Deskripsi Pembelajaran Pada proses pembelajaran kimia materi asam basa, seorang guru menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan bantuan media pembelajaran seperti infocus. Guru hanya sekedar menuliskan rumus di papan tulis dan menjelaskan materi tanpa melakukan interaksi atau dialog tanya jawab kepada siswa. Guru tidak melakukan praktikum atau eksperimen dikarenakan sarana dan prasarana pada laboratorium tidak mendukung. Hal ini membuat situasi kelas menjadi membosankan dan siswa kurang antusias. Para siswa lebih banyak menerima transfer ilmu dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka butuhkan. Identifikasi masalah 1. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah yang bersifat satu arah. Siswa jarang atau bahkan tidak terlibat dalam proses pencetusan ide, pendapat, atau tanggapan atas materi pelajaran yang diberikan. Hal ini berakibat siswa enggan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, berdiskusi, dengan teman atau partisipasi positif lainnya. Siswa merasa malu untuk memberikan jawaban atau pendapat, karena merasa akan dicemooh oleh temannya yang kurang menghargai pendapatnya. 2. Proses dan gaya belajar hampir seluruh siswa dalam pelajaran kimia diarahkan pada penguasaan materi pelajaran. Hal ini dapat diidentifikasi dari kenyataan bahwa hampir seluruh siswa yang memiliki nilai berkatagori baik berdasarkan hasil tes, tetapi mereka tidak dapat menghubungkan dan mengaplikasikan pada kehidupan nyata. Artinya, kemampuan siswa untuk mengisi lembar soal hanya sebatas dapat menjawab soal dalam ujian, sedangkan kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang jawaban soal tersebut sangat lemah. 3. Rendahnya motivasi belajar. Siswa beranggapan bahwa proses pembelajaran hanya sebatas mendengar, mencatat, menghafal, menghitung, sesuai dengan sumber belajar yang ditentukan. Asumsi inilah yang kemudian mendorong siswa untuk menempatkan mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran hitungan yang membosankan sebagian siswa. Solusi 1. Pelajaran kimia di sekolah harus dibuat menarik, terutama dari segi penyampaian dan media yang digunakan. Cara penyampaian yang mengundang rasa ingin tahu kepada siswa akan memberi sumbangan besar untuk membuat pelajaran kimia menjadi menarik, bukan sebaliknya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan praktikum sehingga siswa tidak hanya dijejali rumus-rumus saja yang kelihatannya rumit dan membosankan tapi siswa juga diberikan kegiatan yang membuat nya menjadi lebih tahu bagaimana proses kimia itu berlangsung. 2. Guru dapat membagi tugas untuk membuat pertanyaan yang disertai dengan jawabannya, kemudian guru juga memberi tugas untuk meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Dalam kegiatan ini guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian perencanaannya dibuat oleh guru. Kemudian mereka mempelajari, meneliti dan membahas tugasnya didalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan dalam diskusi kelas. Dari diskusi kelas inilah kesimpulan akan dirumuskan sebagai konsep materi yang sedang dibahas. Dengan cara seperti itu, maka siswa akan menemukan konsep dari pembelajaran itu sendiri dan pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. 3. Guru dapat menggunakan metode diskusi dan tanya jawab sehingga mendorong siswa untuk berperan aktif dan siswa berkesempatan lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya di depan umum. Metode ini juga dapat melatih siswa berpikir kritis dan pembelajaran terjadi secara dua arah.