BAB 4 Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian ▪ Mendeskripsikan pengaruh diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. ▪ Mendeskripsikan konflik, kekerasan, dan perdamaian. ▪ Mengidentifikasikan pemetaan konflik. ▪ Mendeskripsikan akar masalah dan sebab-sebab terjadi konflik. ▪ Mendesripsikan resolusi konflik. ▪ Memahami peran mediasi dan pihak ketiga dalam penyelesaian konflik dan menumbuhkan perdamaian. Sumber : succo, pixabay.com A. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial Primordialisme • Primordialisme merupakan pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Etnosentrisme • Etnosentrime adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. B. Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Konflik • Konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Kekerasan • Kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Teori-Teori tentang Kekerasan Teori Faktor Individual • Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku kekerasan, selalu berawal dari perilaku individu. Teori Faktor Kelompok • Identitas kelompok inilah yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Benturan antara identitas kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan. Konflik rumah tangga antara suami dan istri dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Teori Dinamika Kelompok Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Perdamaian Sumber : www.pexels.com Mengutamakan dialog di antara dua pihak yang berkonflik diharapkan akan menemukan pemecahan masalah sehingga tercipta perdamaian. C. Pemetaan Konflik Simon Fisher • Pemetaan konflik menurut Simon Fisher, meliputi pihak-pihak yang berkonflik dan aspirasi dari berbagi pihak. Pemetaan konflik ini adalah cara untuk menggambarkan konflik secara grafis, yaitu menghubungkan antara pihak yang bermasalah dengan pihak lain. Bentuk-Bentuk Konflik Dua Bentuk Konflik Menurut Lewis A. Coser 1 Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terha tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. 2 Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tuju antagonistis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tert meredakan ketegangan. Buruh menyalurkan aspirasinya dalam menuntut kenaikan upah melalui demonstrasi. Hal ini merupakan salah satu konflik realistis antara buruh dengan pemilik perusahaan. Sumber : commons.wikimedia.org Pihak-Pihak yang Berkonflik Pihak-Pihak yang Berkonflik menurut Soerjono Soekanto Konflik Pribadi Konflik Rasial • Konflik ini terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya • Konflik ini umumnya timbul akibat perbedaan-perbed aan ras, seperti perbedaan ciri badan, kepentingan, dan kebudayaan. Konflik antara Kelas-Kelas Sosial • Konflik ini umumnya disebabkan karena perbedaan kepentingan, misalnya konflik akibat perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan. Konflik Politik • Konflik ini terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis seseorang atau kelompok Konflik Internasional • Umumnya, konflik ini terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara. Wilayah perbatasan laut rawan terjadi konflik internasional, misalnya pencurian ikan dan pelanggaran wilayah oleh warga negara asing, sehingga membutuhkan penjagaan dan pengawasan ekstra. Sumber : id.wikipedia.org Pihak-Pihak yang Berkonflik menurut Ursula Lehr Konflik dengan Orangtua Sendiri • Konflik ini muncul karena adanya ketidakserasian antara perilaku anak dan harapan orang tua. Konflik dengan Anak-Anak Sendiri • Konflik ini terjadi sebagai reaksi orang tua atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua. Konflik dengan Keluarga • Konflik ini dapat terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang. Konflik dengan Orang Lain • Konflik jenis ini timbul dalam hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya, seperti dengan tetangga, atau teman kerja. Konflik dengan Suami atau Istri • Konflik ini umumnya timbul akibat berbagai kesulitan yang dihadapi dalam perkawinan. Konflik dengan Teman Sekolah • Konflik di sekolah dapat berupa konflik akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, konflik hubungan antara guru dan murid, serta teman sekolah. Konflik dalam Pemilihan Pekerjaan • Konflik dalam pekerjaan dapat berupa konflik yang timbul dari pekerjaan itu sendiri, seperti pekerjaan yang membosankan atau terlalu berat. Konflik Agama • Konflik ini umumnya berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup, aturan dan perilaku yang bertentangan dengan agama. Konflik Pribadi • Konflik ini dapat timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan, tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri, serta tidak adanya semangat hidup. Salah satu bentuk konflik di sekolah adalah perundungan. Perundungan (Bullying) merupakan ancaman terhadap perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Sumber : www.flickr.com Dinamika Konflik Tahapan-Tahapan Dinamika Konflik Prakonflik Konfrontasi Krisis Pascakonflik D. Akar Masalah dan Sebab-Sebab Terjadi Konflik Perbedaan Antarindividu Faktor-Faktor Penyebab Konflik Perbedaan Kebudayaan Perbedaan Kepentingan Perbedaan Sosial Dampak sebuah Konflik Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok. Dampak Positif sebuah Konflik Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia. Dampak Negatif sebuah Konflik Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah kepada hal-hal positif maupun negatif. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah E. Resolusi Konflik Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan (violence). Tiga Syarat Konflik agar Tidak Berakhir dengan Kekerasan 1 Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari adanya antara mereka. 2 Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakuk kekuatan sosial yang saling bertentangan terorganisasi dengan je 3 Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan m disepakati bersama. Macam-Macam Bentuk Pengendalian Konflik Sosial Konsiliasi • Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai. Mediasi • Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Arbitrase • Arbitrase atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Transformasi Konflik • Transformasi konflik (conflict transformation) adalah proses menanggulangi berbagai permasalahan, sumber-sumber, dan dampak negatif dari konflik. Seorang pasukan perdamaian dari Indonesia sedang memberikan pelajaran tentang belajar yang menyenangkan kepada masyarakat Tobankulu, Afrika Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Kerja sama Militer Sipil yang dilakukan seminggu sekali. Sumber : commons.wikimedia.or F. Peran Mediasi dan Pihak Ketiga dalam Penyelesaian Konflik dan Menumbuhkan Perdamaian Salah satu bentuk akomodasi dalam penyelesaian konflik adalah mediasi. Mediasi merupakan upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral (mediator). Lima Syarat Seseorang Menjadi Mediator 1. Adil dan bertanggung jawab 2. Mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. 3. 4. Memiliki sikap menghormati dan mengerti berbagai perbedaan pendapat Memiliki keinginan untuk berbagi dan ikut merasakan. 5. Memfokuskan diri pada persoalan, bukan kesalahan.