Uploaded by User94762

142114149 full

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Oscar Dian Valentino
142114149
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Oscar Dian Valentino
142114149
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
Oleh:
Oscar Dian Valentino
NIM
: 142114149
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA
ii
Tanggal : 26 Februari 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Oscar Dian Valentino
NIM : 142114149
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 5 Maret 2018
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA
........................
Sekretaris
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
........................
Anggota
Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA
.........................
Anggota
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA
........................
Anggota
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
........................
Yogyakarta, 28 Maret 2018
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
A.Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 5 Maret 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 28 Maret 2018
Yang membuat pernyataan,
Oscar Dian Valentino
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Oscar Dian Valentino
NIM
: 142114149
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
Beserta perangkat yang diberikan. Demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan,
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Yogyakarta, 28 Maret 2018
Yang menyatakan,
Oscar Dian Valentino
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi
lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orangorang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan
dan tidak menjadi lelah.
Yesaya 40:29-31
Kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Valentinus yang selalu memberi
berkat
Keluarga dan kerabat yang selalu mendukung dan mengingatkan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Univerisitas Sanata
Dharma.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA., selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing dalam menyelesaikan skripsi.
5. Lisia Apriani M.Si., Akt. selaku dosen pembimbing akademik yang
membimbing dan memberi semangat dari awal perkuliahan sampai pada
penulis menyelesaikan skripsi.
6. Nicko Kornelius Putra M.Sc. yang telah memberikan masukan-masukan dan
semangat yang berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
8. Ibu Farida Fusiyati selaku pemilik Ambarketawang Resto yang sudah
mengijinkan untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Ocha selaku staff accounting, Bapak Triyadi selaku supervisor bagian
dapur, dan seluruh karyawan yang telah berkenan meluangkan waktu dan
banyak memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan.
10. Bapak, Ibu, Mas dan Mbak yang selalu memberikan dukungan doa dan
memberikan masukan berupa nasihat hingga selesainya skripsi ini.
11. Maria Ratih Puspita Dewi dan keluarga yang telah memberikan dukungan doa
dan semangat.
12. Teman-teman kelas MPAT yang selalu berbagi informasi, memberikan saran
dan kritik kepada penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 28 Maret 2018
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS...................................................
iv
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI............................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR..............................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................
ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR................................................................
xi
HALAMAN DAFTAR TABEL....................................................................
xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN............................................................
xiii
ABSTRAK.....................................................................................................
xiv
ABSTRACT...................................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah....................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................
3
C. Batasan Masalah................................................................
3
D. Tujuan Penelitian...............................................................
4
E. Manfaat Penelitian..............................................................
4
F. Sistematika Penulisan..........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................
7
A. Pengauditan........................................................................
1. Pengertian Pengauditan................................................
2. Pengelompokkan Audit................................................
B. Pengauditan Internal...........................................................
1. Pengertian....................................................................
2. Tujuan Audit Internal..................................................
3. Ruang Lingkup.............................................................
4. Tahapan........................................................................
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pembelian......................
7
7
7
9
9
10
11
12
14
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Pembelian....................................................
2. Dokumen yang Digunakan............................................
3. Fungsi Pembelian..........................................................
4. Transaksi Pembelian......................................................
Audit Atas Fungsi Pembelian..............................................
Bahan Baku.........................................................................
1. Pengertian......................................................................
2. Pembelian Bahan Baku.................................................
Restoran...............................................................................
1. Pengertian......................................................................
2. Tujuan............................................................................
Kerangka Berfikir................................................................
14
15
16
17
18
18
18
19
19
19
20
20
METODE PENELITIAN..........................................................
23
A.
B.
C.
D.
E.
Jenis Penelitian....................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian.............................................
Subjek dan Objek Penelitian...............................................
Teknik Pengumpulan Data..................................................
Teknik Analisis Data...........................................................
23
23
24
24
26
GAMBARAN UMUM AMBARKETAWANG RESTO.........
32
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Profil Perusahaan.................................................................
Sejarah Singkat Perusahaan.................................................
Ambarketawang Resto.........................................................
Visi Perusahaan....................................................................
Misi Perusahaan...................................................................
Fasilitas................................................................................
Struktur Organisasi..............................................................
Job Description...................................................................
32
32
32
33
34
35
35
37
ANALISIS DAN PEMBAHASAN...........................................
40
D.
E.
F.
G.
BAB III
BAB IV
BAB V
A.
B.
C.
D.
E.
BAB VI
Survei Pendahuluan............................................................. 40
Perencanaan Audit Internal.................................................. 41
Pelaksanaan Rencana Audit................................................. 49
Mengevaluasi Proses Audit................................................. 71
Melaporkan Hasil Audit....................................................... 72
PENUTUP..................................................................................
73
A. Kesimpulan.......................................................................... 73
B. Keterbatasan Penelitian........................................................ 73
C. Saran..................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 76
LAMPIRAN.......................................................................................................
x
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir.....................................................................
22
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Ambarketawang Group............................
36
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Tabel Kombinasi antara Red Flags dan tabel Risk Worksheet...
28
Tabel 2
Tabel Check List........................................................................
29
Tabel 3
Tabel Penilaian Risiko..............................................................
42
Tabel 4
Tabel Program Audit - Organisasi Fungsi Pembelian...............
45
Tabel 5
Tabel Program Audit - Perencanaan pembelian.......................
46
Tabel 6
Tabel Program Audit - Inspeksi dan Penerimaa Barang..........
47
Tabel 7
Tabel Program Audit - Pembayaran Barang.............................
49
Tabel 8
Tabel Audit Organisasi Fungsi Pembelian................................
50
Tabel 9
Tabel Audit Perencanaan Pembelian.........................................
56
Tabel 10
Tabel Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang..........................
61
Tabel 11
Tabel Audit Pembayaran Barang...............................................
66
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Laporan Hasil Audit Internal...................................................
79
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara.................................................
87
Lampiran 3
Tabel Program Audit Organisasi Fungsi Pembelian................
89
Lampiran 4
Tabel Program Audit Perencanaan Pembelian.........................
90
Lampiran 5
Tabel Program Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang...........
91
Lampiran 6
Tabel Program Audit Pembayaran Barang...............................
92
Lampiran 7
Contoh Dokumen Permintaan Pembelian, Order Pembelian
dan Laporan Penerimaan Barang.............................................
93
Lampiran 8
Contoh Nota dari Pemasok.......................................................
95
Lampiran 9
Daftar Pemasok Bahan Baku Makanan Terpilih......................
97
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.........................
98
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN
Studi Kasus di Ambarketawang Resto
Oscar Dian Valentino
NIM : 142114149
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit internal dengan
menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan keekonomisan pada pembelian bahan baku
makanan di Ambarketawang Resto. Penelitian ini penting karena proses bisnis di
restoran ini bermula dari kegiatan pembelian bahan baku makanan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan cara
melakukan observasi, wawancara, kombinasi tabel red flags dan risk worksheet,
check list dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis yang didasarkan pada prosedur audit internal pada pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto telah mencangkup 3E (efektif, efisien dan ekonomis).
Proses audit telah dilakukan dan temuan audit telah dilaporkan dalam bentuk
laporan audit serta telah diberikan rekomendasi berupa perbaikan atas kelemahan
yang terjadi pada pembelian bahan baku makanan.
Kata Kunci: pengauditan internal, pembelian, bahan baku, efektif, efisien,
ekonomis, standar operating procedure
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
INTERNAL AUDIT OF PURCHASING ON RAW FOOD MATERIAL
A Case Study at Ambarketawang Resto
Oscar Dian Valentino
NIM : 142114149
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
This research aim to determine the result of the internal audit by assessing
the effectiveness, efficiency, and economy of raw food material purchasing in
Ambarketawang Resto. This research is important because the business process
from restorant is started from purchasing raw food material.
This research is categorized as a case study. Data is obtained by observation,
interview, risk assessment by using red flags and risk worksheet matrix, filling
check list table and documentation. Data analysis technique used is descriptive
analysis based on the procedure of internal audit.
The results showed that the implementation of raw food material purchasing
in Ambarketawang Resto has covered 3E (effectiveness, efficiency and economy).
The internal audit process has been conducted and the audit findings have been
reported in the form of audit report with some recommendations.
Keywords: internal audit, purchasing, raw material, effective, efficient, economy,
standar operating procedure
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, bisnis merupakan hal yang sangat
penting. Berkembangnya dunia bisnis tidak akan pernah bisa lepas dari
perkembangan suatu zaman. Tanpa adanya bisnis, suatu negara tidak akan
berkembang dan maju. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat
membawa dampak yang positif bagi perkembangan setiap dunia usaha, salah
satunya bisnis restoran.
Bisnis restoran adalah sebuah bisnis yang hampir tidak pernah mati.
Bisnis ini tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia dimana makanan dan
minuman merupakan salah satu hal pokok yang dibutuhkan untuk bisa bertahan
hidup. Bisnis ini penuh dengan potensi, prospek, perkembangan yang sangat
cepat dan merupakan bisnis yang membawa kemakmuran. Untuk mencapai
kemakmuran, bisnis ini perlu direncanakan, dikelola dan dioperasikan dengan
baik dan benar.
Karena bisnis ini memiliki prospek yang besar, persaingan pada bisnis
ini sangat ketat. Oleh karena itu untuk mampu bertahan pada persaingan bisnis,
restoran harus mampu bersaing dalam membaca keinginan konsumen dan
memberikan produk yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam konteks
ini, sangat erat kaitannya dengan ketersediaan bahan baku yang dimiliki oleh
restoran. Oleh sebab itu restoran memerlukan strategi persediaan yang baik.
Strategi persediaan dapat memperhatikan tiga faktor kunci yaitu kesegaran,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kualitas dan konsistensi bahan baku. Untuk itu pembelian bahan baku harus
memperhatikan keseimbangan antara menghindari pemborosan akibat
pembelian bahan baku yang berlebihan dan menjaga ketersediaan bahan baku
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dapat terlaksana dengan baik.
Bahan baku merupakan salah satu hal pokok dan penting dalam bisnis
restoran. Restoran yang memiliki beragam menu akan disibukan dengan
permintaan pelanggan yang bervariasi sesuai menu yang tersedia. Semakin
banyak menu yang disediakan, semakin banyak pula macam bahan baku yang
harus disiapkan. Semakin banyak bahan baku yang harus disiapkan, semakin
besar pula resiko bahan baku tersebut mengalami kerusakan.
Pembelian bahan baku harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan karena
pembelian bahan baku yang terlalu banyak hanya akan membuat bahan baku
disimpan dan tidak segera digunakan sehingga dapat menurunkan kualitas
bahan baku yang ada. Oleh karena itu pembelian yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dianggap telah mampu mencapai tujuannnya atau dengan kata lain
pembelian yang dilakukan telah efektif. Dalam proses pembelian bahan baku,
karyawan diharapkan mampu melakukan proses pembelian pada saat
dibutuhkan bahan baku secara mendesak, hal ini akan meningkatkan efisiensi
operasi. Dalam Pembelian bahan baku melalui pemasok dengan kontrak harga
dan jangka waktu tertentu juga sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir perubahan harga di pasar. Dengan kerjasama tersebut
diharapkan pembelian yang dilakukan akan ekonomis karena membeli bahan
baku yang sama dengan kualitas yang berbeda bukanlah merupakan jawaban,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hal tersebut sama saja bermain dengan kualitas makanan yang akan dijual. Jika
kualitas makanan menurun baik dari rasa maupun porsi, maka restoran harus
siap dengan kehilangan banyak pelanggan. Jadi pemasok bahan baku berperan
sangat penting disini, seperti didukung hasil penelitian dari Pearson dan Carr
(2002) bahwa keterlibatan pemasok/supplier memiliki dampak yang positif
pada strategi pembelian, dan strategi pembelian memiliki dampak yang positif
pada performa keuangan perusahaan. Oleh karena itu pembelian bahan baku
yang efektif, efisien dan ekonomis sangat diperlukan.
Berdasarkan uraian di atas, pihak restoran diharapkan dapat lebih
mengerti betapa pentingnya pembelian bahan baku makanan. Pada penelitian
ini, pengauditan internal akan difokuskan pada pembelian bahan baku makanan
di Ambarketawang Resto. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui
sejauh mana tingkat efektivitas, efisiensi dan keekonomisan pembelian bahan
baku yang ada.
B. Rumusan Masalah
Apakah hasil pengauditan internal atas pembelian bahan baku makanan
di Ambarketawang Resto telah efektif, efisien dan ekonomis?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dikonsetrasikan kepada audit atas
pembelian bahan baku makanan di Ambarketawang Resto, Wates, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit dengan menilai
tingkat efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan pada pembelian bahan baku
makanan yang ada di Ambarketawang Resto.
E. Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak seperti:
1. Ambarketawang Resto
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menilai efektivitas,
efisiensi dan keekonomisan yang terjadi pada pembelian bahan baku
makanan dengan tujuan dapat membantu manajemen untuk mengambil
kebijakan yang lebih baik di masa depan melalui temuan dan rekomendasi
yang diberikan.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah daftar refrensi kepustakaan bagi
perpusatakan Universitas Sanata Dharma dan juga menambah pengetahuan
bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan pengauditan internal
khususnya pada fungsi pembelian.
3. Pembaca
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan juga referensi
untuk pembelajaran mengenai audit internal pada fungsi pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4. Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi wadah bagi peneliti dalam
mempraktekan teori audit internal yang didapatkan selama masa
perkuliahan dan juga dapat menambah pengetahuan penulis mengenai
bagaimana pelaksanaan audit internal pada fungsi pembelian.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan ini akan dilaporkan dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab I
Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan penelitian.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab II ini membahas mengenai teori atau pendapat para ahli dan
konsep yang berkaitan dengan penelitian seperti teori mengenai
pengauditan secara umum, audit internal, fungsi pembelian serta
kerangka berpikir penelitian.
Bab III
Metode Penelitian
Bab III menguraikan dengan jelas mengenai jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV
Gambaran Umum Ambarketawang Resto
Bab IV ini membahas mengenai informasi dari Ambarketawang
Resto, Wates, Yogyakarta secara umum mulai dari profil restoran,
visi dan misi restoran, sejarah restoran dan struktur organisasi.
Bab V
Analisis Data dan Pembahasan
Bab V ini membahas mengenai proses-proses audit internal yang
dilakukan dari awal sampai akhir yaitu melaporkan hasil audit yang
berupa temuan atau bukti audit saat penelitian.
Bab VI
Penutup
Bab VI ini membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian
dan juga saran bagi pihak-pihak yang terkait mengenai penelitian
dengan topik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengauditan
1. Pengertian Pengauditan
Menurut Jusup (2014: 10) pengertian pengauditan adalah :
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan
antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Arens, dkk (2008: 4), “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”
2. Pengelompokkan Audit
Menurut Jusup (2014: 14-16), audit pada umumnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang
akan diperiksa – dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah
ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, meskipun lazim juga melakukan
audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
basis) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang
diaudit.
b. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit kepatuhan untuk suatu
perusahaan dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di
bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh kontroler perusahaan, mengkaji ulang tarip upah untuk
disesuaikan dengan tarip upah minimum yang ditetapkan pemerintah
(UMR), atau memeriksa perjanjian yang dibuat dengan bankir atau
pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah
mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian.
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian
dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit
operasional biasanya berupa rekomendasi kepada menejemen untuk
perbaikan operasi.
Menurut Munawir dalam Sunyoto (2014: 7-8)
pelaksanaannya audit bisa dibedakan menjadi tiga golongan:
berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Audit Eksternal
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar
yang bukan merupakan karyawan perusahaan, yang berkedudukan
bebas tidak memihak baik terhadap kliennya maupun terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan dengan kliennya (pemakai
laporan keuangan).
b. Audit Internal
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh karyawan
perusahaan yang bersangkutan yang disebut akuntan intern, yang
biasanya tidak terlibat dalam kegiatan pencatatan akuntansi dan
kegiatan operasi perusahaan.
c. Audit Pemerintahan
Audit
pemerintah
merupakan
pemeriksa
terhadap
pengelolaan keuangan instansi-instansi pemerintah dan perusahaanperusahaan milik negara.
Pada umumya cara kerja pelaksanaan pemeriksaan dari
ketiga golongan auditing tersebut adalah sama, yang berbeda hanya
tingkat tanggung jawab dan tingkat independensinya.
B. Pengauditan Internal
1. Pengertian
Institute of Internal Auditor (IIA) dalam Sawyer’s Internal Auditing
(2005: 8-9) menyebutkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
“Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalan
perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya
sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.”
Sawyer dkk, (2005: 10) menyatatakan bahwa audit internal adalah :
“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat
dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi
yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara
efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
– semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen
dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif.”
Sedangkan pengertian pengauditan internal menurut Andayani
(2008: 4) adalah :
“Audit yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Kegiatan audit internal
adalah menguji, menilai efektivitas dan kecukupan dalam sistem
pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Dengan demikian, audit
internal adalah berfungsi sebagai penilai independen yang dibentuk dalam
suatu organisasi dan mempunyai aktivitas untuk memberikan jaminan
keyakinan dan konsultasi.”
2. Tujuan Audit Internal
Tujuan audit internal adalah membantu organisasi dalam mencapai
tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk
mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen risiko,
pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik (Akmal 2007: 5).
Sementara menurut Andayani (2008: 3) tujuan audit internal
meliputi penganalisisan, konsultasi menilai anggota-anggota organisasi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
efektivitas
dalam
melaksanakana
tanggung
jawab
mereka,
menginformasikan tindakan yang yang telah direview dan memberikan
rekomendasi.
3. Ruang Lingkup
Kumaat (2010: 37-50) mengatakan bahwa lingkup audit internal
dapat ditinjau dari 2 sisi perspektif yang saling melengkapi, yaitu:
a. Perspektif metodologi kerja audit
1) Audit kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan memberi
gambaran mengenai efektifitas implementasi atau pelaksanaan
sistem kerja (business process) yang berlaku dalam seluruh aktivitas
korporasi.
2) Audit kepatutan (Substantive Audit)
Audit kepatutan adalah audit yang bertujuan memberi
gambaran mengenai tingkat kebenaran/kewajaran (validity) atau
seberapa besar kandungan risiko sebuah objek pemeriksa (audit
object).
b. Perspektif aktivitas manajemen/bisnis
1) Audit Keuangan (Financial Audit)
Audit keuangan disebut sebagai conservative audit view
karena memang tidak pernah bisa diabaikan, yang menjadi lingkup
mendasar bagi seluruh praktik internal audit dari dulu, sekarang dan
kapan saja. Tujuan audit keuangan secara umum adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menjamin keuangan sudah memenuhi sistem pengendalian internal
perusahaan maupun kaidah-kaidah pengelolaan risiko yang sehat
serta untuk menjamin bahwa laporan keuangan yang disajikan benar
sesuai terjadinya transaksi dan berdasar standar akuntansi keuangan
yang berlaku.
2) Audit Operasi (Operational Audit)
Audit operasional secara umum bertujuan untuk menggali
berbagai akar masalah di balik kinerja bisnis yang tergambar dalam
laporan keuangan, yang terkait dengan efektivitas dan efisiensi
kinerja pengelolaan berbagai objek, memastikan bahwa seluruh aset
non keuangan menjadi aset yang produktif bagi bisnis perusahaan,
yaitu memberi manfaat yang sepadan dibanding biaya atau risiko
yang timbul, dan memastikan bahwa seluruh sistem (business
process) berjalan dalam koridor standar (kualitas) yang ditetapkan
dengan tingkat pengendalian internal (internal control) yang
memadai.
3) Audit Manajemen (Management Audit)
Audit manajemen pada hakikatnya merupakan pengujian
terhadap tingkat keandalan Risk Management perusahaan, yang
sarat dengan analisis berbasis risiko.
4. Tahapan
Menurut Brink’s dalam Akmal (2007: 19-22) tahapan pengauditan
internal dilakukan dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Tahap survei pendahuluan
Tahap survei pendahuluan ini adalah tahap dimana tim audit
perlu memahami aktivitas operasi yang akan diaudit.
b. Tahap menyusun rencana audit
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit
berdasarkan pada pengukuran risiko dan survei pendahuluan yang telah
dilakukan serta program audit tahun sebelumnya yang akan menjadi
petunjuk bagi para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaannya.
Program audit berisi langkah-langkah pemeriksaan yang harus
dilakukan berupa prosedur-prosedur audit yang mencakup penetapan
besarnya ukuran sample yang akan diuji.
c. Tahap melakukan pelaksanaan audit
Tahap ini adalah tahap para pemeriksa melakukan verifikasi
sesuai dengan petunjuk pada audit program. Pelaksanaan verifikasi
dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab, pengamatan, surat
konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar periksa dan
lain-lain. Tujuannya adalah mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan
yang berkualitas.
d. Tahap mengevaluasi hasil audit
Dalam tahap ini bukti-bukti yang telah dikumpulkan dilakukan
analisis, kadang-kadang analisis ini merupakan bagian dari proses
verifikasi. Hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa ringkasan
temuan pendahuluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Tahap menyusun temuan, simpulan dan rekomendasi
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan
yang diperoleh, menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi yang
dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut:
a. Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai?
b. Mengapa hasilnya seperti ini?
c. Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?
f. Tahap penyelesaian audit
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi hasil audit dengan
manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat ditindaklanjuti,
dan jika dapat maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan dilakukan
sebelum pemeriksa meninggalkam pekerjaan lapangan. Dengan
demikian, laporan hasil audit yang akan disusun telah mencakup tindak
lanjut hasil audit.
g. Tahap Pelaporan
Dalam tahap ini, pemeriksa intern menyusun laporan yang akan
disampaikan ke pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen di
atasanya dan manajemen lain yang bekepentingan, dewan komisaris dan
komite audit.
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pembelian
1. Pengertian Pembelian
Munawir (2005: 67) menyatakan bahwa pembelian adalah semua
barang dan jasa yang dibutuhkan, dibeli dari penjual yang berasal dari pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
luar. Barang meliputi sumber daya yang berbentuk dan berwujud seperti
bahan mentah, kebutuhan kantor (supplies) dan peralatan serta
perlengkapan lainnya. Jasa meliputi sumber daya tak berwujud, seperti
advertensi, asuransi, reparasi dan pemeliharaan.
2. Dokumen yang Digunakan
Dalam Mulyadi (2016: 246-251) dokumen yang digunakan dalam
transaksi pembelian dapat dilihat berikut ini:
a. Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang
atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian
melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu. Dokumen
ini diotorisasi oleh direktur fungsi yang bersangkutan (pihak yang
berwenang).
b. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi
barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi, yang
menyangkut jumlah moneter pembelian yang besar.
c. Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada
pemasok yang telah dipilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
d. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan
bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu, dan kualitas seperti yang tercantum dalam order
pembelian.
e. Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar
pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai
perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.
3. Fungsi Pembelian
Tidak sedikit praktisi manajemen bisnis yang berpendapat bahwa di
antara sekian banyak fungsi yang diselenggarakan oleh satuan kerja
operasional, fungsi pembelian merupakan fungsi yang paling penting dan
sangat berpengaruh. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak sedikit proses
bisnis yang bermula dari kegiatan pembelian. Pandangan ini mudah
dipahami karena dalam proses produksi barang tertentu, perusahaan
memerlukan bahan mentah dan atau bahan baku. Tidak banyak perusahaan
yang menguasai sendiri bahan mentah dan bahan baku yang diperlukannya
untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, yang siap dipasarkan dan
dijual (Sondang 2004: 192-193).
Menurut Wiyasha (2007: 165-166) fungsi pembelian merupakan
fungsi yang pertama kali dalam menentukan dan sekaligus mengendalikan
harga pokok makanan. Semua bahan makanan yang dibeli dengan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tertentu merupakan harga pokok dari makanan itu. Bila fungsi ini bekerja
dengan efektif dan efisen maka harga pokok makanan yang didapatkan akan
kompetitif. Artinya, harga pokok yang terjadi dapat bersaing dengan
restoran yang lain dengan mutu bahan makanan yang memadai, sesuai
dengan yang ditentukan oleh manajemen.
Pembelian bahan makanan yang dilakukan oleh fungsi pembelian
secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahan makanan yang
cepat rusak (biasa disebut dengan istilah perishables, misalnya bahan
makanan segar) dan bahan makanan yang dapat disimpan dengan waktu
yang relatif lama (biasa disebut dengan groceries, misalnya bahan makanan
dalam kaleng atau yang dapat disimpan lebih lama di gudang)
4. Transaksi Pembelian
Menurut Boynton, dkk (2003: 92-98) pemrosesan transaksi
pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
a. Pengajuan pembelian
Pada umumya, suatu transaksi diawali dengan proses pemberian
persetujuan atas transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ketiga
yang independen.
b. Penerimaan barang dan jasa
Pesanan pembelian yang sah merupakan otorisasi bagi
departemen penerimaan untuk menerima barang yang dikirimkan oleh
pemasok. Penerimaan barang atau jasa ini biasanya membuktikan
bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Pencatatan kewajiban
Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk menyelesaikan transaksi.
D. Audit Atas Fungsi Pembelian
Menurut Sondang (2004: 208-209) pada intinya dapat dikatakan bahwa
penyelenggaraan proses audit dengan fungsi pembelian sebagai sasarannya
berorientasi pada pencarian dan penemuan fakta dan informasi tentang seluruh
kegiatan pembelian. Informasi yang terungkap akan digunakan oleh manajemen
puncak sebagai masukan untuk pengambilan keputusan, bukan hanya tentang
penyelenggaraan fungsi pembelian di masa yang akan datang melainkan juga
berbagai kegiatan lain yang terjadi karena kegiatan tertentu.
E. Bahan Baku
1. Pengertian
Mulyadi (2005: 275) menyatakan bahwa bahan baku merupakan
bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Sedangkan Menurut Siregar, dkk (2013: 347) bahan baku adalah
bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk
jadi.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan baku
adalah bahan yang menjadi dasar terbentuknya suatu produk sehingga
menjadi barang jadi sebagai aset perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Pembelian Bahan Baku
Dalam organisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan
oleh departemen pembelian, yang dikepalai oleh agen pembeli umum.
Dalam perusahaan yang lebih kecil, para kepala departemen atau penyelia
memiliki wewenang untuk membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur pembelian sebaiknya tertulis, guna menentapkan tanggung jawab
dan sekaligus menyediakan infromasi mengenai penggunaan akhir bahan
baku yang dipesan. Departmen pembelian (1) menerima bukti permintaan
pembelian atas bahan baku, perlengkapan, dan peralatan; (2) menyimpan
informasi mengenai sumber pasokan, harga, dan jadwal pengapalan serta
pegantaran; (3) membuat dan menempatkan pesanan pembelian; serta (4)
mengatur pelaporan di antara departemen pembelian, departemen
penerimaan dan departemen akuntansi. Di beberapa perusahaan,
departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui
pembayaran atas setiap nota yang diterima dari pemasok (Carter 2009: 303).
F. Restoran
1. Pengertian
Menurut Marsum (1991: 7) restoran adalah suatu tempat atau
bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan
pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun
minum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Wojowasito dan Poerwodarminto dalam Marsum (1991: 8)
restoran sebenarnya adalah suatu bisnis yang direncanakan dengan baik
yang dimaksudkan dan ditujukan untuk suatu tujuan tertentu.
2. Tujuan
Tujuan operasi restoran menurut definisi Prof. Vanco Christian dari
School Hotel Administration di Cornell University dalam Marsum (1991: 7)
adalah untuk mencari untung. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung,
membuat puas para tamu pun merupaka tujuan operasi restoran yang utama.
Restoran berarti uang: karena itu kita harus tahu pasti bagaimana
mengelolanya, bagaimana cara membuat tamu-tamu senang dan puas
sehingga mereka selalu berkeinginan untuk menjadi langganan restoran
kita. Banyak hal yang harus kita ketahui. Banyak usaha dan upaya yang
harus kita tempuh agar tujuan operasi restoran dapat terwujud dengan baik.
G. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir ini mengambarkan pola audit yang akan dilakukan
oleh penulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit dengan
menilai tingkat efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan pada pembelian bahan
baku makanan yang ada di Ambarketawang Resto dan memberikan
rekomendasi sebagai langkah-langkah perbaikan apabila masih terdapat
kelemahan-kelemahan di setiap program yang diaudit.
Dalam penelitian ini penulis akan memulai dengan melakukan
pengidentifikasian risiko yang ada pada fungsi pembelian bahan baku makanan.
Pengidentifikasian ini bertujuan untuk mengetahui pada bagian mana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
harus ditekankan pada saat pelaksanaan rencana audit internal tanpa
menghilangkan
perhatian
pada
risiko-risiko
yang
lainnya.
Setelah
melaksanakan pengidentifikasian risiko, dilakukan proses audit internal untuk
mendapatkan data sesuai yang dibutuhkan. Hal yang harus dilakukan adalah
menganalisa dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dengan melihat pembelian
yang terjadi dalam organisasi lalu disesuaikan atau dicocokkan dengan Standar
Operating Procedure (SOP) apabila organisasi memiliki SOP atau dicocokan
dengan Kriteria yang telah ditentukan untuk kemudian memberikan laporan
kepada manajemen terkait. Pelaporan yang diberikan memuat hasil terhadap
kegiatan audit yang telah dilakukan. Apabila ada penyimpangan atau
kelemahan-kelemahan pada hasil proses audit, penulis akan memberikan
rekomendasi untuk perbaikan pada aktivitas yang dijalankan di restoran.
Berikut ini merupakan gambar alur proses berfikir dalam penelitian ini yang
akan disajikan pada gambar 2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pengidentifikasian Risiko pada
Pembelian Bahan Baku Makanan
Standar Operating Procedure
(SOP) / Kriteria yang telah
ditentukan
Pelaksanaan Audit Internal pada
Pembelian Bahan Baku Makanan
Melakukan Evaluasi dari hasil
Audit
Melaporkan Temuan
Rekomendasi
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu kajian
yang rinci tentang satu latar, atau subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan
dokumen, atau suatu peristiwa tertentu (Bogdan & Bilken, 1994: 54 dalam
Ahmadi, 2014: 69). Penelitian studi kasus ini dilakukan di Ambarketawang
Resto, Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis.
Deskriptif
analitis
adalah
metode
penelitian
dengan
cara
mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data
tersebut disusun, diolah, dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran
mengenai masalah yang ada dan menarik kesimpulan setelah dilakukan analisis
(Sugiyono 2008: 105).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ambarketawang Resto, Jl. Wates km. 6,
Ambarketawang,
Gamping,
Kabupaten
Sleman,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta 55294.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017-Januari
2018.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang akan menjadi subyek penelitian adalah
supervisor bagian dapur dan karyawan bagian pembelian Ambarketawang
Resto dan yang akan menjadi objek penelitian adalah kegiatan pembelian bahan
baku makanan di Ambarketawang Resto.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan
lima cara atau teknik. Lima cara atau teknik tersebut adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses
pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang
sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individuindividu yang diteliti (Sanusi 2011: 111).
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak,
yaitu
pewawancara
(interviewer)
sebagai
pengaju/pemberi
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban
atas pertanyaan tersebut (Basrowi & Suwandi, 2008). Wawancara ini
berfungsi untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai
fakta, opini dan sikap yang terjadi dalam fungsi pembelian yang tidak dapat
diketahui melalui bukti-bukti fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Checklist
Check list adalah pengumpulan data dengan cara membuat sebuah
daftar dimana subjek penelitian tinggal membubuhkan tanda check pada
kolom jawaban yang sesuai (Arikunto 2006: 152). Check list berisi kolom
yang terdiri dari pernyataan Ya dan Tidak. Check list ini digunakan untuk
mencocokan aktivitas yang terjadi pada fungsi pembelian dengan Standar
Operating Procedure (SOP) atau acuan tertulis lainnya.
4. Red Flags dan Risk Worksheet
Red Flags merupakan cara untuk mengidentifikasi risiko atau
sumber risiko atas kecurangan manajemen serta menilai risiko tersebut. Red
Flags ini yang dimuat dalam bentuk tabel berisi penyajian atas identifikasi
risiko yang dibagi kedalam tiga tingkatan risiko yaitu risiko rendah,
menengah dan tinggi. (Eining dalam Andayani, 2008: 76)
Risk Worksheet menurut Tampubolon (2005 : 183) bertujuan untuk
mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Risk worksheet harus
memiliki sasaran dan tujuan yang didefinisikan secara jelas dan dapat
diukur.
Attribute yang ada dalam risk worksheet akan menjadi pelengkap
dalam penulis melakukan pengelolaan risiko yang mempermudah penulis
dalam menyusun program audit.
5. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan (Basrowi & Suwandi, 2008: 158). Pada penelitian ini
penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperoleh dari supervisor
bagian dapur dengan mempertimbangkan keterkaitan dokumen dengan
informasi yang dibutuhkan penulis.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab uraian masalah
pada bab sebelumnya pada pengauditan internal atas pembelian bahan baku
makanan di Ambarketawang Resto adalah:
1. Survei Pendahuluan
Pelaksanaan audit internal dimulai dengan survei pendahuluan.
Pelaksanaan survei pendahuluan ini dapat dibagi menjadi dua tujuan yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah untuk memperoleh
gambaran awal organisasi yang akan diaudit. Gambaran atau pemahaman
itu dapat diperoleh dari struktur organisasi dan karakteristik operasinya.
Sedangkan untuk tujuan khusus adalah dengan memahami fungsi yang akan
diaudit dalam organisasi tersebut yaitu dengan cara mengidentifikasi
aktivitas dari pembelian bahan baku makanan di Ambarketawang Resto.
Analisis pada tahap ini adalah untuk mendeskripsikan proses atau
kondisi yang terjadi pada pembelian bahan baku makanan. Deskripsi
tersebut diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan supervisor
bagian dapur dan karyawan yang terkait dalam proses pembelian bahan
baku makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Perencanaan Audit Internal
Pada tahap
perencanaan ini
penulis
mengutamakan
pada
pengelolaan risiko yang ada di Ambarketawang Resto dan menekankan
pada penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang relevan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Berikut penjelasan tahapan perencanaan audit internal:
a. Proses perumusan tujuan, luas, dan periode audit
Tahap ini penulis akan menjelaskan tujuan dari audit yang akan
dilaksanakan. Selain itu penulis juga menjelaskan cakupan audit yang
akan dilaksanakan dan mencari informasi mengenai proses pembelian
bahan baku makanan yang dilakukan oleh Ambarketawang Resto.
b. Pengelolaan risiko dengan mengidentifikasi dan penilaian risiko.
Proses ini menggunakan tabel red flag dan risk worksheet yang
digabungkan. Tabel red flags untuk membagi risiko menjadi tiga
tingkatan yaitu risiko rendah, risiko menengah dan risiko tinggi.
Sedangkan risk worksheet digunakan untuk kegiatan kontrol yang
dilakukan dan kelemahan atas kegiatan kontrol tersebut. Analisis ini
akan menunjukkan risiko dari yang paling tinggi hingga paling rendah
sehingga proses audit dapat ditekankan pada bagian dengan risiko yang
paling tinggi.
Berikut merupakan gabungan tabel red flags dan tabel
worksheet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 1. Tabel Kombinasi antara tabel Red Flags dan tabel Risk
Worksheet.
Tingkat Risiko
Penyajian
Risiko
Kegiatan
Kontrol
Kelemahan
Kontrol
Risiko
Rendah
Risiko
Menengah
Risiko Tinggi
Sumber: Andayani, 2008: 76 dan Tampubolon, 2005: 183
c. Penulisan Program Audit
Program audit berisi proses audit dalam kertas kerja yang
berbentuk tabel dan didalamnya berisi judul program audit, periode
yang diaudit dan otorisasi. Kegiatan audit pada pembelian bahan baku
makanan akan memeriksa pada organisasi, perencanaan, inspeksi dan
penerimaan barang dan pembayaran dan pelaporan.
3. Pelaksanaan Rencana Audit
Proses pelaksanaan audit dilakukan
dengan mengunakan tabel
check list yang berisi program audit yang telah disusun. Tabel check list ini
digunakan untuk membandingkan proses kegiatan pembelian bahan baku
yang terjadi dengan proses yang seharusnya karena belum adanya SOP
dalam bentuk tertulis. Apabila kegiatan yang terjadi sesuai dengan
pernyataan yang ada maka diberikan centang pada kolom “Ya”. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tidak maka diberikan centang pada kolom “Tidak”. Apabila ada penjelasan
tambahan, maka dituliskan pada kolom “Keterangan”. Berikut ini adalah
tabel check list yang digunakan:
Tabel 2: Tabel Check List
Nama Organisasi:
Periode Audit:
Program yang di audit:
No. Pernyataan
Ya
Tidak Keterangan
1
2
3
4
Diaudit Oleh:
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya
Tidak
Tanggal:
Sumber: Bhayangkara, 2016:120
Hasil perbandingan selanjutnya dinilai tingkat efektivitas, efisiensi
dan keekonomisan dalam pengelolaan sumber daya dan aktivitas (Andayani
2008: 5-6). Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Apakah pelaksanaan suatu
program/aktivitas telah mencapai tujuannya? Efektivitas merupakan ukuran
dari output. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan
melakukan operasi, sehingga tercapai optimalisasi penggunaan sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang dimiliki, efisiensi berhubungan dengan metode kerja (operasi). Jadi
efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan
output dalam operasional perusahaan. Keekonomisan berhubungan dengan
bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber daya yang akan
digunakan dalam setiap aktivitas. Artinya, jika perusahaan mampu
memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan
pengorbanan yang paling kecil, ini berarti perusahaan telah mampu
memperoleh sumber daya tersebut dengan cara yang ekonomis
(Bayangkara, 2016: 15-17).
4. Evaluasi Hasil Audit
Analisis dalam mengevaluasi proses audit ini menggunakan analisis
deskriptif atas temuan yang di dapatkan pada tahapan pelaksanaan audit.
Adanya tahap ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai temuan
yang tidak dikehendaki sehingga perlu dilakukan analisis lebih dalam
terhadap temuan tersebut. Selain itu, rekomendasi juga diperlukan guna
memberikan perbaikan sehingga menjadi nilai tambah bagi fungsi
pembelian.
5. Pelaporan Hasil Audit
Tahapan ini merupakan akhir dari rangkaian tahapan audit atas
pembelian bahan baku makanan di Ambarketawang Resto. Pada tahapan ini
penulis akan membuat laporan audit yang berisikan informasi serta temuan
audit atau bisa disebut kondisi yang sebenarnya di restoran dan memberikan
perbandingan yang sebaiknya terjadi berdasarkan teori-teori dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sumber untuk menjadi pedoman kinerja restoran. Apabila terjadi
penyimpangan maka penulis akan melaporkan penyebab penyimpangan
tersebut beserta akibat yang akan terjadi karena penyimpangan tersebut.
Pada akhir pelaporan, penulis akan memberikan rekomendasi kepada pihak
manajemen untuk perbaikan pada pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM AMBARKETWANG RESTO
A. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Ambarketawang Group
Alamat
: Jl. Wates Km.6 Gamping Yogyakarta
Telepon
: (0274) 383 607
Email
: [email protected]
B. Sejarah Singkat Perusahaan
Ambarketawang Group merupakan perusahaan swasta yang sangat erat
kaitannya dengan pariwisata dan migas. Berawal tahun 1990an pertama kali
SPBU Ambarketawang berdiri. Untuk melengkapi keberadaan SPBU,
Ambarketawang Group membuat sebuah restoran. Tahun 1998 setelah
kerusuhan saat itu, Ambarketawang Group mencoba mengembangkan usaha.
Gedung sebelah restoran yang awalnya dealer diubah menjadi tempat oleh-oleh
dan terus berkembang dengan pesat hingga kini bertambah pusat batik dan
kerajinan jogja. Ambarketawang Group mulai mencari mitra dengan datang ke
biro-biro wisata dan mulai menawarkan paket-paket wisata dan fasilitas yang
Ambarketawang Group miliki. Kini Ambarketawang Group terus berkembag
menjadi rest area terbesar di Yogyakarta.
C. Ambarketawang Resto
Ambarketawang resto hadir dengan sajian khas nusantara. Buka 24
jam dengan harga bersaing dan pelayanan prima. Menu prasmanan siap
menyambut konsumen, selain itu konsumen dapat memesan makanan yang
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersedia di buku menu. Ambarketawang Resto memiliki ruangan yang luas
sehingga tidak perlu khawatir kehabisan tempat duduk. Ambarketawang
resto juga melayanin buffet untuk group, nasi box bisa delivery ke objek
wisata. Menu serta harga untuk rombongan menyesuaikan dan sangat variatif.
Ambarketawang resto ini juga dilengkapi dengan hall&meeting room.
Gedung dua lantai ini dikondisikan untuk mendukung pelayanan di restoran
terutama untuk menampung rombongan dengan jumlah besar. Dengan desain
yang elegan dan mewah, ruangan ini cocok untuk berbagai macam acara
seperti party, gathering, perpisahan, pentas seni, rapat, pernikahan, wisuda,
dll. Fasilitas tambahan berupa meja bundar, meja prasmanan, sound sistem,
panggung dan listrik. Harga sewa ruangan tidak mahal. Bagi yang pesan
makan di tempat, bisa mendapatkan fasilitas free room (syarat dan ketentuan
berlaku). Ambarketawang Resto juga menawarkan Joglo bagi yang suka
dengan nuansa etnik jawa. Suasana tradisional ditawarkan kepada konsumen
supaya lebih terasa Jogja-nya. Joglo garden Ambarketawang ini cocok untuk
acara formal ataupun non formal.
D. Visi Perusahaan
Menjadi Restoran yang lengkap dan yang terbesar di Jogja, yang
menyajikan makanan khas dan berkualitas. Dengan dukungan pelayanan yang
cepat, dan bersahabat dalam rangka memenuhi selera dan kepuasan konsumen.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Misi Perusahaan
1. Menyajikan pilihan Food and Beverage yang beraneka ragam bagi
konsumen dengan harga yang pasti dan wajar serta mampu menampilkan
item-item Food and Beverage yang baru dan menarik sehingga tidak
membosankan.
2. Menerapkan prinsip pelayanan yang memuaskan bagi konsumen dengan
konsep bersih, ramah dan cepat.
3. Menerapkan proses pengolahan Food and Beverage dengan peralatan,
tempat dan Sumber Daya Manusia yang higienis.
4. Mampu memperoleh bahan baku Food and Beverage yang berkualitas
untuk layak di jual dan disajikan ke konsumen.
5. Melakukan promosi yang berkesinambungan kepada konsumen regular
maupun konsumen group.
6. Mengembangkan inovasi dalam berbagai bidang demi kelangsungan dan
ketahanan perusahaan.
7. Membangun organisasi dan sistem manajemen yang solid, serta sumber
daya manusia yang berdedikasi dan profesional.
8. Memberikan kepuasan terhadap konsumen, pemilik dan karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Fasilitas
Fasilitas yang ditawarkan dan disediakan oleh Ambarketawang Resto
antara lain:
1. Area parkir luas
2. Restoran 24 jam menu nusantara, chinese food, kapasitas sampai dengan
5000 orang, sangat cocok untuk rombongan
3. Wisata oleh-oleh 24 jam, menyediakan aneka camilan dan makanan ringan
4. Toko batik dan T-shirt 24 jam, menyediakan aneka souveneer cinderamata
khas.
5. Mushola besar
6. Toilet 80 unit.
G. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang ada dalam Ambarketawang Group
dapat dilihat pada gambar 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
STRUKTUR ORGANISASI
AMBARKETAWANG GROUP
Keterangan :
: Garis komando/instruksi
: Garis koordinasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Ambarketawang Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
H. Job Description
Adapun job description bagian Ambarketawang Resto adalah sebagai
berikut :
1. Supervisor Restoran
a. Mengecek kehadiran karyawan (cross chek dengan jadwal kerja).
b. Mengecek daftar pesanan yang masuk.
c. Mengecek persediaan barang dan bahan.
d. Mengecek standar penyajian makanan.
e. Mengecek standar penampilan karyawan.
f. Membuat jadwal kerja karyawan.
g. Mengusulkan penambahan dan pengurangan jumlah karyawan kepada
manajemen.
h. Membuat job description untuk staf bawahannya.
i. Bertanggung jawab atas hasil kerja staf.
j. Membantu tugas staf bawahan.
k. Menangani event atau pesanana dalam jumlah besar.
l. Penanganan terhadap complaint/keluhan tamu/pelanggan.
m. Mengusulkan prmosi karyawan ke pihak manajemen.
n. Menangani dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kelancaran
operasional restoran.
o. Menyelesaikan masalah sebisanya tanpa ditangani oleh atasan atau
manajer.
p. Memberikan contoh baik, pengarahan, dan motivasi kepada karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
q. Mencatat penyimpangan dan pelanggaran dalam operasional.
r. Menindaklanjuti memo, ide, dan atau usulan baik dari manajemen
maupun karyawan.
s. Menyampaikan pengumumman/pemberitahuan yang di dapat dari
atasan.
2. Administrasi Restoran
a. Menyimpan/mengarispkan nota dari pemasok.
b. Bertanggung jawab atas pembayaran yang diberikan kepada pemasok.
c. Melakukan pengecekan pada nota dari pemasok dan laporan penerimaan
barang sebelum melakukan pembayaran.
d. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas yang didapat
dari penjualan.
e. Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi.
3. Gudang/Purchasing
a. Mencari dan menganalisa calon pemasok yang sesuai dengan bahan dan
spesifikasi yang dibutuhkan.
b. Melakukan perjanjian kerjasama dengan pemasok.
c. Melakukan negosiasi harga sesuai standar kualitas.
d. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu tibanya pesanan.
e. Melakukan koordinasi dengan pihak pemasok mengenai kelengkapan
dokumen.
f. Mendistribusikan nota dari pemasok kepada bagian administrasi dan
akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
g. Bersedia melakukan pembelian di lapangan/ keluar restoran.
h. Melakukan pemesanan kepada pemasok yang disertai spesifikasi yang
diminta.
i. Membuat dokumen order pembelian dan laporan penerimaan barang.
j. Memastikan ketersediaan bahan baku.
k. Memastikan barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang
diminta.
l. Melakukan koordinasi dengan koki dan administrasi restoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Survei Pendahuluan
Pada proses survei pendahuluan ini penulis melakukan komunikasi
dengan supervisor bagian dapur restoran dan menjelaskan cakupan audit dan
menjelaskan apa yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini. Penulis
menjelaskan langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam proses
pencarian data selama pelaksanaan audit seperti wawancara, pengisian check
list dan meminta data dokumen pendukung yang relevan dengan kebutuhan
penulis. Dalam tahap ini penulis juga mencari informasi mengenai gambaran
proses pembelian bahan baku makanan yang terjadi di Ambarketawang Resto.
Penjelasan pembelian bahan baku makanan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Proses pembelian bahan baku makanan
Dalam proses pembelian bahan baku makanan ini diawali dengan
proses permintaan pembelian yang langsung diminta oleh koki kepala yang
langsung dikomunikasikan dengan bagian pembelian. Koki kepala
menjelaskan bahan makanan apa saja yang dibutuhkan secara rinci (nama
bahan makanan, kuantitas, kualitas dan waktu penggunaannya). Setelah itu
bagian pembelian akan mencatat permintaan pembelian kedalam buku
catatan yang sudah mereka sediakan, lalu bagian pembelian akan langsung
membuat order pembelian dan langsung mengkomunikasikan dengan pihak
pemasok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ketika pihak pemasok sudah menerima order pembelian, pihak
pemasok akan mengkonfirmasi apakah menyanggupi atau tidak. Ketika
pemasok sudah menyanggupi maka barang akan dikirimkan ke gudang
restoran. Saat penerimaan barang, kuantitas dan kualitas barang akan
diperiksa terlebih dahulu. Apabila kualitas tidak sesuai kesepakatan awal,
maka pihak restoran akan meminta bahan diganti. Begitu juga jika kuanitas
tidak sesuai pesanan, maka restoran berhak meminta tambahan.
Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan order pembelian,
pihak pemasok akan diarahkan menuju bagian administrasi untuk
melakukan proses pembayaran. Proses pembayaran pemasok disertai
dengan karyawan bagian penerimaan yang membawa laporan penerimaan
barang sebagai bentuk pengendalian bahwa barang yang diterima telah
sesuai dengan pesanan.
Selain itu dalam komunikasi dengan pihak restoran, penulis juga
berusaha mencari informasi mengenai gambaran umum restoran yang akan
diteliti seperti profil restoran, sejarah restoran, visi-misi restoran, struktur
organisasi dan job description. Hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan
oleh penulis dapat dilihat dalam gambaran umum Ambarketawang Resto.
B. Perencanaan Audit Internal
Pada tahap perencanaan audit internal atas pembelian bahan baku
makanan ini, penulis membagi menjadi tiga tahapan yaitu perumusan tujuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
luas, dan periode audit, penilaian resiko dan penulisan program audit.
Penjabaran dari tahapan audit di atas adalah sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan, luas, dan periode audit
Tujuan diadakannya audit internal atas pembelian bahan baku
makanan yaitu untuk menilai apakah karyawan bagian pembelian telah
melaksanakan atau belum peraturan, hukum, kebijakan, prosedur atau
standar dalam menggunakan sumber daya yang ada secara efektif, efisien
dan ekonomis. Luasnya proses audit sebatas pada organisasi fungsi
pembelian, perencanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang dan
pembayaran barang dengan periode audit adalah Desember 2017.
2. Penilaian risiko
Penilaian risiko ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang
mungkin terjadi pada organisasi fungsi pembelian, perencanaan pembelian,
inspeksi dan penerimaan barang dan pembayaran barang. Risiko disajikan
berdasarkan tingkat rendah, menengah dan tinggi. Pengidentifikasian risiko
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3: Tabel Penilaian Risiko
Tingkat
Risiko
Risiko
Rendah
Penyajian
Risiko
Tidak
adanya
nomor urut
untuk
permintaan
pembelian
Kegiatan
Kontrol
Dibuatkan
dokumen
terpisah
untuk
permintaan
pembelian.
Kelemahan Kontrol
Permintaan pembelian sejauh ini
dicatat dan ditulis langsung oleh
bagian pembelian atas permintaan
secara lisan oleh koki kepala.
Permintaan pembelian langsung
dicatat dalam sebuah buku sebagai
penganti
surat
permintaan
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lanjutan Tabel 3: Tabel Penilaian Risiko
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Tidak
adanya
nomor urut
untuk order
pembelian.
Kegiatan
Kontrol
Dibuatkan
dokumen
terpisah
untuk order
pembelian.
Tidak
adanya
nomor urut
untuk
laporan
penerimaan
barang.
Adanya
pembelian
bahan baku
makanan
diluar
pemasok
Risiko
Menengah yang sudah
terdaftar.
Dibuatkan
dokumen
terpisah
untuk
laporan
penerimaan
barang.
Manajemen
menetapkan
kebijakan
yang jelas
mengenai
pembelian
yang hanya
boleh
dilakukan
pada
pemasok
terpilih.
Membuat
Standar
Operating
Procedure
(SOP) yang
sesuai
dengan
kondisi di
departemen
pembelian
dan
restoran.
Risiko
Rendah
Risiko
Tinggi
Belum
adanya
Standar
Operating
Procedure
(SOP).
Kelemahan Kontrol
Order pembelian sejauh hanya
dilakukan via telepon kepada
pemasok
dan
karyawan
pembelian hanya mencatat
order pembelian di dalam buku
dan nomor urut diganti dengan
tanggal terjadinya transaksi
karena dirasa lebih mudah.
Laporan penerimaan barang
sejauh ini hanya melakukan
“centang”
pada
order
pembelian dan dicocokan
dengan nota dari pemsok pada
saat penerimaan barang.
Pemasok terpilih hanya mampu
memenuhi dua kali pengiriman
order pembelian dalam sehari,
sedangkan
order
yang
dilakukan restoran terkadang
sampai tiga kali tergantung
konsumen
yang
datang
sehingga membuat manajemen
belum bisa membuat kebijakan
pembatasan pembelian hanya
kepada pemasok terpilih.
Belum adanya rencana waktu
untuk membuat SOP ini.
Pemberitahuan secara lisan
kepada karyawan baru dan
lama dirasa cukup oleh
supervisor bagian dapur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lanjutan Tabel 3: Tabel Penilaian Risiko
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Tidak
adanya
pemisahan
tugas antara
karyawan
bagian
pembelian
dan
penerimaan.
Otorisasi
Pembelian
dilakukan
oleh
karyawan
bagian
pembelian.
Kegiatan
Kontrol
Adanya
evaluasi
berkala dan
pengecekan
secara
mendadak
supervisor
bagian
dapur.
Otorisasi
dilakukan
oleh atasan,
minimal
oleh
supervisor
bagian
dapur
Kelemahan Kontrol
Penafsiran bahwa rangkap
jabatan yang dilakukan adalah
sesuatu
yang
membuat
kegiatan operasional restoran
menjadi
efisien
yang
menghambat kegiatan evaluasi
yang mungkin dapat dilakukan
secara berkala.
Karena supervisor bagian
dapur hanya ada satu orang
dan tidak setiap saat berada di
restoran.
3. Program Audit
Program audit ini akan dibagi menjadi empat bagian. Bagian
pertama adalah program audit organisasi fungsi pembelian. Program audit
organisasi fungsi pembelian ini bertujuan untuk melakukan penilaian
terhadap efektivitas organisasi dalam melakukan pembelian barang secara
efisien. Bagian kedua adalah program audit perencanaan pembelian. Bagian
ini untuk menilai terhadap ketepatan rencana dalam memenuhi kebutuhan
di restoran. Bagian ketiga adalah program audit inspeksi dan penerimaan
barang. Titik kritis pada tahap ini adalah kecermatan dari petugas
penerimaan dan penilaian dalam memastikan bahwa barang yang diterima
telah memenuhi seluruh spesifikasi dan waktu pernyerahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dipersyaratkan. Bagian keempat adalah program audit pembayaran barang.
Pada tahapan ini menyangkut penyelesaian kewajiban kepada pihak
pemasok dan dapat dipertanggungjawabkan. Penjabaran program yang
diaudit mengambil panutan dari buku Bayangkara (2016) dan Mulyadi
(2016) dengan modifikasi oleh penulis.
Tabel dibawah ini merupakan tabel program audit pada organisasi
fungsi pembelian.
Tabel 4: Tabel Program Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Organisasi Fungsi Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ada kebijakan dan prosedur
formal secara tertulis dalam
melakukan setiap aktivitas dan
kegiatan pada fungsi pembelian
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian penerimaan pesanan
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian akuntansi
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian pembayaran/administrasi
Order pembelian diberi nomor urut
Laporan penerimaan barang diberi
nomor urut
Manajemen
menentapkan
anggaran pembelian bahan baku
Prosedur pembelian secara tegas
telah menetapkan dokumendokumen yang digunakan dalam
melakukan pembelian
Prosedur pembelian secara tegas
telah menetapkan prosedur dan
kondisi
untuk
pembelian
mendesak dan bersifat khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lanjutan Tabel 4: Tabel Program Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Organisasi Fungsi Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
10
Organisasi
telah
memiliki
kebijakan yang tepat untuk
menjaga dan meyimpan dokumen
pembelian.
Diaudit Oleh :
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya Tidak
Tanggal :
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit perencanaan
pembelian.
Tabel 5: Tabel Program Audit Perencanaan Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Perencanaan Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
2
3
4
Restoran memiliki daftar pemasok
terpilih yang terdokumentasi.
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi dahulu
untuk menilai kemampuannya dalam
menyediakan bahan tepat kuantitas
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi dahulu
untuk menilai kemampuannya dalam
menyediakan bahan tepat kualitas
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi dahulu
untuk menilai kemampuannya dalam
menyediakan bahan tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lanjutan Tabel 5: Tabel Program Audit Perencanaan Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Perencanaan Pembelian
No. Pernyataan
Ya
Tidak Keterangan
5
6
7
8
9
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi
dahulu
untuk
menilai
kemampuannya dalam menyediakan
bahan dengan harga yang paling
rendah
Rencana pembelian telah memuat
tentang kuantitas yang dibutuhkan
Rencana pembelian telah memuat
tentang standar kualitas bahan
Rencana pembelian telah memuat
tentang jadwal penggunaan bahan
Pembelian dilakukan hanya kepada
pemasok terpilih
Diaudit Oleh :
Jumlah
Jawaban
Ya Tidak
Catatan :
Tanggal :
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit inspeksi dan
penerimaan barang.
Tabel 6: Tabel Program Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit:
Resto
Program yang di audit: Inspeksi dan penerimaan barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
2
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian penerimaan
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lanjutan Tabel 6: Tabel Program Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit:
Resto
Program yang di audit: Inspeksi dan penerimaan barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
3
4
5
6
7
8
Ada
pedoman
yang
tegas
menyatakan
personalia
yang
bertanggung
jawab
untuk
memeriksa barang yang diterima
Bahan baku yang diterima
dicocokkan
dengan
order
pembelian
Setiap penerimaan bahan baku
disertai dengan pembuatan laporan
peneriman secara tertulis
Bahan baku yang diterima
diperiksa mengenai kuantitas
Bahan baku yang diterima
diperiksa
mengenai
keadaan
kualitas
Perusahaan memiliki prosedur yang
jelas mengenai barang yang tidak
sesuai
dengan
spesifikasinya
seperti kualitas di bawah standar,
kuantitas kurang dan terlambat
diterima
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit inspeksi dan
penerimaan barang.
Tabel 7: Tabel Program Audit Pembayaran Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Pembayaran dan Pelaporan Penerimaan
Barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1 Fungsi pembelian terpisah dari
bagian akuntansi
2 Fungsi pembelian terpisah dari
bagian pembayaran/administrasi
3 Pembayaran yang dilakukan telah
mendapat persetujuan dari pihak
yang berwenang
4 Setiap tagihan dari pemasok
dilengkapi dengan bukti penerimaan
barang
5 Dibuatkan bukti kas keluar
Diaudit Oleh:
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya Tidak
Tanggal:
C. Pelaksanaan Rencana Audit
Pada tahap pelaksanaan rencana audit internal ini penulis akan
membandingkan kegiatan yang terajadi pada pembelian bahan baku makanan
dengan Standar Opertaing Procedure (SOP)/ Kriteria yang telah ditentukan
menggunakan tabel check list. Secara keseluruhan, Ambarketawang Resto
belum memiliki SOP terutama pada bagian departemen pembelian. Selama ini
supervisor bagian dapur dalam pelaksanannya mengikuti standar pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
umumnya dan kebijakan yang telah dibuat. Penjabaran hasil dari pelaksanaan
audit ini akan dijlaskan per program audit sebagai berikut:
1. Program Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit organisasi fungsi
pembelian di Ambarketawang Resto.
Tabel 8: Tabel Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Organisasi Fungsi Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
Ada kebijakan dan prosedur formal
secara tertulis dalam melakukan
setiap aktivitas dan kegiatan pada
fungsi pembelian

2
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian penerimaan pesanan
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian akuntansi
Fungsi pembelian terpisah dari
bagian pembayaran/administrasi
Order pembelian tercetak dan diberi
nomor urut

3
4
5
6
7
8
Laporan penerimaan barang diberi
nomor urut
Manajemen menentapkan anggaran
pembelian bahan baku
Prosedur pembelian secara tegas
telah
menetapkan
dokumendokumen yang digunakan dalam
melakukan pembelian
Hanya
diberitahu
secara
lisan
tentang SOP
dan
job
descriptionnya.






Hanya
dituliskan
tanggal order
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lanjutan Tabel 8: Tabel Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Organisasi Fungsi Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
9
10
Prosedur pembelian secara tegas
telah menetapkan prosedur dan
kondisi untuk pembelian mendesak
dan bersifat khusus
Organisasi telah memiliki kebijakan
yang tepat untuk menjaga dan
meyimpan dokumen pembelian.
Diaudit Oleh:
Oscar Dian Valentino
Tanggal: 22 Desember 2017


Catatan : Jumlah
Jawaban
Ya Tidak
6
4
Dari hasil check list yang telah dilakukan terhadap organisasi fungsi
pembelian di Ambarketawang Resto, terdapat 6 jawaban “Ya” dan 4
Jawaban “Tidak”. Dari hasil check list tersebut maka jawaban “Ya”
6
memiliki presentase sebanyak 60.00% dari perhitungan 10 𝑥100%.
Secara umum organisasi fungsi pembelian sudah efektif dalam
melakukan pembelian bahan baku makanan secara efisien. Restoran telah
melakukan pemisahan tugas, fungsi dan wewenang pada bagian pembelian
dengan bagian admininstrasi dan pencatatan/akuntansi. Hal tersebut
merupakan sesuatu yang penting membuat aliran kas masih dapat dipantau
oleh pihak manajemen dan dapat dilakukan internal cross chek. Dalam
melakukan transasksi pembelian, bagian pembelian telah memiliki prosedur
yang menetapkan dokumen-dokumen apa saja yang harus ada dan kebijakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
untuk menjaga dan menyimpan dokumen pembelian. Dokumen tersebut
yaitu permintaan pembelian, order pembelian, dan laporan penerimaan
barang. Ketika terjadi pembelian yang mendesak, bagian pembelian juga
telah
memiliki
prosedur
yang
tegas
dalam
proses
pelaksanaan
pembeliannya. Dalam pelaksanaan pembelian, manajemen juga telah
menentapkan anggaran pembelian yang mana menjadi batasan dalam proses
pembelian.
Didalam tabel, terdapat empat jawaban yang menunjukkan jawaban
“Tidak” yaitu pertama tidak adanya kebijakan dan prosedur formal secara
tertulis dalam melakukan aktivitas pembelian. Meskipun belum ada
kebijakan prosedur formal secara tertulis mengenai setiap aktivitas kegiatan
yang dilakukan, tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pembelian
bahan baku makanan. Hal tersebut dikarenakan setiap karyawan sudah
diberikan arahan secara lisan oleh supervisor bagian dapur dalam
melaksanakan tugasnya. Kedua, tidak adanya pemisahan tugas antara
bagian pembelian dan penerimaan. Meskipun bagian pembelian tidak
terpisah dengan bagian penerimaan, hal ini tidak terlalu mempengaruhi
kegiatan pembelian. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi kebijakan
supervisor bagian dapur bahwa bagian pembelian, dan penerimaan menjadi
satu bagian karena akan lebih mudah dalam pelaksanaannya. Ketiga dan
keempat adalah order pembelian dan laporan penerimaan barang tidak
diberi nomor urut. Order pembelian dan laporan penerimaan barang juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tidak diberi nomor urut, tetapi restoran memiliki kebijakan lain dengan
mengganti nomor urut dengan tanggal pada saat terjadinya transaksi.
Berdasarkan pelaksanaan rencana audit pada organisasi fungsi
pembelian, temuan (bukti) audit yang penulis temukan dan rekomendasi
yang mungkin diberikan guna koreksi dan perbaikan akan dijabarkan
sebagai berikut:
a) Kriteria :
1) Adanya Standar Operating Procedure (SOP) secara tertulis
sehingga bisa menjadi acuan jelas untuk menjaga konsistensi
kinerja.
2) Adanya pemisahan fungsi, wewenang dan tanggung jawab pada
setiap bagian sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.
3) Otorisasi pembelian dilakukan oleh atasan.
4) Adanya dokumen permintaan pembelian, order pembelian dan
laporan penerimaan barang secara terpisah.
5) Terdapat nomor urut pada dokumen permintaan pembelian, order
pembelian dan laporan penerimaan barang.
b) Kondisi :
1) Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) untuk mengatur
seluruh aktivitas yang terjadi dalam kegiatan pembelian bahan baku
makanan. Pelaksanaan aktivitas sehari-hari didasarkan pada
kebijakan supervisor bagian dapur yang suatu saat bisa berganti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2) Tidak ada pemisahan fungsi, dan wewenang dan tanggungjawab
antara bagian pembelian dan penerimaan barang.
3) Otorisasi pembelian dilakukan oleh staf bagian pembelian tanpa
otorisasi dari atasan.
4) Dokumen permintaan pembelian, order pembelian dan laporan
penerimaan barang ditulis dalam satu buku dan tidak terpisah.
5) Tidak adanya nomor urut pada dokumen permintaan pembelian,
order pembelian dan laporan penerimaan barang tetapi berupa
tanggal terjadinya transaksi.
c) Penyebab :
1) Belum adanya rencana pembuatan Standar Operating Procedure
(SOP) karena pada dasarnya sesuai dengan standar yang berlaku
umum dan dengan tambahan kebijakan dari supervisor bagian
dapur. Selain itu penyampaian lisan secara berkala kepada karyawan
lama dan baru dirasa sudah cukup.
2) Supervisor bagian dapur merasa pelaksanaan lebih mudah jika
bagian pembelian dan penerimaan menjadi satu bagian.
3) Supervisor bagian dapur hanya ada satu orang dan tidak setiap saat
berada di lokasi, jadi otorisasi pembelian dilakukan langsung oleh
karyawan pembelian yang berada di lokasi.
4) Penulisan permintaan pembelian, order pembelian dan laporan
penerimaan barang dalam satu buku dirasa lebih efisien oleh
supervisor bagian dapur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5) Penggunaan tanggal dilakukannya transasksi pada dokumen
permintaan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan
barang dirasa sudah cukup dan dirasa lebih mudah dilakukan
sebagain pengganti nomor urut.
d) Akibat :
1) Kemungkinan terjadinya ketidakseragaman kebijakan apabila
terjadi pergantian supervisor bagian dapur.
2) Sulit untuk melakukan cross check jika buku permintaan pembelian,
order pembelian dan laporan penerimaan barang hilang karena
hanya ditulis dalam satu buku saja.
3) Terbuka lebar kesempatan bagi karyawan untuk melakukan fraud.
e) Alternatif Solusi :
1) Membuat Standar Operating Procedure (SOP) untuk restoran dan
bagian pembelian sesuai dengan kondisi dan situasi yang
memungkinkan diterapkan di Ambarketawang Resto.
2) Melakukan pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab antara
bagian pembelian dan penerimaan.
3) Membuat dokumen secara terpisah untuk surat permintaan
pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang.
4) Memberikan nomor urut pada surat permintaan pembelian, order
pembelian dan laporan penerimaan barang pada saat transaksi
pembelian dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5) Dokumen permintaan pembelian di otorisasi oleh pemakai barang,
dokumen order pembelian diotorisasi minimal oleh supervisor
bagian dapur dan dokumen laporan penerimaan barang diotorisasi
oleh penerima barang.
6) Meningkatkan pengawasan dengan sidak mendadak dari pihak
manajemen, supervisor atau pihak yang lebih tinggi.
7) Penambahan SDM pada posisi supervisor bagian dapur sehingga
pengawasan terhadap proses pembelian selalu terpantau.
f) Rekomendasi :
1) Membuat Standar Operating Procedure (SOP) untuk restoran dan
bagian pembelian sesuai dengan kondisi dan situasi yang
memungkinkan diterapkan di Ambarketawang Resto.
2. Program Audit Perencanaan Pembelian
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit perencanaan pembelian di
Ambarketawang Resto.
Tabel 9: Tabel Audit Perencanaan Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Perencanaan Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
2
Restoran memiliki daftar pemasok
terpilih yang terdokumentasi.
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi
dahulu
untuk
menilai
kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat kuantitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lanjutan Tabel 9: Tabel Audit Perencanaan Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Perencanaan Pembelian
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
3
4
5
6
7
8
9
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi
dahulu
untuk
menilai
kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat kualitas
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi
dahulu
untuk
menilai
kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat waktu
Setiap pemasok yang masuk dalam
daftar terpilih telah diverifikasi
dahulu
untuk
menilai
kemampuannya dalam menyediakan
bahan dengan harga yang paling
rendah
Rencana pembelian telah memuat
tentang kuantitas yang dibutuhkan
Rencana pembelian telah memuat
tentang standar kualitas bahan
Rencana pembelian telah memuat
tentang jadwal penggunaan bahan
Pembelian dilakukan hanya kepada
pemasok terpilih
Diaudit Oleh:
Oscar Dian Valentino
Tanggal: 22 Desember 2017







Jumlah
Jawaban
Ya Tidak
8
1
Apabila
pemasok
terpilih tidak
dapat
memasok
kebutuhan
restoran.
Catatan : -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari hasil check list yang telah dilakukan terhadap organisasi fungsi
pembelian di Ambarketawang Resto, terdapat 8 jawaban “Ya” dan 1
Jawaban “Tidak”. Dari hasil check list tersebut maka jawaban “Ya”
8
memiliki presentase sebanyak 88.89% dari perhitungan 9 𝑥100%.
Pada bagian perencanaan pembelian dapat dikatakan bahwa fungsi
pembelian sudah melakukan pembelian secara tepat sesuai rencana dalam
memenuhi kebutuhan di restoran. Bagian pembelian sudah mencari sumber
informasi mengenai pemasok bahan baku dan melakukan penyeleksian
pemasok. Hal tersebut merupakan langkah awal yang penting dalam
restoran melakukan verifikasi terhadap keberadaan pemasok demi
mengetahui komitmen dan kesanggupan pemasok dalam memenuhi
kebutuhan restoran. Pemenuhan komitmen mencakup kemampuan pemasok
dalam memenuhi spesifikasi barang yang dibutuhkan, frekuensi kebutuhan,
waktu pengiriman, tepat kualitas dan tepat kuantitas. Selain itu dalam
mencari informasi megenai pemasok, fungsi pembelian juga sudah
melakukan negosiasi harga dengan pemasok. Negosiasi harga dengan
pemasok adalah langkah selanjutnya setelah fungsi pembelian mengetahui
komitmen dan kesanggupan pemasok. Negosiasi ini bertujuan untuk
memperoleh harga terendah/harga yang kompetitif sehingga membuat
pembelian menjadi ekonomis. Dari hasil seleksi tersebut, fungsi pembelian
juga telah melakukan pendokumentasian terhadap pemasok yang terpilih
untuk memudahkan restoran dalam melakukan kegiatan pembelian kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Setelah pemasok sudah terpilih, dalam melakukan proses
pembeliannya kuantitas dan waktu penggunaan barang yang dibutuhkan
sudah tertulis jelas dalam surat permintaan pembelian yang selanjutnya
diproses menjadi order pembelian. Sedangkan untuk kualitas bahan baku
yang diinginkan hanya sebatas pemberitahuan secara lisan. Hal ini
mempermudah bagian pembelian dalam melakukan order terhadap
pemasok dan juga mempermudah bagian penerimaan dalam mencocokkan
barang yang datang dengan spesifikasi yang dibutuhkan restoran.
Didalam tabel, terdapat satu jawaban yang menunjukkan jawaban
“Tidak” yaitu pembelian masih dilakukan di luar pemasok terpilih. Hal ini
terjadi pada saat kejadian terdesak dimana pemasok terpilih tidak dapat
memasok kebutuhan bahan yang diharapkan oleh restoran karena lebih dari
kesepakatan awal saat dilakukannya kerjasama. Hal ini tidak terlalu
mempengaruhi operasional restoran, tetapi jika kejadian ini sudah sering
terjadi maka akan berpengaruh terhadap tingkat ekonomisasi restoran.
Berdasarkan
pelaksanaan
rencana
audit
pada
perencanaan
pembelian, temuan (bukti) audit yang penulis temukan dan rekomendasi
yang mungkin diberikan guna koreksi dan perbaikan akan dijabarkan
sebagai berikut:
a) Kriteria
1) Pembelian dilakukan hanya kepada daftar pemasok terpilih yang
sudah terdokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b) Kondisi
1) Pembelian masih dilakukan diluar pemasok terpilih dalam keadaan
terdesak.
c) Penyebab
1) Permintaan konsumen yang cukup melunjak membuat restoran
membutuhkan bahan baku makanan yang lebih banyak.
2) Ketidakmampuan pemasok dalam menyuplai bahan baku makanan
lebih dari kesepakatan awal saat dilakukan kerjasama yaitu dua kali
dalam sehari.
d) Akibat
1) Organisasi fungsi pembelian belum berhasil meminimalisir
pengeluaran karena bahan baku makanan yang diperoleh didapat
dari beberapa kegiatan yang kurang ekonomis.
e) Alternatif Solusi
1) Untuk order dalam jumlah yang besar, restoran memberikan batas
waktu pemesanan minimal beberapa hari sebelumnya sehingga
dapat meminimalisir pembelian secara mendesak.
2) Melakukan verifikasi kembali terhadap pemasok yang mampu
menyuplai sesuai kebutuhan restoran jika permintaan suplai tiga kali
dalam sehari sudah sering terjadi.
3) Melakukan kerjasama dengan dua pemasok untuk bahan baku yang
sama apabila untuk mendapatkan pemasok yang dapat menyuplai
tiga kali dalam sehari cukup sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
f) Rekomendasi
1) Melakukan verifikasi kembali terhadap pemasok yang mampu
menyuplai sesuai kebutuhan restoran jika permintaan suplai tiga kali
dalam sehari sudah sering terjadi.
3. Program Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit inspeksi dan penerimaan
barang.
Tabel 10: Tabel Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Inspeksi dan penerimaan barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
Fungsi pembelian terpisah dari bagian

penerimaan
2
Fungsi pembelian terpisah dari bagian 
akuntansi
3
Ada pedoman yang tegas menyatakan 
personalia yang bertanggung jawab
untuk memeriksa barang yang
diterima.
4
Bahan baku yang diterima dicocokkan 
dengan order pembelian
5
Setiap penerimaan bahan baku disertai 
dengan pembuatan laporan peneriman
secara tertulis
6
Bahan baku yang diterima diperiksa 
mengenai kuantitas
7
Bahan baku yang diterima diperiksa 
mengenai keadaan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lanjutan Tabel 10: Tabel Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Inspeksi dan penerimaan barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
8
Perusahaan memiliki prosedur yang 
jelas mengenai barang yang tidak
sesuai dengan spesifikasinya seperti
kualitas di bawah standar, kuantitas
kurang dan terlambat diterima
Catatan : Diaudit Oleh:
Jumlah
Oscar Dian Valentino
Jawaban
Ya Tidak
Tanggal: 22 Desember 2017
7
1
Dari hasil check list yang telah dilakukan pada proses inspeksi dan
penerimaan barang pada Ambarketawang Resto, terdapat 7 jawaban “Ya”
dan 1 Jawaban “Tidak”. Dari hasil check list tersebut maka jawaban “Ya”
7
memiliki presentase sebanyak 87.5% dari perhitungan 8 𝑥100%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa petugas
penerimaan barang dianggap telah cermat dalam menilai dan memastikan
bahwa barang yang diterima telah memenuhi spesifikasi dan waktu
penyerahan yang dipersyaratkan. Pada saat penerimaan barang pesanan,
bahan baku makanan yang diterima akan langsung dicocokan dengan order
pembelian dan nota dari pemasok. Hal tersebut membuat penerimaan
pesanan tidak asal menerima saja, ada pengendalian mengenai kepastian
barang yang diterima telah memenuhi spesifikasi seperti kuantitas dan
kualitas sesuai pesanan dan ketepatan waktunya, meskipun laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
penerimaan barang yang ada belum dalam bentuk dokumen khusus yang
terpisah dari permintaan pembelian dan order pembelian. Selain itu bagian
fungsi pembelian juga sudah memiliki prosedur yang jelas jika barang yang
tidak sesuai spesifikasi yang diminta. Bagian pembelian akan langsung
meminta penukaran barang jika barang yang datang tidak sesuai dengan
kualitas yang diminta. Mengenai kuantitas, ketika barang datang bagian
pembelian akan langsung menimbang dan mencocokan dengan order
pembelian. Ketika tidak sesuai (merugikan) maka akan meminta tambahan
sesuai yang tertera pada order pembelian. Dari segi waktu, jika pemasok
tidak mampu memberikan sesuai waktu yang ditentukan, maka restoran
akan langsung mencari pemasok yang lain yang mampu memenuhi
kesepakatan kerjasama.
Di dalam tabel juga terdapat satu jawaban “Tidak”, yaitu tidak
adanya pemisahan tugas bagian fungsi pembelian dengan fungsi
penerimaan. Meskipun fungsi pembelian tidak terpisah dengan fungsi
bagian penerimaan, hal ini juga tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
pembelian. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi kebijakan supervisor
bagian dapur bahwa bagian pembelian dan penerimaan menjadi satu bagian
karena akan lebih mudah dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan pelaksanaan rencana audit pada inspeksi dan
penerimaan barang, temuan (bukti) audit yang penulis temukan dan
rekomendasi yang mungkin diberikan guna koreksi dan perbaikan akan
dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
a) Kriteria
1) Adanya pemisaha fungsi, wewenang dan tanggung jawab antara
bagian pembelian, penerimaan dan akuntansi.
2) Membuat laporan penerimaan barang secara terpisah saat barang
telah diterima dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
3) Adanya prosedur secara tegas dan jelas mengenai barang yang tidak
sesuai spesifikasi yang diminta dalam bentuk tertulis.
b) Kondisi
1) Belum adanya pemisahan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
antara bagian pembelian dan penerimaan.
2) Sudah ada laporan penerimaan barang, tetapi belum ada laporan
penerimaan barang secara khusus dan terpisah yang dibuat oleh
sebagai arsip dokumen restoran.
3) Sudah ada prosedur mengenai barang yang tidak sesuai spesifikasi,
tetapi belum secara tertulis.
c) Penyebab
1) Supervisor bagian dapur merasa pelaksanaan lebih mudah jika
bagian pembelian dan penerimaan menjadi satu bagian.
2) Penulisan permintaan pembelian, order pembelian dan laporan
penerimaan barang dalam satu buku dirasa lebih efisien oleh
supervisor bagian dapur sehingga pembuatan laporan penerimaan
barang secara terpisah dianggap tidak perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3) Penyampaian lisan secara berkala kepada karyawan lama dan baru
mengenai prosedur dirasa sudah cukup.
d) Akibat
1) Terbuka lebar kesempatan bagi karyawan untuk melakukan fraud.
2) Sulit untuk melakukan cross check jika buku permintaan pembelian,
order pembelian dan laporan penerimaan barang hilang karena
hanya ditulis dalam satu buku saja.
3) Prosedur atau kebijakan bisa berubah apabila supervisor bagian
dapur berganti.
e) Alternatif Solusi
1) Membuat Standar Operating Procedure (SOP).
2) Melakukan pemisahan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
antara bagian pembelian dan penerimaan.
3) Membuat dokumen khusus secara terpisah untuk surat permintaan
pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang.
f) Rekomendasi
1) Membuat dokumen khusus secara terpisah untuk surat permintaan
pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4. Program Audit Pembayaran dan Pelaporan
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit pembayaran dan
pelaporan.
Tabel 11: Tabel Audit Pembayaran Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Periode Audit: Desember
Resto
2017
Program yang di audit: Pembayaran dan pelaporan penerimaan
barang
No.
Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
Fungsi pembelian terpisah dari 
bagian akuntansi
2
Fungsi pembelian terpisah dari 
bagian pembayaran/administrasi
3
Pembayaran yang dilakukan telah

mendapat persetujuan dari pihak
yang berwenang.
4
Setiap tagihan dari pemasok 
dilengkapi
dengan
bukti
penerimaan barang.
5
Dibuatkan bukti kas keluar
Nota
dari

pemasok
dianggap
sudah cukup.
Catatan : Diaudit Oleh:
Jumlah
Oscar Dian Valentino
Jawaban
Ya Tidak
Tanggal: 22 Desember 2017
3
2
Dari hasil check list yang telah dilakukan terhadap proses
pembayaran barang pada kegiatan pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto, terdapat 3 jawaban “Ya” dan 2 Jawaban “Tidak”.
Dari hasil check list tersebut maka jawaban “Ya” memiliki presentase
3
sebanyak 60% dari perhitungan 5 𝑥100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada tahap terakhir ini yaitu tahap pembayaran barang dapat
dikatakan bahwa penyelesaian kewajiban kepada pihak pemasok dapat
dipertanggugjawabkan. Pada proses ini bagian akuntansi dan bagian
admininstrasi/pembayaran telah terpisah dengan bagian pembelian.
Pemisahaan fungsi antara bagian administrasi dan pencatatan memang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan internal cross chek restoran sebagai
bentuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan. Pada
tahap pembayaran kepada pihak pemasok akan dilakukan dibagian
administrasi. Bagian admininstrasi akan mendapatkan laporan penerimaan
barang dan didampingi karyawan bagian penerima barang dalam proses
pembayaan yang dilakukan. Setelah melakukan pembayaran, nota yang
didapatkan dari pemasok diberikan ke bagian akuntansi/pencatatan untuk
dilakukan input pencatatan secara terkomputerisasi. Bagian akuntansi juga
akan melakukan penyimpanan secara manual (bentuk hard copy).
Didalam tabel, terdapat dua jawaban yang menunjukkan jawaban
“Tidak” yaitu pembayaran yang dilakukan belum mendapat persetujuan dari
pihak yang berwenang dan belum dibuatnya bukti kas keluar oleh bagian
akuntansi. Sejauh ini pembayaran hanya dilakukan dengan dilampiri
laporan penerimaan barang oleh karyawan bagian penerimaan sebagai
bentuk pengendalian bahwa barang yang dibayar sesuai spesifikasi yang
diminta restoran. Hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap proses
pembayaran karena supervisor bagian dapur menganggap bahwa lampiran
laporan penerimaan barang dari bagian penerimaan sudah cukup sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
perintah pengeluaran kas. Belum dibuatnya bukti kas keluar juga tidak
terlalu berpengaruh karena restoran telah memiliki nota dari pemasok untuk
di arsipkan sebagai bukti atas pembelian yang terjadi/dasar pencatatan kas
keluar.
Berdasarkan pelaksanaan rencana audit pada pembayaran barang,
temuan (bukti) audit yang penulis temukan dan rekomendasi yang mungkin
diberikan guna koreksi dan perbaikan akan dijabarkan sebagai berikut:
a) Kriteria :
1) Pembayaran yang dilakukan telah mendapat persetujuan dari pihak
yang berwenang yaitu bagian akuntansi.
2) Dibuatkan bukti kas keluar ketika pembayaran berlangsung.
b) Kondisi :
1) Otorisasi pembayaran kepada pemasok masih dilakukan oleh bagian
penerimaan.
2) Tidak dibuatkan bukti kas keluar dalam proses pembayaran oleh
bagian akuntansi.
c) Penyebab :
1) Supervisor bagian dapur menganggap bahwa laporan penerimaan
barang dari bagian penerimaan sudah cukup sebagai pengendalian
pembayaran.
2) Nota dari pemasok dianggap sudah cukup sebagai dasar pencatatan
akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d) Akibat :
1) Kemungkinan terjadinya fraud karena perintah pengeluaran kas
yang dilakukan hanya dari bagian penerimaan. Hal ini bisa terjadi
karena bagian penerimaan dan pembelian belum terpisah dan
otorisasi pembelian juga masih dilakukan oleh staf bagian
pembelian.
2) Tidak adanya dasar pencatatan akuntansi untuk pengeluaran kas
selain nota dari pemasok dan tidak adanya bukti utama bahwa
restoran telah mengeluarkan uang tunai untuk pembelian bahan baku
makanan.
e) Rekomendasi :
1) Membuat bukti kas keluar pada setiap transaksi pembelian yang
dilakukan oleh bagian akuntansi sebagai bentuk otorisasi
pengeluaran kas.
Dari hasil proses audit yang telah dilakukan atas organisasi fungsi
pembelian, perencanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang dan
pembayaran barang, dapat dikatakan bahwa pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto telah memenuhi 3E yaitu efektif, efisien dan ekonomis.
Dikatakan efektif dapat dilihat dari banyakanya jawaban “Ya” dalam hasil
proses audit secara keseluruhan. Bagian pembelian dinilai telah mampu
mencapai tujuannya dalam melakukan pembelian bahan baku makanan.
Terlihat dari adanya prosedur pembelian yang secara tegas menetapkan
dokumen-dokumen yang digunakan dalam kegiatan pembelian, bahan baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
yang diterima dicocokkan dengan order pembelian agar bahan baku yang
diterima sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, dan setiap tagihan dari
pemasok dilengkapi dengan laporan penerimaan barang sebagai bentuk
pengendalian bahwa pembayaran hanya dilakukan jika bahan baku yang
diterima sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Pembelian bahan baku makanan dikatakan efisien karena mesikupun
ada beberapa jawaban “Tidak” dalam tabel, tetapi tidak terlalu mempengaruhi
kegiatan operasional pembelian. Karyawan yang merangkap jabatan antara
pembelian dan penerimaan tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari bagaimana bagian penerimaan dan pembelian masih dapat
mengatasi pada saat adanya pembelian dengan kebutuhan mendesak, walapun
biasanya karyawan hanya melakukan kegiatan pembelian dua kali dalam sehari.
Hal ini juga terbantu karena sudah adanya prosedur yang jelas apabila
dibutuhkan pembelian secara mendesak. Hal ini cukup penting dalam
meningkatkan efisiensi operasional restoran.
Pembelian bahan baku makanan dikatakan ekonomis karena bagian
pembelian telah mampu mendapatkan sumber daya dengan pengorbanan yang
seminimal mungkin. Hal tersebut terlihat dengan sudah adanya penyeleksian
pemasok. Penyeleksian ini berguna bagi bagian pembelian dalam menentukan
pemasok yang dapat menyediakan bahan baku makanan dengan harga yang
kompetitif (disamping tepat waktu, kualitas dan kuantitas). Bagi pemasok yang
terpilih, bagian pembelian akan melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok.
Kerjasama ini berguna bagi bagian pembelian untuk memperoleh bahan baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
makanan yang sesuai spesifikasi yang ditentukan tetapi dengan pengorbanan
seminimal mungkin (kompetitif) dan berguna untuk mempermudah pembelian
kembali yang akan dilakukan.
D. Mengevaluasi Proses Audit
Hal yang menjadi perhatian penulis selama proses audit pembelian
bahan baku makanan adalah bahwa tidak adanya nomor urut pada dokumen
permintaan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang. Sejauh
ini, upaya yang dilakukan untuk mengganti nomor urut pada dokumen
permintaan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang adalah
dengan menggunakan tanggal terjadinya transaksi. Bagian akuntansi juga
belum melakukan otorisasi pada pengeluaran kas karena laporan penerimaan
barang dari bagian penerimaan dianggap sudah cukup oleh supervisor bagian
dapur sebagai perintah pengeluaran kas. Bagian akuntansi juga belum membuat
bukti kas keluar oleh karena nota dari pemasok sudah dianggap cukup sebagai
bukti/dasar pencatatan pengeluaran kas. Selain itu, masih adanya pembelian di
luar pemasok terpilih juga menjadi salah satu perhatian. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya pembelian di luar pemasok jika terjadi situasi mendesak atau
permintaan konsumen yang melunjak dan pemasok terpilih tidak mampu
menyuplai bahan baku makanan diluar kesepakatan jadwal.
Pada bagian pembelian dan penerimaan, belum adanya pemisahan tugas
dan wewenang membuat bagian ini cukup rentan terjadi kecurangan. Dengan
otorisasi pembelian yang sejauh ini hanya dilakukan oleh karyawan/staf bagian
pembelian tanpa otorisasi dari atasan, membuat bagian ini semakin rentan. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sebab itu, pemisahan tugas dan wewenang, serta pengevaluasian job description
yang sejauh ini dijalankan oleh bagian pembelian harus dilakukan.
E. Melaporkan Hasil Audit
Tujuan audit internal ini adalah untuk menilai tingkat efisiensi,
efektivitas dan keekonomisan pada pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto serta memberikan rekomendasi guna perbaikan dan me
mberi nilai tambah bagi restoran itu sendiri. Laporan hasil audit dibuat
berdasarkan bukti audit yang ditemukan pada proses audit yang dilakukan dan
menitikberatkan pada kepentingan pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari hasil analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan, pembelian bahan baku makanan yang terjadi
di Ambarketawang Resto telah mencangkup 3E yaitu efektif, efisien dan
ekonomis. Restoran dianggap telah mampu melakukan pembelian bahan baku
makanan sesuai dengan tujuannya, dan mampu memaksimalkan sumber daya
yang ada dalam melakukan pembelian bahan baku makanan, serta mampu
mendapatkan bahan baku makanan yang dibutuhkan dengan harga yang
kompetitif.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penulis sulit untuk menilai, mengidentifikasi kelemahan dan memberikan
rekomendasi guna perbaikan karena tidak adanya ketentuan yang dibuat
oleh pihak restoran secara tertulis (Standar Operating Procedure dan Jobs
Description).
2. Penulis tidak bisa untuk melakukan pengecekan terhadap transaksi
pembelian bahan baku makanan yang di input kedalam komputer bagian
akuntansi yang menyebabkan penulis tidak bisa memastikan bahwa nota
dari pemasok merupakan dasar pencatatan akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
C. Saran
Saran yang bisa penulis berikan atas kelemahan yang ditemukan guna
koreksi dan perbaikan untuk Ambarketawang Resto pada pembelian bahan baku
makanan dan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Restoran
a) Manajemen
restoran
diharapkan
membuat
Standar
Operating
Procedure (SOP) yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang mungkin
diterapkan di Ambarketawang Resto.
b) Manajemen restoran diharapkan membuat dokumen secara terpisah
untuk surat permintaan pembelian, order pembelian dan laporan
penerimaan barang dan diberi nomor urut pada setiap transaksi
pembelian yang dilakukan.
c) Manajemen restoran diharapkan melakukan otorisasi untuk dokumen
permintaan pembelian oleh pemakai barang, dokumen order pembelian
minimal oleh supervisor bagian dapur dan dokumen laporan penerimaan
barang oleh penerima barang.
d) Manajemen restoran diharapkan melakukan verifikasi kembali terhadap
pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan restoran apabila pembelian
di atas dua kali dalam sehari sudah sering terjadi sehingga tidak terjadi
pembelian diluar pemasok terpilih.
e) Manajemen
restoran
diharapkan
melakukan
pemisahan
tugas,
wewenang dan tanggung jawab antara bagian pembelian dan
penerimaan barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
f) Bagian akuntansi diharapkan membuat bukti kas keluar pada setiap
transaksi pembelian yang dilakukan sebagai bentuk otorisasi
pengeluaran kas.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a) Penelitian selanjutnya diharapkan memilih obyek penelitian yang telah
memiliki Standar Operating Procedure (SOP) agar memudahkan
peneliti dalam proses mengidentifikasi risiko dan menilai aktivitas
operasionalnya sudah mencakup efektif, efisien dan ekonomis atau
belum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Akmal. 2007. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Yogyakarta: Indeks.
Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi 1. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid I. Yogyakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Bayangkara, IBK. 2016. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Edisi
kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Boynton, William C. Johnson, Raymond N. Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.
Carr, Amelia S. & John N, Pearson. 2002.“The Impact of Purchasing and Supplier
Involvement on Strategic Purchasing and Its Impact on Firm’s
Performance.”International Journal of Operations & Production
Management. Volume 22 Issue 9.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi kedua.
Cetakan pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.
Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Yogyakarta: Erlangga.
Marsum. 1991. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi Offset.
Mulyadi. 2004. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Munawir. 2005. Auditing Modern. Buku Kedua. Yogyakarta: BPFE.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nur Harjanto, Ryan. 2010. “Analisis Pengaruh Harga, Produk, Kebersihan, dan
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan”. Skripsi. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sawyer, Laurence B., Dittenhoffer, Mortimer A., dan Scheiner, James H. 2005.
Sawyer’s Internal Auditing (Audit Internal Sawyer). Edisi Kelima. Buku
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business (Metodologi Penelitian untuk
Bisnis) Buku Dua. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Siregar, Badric. Bambang, Suripto. Dody, Hapsoro. Eko, Widodo Lo. Erlina
Herowati. Lita, Kusumasari. & Nurofik. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Salemba Empat.
Sondang, Siagian P. 2004. Audit Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. Yogyakarta: CAPS
(Center of Academic Publishing Service).
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Audit. Cetakan
Pertama, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Wiyasha, IBM. Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran. 2007.
Yogyakarta: Andi Offset.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 1 – Laporan Hasil Audit Internal
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
Yogyakarta, 2 Februari 2018
Perihal : Laporan Hasil Audit Internal
Kepada
Yth. Supervisor Bagian Dapur Ambarketawang Resto
Di Yogyakarta
Saya telah melakukan audit atas pembelian bahan baku makanan pada
Ambarketawang Resto untuk periode Desember tahun 2017. Audit internal ini
bertujuan untuk menilai tingkat keefektifan, keefisienan, dan keekonomisan pada
pembelian bahan baku makanan yang terjadi di Ambarketawang Resto dan
memberikan rekomendasi berupa perbaikan atas kelemahan yang ditemukan pada
saat pelaksanaan audit guna memberikan nilai tambah kedepannya bagi Restoran
Ambarketawang.
Hasil audit internal disajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit
Bab IV : Rekomendasi
Secara keseluruhan, hasil audit menunjukkan bahwa dalam organisasi
fungsi pembelian, perencanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang dan
pembayaran barang dapat dikatakan bahwa pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto telah memenuhi 3E (Efektif, Efisien, dan Ekonomis).
Dalam pelaksanaan audit, saya telah memperoleh dukungan dari banyak
pihak yaitu pemilik restoran, supervisor bagian dapur, staff accounting dan para
karyawan yang berhubungan dengan proses audit ini maka dari itu saya
mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan baik.
Hormat saya,
Oscar Dian Valentino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 1 – Laporan Audit Internal (Lanjutan)
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
Bab I
Informasi Latar Belakang
Ambarketawang Resto adalah restoran yang awalnya didirikan untuk
melengkapi keberadaan SPBU Ambarketawang. Saat ini Ambarketawang Resto
sudah maju sangat pesat dan mampu melayani tamu sampai 1000 orang setiap
harinya. Ambarketawang resto hadir dengan sajian khas nusantara dan buka 24 jam
sehari. Oleh karena banyaknya tamu, restoran harus sering melakukan pembelian
bahan baku makanan.
Dalam menjalanakan aktivitasnya, restoran dapat melakukan kegiatan
pembelian bahan baku makanan sampai dengan tiga kali dalam sehari. Tujuan
diadakannya audit internal pada pembelian bahan baku makanan adalah untuk
menilai kesesuaian antara implementasi dan peraturan, hukum, kebijakan, prosedur,
atau standar yang digunakan untuk menilai aspek mana yang memerlukan
perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1 – Laporan Audit Internal (Lanjutan)
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
Bab II
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit internal ini adalah pembelian bahan baku makanan
periode Desember tahun 2017. Audit internal pembelian bahan baku makanan ini
mencakup empat aspek utama yaitu organisasi fungsi pembelian, perencanaan
pembelian, inspeksi dan penerimaan barang dan pembayaran barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 1 – Laporan Audit Internal (Lanjutan)
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
Bab III
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang saya peroleh selama proses audit
dilakukan, kesimpulan yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:
1. Organisasi Fungsi Pembelian
Secara umum organisasi fungsi pembelian sudah efektif dalam
melakukan pembelian bahan baku makanan secara efisien. Restoran telah
melakukan pemisahan tugas dan fungsi pada bagian pembelian dengan bagian
admininstrasi dan pencatatan/akuntansi. Untuk melakukan transasksi
pembelian, bagian pembelian juga telah memiliki prosedur yang menetapkan
dokumen-dokumen apa saja yang harus ada dan kebijakan untuk menjaga dan
menyimpan dokumen pembelian. Ketika terjadi pembelian yang mendesak,
bagian pembelian juga telah memiliki prosedur yang tegas dan manajemen juga
telah menentapkan anggaran pembelian.
Tetapi restoran belum memiliki kebijakan prosedur formal secara
tertulis mengenai setiap aktivitas yang dilakukan, belum adanya pemisahan
tugas antara bagian pembelian dan penerimaan, otorisasi pembelian dilakukan
oleh staf bagian pembelian, belum adanya dokumen permintaan pembelian,
order pembelian dan laporan penerimaan barang secara terpisah dan tidak
adanya nomor urut tercetak pada setiap dokumen. Penyebab dari penyimpangan
tersebut adalah penyampaian lisan kepada karyawan sudah dianggap cukup,
pelaksanaan dirasa lebih mudah apabila bagian penerimaan dan pembelian
menjadi satu bagian, supervisor bagian dapur hanya ada satu orang dan tidak
setiap saat berada di lokasi, pembuatan dokumen dalam satu buku dianggap
lebih efisien dan penggunaan tanggal sebagai pengganti nomor urut dianggap
lebih mudah. Tetapi hal ini dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya
ketidakseragaman kebijakan apabila terjadi pergantian supervisor bagian dapur,
sulit melakukan cross check jika buku permintaan pembelian, order pembelian
dan laporan penerimaan barang hilang dan terbuka lebar kesempatan bagi
karyawan untuk melakukan fraud.
2. Perencanaan Pembelian
Pada bagian perencanaan pembelian dapat dikatakan bahwa fungsi
pembelian sudah melakukan pembelian secara tepat sesuai rencana dalam
memenuhi kebutuhan di restoran. Bagian pembelian sudah mencari sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
informasi mengenai pemasok bahan baku dan melakukan penyeleksian
pemasok yang tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas dan harga yang
kompetitif. Setelah itu, fungsi pembelian melakukan pendokumentasian
terhadap pemasok yang terpilih yang akan memudahkan restoran dalam
melakukan pembelian kembali. Dalam rencana pembelian, kuantitas dan waktu
penggunaan telah tertulis jelas, sementara kualitas yang diinginkan hanya
secara lisan.
Tetapi pembelian masih dilakukan di luar pemasok terpilih. Hal ini
terjadi pada saat kejadian mendesak. Hal ini disebabkan permintaan konsumen
yang cukup melunjak membuat restoran membutuhkan bahan baku makanan
yang lebih banyak sehingga pemasok terpilih tidak dapat memasok kebutuhan
bahan yang diharapkan oleh restoran karena melebihi dari kesepakatan awal
saat dilakukannya kerjasama. Hal ini dapat berakibat organisasi fungsi
pembelian dianggap belum mampu meminimalisir pengeluaran karena bahan
baku makanan yang diperoleh didapat dari beberapa kegiatan yang kurang
ekonomis jika hal ini sudah sering terjadi.
3. Inspeksi dan Penerimaan Barang
Dapat dikatakan petugas penerimaan dianggap telah cermat dalam
menilai dan memastikan bahwa barang yang diterima telah memenuhi
spesifikasi dan waktu penyerahan yang dipersyaratkan. Pada saat penerimaan
barang pesanan, bahan baku makanan yang diterima akan langsung dicocokan
dengan order pembelian dan nota dari pemasok. Selain itu bagian fungsi
pembelian juga sudah memiliki prosedur yang jelas jika barang yang tidak
sesuai spesifikasi yang diminta tetapi belum dalam bentuk tertulis karena
dianggap penyampaian secara lisan sudah cukup. Hal ini dapat mengakibatkan
kemungkinan adanya perubahan kebijakan apabila supervisor bagian dapur
berganti. Bagian penerimaan juga telah membuat laporan penerimaan barang
meski tidak berbentuk dokumen laporan penerimaan dalam bentuk kertas
terpisah karena pembuatan laporan penerimaan barang secara terpisah dianggap
tidak perlu. Hal ini dapat menyebabkan sulit dilakukan cross chek apabila buku
hilang. Fungsi pembelian juga belum terpisah dengan fungsi penerimaan, hal
ini disebabkan karena supervisor bagian dapur merasa pelaksanaan lebih mudah
jika bagian pembelian dan penerimaan menjadi satu bagian dan berakibat pada
Terbuka lebar kesempatan bagi karyawan untuk melakukan fraud.
4. Pembayaran Barang
Tahap pembayaran barang dapat dikatakan bahwa penyelesaian
kewajiban kepada pihak pemasok dapat dipertanggugjawabkan. Pada proses ini
bagian akuntansi dan bagian admininstrasi/pembayaran terpisah dengan bagian
pembelian. Pada proses ini, pembayaran akan dilakukan dibagian administrasi.
Bagian admininstrasi akan mendapatkan laporan penerimaan barang dan
didampingi karyawan bagian penerima barang yang menyatakan barang telah
sesuai spesifikasi. Setelah melakukan pembayaran, bagian administrasi dan
akuntansi akan menerima nota dari pemasok. Nota yang diberikan ke bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
akuntansi akan langsung dicatat secara terkomputerisasi. Bagian akuntansi juga
akan melakukan penyimpanan secara manual (bentuk hard copy).
Di sisi lain pembayaran yang dilakukan belum mendapat persetujuan
dari pihak yang berwenang dan belum dibuatnya bukti kas keluar oleh bagian
akuntansi. Sejauh ini pembayaran hanya dilakukan dengan dilampiri laporan
penerimaan barang oleh karyawan bagian penerimaan sebagai bentuk
pengendalian bahwa barang yang dibayar sesuai spesifikasi yang diminta
restoran. Hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pembayaran karena
supervisor bagian dapur menganggap bahwa lampiran laporan penerimaan
barang dari bagian penerimaan sudah cukup. Belum dibuatnya bukti kas keluar
juga tidak terlalu berpengaruh karena restoran telah memiliki nota dari pemasok
untuk di arsipkan sebagai bukti atas pembelian yang terjadi.
Dari hasil proses audit yang telah dilakukan atas organisasi fungsi
pembelian, perencanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang dan
pembayaran barang, dapat dikatakan bahwa pembelian bahan baku makanan di
Ambarketawang Resto telah memenuhi 3E yaitu efektif, efisien dan ekonomis
dalam kegiatan pembelian bahan baku makanan. Mesikupun demikian, kelemahan
dalam kegiatan pembelian bahan baku makanan masih ditemukan yaitu:
1. Kelemahan pada peraturan dan kebijakan
a) Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) secara tertulis.
2. Kelemahan pada instrumen pengendalian seperti dokumen pembelian
a) Belum adanya dokumen permintaan pembelian, order pembelian dan
laporan penerimaan barang secara terpisah.
b) Belum adanya nomor urut pada dokumen yang digunakan dalam kegiatan
pembelian.
c) Otorisasi pembelian masih dilakukan oleh staf bagian pembelian.
d) Belum dibuatnya bukti kas keluar dalam kegiatan pembayaran oleh bagian
akuntansi.
3. Kelemahan pada pengawasan dalam proses pembelian
a) Belum adanya pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab antara
bagian pembelian dan penerimaan.
b) Belum adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dalam pembayaran yang
dilakukan.
4. Kelemahan pada kerjasama dengan pemasok
a) Masih adanya pembelian yang dilakukan diluar pemasok terpilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 1 – Laporan Audit Internal (Lanjutan)
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
Bab IV
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang terdapat
pada pembelian bahan baku makanan. Atas kelemahan yang didapat dari hasil audit,
peneliti memberikan rekomendasi guna koreksi dan perbaikan yang dapat diambil
atau digunakan oleh tim manajemen restoran untuk memperbaiki kelemahan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan pada peraturan dan kebijakan
a) Manajemen restoran diharapkan membuat Standar Operating Procedure
(SOP) yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang mungkin diterapkan di
Ambarketawang Resto.
2. Kelemahan pada instrumen pengendalian seperti dokumen pembelian
a) Manajemen restoran diharapkan membuat dokumen secara terpisah untuk
surat permintaan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan
barang dan diberi nomor urut pada setiap transaksi pembelian yang
dilakukan.
b) Manajemen restoran diharapkan melakukan otorisasi untuk dokumen
permintaan pembelian oleh pemakai barang, dokumen order pembelian
minimal oleh supervisor bagian dapur dan dokumen laporan penerimaan
barang oleh penerima barang.
c) Bagian akuntansi diharapkan membuat bukti kas keluar pada setiap
transaksi pembelian yang dilakukan.
3. Kelemahan pada pengawasan dalam proses pembelian
a) Manajemen restoran diharapkan melakukan pemisahan tugas, wewenang
dan tanggung jawab antara bagian pembelian dan penerimaan barang.
b) Bagian akuntansi diharapkan membuat bukti kas keluar pada setiap
transaksi pembelian yang dilakukan sebagai bentuk otorisasi pengeluaran
kas.
4. Kelemahan pada kerjasama dengan pemasok
a) Manajemen restoran diharapkan melakukan verifikasi kembali terhadap
pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan restoran apabila pembelian di
atas dua kali dalam sehari sudah sering terjadi sehingga tidak terjadi
pembelian diluar pemasok terpilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Keputusan untuk menindaklajuti rekomendasi yang berupa perbaikan atas
kondisi pembelian bahan baku makanan merupakan kewenangan manajemen
Ambarketawang Resto. Apabila tidak segera dilakukan perbaikan, peneliti khawatir
peluang terjadinya sesuatu yang buruk semakin tinggi pada pembelian bahan baku
makanan di Ambarketawang Resto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2 – Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Profil Restoran
a. Apa nama restoran ini?
b. Dimana alamat restoran ini?
c. Kegiatan apa saja yang dilakukan restoran ini?
2. Bagaimana restoran ini bisa terbentuk?
a. Siapa yang mendirikan?
b. Tahun berapa didirikan
c. Apa alasan didirikan restoran ini?
d. Bagaiamana perkembangan restoran ini?
3. Bagaiamana struktur Organisasi di restoran ini?
4. Apa saja tugas dan tanggung jawab mereka?
5. Apakah restoran memiliki SOP secara tertulis terutama di bagian pembelian?
6. Apakah bagian pembelian mempunyai daftar uraian tugas (jobdesk) secara
tertulis untuk para karyawannya?
7. Apakah kegiatan pembelian dalam perusahaan hanya dilakukan oleh bagian
fungsi pembelian?
8. Apakah perusahaan mempunyai daftar supplier/ pemasok secara tertulis?
9. Bagian apa saja atau adakah pengaturan siapa saja yang boleh membuat order
pembelian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2 – Daftar Pertanyaan Wawancara (Lanjutan)
10. Apakah order pembelian dibuat berdasarkan form permintaan pembelian dan
berlaku untuk semua pembelian?
11. Apakah order pembelian diotorisasi oleh kepala bagian pembelian dan/atau
manajer yang berwenang?
12. Apakah semua kebijakan telah dikomunikasikan dengan baik antara supervisor
bagian dapur dengan seluruh bagian pembelian?
13. Apakah barang yang dipesan selalu diterima tepat waktu?
14. Apakah dibuat laporan penerimaan barang saat barang diterima?
15. Apakah dibuat laporan pembelian untuk diserahkan kepada manajemen?
16. Bagaimana proses pembayaran yang dilakukan kepada pihak pemasok?
17. Apakah dibuatkan bukti kas keluar saat melakukan pembayaran kepada pihak
pemasok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 3 – Tabel Program Audit Organisasi Fungsi Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Organisasi Fungsi Pembelian
No. Pernyataan
Ya
Tidak Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ada kebijakan dan prosedur formal secara
tertulis dalam melakukan setiap aktivitas
dan kegiatan pada fungsi pembelian
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
penerimaan pesanan
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
akuntansi
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
pembayaran/administrasi
Order pembelian tercetak dan diberi nomor
urut
Laporan penerimaan barang diberi nomor
urut
Manajemen
menentapkan
anggaran
pembelian bahan baku
Prosedur pembelian secara tegas telah
menetapkan dokumen-dokumen yang
digunakan dalam melakukan pembelian
Prosedur pembelian secara tegas telah
menetapkan prosedur dan kondisi untuk
pembelian mendesak dan bersifat khusus
Organisasi telah memiliki kebijakan yang
tepat untuk menjaga dan meyimpan
dokumen pembelian.
Diaudit Oleh :
Tanggal :
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4 – Tabel Program Audit Perencanaan Pembelian
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Perencanaan Pembelian
No. Pernyataan
Ya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tidak Keterangan
Restoran memiliki daftar pemasok terpilih
yang terdokumentasi.
Setiap pemasok yang masuk dalam daftar
terpilih telah diverifikasi dahulu untuk
menilai kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat kuantitas
Setiap pemasok yang masuk dalam daftar
terpilih telah diverifikasi dahulu untuk
menilai kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat kualitas
Setiap pemasok yang masuk dalam daftar
terpilih telah diverifikasi dahulu untuk
menilai kemampuannya dalam menyediakan
bahan tepat waktu
Setiap pemasok yang masuk dalam daftar
terpilih telah diverifikasi dahulu untuk
menilai kemampuannya dalam menyediakan
bahan dengan harga yang paling rendah
Rencana pembelian telah memuat tentang
kuantitas yang dibutuhkan
Rencana pembelian telah memuat tentang
standar kualitas bahan
Rencana pembelian telah memuat tentang
jadwal penggunaan bahan
Pembelian dilakukan hanya kepada pemasok
terpilih
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Jumlah
Jawaban
Catatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 5 - Tabel Program Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit:
Program yang di audit: Inspeksi dan penerimaan barang
No. Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
penerimaan
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
akuntansi
Ada pedoman yang tegas menyatakan
personalia yang bertanggung jawab untuk
memeriksa barang yang diterima
Bahan baku yang diterima dicocokkan
dengan order pembelian
Setiap penerimaan bahan baku disertai
dengan pembuatan laporan peneriman
secara tertulis
Bahan baku yang diterima diperiksa
mengenai kuantitas
Bahan baku yang diterima diperiksa
mengenai keadaan kualitas
Perusahaan memiliki prosedur yang jelas
mengenai barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasinya seperti kualitas di bawah
standar, kuantitas kurang dan terlambat
diterima
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 6 - Tabel Program Audit Pembayaran Barang
Nama Organisasi: Ambarketawang Resto
Periode Audit: Desember
2017
Program yang di audit: Pembayaran dan Pelaporan Penerimaan Barang
No. Pernyataan
Ya Tidak Keterangan
1
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
akuntansi
2
Fungsi pembelian terpisah dari bagian
pembayaran/administrasi
3
Pembayaran yang dilakukan telah mendapat
persetujuan dari pihak yang berwenang
4
Setiap tagihan dari pemasok dilengkapi
dengan bukti penerimaan barang
5
Dibuatkan bukti kas keluar
Diaudit Oleh:
Jumlah
Catatan :
Jawaban
Ya Tidak
Tanggal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 7 – Contoh Dokumen Permintaan Pembelian, Order Pemebelian
dan Penerimaan Barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 7 – Contoh Dokumen Permintaan Pembelian, Order Pemebelian
dan Penerimaan Barang (Lanjutan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 8 – Contoh Nota dari Pemasok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 8 – Contoh Nota dari Pemasok (Lanjutan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 9 – Daftar Pemasok Bahan Baku Makanan Terpilih
NAMA SUPPLIER AMBARKETAWANG RESTO
NO
NAMA SUPPLIER
KETERANGAN
1 BU WIDODO
AYAM
2 PAK MENTUK
BERAS
3 PAK TUNANG
DAGING SAPI
4 PAK ANANG
IKAN LAUT
5 BU WARDI
MINYAK GORENG, TELUR AYAM, GULA PASIR
6 PAK KIRNO
IKAN
7 BU ENDANG
SAYUR MAYUR
8
PAK MUJIONO
KECAP ABC
9
PAK ABIDIN
TEMPE MURNI
10 MB ARNY
KERUPUK
11 PAK RUDI
TAHU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 10 – Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Download