LAPORAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI Tugas ini dibuat sebagai bahan penilaian Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang diampu oleh : Dafid Arifiyanto,S.Kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB Disusun oleh : Lili Wulandari 201902030121 Sarjana Keperawatan FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2020/2021 A. DEFINISI Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya sebagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan kompeehensif, memastikan / membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2010). Hematologi merupakan salah satu studi kesehatan yang khusus mempelajari mengenai darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia, dan leukemia. Dalam dunia kesehatan, tes hematologi meruapakan sebuah pemeriksaan darah lengkap yang meliputi sel darah putih, sel darah merah dan platelet. Pemeriksaan ini biasanya termasuk dalam pemeriksaan kesehatan. Selain sebagai pemeriksaan kesehatan rutin, tes hematologi juga akan dilaukan dokter untuk membantu mendiagnosis masalah tertentu, contohnya seperti infeksi atau perdarahan. A. TUJUAN DARI PEMERIKSAAN HEMATOLOGI 1. Mendeteksi kelainan hematologi diaman diduga ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel-sel darah. 2. Mendeteksi penyakit pendarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis. 3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya. 4. Mengetahui kelainan sistemik pada hati dan ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk atau fungsinya. B. JENIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI 1. Darah rutin Meliputi : 1) Hb, LED, hitung leukosit, hitung jenis leukosit 2. Darah lengkap / complete blood count (CBC) Meliputi : 2) Hb, Ht, trombosit, hitung leukosit, hitung jenis leukosit, eritrosit, nilai eritrosit rerata (NER) 3) LED 3. Pemeriksaan khusus Meliputi : 1) Retikulosit 2) Coomb test 3) Gambaran darah tepi 4) Sumsum tulang 5) Analisis Hb C. PEMERIKSAAN FISIK HEMATOLOGI a. Pemeriksaan Head To Toe 1. Inspeksi 1) Observasi terhadap pallor, eyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya erithema yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora. 2) Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration ( pengerasan jaringan ) dan lesi. 3) Cek adanya rash dan catat distribusinya 4) Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia 5) Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis, dan clubbing 6) Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan, dan perdarahan 7) Inspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar atau ‘lump’ terutama abnormalitas warna dan pembesaran nodus lymp yang visible 8) Observasi respiratory rate, ritme, dan energi yang dikelurkan saat melakukan upaya bernafas. Catat posisi pasien saat bernafas 9) Kaji sirukulasi perifer. Inspeksi adanya raynaud’s phenomenon (vasospasme arteriol pada jari tangan dan kaki, terkadang telinga dan hidung secara intermitten) 10) Inspeksi inflamasi pada anus atau kerusakan permukaan mukosa 2. Palpasi 1) Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler 2) Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness 3) Palpasi joint, cek pembengkakan, tenderness, dan nyeri 4) Palpasi nodus lymph superfisial diarea kepala, leher,axilla, epitroclear, inguinal dan popoliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau kelainan lain, catat lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi, lesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu, pulsasi, dan vaskularisasi dari nodus 3. Perkusi Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya. Bunyidull mengindikasikan adanya konsolidasi yang biasa terjadi pada pneumonia. Hiperesonan (meningkatnya bunyi perkusi) dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti pada asthma bronchial. 4. Auskultasi 1) Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang abnormal. Wheezing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi. Crackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia 2) Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal reveals hanya bunyi jantung 1 dan 2 3) Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimmum yang menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Seleroderma (pengerasan dan penebalan kulit dengan degenerasi jaringan konektif) dan gangguan autoimmum lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi bowel menurun. b. Pemeriksaan persistem 1. Pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung, dan tenggorokan (HEENT) didapatkan : 1) Konjungtiva anemis, mukosa pucat (anemia) 2) Jaundice / ikterik (hemolisis, hiperbilirubinemia) 3) Petekie (trombositopenia 4) Glositis / peradangan pada lidah (anemia defisiensi zat besi & B12) 5) Limfadenopati (limfoma) 2. Sistem integumen 1) Pucat (anemia) 2) Jaundice (hiperbilirubinemia) 3) Koilonisia / kuku seperti sendok (anemia menurun zat besi) 4) Ekimosis dan petekia (trombositopenia) 3. Sistem kardiovaskular 1) Takikardi,S4 (anemia berat dengan gagal jantung) 4. Abdomen 1) Splenomegali (polistemia, limfoma) 5. Sistem neurologi 1) Kehilangan sensasi getar /vibrtion sense (anemia megaloblastik) 6. Sistem muskuloskeletal 1) Nyeri tulang / tendenrness (meloma multiple) D. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Sarung tangan 2. Stetoskop 3. Thermometer 4. Sphygmomanometer E. PROSEDUR TINDAKAN DAN RASIONAL TINDAKAN a) Mencuci tangan Rasional : untuk mencegah penularan mikroorganisme b) Memberikan salam dan inform consent pada klien Rasional : menjelaskan kepada klien rencana tindakan yang akan dilakukan c) Mempersiapkan alat Rasional : mempermudah melakukan tindakan dengan menyiapkan terlebih dahulu d) Jaga privacy Rasional : menjaga privasi klien e) Atur posisi klien berbaring dalam posisi mendatar, kepala disanggah satu bantal Rasional : memberikan kenyamanan pada posisi klien f) Kaji kulit dan membran dan mukosa dari lesi purpura,dermatitis, urticarialinflamasi atau perubahan lainnya, rash, edema Rasional : mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer serta curiga gagal kongestif / kelebihan volume cairan g) Kaji tanda-tanda vital Rasional : dapat mengetahui keadaan klien normal atau tidak h) Kaji adanya demam dan keringat Rasional : mengetahui derajat hipoksemia i) Palpasi pembesaran nodus lymph anterior dan posterior cervical, aksila, dan inguinal jika terdapat pembesaran catat lokasi, ukuran, konsistensiterdenmess. Rasional : untuk mengetahui adanya pembesaran pada nodus lymph anterior dan posterior cervical, aksila dan inguinal j) Kaji sendi terhadap adanya pembengkakan, kemerahan dan leterbatasan herak Rasional : variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian k) Cuci tangan Rasional : untuk mencegah penularan mikroorganisme l) Dokumentasi Rasional : aspek tanggung jawab perawat dalam melakukan tindakan keperawatan DAFTAR PUSTAKA https://www.halodoc.com/kesehatan/hematologi https://www.academia.edu/41524351/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_PASIEN_G ANGGUAN_SISTEM_HEMATOLOGI http://books.google.co.id/pemeriksaan-fisik-sistem-imunologi-dan-hematologi-.html