah pada penelitian yang akan dilakukan, terdapat beberapa keterkaitan antara hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan yang peneliti lakukan. Penelitian pertama dilakukan oleh Putri Damayanti pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 2 Di SD Negeri Tegalrejo 2” dengan pendekatan penelitian eksperimen quasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar peserta didik kelas VA. Hal tersebut dibuktikan dengan sig. (2tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05) artinya H null ditolah dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antar selisih skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Penelitian kedua dilakukan oleh Angga Yudistira pada tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Dalam Pembelajaran Tematik Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 Organ Gerak Hewan” dengan penelitian eksperimen quasi. Dengan jumlah 29 sampel di kelas VA sebanyak 25 orang dan di kelas VB sebanyak 25 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dibuktikan terdapat pengaruh sebesar 0,769 dengan presentasi besaran pengaruh dari model problem based learning di dapat 76,5% Berdasarkan kedua hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model problem based learning. Dengan demikian, meskipun di atas telah disebutkan adanya penelitian dengan tema dan penerapan model yang sama dengan yang akan peneliti lakukan, akan tetapi mengingat objek, subjek, dan juga tempat yang berbeda. Maka dari hasil tersebut dapat menunjang judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan”. C. KERANGKA BERPIKIR Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi awal hasil belajar peserta didik kelas V SDN Batutulis 1 yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah penelitian di atas mengenai masih terdapat peserta didik dengan hasil belajar rendah dan kurangnya rasa ingin tahu peserta didik dengan materi pembelajaran. Seperti yang telah disimpulkan, hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah 30 melakukan proses pembelajaran dan mengakibatkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Dari beberapa model yang ada, peneliti memilih model problem based learning sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar peserta didik pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan. Model problem based learning merupakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah untuk merangsang peserta didik berpikir kritis yang berorientasi pada masalah dunia nyata secara ilmiah dengan cara berdiskusi dengan kelompok. Dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini. Kemampuan awal kelas eksperimen (pretest) Perlakuan dengan model problem based learning Hasil belajar (postes) Perbedaan hasil belajar Kemampuan awal kelas kontrol (pretest) Perlakuan dengan model konvensional Hasil belajar (postes) Gambar 2.1 bagan kerangka berpikir penelitian eksperimen kuasi desain 2 grup 31 D. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan penggambaran kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning pada hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan di kelas V SD Negeri Batutulis 1 Kota Bogor. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 1 yang berlokasi di jalan Batutulis kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 dengan subjek penelitian peserta didik kelas V yang terdiri dari kelas VC sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. C. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN KUASI Desain eksperimen yang dipilih adalah desain penelitian eksperimen 2 grup, maka dibutuhkan dua kelas yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan model problem based learning dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Kelompok Pretest (treatment) Perlakuan Postest Eksperimen 1 (KE) O1 X O2 Kontrol 2 (KK) O1 - O2 Tabel 3.1 desain subjek random pretes-postes kelompok kontrol 33 Keterangan: E1 : kelas eksperimen 1 dengan model problem based learning E2 : kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran konvensional O1 : soal tes awal (pretest) O2 : soal tes akhir (posttest) X : model pembelajaran problem based learning D. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi dilakukan dengan pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar dengan perlakuan model pembelajaran pada subtema usaha pelestarian lingkungan. Variable terikat yang digunakan yaitu hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan, sedangkan variable bebas dengan model problem based learning. Menurut Cook dan Campbell (Seyla Setiani Rahman: 2018) Penelitian eksperimen kuasi adalah metode penelitian yang memiliki perlakuan (treatment), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), unit-unit eksperimen (experiment units), namun tidak menggunakan penempatan secara acak (nonrandomized) untuk menciptakan perbedaan atau perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (treatment). 34 E. POPULASI DAN SAMPEL Menurut Sugiyono (2017: 80) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka diambil sebagian kecil dari jumlah yang besar pada populasi. Populasi penelitian ini merupakan sampel penelitian yaitu semua peserta didik kelas V dengan rincian sebagai berikut: No. Kelas Keterangan Jumlah Peserta Didik 1. VB Kelas kontrol 30 2. VC Kelas eksperimen 28 jumlah 58 Tabel 3.2 populasi atau sampel peserta didik kelas V SDN Batutulis 1 Seluruh populasi kelas VB dan VC akan digunakan sebagai sampel. Oleh karena itu, seluruh populasi akan digunakan dalam penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VC sebanyak 28 orang yang akan diberikan perlakuan model problem based learning. Dan peserta didik kelas VB sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol. 35 F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa penilaian hasil belajar dengan melakukan pretest dan posttest. 1. Pretest Merupakan tes awal yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dengan suatu perlakuan yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasai oleh peserta didik. 2. Posttest Merupakan tes akhir yang dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel terikat yaitu model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar subtema usaha pelestarian lingkungan. G. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Definisi Konseptual Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dan mengakibatkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah melalui prosesnya, terjadi perkembangan yang lebih baik pada aspek yang telah di 36 sebutkan sehingga akan tergambar hasilnya dalam proses evaluasi berupa hasil tes penguasaan peserta didik. 2. Definisi Operasional Hasil Belajar Hasil belajar akan terlihat dengan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan melalui pembelajaran mengenai subtema usaha pelestarian lingkungan dan tes evaluasi. Tes yang dilakukan adalah pemberian isian essay sebanyak 10 soal yang dilakukan pada pretest di awal dan posttest di akhir pembelajaran yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran berdasarkan pada kompetensi inti serta kompetensi dasar. Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model problem based learning sehingga akan melakukan kegiatan-kegiatan eksperimen pemecahan masalah. 3. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Kelas/Semester : Lima/genap Tema : Lingkungan Sahabat Kita Subtema : Usaha Pelestarian Lingkungan Pembelajaran ke- :1 Muatan Pelajaran : IPA, B. Indonesia 37 Mapel IPA B. Indo Kompetensi Dasar (3.8) Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup (3.8) Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi Indikator Kognisi Bentuk Penilaian Nilai Jumlah Butir Butir Soal Soal (3.8.1)...Menganalisis siklus air dan dampak nya (3.8.2) Menggambar kan siklus air dan dampak nya (3.8.3) Mengemuka kan siklus air dan dampak nya C4 essay 10 1 C4 essay 10 1 C3 essay 10 2 (3.8.1)...Menguraikan urutan peristiwa siklus air dan dampak nya (3.8.2) Menyimpul kan peristiwa siklus air dan dampak nya (3.8.3) Merancang peristiwa siklus air dan dampak nya C4 essay 10 2 C5 essay 20 1 C6 essay 20 1 Tabel 3.3 kisi kisi instrumen 4. Uji Coba Validitas Instrumen Adapun validitas soal diuji dengan rumus koefisien korelasi biserial dengan syarat nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%, maka instrument dapat dinyatakan valid. Dengan rumus perhitungan sebagai berikut: š¦ ššš= 38 šš−šš” š šš” √š Keterangan: Mt : rata-rata skor subjek yang menjawab benar dibagi jumlah siswa Mp : rata-rata skor total St : standar deviansi p : proporsi peserta didik yang menjawab benar q : proporsi peserta didik yang menjawab salah Dengan tabel interprestasi indeks koefisien korelasi sebagai berikut: Interval koefisien Kriteria tingkat korelasi 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat Table 3.4 tabel interprestasi indeks koefisien korelasi 5. Perhitungan Koefisien Reabilitas Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji reabilitas instrument menggunakan rumus Kuder Richardson (Kr-20) dengan syarat indeks realibilitas instrument r hitung > rtabel pada taraf signifikan 5%, maka butir instrument penelitian dapat dikatakan reliabel. Dengan rumus sebagai berikut: r11 = ( š )( š−1 39 šš”²−∑(šš) šš”² ) Keterangan: r11 : koefisien reabilitas tes secara keseluruhan n : banyaknya item S : standaar deviasi dari tes p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah Dengan tabel kriteria reabilitas sebagai berikut: Interval kelas Kriteria/makna 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,70 – 0,79 Tinggi 0,60 – 0,69 Sedang < 0,60 Rendah Table 3.5 tabel kriteria reabilitas 6. Tingkat Kesukaran Butir Soal Butir-butir soal yang digunakan pada saat pelaksanaan tes akan dihitung pula tingkat kesukarannya sebagai bentuk uji keabsahan selanjutnya. Taraf kesukaran dihitung dengan rumus: P= šµ š½š Keterangan: P : indeks kesukaran B : banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh peserta tes Untuk mengetahui taraf kesukaran pada sutu butir soal termasuk golongan taraf mudah, sedang, atau sukar. Berikut adalah tabel indeks tingkat kesukaran butir soal: 40 Interval Nilai Kategori Persentasi kategori 0,00 – 0,30 Sukar 20 0,31 – 0,70 Sedang 30 0,71 – 1,00 Mudah 50 Table 3.6 tabel indeks tingkat kesukaran butir soal 7. Daya Pembeda Butir Soal Pelaksanaan tes yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dapat menunjukan kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta didik. Dengan rumus sebagai berikut: D= Bš“ Jš“ - Bšµ Jšµ = PA - P B Keterangan: D : indeks diskriminasi (daya pembeda) BA : banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal benar JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah PA = BA/JA : proporsi peserta kelompok atas yang jawab benar PB = BB/JA : proporsi peserta kelompok bawah yang jawab benar Dengan tabel indeks daya pembeda sebagai berikut: indeks interprestasi 0,00 < DP ≤ 0,19 Buruk 0,20 < DP ≤ 0,39 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,69 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali Table 3.7 tabel indeks daya pembeda 41 H. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Pemberian skor pada pretest dan posttest 2. Menghitung skor N-Gain yang dinormalisasi Untuk analisis data hasil belajar pretest dan posttest dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest dengan rumus N-Gain menurut Melter seperti dibawah ini: N-Gain = Spostes−Spretes Smaksimal−Spretes Keterangan: Spretest : skor tes awal Sposttest : skor tes akhir Smaksimal : skor maksimal Dengan tabel kriteria N-Gain sebagai berikut: Interval nilai Kriteria N-Gain/Makna G ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ G < 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah Table 3.8 tabel kriteria N-Gain 3. Menghitung skor rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) 4. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji normalitas dengan uji Liliefors b. Uji Homogenitas (uji Barletta tau uji Fisher) c. Uji Hipotesis Penelitian 42 I. HIPOTESIS STATISTIKA H0 : µ0 = µ1 : tidak terdapat pengaruh hasil belajar subtema Ha : µ1 = µ0 : terdapat pengaruh hasil belajar subtema Keterangan: H0 : hipotesis nol Ha : hipotesis kerja µ1 : nilai rata-rata hasil belajar dengan model problem based learning µ2 : nilai rata-rata hasil belajar dengan model konvensional J. RINCIAN KEGIATAN PENELITIAN No Bulan Jenis Kegiatan desember 1 Penyusunan PPS 2 Seminar PPS 3 Perbaikan PPS 4 Ujicoba Instrumen 5 Penelitian di Lapangan 6 Analisis Data 7 Penyusunan Laporan Penelitian Skripsi 8 Finalisasi/Pengesa han skripsi 43 januari februari maret april mei juni DAFTAR PUSTAKA Agustinawati, Nita. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMAN 7 Cirebon. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol. 3 h, 3. A, M. Sudirman. 2014. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres. Damayanti, Putri. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 2 Di SDN Tegalrejo 2. Skripsi USD Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Dimyati, dan Muljono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta. Faridah, Hinda. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPA Materi Bumi Dan Alam Semesta. Skripsi Universitas Pasundan Bandung: tidak diterbitkan. H. Syahruddin dan Ni Nym Widiantari dan IW Widiana. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Gugus V Kecamatan Buleleng. Jurnal Vol. 1 no. 1 Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ibrahim. 2017. Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional (Ceramah) Dengan Kooperatif (Make A Match) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Suara Guru. Vol.3 h, 202. Iskandar, Agung. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta: Buana Murni. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Sekolah Dasar Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita. Jakarta: Kemdikbud. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Sekolah Dasar Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita. Jakarta: Kemdikbud. 44 Rachmawati, Titik dan Daryanto. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media. Ratnawulan, Elis dan Rusdiana, A. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik Dan Penilaian. Jakarta: Rajawali Pres. Setiawan, Gilang Kusumah. 2018. Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Dengan Menggunakan Metode Menulis Berantai Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Kadungora. Jurnal Caraka. Vol. 7 h, 43. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Widagdo, Achmad Kunto. 2010. Hasil pembelajaran Dengan Metode Konvensional dan Metode Tutor Sebaya Terhadap Peningkatan Teknik Passing Sepak Bola Pada Kelas VIII SMPN 1 Kesesi. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan. Wulansari, Andhita Dessy. 2014. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division Dan Team Assisted Individualization Pada Materi Regresi Linier. Jurnal Cendekia. Vol. 12 h, 159. Yudistira, Angga. 2019. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Dalam Pembelajaran Tematik. Skripsi Universitas Pasundan Bandung: tidak diterbitkan. Zulmi, Mutia. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan Pada Siswa Kelas V SDN Sukajadi. Skripsi Universitas Pasundan Bandung: tidak diterbitkan 45