LAPORAN PRAKTIKUM IV GENETIKA (ABKC 2305) “TES KECOCOKAN RASIO FENOTIF” Oleh : Yoga Pratama 1910119210002 Kelompok VIII B Asisten Dosen : Dody Alfayed Syifa Fauzia Dosen Pengasuh : Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd Dr. Bunda Halang, M.T Riya Irianti, S.Pd., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN NOVEMBER 2020 PRAKTIKUM IV Topik : Tes Kecocokan Rasio Fenotif Tujuan : Untuk mengetahui dan membuktikan kecocokan rasio fenotif antara hasil pengamatan dengan teori Hari/Tanggal : Selasa/ 03 November 2020 Tempat I. : Daring ALAT DAN BAHAN A. ALAT : 1. Alat tulis 2. Kertas hasil pengamatan B. BAHAN 1. mata uang logam Rp. 100,2. mata uang logam Rp. 200,3. mata uang logam Rp. 500,- II. CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan 2. Melemparkan 1 keping uang logan sebanyak 100 kali dan mencatat apakah gambar yang muncul setiap kali lemparan dalam tabel. 3. Memberi kode pada lemparan 2 keping mata uang logam, masing-masing kode A dan B, kemudian melemparkan bersama-sama kedua mata uang logam tersebut sebanyak 100 kali dan mencatat pada tabel pengamatan. 4. Melakukan hal yang sama pada 3 keping mata uang logam. 5. Menghitung X² dengan rumus : X² = ∑ ( 𝑑² /𝑒) 6. Membuat kesimpulan dan hipotesis dari hasil perhitungan tersebut. III. TEORI DASAR dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai banyak objek peritiwa dimana kemungkinan atau probilitas mengambil peran penting. Teori kemungkinan adaah peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek, dengan kata lain disebut juga Probilitas, jika objek itu misalkan mata uang logam, maka peristiwa itu ada 3 macam probilitas, yaitu : 1. Peluang atas terjadinya sesuatu yang diiinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terjadi terhadap keseluruhan yang ada, singkatannya : K(x) =x/x+y Keterangan : K = peluang Kx = Besarnya peluang untuk mendapatkan (x) X+y = Jumlah keseluruhan 2. Peluang terjadinya dua peritiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya peluang untuk masing-masing peritiwa itu. Singkatannya : K(x+y) = K (x) . K (y) 3. Peluang terjadinya dua peritiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peritiwa itu. Singkatannya : K ( x atau y) = K (x) + K (y) Dalam hal ini yang akan ditekankan pada objeknya, yang mana sifat uang logam tersebut jika dilemparkan se atas sehingga memiliki kemungkinan tadi. Kemungkinan yang akan muncul untuk gambar rumah atau gunung adah ½ sehingga dapat ditarik arti rasio fenotif 1: 1 dengan begitu jika sering dilakukan pelemparan maka frekuensi keungkinan adalah sama. Metode Chi-square (X²) ialah suatu pengukuran penyimpanan dari hasil pengamatan dibandingkan dengan angka-angka yang diharapkan secara hipotesis. Adapun mengenai penggunan rumus X² ata Chi-square adalah untuk mengetes apakah kebenaran tentang rasio fenotif itu sama dengan apa yang terjadi dalam percobaan di dalam kenyataan. Untuk mennetukan probilitas total dari X² apakah hipotesis akan diterima atau tidak kita harus melihat nilai X² pada derajat bebas, kemudian kita bandingkan dengan angka yang kita peroleh dengan angka-angka yang terdapat dalam deret ini dan kita tentukan pada batas kisaran mana angka yang kita peroleh. Harga X² yang kita peroleh dengan angka-angka yang terdaoat di anata kolom. Setiap kolom menunjukkan kemungkinan percobaan itu. Bila dalam suatu percobaan terdapat lebih dari duankelompok fenotif, maka dapat pula kita anggap bahwa salah satu diantranya adalah non variable. Pada dasarnya dari sejumlah kelompok fenotif, kelompok fenotif yang dapat memilih pasangan secara bebas berjumlah sama dengan jumlah fenotif dikurangi satu, karena kelompok terakhir tidak dapat melakukan pemilihan bebas. Jadi derajat bebas dapat dinyatakan dalam jumlah unit fenotif dikurangi satu. Dalam hal ini derajat bebas lebih dari satu, faktor koreksi tidak diterapkan lagi (Halang, 2020). IV. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel pengamatan A. Satu keping mata uang logam No. Fenotif Tabulasi 1. IIII IIII IIII IIII IIII IIII A IIII IIII IIII III 2. IIII IIII IIII IIII IIII IIII B IIII IIII IIII IIII II ∑ 100 Probabilitas o E d d2 X2 ½ 48 50 -2 4 0,08 ½ 52 50 2 4 0,08 1 100 100 0 8 0,16 DK = 2-1 = 1 B. Dua Keping Mata Uang Logam No. Fenotipe Tabulasi Probabilitas O e d d2 X2 1. AA IIII IIII IIII ¼ 27 25 2 4 0,16 ½ 44 50 -6 36 0,72 ¼ 27 25 2 4 0,16 1 100 100 -2 44 1,04 IIII IIII II 2. AB / BA IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII 3. BB IIII IIII IIII IIII IIII II ∑ DK = 3-1 = 2 100 C. Tiga Keping Mata Uang Logam No. Fenotipe Tabulasi 1. X2 o e 1/8 10 12.5 2.5 6.25 0.5 3/8 40 37.5 2.5 6.25 0,167 3/8 36 37.5 -1,5 2.25 0,06 IIII IIII IIII 1/8 14 12.5 1.5 2.25 0.18 100 1 100 100 17 IIII IIII IIII AAA d d2 Probabilitas IIII 2. IIII IIII IIII AAB IIII IIII IIII IIII IIII 3. IIII IIII IIII ABB IIII IIII IIII IIII I 4. BBB ∑ 5 Dk = 4 – 1 = 3 Keterangan : A = Angka B = Gambar d = Penyimpangan (o-e) / deviasi o = ∑ kemungkinan x = Tes Chi-Square Dk= Derajat kebebasan e = Hasil yang diharapkan (X2 = d2/e) 2. Perhitungan A. Satu keping mata uang logam Fenotif A Fenotif B Xa2 = (d2/e) = (4/50) = 0,08 X2 tot = Xa2 + Xb2 = 0,08 + 0,08 = 0,16 X2 tabel = 0,75- 0,50 > 0,0,5 (Berhasil) Dk = variasi kebebasan (∑ Fenotif – 1)= 2-1 = 1 Xb2 = (d2/e) = (4/50) = 0,08 0.907 Kecocokan nilai X2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas (0,05) Ketentuan : X2 tabel > 0,05 = Percobaan dikatakan berhasil X2 tabel < 0,05 = Percobaan dikatakan gagal B. Dua keping mata uang logam Fenotif AA Fenotif AB/BA Xa2 = (d2/e) Xb2 = (d2/e) Fenotif BB Xc2 = (d2/e) = (4/25) = (36/50) = (4/25) = 0,16 = 0,72 = 0,16 X2tot = Xa2 + Xb2+Xc2 = 0,16 + 0,72 + 0,16 = 1,04 X2tabel = 0,50 – 0,25 > 0,05 (Berhasil) Dk= variasi kebebasan (∑ Fenotif – 1 ) = 3-1 = 2 Kecocokan nilai x2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas (0.05) Ketentuan: X2 tabel > 0,05 = percobaan dikatakan berhasil X2 tabel < 0.05 = percobaan dikatakan gagal C. Dua keping mata uang logam Fenotif AAA Xa2 = (d2/e) = (6.25/12.5) = 0.5 Fenotif AAB Xb2= (d2/e) = (6.25/37.5) = 0.167 Fenotif ABB Xc2= (d2/e) = (2.25/37.5) = 0.06 Fenotif BBB Xd2= (d2/e) = (2.25/12.5) = 0.18 X2tot = Xa2 + Xb2+Xc2 + Xd2= 0.5 + 0.167 + 0.06 + 0.18 = 0.907 X2tabel = 0,90 – 0,75 > 0,05 (Berhasil) Dk= variasi kebebasan (∑ Fenotif – 1 ) = 3-1 = 2 Kecocokan nilai x2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas (0.05) Ketentuan : X2 tabel > 0,05 = percobaan dikatakan berhasil X2 tabel < 0.05 = percobaan dikatakan gagal 3. Tabel Chi-square Tiga uang logam Dua uang logam Satu uang logam Kemungkinan Derajat Kebebasan 0,99 0,95 0,90 0,75 0,50 0,25 0,10 0,05 1 0,000 0,004 0,016 0,102 0,455 1,32 2,71 3,84 2 0,020 0,103 0,211 0,575 1,386 2,77 4,61 5,99 3 0,115 0,352 0,584 1,212 2,366 4,11 6,25 7,81 4 0,297 0,711 1,064 1,923 3,357 5,39 7,78 9,49 5 0,554 1,145 1,610 2,675 4,351 6,63 9,24 11,07 Keterangan : 1 keping mata uang logam (0,16) Derajat kebebasan antara 0,75 dan 0,50 Kemungkinan antara 0,102 dan 0,455 2 keping mata uang logam (1,04) Derajat kebebasan antara 0,50 dan 0,25 Kemungkinan antara 1,386 dan 2,77 3 keping mata uang logam (0,907) Derajat kebebasan antara 0,90 dan 0,75 Kemungkinan antara 0,584 dan 1,212 Kesimpulan : 1. Berdasarkan table X2 pada pelemparan 1 koin mata uang logam Rp. 100,- hasil percobaan terletak diantara 0,75 – 0,50, jadi X2 tabel > 0,05. Kesimpulannya rasio fenotif A dan B cocok dengan rasio fenotif teori (yang memiliki perbandingan 1 : 1 ). Dengan demikian, percobaan ini berhasil. 2. Berdasarkan table X2 pada pelemparan 2 koin mata uang logam Rp. 100,- dan Rp. 200,- hasil percobaan terletak diantara 0,50 – 0,25, jadi X2 tabel > 0,05. Kesimpulannya rasio fenotif A dan B cocok dengan rasio fenotif teori (yang memiliki perbandingan 1 : 1 ). Dengan demikian, percobaan ini berhasil. 3. Berdasarkan table X2 pada pelemparan 3 koin mata uang logam 100,- Rp. 200,- dan Rp. 500,- hasil percobaan terletak diantara 0,90 - 0,75, jadi X2 tabel > 0,05. Kesimpulannya rasio fenotif A dan B cocok dengan rasio fenotif teori (yang memiliki perbandingan 1 : 1 ). Dengan demikian, percobaan ini berhasil. V. ANALISIS DATA Genetika merupakan ilmu yang mempelajari sifat atau karakter yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun-temurun. Individu yang terbentuk dari hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip pada dasarnya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet jantan dan betina. Keturunan hasil perkawinan atau persilangan dapat diduga berdasarkan peluang yang ada. Oleh karena itu peranan teori kemungkinan sangatlah penting dalam mempelajari ilmu genetika (Amalya, 2014). Sering kali dalam melakukan percobaan kita tidak memperoleh hasil yang sesuai benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap dalam hasil yang nampaknya “menyimpang” itu masih dapat kita anggap (artinya masih dapat kita pakai), maka perlu sekali dilakukan pengujian tes X2 (Suryo, 1990). Tujuan dari X2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. (Suryati, 2011). Suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dan nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari perbedaan yang terjadi oleh peluang diperlukan adanya evaluasi hipotesis genetik. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah derajat bebas. Uji ini dikenal dengan uji X2 (Chi-Square Test). Metode Chi Square Test adalah suatu uji nyata yang menentukan apakah hasil observasi menyimpang dari nisbah yang diharapkan, secara kebetulan atau tidak. Uji ini digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit (Sabri, 2008). Pada percobaan kali ini kami akan membandingkan frekuensi hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan frekuensi harapan berdasarkan hasil dari peluang percobaan. Peluang itu sendiri merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak. Kata peluang atau kemungkinan itu sendiri sering disebut dengan probabilitas. 1. Satu Keping Mata Uang Logam Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan pelemparan satu keping mata uang logam Rp. 100,- sebanyak 100 kali dengan kemungkinan munculnya A (Angka) atau B (Gambar). Karena terdapat 2 fenotip yaitu A (Angka) dan B (Gambar), maka probabilitasnya 1⁄2 untuk fenotip A dan 1⁄2 untuk fenotip B (rasio 1 : 1). Setelah dilakukan 100 kali pelemparan, maka hasil Dari percobaan pada pelemparan dengan menggunakan satu keping mata uang logam 100,- sebanyak 100 kali, diperoleh hasil data pelemparan mata uang dengan jumlah fenotif A = 48, sedangkan hasil yang diharapkan = 50 dengan probabilitas 1⁄2 . Sehingga penyimpangan (d) = -2 dengan d2 = 4, dan X2 = 0,08. Untuk hasil pelemparan dengan menggunakan satu keping mata uang logam 100,dengan fenotif B = 52, hasil yang diharapkan yaitu 50 dengan probabilitas1⁄2 sehingga dapat dihitung penyimpangan (d) = 2 dengan d2 = 4 dan X2 = 0,08. Sehingga dapat diperoleh nilai ∑X2 = X12 + X22 = 0,08 + 0,08 = 0,16. Karena ada dua kelas fenotif yaitu A dan B, maka derajat kebebasan diperoleh dengan rumus kelas fenotif -1, dk = 2-1 = 1. Berdasarkan tabel X2 Chi-Square, nilai 0,16 kemungkinan terletak pada 0,75-0,50. Maka nilai kemungkinannya adalah 0,75-0,50 > 0,0,5 Berdasarkan nilai kemungkinan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa percobaan tersebut berhasil, karena data yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan, dan juga menunjukkan kecocokan antara pengamatan dan teori dengan perbandingan fenotif (1 : 1). 2. Dua Keping Mata Uang Logam Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan pelemparan dua keping mata uang logam sebanyak 100 kali dengan kemungkinan munculnya AA, AB/BA, atau BB. Karena terdapat 3 fenotip yaitu AA, AB/BA, atau BB. Maka probabilitasnya 1⁄4 untuk fenotip AA, 1⁄2 untuk fenotip AB , dan 1⁄4 untuk fenotip BB (rasio 1 : 2 : 1). Setelah dilakukan 100 kali pelemparan, maka didapatkan data yaitu sebanyak 27 kali fenotip AA yang muncul, sedangkan hasil yang diharapkan (e) ialah 25. Sehingga terjadi penyimpangan (d), penyimpangannya (d) ialah 2 dan d2 = 4 serta x2 = 0,16. Selanjutnya sebanyak 44 kali fenotip AB/BA yang muncul, sedangkan hasil yang diharapkan (e) ialah 50. Sehingga terjadi penyimpangan (d), penyimpangannya (d) ialah -6 dan d2 = 36 4 x2 = 0,72, berikutnya sebanyak 27 kali fenotip BB yang muncul, sedangkan hasil yang diharapkan (e) ialah 25. Sehingga tidak terjadi penyimpangan (d), hasil (d) ialah 2 dan d2 = 4 serta x2 = 0,16. Selanjutnya diperoleh data yaitu ∑X2 = X2 AA + X2 AB/BA + X2 BB = 0,16 + 0,72 + 0,16 = 1,04. Berikutnya karena terdapat tiga fenotif yaitu AA, AB, dan BB, maka derajat kebebasan diperoleh dengan rumus kelas fenotif –1, dk = 3-1 = 1. Berdasarkan tabel X2 Chi-Square, nilai 0,24 kemungkinan terletak pada 0,50 – 0,25. Maka nilai kemungkinannya adalah 0,50 – 0,25 > 0,05. Berdasarkan nilai kemungkinan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa percobaan tersebut berhasil, karena data yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan, dan juga menunjukkan kecocokan antara pengamatan dan teori dengan perbandingan fenotif (1 : 2 : 1). 3. Tiga Keping Mata Uang Logam Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan pelemparan tiga keping mata uang logam sebanyak 100 kali dengan kemungkinan munculnya AAA, AAB, ABB atau BBB. Karena terdapat 4 fenotip yaitu AAA, AAB, ABB atau BBB, maka probabilitasnya 1⁄8 untuk fenotip AAA, 3⁄8 untuk fenotip AAB, 3⁄8 untuk fenotip ABB dan 1⁄8 untuk fenotip BBB (rasio 1 : 3 : 3 : 1). Dari hasil percobaan pada pelemparan dengan menggunakan 3 mata uang logam sebanyak 100 kali, diperoleh hasil data pelemparan mata uang dengan fenotif AAA = 10, sedangkan hasil yang diharapkan yaitu 12,5 dengan probabilitas 1⁄8, sehingga didapatkan hasil penyimpangan (d) = 2,5 dengan d2 = 6,25 dan X2 = 0,5. Pada pelemparan dengan menggunakan mata uang logam dengan fenotif AAB didapatkan hasil = 40 sedangkan hasil yang diharapkan yaitu 37,5 dengan probabilitas 3⁄8, sehingga dapat dihitung penyimpangan (d) = 2,5 dengan d2 = 6,25 dan X2 = 0,167. Sedangkan hasil untuk pelemparan dengan mata uang logam dengan fenotif ABB yaitu = 36, Sedangkan hasil yang diharapkan = 37,5 dengan probabilitas 3⁄8, Sehingga dapat dihitung penyimpangan (d) = -1,5 dengan d2 = 2,25 dan X2 = 0,06. Untuk hasil pelemparan mata uang logam dengan fenotif BBB yaitu = 14, Sedangkan hasil yang diharapkan = 12,5 dengan probabilitas 1⁄8, sehingga dapat dihitung penyimpangan (d) = 1,5 dengan d2 = 2,25 dan X2 = 0,18. Oleh karena itu dapat diketahui nilai ∑X2 = X12 + X22 + X32 + X42= 0.5 + 0.167 + 0.06 + 0.18 = 0.907. Karena ada empat kelas fenotif yaitu AAA, AAB, ABB dan BBB, maka derajat kebebasan diperoleh dengan rumus kelas fenotif –1, dk = 4-1 = 3. Berdasarkan tabel X2 Chi-Square, nilai 0.907 kemungkinan terletak pada 0,50 – 0,25. Maka nilai kemungkinannya adalah 0,50 – 0,25 > 0,05 Berdasarkan nilai kemungkinan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa percobaan tersebut berhasil, karena data yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan, dan juga menunjukkan kecocokan antara pengamatan dan teori dengan perbandingan fenotif (1 : 3 : 3 : 1). VI. KESIMPULAN 1. Metode Chi Square Test adalah suatu uji nyata yang menentukan apakah hasil observasi menyimpang dari nisbah yang diharapkan, secara kebetulan atau tidak. 2. Angka 0,05 merupakan batas signifikan dimana suatu perhitungan dapat dikatakan menyimpang. 3. Percobaan dengan pelemparan satu keping mata uang, degan nilai kemungkinannya sebesar 0,16 terletak pada 0,75-0,50 > 0,0,5. Percobaan dikatakan berhasil terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dan teori dengan perbandingan rasio fenotip 1 : 1. 4. Percobaan dengan pelemparan dua keping mata uang, dengan nilai kemungkinannya 1,04 terletak diantara 0,50–0,25 > 0,05. Percobaan dikatakan berhasil, terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dan teori dengan perbandingan rasio fenotip 1 : 2 : 1. 5. Percobaan dengan pelemparan tiga keping mata uang, nilai kemungkinannya 0.907 terletak diantara 0,50–0,25 > 0,05. Percobaan dikatakan berhasil dan terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dan teori dengan perbandingan rasio fenotip 1 : 3 : 3 : 1. VII. DAFTAR PUSTAKA Amalya, Dea. 2014. Teori Peluang dan Uji Khi-Kuadrat. Diakses melalui https://www.academia.edu/8669334/Laporan_Uji_Khi_Kuadrat Pada tanggal 07 November 2020 Halang, Bunda. 2020. Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin: PMIPA FKIP ULM. Sabri, L dan Hatsono, S.P. 2008. Statistik Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press. Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Suryo. 1990. Genetika. Jakarat: Erlangga