Uploaded by User91106

KELOMPOK 2 SIRUP HERBAL

advertisement
SIRUP HERBAL
DAUN SEREH (Cymbopogon citratus)
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Bahan Alam.
Dosen Pengampu : apt. Ari Sri Windyaswari, M.Si.
Nama Anggota :
1. Sari Aprilia
3311171095
2. Ananda Zavicca
3311171107
3. Ulfatun Nabila
3311171108
4. Septiani
3311171115
5. Afifah Isnaeni MP
3311171117
6. Nanda Aulia
3311171128
7. Dinar Anjelista
3311171129
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sumber daya alam bahan obat dan obat tradisional merupakan aset nasional yang perlu digali,
diteliti, dikembangkan dan dioptimalkan pemanfaatannya. Sebagai suatu negara dengan wilayah
yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, potensi sumber daya tumbuhan yang
ada merupakan aset dengan nilai keunggulan komparatif dan sebagai modal dasar utama dalam
upaya pemanfaatan dan pengembangannya untuk menjadi komoditi yang kompetitif (Kepmenkes
RI, 2007)
Sereh merupakan jenis tumbuhan rumput-rumputan berumpun banyak yang membentuk
gerombolan besar. Sereh dapat tumbuh pada ketinggian 50-2700 m dpl dan dapat tumbuh di hara
tanah yang buruk (Kusumayadi, 2013)
Sereh (Cymbopogon citratus) merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai
rempah oleh masyarakat Indonesia. Namun, pemanfaatan sereh sebagai rempah masakan hanya
terletak pada bagian batangnya saja, sedangkan daun sereh masih menjadi limbah. Padahal daun
sereh diketahui memiliki kandungan senyawa aktif fenol yang dapat berperan sebagai antioksidan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daun sereh memiliki potensi sebagai antioksidan,
sehingga dapat digunakan baik dalam bidang kesehatan maupun pangan. Oleh karena itu
diperlukannya pembuatan sediaan yang praktis untuk digunakan salah satunya sirup.(Febrina,
2019)
Sirup adalah sejenis minuman ringan berupa larutan gula kental dengan cita rasa beraneka ragam.
Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan wortel yang termasuk kelompok
sayur-sayuran dalam pembuatan sirup. Sirup juga dapat dibuat secara bervariasi dengan
mencampur beberapa bahan sekaligus. (Puspasari 2009).
Antioksidan alami banyak terdapat dalam tumbuhan dan komponen tersebut terkandung pada
seluruh bagian tumbuhan seperti akar, daun, bunga, biji batang kulit, ranting, dan buah (Pratt dan
Hudson, 1990)
Senyawa golongan fenol diketahui sangat berperan terhadap aktivitas antioksidan, semakin besar
kandungan senyawa golongan fenolnya maka semakin besar aktivitas antioksidannya (Kiessoun
et al.,2010)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan pembuatan produk sirup herbal daun sereh
dengan formulasi I dengan kadar sukrosa: Na CMC (0,75: 0,25) karena memiliki rasa yang paling
diinginkan dan untuk evaluasi memiliki nilai terbaik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan sirup herbal dari daun sereh?
2. Evaluasi apa saja yang akan dilakukan pada sirup herbal dari daun sereh?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan proses pembuatan sirup herbal dari daun sereh.
2. Menentukan evaluasi yang akan dilakukan pada sirup herbal dari daun sereh.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam formulasi sirup sereh digunakan bahan tambahan yaitu sukrosa, Na CMC, asam sitrat,
madu dan Na Benzoat dengan presentase bahan tambahan yang digunakan sebagai berikut :
BAHAN
PERSENTASE
Sukrosa 80%
37,5%
Na CMC 1%
12,5%
Asam sitrat
3%
Madu
5%
Na. Benzoat
0,06%
Pada pembuatan paper ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan cair tradisional dari sediaan
yang praktis untuk digunakan salah satunya sirup. Untuk memperoleh ekstrak sereh dapat
dilakukan dengan tahap pertama yaitu ekstrasi dengan pelarut yang cocok untuk menarik senyawa
metabolisme, kemudian ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan menjadi sirup dengan bahan
tambahan yaitu sukrosa, Na CMC, asam sitrat, madu dan Na Benzoat.
Pembuatan sirup memerlukan bahan tambahan yaitu bahan pengental, bahan pengawet, bahan
perasa, bahan pemanis. Na CMC sebagai bahan pengental yang paling banyak digunakan karena
lebih efektif dibanding gom arab atau gelatin dan lebih stabil dalam penyimpanan untuk waktu
yang relatif lama (Ganz, 1997). Na benzoat bertujuan sebagai pengawet yang lebih efektif karena
tidak berbau dan stabil diudara, mudah larut dalam air. Pembuatan sirup diperlukan adanya
pemanis salah satunya sukrosa, yang memiliki daya larut tinggi dan mudah larut dalam air. Apabila
gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40%
padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan
mikroorganisme dan aktivitas air dari bahan pangan akan berkurang sedangkan dengan
penambahan hingga konsentrasi 65% gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme yang
terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau plasmolisis (Buckle, dkk, 2009).
Asam sitrat berfungsi untuk mencegah kristalisasi gula pada produk yang diinginkan dan sebagai
katalisator hidrolisa sukrosa selama penyimpanan sehingga dapat memperpanjang masa
penyimpanan prosuk (Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Pada evaluasi formulasi ini meliputi uji organoleptis, uji viskositas dan kadar air. Uji organoleptis
dilakukan untuk mengevaluasi kualitas sirup meliputi rasa, aroma dan warna. Uji kadar air
berpengaruh pada mutu bahan pangan yang memiliki hubungan erat dengan kadar air yang
dikandungnya . karena air sangat mudah sekali ditumbuhi mikroba maka dari itu uji kadar air ini
sangat diperlukan pada sediaan sirup tersebut sedangkan uji viskositas atau kekentalan tepatnya
pada bahan Na CMC, semakin besar kadar Na CMC yang ditambahkan dalam formulasi, bobot
jenis dan kekentalan sirup semakin meningkat. Semakin tinggi kadar Na CMC dalam formulasi
sirup, waktu tuang sirup akan semakin lama kerena fluiditas atau kemampuan suatu cairan untuk
mengalir berbanding terbalik terhadap viskositasnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Formula yang digunakan dalam pembuatan sirup herbal daun sereh yaitu dengan bahan
tambahan sukrosa sebagai pemanis, Na CMC sebagai pengental, asam sitrat sebagai
katalisator, madu sebagai perasa dan Na Benzoat sebagai pengawet.
2. Proses pembuatan sirup herbal daun sereh menggunakan ekstrak sereh hasil dari remaserasi
dan ditambahkan bahan tambahan lainnya.
3. Uji evaluasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji viskositas dan kadar air.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah H.
Purnomo dan Adiono. UI-Press. Jakarta.
Febrina, D. (2019). FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SIRUP DAUN SEREH
(Cymbopogon citratus). Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan Keperawatan,
10(2), 135–139. https://doi.org/10.35960/vm.v10i2.455
Ganz, A.J., 1997, Cellulosa Hydrocolloid. Avi Publising Co. Inc. Westport, connection. 175.
Kepmenkes R. I. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan, OBAT, N. 381/Menkes/SK/III/2007 T.
K., Republik, T. T. 2007. D. K., & Indonesia. (2007).
Kiessoun K., Souza A., Meda N.T.R., Coulibaly A.Y., Kiendrebeogo M., Lamien Meda A., Lamidi
M., Millogo - Rasolodimby J., Nacoulma O.G., 2010, Polyphenol Contents, Antioxidant and
Anti - Inflammatory Activities of Six Malvaceae Species Traditionally used to Treat Hepatitis
B in Burkina Faso, European Journal of Scientific Research, Vol.44(4).
Kusumayadi IWH, Sukewijaya IMS, Sumiartha IK, Antara NSA. 2013. Pengaruh ketinggian
tempat, mulsa, dan jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan rendemen minyak sereh dapur
(Cymbopogon citratus). E-J Agro Trop. 2 (1): 2301-6516.
Kwartiningsih, E. dan Mulyati, L. N. S. 2005. Pembuatan fruit leather dari nenas. UNS. Semarang.
Ekuilibrum. Vol 4. Hal 8-12.
Pratt, D.E dan B.J.F Hudson. 1990. Natural Antioxidant Not Exploited Commercially. Di dalam
Food antioxidant. Hudson, B.J.F (ed) Elsevier Applied science, London.
Puspasari, D. P. W., Suter, I. K., dan Nocianitri, K. A. 2009. Pengaruh Penutupan Dan Suhu Pada
Proses Perebusan Terhadap Karakteristik Sirup Wortel (Daucus carota L.). Jurnal
Agrotekno, 15 (1): 25-29
Download