Uploaded by User89366

Artikel Ilmiah Hendrik Andrianto

advertisement
EFFECT OF OOLONG TEA ON LEG MUSCLE ENDURANCE
IN ADULT MALE
Hendrik Andrianto*, Fen Tih**, Decky Gunawan***
*Faculty of Medicine Maranatha Christian University
**Departement of Physiology Faculty of Medicine Maranatha Christian University
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Email : [email protected]
Abstract
Sedentary lifestyle and decreased muscle endurance are two related condition that worsen
someone activity. People needs the appropriate drink to increase leg muscle endurance such
as Oolong tea due to its caffeine. Caffeine in oolong tea is an ergogenic substance that can
improve muscle performance. The aim of this study was to prove the effect of oolong tea in
improving leg muscle endurance. The design of this study was analytic with quasi
experimental, using pre-test and post-test design, conducted on 20 male student at Faculty of
Medicine of Maranatha Christian University aged between 18 to 25 years. The data
measured was the repetition of half squat test after and before consuming 150 mL of Oolong
tea. The data was analysed by dependent T test with α = 0,05. The result showed mean
repetition of half squat test after treatment increased from 33 (pre-test) to 52,83 (post-test)
with p = 0,000**. The conclusion is Oolong tea improves leg muscle endurance.
Keywords : Muscle endurance, half squat test, Oolong Tea
1
EFEK PEMBERIAN TEH OOLONG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI
PADA PRIA DEWASA
Hendrik Andrianto*, Fen Tih**, Decky Gunawan***
*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
**Bagian ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Sedentary lifestyle dan penurunan daya tahan otot merupakan dua keadaan yang
saling berkaitan dan dapat memperburuk aktivitas seseorang. Seseorang
membutuhkan minuman yang tepat untuk meningkatkan daya tahan otot tungkai,
salah satunya adalah teh Oolong karena mengandung kafein. Kafein yang terkandung
dalam teh Oolong, merupakan zat ergogenik yang dapat meningkatkan performa dari
otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan teh Oolong dapat
meningkatkan daya tahan otot tungkai. Penelitian ini bersifat analitik dan
eksperimental semu, dengan menggunakan desain pre-test dan post-test terhadap 20
orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha berusia 18-25
tahun. Data yang diukur adalah jumlah repetisi half squat test sebelum dan sesudah
mengonsumsi 150 mL seduhan daun teh Oolong. Analisis data menggunakan uji T
berpasangan (α = 0,05). Rerata repetisi half-squat test sesudah pemberian seduhan
daun teh Oolong meningkat dari 33 (pre-test) menjadi 52,83 (post-test) dengan nilai
p = 0,000** (α=0,05). Simpulan penelitian adalah teh Oolong meningkatkan daya
tahan otot tungkai.
Kata kunci : daya tahan otot, half squat test, teh Oolong
2
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, manusia semakin dimanjakan dengan
teknologi, sehingga banyak orang yang mulai menjalani sedentary life style. Sedentary life
style adalah gaya hidup seseorang yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau tidak
banyak melakukan gerakan. Sedentary life style ini akan berpengaruh terhadap tubuh
seseorang, misalnya terjadi atrofi otot (disuse atrophy). Otot yang mengalami atrofi secara
tidak langsung dapat mudah mengalami kelelahan otot.1,2
Kelelahan otot adalah suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi otot yang kuat dalam
waktu yang lama, di mana otot tidak mampu lagi berkontraksi dalam jangka waktu tertentu.
Kelelahan otot merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi otot dari
kerusakan. Kelelahan otot di sebabkan karena meningkatnya kadar fosfat inorganik dan
adenosin difosfat (ADP) dari hasil pemecahan adenosin trifosfat (ATP), akumulasi asam
laktat, atau terkurasnya cadangan glikogen di dalam otot. Kelelahan otot dipengaruhi oleh
daya tahan otot. Kelelahan otot mudah terjadi bila daya tahan otot menurun.3
Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang
beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu
tertentu. Daya tahan otot sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, salah
satunya adalah otot tungkai. Otot tungkai penting bagi aktivitas manusia dalam keseharian
karena memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan tubuh dan juga untuk berjalan.
Berkurangnya daya tahan otot tungkai menyebabkan terganggunya aktivitas dalam
keseharian.4
Daya tahan otot dapat dinilai dengan menggunakan half-squat test. Tes ini digunakan
untuk menilai musculus quadriceps femoris dan musculus gluteus maximus. Metode ini
dinilai lebih presisi dibandingkan dengan mesin isokinetik.5
Zat ergogenik diketahui dapat meningkatkan daya tahan otot. Kafein adalah zat ergoenik
dengan mekanisme kerja sebagai antagonis reseptor adenosin yang berperan dalam presepsi
nyeri, meningkatkan sensitivitas reseptor ryanodine, dan menghambat enzim fosfodiesterase.4
Kafein terdapat dalam teh (Thea sintesis), kopi (coffea arabica, coffea rubusta), dan kakao
(Theobroma cacao). Konsumsi kafein dalam dosis tinggi, misalnya yang terdapat di dalam
kopi, dapat menyebabkan efek samping, diantaranya palpitasi dan gastritis. Teh (Thea
sintesis) merupakan minuman yang memiliki kadar kafein yang relative lebih rendah.6
3
Teh merupakan minuman yang dikenal di seluruh belahan dunia. Hampir setiap negara
memiliki teh dengan cara pembuatan dan citarasa yang berbeda. Daun dari tanaman teh
diolah menjadi tiga jenis yaitu, teh Hijau (Green tea), teh Oolong (Oolong tea), dan teh Hitam
(Black tea). Dalam proses pengolahannya teh hijau tidak mengalami proses fermentasi, teh
Oolong sebagian mengalami fermentasi, dan teh hitam mengalami fermentasi. Ketiga jenis
teh ini mengandung zat aktif, antara lain : katekin, kafein, dan L-theanin. Kafein tidak
mengalami perubahan selama proses pengolahan teh. Jumlah kafein yang dihasilkan berbeda
dari setiap jenis teh. Perbedaan ini terjadi akibat perbedaan dalam waktu pemrosesan dan
suhu penyeduhan. Kandungan kafein yang terdapat dalam 150 mL seduhan teh hitam 40-70
mg, teh Oolong 18-33 mg, dan teh hijau 15-25 mg.7
Teh Oolong sudah dikenal masyarakat di Indonesia dan sudah banyak dikonsumsi, akan
tetapi penelitian yang membuktikan bahwa teh Oolong dapat meningkatkan daya tahan otot
baru sedikit.8-10 Berdasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh teh
Oolong terhadap daya tahan otot tungkai pada laki-laki dewasa.
Metode
Metode dari penelitian ini adalah eksperimental semu, bersifat analitik dengan desain pretest dan post-test. Data yang diukur adalah jumlah repetisi half squat test pada 20 mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha periode Juli 2018 hingga
Agustus 2018. Subjek penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki dengan usia 18-25 tahun,
BMI normal (18,5 – 22,9 kg/m2), tidak merokok, tidak memiliki disfungsi muskuloskeletal,
tidak mempunyai riwayat hipertensi, gangguan jantung, gangguan hepar, gangguan ginjal,
dan gastritis. Subjek penelitian yang rutin mengkonsumsi teh dan kopi dieksklusi dari
penelitian ini.
Prosedur penelitian dilakukan dengan melakukan anamnesis terlebih dahulu untuk melihat
apakah subjek memenuhi persyaratan untuk menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian
diminta untuk melakukan half-squat test selama 1 menit, lalu diberikan seduhan daun teh
Oolong dan subjek beristirahat selama 60 menit, lalu kembali melakukan half-squat test
selama 1 menit.
4
Inform consent diambil sebelum subjek penelitian diikutkan dalam penelitian ini. Data
dianalisis secara statistik dengan uji parametrik t berpasangan.
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian FK Maranatha dan RS Imanuel
Bandung dengan SK No. 169/KEP/II/2018.
Hasil
Penelitian dilakukan di Laboratorium Faal Universitas Kristen Maranatha sejak bulan Juli
2018 sampai dengan bulan Agustus 2018 setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik.
Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk dan didapatkan nilai p >
0,05, yang artinya data berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji T berpasangan.
Hasil analisis data tertera pada tabel berikut
Tabel 1. Rerata Daya Tahan Otot Tungkai Sebelum dan Setelah Pemberian Seduhan Daun
Teh Oolong
Besar
sampel (n)
Pretes
Postes
20
Rerata daya
tahan otot
tungkai
33
52.85
Sd
p
6,561
6,968
0,000
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil rerata hasil penilaian daya tahan otot tungkai
melalui half-squat test sesudah mengkonsumsi teh Oolong adalah 52,85 (SD = 6,973) lebih
cepat dibandingkan sebelum mengkonsumsi teh Oolong 33 (SD = 6,561) dan dari hasil
analisis melalui uji T berpasangan didapatkan nilai p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan
bahwa teh Oolong dapat meningkatkan daya tahan otot ungkai secara bermakna (p<0,05).
5
N = 20
60
50
40
30
Pre test
20
Post test
10
0
Hasil Percobaan
Grafik 1. Rerata Jumlah Half-squat Test Sebelum (Pre-test) dan Sesudah (Post-test)
Diberikan Seduhan Daun Teh Oolong
Diskusi
Pada penelitian ini didapatkan peningkatan rerata half squat test setelah meminum
seduhan daun teh Oolong. Hal ini terjadi dikarenakan teh Oolong memiliki kandungan
kafein. Kafein akan memengaruhi daya tahan otot melalui tiga mekanisme dasar selular, yaitu
menghambat reseptor dari adenosin, mobilisasi ion kalsium intraseluler, dan meningkatkan
akumulasi cyclic 3’5’ Adenosine Monophosphate (c-AMP).11,12
Kafein merupakan suatu zat ergogenik. Mekanisme utama senyawa ini adalah sebagai
antagonis terhadap reseptor adenosin, karena strukturnya mirip dengan adenosin. 13 Adenosin
merupakan inhibitor poten. Adenosin berperan dalam menekan kewaspadaan, kesadaran, dan
pelepasan neurotransmitter terutama dopamin.14,15 Neurotransmiter dopamin memiliki
peranan dalam mengatur tonus dan kontraksi dari otot rangka. Sehingga penghambatan
adenosin dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih terjaga, lebih waspada, dapat
meningkatkan performa dari tubuh dan dapat mengurangi kelelahan.14-16 Hasil penelitian
yang dilakukan sebelumnya oleh Hodgson et all pada tahun 2013, bahwa konsumsi kafein
sebanyak 5mg/KgBB selama satu jam sebelum melakukan tes ergometer dapat meningkatkan
performa otot pada atlet dengan nlai p<0,05.14
Kafein dapat meningkatkan sensitivitas reseptor dari ryanodin. Mekanisme ini berperan
dalam pembukaan kanal kalsium yang akan menyebabkan peningkatan durasi dari kontraksi
otot.13 Penelitian yang telah di lakukan sebelumnya oleh Allen et all (2006) tentang
6
pemberian kafein pada tikus yang dapat meningkatkan durasi dan kekuatan kontraksi pada
otot dengan memberikan hasil yang sangat signifikan (p<0,001).17
Kafein dapat menghambat kerja dari enzim fosfodiesterase yang berfungsi sebagai enzim
pemecah 3’5’ adenosine monophosphate (c-AMP).. c-AMP berperan dalam penigkatan
ketersediaan asam lemak melalui lipolisis. Apabila enzim fosfodiesterase di hambat, kadar cAMP akan meningkat. Sehingga konsumsi kafein dapat menyebabkan penggunaan asam
lemak sebagai bahan bakar dalam kontraksi otot.13
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Erdito Muro pada tahun 2016, bahwa
pemberian 5 gram kopi bubuk yang mengandung 85mg kafein pada 15 orang subjek
penelitian sebagai kelompok perlakuan dibandingkan dengan pemberian 20 mL perisa kopi
moka sebagai plasebo pada 15 orang subjek penelitian sebagai kempok kontrol didapatkan
nilai rerata repetisi pushup test pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok
kontrol dengan nilai p<0,05.18
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Abu-Kasim MA, Chen
CK pada tahun 2013 yang dilakukan pada atlet dengan memberi kafein sebanyak 50-100 mg
di dalam kopi dapat meningkatkan daya tahan otot.4
Hasil penelitisn ini sesuai dengan penelitian Mark Gauvin pada tahun 2016 bahwa
konsumsi kafein sebanyak 7mg/KgBB pada tes Smith machine squat test yang menghasilkan
peningkatan signifikan dengan p=0.018.19
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu hanya menggunakan dosis kafein minimal
untuk menghindari dosis maksimal teh dan dosis toksik tannin.
Simpulan
Teh Oolong meningkatkan daya tahan otot tungkai pada pria dewasa.
Daftar Pustaka
1. Inyang MP, Okey-Orji S. Sedentary Lifestyle : Health Implications; 2015.
http://www.iosrjournals.org
2. Barnes AS, Coulter SA. Obesity and Sedentary Lifestyles. Tex Heart Inst J.
2012; 39(2): 224-227. http://www.ncbi.nlm.nih.gov
7
3. Arthur C. Guyton, John E. Hall. Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology. 13th ed. Philadelpia: Elsevier; 2016.
4. Abu-kasim NA, Chen CK. Effects of Consumption of a Beverage Containing
Caffeine on Running Time Trial Performance. 2013.
5. LeFebre R. Low Back and Leg Endurance Test. Western States Chiropractic
College. 1999.
6. Kakati
V.
Tea
–
Plant
Camellia
Sinensis.
2013.
http://www.sciencelearn.org.nz
7. Towaha J. Kandungan Senyawa Kimia pada Daun Teh (Camellia Sinensis).
Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi: 2013.
8. Silaban M. Pengaruh Jenis Teh dan Lama Fermentasi pada Proses Pembuatan
Teh Kombucha. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan: 2009
9. Towaha J, Bambang ET. Mengenal Empat Macam Produk Teh. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Vol. 3. Sukabumi: 2012.
10. Winarno FG, Kristiono L. Green Tea & White Tea. Pt Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta: 2016.
11. Tallis J, Duncan MJ, James RS. What can isolated Skeletal Muscle
Experiments Tell Us about The Effects of Caffeine on Exercise Performance?.
Br J Pharmacol. 2015.
12. Hodgson AB, Randell RK, Jeukendrup AE. The Metabolic and Performance
Effects of Caffeine Compared to Coffee during Endurance Exercise. 2013.
13. Brunton L. Goodman & Gillman’s Manual of Pharmacology and
Therapeutics. 2nd ed. McGraw-Hill Profesional; 2013.
14. Gerard J. Tortora, Derrickson Bryan. Principles of Anatomy & Phisiology.
14th ed. New Jersey (US): John Wiley & Sons; 2012.
15. Davis JM, Zhao Z, Stock HS, et al. Central Nervous System Effects of
Caffeine and Adenosine on Fatique. 2003.
16. Motoyama Y, Pereria R. Caffeine Supplementation Delays desai Fatique
through Central Nervous System Modulation. 2016.
8
17. Allen DG, Westerblad H. The Effects of Caffeine on intracellular Calcium,
Force and The Rate of Relaxation of Mouse Skeletal Muscle. 2006;(1995).
18. Suryono, Erdito Muro. Pengaruh Konsumsi Kopi Arabika (Cofea Arabica)
terhadap Daya Tahan Otot dengan Metode Pushup Test. 2016.
19. Gauvin M. The Effect of Caffeine Suplementation on Muscular Endurance in
Recreationally Active Collage Age Males. University of Rhode Island. 2016.
http://digitalcomoons.uri.edu/theses
9
Download