Uploaded by User91473

fixHEPATITIS VIRAL (KEL 7A)

advertisement
Dosen Pengampu
: Dr. apt. Siska, M.Farm
Kelompok 7 / A
Amelia Novianti
2004026124
Amilia Citra Sari
2004026125
Ananda Sarah Aullia
2004026127
Desy Sagita Utami
2004026147
Elis Khoerunnisa M.
2004026157
Meitriyana Monita
2004026188
Muhammad Ghifari
2004026197
Putri Rahmaseni
2004026210
Willy Prasetya Utama
2004026238
HEPATITIS
Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis
peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh
infeksi virus sampai dengan penggunaan obat-obatan,
termasuk obat tradisional.
Hepatitis yang disebabtkan oleh virus memiliki
beberapa tahapan (Akut, Fulminant dan kronis)
tergantung dari durasi dan keparahan infeksi.
Akut
Akut Fluminant
Kronik
Infeksi virus sistemik
yang berlangsung selama
kurang dari 6 bulan
Pengembangan mulai dari
timbulnya hepatitis
hingga kegagalan hati
dalam waktu kurang dari
4 minggu.
Gangguan-gangguan yang
berlangsung lebih dari 6 bulan
dan merupakan lanjutan dari
hepatitis akut.
Hepatitis
HAV (A)
Suatu penyakit yang
disebabkan masuknya
virus hepatitis A (HAV)
kedalam tubuh dan
kemudian menyerang
organ hati.
HCV (C)
Etiologi
Etiologi
Virus RNA yang tidak
terselubung, stabil
dalam pada pH rendah
serta suhu beku
hingga sedang.
Virus RNA tunggal
yang tidak memiliki
proofreading
polymerase sehingga
memungkinkan
terjadinya mutasi virus.
Patofisiologi
Replikasi virus di sel
epitel hepatosit dan
GI → dilepas ke darah
→ disekresi oleh hati
Dipiro ed 11, 2020
HBV (B)
Etiologi
Suatu penyakit yang
disebabkan masuknya virus
hepatitis B (HBV) kedalam
tubuh. Tipe ini
menyebabkan terjadi infeksi
tingkat akut dan kronik
Virus DNA yang
menyerang hepatosit
di hati
Suatu penyakit yang
disebabkan masuknya
virus hepatitis C (HCV)
serta adanya sirosis
dan kanker hati.
Patofisiologi
masuk ke hepatosit
dengan bantuan
CD8→
RNA keluar→
mengkopi diri→ Virus
baru→ Virus yang
terselubung siap
beredar ke pembuluh
darah
Patofisiologi
Virion menempel di sel hepatosit → DNA dalam
virion dilepaskan dalam inti hepatosit → berubah
menjadi DNA melingkar tertutup.
Presentasi
Klinis
Dipiro ed 11, 2020
Tanda dan Gejala
Hasil Lab
Peningkatan
ALT/AST
Bilirubin
Dipiro ed 11, 2020
Hepatitis A (HAV)
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HCV)
>70% pasien mengalami
demam, penyakit kuning,
scleral icterus
(menguningnya sklera),
hepatomegali. Gejala lain
: splenomegali, ruam
kulit, arthralgia
Rata-rata 70% pasien
mengalami anicteric.
Pasien yang lebih
muda cenderung
tanpa gejala.
Gejala yang mungkin
terjadi : Penguningan,
tinja putih pucat,
kelelahan, demam,
PowerPoint
Presentation
meriang, kurangnya
nafsu makan, kulit
jadi gatal
Rata-rata 70% pasien
tidak bergejala. Gejala
yang mungkin terjadi
: Penguningan, tinja
putih pucat,
kelelahan, demam,
meriang, kurangnya
nafsu makan, kulit
jadi gatal.
>1000 IU/L
(16,7 mkat/L) ;
ALT > AST
1000 – 2000 IU/L
(16,7 – 3,3 mkat/L) ;
ALT > AST
Terjadi peningkatan
seiring peningkatan
ALT/AST
Kemungkinan di
range normal atau
terjadi peningkatan
Bervariasi sekitar
1000 – 2000 IU/L
(16,7 – 3,3 mkat/L) ;
ALT > AST
Terjadi peningkatan
seiring peningkatan
ALT/AST
Tanda & Gejala
01
Pada fase preikterik, yaitu timbul gejala seperti influenza
yang tidak spesifik, seperti anoreksia. Berlangsung 4-7
hari.
02
Tanda dan gejala spesifik yang muncul yaitu mulai dari
anoreksia, mual, muntah, demam, kelelahan, sakit kepala,
nyeri perut bagian kanan atas, mual akut dan kelelahan.
03
Pada fase ikterik ditandai dengan urin yang gelap, feses
yang berwarna terang serta memburuknya gejala
sistematik. Berlangsung selama 3-6 minggu.
04
Pruiritus merupakan keluhan terbesar dari pasien
hepatitis ikterik. Yang dimaksud pruritus adalan rasa
gatal yang bisa meliputi seluruh atau sebagian tubuh.
Gatal bisa disertai ruam pada kulit.
Dipiro ed 9th, 2015
Tes Laboratorium Hepatitis
Tes Spesifik Virus
• HAV-ab/IgM, dideteksi 4 – 6 minggu setelah terinfeksi dan menunjukkan tahap hepatitis A akut.
• HAV-ab/IgG, dideteksi setelah 8 -12 minggu setelah terinfeksi dan menunjukkan pasien sebelumnya
pernah terpapar hepatitis A.
• HBs-Ag, ditemukan antigen pada 4-12 minggu setelah infeksi hepatitis B. Hasil positif menunjukkan hepatitis
B akut (infeksi akut dan kronik)
• Hbe-Ag, ditemukan setelah 4-12 minggu setelah terinfeksi. Hasil yang positif menunjukkan tahapan aktif akut
(sangat infeksius)
• Hbc-Ag (antibodi inti hepatitis B) ditemukan setelah 6 – 14 minggu terinfeksi. Hasil yang positif menujukkan
infeksi yang sudah lampau. Merupakan penanda jangka panjang.
• HbeAb antibodi ditemukan 8-16 minggu sesudah terinfeksi, menunjukkan perbaikan infeksi akut.
• Hasil positif antibodi HBs-Ab terhadap antigen permukaan hepatitis B, terjadi setelah 2-10 bulan infeksi.
• Pengukuran DNA virus dengan PCR dapat digunakan untuk memonitor terapi HBV dengan obat anti virus.
Dipiro ed 11, 2020
•
Metode serologi
•
Metode molekuler : Dengan mendeteksi asam nukleat dari virus, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, hasil dilaporkan dalam satuan international unit per mililiter (IU/mL)
•
Metode genotyping: Mengklasifikasi virus menjadi 6 tipe genotif, digunakan untuk memprediksi respon
dan durasi dari pengobatan Hepatitis C.
: Mendeteksi antibodi dari HCV (anti-HCV) menggunakan serum atau plasma
dilaporkan dalam hasil positif atau negative.
Utama
(PMK No. 53 th 2015)
1. Mengurangi angka kesakitan, mencegah kecacatan dan angka
kematian
2. Membatasi penularan agar tidak menyebar antar daerah maupun
antar negara yang akan berdampak pada sosial, ekonomi,
produktivitras dan dan angka harapan hidup.
HEPATITIS A (HAV)
Tidak ada treatment khusus pada penderita HAV, sehingga tujuan
dari pengobatan HAV yang utama adalah untuk menekan
penularan virus dengan cara self-hygiene dan memilih makanan
dengan nutrisi baik. Hal tersebut akan menekan tingkat
keparahan dari penyakit hepatitis A. Pencegahan utama untuk
menghindari HAV adalah dengan melakukan vaksinasi
Imunoglobulin (Ig).
Dipiro ed 11, 2020
Hepatitis B (HBV)
1. Menekan penyebaran HBV & control imun
2. Mengurangi resiko HCC (Hepatocellukar
Carcinoma)
3. Mencegah kerusakan hati yang lebih parah
dan mencegah adanya komplikasi lain yang
Hepatitis C (HCV)
Mencegah munculnya komplikasi
penyakit hati seperti fibrosis, sirosis,
karsinoma hepatoselular dan
kematian
terkait HBV virus
4. Penurunan nilai HBsAg dan HBeAg dengan
ada atau tidaknya perubahan ke anti-HBsAg
dan anti-HBeAg
5. Menekan nilai HBV DNA
6. Penurunan nilai ALT/AST ke jumlah normal Dipiro ed 9, 2015
Non Farmakologi
Dilakukan preventif (tindakan pencegahan) antara
lain:
1. Dengan vaksinasi sejak dini (1995)
Tunggal
: HAVRIX®, VAQTA® (untuk usia >12bln)
Kombinasi : TWINRIX® (untuk usia >18thn)
Kriteria :
• Anak usia 1 tahun.Yang tidak di divaksin berumur
2-18 tahun.
• Orang yang berpergian ke negara endemisitas
infeksi tinggi/sedang.
• Laki-laki yang berhubungan sex dengan laki-laki.
• Pengguna obat-obat suntik dan non (narkoba).
• Orang yang berisiko dalam pekerjaannya
(co: bekerja dengan primata).
• Orang yang memiliki penyakit hati kronis.
ES : hangat di tempat suntikan, sakit kepala, malaise,
nyeri
2. Perawatan suportif umum
3. Kebersihan tangan guna mencegah penularan
Terapi Farmakologi dan
Non Farmakologi
HEPATITIS A
(HAV)
Farmakologi
Obat yang menghambat replikasi
HAV
Dipiro ed 11, 2020
Hepatitis B
Non Farmakologi
Dilakukan preventif (Tindakan Pencegahan)
dengan menekan replikasi HBV dan
pencegahan
perkembangan
penyakit
menjadi sirosis dan kanker hati
1. Vaksinasi HBV
Tunggal : Recombivax-HB®,
Engerix-BE®
Kombinasi : TWINRIX® (bisa untuk A
dan B).
2. Menghindari konsumsi alkohol dan rokok.
3. Menggunakan
alat
kontrasepsi
saat
berhubungan bagi yang belum divaksinasi.
4. Mengkonsumsi obat herbal.
Dipiro ed 11, 2020
Farmakologi
1. Interferon alfa
Respon nya lebih tahan lama dibandingkan
lamivudine, direkomendasikan durasi terapi
48 minggu. Namun tidak dijadikan sebagai
first line pada WHO. Obat ini biasanya
berbentuk I.M
2. Entecavir
Menghambat replikasi HBV. Digunakan
sebagai lini pertama karena tingkat resistensi
nya yang rendah. Tidak digunakan untuk
pasien dengan riwayat obat lamivudine
sebelumnya. Obat ini oral tablet 0,5mg/ hari.
3. Tenofovir
Termasuk sebagai pengobatan lini pertama.
Memiliki 2 bentuk yaitu tenofovir disoproxil
fumarate (300mg) dan tenofovir alafenamide
(25mg). Tenofovir DE efektif untuk HBV yang
sangat tinggi. Tenofovir ALF bekerja lebih
cepat karena langsung ke hepatosit.
Lanjutan
Pengobatan
Alternatif
4. Lamivudine
Tidak direkomendasikan untuk HBV awal.
Penekanan virus DNA dengan entecavir,
tenofovir DF, atau tenofovir alafenamide, atau
pada pasien dengan beberapa mutasi resistansi
HBV yang mendasari. Terapi kombinasi lebih
dipilih dibanding monoterapi. Tujuan terapi
kombinasi ini digunakan untuk mengurangi
resistensi dan menekan HBV dengan optimal
Melawan HBV tetapi tidak direkomensasikan sebagai lini
pertama untuk HBV kronis. Dosis lamivudine 100 mg perhari.
Efek resistensinya sangat memungkinkan, maka lamivudine
termasuk terapi yang tidak disukai.
5. Adefovir
Bekerja menghambat transcriptase balik HBV dan DNA
polymerase. Peran pada HBV kurang jelas, tidak digunakan
sebagai terapi tunggal karena memiliki penghalang terhadap
resistensi.
6. Telbivudine
Bekerja menghambat sintesis HBV, menekan DNA HBV
lebih kuat dibanding lamivudine. Memiliki tingkat mutase
yang tinggi terhadap resistensi. Bukan merupakan
pengobatan HBV yang direkomendasikan.
Dipiro ed 11, 2020
Dipiro ed 11, 2020
HEPATITIS C
Non Farmakologi
1. Semua pasien dengan HCV kronis harus
divaksinasi terhadap hepatitis A dan B.
2. Perubahan gaya hidup merupakan faktor
penting dalam mengurangi konsekuensi
kesehatan pada hepatitis C.
3. Menghindari konsumsi alkohol
4. Obesitas juga menjadi faktor dan pasien
harus didorong untuk makan makanan
yang seimbang dan berolahraga secara
teratur untuk menjaga berat badan normal.
5. Penggunaan terapi herbal tidak efektif dan
berpotensi menjadi sumber interaksi obat
dengan terapi HCV.
6. Pasien harus diberi konseling tentang
meminimalkan risiko penularan HCV dan
strategi pengurangan dampak buruk
direkomendasikan oleh pedoman nasional
Dipiro ed 11, 2020
01
03
02
Farmakologi
Sofosbuvir (400 mg)
untuk HCV GT1-4.
Ledipasvir / Sofosbuvir (90 mg/ 400 mg)
Kombinasi tablet untuk HCV GT1 atau 4.
Sofosbuvir / Velpatasvir (400 mg/ 100 mg)
Rekomendasi untuk HCV GT1-6.
Elbasvir / Grazoprevir (50 mg/ 100 mg)
Disetujui untuk pasian HCV GT 1 dan 4.
Glecaprevir / Pibrentasvir (100 mg/ 40 mg)
Untuk pasien yang belum menggunakan pengobatan apapun
serta rekomendasi juga pada pasien GCV GT 1-6.
Sofosbuvir / Velpatasvir / Voxilaprevi (400 mg/ 100 mg/ 100 mg)
Lebih diutamakan untuk pasien HCV pengobatan gagal.
04
05
01 06
07
Ribavirin
Tidak efektif untuk terapi tunggal pada HCV karena ES anemia hemolitik.
Dipiro ed 11, 2020
Dipiro ed 11, 2020
EVALUASI
TERAPI
HEPATITIS A
Pada pasien yang bergejala, berkurangnya gejala klinis (nafsu
makan kembali, tidak ada mual dan muntah, sakit perut)
(Pemulihan pasien pada umumnya 12 minggu dan mengalami
perubahan klinis selama 6 bulan setelah terinfeksi)
Laboratori tes normal :
ALT (alanin aminotransferase) (SGPT) : 0-35 u/L
AST (aspartate aminotransferase) (SGOT) : 0-35 u/L
Ig M Anti HAV (-)
Nb: seringkali anak dibawah 6 tahun tidak bergejala
Tidak dianjurkan menggunakan steroid, paracetamol, dan
anti mual.
Dipiro ed 9th, 2015
HEPATITIS B
1.Terapi berhasil jika Hilangnya
status (-) HbcAg dan Serokonversi
menjadi Anti HbcAg
2.Pemantauan pada pasien HBeAg
Positif, DNA VHB <2x104 IU/mL &
ALT Normal ATAU DNA VHB
≥2x10 4 & ALT dibawah 2x batas
normal selama 3 bulan untuk
memantau munculnya
serokonversi HBeAg. Apabila
terjadi dekompensasi Hati, maka
terapi dapat di indikasikan.
3.Pada pasien yang menunjukan
respons terapi, pemantauan terus
You can simply impress your audience and add a
dilakukan, sementara untuk
unique zing and appeal to your Presentations. Get
a modern PowerPoint Presentation that is
pasien yang tidak menunjukan
beautifully designed.
respons pengobatan diganti
Dipiro ed 9th, 2015
strategi lain
4. Pemantauan pada pasien HBeAg Negatif, DNA VHB <2x103IU/mL & ALT Normal ATAU DNA VHB
≥2x103 IU/mL.& ALT dibawah 2x batas normal selama 6 bulan Apabila terjadi inflamasi hati
derajat sedang dan tinggi harus di indikasikan terapi pada umur ≥30 atau <30 tahun.
5. Pasien yang memiliki resiko KHS (karsinoma hepatoseluler) tinggi dipantau selama 6 bulan sekali
dengan melakukan AFP atau USG berkala.
6. Pasien Sirosi Kompensata yang VHB < 2x 103 IU/mL perlu pemantauan VHB, HBeAg, dan ALT
selama 3-6 bulan
7. Pada pasien dengan penyakit hati lanjut dapat menggunakan obat golongan nukleotida karena
efek samping yang lebih ringan dan cara pemberian yang oral.
Worldmap
8. Setelah terjadi indikasi penghentian & terjadi resistensi atau gagal terapi, analog nukleotida dapat
Infographic
60%
40%
dihentikan, namun khusus untuk pasien dengan fibrosis hati lanjut, terapi analog nukleos(t)ida
You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations. I hope and I
believe that this Template will your Time, Money and
Reputation.
harus diberikan seumur hidup
Dipiro ed 9th, 2015
HEPATITIS C
Efek samping ribavirin : sakit
kepala, gejala seperti flu,
anemia, neutropenia
Evaluasi Efek samping PEG-Interferon:
Mual, kelelahan, anoreksia, sakit
kepala, nyeri, dan insomnia.
03
02
Berhasil jika tercapainya
SVR ( sustained
virologic response).
Pada gangguan ginjal ringansedang tidak diperlukan
penyesuaian dosis sofosbuvir akan
tetapi tidak diperbolehkan pada
pasien dengan gangguan ginjal
berat (eGFR <30 ml/menit/1.73m2).
04
01
05
Dipiro ed 9th, 2015
Sebelum memulai terapi
antivirus hepatitis C perlu
dilakukan pemeriksaan
terhadap kemungkinan
adanya koinfeksi dengan
virus hepatitis B (VHB) dan
HIV, mencari kemungkinan
penyakit komorbid lain
seperti penyakit hati
alkohol, penyakit hati
autoimun dan non-alcohol
fatty liver disease (NAFLD).
Kondisi Khusus Infeksi Hepatitis
01
Terapi sirosis dekompensasi HBV adalah entecavir dan tenofovir DF.
Namun, jika fungsi ginjal atau tulang penyakit menjadi perhatian, bias
diberikam tenofovir alafenamide.
•
HCV dekompensasi dapat diberikan ledipasvir / sofosbuvir, sofosbuvir /
velpatasvir, dan daclatasvir dengan sofosbuvir.
•
Terapi harus menyertakan tenofovir alafenamide atau tenofovir DF karena
keduanya memiliki khasiat melawan HIV dan HBV.
•
Sedangkan pada terapi Hepatitis C dapat diberikan terapi Sofosbuvir
memiliki interaksi obat yang rendah secara klinis.
SIROSIS
02
03
•
HIV
Penyakit
GINJAL
STAD.
AKHIR
Dipiro ed 11, 2020
Glekaprevir / pibrentasvir adalah satu-satunya terapi HCV pan-genotipe
yang disetujui digunakan pada insufisiensi ginjal termasuk hemodialisis.
Elbasvir / grazoprevir juga disetujui tetapi terbatas pada HCV GT 1 dan 4
04
Penularan HBV perinatal adalah penyebab utama HBV kronis,
KEHAMILAN
tenofovir DF direkomendasikan pada trimester ketiga. Untuk
mencegah ibu ke anak penularan, semua bayi yang lahir dari wanita
HBsAg-positif harus menerima HBV vaksinasi dengan atau tanpa
imunoglobulin dalam waktu 24 jam setelah lahir.
05
Dipiro ed 11, 2020
PEDIATRI
•
Pengobatan dianjurkan pada HbeAg positif anak-anak berusia 2 sampai
18 tahun yang mengalami peningkatan ALT dan HBV DNA terukur.
Lamivudine dan entecavir disetujui untuk anak-anak 2 tahun dan lebih
tua sedangkan IFN disetujui untuk digunakan pada anak-anak 1 tahun
dan lebih tua. Adefovir dan tenofovir DF disetujui untuk anak berusia 12
tahun ke atas, meskipun untuk HIV, tenofovir DF dapat digunakan pada
anak-anak berusia 3 tahun ke atas.
•
Pada kasus Hepatitis C terapi Ledipasvir /sofosbuvir disetujui untuk
digunakan pada anak-anak berusia 3 tahun ke atas atau mereka dengan
berat 35 kg ke atas untuk pengobatan HCV GT1,4,5 atau 6,34
sedangkan Anak-anak dengan HCV GT 2 atau 3 dapat diobati dengan
sofosbuvir dan ribavirin dan terapi Glekaprevir / pibrentasvir juga
disetujui untuk anak 12 tahun usia dan lebih tua.
THANK YOU
KELOMPOK 7
Download