Uploaded by User94155

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN fix

advertisement
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN SINGKONG
Disusun oleh :
Nama : Gyda Amanda Rahma
Kelas : X IPA 3
SMA NEGERI 1 TELAGASARI
Jalan Raya Syech Quro, Talagamulya, Kecamatan telagasari, Kabupaten Karawang, Jawa
barat
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal tugas mata pelajaran PKWU BUdidaya Tanaman Pangan telah disahkan dan disetujui
oleh guru mata pelajaran SMA NEGERI 1 TELAGASARI pada :
Hari
:
Tanggal
:
Guru Mata Ajar
Yuniarti Widiastuti, S. Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Budidaya Tanaman
Pangan Singkong” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil
sehingga proposal ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 Telagasari
2. Ibu Dewi selaku wali kelas X MIPA 3.
3. Ibu Yuniarti Widiastuti selaku guru mata pelajaran PKWU.
4. Teman-teman X MIPA 3.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin, penulis menyadari
bahwa proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan proposal ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Karawang, 30 September 2020
Gyda Amanda Rahma
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketela pohon, atau yang lebih dikenal dengan singkong atau ubi kayu, merupakan
pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal
luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Singkong (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan
jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di
daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah.
Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat
gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C),
mineral (Fe, F, Ca), dan zat non gizi, air.
Tanaman singkong ini merupakan jenis umbi-umbian yang pertama kali dikenal di
Amerika Selatan.Tanaman singkong termasuk jenis tanaman perdu. Tanaman singkong
ini bisa dipanen setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman. Tanaman singkong ini bisa
tumbuh di tempat manapun, kecuali ditempat yang becek dan terendam air. Singkong
merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi
tanah serta tidak memerlukan perawatan khusus. Tanaman dengan kadar karbohidrat
tinggi seperti halnya umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Umbi
singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia
sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan
karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia.
Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi
pun terus meningkat. Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya
singkong dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat di pedesaaan. Saat ini berbagai manfaat singkong telah berhasil ditemukan,
antara lain manfaat singkong bagi kesehatan, Manfaat Singkong juga dikenal sebagai
umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor, dan dapat
meningkatkan nafsu makan. Tidak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan
beragam penyakit.
Singkong atau ketela pohon dulu identik dengan makanan orang kampung yang kurang
diminati. Karena selama ini singkong menjadi tanaman andalan yang bisa tumbuh di
daerah tandus dan kurang air. Bahkan menjadi makanan pokok bagi kebanyakan orang
pedesaan.Tapi siapa sangka saat ini singkong bisa menjadi andalan dunia, karena
ternyata dengan sentuhan teknologi dan pemuliaan tanaman singkong menjadi tanaman
yang sangat menguntungkan. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya,
manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Singkong merupakan
salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai
energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap
kesehatan.
Maka dengan pokok permasalahan seperti diatas, saya siswa SMAN 1 Telagasari
bermaksud untuk merancang proposal budidaya singkong, sebagaimana dengan tujuan
agar memberi pengetahuan kepada masyarakat maupun kita sendiri tentang manfaat
budidaya singkong yang semakin banyak pengkonsumsi hasil olahannya. Selain itu
juga agar mengetahui tentang keuntungan budidaya singkong tersebut, agar mereka
maupun kita tidak akan ragu untuk berbudidaya tersebut.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui syarat tumbuh singkong
2. Mengetahui penawaran dan permintan singkong
3. Manfaat yang ada di dalam tanaman singkong,
4. cara membudidayakan tanaman singkong, serta
5. Mengetahui prosentase konsumsi dan produksi tanaman singkong di Indonesia.
C. Target
Target yang akan di capai
1. Luas lahan
: 1 Ha
2. Luas lahan efektif
: 80 %
3. Produksi harapan
: 10.000 kg per Ha
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Syarat tumbuh
1. Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1500-2500 mm/
tahun
b. Suhu udara minimal sekitar 100 C.
c. Kelembaban udara optimal antara 60-65%.
d. Sinar matahari yang dibutuhkan 10 jam/ hari.
2. Media tanam
a. Tanah yang paling sesusai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya akan bahan
organic
b. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis alluvial latasol,
podsolik merah kuning mediteran grumusol dan andosol.
c. Derajat keasaman (pH) sekitar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
3. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10-700 mdpl sedangkan toleransinya
antara 10-1500 mdpl.
B. Permintaan dan Penawaran
Permintaan singkong dunia, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan kenaikan yang
cukup signifikan. Pada tahun 2005, total ekspor singkong dunia sebesar 92,908 ton,
sedangkan pada tahun 2006 total ekspor meningkat sejumlah 139, 906 ton. Peningkatan
ekspor singkong basah, juga dikiuti dengan peningkatan ekspor singkong olahan,
dimana pada tahun 2006 sebesar 14 juta ton dan tahun 2007 menjadi 31 juta ton.
Diperkirakan untuk beberapa tahun kedepan, permintaan singkong akan terus
meningkat seiring dengan gencarnya program pemkaian bahan bakar nabati (biofuel).
Selain permintaan luar negri, diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan dalam
negeri. Hal tersebut didukung dengan program pemerintah tentang pencampuran
biofuel dengan BBM (bahan bakar minyak) pada awal tahun 2009 yang salah satu
bahan bakunya dari komoditas singkong. Tingginya permintaan singkong baik dari
dalam maupun luar negri,tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas singkong
nasional. Berdasarkan survey, rata-rata produktivitas singkong per ha nasional
Indonesia hanya 20-30 ton. Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya lahan
produksi. Dilihat dari semakin meningkatnya permintaan komoditas singkong, baik
dari dalam maupun luar negri, prospek usaha dibidang produksi singkong di masa
mendatang sungguh sangat menjanjikan keuntungan.
Selain itu
secra agroklimat dan ketersedian lahan, proses produksi singkong di
Indonesia juga sangat mendukung.
1. Persiapan lahan
Sebenarnya Tanaman Singkong umumnya bisa tumbuh hampir di semua tempat,
asalkan tanahnya subur, sehinga di sarankan untuk membajak tanah yang hendak
dijadikan sebagai lahan yang akan ditanami singkong. Biasanya tanah yang hendak
dijadikan lahan akan dibuat gundukan gundukan lurus.
2. Pembibitan
Pemilihan bibit singkong yang baik akan menentukan hasil dari singkong yang di tanam
nantinya, berikut ini ciri ciri bibit singkong yang baik :
a. Dipilih dari batang singkong yang lurus
b. Bewarna terang.
c. Tidak terlalu gelap, bersisik, dan kering, memiliki ukuran sedang,
d. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Penanaman
Singkong di tanam dari batang nya langsung maka sebaiknya diperhatikan pada
saat proses penanaman, pastikan anda tidak menanam singkong secara terbalik,
meletakan bagian atas dan bagian bawah bibit dengan tepat dengan memperhatika
arah calon daun yang ada disetiap batang singkong.
4. Pengairan
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya
selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu
dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan
dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara
ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan
sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan
system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya
diberikan berdasarkan kebutuhan.
5. Pengendalian hama dan penyakit terpadu
Beberapa jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang mengganggu
tanaman singkong adalah :
a. Jamur Akar Putih
Hama ini sering menyerang tanaman singkong. Tanaman singkong yang
terkena serangan berat pertumbuhannya dapat terganggu hingga membuat
tanaman tersebut menjadi gagal panen. Jamur akar putih berkembang dari umbi
singkong yang tertinggal pada saat tanaman singkong dipanen, sehingga umbi
membusuk dan menjadi tempat untuk jamur akar putih berkembang. Tanaman
singkong yang terkena oleh jamur akar putih ditandai dengan daun yang
menguning dan berguguran, disekitar pangkal batang singkong terdapat
benang-benang putih dan pertumbuhan vegetatif terhenti. Oleh karena itu untuk
mengendalikan jamur ini dapat dilakukan dengan menggunakan SUPERGLIO,
dengan cara membuat campuran 1 sachet SUPERGLIO dengan 30 kg pupuk
kandang. Campuran tersebut diperam dahulu selama sepekan agar bahan aktif
yang terkandung dalam SUPERGLIO bisa berkembang biak dan kemudian
disebar merata ke lahan seluas 1000 m2 .
b. Hama Uret (Xylenthropus).
Ciri: berada dalam akar dari tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda,
karena akar batang dan umbi dirusak. Pengendalian: Pengendalian hayati
dengan mencampurkan 1 sachet SUPERMETA pada 25-50kg pupuk kandang,
sebagai media dasar pencegahan uret per 1000 m2 .
c. Hama Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus).
Ciri : menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun
tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian: semprot dengan TOP
BN atau tanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
d. Penyakit Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas manihotis).
Disebut juga Cassava Bacterial Blight/CBG. Gejalanya muncul bercak-bercak
pada sudut daun lalu melebar dan mengakibatkan daun kering yang akhirnya
mati. Pengendaliannya dengan menanam varietas yang tahan, memotong atau
memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan
sanitasi kebun dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam
selama ± 1 jam.
e. Penyakit Bercak Daun Coklat (Cercospora heningsii).
Penyebab: cendawan yang hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak
coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati.
Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang
tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun an
perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam.
f. Penyakit Bercak Daun Konsentris (Phoma phyllostica).
Penyebab: cendawan yang hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil dan
titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam,
mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit an
perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air, direndam selama ± 1 jam.
g. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith).
Ciri: hidup di daun, akar dan batang. Gejala: daun yang mendadak jadi layu
seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk.
Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan
seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan
tanaman yang sakit berat dan perendaman bibit dengan BIO SPF 10 cc/liter air
selama 1 jam.
h. Gulma.
Pada dasarnya pengendalian gulma untuk singkong paling baik adalah dengan
manual (mencabut gulma sampai ke akarnya/penyiangan). Pengendalian
kimiawi dikhawatirkan dapat mengenai dan merusak tanaman serta
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kandungan umbi.
i. Panen dan Pasca panen
1) Panen
Singkong (Manihot utilissima) dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun
bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang
rontok. Umur panen tanaman Singkong (Manihot utilissima) telah mencapai 6
- 8 bulan untuk varietas Genjah dan 9-12 bulan untuk varietas Dalam.
Singkong (Manihotutilissima) dipanen dengan cara mencabut batangnya dan
umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
Tata cara panen Ubi Jalar (Ipomoea ba tatas) melalui tahapan sebagai berikut:
a) Tentukan pertanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang telah siap dipanen.
b) Potong (pangkas) batang Ubi Jalar ( Ipomoea batatas) dengan
menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan
ke luar petakansambil dikumpulkan.
c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
d) Ambildan kumpulkan Ubi Jalar ( Ipomoea batatas) di suatu tempat lakilaki hasil.
e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan ak aryang masih menempel.
f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil
ubisecara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh
dari ubiterluka atau terserang oleh hama atau penyakit.
g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat
penampungan (pengum pulan) hasil. Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang
berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per hektar.
Varietas unggul seperti borobudur dapatmenghasilkan 25 ton, prambanan
28 ton, dan kalasan antara 31,2-47,5 ton perhektar.
2) Pasca panen
Adapun pascapanen Singkong (Manihot utilissima), yaitu:
a) Pengumpulan.
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, seorang pria dan
mudah tercapai oleh angkutan.
b) Penyortiran dan Pengolongan.
Pemilihan atau penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima)
sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan
tetapi penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima) dapat dilakukan
setelahsemua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.
Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat
dari kulit umbiyang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran
banyak umbi serta bercak hitam / garis-garis pada daging umbi.
c) Penyimpanan.
Cara penyimpanan hasil panen umbi Singkong (Manihot utilissima)
dilakukandengan cara sebagai berikut: Buat lubang di dalam tanah untuk
tempat penyimpanan umbi segar Singkong (Manihot utilissima) tersebut.
Ukuran lubang tak terkalahkan dengan JUMLAH umbi yang akan
disimpan. b. Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya
dengan daunnangka atau daun Singkong (Manihot utilissima) itu sendiri.
Masukkan umbi Singkong (Manihot utilissima) secara tersusun dan
teratur secara berlapis kemudian masing-masing lapisan tutup dengan
daun-daunansegar tersebut di atas atau jerami.Terakhir timbun lubang
berisi umbi Singkong (Manihot utilissima) tersebut sampai lubang
permukaan tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti
ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar sepertiitu.
d) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan umbi Singkong (Manihot utilissima) bertujuan untuk
melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk
pasaranantar kota / dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karungkarung goniatau eranjang terbuat dari bambuagar tetapsegar. Khusus
untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi Singkong
(Manihot utilissima) ini dikemas dalam bentuk gaplek dll atau dijadikan
tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton atau
plastik-plastik
dalam
berbagai
ukuran,
sesuai
permintaan
produsen.Setelah dikemas umbi Singkong (Manihot utilissima) dalam
bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek.dll atau tapioka diangkut
dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak
konsumen, baik dalam maupun luarnegeri.
3) Perincian biaya budidaya singkong untuk ukuran 1 hektar dalam
jangka 10 bulan panen
No.
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Sewa lahan
Bibit
Biaya cangkul
9
Pupuk kendang
Kulit padi
Kaptan (kapur
pertanian)
Ziolit
Pupuk media tanam
Kotoran sapi
Kotoran gergaji
Sayur sisa pasar
Batang padi
Kulit padi
Biaya perumputan
10
Biaya pemupukan
11
12
13
Pupuk urea
Pupuk NPK
Pupuk kompos
7
8
Item
1 hektar
15.000 batang
15 orang x 60 hari x Rp
40.000
5 ton
2.000 kg (1 kg x 1000)
1 ton (1 kg Rp 500)
Jumlah
Rp 5.000.000
Rp 3.600.000
Rp. 36.000.000
300 kg (1 kg Rp 3500)
Rp 1.050.000
2 colt diesel
2 colt diesel
2 colt diesel
2 colt diesel
200 kg
15 orang x 1 hari x Rp
40.000 x 9 (1 x 1 bulan)
15 orang x 1 hari x Rp
40.000 x 9 (1 x 1 bulan)
900 kg (1 kg x 2000)
900 kg (1 kg x2000)
15 orang x 2 hari x
40.000 x 1
Rp
700.000
Rp
700.000
Rp
700.000
Rp
700.000
Rp
200.000
Rp 5.400.000
Rp 700.000
Rp 2.000.000
Rp 500.000
Rp 5.400.000
Rp 1.800.000
Rp 1.800.000
Rp 3.000.000
NB :

Biaya panen dan biaya transportasi ditanggung oleh pabrik pembeli

Untuk pengcangkulan lahan sebaiknya memakai traktor supaya
kedalaman tanah dan kegemburan tanah lebih maximal

Mencangkul memakai traktor akan mengurangi biaya pengeluaran Rp
20.000.000 dari perincian pengeluraran 69.950.000
4) Hasil laba penanaman awal
15.000 btg
x 15 kg
= 225.000 ton
225.000
x Rp 800
= 180.000.000
180.000.000 - 69.950.000 = 110.050.000
5) Pengolahan tanah dari buka lahan sampai ke panen untuk tanaman singkong
a) Penebangan pohon
b) Pencabutan tunggak dan akar
c) Pencangkulan pertama sedalam 40 cm
d) Penaburan pupuk kandang samapai lahan merata
e) Penaburan merang (kulit padi) 1000 karung sampai lahan merata
f) Pencangkulan kedua agar pupuk kandang merang dan tanah keaduk
g) Penaburan pupuk urea 300 kg dan NPK 300 kg samapi lahan merata
h) Pencangkulan ketiga agar pupuk keaduk sedalam 40 cm
i) Penaburan merang 1000 karung sampai merata untuk menahan panas
pada musim kemarau dan untuk mengatur air tidak tergenang pada
musim hujan dan menambah pori-pori tanah atau sirkulasi udara pada
tanah
j) Pengulutan dan pembuatan parit dengan lebar gulutan 220 cm, tinggi 50
cm dan lebar parit 40 cm
k) Penaburan kapur 1 ton
l) Penaburan zeolit 300 kg
m) Pematangan lahan selama 1 minggu
n) Penanaman pakai ponjo sampai kedalaman 40 cm
o) Setiap bulan melakukan perumputan dan pemupukan
p) Setelah umur 4 bulan pembenahan gulutan dan parit gulutan untuk
menjaga umbi tidak membusuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan singkong (Manihot esculenta) merupakan tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai obat alternative selain sebagai sayuran atau makanan yaitu
sebagai yaitu obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri,
rabun senja, beri-beri, bisul, dan bisa meningkatkan stamina. Tumbuhan singkong
sudah sejak dikenal lama oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan
makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-umbian
banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi
begitu pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan
umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat.
Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong dimanfaatkan
sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dipedesaan.
Saat ini berbagai manfaat singkong telah berhasil ditemukan. Antara lain manfaat
singkong bagi Kesehatan. Manfaat singkong juga dikenal sebagai umbi yang
memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor dan dapat meningkatkan nafsu
makan. Tidak hanya itu, singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit.
Download