Sebanyak 17,7 % mahasiswa menyatakan pembelajaran daring yang digunakan mampu menjelaskan konsep/teori kimia yang berkaitan dengan fenomena submikroskopik, lebih dari separuhnya (60,6%) menyatakan kadang-kadang saja, 13,6 % menyatakan tidak dapat, sedangkan sisanya tidak dapat memberikan kesimpulan. Kesulitan mahasiswa dapat lebih dari satu jenis konten pembelajaran. Konten pembelajaran kimia yang paling sulit dipahami berkaitan dengan rumus-rumus dan perhitungan, selanjutnya reaksi kimia dan konsep/teori kimia. Ditinjau dari segi pemahaman, belum semua mahasiswa dapat beradaptasi untuk mengakses konten pembelajaran kimia dengan baik. Kesulitan terutama dirasakan pada konten yang berkaitan dengan perhitungan, reaksi-reaksi dan aspek submikroskopik. Mode pembelajaran daring belum optimal menjangkau kebutuhan gaya belajar mahasiswa yang berbeda-beda. Hal ini perlu menjadi perhatian dosen, agar dapat memberikan lebih banyak alternatif atau bervariasi men’delivery konten pembelajaran. Secara teknis, pemberian tugas dan ujian masih dianggap sebagai beban yang cukup besar bagi mahasiswa, karena dukungan teknis (jaringan dan quota) yang kurang memadai. (Farida, dkk KTI -Ida Farida,dkk- P Kimia.pdf) Hasil penelitian menunjukkan untuk indikator kemenarikan terhadap desain tampilan media pembelajaran Phet memiliki presentase sebesar 77% hal tersebut tampak dari jawaban mahasiswa yang menganggap bahwa media pembelajaran Phet memiliki tampilan awal yang menarik. Pada indikator kemenarikan konten materi percobaan media pembelajaran Phet juga memiliki hasil yang bagus dengan presentase sebesar 68%, kemenarikan konten materi percobaan Phet untuk kegiatan virtual lab selama perkulihan daring dikarenakan praktikum virtual yang disajikan pada website Phet sesuai dengan konsep, tujuan dan kebutuhan dalam pembelajaran materi listrik statis selain itu pengguna dapat memilih beberapa percobaan yang tertera pada phet seperti percobaan John Travoltage, percobaan balon dan listrik statis yang memungkinkan bagi pengguna untuk memperoleh hal-hal baru serta iformasi baru. Pada indikator kemenarikan isi percobaan Phet memiliki diperoleh hasil yang bagus dengan presentase sebesar 75% kemenarikan perocobaan terlihat pada isi percobaan media pembelajaran Phet yang mudah dipahami oleh pengguna dan juga mampu menumbuhkan rasa semangat pengguna untuk mencoba percobaan yang disediakan pada media pembelajaran Phet, selain itu media pembelajaran Phet juga memungkinkan pengguna untuk mengulang percobaan apabila dalam percobaan sebelumnya belum menemukan hasil atau masih ragu terhadap hasil yang diperoleh, hal tersebut sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2019) yang mengemukakan bahwa salah satu kelebihan media pembelajaran Phet adalah meningkatkan kualitas percobaan yang memungkinkan pengguna mengulang percobaan jika terdapat keraguan terhadap hasil yang diperoleh pada percobaan awal. Indikator pemenuhan kebutuhan belajar juga memiliki kemenarikan yang bagus dengan presentase sebesar 76%, hal ini dikarenakan media pembelajaran Phet mampu memenuhi kebutuhan praktik mahasiswa terkait materi listrik statis yang mana dalam materi listrik statis diperlukan beberapa percobaan yang biasanya dilakukan secara langsung di laboratorium kampus dan sebagai pengganti akan kebutuhan praktik selama perkuliahan daring media pembelajaran Phet dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Prihatiningtyas dkk., (2013) menjelaskan bahwa media pembelajaran Phet lebih efiseien jika dibandingkan dengan menggunakan KIT sederhana dalam membantu peserta didik untuk menguasai konsep konten fisika yang bersifat abstrak. Saregar (2016) yang menyatakan pembelajaran fisika kuantum dengan memanfaatkan media pembelajaran Phet berdampak positif pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa penggunaan media yang dilengkapi dengan Phet dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Wicaksono & Haryudo, 2016). Ali (2019) yang mengatakan bahwa media pembelajaran Phet memiliki kelebihan dalam mengurangi keterbatasan waktu, mengurangi keterbatasan geografi, bersifat ekonomis dan memiliki kualitas percobaan yang bagus serta mampu menjaga keselamatan pengguna. Akan tetapi dibalik kemudahan penggunaan media pembelajaran Phet mahasiswa memerlukan pedoman penggunaan media pembelajaran Phet dari dosen pengampu mata kuliah, dikarenakan beberapa mahasiswa belum mengerti maksud dan langkah-langkah percobaan menggunakan media pembelajaran Phet, pemberian pedoman penggunaan media pembelajaran Phet juga nantinya berpengaruh terhadap mahasiswa dalam memahami materi yang diuji cobakan. Untuk meningkatkan kemaksimalan penggunaan media pembelajaran Phet guru dapat memberikan modul terkait pedoman penggunaan, serta guru dapat memberikan simulasi terlebih dahulu dengan membuat video tutorial penggunaan dan penjelasan, kemudian video tersebut diupload ke youtube, atau guru juga dapat menggunakan software bandicam yang terhubung dengan aplikasi zoom yang kemudian guru mengadakan tatap muka melalui aplikasi zoom untuk menjelaskan terkait penggunaan media pembelajaran Phet kepada siswa dengan maksud agar peserta didik mengetahui cara penggunaaan media pembelajaran Phet untuk kegiatan virtual lab sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. (alfarizi dkk 6Article Text-62-1-10-20200614.pdf) Berdasarkan hasil data persentase pelaksanaan perkuliahan praktikum secara daring yang dikomparasi dengan hasil belajar peserta didik, maka persentase yang paling efektif diterapkan dalam perkuliahan praktikum di Jurusan Kimia Undiksha adalah antara 50%-80%. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran praktikal seperti perkuliahan praktikum, tujuan pembelajaran tidak secara keseluruhan dapat dicapai dengan proses daring. Proses luring tetap diperlukan untuk pendampingan dan pemberian pendalaman materi. Aplikasi daring dengan LMS yang paling banyak digunakan adalah google calssroom, sementara aplikasi non-LMS dan tatap muka masing-masing didominasi oleh penggunaan whatsapp dan meet.google. Google classroom 67%. LMS berupa e-learning Undiksha ada sebanyak 7%, google classroom sebanyak 67%, schoology sebanyak 20%, sementara 7% sisanya tidak menggunakan aplikasi dengan LMS untuk perkuliahan praktikum daring. Google classroom dikatakan efisien untuk perkuliahan praktikum daring karena memungkinkan dosen dan peserta didik untuk saling berbagi file materi, gambar, dan video dengan cara yang relatif mudah dan sederhana. Google classroom juga menyediakan fitur yang memungkinkan peserta didik untuk mengumpulkan tugas secara terstruktur sehingga memudahkan dosen untuk memberikan penilaian dan umpan balik dengan mudah dan cepat (Cristiano & Triana, 2019). media daring yang dominan digunakan oleh responden dalam mengevaluasi pembelajaran praktikum adalah google classroom. metode pembelajaran yang dominan digunakan oleh responden (sebanyak 40%) dalam perkuliahan praktikum daring adalah metode diskusi. Metode diskusi dipandang sesuai karena memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik dan dosen untuk berinteraksi dan melakukan pembahasan secara aktif dan mendalam terkait materi praktikum yang sedang dieksperimenkan. Metode lain yang juga sesuai untuk perkuliahan praktikum daring adalah metode observasi. Metode ini dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep dan fenomena kimia yang terjadi pada tiap-tiap topik perkuliahan praktikum. Melalui tayangan gambar dan video yang diberikan secara daring, peserta didik dapat mengenal dan memahami alat, bahan, penggunaan instrumen, dan prosedur pengerjaan suatu eksperimen kimia. Hal ini dikarenakan karakteristik materi perkuliahan praktikum yang abstrak sehingga sulit dibelajarkan secara daring. Selain itu, peserta didik perlu mempraktekkan secara langsung materi yang disampaikan oleh dosen, tidak cukup hanya dengan observasi. (saraswati 2829762305-1-PB.pdf) Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,93% responden tidak memiliki alat dan baham yang digunakan untuk praktikum. Untuk itu, adabeberapa judul praktikum dilakukan secara demonstrasi oleh dosen di laboratorium farmasi universitas nahdlatul ulama sunan giri bojonegoro dan mahasiswa melakukan simulasi di rumah masing-masing, melainkan secara simulasi. Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, sedangkan simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem (Raharjo, 2017). Secara keseluruhan aspek sarana dan prasarana mendapatkan persentase rerata sebesar 47,39% sehingga dapat dikategorikan persepsi mahasiswa terhadap aspek sarana dan prasarana pada pembelajaran daring untuk mata kuliah praktik adalah positif. (al bari 723-Article Text-2391-1-10-20201223 (1).pdf) Kit merupakan bagian dari Microscale Chemistry Equipment (MCE). MCE dianggap hemat biaya dan waktu serta ramah lingkungan sehingga lebih menguntungkan (Hanson, 2014). Pada penelitian yang dilakukan Ningsih (2020) mengenai uji validitas kit praktikum mendapatkan hasil yang cukup baik dimana validitas isi buku panduan memperoleh persentase 84,44%, validitas isi LKS memperoleh persentase 79,60%, validitas isi buku panduan KIT praktikum memperoleh persentase 83,33%,validitas konstruk KIT praktikum memperoleh persentase 90,98%, validitas konstruk LKS memperoleh persentase sebesar 84,17%, serta validitas konstruk buku panduan KIT praktikum memperoleh persentase 91,67%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Epinur (2015) juga dianalisis mengenai kelayakan KIT praktikum dan LKPD yang digunakan siswa sebagai panduan.Respon siswa terhadap kit praktikum laju reaksi dan LKPD sebesar 89,31% (sangat baik). Nilai rata rata sebesar 86,6% yang termasuk dalam kategori sangat baik pada penilaian siswa terhadap kemudahan atau kepraktisan dalam menggunakan alat uji senyawa kepolaran, kemudian diperoleh nilai 76,1% yang merupakan hasil tanggapan siswa pada penggunaan alat uji senyawa kepolaran dalam proses pembelajaran. (izzania, 44392-Article Text-117269-1-1020210125)