MAKALAH Hakekat, Fungsi dan Kedudukan Kurikulum Muatan Lokal Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum muatan lokal Dosen Pengampu: Atip Nurharini, S. Pd., M. Pd. Oleh: Sindu Prasetyo Adi Nugroho (1401419180) ROMBEL E PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya guna memenuhi tugas dari mata kuliah kurikulum muatan lokal. Makalah ini berisikan informasi tentang materi dari pertemuan pertama yang berjudul “Hakekat, Fungsi dan Kedudukan Kurikulum Lokal”, disertai juga dengan alasan dan kendala dalam penerapannya, yang kami buat agar memahami secara mendalam tentang semua hal yang berkaitan dengan materi tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Karanganyar, 10 Maret 2021 Penyusun 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2 DAFTAR ISI ................................................................................................... ... 3 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan .................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN A. Hakekat Kurikulum Muatan Lokal ....................................................... 6 B. Fungsi Kurikulum Muatan Lokal.................. .......................................... 7 C. Kedudukan Kurikulum Muatan Lokal .................................................... 8 D. Alasan Penerapan Muatan Lokal ............................................................ 9 E. Kendala Penerapannya dan cara mengatasinya....................................... 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 12 B. Saran ........................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama, kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut, flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam. Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan, perikanan perternakan, lingkungan pertaqnian hidup holtikultura, sehingga terjadi kepariwisataan, kesesuaian, pemeliharaan keselarasan dan keseimbangan yang dinamis. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian kurikulum muatan lokal? 2. Apa fungsi kurikulum muatan lokal? 3. Bagaimana kedudukan kurikulum muatan lokal? 4. Apa alasan penerapannya? 5. Bagaiamana mengatasi kendala yang terjadi? C. Tujuan 1. Untuk memahami pengetian kurikulum muatan lokal 2. Untuk memahami fungsi kurikulum muatan lokal 3. Untuk mengetahui kedudukan kurikulum muatan lokal 4. Untuk mengetahui alasan penerapannya dalam pembelajaran 4 5. Untuk memahami dan mengatasi kendala yang terjadi dalam penerapn kurikulum muatan lokal 5 BAB II PEMBAHASAN A. Hakekat Kurikulum Muatan lokal menurut beberapa Ahli Muatan lokal adalah muatan sebuah mata pelajaran untuk mengembangkan potensi daerah sebagai sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau Sekolah. Selain itu muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan daerah dimana sekolah itu berkembang. Disamping itu muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Subtansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Landasan kurikulum muatan lokal diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Menurut Suyitno (1999:175), terdapat tiga sasaran pokok pelaksanaan kurikulum muatan lokal (KML), diantaranya yaitu: Mengakrabkan siswa pada nilai-nilai sosial budaya dan lingkungannya. Mengembangkan keterampilan fungsional yang dapat menunjang kehidupan. Menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah lingkungan. Adapun Menurut Beberapa Ahli antara lain : Dakir (2004:102) 6 Menurut Dakir, Muatan lokal adalah program dan pendidikan yang isi dan penyimpanannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu. Supriadi (2005:204) Menurut Supriadi, Muatan lokal dalam pendidikan menunjuk pada karakteristik atau bobot yang bersifat lokal yang secara sadar dan sistemik memberikan corak pada bagaimana kurikulum diimplementasikan sesuai dengan kemampuan, daya dukung, kepentingan lokal. Pusat Kurikulum (2007:4) Menurut Pusat Kurikulum, Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing. Mulyasa (2009:272) Menurut Mulyasa, Muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. B. Fungsi kurikulum Muatan Lokal Fungsi Penyesuaian Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu programprogram sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan Demikian pula pribadi-pribadi yang ada dalam sekolah hidup dalam lingkungan, sehingga perlu diupayakan agar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya. Fungsi Integrasi 7 Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang be rfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk membentukdan mengi ntegrasikan pribadi kepada masyarakat. Fungsi Perbedaan Pengakuan atas perbedaanberarti pula meraberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal hams merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap-fcerbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal hams dapat befungsi mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat. C. Kedudukan Muatan Lokal Muatan lokal dalam kurikulum dapat merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal dapat sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah ada atau disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada. Karena itu, untuk muatan lokal dapat dan tidak dapat diberikan alokasi waktu tersendiri. Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan keterampilan. Demikian pula, sebagai bahan kajian tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu atau lebih pokok bahasan dapat diberikan alokasi waktu. Tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah ada sukar untuk diberikan aiokasi jam pelajaran. Bahkan muatan lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan 8 berbicara, kebersihan sena keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi waktu. D. Alasan penerapan Muatan Lokal Kurikulum muatan lokal (mulok) menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk menetapkannya. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Kearifan lokal dan keunikan budaya yang dimiliki setiap daerah memungkinkan daerah mengembangkan kurikulum mulok bagi sekolah-sekolah di daerahnya. Dalam lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa penetapan kurikulum mulok pendidikan menengah dan mulok pendidikan khusus menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Sementara pemerintah kabupaten/kota diberikan kewenangan menetapkan kurikulum mulok pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal. Berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014, mulok adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempatnya tinggal. Mulok diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spriritual di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional. 9 Kemendikbud mendorong pemerintah daerah untuk mendesain kurikulum mulok yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya masingmasing. Karena kondisi di tiap wilayah di suatu daerah tertentu bisa berbeda-beda, maka sekolah dapat mengajukan usulan mulok kepada pemerintah kabupaten/kota. Dari usulan tersebut, pemerintah kabupaten/kota selanjutnya melakukan analisis dan identifikasi terhadap usulan sekolah, melakukan perumusan kompetensi dasar, dan menentukan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar. Pemerintah kabupaten/kota kemudian menetapkan apakah mulok itu menjadi bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Jika telah ditetapkan, mulok tersebut selanjutnya diusulkan kepada pemerintah provinsi untuk kemudian ditetapkan sebagai mulok yang diberlakukan di wilayahnya. E. Kendala penerapan dan Strategi mengatasinya. Kendala kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari berbagai sudut, antara lain : Peserta didik : minat dan kebutuhan peserta didik sangat heterogen. Guru : baik kuantitas maupun kualitas sangat minim, terutama dalam hal metodologinya Administrasi : administrasi kurikulum agak ruwet, penjadwalan ruwet lalu lintas berliku liku Sarana/prasarana : buku belum siap, silabus/ GBPP baru disiapkan, dana kurang mendukung Kurikulum : Setiap daerah mempunyai kurikulum yang berbeda-beda, hal ini sangat menyulitkan bagi siswa pindahan dari luar daerah. 10 Salah satu cara mengatasinya yaitu sumber dan bahan muatan lokal terdiri: nara sumber, software, hardware, lingkungan, berbagai hasil diskusi berbagai pakar yang relevan. Nara sumber: Guru yang memiliki pengalaman dan berbagai keterampilan.Peserta didik yang memiliki keahlian dan keterampilan bawaan.Anggota masyarakat yang memiliki keahliandan keterampilan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Software, sumber bahan belajar berupa tulisan: buku, koran/majalah, dan mungkinberupa film dokumenter yang sengaja dibuat untuk sumber bahan belajar muatan lokal. Hardware, bahan ajar dapat diraba dan diamati: kereta kencana, keris, berbagai alat upacara adat, peralatan pertanian, kesenian, bengkel, pertukangan. Lingkungan, sumber bahan mutan lokal yang ada disekitar: adat istiadat, mosium, tempat-tempat bersejarah, tempat pariwisata. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang disi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. Serta kurikulum muatan lokal wajib dilaksanakan agar siswa daerah dapat mengembang potensi daerahnya. B. Saran Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang disi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. 12 DAFTAR PUSTAKA Mimin Haryati, (2006) Model dan Teknik Penilaian Pada tingkat Satuan Pendidikan. Gaung persada pers, Jakarta UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal, Sinar Grafika, Jakarta Prof. Dr H. Dakir (2004) Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta Prof. Dr. Oemar Hamalik (2007), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Rosda , Bandung https://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/kurikulum-muatan-lokal-perlukah/ https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/kurikulum-muatan-lokal-jadikewenangan-pemda-untuk-tetapkan/ https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/muatan-lokal.html https://www.pelajaran.co.id/2019/20/pengertian-muatan-lokal-tujuan-fungsiruang-lingkup-dan-pelaksanaan-muatan-lokal-mulok.html 13