PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT KEPERAWATAN ANAK TERINTEGRASI KEPERAWATAN KOMUNITAS PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TEMA GESSIT “GERAK SIAGA STUNTING” DI DESA PENIMBUNG KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK BARAT Oleh : MAHASISWA PROFESI NERS XVI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVI 2020/2021 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul dari proposal ini adalah:” PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DETEKSI DINI STUNTING DI DESA PENIMBUNG KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK BARAT”. Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini yaitu agar ibu dengan balita di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat dapat mengetahui dan memahami tentang deteksi dini stunting. Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan SAP ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih. Mataram,..............2020 Penulis Mahasiswa Profesi Ners XVI 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................. 2 Daftar Isi ..................................................... 3 Bab I Pendahuluan .............................................. 4 1.1 Latar belakang ........................................ 4 1.2 Tujuan ................................................ 5 1.3 Manfaat ............................................... 5 Bab II Tinjauan Teori .......................................... 6 2.1 Stunting ................................................ 6 2.2 Asi Eksklusif .......................................... 12 2.3 Makanan Pendamping ASI ................................. 16 2.4 Pencegahan Stunting dan Covid 19 dengan Cuci Tangan .... 23 2.5 Kebutuhan Gizi Balita .................................. 27 2.6 Pemeriksaan Pertumbuhan ................................ 34 Bab III Satuan Acara Penyuluhan ............................... 38 Daftar Pustaka ................................................ 44 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita 1.000 akibat Hari tumbuh kekurangan Pertama pada anak gizi kronis terutama Kehidupan (HPK). Kondisi balita disebabkan oleh pada gagal kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK (Kemenkes, 2016). Pandemi covid-19 juga perlu diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan pada anak cukup serius. Anak yang telah terpapar SARS CoV-2 dapat menimbulkan sindrom inflamasi multisystem (MIS-C) yaitu penyakit sistemik langka yang melibatkan demam persisten dan peradangan ekstrem (Ahmed M, Advani S, Moreira A, et al, 2020). Ini dapat dengan cepat menyebabkan keadaan darurat media seperti aliran darah yang tidak mencukupi ke seluruh tubuh (suatu kondisi yang dikenal sebagai syok). Kegagalan satu atau lebih organ dapat terjadi(Academy of Pediatric, 2020). Dan apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan menyebabkan proses pertumbuhan anak juga terganggu sehingga bisa menyebabkan stunting. masalah Dari pertumbuhan hasil salah penelitian satunya (Alfadhila yaitu dan Lailatul, 2019) didapatkan bahwa kebiasaan cuci tangan yang buruk pada ibu berkontribusi terhadap kejadian stunting cuci tangan yang kurang baik pada ibu memiliki risiko stunting pada balitanya sebesar 0,12 kali lebih tinggi. Di Indonesia prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak 4 adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu ditangani segera. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017 menunjukkan 30,8% atau sekitar 7 juta balita menderita stunting. Sementara di NTB prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 41,18% atau 82.812 balita. Beberapa faktor yang menyebabkan stunging yaitu ibu hamil dengan beberapa masalah seperti KEK (Kekurangan Energi Kronik) dan anemia. KEK menyebabkan gizi yang dibutuhkan janin tidak adekuat sehingga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga beresiko bayi terlahir dengan BBLR. Salah datu faktor ibu hamil yang beresiko terkena KEK yaitu usia ibu <20 tahun atau kehamilan pada usia remaja. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan stunting secara dini sejak usia remaja. Di balita Lombok, masih Nusa Tenggara ditemukan, Barat khususnya di stunting pada wilayah Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari. Stunting di wilayah Desa Penimbung kebanyakan terjadi pada usia 30 bulan. Dibuktikan dari hasil pengkajian mahasiswa STIKES Mataram Program Profesi Ners Angkatan XVI pada bulan Agustus 2020 mengalami lalu stunting didapatkan di Desa data balita Penimbung sebanyak yang 37 orang. Berdasarkan data yang ditemukan jumlah remaja saat ini yang berada di dusun belinjo berjumlah 59 orang, untuk jumlah balita yang ada di Desa Penimbung terdapat 357 balita dan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat yang ada di desa Penimbung adalah SD (Sekolah Dasar). Setelah dilakukan wawancara terhadap beberapa ibu dan remaja yang ada di Desa Penimbung masih belum mengetahui deteksi dini stunting. Berdasarkan permasalahan diatas maka solusi yang dapat ditawarkan oleh mahasiswa STIKES Mataram Program Profesi Ners Angkatan XVI yaitu mengadakan pengabdian 5 masyarakat tentang gerakan siaga stunting dan kelas ibu balita. 1.2. Tujuan - Tujuan umum: Penyuluhan kesehatan tentang stunting bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ibu terhadap kejadian stunting. - Tujuan khusus: 1) Memahami dan dapat melakukan deteksi dini stunting. 2) Memahami tentang manfaat ASI ekslklusif dan cara pijat oksitosin untuk mencegah stunting. 3) Memahami tentang Makanan Pendamping ASI usia 6 – 23 bulan untuk mencegah stunting. 4) Memahami tentang prilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun sesuai dengan protocol covid-19. 5) Memahami tentang nutrisi pada balita untuk mencegah terjadinya stunting. 6) Memehami tentang cara penmgukuran pertumbuhan balita untuk mendeteksi dini stunting. 1.3. Manfaat 1. Mampu menekan angka kejadian stunting 6 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Stunting 1. Definisi Stunting Tubuh pendek pada masa anak-anak (Chilhood stunting) merupakan akibat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang berhubungan pada anak. dengan Chilhood gangguan stunting perkembangan neurokognitif dan risiko menderita penyakit tidak menular di masa depan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak pada saat anak berusia dua tahun. Meningkatnya angka kematian bayi dan anak terjadi karena kekurangan gizi pada usia dini yang dapat menyebabkan postur penderita tubuh tidak mudah sakit maksimal saat dan memiliki dewasa (MCA, 2013). Stunting pertumbuhan salah satu merupakan anak yang masalah bentuk terhambat, gizi yang perhatian (Picauly and Toy, 2013). dari proses yang termasuk perlu mendapat 2. Dampak Stunting Menurut (World Health Organization, 2018) Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang : 1. Dampak Jangka Pendek : a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian; b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; dan c. Peningkatan biaya kesehatan. 2. Dampak Jangka Panjang : a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya); b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya; c. Menurunnya kesehatan reproduksi; d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak f. optimal. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting Menurut (UNICEF FRAMEWORK, 2007), Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi stunting diantaranya adalah 1. Faktor Individu a.Asupan zat gizi kurang Masalah gizi yang dapat terjadi pada balita adalah tidak seimbangnya antara jumlah asupan makan atau zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan pada balita misalnya Kekurangan Energi Protein (KEP) (Puspasari and Andriani, 2017). 8 b.Penyakit infeksi Kejadian klinis infeksi suatu merupakan penyakit pada suatu anak gejala yang akan mempengaruhi pada penurunan nafsu makan anak., sehingga asupan Apabila terjadi makanan anak penurunan akan asupan berkurang. makan dalam waktu yang lama dan disertai kondisi muntah dan diare, maka anak akan mengalami zat gizi dan cairan. Hal ini akan berdampak pada penurunan berat badan anak yang semula memiliki status gizi yang infeksi baik menjadi sebelum status mengalami gizi penyakit kurang. Apabila kondisi tersebut tidak termanajemen dengan baik maka anak akan (Yustianingrum dan penyakit infeksi berakibat pada mengalami Adriani, yang gizi 2017). berulang menurunnya berat buruk Kejadian tidak badan hanya atau rendahnya nilai indikator berat badan menurut umur, tetapi juga akan berdampak pada indikator tinggi badan menurut umur (Welasasih dan Wirjatmadi, 2008). c.Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir dikategorikan menjadi BBLR dan normal sedangkan panjang badan lahir dikategorikan pendek dan normal. Balita masuk dalam kategori BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), jika balita tersebut memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram sedangkan kategori panjang badan lahir kategori pendek jika balita memiliki panjang badan lahir kurang dari 48 cm (Ngaisyah, 2016). 9 2. Faktor Pengasuh/Orang Tua a. Pengetahuan dan sikap Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan sehari-hari pada dapat Tingkat akan dalam menimbulkan seseorang. seseorang gizi sangat kehidupan masalah gizi pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan tindakan dalam memilih makanan yang akan berpengaruh tentang gizi berpengaruh yang ibu orang tua terhadap diperoleh yang terhadap Pengetahuan terutama tingkat oleh baik gizi. ibu sangat kecukupan gizi balita.Pengetahuan gizi akan meyakinkan ibu untuk memberikan tindakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi balita, terutama yang berkaitan dengan kandungan zat-zat dalam makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu atau orang tua dalam menentukan makanan pilihan (Fatimah, kualitas Nurhidayah dan dan kuantitas Rakhmawati, 2008; Rahmatillah, 2018). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap ibu merupakan dapat faktor yang mempengaruhi tidak status langsung gizi yang balita (Rahmatillah, 2018). b. Ketahanan pangan Akses pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dipengaruhi oleh pendapatan yang rendah. Upaya peningkatan beli pada merupakan pendapatan kelompok kunci maupun tergolong untuk kemampuan daya rentan pangan meningkatkan akses terhadap pangan (Jayarni dan Sumarmi, 2018). 10 c. Pola asuh Pola asuh anak merupakan perilaku yang dipraktikkan oleh pengasuh anak dalam pemberian makan, pemeliharaan stimulasi, serta kesehatan, dukungan pemberian emosional yang dibutuhkan anak untuk proses tumbuh kembangnya. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua juga termasuk pola asuh anak (Asrar, Hamam dan Dradjat, 2009). 3. Faktor Lingkungan a. Pelayanan Kesehatan Pelayanan akan kesehatan meningkatkan yang baik kualitas pada balita pertumbuhan dan perkembangan balita, baik pelayanan kesehatan ketika sehat maupun saat dalam kondisi sakit. Pelayanan kesehatan pelayanan anak kesehatan bagi balita anak merupakan berumur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A 2 kali setahun (Kemenkes, 2016). Keaktifan pengaruhnya balita ke terhadap posyandu sangat besar pemantauan status gizi. Kehadiran balita ke posyandu menjadi indikator terjangkaunya pelayanan kesehatan pada balita, karena balita akan mendapatkan penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan jika terjadi masalah, pemberian makan penyuluhan gizi mendapat serta tambahan imunisasi dan dan program kesehatan lain seperti vitamin A dan kapsul yodium. Balita yang mendapatkan program 11 kesehatan dasar maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangannya terpantau, balita rawan/rentan dan terjadi rentan terkena karena pada terhadap penyakit gizi. masa infeksi Anak yang sehat bukan karena anak semakin gemuk tetapi anak yang juga mengalami kenaikan karena pertambahan tinggi (Welasasih dan Wirjatmadi, 2008). b. Sanitasi lingkungan Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan kejadian indeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada tubuh perlawanan tubuh menghadapi oleh tubuh infeksi, dan (Kemenkes, gizi sulit terhambatnya 2016). Faktor diserap pertumbuhan sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pada tumbuh kembang anak, karena pada usia anak-anak rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Paparan terus menerus terhadap kotoran binatang dapat menyebabkan kronis. Infeksi tersebut praktik sanitasi baik tubuh. yang lingkungan energi membuat Salah pencernaan satu yaitu yang untuk perlawanan dan infeksi gizi sulit pemicu sanitasi 12 oleh saluran kebersihan tersebut membuat teralihkan kepada menghadapi 2013). oleh kurang diserap dan Hal pertumbuhan yang gangguan dan bakteri disebabkan kebersihan rendah. tubuh manusia infeksi (MCA, 2.2 Asi Ekslusif A. Pengertian ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004) ASI Eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur dan nasi tim (Utami,2005) ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun Negara (WHO,2001) Jadi dapat disimpulkan bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi serta dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. B. Keuntungan ASI untuk Ibu 1. Mengurangi insiden kanker payudara Hal ini terjadi karena pada saat menyusui hormon esterogen mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon esterogen dan progesterone. 2. Mencegah perdarahan pasca persalinan Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan ke kelenjar hipofisis 13 yang akan oksitosin. merangsang Oksitosin terbentuknya membantu hormone mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. 3. Mengurangi anemia Menyusui artinya eklusif menunda berkurangnya akan menunda haid. masa subur yang haid dan persalinan akan Penundaan perdarahan pasca mengurangi angka kejadian anemia. 4. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara Menyusui kehamilan. menyusui secara eklusif Rata-rata jarak adalah 24 dapat menjarangkan kelahiran bulan sedangkan ibu yang yang tidak menyui adalah 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja sehingga dapat menekan menunda hormon untuk kembalinya ovulasi, kesuburan. ASI yang dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat: bayi berusia belum berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali dan ASI diberikan secara eklusif. 5. Mempercepat kembali ke berat semula Selama hamil, ibu menimbun lemak dibawah kulit. Lemak ini akan terpakai untuk membentuk ASI, sehingga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan tetap tertimbun dalam tubuh. 6. Steril, aman dari pencemaran kuman. 7. Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi. 8. Mengandung antibodi pertumbuhan virus. 9. Tidak ada bahaya alergi. 14 yang dapat menghambat C. Keuntungan ASI untuk bayi 1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur. 2. ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. 3. ASI meningkatkan jalinan kasih saying Kontak kulit perkembangan memberikan formula, dini bayi. kasih tetapi akan Walaupun saying menyusui berpengaruh seorang terhadap ibu dengan memberikan sendiri akan dapat susu memberikan efek psikologis yang besar. Interaksi yang timbul waktu menyusi antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan bayi (basic sense of trust) yaitu dengan mulai mempercayai oranglain (ibu), maka selanjutnya akan timbul rasa percaya pada diri sendiri. 4. Mengupayakan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal kemungkinan yang obesitas. baik, Ibu-ibu dan mengurangi yang diberikan penyuluhan tentang ASI dan laktasi, turunya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Hal ini karena kelompok 15 ibu-ibu tersebut segera memberikan menyusu ASI setelah yang dibuktikan sering (tidak bermanfaat dihasilkan lebih melahirkan. karena banyak Frekuensi dibatasi) volume sehingga juga ASI yang penurunan berat badan bayi hanya sedikit. D. Pijat Oksitosin Metode pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk menangani ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang, (vertebra) sampai tulang belakang costae kelima – keenam dan merupakan usaha usaha untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah melahirkan. Langkah–langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut: a. Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan tindakan 3. Menjelaskan langkah prosedur 4. Menanyakan kesiapan 5. Kontrak waktu b. Fase Kerja 1. Melepaskan baju ibu bagian atas, ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal, memasang handuk, melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil. 2. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan. 3. Menekan kuat kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan gerakan melingkar kecil denagn kedua ibu jarinya. 16 kecil – 4. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah dari leher kearah tulang belikat, selama 2- 3 menit. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali. 5. Membersihkan punggung ibu dengan washlap air hangat dan dingin secara bergantian. 6. Merapikan pasien dan alat c. Fase Terminasi 1. Evaluasi hasil 2. Rencana tindak lanjut 3. Dokumentasi 2.3 Makanan Pendamping ASI A. Pengertian MP-ASI Makanan yang Pendamping mengandung gizi ASI adalah diberikan makanan kepada atau minuman bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 23 bulan. Semakin meningkat umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap konsistensi,tekstur, variasi makanan baik jumlah, kekentalan sesuai dengan dan frekuensi, variasi kemampuan makanan, pencernaan bayi/anak . Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. 17 B. Pemberian makanan anak umur 0-23 bulan yang baik dan benar Sesuai dengan perkembangan dan bertambahnya umur bayi/anak, kemampuan bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-23 bulan : 1. Tepat waktu MP-ASI ttidak Diberikan dapat memenuhi saat ASI kebutuhan saja gizi sudah usia 6 bulan. 2. Adekuat MP-ASI dibrikan jumlah, dengan frekuensi, mempertimbangkan konsistensi,tekstur, kekentalan dan variasi makanan, variasi makanan dalam MP-ASI sendiri dari : • Makanan pokok : Beras, biji-bijian, jagung, gandum, sagu, umbi, kentang, singkong dan lain-lain. • Makanan sumber protein hewani : Ikan, ayam,, daging, hati, udang susu, telur dan hasil olahannya. Pemberian protein hewani dalam MPASI itu sumber diperkenalkan, yang protein nabati terdapat mulai dalamkacang- kacangan, (protein nabati : Kedelai, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah dan lainlain. • Lemak di misalnya peroleh dari dari proses penambahan protein hewani dalam MP-ASI. 18 pengolahan minyak, santan, Maka diperhatikan : • Buah dan sahur mengandungvitamin A dan C jeruk, mangga, tomat, bayam, wortel, dan lainlain. 3. Aman • Perhatikan kebersihan makanan dan peralatan makan • Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum memberikan makanan kepada anak. 4. Berikan dengan cara yang benar • MP-ASI diberikan secara teratur (pagi, siang, sore, menjelang malam). • Lama pemberian makan maksimal 30 menit. • Lingkungan netral (tidak sambil bermain atau menonton) • Ajari anak makan dengan sendok dan minum dengan gelas Umur 6-8 Bulan 9-11 Bulan Lanjut menyusui 2-3 sdm bertahap hingga 3-4 x makan hingga 1-2 tahun kali Jumlah energi dari 250 MP-ASI yang 2-3 dibutuhkan x perhari 19 2 atau lebih selingan berukuran ml Lanjutkan menyusui (125 ml) Lanjutkan menyusui ½ mangkok 12-23 Bulan 300 1 mangkok ukuran 250 ml 3-4 x makan 1-2 selingan kali makan 1-2 x selingan kkal Dicincang Bahan makanan Jumlah sama dengan energi untuk orang dari MP- ASI yang Tekstur dibutuhkan perhari dicincang/ dicacah. Dipotong kecil selanjutnya dibuat makanan dengan diris-iris. disaring. Perhatikan Tekstur respon makanan saat makan 800 kurang lebih sama dengan untuk orang yang Perhatiakanresp on anak saat makan Kebutuhan cairan 1.300 (kurang ml/hari lebih 5 gelas belimbing) cairan ml/hari makanan diris-iris. anak dan Bahan makanan yang kental Kebutuhan 550 dewasa. Tekstur dan Makanan lumat MP-ASI Masak biasa per Disaring dari kkal makanan 200 kkal energi yang dewas. dibutuhkan hari Jumlah ( 3 gelas belimbing) C. Prinsip Dasar Pemberian MP-ASI 1. Bayi disuapi, batita dibantu makan sendiri. 2. Ikuti isyarat lapar-kenyang anak. 3. Beri makan perlahan dan sabar, jangan paksa. 4. Eksperimen berbagai kombinasi, rasa, tekstur dan cara menggugah selera makan anak. 20 5. Ingatlah bahwa anak belajar ketika makan, maka berikan kasih sayang dan perhatian D. Cara Membuat MP-ASI dari makanan keluarga Bayi 6-8 Bulan Bayi 9-11 Bulan Anak 12-23 Bulan Contoh makanan Contoh makanan Contoh makanan matang : matang : matang : Nasi putih 30 gr Dada telur 35 45 gr Ikan Nasi putih 55 gr Semur hati kembung Sayur kare, bumbu wortel, tempe kuning 30 bobor bayam 20 gr gr 20 gr dan wortel gr Cara membuat : ayam 45 gr Bening/ Tumis buncis 25 Nasi, telur dada, tempe Cara membuat : MP-ASI untuk anak Nasi, ikan 12-23 bulan kare) kembung disajikan dilumatkan bumbu dalam kemudian kuning dan bentuk disaring tumis makanan Ditambahkan buncis keluarga kuah sayur dicincang (dicincang Sajikan agak besar sampai dengan kuat jika mendapatkan sayur diperlukan) konsistensi (santan bubur kental kare) (dari sayur gr Cara membuat : Nasi putih (santan kare) 21 Sajikan E.Faktor yang berhubungan pemberian MP-ASI terlalu dini Pengetahuan Pekerjaan ibu,Iklan MP-ASI, Budaya sosial, Ekonomi. manfaat Pengetahuan pemberian ibu ASI yang masih eksklusif kurang sangat erat terhadap kaitannya dengan faktor pemberian MP-ASI dini. Faktor penghambat keberlanjutan pemberian ASI adalah pengetahuan dan keyakinan ibu bahwa bayi tidak cukup memperoleh zat gizi jika hanya diberi ASI sampai umur 6 bulan. F.Akibat p emberian MP-ASI terlalu dini Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dahulu dari berarti ASI. Dengan kemampuan memberikan bayi untuk MP-ASI terlebih mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI. 2.4 Pencegahan Stunting dan COVID-19 dengan Cuci Tangan Pakai Sabun A. Pengertian Covid-19 Coronavirus menyebabkan (CoV) adalah penyakit mulai keluarga dari besar gejala virus ringan yang sampai berat. Ada setidaknya 2 jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat 22 seperi Middle East Respiratory Syndrome (MERS--CoV) dan Srver Acute Respiratory coronavirus belum (2019-nCoV) pernah Syndrome adalah diidentifikasi (SARS-CoV). virus jenis sebelumnya Novel baru pada yang manusia. Virus corona adalah zoonis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa corona virus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Corona virus juga bisa menyerang anak-anak. Efek yang ditimbulkan pada anak yaitu bisa menyebabkan sindrom inflamasi multisystem (MIS-C)yang bisa menyebabkan syok dan kegagalan menyebabkan organ proses yang berkepanjangan, pertumbuhan anak juga yang bisa terganggu sehingga bisa menimbulkan dampak buruk bagi anak yaitu anak akan beresiko mengalami stunting. B. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernafasan akibat seperti demam, batuk dan sesak nafas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah kesulitan demam, bernapas, dengan dan beberapa hasil kasus rontgen mengalami menunjukkan infiltrate pneumonia luas di kedua paru-paru. C. PENYEBAB Infeksi virus Corona atau COVID 19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernafasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya 23 menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS dan pneumonia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19 b. Memegang mulut terlebih atau dahulu, hidung setelah tanpa mencuci menyentuh tangan benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19 c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. d. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. D. PENCEGAHAN a. Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di tempat umum atau keramaian b. Menjaga jarak c. Mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alcohol setelah beraktivitas diluar ruangan E. CUCI TANGAN PAKAI SABUN 1. Pengertian Mencuci Tangan Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama dengan kuat dan seluruh ringkas aliran air. 24 kulit kemudian permukaan tangan dibilas dibawah Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007). Mencuci tangan tangan dengan sesudah adalah sabun melakukan dan membasuh air tindakan kedua mengalir dengan telapak sebelum tujuan dan untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko tertularnya penyakit. 2. Tujuan Mencuci Tangan Mencuci tangan mendasar tubuh. untuk Dimana merupakan satu menghindari tindakan ini tehnik yang masuknya kuman dilakukan dengan paling kedalam tujuan yaitu : 1. Supaya tangan bersih. 2. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri. 3. Terhindar dari sakit perut dan diare. 4. Mencegah terjadinya stunting pada bayi/balita 3. Waktu Penting Mencuci Tangan Menurut Kemenkes RI 1. Sebelum makan 2. Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan 3. Sebelum menyusui 4. Sebelum memberi makan bayi/balita 5. Sehabis buang air besar/kecil 6. Setelah kontak dengan hewan 4. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar a. Basahi tangan dengan air. b. Tuangkan sabun secukupnya 3 cc-5 cc. c. Ratakan dengan kedua telapak tangan dengan memutar seperti arah jarum jam selama 4 kali. d. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan 4 kali dan sebaliknya. 25 e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari f. Jari-jari sisa dalam dari kedua tanagan saling mengunci g. Gossok ibu jari kiri berputar kedalam genggaman tangan kanan selama 4 kali dan lakukan sebaliknya. h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri selama 4 kali dan sebaliknya. i. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya j. Bilas kedua tangan dengan air k. Keringkan dengan tisu sekali pakai sampai benarbenar kering l. Tisu dibuang ketempat sampah. m. Tangan anda kini sudah bersih 2.5 Kebutuhan Gizi Balita A. PENGERTIAN Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan seharihari. Setiap orang harus makan makanan dan minum minuman yang mengandung tiga zat gizi utama yang cukup jumlahnya, baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur. Tidak seimbang ataupun kurang asupan gizi akan dapat yang sangat mempengaruhi tubuh seseorang. Kebutuhan penting nutrisi dalam perkembangan merupakan membantu pada bayi kebutuhan proses dan pertumbuhan anak. Nutrisi dan sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit kebutuhan akibat kurang nutrisi pada nutrisi bayi 26 dalam dan tubuh. anak Apabila terpenuhi, diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah Banyak terjadinya ditemukan morbiditas dan masalah dalam berbagai mortalitas. pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal makanan yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi seimbang. Disamping itu, pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang, sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat karena adanya peningkatan metabolisme akibat suatu penyakit, sehingga pada anak yang sakit diperlukan makanan tambahan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang (Behrman, 2000). B. KOMPONEN ZAT GIZI (Menurut Pudjiadi, 2001) 1. Karbohidrat Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan. Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada menyebabkan terjadi kelaparan dan BB menurun. Demikian sebaliknya, apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat buah-buahan, diperoleh sukrosa, dari sirup, susu, padi-padian, tepung, dan sayur- sayuran. 2. Lemak Merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh terhadap suhu, membantu memberikan rasa kenyang. Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan 27 menyebabkan terjadinya perubahan kulit, khusunya asam linoleat yang rendah dan berat badan kurang. Jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur. 3. Protein Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam pertumbuhan larutan jumlah dan untuk yang perbaikan menjaga cukup sel penting jaringan keseimbangan untuk dan sebagai osmotik plasma. Protein ini terdiri atas dua puluh empat asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial dan elebihnya asam amino non esensial. Komponen protein dalam tubuh harus tersedia protein dalam akan jumlah yang menyebabkan cukup sebab kelemahan, kekurangan edema, bahkan kwashiorkor dan marasmus. Jika kelebihan protein makan akan memperburuk insufisiensi ginjal. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padipadian. 4. Air Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat yaitu kebutuhan sebesar air 75-80% pada dari bayi berat relatif badan tinggi, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrient dan produk buangan, serta pengaturan suhu tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua makanan. 5. Vitamin Merupakan senyawa mengatalisasi organik metabolisme 28 yang sel digunakan yang berguna untuk untuk pertumbuhan dan perkembangan serta pertahanan tubuh anak. Vitamin yang dibutuhkan antara lain: a. Vitamin A Berfungsi dalam kemampuan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan gigi, serta pembentukan maturasi epitel. Vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarine, tumbuh-tumbuhan, saur-sayuran, dan buah-buahan. b. Vitamin B Merupakan vitamin yang larut dalam air, dan harus tersedia dalam vitamin ini kelelahan, insomnia, asam dapat jumlah menyebabkan anoreksia, takikardi, piruvat yang dalam diperoleh cukup. penyakit konstipasi, edema darah. dari dan beri-beri, nyeri kepala, peningkatan Kebutuhan hati, Kekurangan daging, kadar vitamin susu, ini padi, biji-bijian, kacang, dan lain-lain. c. Vitamin C Merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya. Kekurang vitamin ini menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh dari tomat, semangka, kubis, dan sayur-sayuran hijau. d. Vitamin D Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana panas. Vitamin ini selain berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan osteomalasia. Dapat diperoleh dari susu, margarine, minyak ikan, sinar matahari, dan sumber ultraviolet lain. e. Vitamin E 29 Berfungsi untuk vitamin A, menstabilkan akan meminimalkan dan asam membran sel. menyebabkan oksidasi linoleat, Kekurangan hemolisis sel karoten, disamping vitamin darah merah ini pada bayi premature dan kehilangan keutuhan sel saraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian, dan kacang-kacangan. f. Vitamin K Berfungsi untuk koagulasi. pembentukan Kekurangan protombin, vitamin K faktor menyebabkan perdarahan dan metabolism tulang yang tidak stabil. Vitamin ini dapa ditemukan dalam sayur-sayuran hijau, daging dan hati. 6. Mineral Merupakan kelompok komponen mikro, zat yaitu gizi yang mencakup tersedia kalsium, dalam klorida, kromium, kobalt, tembaga, fluorin, iodium, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, seng, dll. C. KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN USIA TUMBUH KEMBANG 1. Usia 0-6 bulan Pada usia ini semua kebutuhan nutrisi bayi dapat dipenuhi melalui ASI yang mengandung komponen paling seimbang. Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa makanan pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. Keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi adalah : a. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. b. ASI mengandung dimana laktosa kadar ini laktosa dalam 30 yang usus lebih akan tinggi, mengalami peragihan hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat dalam usus bayi, yaitu : 1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang pathologis 2) Merangsang pertumbuhan mikroorganik yang dapat menghasilkan berbagai asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin dana usus 3) Memudahkan peyerapan protein susu 4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral. c. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. d. ASI lebih aman dari Kontaminasi karena diberikan langsung. e. Resiko alergi pada bayi kecil sekali. f. ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih saying antara ibu dan bayi. g. Suhu ASI sesuai dengan suhu tubuh bayi. h. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik. i. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu. 2. Usia 6-9 bulan Pada usia ini anak mendapatkan nutrisi dari ASI dan makanan pendamping saring, dan buah. berupa bubur Pemberian susu, makanan bubur pendamping tim ASI disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak. Makanan pendamping ASI diberikan pada usia ini karena bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan semua makanan ke dalam mulut. 3. Usia 10-12 bulan Pada usia ini anak masih tetap harus diberikan ASI dengan tambahan makanan padat berupa bubur susu, bubur tim kasar, dan buah. Bentuk makanan yang disediakan dapat lebih mengingat padat pertumbuhan dan lebih gigi dan banyak jumlahnya, kemampuan fungsi pencernaan sudah meningkat. Pada usia ini anak lebih senang makan sendiri dengan mengggunakan sendok atau 31 tangan. Masa ini merupakan saat yang baik untuk membimbing anak mencoba dan merasakan bentuk makanan. 4. Usia toddler dan pra sekolah Pada usia ini kemandirian anak mulai terbentuk, begitu pula dalam hal berhubungan sendok, makan. dengan dan makan gelas diperkenalkan pada Segala peralatan seperti garpu, semuanya anak. harus piring, dijelaskan Berkaitan dengan yang atau pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini, sebaiknya penyediaan menu makanan dibuat bervariasi untuk mencegah kebosanan. Makanan yang dapat diberikan antara lain, susu, daging, sup, sayuran, dan buah-buahan. Pada umumnya jenis makanan yang diberikan pada anak adalah makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat. D. HUBUNGAN NUTRISI DENGAN TERJADINYA SUATU PENYAKIT Penilitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan gizi meningkatkan menghambat resiko penelitiannya, respon penyakit Scrimshaw imunitas infeksi. (dalam Siagian, dan Dalam 2010) mengatakan bahwa kaitan antara malgizi dan infeksi adalah sinergistis. pennyakit infeksi, Artinya, demikian malgizi juga memperparah halnya infeksi memperburuk malgizi. Mekanisme zat gizi mencegah atau mengurangi beban penyakit infeksi adalah peningkatan daya tahan tubuh. Peningkatan daya tahan tubuh ini melalui produksi antibody humoral dan kapasitas fagosit terhadap bakteri. Kekurangan energy protein menyebabkan penurunan pada proliferasi limfosit, produksi sitokin, dan respon antibody terhadap vaksin yang akan menurunkan imunitas tubuh pada seseorang. 32 2.6 Pemeriksaan Pertumbuhan A. Definisi Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian sehingga dapt diukur dengan satuan Pertumbuhan berkaitan jumlah,ukuran dan atau perubahan tingkat dalam sel,organ,maupun individu (Kemenkes RI, 2012). B. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan 1. Umur Umur merupakan antropometri.Tanpa parameter adanya yang penting dalam ini, maka parameter parameter berat badan dan tinggi badan menjadi tidak berarti. Banyak mengingat orang tanggal tua di kelahiran pedesaan anaknya. yang Ada tidak beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini, antara lain: a) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh orang tua, apabila tidak ada coba minta catatan pada pamong desa. b) Jika tetap tidak diketahui, coba tanyakan waktu kelahiran anak dengan patokan kejadian-kejadian penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain. c) Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat atau tetangga yang sudah diketahui umurnya (beberapa bulan lebih muda atau lebih tua). d) Jika tanggal lahir tidak diketahui dengan tepat, tetapi bulan dan tahunnya diketahui, anak tersebut 33 , panjang dan berat. dengan fungsi keseluruhan dianggap lahir pada tanggal 15. Tahun 1966, Jelliffe memperkenalkan adanya indeks antropometri (BB/TB). berat Penemuan mendapatkan data badan ini yang menurut tinggi mempermudah akurat badan pemeriksa saat untuk parameter umur tidak diketahui. 2. Berat Badan Berat badan mencerminkan keadaan nutrisi sekarang dan dapat menjadi indikator yang sensitif terhadap malnutrisi. Seseorang dapat dikatakan mengalami malnutrisi apabila: a. Berat badan kurang dari 80% dari berat badan ideal, atau b. Mengalami penurunan berat badan sebesar: 1) 1%-2% dalam satu minggu, atau 2) 5% dalam satu bulan, atau 3) 7,5% dalam tiga bulan, atau 4) 10% dalam enam bulan Pengukuran dengan alat dikalibrasi yang akurat diketahui. berat badan paling beam balance scale. secara rutin menggunakan Disarankan baik ini perlu untuk mendapatkan hasil berat badan yang sudah pakaian yang anak Alat dilakukan memakai tipis dan melepas sepatu saat pengukuran. Adanya penyakit yang dapat mempengaruhi berat badan seperti ascites, edema, dan splenomegali perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kesalahan pada interpretasi data. 3. Tinggi Badan Tinggi badan adalah jarak dari puncak kepala hingga telapak kaki. Parameter ini merupakan parameter yang menggambarkan keadaan pertumbuha skeletal dan tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada waktu yang singkat. Panjang 34 badan diukur dengan infantometer length board untuk anak usia 0-2 tahun. Anak diposisikan Pengukuran tidur ini terlentang membutuhkan 2 saat pengukuran. orang pengukur. Pengukuran dapat dilakukan dengan stadiometer dengan menambahkan 0,7 pada hasil pengukuran untuk faktor koreksi apabila anak sudah dapat berdiri dengan tegak. Berikut ini adalah cara pengukuran menggunakan infantometer: a. Alas kaki dilepaskan b. Anak diposisikan tidur terlentang dengan kepala diletakkan pada puncak papan dan kaki lurus. c. Pengukur digeser hingga rapat pada ujung kaki d. Pembacaan dilakukan dengan ketelitian 0,1 cm Untuk anak usia di atas 2 tahun, tinggi badan diukur dengan stadiometer. Berikut adalah cara pengukuran menggunakan stadiometer: a. Alas kaki dilepaskan. b. Anak diposisikan berdiri tegak kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke depan. c. Menurunkan pengukur sampai rapat pada kepala bagian atas. d. Pembacaan pada stadiometer dilakukan saat anak inspirasi dengan ketelitian 0,1 cm Parameter tinggi badan mempunyai banyak kegunaan, yaitu dalam penilaian status gizi, penentuan kebutuhan energi basal, penghitungan dosis obat, dan prediksi dari fungsi fisiologis seperti volume paru, kekuatan otot, dan kecepatan filtrasi glomerulus. 4. Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah pengukuran yang dilakukan pada bayi dan anak-anak. Parameter ini menggambarkan berat dan volume otak dan tidak sensitive terhadap 35 adanya malnutrisi. Hal ini disebabkan karena otak adalah organ yang paling terakhir terpengaruh ketika terjadi malnutrisi. Pengukuran lingkar kepala sebaiknya dilakukan setiap minggu mulai dari 3-5 hari setelah lahir. Alat pengukur lingkar kepala yang digunakan tidak boleh dapat digunakan mengalami untuk measuring tape. occipital kepala frontal. peregangan. pengukuran Pengukuran hingga Pengukuran ini ini Alat tidak baik misalnya dilakukan bagian yang dari anterior dapat metal bagian dari dilakukan os pada anak dengan hidrocephalus dan edema pada kulit kepala. 36 BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN 3.1. Analisa Situasi 1. Ruangan a. Ukuran ruangan : 12x10 meter b. Keadaan penerangan dan ventilasi : Ruangan terang dan terdapat ventilasi yang memadai c. Prasarana yang tersedia : LCD, pengeras suara 2. Pemateri a. Penyuluhan kesehatan ini akan diberikan mahasiswa Profesi Ners STIKES Mataram oleh 3.2. Waktu dan tempat KESEHATAN DENGAN GESSIT (GERAK SIAGA STUNTING)” diselenggarakan pada : Kegiatan “PENYULUHAN TEMA akan Hari :Selasa dan Rabu Tanggal :12 dan 13 Januari 2021 Tempat :Dusun Gubuk Belinjo Desa Penimbung 3.3. Sasaran Kegiatan Sebagai bentuk skrinning Stunting dengan sasaran kegiatan ibu dengan balita dan remaja di Dusun Gubuk Belinjo Desa Penimbung. 3.4. Metode Ceramah Diskusi Demonstrasi 3.5. Media Power point Leaflet Alat peraga 37 3.6. Susunan Kepanitian Kelompok 1 Moderator Pemateri Fasilitator Dokumentor Konsumsi Kelompok 2 :Teguh Gama Zarkasyi :Susilawati :Sito Febiyati dan Nurhafnillah :Abdul Ra’uf dan Jahmat :Ni Nengah Anggreni P.S Moderator Pemateri Fasilitator Demonstrator Dokumentor Konsumsi Kelompok 3 :Harianti :Mastila :Nur Fitri Aulia :Suci Nirmala dan Aladin :Hikma Ilmul Yaqin : Putri Maharani Moderator Pemateri Fasilitator Demonstrator Dokumentor Konsumsi Kelompok 4 :Ruth Sulastri :Yeni Marliani :Haerunnisa dan Syamsurizal :Dea Aditya Gumelar :Muh. Rizal :Restu Wahyu Inayah Moderator Pemateri Fasilitator Demonstrator Dokumentor Konsumsi Kelompok 5 Moderator Pemateri Fasilitator Demonstrator Dokumentor Konsumsi Kelompok 6 Moderator Pemateri Fasilitator :Elmi Damayana :Novian Irwana Fikri :Baiq Rizki Handayani Rizkatul Hikmah :Pandi Wijaya :Eni Wahyuni :Kartini Ulfianti dan :Alimuddin :Munawir Haris :M. Yusri Pratama :Ade Irma S. dan Evi Mulyati :Mendi Aindiawan :Baiq Puspita Sari :Erin Saputra :Zukron Aula :Ni Wayan Dewi P.,Ria Susilawati 38 Dokumentor Konsumsi :Basori Putra :Egi Diah Syafitri 3.7. Susunan Acara WAKTU KEGIATAN RABU, 13 JANUARI Persiapan 2021 kegiatan di 08.00 – 08.30 rumah kepala dusun belinjo RABU, 13 JANUARI Panitia humas 2021 membantu untuk 08.30 – 08.45 mengumpulkan perserta RABU, 13 JANUARI REGISTRASI 2021 dan pemberian 09:00-09:05 konsumsi RABU, 13 JANUARI Pembukaan oleh 2021 Moderator 09:05-09:20 acara, Pemberian materi 1 RABU, 13 JANUARI Pemberian 2021 materi 2 09:20-09:35 RABU, 13 JANUARI Pemberian 2021 materi 3 09:35-09:50 RABU, 13 JANUARI Diskusi Tanya 2021 jawab 09:50 – 10.00 Dipandu oleh moderator RABU, 13 JANUARI Penyampaian 2021 kesimpulan 10:00- selesai dari notulen dan penutup kembali ke MC acara KAMIS, JANUARI 2021 09:00-09:05 14 REGISTRASI dan pemberian konsumsi KAMIS, JANUARI 2021 09:05-09:20 14 Pembukaan oleh MC acara di serahkan ke 39 TEMPAT RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO PENANGGUNG JAWAB Kelompok 1,2, dan 3 RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN Kelompok 4,5, & 6 KAMIS, JANUARI 2021 09:20-09:35 KAMIS, JANUARI 2021 09:35-09:50 moderator, Pemberian materi 1 14 Pemberian materi 2 14 Pemberian materi 3 BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO RUMAH KEPALA DUSUN BELINJO KAMIS, 14 Diskusi Tanya JANUARI 2021 jawab 09:50 – 10.00 Dipandu oleh moderator KAMIS, 14 Penyampaian JANUARI 2021 kesimpulan 10:00- selesai dari notulen dan penutup kembali ke MC acara Acara Selesai 3.8. Rancangan Anggran Biaya No 1 2 3 4 5 Kegiatan/Uraian Dokumentasi dan pelaporan Biaya ATK Konsumsi Kegiatan Media (Phoster,leaflet) Spanduk 3 x 1 Volume Unit Cost Jumlah 6 Paket Rp. 10.000 Rp. 60.000 6 Paket Rp. 50.000 Rp. 300.000 60 Kotak Rp. 5.000 Rp. 300.000 6 Paket Rp. 20.000 Rp. 120.000 1 buah Rp. 100.000 Rp.100.000 40 6 Handsanitizer 2 buah Rp. 10.000 Rp. 20.000 7 Masker 60 buah Rp. 2.000 Rp. 120.000 Rp.1.020.000 Total 41 DAFTAR PUSTAKA Ernawati, F., Rosmalina, Y. ‘Effect of the Pregnant Their Baby Length At Stunting Among Children Gizi dan Makanan, 36(1), dan Permanasari, Y. (2013) Women’ S Protein Intake and Birth To the Incidence of Aged 12 Months’, Penelitian pp. 1–11. Laksono,A. 2012. Pedoman Perencanaan Program; GerakanNasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kefidupan (gerakan 1000 HPK), pp. 10-17. Priyono, D. I. P., Sulistiyani dan Ratnawati, L. Y. (2015) ‘Determinan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang (Determinants of Stunting among Children Aged 12-36 Months in Community Health Center of Randuagung, Lumajang Distric)’, Jurnal Kesehatan Masyaakat, 3(2), pp. 349–355. Kemenkes, R. (2016) Tahun 2016’. Kristiyansari Medika, ‘Hasil Pemantauan Weni, 2009,ASI, Yogyakarta Status Menyusui & Gizi (PSG) Sadari, Nuha Suradi, Rululina dkk,2008, Manfaat Asi dan Menyusui,Fakultas Kedokteran Universirtas Indonesia, Jakarta Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita. Roesli Utami,2001, Asi Ekslusif, Pustaka Bunda,Jakarta FKUI, BukuPedomanPraktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan 1, 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Prabantini, ANDI D. 2010. Makanan Pendamping Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika. ASI. Gizi, Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta: Diet, dan Keluarga dan Buella. Dewi. 2016. Jurnal tentang cuci tangan yang baik dan benar di SDN 46 Jakarta. Jakarta : universitas indonesia Riskesdas. 2016. Jurnal pencegahan Ispa dan Diare dengan mencuci tangan. Kalimantan : Riskesdas Alfadhila,K.S.Muniroh, Lailatul. 2019. Hubungan Faktor Water, Sanitation, And Hygiene (WASH) Dengan Stunting 42 Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon Kabupaten Bondowoso Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia Kumalasari, Fety dan Yogi Satoto. Teknik Praktis Mengolah: Air Kotor Menjadi Air Bersih Hingga Menjadi Layak DiMinum. Bekasi: Laskar Aksara Departmen kesehatan RI dengan kwatir Nasional Gerakan Pramuka. 1991. Pengawasan kualitas air. Jakarta Dachroni, Dr. Bunga Rampai Perilaku Hidup Bersih di Rumah Tangga. 1997. Jakarta Ahmed M, Advani S, Moreira A, et al. September 2020. Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak-Anak. EClinicalMedicine. 26:100527. doi:10.1016/j.eclinm. 2020. 100527. ISSN 2589-5370. PMC 7473262. PMID 32923992. S2CID 221494176 Multisystem sindrom inflamasitemporal yang berhubungan dengan COVID-19 (PIMS). RCPCH. Royal College of Paediatric dan Kesehatan Anak. Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Juni 2020 43