Uploaded by iqbl.maulana15

03penetapan berat vol tanah

advertisement
Penetapan Berat Volume Tanah
25
3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH
Fahmuddin Agus, Rahmah Dewi Yustika, dan Umi Haryati
1. PENDAHULUAN
Berat volume tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang
paling sering ditentukan, karena keterkaitannya yang erat dengan
kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah,
serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat tanah yang lainnya, berat
volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan temporal (waktu). Nilai
berat volume, Db, bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain
disebabkan oleh variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah,
kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan lain-lain. Nilai Db
sangat dipengaruhi oleh pengelolaan yang dilakukan terhadap tanah. Nilai
Db terendah biasanya didapatkan di permukaan tanah sesudah
pengolahan tanah. Bagian tanah yang berada di bawah lintasan traktor
akan jauh lebih tinggi berat volumenya dibandingkan dengan bagian
tanah lainnya.
Pada tanah yang mudah mengembang dan mengerut, Db
berubah-ubah seiring dengan berubahnya kadar air tanah. Oleh sebab itu,
untuk tanah yang mengembang mengerut, nilai Db perlu disertai dengan
data kadar air. Tanah dengan bahan organik yang tinggi mempunyai berat
volume relatif rendah. Tanah dengan ruang pori total tinggi, seperti tanah
liat, cenderung mempunyai berat volume lebih rendah. Sebaliknya, tanah
dengan tekstur kasar, walaupun ukuran porinya lebih besar, namun total
ruang porinya lebih kecil, mempunyai berat volume yang lebih tinggi.
Komposisi mineral tanah, seperti dominannya mineral dengan berat jenis
partikel tinggi di dalam tanah, menyebabkan berat volume tanah menjadi
lebih tinggi pula (Grossman dan Reinsch, 2002).
-3
Berat volume tanah mineral berkisar antara 0,6 - 1,4 g cm .
-3
Tanah Andisols mempunyai berat volume yang rendah (0,6 - 0,9 g cm ),
sedangkan tanah mineral lainnya mempunyai berat volume antara 0,8 -3
1,4 g cm . Tanah gambut mempunyai berat volume yang rendah (0,4 -3
0,6 g cm ).
26
Agus et al.
Berat volume didefinisikan sebagai masa fase padat tanah, Ms
dibagi dengan volume total tanah, Vt.
Ms
Db =
(1)
V1
Volume total tanah adalah jumlah volume dari fase padat, cair dan gas di
dalam tanah.
Nilai Db yang umum untuk tanah pasir adalah sekitar 1,4 - 1,7 g
-3
-3
cm sedangkan untuk tanah liat adalah antara 0,95 - 1,2 g cm .
2. METODE ANALISIS
Berbagai metode dapat digunakan dalam penentuan Db antara
lain: (1) metode ring contoh (core); (2) metode penggalian tanah; (3)
metode bongkahan; dan (4) metode radiasi (gamma ray).
Metode radiasi adalah metode penentuan berat volume tanah di
lapangan atau di dalam pot (in situ). Metode ini relatif mahal dan
berpotensi mendatangkan bahaya radioaktif. Metode ring dan metode
bongkahan sudah lama dan umum digunakan, sedangkan metode galian
relatif baru dan banyak digunakan di bidang teknik sipil, terutama untuk
tanah berbatu-batu dan tanah yang sangat lengket. Apabila tanahnya
sangat gembur, sehingga sulit diambil dengan ring atau sulit diambil
bongkahannya, maka metode penggalian merupakan alternatif. Metode
penetapan berat volume tanah yang akan diterangkan dalam tulisan ini
adalah metode ring, metode bongkahan tanah, dan metode galian
(excavation method). Metode radiasi tidak dibahas dalam bab ini, karena
jarang digunakan di Indonesia. Pembaca yang memerlukan dapat
mempelajarinya dalam Blake dan Hartge (1986).
2.1. Metode ring
2.1.1. Prinsip metode
Suatu ring berbentuk silinder dimasukkan ke dalam tanah dengan
cara ditekan sampai kedalaman tertentu, kemudian dibongkar dengan
hati-hati supaya volume tanah tidak berubah. Contoh tanah dikeringkan
o
selama 24 jam pada suhu 105 C, kemudian ditimbang.
Metode ring tidak cocok untuk tanah yang berbatu-batu, karena
sulit memasukkan ring ke dalam tanah. Ring dirancang sedemikian rupa,
sehingga bukan hanya dapat mengambil contoh tanah, tetapi juga dapat
Penetapan Berat Volume Tanah
27
meminimumkan kerusakan tanah serta dapat menahan tanah selama
dalam pengangkutan dari lokasi pengambilan ke laboratorium. Untuk itu,
biasanya ring dibuat tajam ke arah bagian dalam dan diberi tutup pada
kedua ujungnya seperti terlihat di Gambar 1.
Gambar 1. Model ring untuk pengambilan contoh tanah utuh
Contoh tanah yang sama masih dapat digunakan untuk
penentuan konduktivitas hidrolik tanah dan distribusi ukuran pori tanah.
Untuk kedua pengukuran terakhir ini dibutuhkan ring yang diameternya
tidak kurang dari 7,5 cm guna mengurangi kerusakan tanah dan
mengurangi proporsi bidang kontak antara ring dan tanah. Selain itu,
untuk menghindari pemadatan, sebaiknya tinggi ring tidak melebihi
diameternya.
Alat pengambil contoh tanah untuk Db yang umum digunakan
dengan hasil memuaskan adalah Uhland sampler (Blake and Hartge,
1986; Gambar 2). Uhland sampler terdiri atas dua bagian, yaitu lengan
yang pas untuk masuknya ring dan palu untuk menekan agar lengan dan
ring masuk ke dalam tanah. Berbagai ring sampler berukuran lebih kecil
yang dapat ditancapkan ke dalam tanah dengan palu kecil dan selembar
papan, juga banyak tersedia, dan salah satunya adalah Lutz sampler
(Lutz, 1947). Ring yang biasa digunakan di Balai Penelitian Tanah, Bogor
berdiameter dalam 7,63 cm dan tinggi 4 cm.
Pengambilan contoh tanah sampai ke lapisan tanah yang dalam,
misalnya sampai 1 m memerlukan tabung bor yang ditancapkan ke dalam
tanah dengan bantuan tenaga hidrolik dari traktor atau truk. Dengan
penggunaan tabung ini, contoh tanah dapat diambil dari kedalaman 0 - 1
m atau lebih secara bersamaan. Tanah dari tabung ini kemudian dapat
dipotong-potong menurut kedalaman yang diinginkan. Akan tetapi,
Agus et al.
28
dengan sistem ini sering terjadi pemadatan tanah yang ditandai dengan
lebih rendahnya permukaan tanah di dalam tabung dibandingkan dengan
di luar tabung setelah tabung ditekan ke dalam tanah. Jika terjadi hal
yang demikian, maka pengambilan contoh harus diulangi.
Gambar 2. Uhland sampler (Dari Blake dan Hartge, 1986)
2.1.2. Prosedur
Cara pengambilan contoh tanah dengan menggunakan ring
dibahas pada Bab 2, sedangkan prosedur penetapan berat volume tanah
sebagai berikut:
1. Buka tutup ring dan letakkan contoh tanah dengan ringnya ke dalam
suatu cawan aluminium.
o
2. Keringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 24 jam sampai
dicapai berat yang konstan. Untuk pengukuran yang lebih teliti,
contoh tanah kering dimasukkan ke dalam desikator selama kurang
lebih 10 menit sebelum ditimbang.
3. Timbang berat kering tanah (Ms) + berat ring (Mr) + berat cawan (Mc).
4. Tentukan volume bagian dalam ring (Vt) dan hitung Db:
Penetapan Berat Volume Tanah
29
M s = ( M s+ M r + M c )-( M r + M c )
Vt
Vt
2
Vt  Vs  Vw  Va  r t
Db =
(2)
(3)
Vs adalah volume padatan tanah, Vw, volume zat cair dan Va, volume
udara tanah. Karena menggunakan ring, Vt lebih mudah dihitung
2
dengan r t, dimana r adalah radius bagian dalam dari ring dan t
adalah tinggi ring.
5. Apabila satuan untuk berat adalah gram (g) dan satuan untuk volume
3
-3
adalah cm maka satuan untuk Db adalah g cm .
6. Jika diperlukan data kadar air tanah, timbang berat tanah basah {(Ms
+ Mw) + berat ring (Mr) + berat cawan (Mc)} sebelum tanah
dimasukkan ke dalam oven (sesudah prosedur pertama).
o
7. Cuci, lalu keringkan ring dan cawan di dalam oven (105 C) selama 2 3 jam. Timbang berat ring, Mr, dan berat cawan, Mc. Kadar air tanah
(berdasarkan volume), θ, dapat dihitung dengan rumus:
 
V w {( M s  M w  M r  M c )  ( M s  M r  M c )}

Vt
Vt
3
(4)
-3
Satuan yang digunakan adalah cm cm untuk memberikan indikasi
bahwa kadar air dihitung berdasarkan volume.
Catatan:
(1)
Sewaktu memasukkan ring ke dalam tanah, hindari terjadinya
pemadatan tanah, yang ditandai dengan lebih rendahnya
permukaan tanah di dalam dan di luar lingkaran ring.
(2)
Jika pengambilan contoh dilakukan pada saat tanah terlalu kering
atau dengan cara dipukul menggunakan palu dilakukan terlalu
keras, diperkirakan tanah akan pecah dan berserakan. Pengambil
contoh tanah harus dapat menilai apakah terjadi pemadatan yang
mengakibatkan volume tanah yang diambil tidak lagi sama dengan
volume sebenarnya.
Agus et al.
30
2.2.
Metode penggalian (excavation method) (diadaptasikan dari
Blake dan Hartge, 1986)
2.2.1. Prinsip
Berat volume tanah ditentukan dengan menggali tanah
menggunakan parang/pisau. Kemudian volume galian dan berat kering tanah
ditentukan. Volume galian ditentukan: (1) menggunakan pasir halus yang
seragam dan berat volumenya diketahui dengan pasti (sand funnel
procedure); (2) menggunakan suatu balon atau plastik tipis yang sangat
kenyal, kemudian mengisinya dengan air. Volume air yang dibutuhkan untuk
mengisi penuh galian sama dengan volume tanah yang digali (rubber-balloon
procedure); dan (3) membuat lubang galian yang mempunyai bentuk reguler
(bentuk kubus, balok atau kerucut). Dengan mengukur dimensi sisi-sisi
lubang diperoleh volume lubang (mensuration procedure).
Sand funnel dan rubber balloon procedure memerlukan alat
khusus. Untuk pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, maka
kedua alat ini dapat dirancang sendiri. Pada tulisan ini akan diberikan
prosedur pengukuran (mensuration procedure).
2.2.2. Bahan dan alat
1. Sepasang penggaris siku-siku yang panjang sisi siku terpanjangnya
berkisar antara 15 - 25 cm.
2. Penggaris biasa, panjang antara 20 dan 30 cm.
3. Pisau dan parang
4. Timbangan
5. Kantong plastik
6. Ember plastik
2.2.3. Prosedur
1. Bersihkan dan ratakan permukaan tanah dari rumput dan sisa
tanaman.
2. Dengan menggunakan pisau dan parang, gali lubang secara bertahap
sehingga terjadi bangun balok atau kubus, misalnya berukuran
panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 10 cm. Gunakan penggaris
siku-siku untuk memastikan bahwa antara satu sisi dan yang lainnya
saling tegak lurus.
Penetapan Berat Volume Tanah
31
3. Kumpulkan semua tanah galian dan pindahkan ke dalam ember. Selama
proses pengalian, tutup ember yang berisi tanah dengan selembar
plastik atau penutup lain untuk menghindari penguapan air dari tanah.
4. Timbang berat tanah basah (koreksi dengan berat ember).
5. Ambil sebagian contoh tanah (sekitar 0,5 kg). Masukkan ke dalam
kantong plastik dan ikat kantong plastiknya untuk menghindari
penguapan. Pindahkan contoh tanah tersebut ke dalam cawan
aluminium, timbang berat basahnya, (Ms+Mw), keringkan di dalam
o
oven pada suhu 105 C selama 24 jam dan tentukan berat kering, Ms.
Hitung kadar air (berdasarkan berat kering), m, sebagai berikut:
m
M w (M s  M w )  M s

Ms
Ms
(5)
-1
Nilai m mempunyai satuan g g .
Dengan menggunakan nilai m, maka berat kering seluruh tanah yang
berasal dari galian dapat dihitung sebagai berikut:
Ms 
(M s  M w )
m 1
(6)
Selanjutnya Db dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2).
2.3. Metode bongkahan (clod method)
2.3.1. Prinsip
Berat volume tanah dapat ditentukan dengan menentukan berat
kering dan volume dari sebongkah tanah. Volume bongkahan ditentukan
dengan menutupi bongkahan dengan zat yang tidak menyerap air (water
repellent substance) seperti saran, paraffin, atau lilin yang diencerkan.
Karena contoh yang diperlukan adalah bongkahan tanah, maka metode
ini tidak dapat digunakan untuk tanah yang berstruktur lepas (loose) atau
tanah yang berstruktur sangat lemah yang bongkahannya mudah pecah.
2.3.2. Bahan dan alat
1. Timbangan yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat
menimbang contoh tanah yang digantung dengan seutas tali, dengan
tingkat akurasi minimal 0,1 g.
32
Agus et al.
2. Seutas benang atau nilon untuk menggantung contoh tanah.
3. Larutan saran. Larutkan saran resin (Dow Saran F-310; Dow Chemical
Co., Suite 500/Tower No. 2, 1701 West Golf Road, Rolling Meadows,
IL 60008) di dalam methylethyl ketone dengan perbandingan berat
1:7. Gunakan gelas piala atau botol plastik berukuran sekitar 2 l untuk
pelarutan ini, dan usahakan agar saran dengan keton hanya mengisi
sampai 0,75 bagian dari wadah. Aduk campuran ini dengan pengaduk
dari kaca atau plastik selama satu jam. Campuran ini mudah terbakar
dan menyebabkan mata merasa perih, karena itu lakukan
pengadukan di dalam suatu fume hood. Larutan saran ini tahan lama
disimpan asalkan ditutup rapat. Sebagai alternatif pengganti saran
dapat digunakan paraffin atau lilin yang diencerkan (dipanaskan pada
o
suhu 80 C).
4. Cangkul, parang, atau pisau.
5. Aquades.
2.3.3. Prosedur
1. Ambil bongkahan tanah berdiameter antara 5 - 8 cm. Buang bagian
yang mudah lepas dari bongkahan.
2. Ikat bongkahan dengan seutas benang halus dan timbang berat
basahnya.
3. Ambil contoh tanah dari kedalaman dan posisi yang sama dengan
contoh pada prosedur 1 dan tentukan kadar airnya secara gravimenti
(bab 13 atau butir 5 dari bagian 3.2.2.3.).
4. Dengan menggunakan persamaan (6), hitung berat kering bongkahan
tanah, Ms, yang diikat tadi.
5. Pegang benang pengikat dan celupkan bongkahan tanah ke dalam
larutan saran atau ke dalam parafin atau lilin cair. Keringkan saran
dengan menggantung bongkahan selama 10 menit di udara. Jika
menggunakan parafin atau lilin cair, pengeringan ini hanya diperlukan
3 - 5 menit. Lakukan pencelupan dan pengeringan beberapa kali,
sehingga seluruh tanah tertutup oleh saran atau parafin.
6. Timbang bongkahan tanah yang telah ditutupi saran atau parafin di
udara, dan kemudian di dalam air. Semua bagian bongkahan dan
saran harus dalam keadaan melayang (menggantung) sewaktu
penimbangan di dalam air.
Penetapan Berat Volume Tanah
33
7. Hitung berat volume tanah, Db, dengan persamaan:
Db 
dimana:
wM s
M u  M a  M p  (M p  w /  p )
(7)
ρw = berat jenis air pada suhu sewaktu pengukuran
Ms = berat bongkahan tanah dalam keadaan kering oven {dari
persamaan (6)}
Mu = berat tanah di udara sebelum ditutup dengan saran
Ma = berat tanah yang telah dibungkus saran atau paraffin di
dalam air
Mp = berat saran atau paraffin di udara = berat bongkahan
tanah yang ditutupi saran dikurangi dengan berat
bongkahan sebelum diliputi saran
-3
ρp = berat jenis dari paraffin (0,8 g cm ) atau saran ( 1,3 g
-3
cm )
Berat jenis paraffin atau lilin dapat ditentukan dengan lebih teliti
dengan cara sebagai berikut:
 Tentukan berat sepotong paraffin di udara, Mp, dan tentukan
berat sepotong besi pemberat di udara Mb. Berat besi harus
cukup untuk menenggelamkan parafin dan besi di dalam air.
 Ikat besi dengan seutas benang dan tentukan beratnya di
dalam air Mba.
 Ikatkan besi dengan parafin dengan seutas benang. Timbang
besi dan parafin di dalam air, (Mba+ Mpa).
Volume potongan besi adalah,
Vb=(Mb-Mba)/ρw
( 8)
dan volume potongan besi ditambah dengan volume potongan parafin
(Vb  V p ) 
{M b  M p  ( M ba  M pa )}
w
(9)
sehingga volume parafin
Vp = (Vb + Vp) - Vb
(10)
Agus et al.
34
dan berat jenis parafin:
ρp = Mp/Vp
(11)
Catatan:
Metode bongkahan tanah pada umumnya memberikan nilai berat volume
tanah yang lebih tinggi dari pada metode lain. Hal ini terjadi karena saran
atau resin mengisi seluruh lekukan (pori makro yang terbuka) yang ada di
dinding bongkahan tanah sehingga perhitungan volume tanah lebih kecil
dari yang semestinya.
3. DAFTAR PUSTAKA
Blake, G. R., and K. H. Hartge. 1986. Bulk density. p. 363-376. In A. Klute
nd
(Ed.). Methods of Soil Analysis. Part 1, 2 ed. Agronomy 9. Soil
Sci. Soc. Am., Madison, Wisconsin.
Grossman, R. B., T. G., and Reinsch. 2002. The solid phase. p. 201-228.
In J. H. Dane and G. C. Topp (Eds.). Methods of Soil Analysis,
Part 4-Physical Methods. Soil Sci. Soc. Amer., Inc. Madison,
Wisconsin.
Lutz, J. F. 1947. Apparatus for collecting undisturbed soil samples. Soil
Sci. 64: 399-401.
Download