THE PROVINCE OF WEST JAVA MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) A journey of a thousand miles must begin with a single step Lao Tze DESKRIPSI SINGKAT Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN dan pengelolaan ASN INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: 1. menjelaskan kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode etik dank ode perilaku ASN; 2. menjelaskan konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN; 3. menjelaskan mekanisme pengelolaan ASN. MATERI POKOK 1. Kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN; 2 Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN 3. Mekanisme pengelolaan ASN EKSPLORE AKOSA PESERTA SETIAP Pendahuluan Brainwritting Coba anda tulis, “satu frase atau kata” yg berkaitan dengan “PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)” ??? • Indonesia memiliki prasyarat untuk menjadi negara maju. • Negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, dengan potensi penduduk yang sangat besar (demographic bonus). • NAMUN: MENGAPA KITA SEPERTI BELUM TERBANGUNKAN DARI POTENSINYA??? TANTANGAN PEMBANGUNAN ASN MENUJU BIROKRASI BERKELAS DUNIA 2024 BIROKRASI BERKELAS DUNIA 2024 Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 KONDISI SAAT INI ASN 4,1 Juta INKOMPETENSI MISMATCH PANDEMI Cov19 ERA DIGITAL KRISIS EKONOMI SMART ASN BERINTEGRITAS, PROFESIONAL, KOMPETEN, BERDAYA MELAYANI, SERTA MENGUASAI IT DAN BAHASA ASING 3 Peranan Manajemen ASN dalam Pembentukan ASN yang Profesional yang memiliki Karakter sebagai Pelayan Publik FUNGSI PERAN M A N A J E M E N • Pelaksana • Pelayan • Perekat & Pemersatu • Perencana • Pelaksana • Pengawas Pembentukan Sikap & Perilaku Bela Negara : • • Nilai Dasar • • Kode Etik & Perilaku A S N PRINSIP • Komitmen, integritas moral, tanggung jawab pada pelayanan publik • Kompetensi • Kualifikasi akademik • Profesionalita s jabatan • Warga Bangsa & Nilai Bela Negara Analisis Situasi Strategis Kesiap Siagaan Bela Negara Internalisasi Nilai Dasar : • Akuntabilita s Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI : • Nasionalism e 1. Pelayanan Publik • Etika Publik 2. Manajeme n ASN • Komitmen Mutu • Anti Korupsi 3. WOG; AKTUALISASI Isu-isu Pemerintahan dan Pembangunan Kegiatan Output H A B I T U A S I ASN Profesiona l yang memiliki karakter sebagai pelayan Publik APARATUR SIPIL NEGARA Globalisasi Pluralitas o Pelayanan Publik o Profesional o Kompetensi (Pengetahuan, Perilaku, Skill) o Etika Profesi o Memahami bidang tugas o Berorientasi pada mutu/kualitas; o Budaya Pelayanan ASN o Tidak Diskriminatif o Membangun kepercayaan publik Desentralisasi Konflik o Oreintasi Pada kepentingan Publik o Mengutamakan kepentingan Publik o Etika publik o Nilai-nilai publik o Public trust o o o o o o o o Pemersatu bangsa Pengawal negara Mementingkan kepentingan negara Loyalitas pada negara bukan yang lainnya Semangat Nasionalisme Wawasan Kebangsaan Menciptakan kondisi aman dan damai Keragaman/pluralisme ARAH PEMBANGUNAN ASN (1x) RPJM 4 (2020-2024) 04 RPJM 3 (2015-2019 ASN MERIT SYSTEM 03 WORLD CLASS GOVERNMENT Profil ASN (Memiliki / Kuasai : Nasionalisme Integritas Hospitality Networking Teknologi Informasi Bahasa Asing Entrepreneurship 02 RPJM 1 (2005-2009) GOOD GOVERNANCE 01 RPJM 2 (2010-2014) REFORMASI BIROKRASI HAKEKAT DAN FUNGSI ASN Profesi bagi PNS dan PPPK yang bekerja pada instansi pemerintah (tidak ada ASN Pusat atau ASN Daerah) Dikelola dengan Sistem Merit: kualifikasi-kompetensi-kinerja Jabatan dalam ASN: 1. 2. 3. Fungsi & Tugas ASN Sebagai Pelaksana Kebijakan Pelayanan Publik Perekat dan Pemersatu Bangsa Tujuan Negara 1. JPT JF JA Diikat Kode Etik Profesi dan Kode Perilaku Diberikan jaminan pengembangan, kesejahteraan dan Perlindungan Hukum Mendukung Pemerintah yang berkuasa Mewujudkan tujuan: 1. RPJPN 2. RPJMN Mendorong 3. Program Prioritas tercapainya Pemerintah 2. 3. 4. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial U R U S A N P E M E R I N TA H A N BERDASARKAN UU NO. 23 THN 2014 ABSOLUT 1. 2. 3. 4. 5. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KONKUREN PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL NASIONAL Pusat Pelayanan Dasar Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan Umum, dll. Provinsi Kab/Kota Otonomi Daerah KEWENANGAN PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN Pilihan Wajib Non Pelayanan Dasar Pariwisata, Perdagangan, Pertanian dll. Tenaga Kerja, Pangan, Lingkungan Hidup dll. 14 K L A S I F I K A S I U R U S A N P E M E R IN T A H A N APBN APBD 1. 2. 3. 4. 5. PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KONKUREN ABSOLUT WAJIB PELAYANAN DASAR APBN PILIHAN NON PELAYANAN DASAR S PM APBN 1. PEMBINAAN WAWASAN KEBANGSAAN; 2. PEMBINAAN PERSATUAN KESATUAN; 3. PEMBINAAN KERUKUNAN ANTAR SARA 4. PKS; 5. KOORDINSASI TUGAS ANTARISNTANSI YG ADA DI DAERAH; 6. PENGEMBANGAN DEMOKRASI; 7. PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN YG BUKAN MRP KEWENANGAN DAERAH/ TDK DILAKSANAKAN INSTANSI VERTIKAL URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN Pasal 22 WAJIB berkaitan dengan pelayanan dasar 1. Pendidikan; 2. kesehatan; 3. Pekerjaan umum dan 6. Penataan Ruang; 4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 5. ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat sosial; PILIHAN tidak berkaitan dengan pelayanan dasar 1. Tenaga kerja; 10. komunikasi dan informatika; 2. Pemeberdayaan Perempuan dan 11. koperasi, usaha Perlindungan Anak; kecil, dan 3. Pangan; menengah; 4. Pertanahan; 12. penanaman modal; 5. Lingkungan Hidup; 13. kepemudaan dan 6. kependudukan dan olah raga; pencatatan sipil; 14. statistik; 7. pemberdayaan 15. persandian; masyarakat dan 16. kebudayaan; Desa; 17. Perpustakaan; 8. keluarga berencana; 18. kearsipan; 9. Perhubungan 1. kelautan dan perikanan; 2. Pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumberdaya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi. 16 P E M B A G IA N U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N WAJIB (PSL 12) PELAYANAN DASAR 1. 2. 3. 4. Pendidikan; Kesehatan; PU & tt ruang; Prmhan & kwsn permukiman 5. Tramtibu m & linmas 6. sosial S PM (pasal 18) Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi dan kepentingan strategis nasional PILIHAN (PSL 1 2 (3)) NON PELAYANAYAN DASAR Tenaga Kerja, Pemberdayaan & Perempuan Anak, Pelindungan Pangan, Pertanahan, LH, Adminduk & Capil, PMD, pengendalian pddk &KB, perhubungan, Kominfo, Koperasi, Usaha Kecil & Menengah , Penanaman Modal, Kepemudaan & Olahraga, Statistik, Persandian, Kebudayaan, Perpu stakaan dan Kearsipan 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. ESDM 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi Pemerintah berwenang (psl 16) - Menetapkan NSPK - Melaksanakan BinWas 1. Kedudukan, Peran, Hak & Kewajiban, dan Kode Perilaku & Kode Etik ASN 18 Pengertian ASN PNS ASN PPPK PROFESI • diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian • diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya • digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. 19 ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP: a. nilai dasar; b. kode etik dan kode perilaku; c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan g. profesionalitas jabatan http://sinyo19.blogspot.com JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASN JENIS PNS Pasal 1 butir 3 & Pasal 7 PPPK Pasal 1 butir 4 & Pasal 7 STATUS KEDUDUKAN 1. Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; 2. Menduduki jabatan pemerintahan. • Berkedudukan sebagai unsur aparatur negara 1. Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan UU. 2. Melaksanakan tugas pemerintahan. • Harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik • Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan FUNGSI DAN PERAN PEGAWAI ASN Fungsi: 1. pelaksana kebijakan publik; 2. pelayan publik; dan 3. perekat dan pemersatu bangsa Peran Pegawai ASN: Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme HAK DAN KEWAJIBAN ASN JENIS PNS Pasal 1 butir 3 & Pasal 7 PPPK Pasal 1 butir 4 & Pasal 7 HAK 1. gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2. cuti; 3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4. perlindungan; dan 5. pengembangan kompetensi. 1. gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2. cuti; 3. perlindungan; dan 4. pengembangan kompetensi. KEWAJIBAN • setia dan taat pada Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah; • menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; • melaksanakan kebijakan pemerintah; • menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; • melaksanakan tugas kedinasan; • menunjukkan integritas dan keteladanan; • menyimpan rahasia jabatan • bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI KETENTUAN UMUM APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA: PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK) dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. MANAJEMEN ASN : pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Asas Aparatur Sipil Negara (Pasal 2, UU 5/2014) 25 PROFESI PNS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. kepastian hukum; profesionalitas; proporsionalitas; keterpaduan; delegasi; netralitas; akuntabilitas; ASN PPPK 8. efektif dan efisien; 9. keterbukaan; 10. nondiskriminatif; 11. persatuan dan kesatuan; 12. keadilan dan kesetaraan; dan 13. kesejahteraan. 25 Prinsip ASN sebagai profesi (Pasal 3, UU 5/2014) PROFESI PNS ASN PPPK 1. nilai dasar 2. kode etik dan kode perilaku; 3. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; 4. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5. kualifikasi akademik; 6. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan 7. profesionalitas jabatan. 26 26 Nilai Dasar ASN 27 (Pasal 4, UU 5/2014) PROFESI PNS ASN PPPK 1. memegang teguh ideologi Pancasila; 2. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah; 3. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; 4. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; 5. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; 27 Cont’ 28 PROFESI PNS ASN PPPK 6. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; 7. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; 8. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; 9. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; 28 PROFESI PNS ASN Cont’ 29 PPPK 10. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; 11. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; 12. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama; 13. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; 14. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan 15. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier. 29 Kode etik dan kode perilaku 30 (Pasal 5, UU 5/2014,) Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN: a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; 30 Cont’ 31 d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; 31 Cont’ h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN. 32 Cont’ 33 4. menaati ketentuan peraturan per-UU-an; 5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NK RI. 33 RANGKUMAN 1. 2. 3. 4. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik 5. 6. 7. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan publik b) Pelayan publik; dan c) Perekat dan pemersatu bangsa Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah 2. Konsep Sistem Merit Dlm Pengelolaan ASN 36 PRINSIP DASAR UU ASN 2.Memberlakukan “SISTEM MERIT ” melalui: • • • • • • Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif Menerapkan prinsip fairness Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik Manajemen SDM secara efektif dan efisien Melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan semena-mena. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan. Membangun Sistem Merit ASN • Aligning Anjab & ABK thd Renstra K/L/D, serta Audit Kepegawaian • Supervisi oleh JPT Madya dan Pratama Mengapresiasi secara layak • Sistem pensiun & JHT • Sistem kompensasi Mendapatkan talenta terbaik Menuju ASN yang dinamis • Talent Mapping, Succession & Career Planning • Rotasi nasional (perekat NKRI) 6P Meningkatkan kinerja berkelanjutan • Performance dialogue • Merit & performance based incentives Menyesuaikan arah pembangunan nasional KEBIJAKAN & PROSES SISTEM & INFRASTRUKTUR BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN • Rekrutmen berbasis jabatan (diversifikasi tes) & sertifikasi TKD • Orientasi & engagement utk setiap penugasan pada jabatan baru Mengurangi kesenjangan kompetensi • Training Need Analysis (TNA) • Diklat, Coaching & Mentoring berbasis Sumber: Kemenpan RB (Y ) 9 1 (X ) JABATAN ASN DIISI DARI PEGAWAI ASN Jabatan Administrator Jabatan Administrasi Jabatan Fungsional DIISI TNI DAN POLRI Jabatan Pimpinan Tinggi Jabatan ASN tertentu memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jabatan Pengawas mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; dan d) ahli pertama. Jabatan Pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jafung keterampilan: a) penyelia; • Jabatan pimpinan tinggi utama; • Jabatan pimpinan tinggi madya; dan • Jabatan pimpinan tinggi pratama b) mahir; c) terampil; d) pemula KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN MANAGEMEN ASN Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada: KemPAN merumuskan kebijakan LAN melaksanakan diklat dan kajian BKN mengelola pegawai ASN KASN menjamin perwujudan sistem merit PRESIDEN KEMENPAN-RB LAN BKN KASN NON-STRUKTURAL INDEPENDEN KEWENANGAN PRESIDEN 44 Perubahan PP No.11 Th.2017 Tentang PENDELEGASIAN PRESIDEN Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN PP no.11 Th. 2017 menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS. Presiden juga dapat mendelegasikan kewenangan tersebut kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan Pejabat yang Berwenang (PyB).Merumuskan kebijakan PP.17/ 2020 Apabila PPK atau PyB melakukan pelanggaran terhadap sistem merit. “Presiden dapat menarik kembali kewenangan tersebut dalam rangka efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, STRUKTUR KELEMBAGAAN KASN 45 PRESIDEN Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN KEMENTERIAN LNS KEMEN PANRB KASN Merumuskan kebijakan LPNK LAN BKN Melaksanakan Kajian dan diklat Mengelola pegawai ASN 1. Menjaga merit system 2. Monev Seleksi JPT 3. Laporan ke Presiden KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA Unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah, yang terdiri: 1 orang Ketua merangkap anggota. 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota 5 orang anggota Mengawasi proses pengisian JPT; Penerapan asas, nilai dasar, serta kode etik dan kode perilaku (mengawasi dan mengevaluasi serta meminta informasi, memeriksa dan klarifikasi laporan pelanggaran) Mewujudkan: Sistem Merit ASN yg profesional Pemerintahan yg efektif, efisien, terbuka, & bebas KKN; ASN yg netral; Profesi ASN yg dihormati; ASN dinamis & berbudaya. Tugas: menjaga netralitas; melakukan pengawasan atas pembinaan profesi; dan melaporkan hasilnya kepada Presiden Fungsi: mengawasi norma dasar, kode etik dan kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit TINDAK LANJUT HASIL KEPUTUSAN KASN HASIL PENGAWASAN KASN TIDAK ADA PELANGGARAN ADA PELANGGARAN Keputusan KASN: pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN TIDAK DITINDAK LANJUTI PPK dan PyB KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan SANKSI TERHADAP PPK DAN PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan DITINDAK LANJUTI PPK dan PyB SANKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD BERUPA: a. peringatan; b. teguran; c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran; d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. RANGKUMAN 1. 2. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Pasca rekruitmen, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. 3. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja 3. Mekanisme/Sistem Pengelolaan ASN 50 3. Mekanisme Pengelolaan ASN Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan MENETAPKAN pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada: • Menteri di kementerian; • Pimpinan lembaga di LPNK; • sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS; • gubernur, di provinsi; dan • bupati/walikota, di kabupaten/kota. Pejabat yang Berwenang (PyB) Presiden dapat mendelegasikan kewenangan PEMBINAAN Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/kota. Undang-undang ASN Pasal 6 : Pegawai ASN terdiri atas: PNS dan PPPK MANAJEMEN PNS 1 REKRUITMEN BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN 2 PENGEMBANGAN PEGAWAI SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2 PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN PNS-SWASTA 3 PROMOSI 4 KESEJAHTERAAN 5 MANAJEMEN KINERJA POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/ PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA 6 DISIPLIN & ETIKA RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI 7 PENSIUN BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI) BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA SEMANGAT FULLY FUNDED MANAJEMEN ASN Manajemen PNS meliputi: a. penyusunan dan penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. pangkat dan jabatan; d. pengembangan karier; e. pola karier; f. promosi; g. mutasi; h. Penilaian kinerja i. penggajian dan tunjangan; j. penghargaan; k. disiplin; l. pemberhentian; m. pensiun dan tabungan hari tua; dan n. perlindungan. Manajemen PPPK meliputi: a. penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. penilaian kinerja; d. penggajian dan tunjangan; e. pengembangan kompetensi; f. pemberian penghargaan; g. disiplin; h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan i. perlindungan. PEMBERHENTIAN PNS TIDAK DENGAN HORMAT a. penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NRI 1945; b. dihukum penjara/kurungan yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum; c. MENJADI ANGGOTA DAN/ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK; atau d. dihukum penjara yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana. BATAS USIA PENSIUN Batas usia pensiun PNS yaitu: • • • 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan bagi Pejabat Fungsional. KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI SE KEPALA BKN TGL 17 JANUARI 2014 PERIHAL BUP PNS Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan eselon II) 1 2 PEJABAT PIMPINAN TINGGI BUP 60 tahun Telah PEJABAT Usia < 60 tahun diberhentikan PIMPINAN (TMT akhir TINGGI Januari 2014) Tidak diberhentikan dari jabatannya BUP 60 tahun Telah diberhentikan dari jabatannya BUP 58 tahun Telah diberhentikan dari jabatannya, Usia > 58 tahun Diberhentikan dgn hormat KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI (2) 3 PEJABAT Usia < 60 PIMPINAN tahun TINGGI Telah diberhentikan (TMT akhir Januari 2014) dan SK pensiun telah ditetapkan SK pensiun Ditinjau Kembali tidak bersedia lagi melaksanakan tugas Surat pernyataan bermaterai kepada PPK SK pensiun berlaku Usia >58 saat berakhirnya MPP 4 PEJABAT PIMPINAN TINGGI Masa Bebas Tugas/ MPP Usia < 58 tahun saat berakhirnya MPP tidak bersedia lagi melaksanakan tugas Diberhentikan dgn hormat Ditugaskan kembali & tidak berhak mengajukan MPP Surat pernyataan bermaterai kepada PPK Diberhentikan dgn hormat KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan fungsional umum) 1 2 PEJABAT ADMINISTRAS I BUP 58 tahun Usia PEJABAT < 58 tahun ADMINISTRAS I Telah diberhentikan (TMT akhir Januari 2014) dan SK pensiun telah ditetapkan SK pensiun Ditinjau Kembali tidak bersedia lagi melaksanakan tugas Surat pernyataan bermaterai kepada PPK SK pensiun berlaku KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI (2) Usia < 56 tahun saat berakhirnya MPP 3 PEJABAT ADMINISTRAS I Masa Bebas Tugas/ MPP tidak bersedia lagi melaksanakan tugas Ditugaskan kembali & tidak berhak mengajukan MPP Surat pernyataan bermaterai kepada PPK Diberhentikan dgn hormat KETENTUAN BUP LAINNYA 1 BUP pejabat fungsional yang tidak ada perpanjangannya sesuai peraturan perundangan saat ini 2 PNS yang diberhentikan sementara krn ditahan dan menjadi terdakwa tindak pidana 3 4 PNS yang diberhentikan dari jabatan organik karena diangkat sebagai Pejabat Negara atau Kepala Desa BUP bagi PNS yang menduduki jabatan lain yang ditentukan UndangUndang (Guru, Dosen, dan Jaksa, dll) Akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundangundangan Usia < 58 tahun Usia < 58 tahun BUP 58 tahun BUP 58 tahun Tetap berlaku PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT NEGARA Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi ketua, wakil ketua, dan anggota MK; BPK; KY; KPK; Menteri dan jabatan setingkat menteri; Kepala perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATANNYA DAN TIDAK KEHILANGAN STATUS SEBAGAI PNS. Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan anggota DPR; DPD; gubernur dan wakil gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota WAJIB MENYATAKAN PENGUNDURAN DIRI SECARA TERTULIS SEBAGAI PNS sejak ditetapkan sebagai calon. MANAJEMEN PPPK Pengadaan Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan. Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan. Pengangkatan oleh Keputusan PPK. Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang. PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS Penilaian Kinerja Disiplin Hak Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi. Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi. Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja. PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin jika melanggarnya Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd APBN/APBD. Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi. Dapat diberikan penghargaan. Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (kesehatan, kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum Pengadaan • Jabatan yang dapat diisi oleh PPPK : a. JF yang berkaitan langsung dengan pelayanan masyarakat; b. JPT utama dan madya tertentu yang kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di kalangan PNS dan diperlukan untuk peningkatan kapasitas organisasi. Dikecualikan di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber daya alam, dan bidang lain yang ditetapkan Presiden Perjanjian Kerja PPPK yang diangkat wajib menandatangani perjanjian kerja dengan PPK. Perjanjian kerja paling kurang memuat: a. b. c. d. e. f. Tugas; Target kinerja; Masa perjanjian kerja; Hak dan kewajiban; Larangan; dan Sanksi. Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pengadaan PPPK diatur dengan Peraturan Kepala BKN. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja: a. JPT utama yang menilai adalah Presiden; b. JPT madya dilakukan oleh PPK; c. JF Keahlian dan JF Keterampilan dilakukan oleh PyB atau pejabat yang mendapat delegasi. Penggajian dan tunjangan PPPK diberikan gaji dan tunjangan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku bagi PNS Pemberian Penghargaan Pemberian penghargaan berupa: a. tanda kehormatan; b. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau c. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan. Disiplin 1. 2. 3. 4. PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK; PPK pada setiap instansi menetapkan disiplin PPPK; Disiplin PPPK ditetapkan berdasarkan karakteristik pada setiap instansi. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi disiplin bagi PPPK diatur dengan Peraturan Kepala BKN. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja (1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan karena: a. b. c. d. e. f. g. jangka waktu perjanjian kerja berakhir; meninggal dunia, tewas atau hilang; atas permintaan sendiri; perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pengurangan PPPK; tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati; tidak memenuhi target kinerja; mencapai batas usia pensiun Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja (2) Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan karena: h. i. j. k. l. m. n. mencalonkan Diri atau Dicalonkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota; diangkat menjadi pejabat negara atau komisioner; melakukan pelanggaran disiplin PPPK; melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; melakukan tindak pidana/penyelewangan; menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; dan/atau menggunakan ijazah palsu Perlindungan Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan kematian; dan d. bantuan hukum Cuti Cuti PPPK terdiri atas: a. Cuti tahunan; b. Cuti sakit; c. Cuti melahirkan; dan d. Cuti bersama. ORGANISASI ASN KEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya. TUJUAN : a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. FUNGSI : a. b. c. d. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN; Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan tugas; Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi; Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-undangan SISTEM INFORMASI ASN 1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN. 2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi. 3. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala. 4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan terpercaya. 5. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baik untuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan. PENYELESAIAN SENGKETA Sengketa Pegawai ASN Administratif Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada pejabat yang berwenang menghukum Banding administratif diajukan kepada badan pertimbangan ASN SISTEM PELATIHAN BAGI ASN PELATIHAN BAGI JABATAN FUNGSIONAL MANAJERIAL • • • • NSPK oleh LAN Target : Calon dan Eselon I sd IV Berjenjang (Pim I sd IV) Penyelenggara : K/L Pembina dan Lemdik terakreditasi TEKNIS • • • • NSPK oleh K/L Teknis/Sektor Target : seluruh ASN Pemerintah Pusat & Daerah sesuai kebutuhan jabatan Jenis : Tunggal & Berjenjang Penyelenggara : K/L teknis dan Lemdik terakreditasi MANAJERIAL TEKNIS NSPK oleh K/L Pembina JF Target : Jabatan Fungsional PELATIHAN BAGI Jenis : Tunggal & JABATAN FUNGSIONAL Berjenjang • Penyelenggara : K/L Pembina dan Lemdik PRAJABATAN terakreditasi PRAJABATAN • NSPK oleh LAN • Target : CPNS • Jenis : Tunggal • Penyelenggara : K/L Pembina dan Lemdik terakreditasi • • • RANGKUMAN 1. 2. 3. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan dan penilaian. kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. 4. 5. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun 6. 7. 8. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. 9. 10. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative 82