SKENARIO 1 BELAJAR DARI KESALAHAN Seorang pria, 40 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan sesak. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing dan riwayat asma. Dokter kemudian memberikan terapi nebulisasi dan injeksi iv dexametason 1 ampul. Dokter tidak memberikan instruksi yang jelas sehingga perawat menyuntikkan obat yang lain yaitu metilprednisolon. Pasien tidak mengalami efek samping dan sesaknya berkurang. KATA SULIT 1. Wheezing : Suara pernapasan frekuensi tinggi nyaring yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal ini disebabkan penyempitan saluran respiratorik distal. 2. Asma : Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing), batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari (Soedarto. 2012). 3. Nebulisasi : Nebulisasi adalah tindakan pemberian obat-obatan melalui rute per-inhalasi menggunakan mesin jet nebulizer atau mesh nebulizer. 4. Dexametason : Deksametason, seperti kortikosteroid lainnya memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi dengan pencegahan pelepasan histamine. Penggunaan deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara lain: pada terapi arthritis rheumatoid, systemik lupus erithematosus, rhinitis alergika, asma, leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau auto immune, selain itu deksametason dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis sindroma cushing. Efek samping pemberian deksametason antara lain terjadinya insomnia, osteoporosis, retensi cairan tubuh, glaukoma dan lain-lain ( Suherman, 2007). 5. Metilprednisolon : Metilprednisolon (MT) adalah obat golongan kortikosteroid yang termasuk dalam kelompok adrenokortikosteroid sintetik. PERTANYAAN 1. Termasuk jenis insiden keselamatan pasien apa dalam skenario tersebut ? Insiden kejadian tidak cedera, karena walaupun sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera. 2. Apa definisi keselamatan pasien ? Menurut Vincent (2008), keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut 3. 4. 5. 6. 7. diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Apa saja jenis insiden keselamatan pasien+contoh ? Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi. Kejadian Potensi Cedera / Reportable circumstance adalah kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Contoh : Alat defibrilator di IGD rusak, ICU yang dalam kondisi jumlah tenaga yang kurang. Kejadian Tidak Cedera adalah suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera. Contoh : Pasien minum parasetamol & tidak ada reaksi apapun tetapi dokter tidak meresepkan parasetamol Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga pasien tidak cedera. Contoh : Salah identitas pasien namun diketahui sebelum dilakukan tindakan KejadianTidak Diharapkan adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Contoh : Tertusuk jarum, pasien jatuh Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : Operasi pada bagian tubuh yang salah. Amputasi pada kaki yang salah, dsb sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan & prosedur yang berlaku. Apakah kasus seperti skenario diatas harus dilaporkan ? Menurut saya perlu dilakukan pelaporan karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali. Pembuatan laporan dapat dilakukan oleh Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan kejadian/insiden atau semua staf yang terlibat dalam kejadian/insiden Apa penyebab terjadinya medical error pada skenario tersebut ? Adanya komunikasi yang kurang efektif antara dokter dengan perawat. Apa hal yang seharusnya dilakukan supaya tidak terjadi medical error pada skenario tersebut? Karena dalam skenario adalah kurangnya komunikasi yang baik, maka langkah yang harusnya dilakukan adalah meningkatan komunikasi efektif, karena komunikasi sangat penting dan seringkali merupakan penyebab tersering terjadinya medication error. Upaya untuk meningkatkan komunikasi yang efektif adalah : Hand over (serah terima) : petugas yang akan memberikan pesan mencatat pesan-pesan yang harus diinformasikan,lalu menyampaikan pesan tersebut kepada petugas selanjutnya secara lisan sambil memberikan catatan yang telah dibuat sebelumnya. Read back (baca ulang) : petugas yang telah menerima pesan membaca ulang pesan yang telah diterima Repeat back (sebutkan ulang) : petugas yang menerima pesan menyebutkan ulang semua pesan-pesan untuk menyamakan persepsi yang sama antara petugas yang memberikan pesan dengan petugas yang diberikan pesan/ Check back (periksa ulang) : petugas yang memberikan pesan memeriksa ulang catatan yang telah diberikan dan menambah catatan apabila ada yang perlu ditambahkan. Teach back (ajarkan ulang) : ajarkan ulang bila diperlukan, kalau perlu didemonstrasikan supaya komunikasi benar-benar menjadi efektif. Bagaimana peran menajemen rumah sakit dalam safety pasien? Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien : Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatanpasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit “. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien. NOTES : Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu : 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien