Uploaded by User88340

amirul mukminin 5A. TUGAS UTS pengembangan kurikulum

advertisement
Analisis Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum
Dosen Pembimbing :
Drs. Hj. Rofiatul Hosna, Mpd.
Disusun Oleh :
Amirul mukminin
1693044142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TAHUN 2020-2021
MAKALAH 1
“HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
A. Pengertian Kurikulum
Kata “kurikulum” berasal darai bahasa Yunani yang semula digunakan dalam
bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus
ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan.1 Pada tahun itu kata kurikulum diartikan dua
macam yaitu:
a. Sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari di sekolah
atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b. Sejumlah materi pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan
atau jurusan.
Pengertian diatas menimbulkan kesan bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam
proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah bidang studi yang ditawarkan itulah yang
disebut kurikulum. Kegiatan belajar selain yang mempelajari mata pelajaran itu tidak
termasuk kurikulum. Padahal sebagaimana realitas empirik, kegiatan belajar di sekolah
tidak hanya kegiatan yang mempelajari mata pelajaran. Mempelajari mata pelajaran
hanyalah salah satu kegiatan belajar di sekolah.2
Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan Manhaj, yakni jalan
terang yang dilalui manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan,
kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai.3
Tokoh pendidikan Islam Omar Muhammad al Thoumy al Syaibany,
mendefinisikan kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu jalan terang yang dilalui
1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.1.
Abdul Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hlm. 153.
3
Muhaimin,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.1.
2
pendidik terhadap anak didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap mereka.4 Perluasan jangkauan kurikulum di zaman modern terlihat dari definisi
yang dikembangkan Hasan Langgulung, bahwa kurikulum merupakan sejumlah
pengalaman pendidikan, kebudayaan, soaial, olahraga, dan kesenian yang disediakan
sekolah untuk anak didiknya baik didalam maupun diluar sekolah dengan maksud
menolongnya agar dapat berkembang secara menyeluruh disemua aspeknya dan
mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Dari beberapa definisi diatas, hakikat pengembangan kurikulum adalah suatu
program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk mengantar anak didik
pada tingkatan pendidikan, perilaku dan intelektual yang diharapkan membawa mereka
pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya.5
Analisis : Didalam makalah tersebut pengertian pengembangan kurikulum hanya menjelaskan
tetang pengertian umum saja, seharusnya mengaitkan dengan perspektif islam karena didalam
makalahnya berjudul kurikulum PAI, sehingga saya menambah materi tersebut sebagai
berikut:
Pendidikan Islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim
merekayasa pembentukan al-insan al-kamil melalui penciptaan situasi interaksi edukatif yang
kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan Islam adalah model rekayasa individual
dan sosial yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke
masa
depan.
Sejalan
dengan
konsep
perekayasaan
masa
depan
ummat,
maka
pendidikan Islam harus memiliki seperangkat isi atau kegiatan yang akan ditransformasi
kepada peserta didik agar menjadi milik dan kepribadiannya sesuai dengan idealitas Islam.
Untuk itu, perlu dirancang suatu bentuk kurikulum pendidikan Islam yang sepenuhnya
mengacu pada nilai-nilai asasi ajaran Islam.
4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 184.
Abdul Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hlm. 153-154.
5
MAKALAH 2
“ Fungsi Pendidikan Islam dan Hubungannya dengan Kurikulum PAI
1. Pengertian Pendidikan Islam
Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah
“tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah
“ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya
“tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah
islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman Nabi Muhammad
SAW.6
Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah
menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu
sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik
duniawi maupun ukhrawi.
Pendidikan Islam menurut Zarkowi Soejoeti terbagi dalam tiga pengertian. Pertama,
“Pendidikan Islam” adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya
mendukung oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk menwujudkan nilai-nilai Islam, baik yang
terorganisir dalam nama lembaganya, maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan.
Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh
kegiatan pendidikan. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian pada ajaran Islam
sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan. Di sini kata Islam
ditempatkan sebagai bidang studi, sebagai ilmu, dan sebagai asumsi ilmu yang lain. ketiga,
6
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 25.
jenis pendidikan yang tergantung di atas. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai
sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakan. 7
7
M. Ali Hasan dan Mukti Ali,Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), hlm. 45.
2. Pengertian Kurikulum
Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum yang berarti bahan
pengajaran. Ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Perancis
courier yang berarti berlari. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata “kurikulum”
berarti; perangkat mata pelajaran yang diberikan pada lembaga pendidikan, atau perangkat
mata kuliah bidang khusus. Selain itu, pendidikan Islam juga menggunakan kata manhaj dalam
menyebutkan istilah kurikulum yang diartikan sebagai rencana pengajaran, jalan yang terang,
atau jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.8
Menurut Abudin Nata, secara umum pengertian kurikulum ini dapat dibedakan menjadi
dua bagian, pngertian kurikulum secara sempit dan pengertian kurikulum secara lebih luas.
Pengertian kurikulum secara sempit, seperti diakatan Crow and Crow bahwa kurikulum adalah
rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis yang
diperukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Selanjutnya,
Abdurrahman Salih, berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang direncanakan.9
Selain itu, Omar Muhammad mengatakan bahwa kurikulum adalah jalan yang terang yang
dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik dan dilatihnya untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka. Defisisi yang sempit juga
diungkapkan oleh Muhammad Ali Khail seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oemar Hamalik
mengatakan kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang mesti ditempuh oleh peserta
didik dalam rangka memperoleh ijazah.10
3. Fungsi Ilmu Pendidikan Islam
Dari kajian antropologi dan sosiologi dapat kita ketahui tiga fungsi pendidikan:
1. Untuk mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya
dengan semakin luasnya wawasan akan menimbulkan berbagai kreatifitas.
2. Untuk melestarikan nilai-nilai insane yang akan menjadi filter bagi wawasan hidupnya
sehingga wawasannya menjadi tepat.
8
Irsyad: Pengembangan Kurikulum....., Iqra’, Vol. 2, No. 1, November 2016, hal 235
Ibid., hal 236
10
Ibid., hal 237
9
3. Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan
hidupnya.11
Pada hakekatnya pendidikan islam adalah suatu proses yang sifatnya berkelanjutan dan
berkesinambungan. Berdasarkan hal ini maka tugas dan fungsi pendidikan islam adalah
pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang kehidupan manusia tersebut.
konsepsi ini selaras dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia yang senantiasa
dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu sampai akhir hayat.12
Dalam menjalankan fungsinya pendidikan islam tidak begitu saja dapat dilaksanakan
dengan baik tanpa adanya situasi dan kondisi yang kondusif. Berdasarkan pertimbangan ini
maka fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari segi struktural dan segi institusional. Dimensi
struktural, pendidikan menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses
pendidikan. Sedangkan dimensi institusional mengisyaratkan tuntunan bagi pendidikan islam
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan jaman.13
Adapun menurut Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya.... pendidikan Agama Islam &
pembangunan watak bangsa, fungsi pendidikan agama islam yaitu :
a) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
b) Kegiatan pendidikan dan pengajaran
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Membangkitkan semangat studi keilmuan dan IPTEK14
4. Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam
1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk
dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau ulang tujuan yang
selama ini digunakan oleh setelah bersangkutan.15
Tujuan pendidikan dapat dijabarkan dari tujuan tertinggi yaitu tujuan pendidikan terakhir
yang akan dicapai. Sampai tujuan yang paling rendah yaitu tujuan yang akan dicapai setelah
selesai kegiatan belajar.
Di Indonesia ada empat tujuan pendidikan utama yang secara hierarkis dapat dikemukakan:
11
Achamadi, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1987), hlm. 15-16.
Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam. (Malang: gunung samudera, 2014) Hlm 39
13
Ibid., Hlm 40
14
Ibid., Hlm 41
15
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, (Yokyakarta: Ar Ruzz Media, 2007)., hlm 202-206
12
1) Tujuan Nasional
2) Tujuan institusional
3) Tujuan kurikuler
4) Tujuan instruksional
Dalam pencapain tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut mesti
dicapai secara bertingkat, yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini
adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan).16
2. Fungsi kurikulum bagi anak didik
Kurikulum sebagai organisasi pengalaman belajar disusun dan disiapkan untuk murid
sebagai salah satu “konsumen”.
Dengan ini diharapkan mereka akan dapat sejumlah pengalaman baru yang kelak dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangannya guna melengkapi bekal hidupnya. Sebagai
alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu menawarkan programprogram pada anak didik yang akan hidup pada zamannya dengan latar belakang sosio histories
dan cultural yang berbeda dengan zaman dimana kedua orang tuanya berada.17
3. Fungsi kurikulum bagi pendidik
Guru sebagai pendidik, telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan
keguruan. la telah dibekali dengan pengetahuan tentang seluk beluk dan teori-teori pendidikan
anak, seperti pengembangan kurikulum, ilmu jiwa. strategi belajar mengajar dan lain-lain.
Guru juga telah diberi ketrampilan praktis untuk memiliki kepribadian yang baik
sebagai pendidik. la telah diberikan kepercayaan dan pengakuan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, dan menjalankan tugasnya secara professional dengan menyiapkan rencana yang
matang melalui kurikulum tertulis.
4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah/Pembina sekolah
Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggung
jawab terhadap kurikulum.
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para Pembina lainnya adalah:
16
17
Ibid., hlm 206
Ibid., hlm 207
1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yakni memperbaiki situasi
belajar.
2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi
untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik.
3) Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk
mengembangkan kurikulum pada masa mendatang.
4) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar.18
5. Fungsi kurikulum bagi orang tua
Meskipun orang tua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada kepala sekolah agar
diajarkan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat. Tetapi mereka dapat
turut serta membantu usaha sekolah demi kemajuan putra-puterinya. alangkah baiknya kalau
mereka mengetahui tentang kurikulum yang dijalankan di sekolah.
Dengan demikian partisipasi orang tua dapat menjadi faktor penunjang dan bukan faktor
penghambat.
6. Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya
Fungsi kurikulum dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua, yaknil:
1) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan
Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah pada tingkatan
diatasnya dapat melakukan penyesuaian didalam kurikulumnya, yakni:
a) Jika sebagian kurikulum sekolah bersangkutan telah diajarkan pada sekolah
yang berada dibawahnya, sekolah dapat meninjau kembali perlu tidaknya
bagian tersebut diajarkan.
b) Jika keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam mempelajari
kurikulum suatu sekolah belum diajarkan kepada sekolah yang berada
dibawahnya, sekolah dapat mempertimbangkan masuknya program tentang
keterampilan-keterampilan ini kedalam kurikulumnya.19
2) Penyiapan tenaga baru
Kurikulum juga berfungsi untuk menyiapkan tenaga pengajar. Bila suatu
sekolah atau Iembaga pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga guru (LPTK), maka
18
19
Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran. 2010. Jakarta: Rajawali Pers, hlm 9-10
Ibid., hlm 210
lembaga terrsebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat dibawahnya
tempat calon guru yang dipersiapkan akan mengajar.20
7. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Pada umumnya sekolah dipersiapkan untuk terjun di masyarakat atau untuk bekerja
sesuai dengan keterampilan profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum sekolah
haruslah mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau para
pemakai tamatan sekolah. 21
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kurikulum pendidikan islam
adalah membimbing dan mengarahkan peserta didik secara dengan menyediakan fasilitas agar
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan tercapai secara optimal.
5. Hubungan antara Fungsi PAI dengan Kurikulum PAI
Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam terdiri dari fungsi pendidikan agama islam
secara mikro dan makro. Secara mikro fungsi pendidikan agama islam adalah proses
penanaman nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan
dirinya semaksimal mungkin, sesuai dengan prinsip-prinsip religious. Sedangkan secara makro
pendidikan agama islam berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya dan identitas suatu
komunitas yang didalamnya manusia melakukan interaksi dan saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lain. Maka dari itu dapat dijelaskan mengenai hubungan antara fungsi
pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam.
Dengan adanya kurikulum pendidikan agama islam maka fungsi pendidikan agama
islam yang membentuk keperibadian anak didik dengan penanaman nilai-nilai islami dapat
tercapai dengan baik sesuai dengan kurikulum yang diterapkan, selian itu hubungan antara
fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam adalah sebagai
sarana pembentuk kepribadian anak didik yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang
Maha Esa. Disamping itu juga, hal ini merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lian, sehingga mewujudkan suatu pengajaran
agama islam yang menyeluruh.
Adapun bentuk kurikulum pendidikan agama islam yang sesuai dengan fungsi
pendidikan agama islam adalah bentuk kurikulum yang terdapat di madrasah. Dalam undang-
20
21
Ahmad dkk, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rista Setia, 1998), hlm 98
Ibid., hlm 99
undang no.2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa madrasah
adalah sekolah umum yang berciri khas agama islam. Lebih lanjut dalam penjelasan undangundang disebutkan bahwa, sebagai sekolah umum, madrasah wajib melaksanakan seluruh
kebijaksanaan yang terkait dengan pendidikan umum, guna memperoleh pendidikan sebagai
bagian mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam adalah pendidikan yang sangat penting
untuk membentuk karakter kepribadian anak. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam sangat saling
keterkaitan, dimana pendidikan agama islam adalah sarana untuk mendidik dan mengatur serta
membentuk karakter seorang anak, sedangkan kurikulum pendidikan agama islam adalah
pengatur dari jalannya sarana pendidikan tersebut, agar tercapainya keberhasilan pendidikan
tersebut.
Apabila salah satu dari kedua fungsi tersebut tidak berjalan dengan semestinya maka
taraf keberhasilan dari pendidikan tersebut sangat kecil. Sehingga dalam hubungannya fungsi
pendidikan agama islam dengan fungsi kurikulum pendidikan agama harus saling
mengimbangi untuk menciptakan metode pengajaran dan peserta didik yang dapat
mempersiapkan diri untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam
agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya keseimbangan antara pendidikan dengan kurikulum dalam pendidikan
agama islam tersebut maka sangat erat sekali hubunganya dengan kurikulum pembelajaran
tersebut.22
Analisis: makalah ini sudah sangat lengkap,bahkan sampai menjelaskan fungsi kurikulum dari
semua kalangan. Hanya saja masih ada beberapa kalimat yanh perlu dijelaskan.
22
http://hendro-suhaimi.blogspot.com/p/blog-page_2481.html?m=1
MAKALAH 3
‘’Komponen-KomponenKurikulum PAI dalam Berbagai
Perspektif’’
A. Pengertian Komponen Kurikulumdalampendidikan agama islam
Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti
halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus mempunyai komponen lengkap dan
fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik apabila
didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap bahkan dipandang kurikulum yang
tidak sempurna.
Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, isi/materi, strategi/metode,
danevaluasi.Komponen-komponen tersebut menjadi dasar utama dalam upaya
mengembangkan sistem pembelajaran.Manakalah salah satu komponen yang
membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen
lainnya,maka system kurikulumsecarakeseluruhanjugaakanterganggu
B. Komponen-komponen kurikulum
1. KomponenTujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau
sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini
sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat
dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud.Tujuan
kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan
diberikan kepada peserta didik.
Pada hakikatnya tujuan pendidikan islam dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
a. Tujuan keagamaan, Tujuan ini difokuskan pada pembentukan pribadi muslim
yang sanggup melaksanakan syari’at islam melalui proses pendidikan spiritual
kepada Allah
b. Tujuan keduniaan, Tujuan ini lebih mengutamakan tehadap upaya untuk
terwujudnya kehidupan sejahtera di dunia.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan
umum pendidikan berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam
tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
2. Komponenisi/materi
komponen isi/materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu
pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam
proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
a. Teori; seperangkat konsepdandefinisi
yang saling berhubungan, yang
menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi
hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut.
b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
f.
Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri
dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i.
Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata
dalam garis besarnya.
j.
Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.23
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan
isi kurikulum, yaitu :
a.
Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.24
3. Komponen Strategi/Metode
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat penting,
sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
23
HamidSyarif. Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009. Hal. 55
24
OemarAmailik, Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hal. 25
Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategiyang telah ditetapkan. Strategi
berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving
something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (
approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategimaupun metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudutpandangterhadap proses
pembelajaran.
Roy Killer (1998)berpendapatbahwa, ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu :
1)
Pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher centered approaches )
2)
Pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered approach )
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkandari kurikulum.Melalui
evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagianbagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk meliha
efektivitas pencapaian tujuan.Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari
tiga dimensi, yakni dimensi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan
dimensi III( operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa).25
a. Dimensi I
1) Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data
dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan
perbaikan sedini mungkin.
2) Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu,
misalnya pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk
mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang
dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum.
b. Dimensi II
1) Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan
kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang
25
Abdulllah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogjakarata: Ar-Ruzz Media, 2011. Hal 67
digunakan dalam implementasi kurikulum. Metode apakah yang digunakan?
Apakah tepat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau tidak? Kesulitan
apa yang dihadapi?
2) Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari
silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh 10 guru
dan hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan
sebagainya.
c. Dimensi III
1) Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum
termasuk perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan,
pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar, penerimaan
siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.
2) Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa
berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar
yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan determinan kurikulum,
misi lembaga pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen luar.
5. Komponen darurat di tengah pandemi covid-19
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan sudah
menyusun kurikulum darurat untuk situasi pandemi virus corona (Covid-19).
Untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kami telah mempersiapkan kurikulum darurat
untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Nadiem mengatakan kurikulum
darurat ini memiliki standar pencapaian dan kompetensi dasar yang lebih sederhana
dengan kompetensi yang esensial.
Menurut Nadiem Makarim ada dua komponen kurikulum darurat, yang
pertama penyederhanaan secara masif kompetensi dasar dan standar pencapaian.
Kedua, modul pembelajaran spesifik yang bisa dilakukan di dalam rumah untuk
jenjang SD dan PAUD.
Untuk level PAUD dan SD, Nadiem mengaku telah menyiapkan modul
pembelajaran spesifik yang bisa dilakukan di rumah. Harapannya, modul tersebut
dapat digunakan juga oleh orang tua dalam mendampingi proses belajar anak
selama pandemi. kurikulum darurat ini berisi pengurangan kompetensi dasar untuk
setiap mata pelajaran. kurikulum ini akan lebih fokus kepada kompetensi yang
esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat kelanjutan pembelajaran ke tingkat
selanjutnya. Kemendikbud tidak mewajibkan seluruh sekolah mengikuti kurikulum
darurat ini. Oleh karena itu, sekolah-sekolah yang sudah terlanjur melakukan
penyederhanaan kurikulum secara mandiri tak perlu khawatir. Selain itu, agar
penerapan kurikulum ini dapat berjalan dengan efektif. kemendikbud juga
melakukan relaksasi kepada tenaga pengajar. Artinya, Guru tidak perlu memenuhi
beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu pekan. Harapannya dapat lebih fokus
memberikan pelajaran yang interaktif.
Analisis: makalah ini sudah cukup jelas, hanya saja masih satu perspektif bukan berbagai
perspektif
“
MAKALAH 4
KOMPONEN TUJUAN, JENIS-JENIS, dan FAKTOR-FAKTOR
A. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau
sasaran yang harus dicapai dari pelaksanaan kurikulum. Telah di kemukakan
bahwa, dalam kurikulum atau pegajaran, tujuan memegang peranan penting,
akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponenkomponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasakan dua
hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Kedua, didasari oleh pmikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilainilai filosofis, terutama falsafah Negara. Kita mengenal beberapa kategori
tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka panjang, menengah
dan jangka pendek.26
Dalam permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu pada tujuan umum penidikan berikut27 :
1. Tujuan
pendidikan
dasar
adalah
meletakkan
dasar
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan
pendidikan
menengah
adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadia, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. tujuan pendidikan kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan KurikulumTeori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), hlm. 103.
27
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Praktik Ar Ruzz, (Yogyakarta: Media, 2011), hlm. 59.
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau
sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan kurikulum. Tujuan kurikulum
dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajan umum yaitu, berupa tujuan
yang dicapai untuk satu semester, atau tujuan pembelajan khusus yang menjadi
target pada setiap kali tatap muka.
Menurut Nana Sudjana, tujuan kurikulum pada hakekatnya bertujuan
dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.
Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Berdasarkan
hakekat dari tujuan dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan
kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai
kepada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus
terlebih dahulu di tetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum
strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian atau evaluasi kurikulum. Hal ini
dilakukan mengingat :
1. Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan.
2. Tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan.
3. Tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para
pelaksana pendidikan.
B. Komponen Jenis-jenis
Menurut Nama Sudjana, jenis komponen meliputi, tujuan, isi dan
stuktur monogram, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi.
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Pendidikan nasional
berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang mahaesa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,dan
sebagainya.
2. Isi dan Stuktur kurikulum
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman
belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan, pengembangan tyang terjadi dalam masyarakat menyangkut
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengutahuan ilmiah pada hakekatnya adalah kebudayaan
manusia, yakni hasil cipta-karya dan karsa manusia yang telah diterima
secara universal. Ada tiga pengetahuan dasar manusia, pengetahuan benarsalah (logika), pengetahuan baik-buruk (etika), pengetahuan yang
berkenaan dengan indah-jelek. Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan
yakni ilmu pengetahuan alam, sosial, dan kelompok ilmu pengetahuan
Humaniora.
3. Strategi pelaksanaan kurikulum
Komponen
strategi
pelaksanaan
kurikulum
memberi
petunjuk
bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Ada beberapa
unsurdalam strategi pelaksanaan kurikulum yakni, tingkat dan jenjang
pendidikan, proses balajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi
super visik, sarana kurikuler, dan evaluasi atau penilaian.
4. Evaluasi kurikulum
Dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan evesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas
program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Muhammad Ali jenis komponen meliputi:
1. Komponen tujuan
Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh
proses penyelangaraan pendidikan.Dalam setiaap kegiatan sepatutnya
mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak
dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan.
2. Isi kurikulum
Dalam Menentukan jenis pengalaman isi kurikulum, ada kalanya tujuan
digunakan sebagai acuan, adalakanya sebaliknya, isi menjadi acuan bagi
tujuan. Bergantung pada konsep, rancang-bangun, dan acuan filosofi yang
digunakan. Kurikulum dipandang sebagai keseluruhan pengalaman belajar
siswa yang diperoleh atas tanggung jawab siswa. Pandanagn ini membawa
inflkasi terhadap isi kurikulum. Oleh karena itu, keberadaan isi kurikulum
adalah semacam panduan bagi guru dan siswa dalam menyelengarakan
proyek-proyek kegiatan yang berorientasi pada pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah kehidupan dan masalah sosial.
3. Organisasi dan Metode
Organisasi kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang bagaimana
isi kurikulum yang berupa pengalaman belajar itu disusun dan diberikan
kepada siswa. Isi kurikulum sebagaiman dijelaskan di ats diorganisasi secara
terpadu, sehingga kurikulum terintegrasi.
4. Evaluasi kurikulum
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksaan kurikulum.
Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin
dituju dapat tercapai atau tidak. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk
menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
ANALISIS: penjelasannya sudah baik, tetapi alangkah lebih baiknya jika penulis
menambahkan kutipan para ahli bukan salah satunya saja
Makalah 5
Komponen Isi, Jenis Dan Faktornya
A. Komponen Isi/ Materi
Isi progam kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis –jenis
bidang studi tersebut sesuai dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Kreteria
yang dapat membantu pada perangcangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum.
Kreteria kurikulum antara lain:
a) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
b) Isi kurukulum harus mencerminkan kenyataan social
c) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmuan yang taha di uji
d) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e) Isi kurikulum dapat menjaga tercapainya tujuan pendidikan.28
Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
a) Logika yaitu pengetahuan tentang benar-salah berdasarkan prosedur keilmuan
b) Etika yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral
c) Estetika yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni29
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari nahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dala proses pembelajaran
b) Mengacu pada pencapaian tujuan setiap saatuan pelajaran
c) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
28
Ibid, hlm 122.
Tp. Asep Subhi,Konsep Dasar Komponen dan Filosofi Kurikulum PAI, jurnal Qathruna, Vol. 3 No 1.
2016,hlm 127
29
B. Jenis- jenis Struktur Kurikulum Isi
1. Pendidikan umum (general education)
Progam pendidikan yang bertujuan membina mahasiswa agar menjadi warga negara yang
baik. Sifat pendidikan umum ini adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua lembaga
pendidikan dan tingkatannya. Bidang studi yang termasuk dalam kelompok pendidikan umum,
misalnya pendidikan agama, ppkn, olahraga kesehatan, kesenian, Bahasa inggris, dan Bahasa
Indonesia.
a. Pendidikan akademik (academic aducation)
Program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
sehingga diharapkan peserta didik tujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
sehingga diharapkan peserta didik tujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
sehingga diharapkan peserta didik memperoleh kualifikasi pengetahian yang fungsional
menueut tuntunan disiplinilmumasing-masing. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal
kepada lulusan agar dapat melanjutkan studi k lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Sifat
pendidikan akademik ini adalah permanen dan menggambarkan pola berpikir menurut
disiplin ilmu masing-masing. Bidang studi yang termasuk kelompok pendidikan anatara
lain IPA, IPS, Matematikam dan Bahasa inggris.
b. Pendidikan kecakapan hidup (life skill education)
Progam pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan ketrampilan
tententu, sebagai bekal hidup peserta didik dimasyarakat. Sifat pendidikan ini temporer,
artinya sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan. Demikian sifat elektif artinya
setiap peserta dapat memilih jalur ketrampilan di bidang jasa,pertanian, perikanan,
perbengkelan.
c. Pendidikan kejuruan (vocational education)
Progam yang mempersiapkan peserta didik utuk memperoleh keahlian atau pekerjaan
tertebtu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya. Pendidikan kejuruan ini lazimnya
terdapat pada sekolah-sekolah kejuruan, bukan pada sekolah umum (SMP dan SMA).
Misalnya, untuk SMK ada kelompok bidang studi ekonomi dan kelompok bidang studistudi teknik. Kadar bobot setiap struktur kurikulim untuk setiap lembaga pendidikan tidak
sama, baik dalam hal jumlah jam pelajaran maupun dlam jumlah mata pelajaran atau bidang
studinya.30
C. Faktor-faktor Isi Kurikulum
a) Ruang lingkup (scope)
Ruang lingkup materi yaitu cakupan kedalaman dan keluasan darii keseluruhan materi,
kegiatan dan pengalaman yang akan disampaikan kepada peserta didik. Ruang lingkup
menunjukkan apa yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada peserta didik.
b) Urutan (sequence)
Urutan yaitu penyusunan materi pelajaran menurut aturan dan sistematika tertentu secara
berurutan. Biasanya pengembangan kurikulum nerpegang pada urutan adari yang mudah
sampai yang sulit, dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari keseluruhan sampai
bagian-bagian, dari dahulu hingga sekarang (kronologis), dan dari yang konkret menuju yang
abstrak.
c) Penempatan bahan (grade placement)
Penempatan bahan yaitu penempatan isi/materi sesuai dengan tingkat perkembangan
(tingkat atau kelas) tertentu.
d) Bentuk organisasi isi
Bentuk organisasi yaitu susunan atau bentuk pengemasan materi, seperti mata pelajaran,
bidang studi, berkorelasi, atau perpadu. Sertiap mata pelajaran misalnya dikembangkan
menjadi beberapa pokok bahasan dansubpokok bahasan.31
Analisis: makalah ini sudah cukup baik, materi sudah memenuhi rumusan masalah
30
31
Zainal Arifin,Konsep dan Model pengembangan Kurikulum,(Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2012),hlm 91.
Ibid, hlm 90
Download