PRAKTIKUM MODEL PROJEK BASE LEARNING PENGGUNAAN APD NAMA [NOMOR ABSEN] : RIANA SUKMA DEWI [23] NIM : 1704900 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGGUNAAN APD A. PERLENGKAPAN K3 1. Pakaian Kerja 2. Helm pengaman 3. Kaca mata pengaman 4. Sepatu alas karet 5. Sarung tangan 6. Masker B. PERSYARATAN PENGGUNAAN APD Sesuai Permenakertrans No.8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2, pengusaha dan/atau pengurus wajib menyediakan APD bagi seluruh pekerja/buruh di tempat kerja. APD yang disediakan juga harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku dan APD wajib diberikan pengusaha secara cuma-Cuma. Sesuai Pasal 3, APD diklasifikasikan menjadi sembilan jenis, di antaranya: 1. Alat pelindung kepala 2. Alat pelindung mata atau muka 3. Alat pelindung telinga 4. Alat pelindung pernapasan 5. Alat pelindung tangan 6. Alat pelindung kaki 7. Pakaian pelindung 8. Alat pelindung jatuh per orangan 9. Pelampung C. LANGKAH KERJA 1. Sebelum menggunakan APD terlebih dahulu siapkan diri dengan sebaik-baiknya menggunakan pakaian yang tertutup dan sopan 2. Gunakan alat pelindung diri berupa pakaian kerja 3. Lalu, gunakan helm pengaman 4. Selanjutnya, pakai kacamata pengaman 5. Gunakan sarung tangan 6. Dan gunakan masker Diperhatikan : Dalam mengggunakan APD tidak perlu sesuai urutan, yang terpenting adalah saat praktik ataupun terjun ke lapangan harus memakai APD Mengetahui, Pengawas Lapangan, (Ketua Tingkat) (Ketua Tingkat) (Muhammad Hasanul Fikri) (Muhammad Hasanul Fikri) JOB SAFETY ANALISIS (JSA) Alat Analisis Pelindung Untuk melindungi kepala dari benturan benda keras Helm Projek Sepatu kerja untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan Safety Shoes benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrem, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, serta tergelincir. Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh Pakaian bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrem, pelindung/paka pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan ian kerja logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Alat pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata dan muka Kacamata dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang pengaman melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau dan uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang masker tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Pelindung tangan (sarung tangan) berfungsi untuk melindungi tangan dan Sarung tangan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Bandung, 22 Februari 2021 Pelaksana Riana Sukma Dewi PRAKTIKUM MODEL PROJEK BASE LEARNING MENCARI NILAI SKALA UKUR NAMA [NOMOR ABSEN] : RIANA SUKMA DEWI [23] NIM : 1704900 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENCARI NILAI SKALA UKUR A. PERLENGKAPAN K3 1. Pakaian Kerja 2. Helm pengaman 3. Kaca mata pengaman 4. Sepatu alas karet 5. Sarung tangan 6. Masker B. MATERIAL 1. Tujuh buah ampere meter analog dengan skala yang berbeda. 2. Tiga buah volt meter analog dengan skala yang berbeda. 3. Satu buah frekuensi meter. C. PERSYARATAN MENCARI NILAI SKALA UKUR Setiap skala ukur yang mempunyai skala maksimum berbeda, pasti mempunyai nilai skala yang berbeda pula. Cara menentukan nilai tiap skala ukur dapat digunakan rumus sebagai berikut: 1. Ambilah salah satu rentang ukur, misalnya dari 0 ke 10. 2. Hitung jumlah skala pada rentang tersebut. 3. Kemudian hitung : Nilai skala = D. LANGKAH KERJA 1. 2. 3. 4. Gunakan perlengkapan K3 Lakukan pengamatan secara cermat dengan beberapa kali pengulangan. Catat nilai rentang dan jumlah skala dari setiap alat ukur. Hitung skala ukur sesuai data dan rumus yang ada. Mengetahui, Pengawas Lapangan, (Ketua Tingkat) (Ketua Tingkat) (Muhammad Hasanul Fikri) (Muhammad Hasanul Fikri) JOB SAFETY ANALISIS (JSA) Skala Ukur Analisis Ampermeter Nilai skala = = = 1 Nilai skala = = = 0,5 Nilai skala = = = 0,5 Nilai skala = = = 0,1 Ampermeter Ampermeter Ampermeter Ampermeter Nilai skala = = = 2 Nilai skala = = = 0,2 Nilai skala = = = 2 Nilai skala = = Ampermeter Ampermeter Voltmeter = 10 Voltmeter Nilai skala = = Nilai skala = = = 5 Voltmeter = 10 Frekuensi Meter Nilai skala = = = 0,5 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan tujuh ampere meter, tiga volt meter dan satu frekuensi meter dapat disimpulkan bahwa dalam ketiganya memiliki perbedaan skala ukur. Bandung, 22 Februari 2021 Pelaksana Riana Sukma Dewi GAMBAR YANG DIAMATI PRAKTIKUM MODEL PROJEK BASE LEARNING MENGUKUR TAHANAN ISOLASI NAMA [NOMOR ABSEN] : RIANA SUKMA DEWI [23] NIM : 1704900 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR TAHANAN ISOLASI A. PERLENGKAPAN K3 1. Pakaian Kerja 2. Helm pengaman 3. Kaca mata pengaman 4. Sepatu alas karet 5. Sarung tangan 6. Masker B. MATERIAL 1. Megger Putar / Megger Analog 2. Rangkaian instalasi C. PERSYARATAN MENGUKUR TAHANAN ISOLASI Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Mega Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Mega Ohm. 1. MEGER 1000 volt Tegangan jala-jala 500 V Hasil Ukur : 500 X 1000=500000 = 0,5 Mega Ohm. 2. MEGER 5000V Tegangan Kerja : 20 Kv Pengukuran Fasa – Fasa X 2,5 X 1000 X 2,5 X 1000 Kebocoran isolasi = 200 Mega Ohm menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah instalasi listrik. D. LANGKAH KERJA 1. Gunakan perlengkapan K3 2. Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line / fasa dengan netral, netral dengan grounding dan fasa dengan ground. 3. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan. Cara megger pada rangkaian instalasi:  F–N  F–G  N–G Mengetahui, Pengawas Lapangan, (Ketua Tingkat) (Ketua Tingkat) (Muhammad Hasanul Fikri) (Muhammad Hasanul Fikri) JOB SAFETY ANALISIS (JSA) Hasil Ukur Analisis Hasil pengukuran antara fasa dengan netral menunjukkan hasil tahanan F – N = 200 MΩ isolasi yang sangat baik. Hasil pengukuran antara fasa dengan ground menunjukkan hasil tahanan F–G= isolasi yang sangat baik. Hasil pengukuran antara netral dengan ground menunjukkan hasil tahanan N–G= isolasi yang sangat baik. KESIMPULAN Dari hasil pengujian diketahui bahwa instalasi tersebut aman, dan tidak akan terjadi gangguan kosleting dikarenakan hasil pengukuran tahanan isolasinya sudah sangat bagus. Bandung, 22 Februari 2021 Pelaksana Riana Sukma Dewi