Uploaded by User87820

Program 100 Hari

advertisement
Program 100 Hari, Gubernur Luncurkan Kartu Sehat
JAYAPURA - Kemarin, (Jumat, 19/4)
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP,
MH, dan Wakil Gubernur Provinsi Papua,
Klemen Tinal, SE,MM, melakukan pertemuan
dengan para Pimpinan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Provinsi Papua. Dalam
pertemuan itu ada sejumlah agenda yang dibahas
untuk
pelaksanaan
program
kegiatan
pembangunan yang akan dilaksanakan dalam 5
tahun kedepannya, termasuk program 100
harinya.
Ditemui di ruang kerjanya, gubernur mengatakan, Visi Misi besar dirinya dan Wakil
Gubernur Provinsi Papua, yakni Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera. Untuk itu, saat ini
momen yang baik untuk kita menata pembangunan Papua menuju Peradaban Baru Papua,
yang diawali dengan fokus ke Program 100 Hari sebagai langkah awal dan strategis lima
tahun ke depan.
“Langkah awalnya adalah segera meluncurkan Kartu Sehat, juga telah dibicarakan dalam
rapat kerja tadi mengenai bagaimana membebaskan biaya pendidikan mulai dari pendidikan
anak usia dini (PAUD) sampai pendidikan perguruan tinggi (PT),”katanya.
Program 100 hari lainnya seperti merumuskan perencanaan awal studi-studi dampak
lingkungan untuk pembangunan rumah sakit RSUD Dok 2 Jayapura. Dan pembangunan
patung Tuhan Yesus yang besar di Pulau Kayu Batu. Serta penimbunan kawasan Base G
(besji) yang nantinya dijadikan sebagai pusat bisnis, seperti perhotelan, restaurant, dan obyek
pariwisata lainnya.
Program juga untuk pembangunan Gedung Negara, dilokasi rumah peristirahatan Gubernur,
yang mana anggarannya sudah masuk dalam perencanaan APBD tahun ini. Disamping itu
juga, pembangunan 4 rumah sakit di 4 titik, yaitu, Merauke, Nabire, Wamena dan Biak.
Disini dirinya akan memanggil para bupati untuk membicarakannya terkait dengan
pembebasan lahannya.
“Ini yang sedang kami rumuskan. Dananya sudah ada, tapi perlu dikaji dulu layak ataukah
tidak. Kami juga bicara dengan para tokoh-tokoh adat untuk minta dukungan. Kita harus
libatkan adat, karena jangan sampai kita jalankan program, adat tolak ,” ungkapnya dalam
keterangan persnya di ruang kerjanya,Jumat, (19/4).
Kaitannya dengan itu juga ada program lainnya yang dipersiapkan untuk disampaikan pada
Presiden RI pada 29 April 2013 ini, terutama program infrastruktur, pendidikan, kesehatan,
dan perumahan.
Program 100 hari lainnya adalah merumuskan ‘Quick Win’ 100 Hari yang bersifat
Program/Kegiatan Unggulan dan Penataan Regulasi/Peraturan, baik di level daerah maupun
di pusat yang lebih memihak Papua.
Oleh sebab itu, segera para SKPD wajib untuk menyiapkan program unggulan 100 Hari
yang sesuai dengan Visi dan Misi Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Papua, yang patut
ditindaklanjuti segera oleh Bappeda dan para SKPD untuk mempersiapkan draft RPJMD
2013-2018, RPJP 2013-2033, dan beberapa Master Plan di 4 Sektor Utama Otsus Papua.
“Semua itu kita bicara dengan Presiden RI, baru 100 hari progam kerja kita laksanakan
seperti apa. RPJM kita dalam waktu 3 bulan ini juga harus sudah disahkan DPRP, dan
RPJMP juga dalam waktu 6 bulan juga sudah harus disahkan. Kita juga sudah sepakat DPRP
bahwa Juni 2013 APBD Perubahan sudah disahkan juga, dan diikuti APBD induk TA 2014
supaya November sudah disahkan,” bebernya.
Kemudian, segera Dinas PU siapkan surat Gubernur Papua untuk usulan dana tambahan
infrastruktur otonomi khusus pada APBN-P 2013 dan R-APBN 2014. Termasuk Bappeda
segera siapkan surat Gubernur Papua untuk program-program New Inisiatif di R-APBN
2013 mendatang.
Berikut, kebijakan “Quick Win” untuk kebijakan/program strategis, diantaranya,
merumuskan master plan peningkatan pelayanan kesehatan Papua Tahun 2013-2018, beserta
rencana aksinya. Mempersiapkan kebijakan pelayanan kesehatan gratis (murah/layak).
Membangun dan meningkatkan pelayanan RSUD di beberapa titik wilayah seperti di
Jayapura, Biak, Merauke, Wamena, Nabire/Paniai.
Selanjutnya, Peningkatan dan pembenahan Puskesmas di tingkat distrik-distrik, dimana
perlu pembangunan Puskesmas Rawat Inap yang didukung oleh fasilitas dan tenaga medis.
Pelayanan kesehatan yang lebih Pro-Aktif/bergerak (Jemput Pasien) (Hospital Flying
Services). Merumuskan master plan pemberdayaan ekonomi rakyat Papua tahun 2013-2018,
beserta rencana aksinya.
Juga pemberdayaan ekonomi rakyat (modal, skill, akses, insentif). Pembangunan ekonomi
yang berbasis komoditas wilayah dan sosial-budaya rakyat, dan dikembangkan sesuai dengan
keunggulan komparatif daerah (petik-olah-jual). Pemberdayaan masyarakat nelayan, petani,
dan peramu.
“Termasuk pengembangan dan pemberdayaan Pengusaha Asli Papua,” tegasnya.
Hal lainnya, merumuskan master plan pengembangan infrastruktur makro (wilayah) dan
mikro (perdesaan) Papua Tahun 2013-2018), beserta rencana aksinya. Meningkatkan dan
membangun akses jalan antar kabupaten/kota (Trans-Papua). Pemantapan rencana jembatan
Holtekamp sebagai landmark Indonesia di Pasifik
Pembangunan rumah untuk penduduk asli Papua. Transportasi udara dan laut di wilayah
terpencil (seperti: Bandara Biak dan subsidi BBM di Pegunungan Tengah). Jaringan
telekomunikasi, Informasi, Listrik Perdesaan, dan air bersih untuk masyarakat asli Papua.
Launching Wifi gratis di beberapa titik di Papua yang didukung oleh PT. TELKOM.
Bukan itu saja, Merumuskan master plan pengembangan dan pemberdayaan seni-budaya
masyarakat Papua, beserta rencana aksinya. Pencanangan ‘Hari Budaya Papua’.
Pemberdayaan Sanggar-sanggar Seni Budaya Papua (musik, tari, lukisan, karya seni, dan
sebagainya). Pengembangan ekonomi kreatif Papua berbasis sosial budaya. Menggelar acara
pagelaran seni ‘Soul of Papua’ di Jakarta, pada awal Juli 2013. Merumuskan master plan
Pengembangan olah raga Papua Tahun 2013-2018, beserta rencana aksinya.
“Kami juga mencanangkan Papua dan Papua Barat sebagai tuan rumah PON 2020.
Menetapkan target peningkatan prestasi Papua di PON. Membangun sarana dan prasarana
olah raga (sport centres) di beberapa titik wilayah,” jelasnya.
Lanjutnya, Quick Win untuk penataan regulasi/peraturan yang memihak Papua, antara lain,
penataan
Dana Otsus, formula 80:20, yang meliputi, merumuskan konsep kebijakan alokasi dan
distribusi dana otsus menjadi 80:20, dimana 80 persen dialokasikan ke Kab/Kota, dan 20
persen dikelola Provinsi. Tentunya dipikirkan payung hukum skenario 80:20 (semacam
Pergub atau Perdasus).
Merumuskan dan Menetapkan Pedoman Umum Pemanfaatan dan Pengendalian Dana Otsus
yang dikelola Kab/Kota. Dalam 3 bulan disusun rencana pembangunan jangka menengah
(RPJM) daerah Provinsi Papua Tahun 2013-2018. Dalam 6 bulan disusun rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP) daerah Provinsi Papua Tahun 2013-2033, dan
merumuskan Master Plan dan Rencana Aksi Pembangunan Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi,
dan Infrastruktur Papua Tahun 2013-2018.
Bukan itu saja, juga Quick Win untuk penataan regulasi kementerian/lembaga, yakni,
Identifikasi Regulasi/Peraturan Kementerian/Lembaga yang menghambat/kurang memihak
kepentingan Papua (seperti: penataan Balai-dikelola oleh Pemda Papua, UPT Bandara
Sentani, dan sebagainya). Melakukan re-negosiasi untuk penataan berbagai regulasi/peraturan
Kementerian/Lembaga dan Kontrak Kerja (KK) Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) agar
lebih memihak kepentingan Papua.
Selain itu, 100 kerja untuk kebijakan Quick Win Penataan Regulasi Pengelolaan SDA (Renegosiasi Kontrak Karya), seperti, Perlunya pungutan Papua (PP) dan/atau skema fiskal
lainnya, yang digunakan untuk pembangunan olah raga, seni-budaya, ekonomi kampung,
infrastruktur, dan SDM. Perlu regulasi umum bahwa Pemda ikutserta di dalam pengelolaan
SDA (perkebunan, kehutanan, pertambangan, perikanan, pertanian). Pemda perlu ikutserta di
dalam Re-negosiasi Kontrak Karya PT.FI, dimana Pemda harus masuk sebagai pemegang
saham. Karena itu, Pemda Papua harus dilibatkan di dalam tim evaluasi untuk penyesuaian
kontrak karya dan perjanjian karya (Keppres No. 3 Tahun 2012, di Kantor Menko
Perekonomian).
“Agenda Re-Negosiasi Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia, yaitu, Luas wilayah kerja.
Perpanjangan kontrak. Penerimaan negara baik pajak maupun royalty. Kewajiban divestasi.
Kewajiban pengolahan dan permurniaan di dalam negeri. Kewajiban penggunaan barang dan
jasa pertambangan dalam negeri (seperti supply pangan, barang konsumsi, dan lainnya).
Penataan Corporate Social Responsibility (CSR). Penataan lingkungan hidup. Penataan
hubungan PT. FI-Provinsi Papua-Timika-Puncak, Intan Jaya, dan kabupaten lainnya yang
terkait dengan wilayah eksploitasi PT.FI, dan peran serta PT. FI dalam Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Papua,” imbuhnya.(nls/don/l03).
Download