MIXED METHOD APPROACH A. Deninisi Penelitian Mix Method (metode campuran) adl metodologi untuk melakkan penelitian yang melibatkan pengumpulan, menganalisis dan mengintegrasikan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam studi tunggal atau program penelitian ilmiah yang berjangka panjang (longitudinal) (Cresswell, 2018). Definisi lain menyebutkan, metode penelitian campuran merupakan metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif (Sugiyono, 2016). Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian campuran adalah metode penelitian kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu kegiatan penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan ditandai adanya data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian campuran menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh kebebasan peneliti untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data. Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam penelitian. Mixed methods berfokus pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dipadukan. Oleh karena itu, penelitian mixed methods terdiri dari penggabungan, perpaduan, hubungan, dan kelekatan dari keduanya. Tujuan metode penelitian metode campuran adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja. B. Tujuan Tujuan dari bentuk kombinasi penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian, daripada pemahaman yang diberikan oleh satu penelitian saja. Kombinasi dilakukan untuk saling menyempurnakan kedua pendekatan. Tujuan metode penelitian campuran meliputi tujuan penelitian secara keseluruhan, informasi mengenai unsur penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dan alasan atau rasionalisasi mencampur dua unsur tersebut guna meneliti suatu isu atau masalah penelitian. Secara umum tujuan dari penggunaan metode penelitian campuran, yaitu: Untuk lebih memahami isu atau masalah penelitian dengan mengtriangulasikan data kualitatif yang berupa perincian-perincian deskiriptif dengan data kuantitatif yang berupa angka-angka. Untuk mendapatkan hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel tertentu, kemudian menindaklanjutinya dengan mengobservasi atau mewawancarai sejumlah individu guna memperoleh penjelasan lebih mendalam tentang hasil statistik yang sudah didapatkan. Untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan (kualitatif) untuk selanjutnya dianalsis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif)(Creswell, 2012). C. Alasan Penggunaan Mix Method Adapun alasan secara umum, mengapa melakukan penelitian metode campuran ialah: 1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-perincian deskriptif. 2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif). 3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah diperoleh, (O’Chathain,Murphy dan Nicholl,2007). 4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok atau individu-individu yang tertindas D. Beberapa Desain Mix Method 1. Desain Triangulasi/ Convergent parrarel Melakukan penelitian terhadap satu tema yang sama dengan metodekuantitatif dan kualitatif secara bersama dalam satu waktu. Setelah diperoleh hasil dari masing-masing metode dalam penelitian tsb hasilnya dicampur (mix) dan dihubungkan (dikomparasikan) yang nantinya akan menghasilkan data-data yang valid yang berupa interpretasi yang berimbang antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Contoh: Tema Penelitian partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Penelitian tsb dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan dua metode: - Penelitian tentang tingkat partisipasi (survey) kuantitatif - Penelitian tentang bentuk-bentuk partisipasi (wawancara, observasi, FGD) kualitatif Selanjutnya, kedua hasil penelitian di atas didiskusikan sebagai wujud triangulasi dan hasilnya tergantung dari proses trianguasi yang dilakukan. Kelebihan dari model penelitian campuran ini adalah menggabungkan keunggulan dari kedua data yang dicampurankan, yaitu data kuantitatif yang dapatdigunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan untukmenjelaskan konteksnya. Model penelitian campuran ini memungkinkan penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian campuran ini adalah terletak pada pengcampuranan dua bentuk data yang berbeda serta bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang. 2. Explanatory Sequential Design Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan penelitian kuantitatif dan setelah diperoleh hasil dari penelitian kuantitatif tersebut maka hasil tersebut dijadikan data awal untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam penelitian kualitatif. Jadi hasil penelitian kuantitatif menjadi dasar apa yang akan dilanjutkan dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya tahap interprestasinya yang paling kuat adalah penekanan pada penelitian kuantitatif karena kuantitatif adalah penelitian yang pertama sedangkan penelitian kualitatif hanya sebagai penelitian penunjang untuk menjelaskan fenomena yang tidak dapat dijelaskan dengan metode kuantitatif. Kelebihan metode ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas,sehingga memudakan bagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untukmendesign penelitian dengan menggunakan model ini. Kelemahan metode ini, model penelitian campuran ini memerlukan keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan penelitian diperlukan waktu yang cukup lama Contoh: Tema Penelitian partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Dilakukan penelitian kuantitatif terlebih dahulu penelitian tentang Tingkat Partisipasi (survey). Hasil penelitian kuantitatif dijadikan dasar untuk meneliti pada penelitian kualitatif penelitian tentang Bentuk-bentuk partisipasi (wawancara, observasi, FGD). Hasil dari desain mix penelitian ini lebih menekankan pada penelitian kuantitatif sedangkan hasil kualitatif hanya sebagai explorasi dan menjelaskan fenomena kuantitatif. 3. Exploratory Sequential Design Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan penelitian kualitatif dan setelah diperoleh hasil dari penelitian kualitatif tersebut maka hasil tersebut dijadikan data awal untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam penelitian kuantitatif. Jadi hasil penelitian kualitatif yang berupa aspek penelitian yang telah dihubungkan dengan teori penunjang dan dibuatlah sebuah instrumen yang kemudian menjadi dasar apa yang akan dilanjutkan dalam penelitian kuantitatif. Selanjutnya tahap interprestasinya yang paling kuat adalah penekanan pada penelitian kualitatif karena kualitatif adalah penelitian yang pertama sedangkan penelitian kuantitatif hasilnya digunakan untuk mengeneralisasi hasil penelitian kualitatif. Artinya, hasil penelitian kualitatif diperkuat dengan hasil dari penelitian kuantitatif yang dilakukan. Tujuan dari pengumpulan data kualitatif di tahap pertama adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang ada terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variable yang ditemukan dalam data kualitatif (Creswell, 2018). Peneliti menggunakan desain ini ketika ada instrumen, variabel, dan langkah-langkah mungkin tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang diteliti. Contoh: Tema Penelitian partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Dilakukan penelitian kualitatif terlebih dahulu penelitian tentang Bentuk-bentuk Partisipasi (wawancara, observasi, FGD). Setelah mendapat hasil penelitian kualitatif membangun hasil penelitian dan dianalogikan dengan teori penunjang untuk membuat instrumen oenelitian tentang Tingkat Partisipasi (survey) dg metode kuantitatif. Hasil dari desain mix penelitian ini lebih menekankan pada penelitian kualitatif, sedangkan hasil pnelitian kuantitatif sebagai pengembang untuk generalisasi hasil penelitian kualitatif. 4. Embedded Design Peneliti pada awalnya sudah berkeinginan untuk melakukan penelitian kuantitatif yang didalanya juga peneliti melakukan penelitian kualitatif. Artinya penelitian kualitatif include/ menyatu dengan penelitian kauntitatif yang dilakukan. Jadi sebelum peneliti turun ke lapangan mencari data, peneliti merancang desain-desain instrumen dari penelitian ualitatif yang sudah dilakukannya. Karena penelitian kuantitatif lebih besar/ banyak ruang lingkunya, maka penekanan hasil penelitian/ interpertasi data lebih kepada penelitian kuantitatif. Kelebihan dari model penelitian ini adalah bahwa dapat menggunakan kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data. Penelitian campuran ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan desain penelitian yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif. Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak pada kejelasan data pendukungnya, pengcampuranan atau penggabungan kedua data yang berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil penelitian oleh data pendukung. Contoh: Tema Penelitian partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Dilakukan penelitian kuantitatif yang didalamnya sudah embedded (menyatu) dengan penelitian kualitatif Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan dengan didalamnya sudah ada Penelitian tentang Bentuk0bentuk Partisipasi (wawancara, Observasi, FGD). Hasil dari desain mix penelitian ini lebih menekankan pada penelitian kuantitatif. 5. Desain Transformatif Model penelitian campuran transformative design merupakan model penelitian campuran yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya (convergent, explanatory, exploratory, embedded) yang didesain menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2018). Kerangka transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell (2018), kekuatan dari model penelitian campuran ini adalah berbasis pada nilai dan ideologinya. Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian ini adalah mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu penelitian campuran. 6. Desain Multifase Suatu model penelitian yang berdasarkan pada convergent, explanatory, explonatory, dan embedded. Penelitian campuran dapat dikatakan sebagai multiphase design jika peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau penelitian secar terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian. Model penelitian campuran multiphase design memiliki memiliki kelebihan yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model penelitian campuran ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan proyek atau program secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama serta lamanya waktu yang diperlukan selama proses penelitian. E. Beberapa Pertimbangan Penggunaan Mixed Method Approach Menurut John W Creswell (2018), ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods, yaitu sebagai berikut : 1) Timing (waktu) Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial) atau dikumpulkan dalam waktu yang sama (konkuren) 2) Weighting (bobot) Bobot yang dimaksud adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantittaif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot sama/seimbang.Bobot dalam metode mixed method ini dapat dipertimbangkan melalui beberapa hal yaitu apakah data kuantitatif dan kualitatif yang diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treathment terhadap masing-masing dari kedua data tersebut. 3) Mixing (pencampuran) Mencampur berarti bahwa data kualitatif dan kuantittaif benar-benar dilebur dalam satu kesatuan, dijaga keterpisahannya atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan satu sama lain selama tahap penelitian. 4) Teorizing (teorisasi) Hal yang harus dipikirkan adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/tahap penelitian ini bisa berupa ilmu sosial maupun perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam metode kombinasi, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implementasi apa yang diharapkan dari peneliti. Timing Bobot/Prioritas Pencampuran Konkuren / Tidak Sekuensial Seimbang Menggabungkan (Integrating) Tahap pertama Kualitatif-Sekuensial Kualitatif Menghubungkan (Connecting) Kuantitatif Menancapkan (Embedding) Tahap pertamaKuantitatifSekuensial Teorisasi Eksplisit Implisit F. Karakteristik Mixed Method Penelitian Mixed methods memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain, Adapun karakteristik dari mix method , diantaranya : 1) Provide a rationale for the design Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus memberikan kerangka yang jelas mengapa memilih desain mixed methods (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan. Alasan untuk melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara lebih rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap beberapa individu. 2) Include collecting quantitative and qualitative data Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Membagi metode atau teknik pengambilan data dalam tabel 3 berikut : Quantitative and Qualitative Methods of Data Collection and Types of Data Quantitative Research Methods of Data Collection Qualitative Research Data Methods of Data Data Collection Instrumen (e.g., questionnaire, Numeric scores Open-ended interview Text data from closed-ended interview, transcribed interviews closed-ended observation) Document (e.g.,census, Numeric scores Open-ended question attendance records) Text data transcribed and questionaires from questionaires Open-ended Fieldsnotes (text) from Observations researcher’s note Document (e.g., private Text data optically or public) scanned from diaries, journals, letter, or official documents Visual materials Image data from pictures, photography, or audiotapes 3) Consider priority Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed method tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan. 4) Consider sequence Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan pengurutan dalam pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif. 5) Match the data analysis to a design Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama dalam menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada penelitian kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian kombinasi yang dipilih. 6) Diagram the procedure Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang digunakan dalam penelitian. G. Kelebihan dan Kelemahan Mix Method Jones (1997) menyatakan bahwa dengan menggunakan penelitian campuran ini. Peneliti dapat menjelaskan lebih komprehensif serta mendalam tentang objek yang dikaji. Selain itu, pertanyaan yang diajukan juga dapat dieksplor lebih luas dan tajam lagi. Creswell (2010) ikut berpendapat bahwa penelitian campuran dapat berguna ketika metode kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri kurang mumpuni untuk memahami permasalahan penelitian Menurut Teddlie & Tashakkori (2010) penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif memiliki kelebihan antara lain: 1. sanggup menjawab pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh metodologi yang lain, 2. memberikan proses pengambilan simpulan yang lebih baik atau akurat, 3. memberikan peluang untuk menyajikan beragam pandangan yang komprehensif. Putra (2017) juga menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut: 1) dimungkinkan mengajukan pertanyaan penelitian yang kompleks, 2) dapat memperoleh data yang lebih kaya dan komprehensif, 3) hasil penelitian akan memliki kredibilitas yang tinggi karena adanya triangulasi. Triangulasi adalah untuk mencapai konvergensi dari hasil yang diperoleh melalui kuantitatif dan pendekatan kualitatif, sehingga hasil ini lebih dapat diandalkan. Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai berikut. 1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja. 2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif). 3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic. 4. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma. 5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah. Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki kelemhan. Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat menerapkan prosedurprosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya menjadi dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas penelitian karena asumsiasumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika memadukan atau mengcampurankannya. Selain itu, kelemahan dari penelitian ini antara lain: dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan metode kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu penelitian, diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya Sumber: Creswell, J.W. & Poth,C.N. (2018). Qualitative inquiry and research design choosing among five approacha (4 ed.). Thousand Oaks: Sage