Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Definisi Aset Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya Aset Tetap Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum Pengukuran Aset Biaya Perolehan • jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Nilai Tercatat (Carrying Amount) • nilai buku aset, yang dihitung dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan Nilai Wajar • nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar Aset Tetap Pemerintah Digunakan dalam kegiatan pemerintah Dimanfaatkan oleh masyarakat umum Instansi pemerintah lainnya Dimanfaat entitas lainnya Universitas Hak atas tanah Kontraktor Termasuk Aset tetap pemerintah Klasifikasi Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Pengakuan Pengakuan Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap: Berwujud; Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Pengukuran Penilaian Awal • Berdasarkan biaya perolehan • Jika tidak terdapat biaya perolehan menggunakan nilai wajar Pengukuran setelah Perolehan • Memperpanjang masa manfaat • Memberi manfaat ekonomi dimasa yad (dlm bentuk kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja) Pengukuran Berikutnya • Aset tetap dikurangi penyusutan • Penilaian kembali (revaluasi) Biaya Perolehan Aset Tetap Aset Tetap • Harga beli atau • Konstruksi • Setiap biaya yang dapat diatribusikan Konstruksi Dalam Pengerjaan • Diatur dalam PSAP 08 Konstruksi Dalam Pengerjaan Perolehan secara Gabungan • Alokasi harga gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masingmasing aset Pertukaran Aset • Aset tidak serupa, aset baru dinilai sebesar nilai wajar aset yang diperoleh disesuaikan dengan setiap kas & kewajiban lain yang diserahkan • Serupa, aset baru dicatat sebesar nilai tercatat aset yang dilepas Aset Donasi • Sebesar nilai wajar pada saat perolehan Biaya Perolehan Aset Tetap TANAH PERALATAN DAN MESIN GEDUNG DAN BANGUNAN JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN ASET TETAP LAINNYA • Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan • Biaya perolehan mencakup: • Biaya perolehan PM menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai • Biaya perolehan meliputi: • Harga pembelian, Biaya pengangkutan, Biaya instalasi, Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap untuk digunakan • Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai • Biaya perolehan meliputi: • Harga pembelian atau biaya konstruksi, Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak • Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. • Biaya perolehan meliputi: • Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai • Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai • Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, Biaya pematangan, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan maupun yang masih harus dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai • Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan 9 Penilaian Kembali Aset Tetap Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional (PP) Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam akun ekuitas 10 Ilustrasi Revaluasi Aset Kewajiban dan Ekuitas Gedung dan Bangunan (Akumulasi penyusutan) Revaluasi 10.000 Kewajiban (2.000) Ekuitas 5.000 Koreksi revaluasi (selisih) Jumlah 13.000 Jumlah Beban penyusutan Akumulasi penyusutan 2020 400jt -50 350 0 8.000 5.000 13.000 Rp2.000 Rp2.000 2021 2022 2023 350jt 450jt -10 440 500jt 550jt Aset Bersejarah 1. 2. 3. Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut Diungkapkan dalam CaLK tanpa nilai Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya. 12 Variasi Pencatatan KDP No. Pembangunan Aset Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) Pemanfaatan Aset Penyajian 1. Selesai Sudah diperoleh Sudah dimanfaatkan Aset Tetap 2. Selesai Sudah diperoleh Belum dimanfaatkan Aset Tetap 3. Selesai Belum diperoleh Sudah dimanfaatkan KDP 4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah dimanfaatkan KDP 5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang KDP dapat dihapuskan 6. Belum selesai KDP BAST sudah ada - 13 Renovasi Aset Tetap Renovasi aset tetap milik sendiri • Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang memenuhi syarat kapitalisasi. • Dicatat sebagai penambah nilai aset tetap terkait. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP Renovasi aset tetap bukan milikdalam lingkup entitas pelaporan Renovasi aset tetap bukan milikdi luar lingkup entitas pelaporan • Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP. • Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik • Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP. • Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik 14 Penghentian dan Pelepasan 1. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan datang. 2. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 3. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya Pelepasan Aset Tetap 1. Pelepasan aset tetap di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai pemindahtanganan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN, pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan BMN yang di dalamnya termasuk aset tetap dengan cara: dijual, dipertukarkan, dihibahkan; atau dijadikan penyertaan modal negara/daerah. 2. Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca. 3. Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 4. Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat telah diterbitkan berita acara serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut persetujuan hibah. 5. Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan modal negara/daerah, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan penyertaan modal negara/daerah 16 Pengungkapan Aset Tetap Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb: (a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount); (b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (1) (2) (3) (4) Penambahan; Pelepasan; Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; Mutasi aset tetap lainnya. (c) Informasi penyusutan, meliputi: (1) (2) (3) (4) Nilai penyusutan; Metode penyusutan yang digunakan; Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode; 17 Ilustrasi Jurnal Penerbitan SPM Belanja Modal Rp500 Jurnal Buku Besar Akrual Tgl Akun Gedung dan bangunan belum diregister Utang yang blm diterima tagihannya Utang yang blm diterima tagihannya Belanja ymh dibayar Jurnal Buku Besar Kas Dr Cr Tgl Akun Tidak ada jurnal 500 500 500 500 Dr Cr Ilustrasi Jurnal SP2D Belanja Modal Rp500 terbit Jurnal Buku Besar Akrual Tgl Akun Belanja ymh dibayar Ditagihkan ke Entitas Lain Jurnal Buku Besar Kas Dr Cr 500 500 Tgl Akun Belanja Modal Gedung dan Bangunan Ditagihkan ke Entitas Lain Dr Cr 500 500 Ilustrasi Jurnal Pencatatan Aset dalam Simak BMN Jurnal Buku Besar Akrual Tgl Akun Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan belum diregister Jurnal Buku Besar Kas Dr Cr 500 Tgl Akun Tidak ada jurnal 500 Dr Cr Soal latihan Satker ABC melaksanakan pembangunan gedung kantor melalui kontrak dengan penyedia senilai Rp10.000, dengan masa penyelesaian pembangunan selama 9 bulan dengan masa pemeliharaan selama 3 bulan. Ringkasan dari kontrak pengadaan gedung kantor sebagai berikut: a. b. c. d. Uang muka sebesar 10% dibayar setelah kontrak ditandatangani; Termin I sebesar 30% dari nilai kontrak dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai 40%; Termin II sebesar 50% dari nilai kontrak dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai 60%. Termin III sebesar 5% dari nilai kontrak dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai 100%. Retensi sebesar 5% dari nilai kontrak dibayarkan setelah selesai masa pemeliharaan selama 3 bulan, alternatif pembayaran termin III dibayar 10% dari nilai kontrak jika penyedia menyerahkan jaminan bank. Ringkasan transaksi pengadaan gedung kantor sebagai berikut: a. Satker ABC mengajukan SPM pembayaran uang muka sebesar Rp1.000 pada 2 Maret 20x1 dan SP2D diterbitkan KPPN pada tanggal 5 Maret 20x1; b. Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan diketahui bahwa pekerjaan telah mencapai 40%. Selanjutnya satker ABC mengajukan SPM pembayaran termin I sebesar Rp3.000 pada tanggal 6 Juli 20x1 dan KPPN menerbitkan SP2D pada tanggal 10 Juli 20x1. c. Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan diketahui bahwa pekerjaan telah mencapai 60%. Selanjutnya satker ABC mengajukan SPM pembayaran termin II sebesar Rp5.000 pada tanggal 10 Sept 20x1 dan KPPN menerbitkan SP2D pada tanggal 12 Sept 20x1. d. Satker ABC menerima laporan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan 100% pada tanggal 10 Desember 20x1. Satker ABC mengajukan SPM pembayaran termin III sebesar Rp1.000 pada tanggal 12 Desember 20x1 dan KPPN menerbitkan SP2D pada tanggal 14 Desember 20x1. e. Tanggal 27 Desember 20x1 dilakukan penyerahan gedung penyedia kepada panitia pengadaan Satker ABC. Perintah: 1. Buat jurnal untuk buku besar akrual dan buku besar kas atas transaksi pengadaan gedung pada Satker ABC. 2. Buat jurnal pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan pada tanggal pelaporan 30 Juni 20x1. 3. Buat jurnal pengakuan gedung dan bangunan setelah penyerahan dari penyedia kepada Satker ABC pada tanggal 31 Desember 20x1 yang digabungkan dengan jurnal reklasifikasi KDP menjadi Gedung dan Bangunan yang dilaporkan pada tanggal 30 Juni 20x1. Kebijakan Akuntansi Aset Lainnya Jenis Aset Lainnya Aset lainnya Aset Tak Berwujud Kemitraan dengan Pihak Ketiga Kas yang dibatasi penggunannya Uang muka Rekening BUN Aset lain-lain Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud (ATB) adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. 25 Jenis Aset Tak Berwujud Dibedakan Sumber Daya Software yang dapat disimpan dalam media penyimpanan Lisensi dan waralaba Hak paten dan hak cipta Hasil kajian/pengembangan yg memberikan manfaat jangka Panjang ATB yg mempunyai nilai sejarah/budaya ATB dalam pengerjaan Cara Perolehan Masa Manfaat Pembelian Terbatas Pengembangan internal Tidak terbatas Pertukaran Kerjasama Donasi/hibah Warisan budaya/sejarah Pengakuan Aset Tak Berwujud Dapat diidentifikasi Dikendalian, dikuasai atau dimiliki oleh entitas Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan social atau jasa potensial di masa mendatang mengalir kepada/dinikmati oleh entitas Biaya perolehan atau nilai wajar dapat diukur dengan andal Pengakuan ATB – Perolehan Internal Tahap penelitian/riset Bukan ATB / diakui sebagai beban Tahap pengembangan Dikapitalisasi sebagai ATB ATB diperoleh Internal Contoh Kegiatan Penelitian dan Contoh Kegiatan Pengembangan Penelitian/Riset Pengembangan Kegiatan/aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru (new knowledge); Desain, konstruksi dan percobaan sebelum proses produksi prototipe atau model Pencarian, evaluasi dan seleksi akhir untuk penerapan atas penemuan penelitian atau pengetahuan lainnya; Desain, konstruksi dan pengoperasian kegiatan percobaan proses produksi yang belum berjalan pada skala ekonomis yang menguntungkan untuk produksi komersial; Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem ataupun layanan; Formula/rumus, rancangan, evaluasi dan seleksi akhir atas alternatif yang tersedia untuk peningkatan material, peralatan, produk, proses, sistem dan layanan yang baru atau yang diperbaiki Desain, konstruksi dan percobaan beberapa alternatif pilihan, untuk bahan, peralatan, produk, proses, sistem atau pelayanan yang sifatnya baru atau sedang dikembangkan Biaya Pengembangan Situs Web Dikembangkan melalui kontrak dengan pihak ketiga Diakui sebagai ATB jika Jika dikembangkan sendiri, maka harus memenuhi persyaratan pengakuan ATB yang berasal dari pengembangan Perangkat Lunak (Software) Software Diperoleh Internal Tidak diakui sebagai ATB Pemanfaatan Eksternal Diakui sebagai ATB Digunakan sendiri Diakui sebagai ATB Dijual atau diserahkan Diakui sebagai Persediaan Masa manfaat <12 bulan Tidak dikapitalisasi > 12 bulan dikapitalisasi Penelitian yang dibiayai Instansi Lain Aset Tak Berwujud (ATB) diakui oleh Entitas yang memiliki anggaran yang berhak mencatat ATB, namun pencatatan ATB tetap harus memenuhi kriteria pengakuan ATB Pengukuran ATB Pengukuran Awal • Sebesar biaya perolehan; • Nilai wajar jika biaya perolehan tidak tersedia Pengukuran setelah Perolehan • Menambah sisa umur manfaat ekonomis selanjutnya, atau • Meningkatkan nilai guna dalam bentuk peningkatan kapasitas, efektivitas, efisiensi Amortisasi ATB Masa Manfaat Terbatas • Diamortisasi selama masa manfaat dengan asumsi nilai residunya sama dengan nol. • Dapat menggunakan metode garis lurus, metode saldo menurun berganda atau metode unit produksi. Masa Manfaat Tidak Terbatas • Tidak dilakukan Amortisasi. Penghentian dan Pelepasan ATB Dihentikan dari penggunaan • Dipindahkan ke Pos Aset lain-lain Dihentikan secara permanen atau dilepas Dihentikan karena tidak ada manfaat masa depan • Dikeluarkan dari Neraca dan diungkapkan dalam CaLK • Nilai tercatat diakui sebagai beban Dilepas karena dijual atau dipertukarkan • Selisih diakui sebaagai kerugian atau keuntungan Pengungkapan Rincian masing-masing pos ATB yang signifikan; ATB yang memiliki masa manfaat tak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan; Metode amortisasi yang digunakan, jika ATB tersebut terbatas masa manfaatnya; Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode; ATB yang mengalami penurunan nilai yang signifikan, jika ada; Penghentian dan pelepasan ATB, jika ada; Perubahan-perubahan dan alasan perubahan terhadap periode amortisasi atau metode amortisasi, jika ada; Keberadaan ATB yang dimiliki bersama, jika ada; Indikasi penurunan nilai ATB yang lebih cepat dari yang diperkirakan semula, jika ada. Perlakuan Khusus Software • Software yang dikembangkan sendiri oleh instansi pemerintah tidak diakui sebagai ATB; • Software yang dibangun atau dikembangkan melalui kontrak dengan pihak ketiga diakui sebagai ATB; • Software yang dibeli tersendiri dan tidak terkait dengan hardware dikapitalisasi sebagai ATB setelah memenuhi kriteria perolehan aset; • Software yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat diakui sebagai persediaan; • Software yang dibeli dan merupakan bagian integral dari suatu hardware diakui sebagai bagian dari harga perolehan hardware yang bersangkutan Aset Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset kemitraan dengan Pihak Ketiga • Aset kemitraan adalah aset Kerjasama yang timbul dari perjanjian antara pemerintah dengan mitra yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki. Pola Kemitraan dan Pengakuan Pola kemitraan Bangun Kelola Serah BMN diakui pada saat BAST Bangun Serah Kelola BMN diakui pada saat BAST Perjanjian Konsesi Jasa Aset dari pemberi konsesi diakui pada saat diserahkan (BAST Aset dari Mitra diungkapkan dalam CaLK Kas yang Dibatasi Penggunaannya Kas yang Dibatasi Penggunaannya • Uang yang merupakan hak pemerintah, namun dibatasi penggunaannya atau yang terikat penggunaannya untuk membiayai kegiatan tertentu dalam waktu lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan atau uang yang merupakan hak pemerintah namun dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan tertentu kurang dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Contoh • Rekening penampungan dana titipan • Rekening penampungan dana jaminan • Rekening penampungan sementara Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Kas yang Dibatasi Penggunaannya Pengakuan Pada saat disisihkan atau ditempatkan pada rekening tertentu Pengukuran Sebesar nilai nominal Penyajian Disajikan dalam kelompok Aset Lainnya Aset Lain-Lain Aset Lain-lain • Digunakan untuk menyajikan Aset Tetap dan Aset Lainnya yang dihentikan penggunaannya oleh pemerintah Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Aset Lain-Lain Pengakuan Pada saat aset tetap atau aset lainnya dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah Pengukuran Sebesar nilai tercatat Penyajian Disajikan dalam kelompok Aset Lainnya Kebijakan Akuntansi Investasi Bentuk Investasi Memperoleh pendapatan yang teratur dlm jk panjang Investasi jangka panjang Dalam rangka manajemen kas Investasi Jangka pendek Bentuk 49 Klasifikasi Investasi Dapat segera diperjualbelikan secara bebas/dicairkan Investasi jangka pendek Ditujukan dalam rangka manajemen kas Beresiko rendah Klasifikasi Investasi yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha, Investasi jangka panjang Investasi yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain Investasi yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek 50 Investasi Jangka Panjang Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah Investasi Permanen Dimaksudkan utk dimiliki secara permanen Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah Obligasi atau surat utang jangka panjang Investasi Jangka Panjang Investasi non Permanen Dimiliki utk tidak dimiliki secara permanen Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga; Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat Investasi nonpermanen lainnya 51 Pengakuan Investasi Pengakuan Investasi • Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah; • Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara andal (reliable). 52 Pengukuran Investasi Nilai Perolehan • Penyertaan modal pemerintah • Saham/obligasi Nilai Wajar • Investasi yang diperoleh bukan dari perolehan Nilai Nominal • Investasi yang tidak memiliki pasar aktif Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan • Investasi utk penyehatan/penyelamatan perekonomian 53 Kebijakan Akuntansi Kewajiban Kebijakan Akuntansi Kewajiban Kewajiban Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk bertindak yang terjadi di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang 55 Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban jangka pendek timbul: 1. Penggunaan sumber pembiayaan pinjaman jangka pendek; 2. Perikatan dengan pegawai; 3. Kewajiban kepada masyarakat yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun; 4. Kewajiban ke entitas lain sebagai konsekuensi alokasi/realokasi pendapatan atau anggaran; 5. Kewajiban kepada organsasi internasional yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun; 6. Kewajiban kepada wajib bayar karena pemerintah belum dapat memberikan layanan kepada wajib bayar sampai dengan tanggal pelaporan. Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Kewajiban Jangka Pendek Pengakuan Besar kemungkinan terjadi pengeluaran sumber daya untuk penyelesaian kewajiban Pengukuran Sebesar nilai nominal Penyajian Disajikan dalam kelompok kewajiban jangka pendek di neraca dan diungkapkan dalam CaLK Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang timbul: 1. Penggunaan sumber pembiayaan yang bersifat jangka panjang; 2. Kewajiban dengan pember jasa yang penyelesaiannya melalui cicilan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun; Jenis kewajiban jangka Panjang: 1. Pinjaman luar negeri; 2. Pinjaman dalam negeri; 3. SUN; 4. SBSN; 5. Utang pembelian cicilan 6. Kewajiban kemitraan; 7. Utang jangka Panjang lainnya; 8. Kewajiban yang timbul dari tuntutan hukum; 9. Kewajiban pemerintah terkait program pensiun; 10. Kewajiban atas kebijakan pemerintah Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Pengakuan Besar kemungkinan terjadi pengeluaran sumber daya untuk penyelesaian kewajiban Pengukuran Sebesar nilai nominal Penyajian Disajikan dalam kelompok kewajiban jangka panjang di neraca dan diungkapkan dalam CaLK Kebijakan Akuntansi Ekuitas Kebijakan Akuntansi Ekuitas Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas disajikan dalam Neraca dan LPE serta diungkapkan secara memadai di dalam CaLK. Saldo Awal Ekuitas Koreksi LPE Surplus/ Defisit LO Ekuitas Akhir Transaksi Antar Entitas dalam LPE : 1. antarSatker dalam satu K/L atau BUN 2. antarSatker lintas K/L atau BUN 3. antara Satker K/L dengan BUN 4. Antara Satker K/L atau Bun dengan Kuasa BUN Di level konsolidasian, Transaksi Antar Entitas seharusnya saling mengeliminasi sehingga bersaldo nihil Pengalihan Aset Transfer Masuk & Transfer Keluar Pengesahan Hibah Langsung Transaksi antar entitas satker yang menerima hibah langsung dengan BUN pengelola hibah DDEL dan DKEL Jurnal yg terbentuk saat satker melakukan transaksi dengan Kuasa BUN 61 Terima Kasih