PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN SINGKONG Disusun oleh : Nama : Gyda Amanda Rahma Kelas : X IPA 3 SMA NEGERI 1 TELAGASARI Jalan Raya Syech Quro, Talagamulya, Kecamatan telagasari, Kabupaten Karawang, Jawa barat LEMBAR PENGESAHAN Proposal tugas mata pelajaran PKWU BUdidaya Tanaman Pangan telah disahkan dan disetujui oleh guru mata pelajaran SMA NEGERI 1 TELAGASARI pada : Hari : Tanggal : Guru Mata Ajar Yuniarti Widiastuti, S. Pd KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Budidaya Tanaman Pangan Singkong” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada : 1. Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 Telagasari 2. Ibu Dewi selaku wali kelas X MIPA 3. 3. Ibu Yuniarti Widiastuti selaku guru mata pelajaran PKWU. 4. Teman-teman X MIPA 3. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Karawang, 30 September 2020 Gyda Amanda Rahma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketela pohon, atau yang lebih dikenal dengan singkong atau ubi kayu, merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Singkong (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F, Ca), dan zat non gizi, air. Tanaman singkong ini merupakan jenis umbi-umbian yang pertama kali dikenal di Amerika Selatan.Tanaman singkong termasuk jenis tanaman perdu. Tanaman singkong ini bisa dipanen setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman. Tanaman singkong ini bisa tumbuh di tempat manapun, kecuali ditempat yang becek dan terendam air. Singkong merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi tanah serta tidak memerlukan perawatan khusus. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di pedesaaan. Saat ini berbagai manfaat singkong telah berhasil ditemukan, antara lain manfaat singkong bagi kesehatan, Manfaat Singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor, dan dapat meningkatkan nafsu makan. Tidak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit. Singkong atau ketela pohon dulu identik dengan makanan orang kampung yang kurang diminati. Karena selama ini singkong menjadi tanaman andalan yang bisa tumbuh di daerah tandus dan kurang air. Bahkan menjadi makanan pokok bagi kebanyakan orang pedesaan.Tapi siapa sangka saat ini singkong bisa menjadi andalan dunia, karena ternyata dengan sentuhan teknologi dan pemuliaan tanaman singkong menjadi tanaman yang sangat menguntungkan. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Singkong merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan. Maka dengan pokok permasalahan seperti diatas, saya siswa SMAN 1 Telagasari bermaksud untuk merancang proposal budidaya singkong, sebagaimana dengan tujuan agar memberi pengetahuan kepada masyarakat maupun kita sendiri tentang manfaat budidaya singkong yang semakin banyak pengkonsumsi hasil olahannya. Selain itu juga agar mengetahui tentang keuntungan budidaya singkong tersebut, agar mereka maupun kita tidak akan ragu untuk berbudidaya tersebut. B. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui syarat tumbuh singkong 2. Mengetahui penawaran dan permintan singkong 3. Manfaat yang ada di dalam tanaman singkong, 4. cara membudidayakan tanaman singkong, serta 5. Mengetahui prosentase konsumsi dan produksi tanaman singkong di Indonesia. C. Target Target yang akan di capai 1. Luas lahan : 1 Ha 2. Luas lahan efektif : 80 % 3. Produksi harapan : 10.000 kg per Ha BAB II STRATEGI PELAKSANAAN A. Syarat tumbuh 1. Iklim a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1500-2500 mm/ tahun b. Suhu udara minimal sekitar 100 C. c. Kelembaban udara optimal antara 60-65%. d. Sinar matahari yang dibutuhkan 10 jam/ hari. 2. Media tanam a. Tanah yang paling sesusai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya akan bahan organic b. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis alluvial latasol, podsolik merah kuning mediteran grumusol dan andosol. c. Derajat keasaman (pH) sekitar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. 3. Ketinggian tempat Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10-700 mdpl sedangkan toleransinya antara 10-1500 mdpl. B. Permintaan dan Penawaran Permintaan singkong dunia, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2005, total ekspor singkong dunia sebesar 92,908 ton, sedangkan pada tahun 2006 total ekspor meningkat sejumlah 139, 906 ton. Peningkatan ekspor singkong basah, juga dikiuti dengan peningkatan ekspor singkong olahan, dimana pada tahun 2006 sebesar 14 juta ton dan tahun 2007 menjadi 31 juta ton. Diperkirakan untuk beberapa tahun kedepan, permintaan singkong akan terus meningkat seiring dengan gencarnya program pemkaian bahan bakar nabati (biofuel). Selain permintaan luar negri, diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan dalam negeri. Hal tersebut didukung dengan program pemerintah tentang pencampuran biofuel dengan BBM (bahan bakar minyak) pada awal tahun 2009 yang salah satu bahan bakunya dari komoditas singkong. Tingginya permintaan singkong baik dari dalam maupun luar negri,tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas singkong nasional. Berdasarkan survey, rata-rata produktivitas singkong per ha nasional Indonesia hanya 20-30 ton. Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya lahan produksi. Dilihat dari semakin meningkatnya permintaan komoditas singkong, baik dari dalam maupun luar negri, prospek usaha dibidang produksi singkong di masa mendatang sungguh sangat menjanjikan keuntungan. Selain itu secra agroklimat dan ketersedian lahan, proses produksi singkong di Indonesia juga sangat mendukung. 1. Persiapan lahan Sebenarnya Tanaman Singkong umumnya bisa tumbuh hampir di semua tempat, asalkan tanahnya subur, sehinga di sarankan untuk membajak tanah yang hendak dijadikan sebagai lahan yang akan ditanami singkong. Biasanya tanah yang hendak dijadikan lahan akan dibuat gundukan gundukan lurus. 2. Pembibitan Pemilihan bibit singkong yang baik akan menentukan hasil dari singkong yang di tanam nantinya, berikut ini ciri ciri bibit singkong yang baik : a. Dipilih dari batang singkong yang lurus b. Bewarna terang. c. Tidak terlalu gelap, bersisik, dan kering, memiliki ukuran sedang, d. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 3. Penanaman Singkong di tanam dari batang nya langsung maka sebaiknya diperhatikan pada saat proses penanaman, pastikan anda tidak menanam singkong secara terbalik, meletakan bagian atas dan bagian bawah bibit dengan tepat dengan memperhatika arah calon daun yang ada disetiap batang singkong. 4. Pengairan Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. 5. Pengendalian hama dan penyakit terpadu Beberapa jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang mengganggu tanaman singkong adalah : a. Jamur Akar Putih Hama ini sering menyerang tanaman singkong. Tanaman singkong yang terkena serangan berat pertumbuhannya dapat terganggu hingga membuat tanaman tersebut menjadi gagal panen. Jamur akar putih berkembang dari umbi singkong yang tertinggal pada saat tanaman singkong dipanen, sehingga umbi membusuk dan menjadi tempat untuk jamur akar putih berkembang. Tanaman singkong yang terkena oleh jamur akar putih ditandai dengan daun yang menguning dan berguguran, disekitar pangkal batang singkong terdapat benang-benang putih dan pertumbuhan vegetatif terhenti. Oleh karena itu untuk mengendalikan jamur ini dapat dilakukan dengan menggunakan SUPERGLIO, dengan cara membuat campuran 1 sachet SUPERGLIO dengan 30 kg pupuk kandang. Campuran tersebut diperam dahulu selama sepekan agar bahan aktif yang terkandung dalam SUPERGLIO bisa berkembang biak dan kemudian disebar merata ke lahan seluas 1000 m2 . b. Hama Uret (Xylenthropus). Ciri: berada dalam akar dari tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak. Pengendalian: Pengendalian hayati dengan mencampurkan 1 sachet SUPERMETA pada 25-50kg pupuk kandang, sebagai media dasar pencegahan uret per 1000 m2 . c. Hama Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus). Ciri : menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian: semprot dengan TOP BN atau tanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak. d. Penyakit Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas manihotis). Disebut juga Cassava Bacterial Blight/CBG. Gejalanya muncul bercak-bercak pada sudut daun lalu melebar dan mengakibatkan daun kering yang akhirnya mati. Pengendaliannya dengan menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam. e. Penyakit Bercak Daun Coklat (Cercospora heningsii). Penyebab: cendawan yang hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun an perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam. f. Penyakit Bercak Daun Konsentris (Phoma phyllostica). Penyebab: cendawan yang hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit an perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam. g. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith). Ciri: hidup di daun, akar dan batang. Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air selama 1 jam. h. Gulma. Pada dasarnya pengendalian gulma untuk singkong paling baik adalah dengan manual (mencabut gulma sampai ke akarnya/penyiangan). Pengendalian kimiawi dikhawatirkan dapat mengenai dan merusak tanaman serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kandungan umbi. i. Panen dan Pasca panen 1) Panen Singkong (Manihot utilissima) dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman Singkong (Manihot utilissima) telah mencapai 6 - 8 bulan untuk varietas Genjah dan 9-12 bulan untuk varietas Dalam. Singkong (Manihotutilissima) dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah. Tata cara panen Ubi Jalar (Ipomoea ba tatas) melalui tahapan sebagai berikut: a) Tentukan pertanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang telah siap dipanen. b) Potong (pangkas) batang Ubi Jalar ( Ipomoea batatas) dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakansambil dikumpulkan. c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya. d) Ambildan kumpulkan Ubi Jalar ( Ipomoea batatas) di suatu tempat lakilaki hasil. e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan ak aryang masih menempel. f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubisecara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubiterluka atau terserang oleh hama atau penyakit. g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengum pulan) hasil. Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per hektar. Varietas unggul seperti borobudur dapatmenghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,2-47,5 ton perhektar. 2) Pasca panen Adapun pascapanen Singkong (Manihot utilissima), yaitu: a) Pengumpulan. Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, seorang pria dan mudah tercapai oleh angkutan. b) Penyortiran dan Pengolongan. Pemilihan atau penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima) sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima) dapat dilakukan setelahsemua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbiyang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran banyak umbi serta bercak hitam / garis-garis pada daging umbi. c) Penyimpanan. Cara penyimpanan hasil panen umbi Singkong (Manihot utilissima) dilakukandengan cara sebagai berikut: Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar Singkong (Manihot utilissima) tersebut. Ukuran lubang tak terkalahkan dengan JUMLAH umbi yang akan disimpan. b. Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daunnangka atau daun Singkong (Manihot utilissima) itu sendiri. Masukkan umbi Singkong (Manihot utilissima) secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunansegar tersebut di atas atau jerami.Terakhir timbun lubang berisi umbi Singkong (Manihot utilissima) tersebut sampai lubang permukaan tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar sepertiitu. d) Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan umbi Singkong (Manihot utilissima) bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaranantar kota / dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karungkarung goniatau eranjang terbuat dari bambuagar tetapsegar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi Singkong (Manihot utilissima) ini dikemas dalam bentuk gaplek dll atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton atau plastik-plastik dalam berbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.Setelah dikemas umbi Singkong (Manihot utilissima) dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek.dll atau tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luarnegeri. 3) Perincian biaya budidaya singkong untuk ukuran 1 hektar dalam jangka 10 bulan panen No. 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Sewa lahan Bibit Biaya cangkul 9 Pupuk kendang Kulit padi Kaptan (kapur pertanian) Ziolit Pupuk media tanam Kotoran sapi Kotoran gergaji Sayur sisa pasar Batang padi Kulit padi Biaya perumputan 10 Biaya pemupukan 11 12 13 Pupuk urea Pupuk NPK Pupuk kompos 7 8 Item 1 hektar 15.000 batang 15 orang x 60 hari x Rp 40.000 5 ton 2.000 kg (1 kg x 1000) 1 ton (1 kg Rp 500) Jumlah Rp 5.000.000 Rp 3.600.000 Rp. 36.000.000 300 kg (1 kg Rp 3500) Rp 1.050.000 2 colt diesel 2 colt diesel 2 colt diesel 2 colt diesel 200 kg 15 orang x 1 hari x Rp 40.000 x 9 (1 x 1 bulan) 15 orang x 1 hari x Rp 40.000 x 9 (1 x 1 bulan) 900 kg (1 kg x 2000) 900 kg (1 kg x2000) 15 orang x 2 hari x 40.000 x 1 Rp 700.000 Rp 700.000 Rp 700.000 Rp 700.000 Rp 200.000 Rp 5.400.000 Rp 700.000 Rp 2.000.000 Rp 500.000 Rp 5.400.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 3.000.000 NB : Biaya panen dan biaya transportasi ditanggung oleh pabrik pembeli Untuk pengcangkulan lahan sebaiknya memakai traktor supaya kedalaman tanah dan kegemburan tanah lebih maximal Mencangkul memakai traktor akan mengurangi biaya pengeluaran Rp 20.000.000 dari perincian pengeluraran 69.950.000 4) Hasil laba penanaman awal 15.000 btg x 15 kg = 225.000 ton 225.000 x Rp 800 = 180.000.000 180.000.000 - 69.950.000 = 110.050.000 5) Pengolahan tanah dari buka lahan sampai ke panen untuk tanaman singkong a) Penebangan pohon b) Pencabutan tunggak dan akar c) Pencangkulan pertama sedalam 40 cm d) Penaburan pupuk kandang samapai lahan merata e) Penaburan merang (kulit padi) 1000 karung sampai lahan merata f) Pencangkulan kedua agar pupuk kandang merang dan tanah keaduk g) Penaburan pupuk urea 300 kg dan NPK 300 kg samapi lahan merata h) Pencangkulan ketiga agar pupuk keaduk sedalam 40 cm i) Penaburan merang 1000 karung sampai merata untuk menahan panas pada musim kemarau dan untuk mengatur air tidak tergenang pada musim hujan dan menambah pori-pori tanah atau sirkulasi udara pada tanah j) Pengulutan dan pembuatan parit dengan lebar gulutan 220 cm, tinggi 50 cm dan lebar parit 40 cm k) Penaburan kapur 1 ton l) Penaburan zeolit 300 kg m) Pematangan lahan selama 1 minggu n) Penanaman pakai ponjo sampai kedalaman 40 cm o) Setiap bulan melakukan perumputan dan pemupukan p) Setelah umur 4 bulan pembenahan gulutan dan parit gulutan untuk menjaga umbi tidak membusuk BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tumbuhan singkong (Manihot esculenta) merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat alternative selain sebagai sayuran atau makanan yaitu sebagai yaitu obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, bisul, dan bisa meningkatkan stamina. Tumbuhan singkong sudah sejak dikenal lama oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi begitu pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dipedesaan. Saat ini berbagai manfaat singkong telah berhasil ditemukan. Antara lain manfaat singkong bagi Kesehatan. Manfaat singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor dan dapat meningkatkan nafsu makan. Tidak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit.