Uploaded by irsyadiantimehitapursadi

BA 2 IPBA

advertisement
 BAB 1
STRUKTUR BUMI
1.
Pendahuluan
Sampai abad ke-17, bumi dipandang sebagai bangun bulat teratur. Pada akhir
abad ke-17 banyak fakta dikumpulkan para ahli dan menyatakan bahwa bentuk bumi
bukan bangun bulat. Dari sejumlah penelitian dapat disimpulkan bahwa bumi lebih
mengembang di daerah khatulistiwa daripada di daerah kutub. Bumi merupakan
bangun spheroid (bulat lonjong) yakni bentuknya dengan sumbu di daerah kutub
lebih pendek daripada panjang sumbu di khatulistiwa. Secara sederhana bumi
digambarkan sebagai suatu model bola dengan beberapa lapisan, yaiyu kerak (crust),
mantel (mantle), dan inti (core). Pembagian lapisan ini didasarkan atas perubahan
fisisnya yang titunjukkan dengan perubahan kecepatan gelombang gempa (seismik),
temperatur, dan densitas (kerapatan). Lapisan kerak bumi terdiri atas batuan yang
disebut lithosfer.
1.1 Bentuk Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan
pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan
ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke
kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000
km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak
antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Pandangan sebagian ahli menyatakan bahwa bumi pada zaman dulu merupakan
zat alir (fluida). Akibat rotasi bumi yang berputar pada sumbu dan pengaruh gaya
sentrifugal, permukaan bumi agak lebih flat (datar) di daerah kutub daripada lebih
cembung di daerah khatulistiwa (ekuator).
Perbedaan panjang antara radius
khatulistiwa (panjang) dan radius kutub (pendek) sebesar 21 km. Radius bumi ratarata adalah 6.378 km.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski
pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari
584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus
jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar
pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut)
dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan
1 khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya
adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari
dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga
alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah
yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa
permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung,
lembah, bukit, danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukan-bentukan tersebut,
menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut
dikenal sebagai relief Bumi.
1.2.
Ukuran Bumi
Berikut kami rangkum ukuran bumi dalam bentuk Tabel 1.1 Ciri Fisik Bumi dan
ukurannya.
Tabel 1.1. Ciri Fisis Bumi dan Ukuran
Ciri Fisis Bumi
Jari-jari kutub
Kepepatan
Keliling khatulistiwa
Ukuran (satuan)
6,371.0 km
6.378,1 km
6.356,8 km
0,0033528
40.075,02 km (khatulistiwa)
40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)
Luas permukaan
510.072.000 km²
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
Volume
Massa
Massa jenis rata-rata
Gravitasi permukaan di khatulistiwa
Kecepatan lepas
Kecepatan rotasi
1,0832073×1012 km3
5,9736×1024 kg
5,5153 g/cm3
9,780327 m/s²
Kemiringan sumbu
Albedo
0,99732 g
11,186 km/s
1674,4 km/jam
23,439281°
0,367
2
2.1
Interior Bumi
Meneliti interior bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti
misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang
(seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika
mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi
2 (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat
menghantarkan gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur
sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya
gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang
Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat
kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya.
Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan
gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat
rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material
dari interior bumi. Struktur bumi terdiri atas tiga bagian yaitu inti , mantel, dan kerak.
Tabel 1.2. Struktur Bumi dan Massa Jenis Tiap Lapisan
No
1
2
3
Bagian Struktur
Inti :
a.
Inti
dalam
b.
Inti
luar
Mantel
Kerak
Kedalaman (km)
Massa jenis (g/cm3)
5.000 – 6.378
2.900 – 5.000
8 - 12
50 – 2.900
0 – 50
3,6 - 6
1,6 – 3,3
Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370 kilometer
(3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel, melayang di dalam inti
luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat tekanan dan
pendinginan.
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer (1.806
- 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta terjadi gerakan
konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan efek dinamo
yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga bertanggung jawab untuk
menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890 kilometer
(406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa mantel-kerak dan
komposisinya sebagian besar silikon, magnesium,gan oksigen. Mungkin juga
mengandung besi, kalsium, dan aluminium.
Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650 kilometer
(250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadang-kadan disebut juga fertile
layer, mengandung 11,1% masa mantel-kerak, sumber magma basaltik. Daerah
Transisi juga mengandung kalsium, aluminum, dan garnet, yaitu mineral kompleks
aluminum-bearing silikat. Adanya garnet pada lapisan ini menyebabkan mudah padat
jika dingin dan mengapung jika meleleh karena panas. Bagian yang meleleh bisa naik
ke lapisan lebih tinggi sebagai magma.
3 Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400 kilometer (6
- 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa mantel-kerak. Fragmen dari lapisan
ini pernah diamati pada sabuk pegunungan yang tererosi dan pada letusan gunung api.
Olivine (Mg,Fe)2SiO4 dan pyroxene (Mg,Fe)SiO3 adalah mineral utama yang
ditemukan disini. Bagian atas Mantel Atas disebut asthenosphere.
Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman 0-10
kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147% masa mantel-kerak.
Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui aktivitas vulkanik.Sistem Punggung
Samudra (oceanic ridge system), yaitu sebuah jaringan gunung api selebar 40.000kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru dengan kecepatan 17
km3 per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan Iceland adalah
contoh akumulasi onggokan basalt.
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50 kilometer (0
- 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak. Lapisan ini adalah
bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri dari mineral berdensitas
rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars (metal-poor silicates). Kerak
bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan bumi;yang merupakan bagian
terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin mengalami deformasi secara perlahan,
kita menyebut lapisan ini sebagai lithosphere (lapisan yang kuat).
2.2 Litosfer dan Strukturnya
2.2.1. Pengertian Litosfer
Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan,
dan sphera artinya lapisan. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan kerak
bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali
dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di
permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran antar
mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk
batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat
tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses
perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian
ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang
kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
4 Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam
wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di
permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi sumber
makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit
di dasar laut.
2.2.2. Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)
Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan seharihari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan
sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan
lebih tebal daripada di bawah samudra.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari jari barisfer ± 3.470 km.
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini
disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan
berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c. Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium
dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis
batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial
dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.
Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan
ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan
merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
5 2.2.3. Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut
merupakan material batuan penyusun litosfer,
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi
padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah
batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi
menjadi tiga macam :
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahanlahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam
adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur
magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer
mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral
yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak
sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di
permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku
luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan
bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan
tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang
kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang
menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan
Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
6 3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau
penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
2.2.4. Pemanfaatan litosfer
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer
bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia
melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung
bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan-bahan mineral
atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan
gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
3
Pengantar Teori Lempeng Tektonik
Teori
Tektonika
Lempeng
(Plate
Tectonics)
adalah teori dalam
bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya buktibukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosferyang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan
padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang
sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih
dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di
bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif
satu
dengan
yang
lainnya
di
batas-batas
lempeng,
baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan),
ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen,
7 konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara
kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra
Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah dimana
suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra
lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah sering terjadi
gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenhes)
juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun ada juga yang
berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di California, USA.
Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke
Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.
Batas Konvergen
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu:
1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra,
2) antara dua lempeng samudra, dan
3) antara dua lempeng benua.
Konvergen Lempeng Benua - Samudra (Oceanic - Continental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng
ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada
lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic
8 mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman,
terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
Konvergen Lempeng Samudra - Samudra (Oceanic - Oceanic)
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya,
menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang
pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini
ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic
island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses
ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng
AmerikaUtara.
Konvergen Lempeng Benua - Benua (Continental - Continental)
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena
keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup
berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang
bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik
(mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan
yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Lempeng - Lempeng Utama
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
· Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng Benua
· Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng Benua
· Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara
50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng Benua
· Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng Benua
· Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia Timur Laut –
Lempeng Benua
· Lempeng
Amerika
Selatan,
meliputi Amerika
Selatan Lempeng
Benua Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng Samudera.
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng
India, Lempeng Arabia,Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng
Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, danLempeng Scotia. Pergerakan lempeng
telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu,
9 termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua
benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan
mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan
benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun
kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga
terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia),
dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).
Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung
berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak
lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang
Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa
(Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan
atau benturan yang cukup keras. Penyebab utama bencana dan kerusakan terhadap
lingkungan hidup adalah gaya inersia yang ditimbulkan oleh goncangan gempa dan
berakibat merobohkan bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan gempa.
Sementara penyebab ikutan gempa berupa Tsunami yang menghancurkan dan
menghanyutkan bangunan-bangunan ringan di desa-desa atau dusun-dusun di tepi
pantai.
Berdasarkan jenis kerusakan akibat gempa bumi, yang paling banyak
menimbulkan korban jiwa adalah tsunami dan gaya-gaya inersia yang ditimbulkan
oleh gempa bumi. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk
menanggulangi bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya, perlu
disusun suatu petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di Indonesia.
Tercakup di dalamnya pengkajian ulang terhadap Peta Zona Gempa yang telah
digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia untuk keperluan perancangan infra
struktur tahan gempa.
10 
Download