Analisis Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pembimbing : Drs. Hj. Rofiatul Hosna, Mpd. Disusun Oleh : Amirul mukminin 1693044142 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TAHUN 2020-2021 MAKALAH 1 “HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” A. Pengertian Kurikulum Kata “kurikulum” berasal darai bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan.1 Pada tahun itu kata kurikulum diartikan dua macam yaitu: a. Sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. b. Sejumlah materi pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan. Pengertian diatas menimbulkan kesan bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah bidang studi yang ditawarkan itulah yang disebut kurikulum. Kegiatan belajar selain yang mempelajari mata pelajaran itu tidak termasuk kurikulum. Padahal sebagaimana realitas empirik, kegiatan belajar di sekolah tidak hanya kegiatan yang mempelajari mata pelajaran. Mempelajari mata pelajaran hanyalah salah satu kegiatan belajar di sekolah.2 Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan Manhaj, yakni jalan terang yang dilalui manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai.3 Tokoh pendidikan Islam Omar Muhammad al Thoumy al Syaibany, mendefinisikan kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu jalan terang yang dilalui 1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.1. Abdul Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 153. 3 Muhaimin,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.1. 2 pendidik terhadap anak didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.4 Perluasan jangkauan kurikulum di zaman modern terlihat dari definisi yang dikembangkan Hasan Langgulung, bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, soaial, olahraga, dan kesenian yang disediakan sekolah untuk anak didiknya baik didalam maupun diluar sekolah dengan maksud menolongnya agar dapat berkembang secara menyeluruh disemua aspeknya dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Dari beberapa definisi diatas, hakikat pengembangan kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk mengantar anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya.5 Analisis : Didalam makalah tersebut pengertian pengembangan kurikulum hanya menjelaskan tetang pengertian umum saja, seharusnya mengaitkan dengan perspektif islam karena didalam makalahnya berjudul kurikulum PAI, sehingga saya menambah materi tersebut sebagai berikut: Pendidikan Islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim merekayasa pembentukan al-insan al-kamil melalui penciptaan situasi interaksi edukatif yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan Islam adalah model rekayasa individual dan sosial yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke masa depan. Sejalan dengan konsep perekayasaan masa depan ummat, maka pendidikan Islam harus memiliki seperangkat isi atau kegiatan yang akan ditransformasi kepada peserta didik agar menjadi milik dan kepribadiannya sesuai dengan idealitas Islam. Untuk itu, perlu dirancang suatu bentuk kurikulum pendidikan Islam yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai asasi ajaran Islam. 4 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 184. Abdul Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 153-154. 5 MAKALAH 2 “ Fungsi Pendidikan Islam dan Hubungannya dengan Kurikulum PAI 1. Pengertian Pendidikan Islam Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW.6 Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Pendidikan Islam menurut Zarkowi Soejoeti terbagi dalam tiga pengertian. Pertama, “Pendidikan Islam” adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya mendukung oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk menwujudkan nilai-nilai Islam, baik yang terorganisir dalam nama lembaganya, maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan pendidikan. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian pada ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai bidang studi, sebagai ilmu, dan sebagai asumsi ilmu yang lain. ketiga, 6 Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 25. jenis pendidikan yang tergantung di atas. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakan. 7 7 M. Ali Hasan dan Mukti Ali,Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), hlm. 45. 2. Pengertian Kurikulum Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum yang berarti bahan pengajaran. Ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Perancis courier yang berarti berlari. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata “kurikulum” berarti; perangkat mata pelajaran yang diberikan pada lembaga pendidikan, atau perangkat mata kuliah bidang khusus. Selain itu, pendidikan Islam juga menggunakan kata manhaj dalam menyebutkan istilah kurikulum yang diartikan sebagai rencana pengajaran, jalan yang terang, atau jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.8 Menurut Abudin Nata, secara umum pengertian kurikulum ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, pngertian kurikulum secara sempit dan pengertian kurikulum secara lebih luas. Pengertian kurikulum secara sempit, seperti diakatan Crow and Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis yang diperukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Selanjutnya, Abdurrahman Salih, berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan.9 Selain itu, Omar Muhammad mengatakan bahwa kurikulum adalah jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik dan dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka. Defisisi yang sempit juga diungkapkan oleh Muhammad Ali Khail seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oemar Hamalik mengatakan kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang mesti ditempuh oleh peserta didik dalam rangka memperoleh ijazah.10 3. Fungsi Ilmu Pendidikan Islam Dari kajian antropologi dan sosiologi dapat kita ketahui tiga fungsi pendidikan: 1. Untuk mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya dengan semakin luasnya wawasan akan menimbulkan berbagai kreatifitas. 2. Untuk melestarikan nilai-nilai insane yang akan menjadi filter bagi wawasan hidupnya sehingga wawasannya menjadi tepat. 8 Irsyad: Pengembangan Kurikulum....., Iqra’, Vol. 2, No. 1, November 2016, hal 235 Ibid., hal 236 10 Ibid., hal 237 9 3. Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.11 Pada hakekatnya pendidikan islam adalah suatu proses yang sifatnya berkelanjutan dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini maka tugas dan fungsi pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang kehidupan manusia tersebut. konsepsi ini selaras dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia yang senantiasa dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu sampai akhir hayat.12 Dalam menjalankan fungsinya pendidikan islam tidak begitu saja dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya situasi dan kondisi yang kondusif. Berdasarkan pertimbangan ini maka fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari segi struktural dan segi institusional. Dimensi struktural, pendidikan menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses pendidikan. Sedangkan dimensi institusional mengisyaratkan tuntunan bagi pendidikan islam untuk dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan jaman.13 Adapun menurut Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya.... pendidikan Agama Islam & pembangunan watak bangsa, fungsi pendidikan agama islam yaitu : a) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia b) Kegiatan pendidikan dan pengajaran c) Mencerdaskan kehidupan bangsa d) Membangkitkan semangat studi keilmuan dan IPTEK14 4. Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam 1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau ulang tujuan yang selama ini digunakan oleh setelah bersangkutan.15 Tujuan pendidikan dapat dijabarkan dari tujuan tertinggi yaitu tujuan pendidikan terakhir yang akan dicapai. Sampai tujuan yang paling rendah yaitu tujuan yang akan dicapai setelah selesai kegiatan belajar. Di Indonesia ada empat tujuan pendidikan utama yang secara hierarkis dapat dikemukakan: 11 Achamadi, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1987), hlm. 15-16. Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam. (Malang: gunung samudera, 2014) Hlm 39 13 Ibid., Hlm 40 14 Ibid., Hlm 41 15 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, (Yokyakarta: Ar Ruzz Media, 2007)., hlm 202-206 12 1) Tujuan Nasional 2) Tujuan institusional 3) Tujuan kurikuler 4) Tujuan instruksional Dalam pencapain tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut mesti dicapai secara bertingkat, yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan).16 2. Fungsi kurikulum bagi anak didik Kurikulum sebagai organisasi pengalaman belajar disusun dan disiapkan untuk murid sebagai salah satu “konsumen”. Dengan ini diharapkan mereka akan dapat sejumlah pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangannya guna melengkapi bekal hidupnya. Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu menawarkan programprogram pada anak didik yang akan hidup pada zamannya dengan latar belakang sosio histories dan cultural yang berbeda dengan zaman dimana kedua orang tuanya berada.17 3. Fungsi kurikulum bagi pendidik Guru sebagai pendidik, telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan keguruan. la telah dibekali dengan pengetahuan tentang seluk beluk dan teori-teori pendidikan anak, seperti pengembangan kurikulum, ilmu jiwa. strategi belajar mengajar dan lain-lain. Guru juga telah diberi ketrampilan praktis untuk memiliki kepribadian yang baik sebagai pendidik. la telah diberikan kepercayaan dan pengakuan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, dan menjalankan tugasnya secara professional dengan menyiapkan rencana yang matang melalui kurikulum tertulis. 4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah/Pembina sekolah Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para Pembina lainnya adalah: 16 17 Ibid., hlm 206 Ibid., hlm 207 1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar. 2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3) Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum pada masa mendatang. 4) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar.18 5. Fungsi kurikulum bagi orang tua Meskipun orang tua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada kepala sekolah agar diajarkan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat. Tetapi mereka dapat turut serta membantu usaha sekolah demi kemajuan putra-puterinya. alangkah baiknya kalau mereka mengetahui tentang kurikulum yang dijalankan di sekolah. Dengan demikian partisipasi orang tua dapat menjadi faktor penunjang dan bukan faktor penghambat. 6. Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya Fungsi kurikulum dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua, yaknil: 1) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah pada tingkatan diatasnya dapat melakukan penyesuaian didalam kurikulumnya, yakni: a) Jika sebagian kurikulum sekolah bersangkutan telah diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, sekolah dapat meninjau kembali perlu tidaknya bagian tersebut diajarkan. b) Jika keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam mempelajari kurikulum suatu sekolah belum diajarkan kepada sekolah yang berada dibawahnya, sekolah dapat mempertimbangkan masuknya program tentang keterampilan-keterampilan ini kedalam kurikulumnya.19 2) Penyiapan tenaga baru Kurikulum juga berfungsi untuk menyiapkan tenaga pengajar. Bila suatu sekolah atau Iembaga pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga guru (LPTK), maka 18 19 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran. 2010. Jakarta: Rajawali Pers, hlm 9-10 Ibid., hlm 210 lembaga terrsebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan akan mengajar.20 7. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah Pada umumnya sekolah dipersiapkan untuk terjun di masyarakat atau untuk bekerja sesuai dengan keterampilan profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum sekolah haruslah mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau para pemakai tamatan sekolah. 21 Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kurikulum pendidikan islam adalah membimbing dan mengarahkan peserta didik secara dengan menyediakan fasilitas agar tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan tercapai secara optimal. 5. Hubungan antara Fungsi PAI dengan Kurikulum PAI Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam terdiri dari fungsi pendidikan agama islam secara mikro dan makro. Secara mikro fungsi pendidikan agama islam adalah proses penanaman nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin, sesuai dengan prinsip-prinsip religious. Sedangkan secara makro pendidikan agama islam berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya dan identitas suatu komunitas yang didalamnya manusia melakukan interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Maka dari itu dapat dijelaskan mengenai hubungan antara fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam. Dengan adanya kurikulum pendidikan agama islam maka fungsi pendidikan agama islam yang membentuk keperibadian anak didik dengan penanaman nilai-nilai islami dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kurikulum yang diterapkan, selian itu hubungan antara fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam adalah sebagai sarana pembentuk kepribadian anak didik yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu juga, hal ini merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lian, sehingga mewujudkan suatu pengajaran agama islam yang menyeluruh. Adapun bentuk kurikulum pendidikan agama islam yang sesuai dengan fungsi pendidikan agama islam adalah bentuk kurikulum yang terdapat di madrasah. Dalam undang- 20 21 Ahmad dkk, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rista Setia, 1998), hlm 98 Ibid., hlm 99 undang no.2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa madrasah adalah sekolah umum yang berciri khas agama islam. Lebih lanjut dalam penjelasan undangundang disebutkan bahwa, sebagai sekolah umum, madrasah wajib melaksanakan seluruh kebijaksanaan yang terkait dengan pendidikan umum, guna memperoleh pendidikan sebagai bagian mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsinya pendidikan agama islam adalah pendidikan yang sangat penting untuk membentuk karakter kepribadian anak. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara fungsi pendidikan agama islam dengan kurikulum pendidikan agama islam sangat saling keterkaitan, dimana pendidikan agama islam adalah sarana untuk mendidik dan mengatur serta membentuk karakter seorang anak, sedangkan kurikulum pendidikan agama islam adalah pengatur dari jalannya sarana pendidikan tersebut, agar tercapainya keberhasilan pendidikan tersebut. Apabila salah satu dari kedua fungsi tersebut tidak berjalan dengan semestinya maka taraf keberhasilan dari pendidikan tersebut sangat kecil. Sehingga dalam hubungannya fungsi pendidikan agama islam dengan fungsi kurikulum pendidikan agama harus saling mengimbangi untuk menciptakan metode pengajaran dan peserta didik yang dapat mempersiapkan diri untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya keseimbangan antara pendidikan dengan kurikulum dalam pendidikan agama islam tersebut maka sangat erat sekali hubunganya dengan kurikulum pembelajaran tersebut.22 Analisis: makalah ini sudah sangat lengkap,bahkan sampai menjelaskan fungsi kurikulum dari semua kalangan. Hanya saja masih ada beberapa kalimat yanh perlu dijelaskan. 22 http://hendro-suhaimi.blogspot.com/p/blog-page_2481.html?m=1 MAKALAH 3 ‘’Komponen-KomponenKurikulum PAI dalam Berbagai Perspektif’’ A. Pengertian Komponen Kurikulumdalampendidikan agama islam Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap bahkan dipandang kurikulum yang tidak sempurna. Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, isi/materi, strategi/metode, danevaluasi.Komponen-komponen tersebut menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.Manakalah salah satu komponen yang membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya,maka system kurikulumsecarakeseluruhanjugaakanterganggu B. Komponen-komponen kurikulum 1. KomponenTujuan Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud.Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik. Pada hakikatnya tujuan pendidikan islam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a. Tujuan keagamaan, Tujuan ini difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syari’at islam melalui proses pendidikan spiritual kepada Allah b. Tujuan keduniaan, Tujuan ini lebih mengutamakan tehadap upaya untuk terwujudnya kehidupan sejahtera di dunia. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. 1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan. 2. Komponenisi/materi komponen isi/materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan. Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: a. Teori; seperangkat konsepdandefinisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan- kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.23 Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum, yaitu : a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa. b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial. c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.24 3. Komponen Strategi/Metode Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 23 HamidSyarif. Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009. Hal. 55 24 OemarAmailik, Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hal. 25 Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategiyang telah ditetapkan. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategimaupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudutpandangterhadap proses pembelajaran. Roy Killer (1998)berpendapatbahwa, ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu : 1) Pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher centered approaches ) 2) Pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered approach ) 4. Komponen Evaluasi Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkandari kurikulum.Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagianbagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk meliha efektivitas pencapaian tujuan.Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni dimensi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi III( operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa).25 a. Dimensi I 1) Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin. 2) Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum. b. Dimensi II 1) Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang 25 Abdulllah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogjakarata: Ar-Ruzz Media, 2011. Hal 67 digunakan dalam implementasi kurikulum. Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau tidak? Kesulitan apa yang dihadapi? 2) Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh 10 guru dan hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan sebagainya. c. Dimensi III 1) Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu. 2) Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen luar. 5. Komponen darurat di tengah pandemi covid-19 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan sudah menyusun kurikulum darurat untuk situasi pandemi virus corona (Covid-19). Untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kami telah mempersiapkan kurikulum darurat untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Nadiem mengatakan kurikulum darurat ini memiliki standar pencapaian dan kompetensi dasar yang lebih sederhana dengan kompetensi yang esensial. Menurut Nadiem Makarim ada dua komponen kurikulum darurat, yang pertama penyederhanaan secara masif kompetensi dasar dan standar pencapaian. Kedua, modul pembelajaran spesifik yang bisa dilakukan di dalam rumah untuk jenjang SD dan PAUD. Untuk level PAUD dan SD, Nadiem mengaku telah menyiapkan modul pembelajaran spesifik yang bisa dilakukan di rumah. Harapannya, modul tersebut dapat digunakan juga oleh orang tua dalam mendampingi proses belajar anak selama pandemi. kurikulum darurat ini berisi pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. kurikulum ini akan lebih fokus kepada kompetensi yang esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat kelanjutan pembelajaran ke tingkat selanjutnya. Kemendikbud tidak mewajibkan seluruh sekolah mengikuti kurikulum darurat ini. Oleh karena itu, sekolah-sekolah yang sudah terlanjur melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri tak perlu khawatir. Selain itu, agar penerapan kurikulum ini dapat berjalan dengan efektif. kemendikbud juga melakukan relaksasi kepada tenaga pengajar. Artinya, Guru tidak perlu memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu pekan. Harapannya dapat lebih fokus memberikan pelajaran yang interaktif. Analisis: makalah ini sudah cukup jelas, hanya saja masih satu perspektif bukan berbagai perspektif “ MAKALAH 4 KOMPONEN TUJUAN, JENIS-JENIS, dan FAKTOR-FAKTOR A. Komponen Tujuan Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang harus dicapai dari pelaksanaan kurikulum. Telah di kemukakan bahwa, dalam kurikulum atau pegajaran, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponenkomponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasakan dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pmikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilainilai filosofis, terutama falsafah Negara. Kita mengenal beberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka panjang, menengah dan jangka pendek.26 Dalam permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu pada tujuan umum penidikan berikut27 : 1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadia, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3. tujuan pendidikan kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 26 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan KurikulumTeori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 103. 27 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Praktik Ar Ruzz, (Yogyakarta: Media, 2011), hlm. 59. Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan kurikulum. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajan umum yaitu, berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester, atau tujuan pembelajan khusus yang menjadi target pada setiap kali tatap muka. Menurut Nana Sudjana, tujuan kurikulum pada hakekatnya bertujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Berdasarkan hakekat dari tujuan dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus terlebih dahulu di tetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian atau evaluasi kurikulum. Hal ini dilakukan mengingat : 1. Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan. 2. Tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan. 3. Tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para pelaksana pendidikan. B. Komponen Jenis-jenis Menurut Nama Sudjana, jenis komponen meliputi, tujuan, isi dan stuktur monogram, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi. 1. Tujuan Kurikulum Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,dan sebagainya. 2. Isi dan Stuktur kurikulum Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, pengembangan tyang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengutahuan ilmiah pada hakekatnya adalah kebudayaan manusia, yakni hasil cipta-karya dan karsa manusia yang telah diterima secara universal. Ada tiga pengetahuan dasar manusia, pengetahuan benarsalah (logika), pengetahuan baik-buruk (etika), pengetahuan yang berkenaan dengan indah-jelek. Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan yakni ilmu pengetahuan alam, sosial, dan kelompok ilmu pengetahuan Humaniora. 3. Strategi pelaksanaan kurikulum Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Ada beberapa unsurdalam strategi pelaksanaan kurikulum yakni, tingkat dan jenjang pendidikan, proses balajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi super visik, sarana kurikuler, dan evaluasi atau penilaian. 4. Evaluasi kurikulum Dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan evesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. Menurut Muhammad Ali jenis komponen meliputi: 1. Komponen tujuan Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelangaraan pendidikan.Dalam setiaap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. 2. Isi kurikulum Dalam Menentukan jenis pengalaman isi kurikulum, ada kalanya tujuan digunakan sebagai acuan, adalakanya sebaliknya, isi menjadi acuan bagi tujuan. Bergantung pada konsep, rancang-bangun, dan acuan filosofi yang digunakan. Kurikulum dipandang sebagai keseluruhan pengalaman belajar siswa yang diperoleh atas tanggung jawab siswa. Pandanagn ini membawa inflkasi terhadap isi kurikulum. Oleh karena itu, keberadaan isi kurikulum adalah semacam panduan bagi guru dan siswa dalam menyelengarakan proyek-proyek kegiatan yang berorientasi pada pemahaman dan pemecahan masalah-masalah kehidupan dan masalah sosial. 3. Organisasi dan Metode Organisasi kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang bagaimana isi kurikulum yang berupa pengalaman belajar itu disusun dan diberikan kepada siswa. Isi kurikulum sebagaiman dijelaskan di ats diorganisasi secara terpadu, sehingga kurikulum terintegrasi. 4. Evaluasi kurikulum Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksaan kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak. ANALISIS: penjelasannya sudah baik, tetapi alangkah lebih baiknya jika penulis menambahkan kutipan para ahli bukan salah satunya saja Makalah 5 Komponen Isi, Jenis Dan Faktornya A. Komponen Isi/ Materi Isi progam kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis –jenis bidang studi tersebut sesuai dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Kreteria yang dapat membantu pada perangcangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kreteria kurikulum antara lain: a) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa b) Isi kurukulum harus mencerminkan kenyataan social c) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmuan yang taha di uji d) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas e) Isi kurikulum dapat menjaga tercapainya tujuan pendidikan.28 Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: a) Logika yaitu pengetahuan tentang benar-salah berdasarkan prosedur keilmuan b) Etika yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral c) Estetika yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni29 Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari nahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dala proses pembelajaran b) Mengacu pada pencapaian tujuan setiap saatuan pelajaran c) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional 28 Ibid, hlm 122. Tp. Asep Subhi,Konsep Dasar Komponen dan Filosofi Kurikulum PAI, jurnal Qathruna, Vol. 3 No 1. 2016,hlm 127 29 B. Jenis- jenis Struktur Kurikulum Isi 1. Pendidikan umum (general education) Progam pendidikan yang bertujuan membina mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik. Sifat pendidikan umum ini adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua lembaga pendidikan dan tingkatannya. Bidang studi yang termasuk dalam kelompok pendidikan umum, misalnya pendidikan agama, ppkn, olahraga kesehatan, kesenian, Bahasa inggris, dan Bahasa Indonesia. a. Pendidikan akademik (academic aducation) Program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik tujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik tujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik memperoleh kualifikasi pengetahian yang fungsional menueut tuntunan disiplinilmumasing-masing. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal kepada lulusan agar dapat melanjutkan studi k lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Sifat pendidikan akademik ini adalah permanen dan menggambarkan pola berpikir menurut disiplin ilmu masing-masing. Bidang studi yang termasuk kelompok pendidikan anatara lain IPA, IPS, Matematikam dan Bahasa inggris. b. Pendidikan kecakapan hidup (life skill education) Progam pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan ketrampilan tententu, sebagai bekal hidup peserta didik dimasyarakat. Sifat pendidikan ini temporer, artinya sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan. Demikian sifat elektif artinya setiap peserta dapat memilih jalur ketrampilan di bidang jasa,pertanian, perikanan, perbengkelan. c. Pendidikan kejuruan (vocational education) Progam yang mempersiapkan peserta didik utuk memperoleh keahlian atau pekerjaan tertebtu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya. Pendidikan kejuruan ini lazimnya terdapat pada sekolah-sekolah kejuruan, bukan pada sekolah umum (SMP dan SMA). Misalnya, untuk SMK ada kelompok bidang studi ekonomi dan kelompok bidang studistudi teknik. Kadar bobot setiap struktur kurikulim untuk setiap lembaga pendidikan tidak sama, baik dalam hal jumlah jam pelajaran maupun dlam jumlah mata pelajaran atau bidang studinya.30 C. Faktor-faktor Isi Kurikulum a) Ruang lingkup (scope) Ruang lingkup materi yaitu cakupan kedalaman dan keluasan darii keseluruhan materi, kegiatan dan pengalaman yang akan disampaikan kepada peserta didik. Ruang lingkup menunjukkan apa yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada peserta didik. b) Urutan (sequence) Urutan yaitu penyusunan materi pelajaran menurut aturan dan sistematika tertentu secara berurutan. Biasanya pengembangan kurikulum nerpegang pada urutan adari yang mudah sampai yang sulit, dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari keseluruhan sampai bagian-bagian, dari dahulu hingga sekarang (kronologis), dan dari yang konkret menuju yang abstrak. c) Penempatan bahan (grade placement) Penempatan bahan yaitu penempatan isi/materi sesuai dengan tingkat perkembangan (tingkat atau kelas) tertentu. d) Bentuk organisasi isi Bentuk organisasi yaitu susunan atau bentuk pengemasan materi, seperti mata pelajaran, bidang studi, berkorelasi, atau perpadu. Sertiap mata pelajaran misalnya dikembangkan menjadi beberapa pokok bahasan dansubpokok bahasan.31 Analisis: makalah ini sudah cukup baik, materi sudah memenuhi rumusan masalah 30 31 Zainal Arifin,Konsep dan Model pengembangan Kurikulum,(Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2012),hlm 91. Ibid, hlm 90