Uploaded by User90045

makalah elektro

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembahasan Transistor
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor.Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya,yakni tabung hampa,adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan.Bahkan
dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping
silikon.Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta
serta efesiensi yang tinggi.
1.2 Tujuan Pembahasan Transistor
Agar mahasiswa-mahasiswi jurusan teknik Elektronika khususnya teknik Komputer untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai elektronika semikonduktor dan pengetahuan lebih
mendalam tentang kerja transistor,dijabarkan persamaan statik dasar transistror bipolar.erbagai
modus kerja transistor kemudian dipaparkan lebih sederhana agar mudah untuk pemahamahan
dan pembahasannya.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang:
1.
Transistor Bipolar
2.
Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN
3.
Prinsip Kerja Transistor PNP dan NPN
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Sejarah Penemuan Transistor
Transistor adalah kompnen yang mengubah wajah dunia,memungkinkan ukuran peralatan
elektronika semakin kecil dan kompak dan daya konsumsinya rendah,juga mengawali era
elektronika digital.
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor.Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya,yakni tabung hampa,adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan.Bahkan
dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping
silikon.Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta
serta efesiensi yang tinggi.
2.2 Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit
pemutusdan penyambung (switching),stabilisasi tegangan , modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya.Transistor dapat berfungsi kran listrik,dimana berdasrkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
2.3 Fungsi Transistor
Fungsi transistor antara lain sebagai berikut:
a.
Perata arus pada adaptor
b.
Penguat arus (amplifier)
c.
Penahan sebagian arus
d.
Pebangkit frekuensi rendah dan tinggi (osilator)
e.
Saklar elektronik (switching)
f.
dll
BAB III
PEMBAHASAN
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan
dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam
BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion
zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
mengatur aliran arus utama tersebut.
Transistor Bipolar atau nama lainnya adalah transistor dwikutub adalah jenis transistor
paling umum di gunakan dalam dunia elektronik. Di dalam transistor ini terdapat 3 lapisan
material semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan inti, yaitu lapisan P-N-P dan lapisan NP-N. Transistor bipolar juga memiliki 3 kaki yang masing masing di beri nama Basis (B),
Colektor (C) dan Emiter (E). Perbedaan antara fungsi dan jenis-jenis transisor ini terlihat
pada polaritas pemberian tegangan bias dan arah arus listrik yang berlawanan.
Transistor bipolar adalah inovasi yang mengantikan transistor tabung (vacum tube).
Selain dimensi transistor bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil
sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor
tabung masih digunakan terutama pada aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara
yang baik, namun konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron,
teknik yang digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.
1. Cara Kerja Transistor Bipolar
Cara kerja transistor bipolar dapat di lihat dari dua dioda yang terminal positif dan
negatif selalu berdempet, itu sebabnya pada saat ini terdapat 3 kaki terminal. Ketiga terminal
tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B). Transistor bipolar
dinamakan
demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan:
elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus
melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama
tersebut. Perubahan arus listrik dari jumlah kecil dapat menimbulkan efek perubahan arus
listrik dalam jumlah besar khususnya pada terminal kolektor. Prinsip kerja ini lah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor
dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan atau hFE. biasanya berkisar β β
sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
2. Daerah Operasi transistor
Batas operasi aman transistor, biru: batas IC maksimum, merah: batas VCE maksimum, ungu: batas daya
Maksimum
Transistor dwikutub mempunyai lima daerah operasi yang berbeda, terutama dibedakan
oleh panjar yang diberikan:
 Aktif-maju (atau aktif saja): pertemuan emitor-basis dipanjar maju dan pertemuan basis
kolektor dipanjar mundur. Hampir semua transistor didesain untuk mencapai penguatan arus
βF tunggal emitor yang terbesar ( ) dalam moda aktif-maju. in forward-active mode. Dalam
keadaan ini arus kolektor-emitor beberapa kali lipat lebih besar dari arus basis.
 Aktif-mundur (atau aktif-terbalik atau terbalik): dengan membalik pemanjaran pada moda
aktif- maju, transistor dwikutub memasuki moda aktif-mundur. Pada moda ini, daerah emitor dan
kolektor bertukar fungsi. Karena hampir semua BJT didesain untuk penguatan arus moda
βF aktif-maju yang maksimal, pada moda terbalik beberapa kaki lipat lebih rendah. Moda
transistor ini jarang digunakan, dan hanya diperhitungkan untuk kondisi kegagalan dan untuk
beberapa jenis logika dwikutub. Tegangan tembus panjar terbalik pada basis mungkin lebih
rendah pada moda ini.
 Jenuh: dengan semua pertemuan dipanjar maju, BJT memasuki moda jenuh dan memberikan
konduksi arus yang besar dari emitor km kolektor. Moda ini berkorespondensi dengan logika
hidup, atau sakelar yang tertutup.
 Putus: pada keadaan putus, pemanjaran bertolak belakang dengan keadaan jenuh (semua
pertemuan dipanjar terbalik). Arus yang mengalir sangat kecil, dengan demikian
berkorespondensi dengan logika mati, atau sakelar yang terbuka.
 Tembusan Bandang
Walaupun daerah-daerah tersebut didefinisikan dengan baik untuk tegangan yang cukup besar,
mereka bertumpang tindih jika tegangan panjar yang dikenakan terlalu kecil (kurang dari
beberapa ratus milivolt).
3. Jenis- jenis transistor
a. Transistor NPN
NPN BJT dengan pertemuan E–B dipanjar maju dan pertemuan B–C dipanjar mundur
Transistor NPN dapat dianggap sebagai dua diode adu punggung tunggal anode. Pada
penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju dan pertemuan basis-kolektor
dipanjar mundur. Dalam transistor NPN, sebagai contoh, jika tegangan positif dikenakan pada
pertemuan basis-emitor, keseimbangan di antara pembawa terbangkitkan kalor dan medan listrik
menolak pada daerah pemiskinan menjadi tidak seimbang, memungkinkan elektron terusik kalor
untuk masuk ke daerah basis. Elektron tersebut mengembara (atau menyebar) melalui basis dari
daerah konsentrasi tinggi dekat emitor menuju konsentrasi rendah dekat kolektor. Elektron pada
basis dinamakan pembawa minoritas karena basis dikotori menjadi tipe-p yang menjadikan
lubang sebagai pembawa mayoritas pada basis. Daerah basis pada transistor harus dibuat tipis,
sehingga pembawa tersebut dapat menyebar melewatinya dengan lebih cepat daripada umur
pembawa minoritas semikonduktor untuk mengurangi bagian pembawa yang bergabung kembali
sebelum mencapai pertemuan kolektor-basis. Untuk memastikannya, ketebalan basis dibuat jauh
lebih rendah dari panjang penyebaran dari elektron. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik,
jadi sedikit sekali injeksi elektron yang terjadi dari kolektor ke basis, tetapi elektron yang
menyebar melalui basis menuju kolektor disapu menuju kolektor oleh medan pada pertemuan
kolektor-basis.

Parameter alfa (α) dan beta ( β) Transistor
Perbandingan elektron yang mampu melintasi basis dan mencapai kolektor adalah ukuran
dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada daerah emitor dan pengotoran ringan pada
daerah basis menyebabkan lebih banyak elektron yang diinjeksikan dari emitor ke basis
daripada lubang yang diinjeksikan dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal emitor
diwakili oleh βF atau hfe, ini kira-kira sama dengan perbandingan arus DC kolektor dengan arus
DC basis dalam daerah aktif-maju. Ini biasanya lebih besar dari 100 untuk transistor isyarat
kecil, tapi bisa sangat rendah, terutama pada transistor yang didesain untuk penggunaan daya
tinggi. Parameter penting lainnya adalah penguatan arus tunggal-basis, αf.
Penguatan arus tunggal-basis kira-kira adalah penguatan arus dari emitor ke kolektor dalam
daerah aktif-maju. Perbandingan ini biasanya mendekati satu, di antara 0,9 dan 0,998. Alfa dan
beta lebih tepatnya berhubungan dengan rumus berikut (transistor NPN):

Struktur Transistor NPN
BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbeda pengotorannya, yaitu daerah
emitor, daerah basis dan daerah kolektor. Daerah-daerah tersebut adalah tipe-p, tipe-n dan tipe-p
pada transistor PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada transistor NPN. Setiap daerah
semikonduktor disambungkan ke saluran yang juga dinamai emitor (E), basis (B) dan kolektor
(C). Basis secara fisik terletak di antara emitor dan kolektor, dan dibuat dari bahan
semikonduktor terkotori ringan resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi daerah emitor, membuat
hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan elektron yang diinjeksikan ke daerah basis untuk
melarikan diri, membuat harga sangat dekat ke satu, dan juga memberikan yang lebih besar.
Irisan dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis jauh β lebih besar dari pertemuan
kolektor-basis. Transistor pertemuan dwikutub tidak seperti transistor lainnya karena biasanya
bukan merupakan peranti simetris. Ini berarti dengan mempertukarkan kolektor dan emitor
membuat transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai beroperasi pada moda terbalik.
Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk operasi moda aktif-maju, mempertukarkan
kolektor dan emitor membuat harga dan pada operasi mundur jauh lebih kecil α βdari harga
operasi maju, seringkali bahkan kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama αdikarenakan
perbandingan pengotoran pada emitor dan kolektor. Emitor dikotori berat, sedangkan kolektor
dikotori ringan, memungkinkan tegangan panjar terbalik yang besar sebelum pertemuan
kolektor-basis bobol. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal. Alasan
emitor dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi, yaitu perbandingan antara
pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan yang diinjeksikan oleh basis. Untuk penguatan
arus yang tinggi, hampir semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan emitor-basis harus
datang dari emitor. Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi saluran basisemitor menyebabkan arus yang mengalir di antara emitor dan kolektor untuk berubah dengan
signifikan. Efek ini dapat digunakan untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT dapat
dianggap sebagai sumber arus terkendali tegangan, lebih sederhana dianggap sebagai sumber
arus terkendali arus, atau penguat arus,dikarenakan rendahnya impedansi pada basis. Transistortransistor awal dibuat dari germanium tetapi hampir semua BJT modern dibuat dari silikon.
Beberapa transistor juga dibuat dari galium arsenid,
terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
b. NPN
NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan pembawa
muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor. Hampir semua BJT yang
digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan elektron dalam semikonduktor jauh lebih
tinggi daripada pergerakan lubang, memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi.
Transistor NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan tipe-n. Arus kecil
yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain,
transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam
simbol diletakkan pada kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus konvensional ketika
peranti dipanjar maju).
c. Transistor PNP
Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara dua lapis
semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan
pada keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah
daripada emitor. Tanda panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.

Transistor dalam Moda Aktif-Maju
Untuk membuat transistor menghantar arus yang kentara dari C ke E,VBE harus diatas
harga minimum yang sering disebut sebagai tegangan potong. Tegangan potong biasanya kirakira 600 mV untuk BJT silikon pada suhu ruang, tetapi ini juga bisa berbeda-beda bergantung
pada tipe transistor dan teknik pemanjaran. Tegangan yang dikenakan ini membuat pertemuan PN bagian bawah berubah menjadi hidup dan memungkinkan aliran elektron dari emitor ke basis.
Pada moda aktif, medan listrik yang terdapat di antara basis dan kolektor (disebabkan oleh VCE)
akan menyebabkan mayoritas elektron untuk melintasi pertemuan P-N bagian atas menuju ke
kolektor untuk membentuk arus kolektor IC. Elektron yang tertinggal bergabung kembali dengan
lubang yang merupakan pembawa mayoritas pada basis sehingga menimbulkan arus melalui
sambungan basis untuk membentuk arus basis IB,
Seperti yang diperlihatkan pada diagram, arus emitor IE adalah arus transistor total, yang
merupakan penjumlahan arus saluran lainnya (IE= IB+ IC). Pada diagram, tanda panah
menunjukkan arah dari arus konvensional, aliran elektron mengalir berlawanan dengan tanda
panah. Pada moda aktif, perbandingan dari arus kolektor-ke-basis dengan arus basis disebut
dengan penguatan arus DC. Pada perhitungan, harga dari penguatan arus DC disebut dengan hFE
dan harga penguatan arus AC disebut dengan hfe. Walaupun begitu, ketika cakupan frekuensi
tidak diperhitungkan, symbol β sering digunakan. Perlu diperhatikan bahwa arus emitor
berhubungan dengan VBE secara eksponensial. Pada suhu ruang, peningkatan VBE sebesar
kurang-lebih 60 mV meningkatkan arus emitor dengan faktor 10 kali lipat. Kerena arus basis
kurang lebih sebanding dengan arus kolektor dan emitor, ini jugaberubah dengan fungsi yang
sama. Untuk transistor PNP, secara umum cara kerjanya adalah sama, kecuali polaritas tegangan
panjar yang dibalik dan fakta bahwa pembawa muatan mayoritas adalah lubang elektron.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,secara jelas kita dapat mengetahui bahwa transistor adalah
komponen yang sangat diperlukan dari sebuah perangkat elektronika sedangkan elektronika
sendiri tidak dapat dipisahkan dri kehidupan sehari-hari.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai, sirkuit, pemutus,
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal.
3.2 rekomendasi
Sebagai sebagai calon mahasiswa teknik,khususnya teknik mesin ,kita harus menguasai
dan mengetahui penggunaan transistor serta berbagai prinsip kerjanya,agar kita bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Malvino, Albert Paul. 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta; Erlangga
Millman, Jacob & Cristos C. Jalkias. 1986. Elektronika Terpadu. Jakarta; Erlangga
Http:\\.id.wikipedia.org/wiki/transistor” kategori transistor
Download