ASPEK PSIKOSOMATIK PADA GANGGUAN IRAMA JANTUNG Habibah Hanum, Wika Hanida,Herlina M.Sitorus PENDAHULUAN Perasaan dan emosi sangat erat dan mudah bereaksi terhadap jantung dan sirkulasi.Penyakit jantung sering berdampingan dengan permasalahan psikis.Komorbitas dari penyakit jantung dan permasalahan psikis tidak hanya disebabkan kejadian bersamaan dari keduanya tetapi juga perkembangan penyakit jantung sebagai komplikasi masalah emosial kejiwaan atau sebaliknya perkembangan penyakit kejiwaan akibat komplikasi masalah jantung.1,2 Gangguan irama jantung sendiri dapat lebih cepat atau lebih lambat.Gangguan irama jantung yang lebih cepat (takikardia) diakibatkan oleh rasa cemas (anxietas) dan gangguan jantung yang lebih lambat (bradiakardia) diakibatkan depresi dan keadaan ini tidak dikuatirkan oleh pasien.Kondisi cemas pada gangguan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba, dapat meningkat hingga sangat tinggi disertai gejala-gejala yang mirip gangguan jantung, yaitu rasa nyeri di dada, berdebar-debar, keringat dingin, hingga merasa seperti tercekik. Hal ini dialami tidak terbatas pada situasi atau rangkaian kejadian tertentu dan biasanya tidak terduga sebelumnya.2 Dari penelitian diketahui bahwa di negara-negara Barat, Gangguan Panik dialami oleh lebih kurang 1,7% dari populasi orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panik dilaporkan 1.5% sampai 5%, sedangkan serangan panik sebanyak 3% sampai 5.6%. Di Indonesia belum dilakukan studi epidemilogi yang dapat menggambarkan berapa jumlah saudara kita yang mengalami gangguan panik tersebut., namun para profesional merasakan adanya peningkatan jumlah kasus yang datang minta pertolongan.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI Pada beberapa penelitian dijumpai hubungan yang erat antara tubuh dan pikiran.Hal ini didukung oleh berbagai teori yang menemukan pada pasien psikosomatik dijumpai gangguan berawal dari permasalahan pada saraf pusat.Untuk hal ini maka perlu kita mengetahui bagian bagian dari saraf pusat tersebut dan hubungan keduanya.Ada tiga sistem yang terlibat pada fisiologi yaitu sistem saraf,sistem endokrin dan sistem immun yang dipicu oleh suatu ancaman.Susunan saraf terdiri atas dua bagian yaitu : susunan saraf pusat yang 1 Universitas Sumatera Utara terdiri atas otak, tulang belakang dan sistem saraf perifer yang berada pada alur saraf ekstremitas.Otak manusia dibagi atas tiga tingkatan yaitu : tingkat vegetatif,sistem limbik dan sistem neocortical. 8 Sistem Vegetatif 9 Dari anatomi bagian paling bawah dari tingkat vegetatif adalah reticular dan batang otak.Formasi reticular atau yang lebih khusus lagi disebut dengan jaringan yang membentuk Sistem Aktivasi Reticular mempunyai jaringan yang berhubungan dengan otak dan tulang belakang.Pada beberapa kondisi stres psikologis sistem ini adalah jembatan yang menghubungkan dan menyatukan antara pikiran dan tubuh dimana fungsi organ ini adalah jalur komunikasi antara pikiran dan tubuh. Batang otak terdiri atas pons,medula oblongata dan mesencephalon yang bertanggungjawab atas fungsi involutar dari tubuh manusia seperi denyut jantung,pernapasan dan aktivitas vasomotor.Sistem ini dianggap bertanggung jawab untuk menjaga fungsi organorgan vital dan fungsi proses vegetatif. Sistem Limbik 9 Bagian pertengahan dari otak disebut dengan sistem limbic.Sistem limbic adalah pusat yang mengatur emosi.Beberapa jaringan pada sistem ini bertanggungjawab pada proses biokimia yang terjadi akibat respon dari stres.Sistem Limbic terdiri dari talamus,hipotalamus,amygdala,dan kelenjar pituitari yang dikenal sebagai induk kelenjar endokrin.Ke empat sistem ini bekerja secara berbarengan dalam mengatur haemostatis tubuh.Sebagai contoh hipotalamus mengatur selera/nafsu makan dan pusat pengaturan tubuh.Hipotalamus juga pusat pengaturan nyeri dan rasa nyaman.Gabungan dari fungsi ini dapat menerangkan ketika rasa lapar berkurang sewaktu temperatur tubuh kita meningkat pada lingkungan yang suhunya meningkat atau rasa lapar kita berkurang ketika kita merasa takut. Penelitian menemukan bahwa rasa takut pertama kali ditandai pada amygdala.Ketika ancaman datang hipotalamus melaksanakan empat fungsi yang khusus yaitu1.mengaktivasi sistem saraf autonom 2.merangsang sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH) 3. Memproduksi Antidiuretik hormon atau Vasopresin 4.merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroxine. Tingkat Neokortikal 9 2 Universitas Sumatera Utara Neokortikal adalah level otak yang tertinggi dan tercanggih.Pada tingkat ini informasi sensorik diproses apakah sebagai suatu ancaman atau tidak dan dimana proses berpikir mempunyai peranan penting.Neokortex adalah lokasi diamana mekanisme sistem saraf menganalisa,berimaginasi,berkreativitas,berintuisi,berpikir secara logika,mengingat .Ini adalah jaringan otak yang berkembang dan yang memisahkan manusia dengan dari semua spesies. Proses Pemikiran ini dapat mempengaruhi respons emosional, seperti pemikiran ini dapat mempengaruhi fungsi vegetatif dalam mengontrol denyut jantung jantung,pernapasan dan bahkan aliran darah.Keadaan ini penting saat diperlukan untuk teknik relaksasi yang dirancang dalam menggantikan respons stress dan untuk memfasilitasi fisiologi homeostatis. Selain dari susunan Saraf Pusat ada suatu jaringan saraf yang bekerja sama dengan saraf pusat.Saluran saraf ini adalah susunan saraf perifer yang terdiri dari dua jaringan.Jaringan pertama adalah jaringan somatik yang mempunyai dua jaringan sirkuit yang bertanggungjawab untuk transmisi pesan sensorik sepanjang saraf dari lima panca indera ke pusat otak yang paling tinggi.Ini disebut dengan jalur eferent dan jalur aferent.Yang kedua adalah cabang dari saraf pusat yang disebut denagn sistem saraf autonom.Sistem ini mengatur aktivitas viseral dan organ vital termasuk sirkulasi,pencernaan,pernapasan dan suhu.Ini disebut autonom karena bekerja tanpa sadar. Stress yang pertama kali timbul akan membuat ingatan dalam otak,dan stres yang berulang kali akan mengurangi ingatan dengan melemahnya sel-sel otak di hipokampus.Stess yang kronis dianggap membuat hubungan yang rapuh diantara neuron di otak dan hal ini membuat penyusutan pada otak. Diketahui bahwa mekanisme somatik pada sistem saraf autonom tidak dapat dihambat oleh pikiran sadar akan tetapi kedua sistem saraf ini dapat dipengaruhi oleh proses otak yang tingkatnya lebih tinggi.Sistem saraf auotonom bekerja dengan koordinasi yang lebih erat dengan sistem saraf pusat untuk mempertahankan kondisi yang menguntungkan seluruh sistem homeostatik tubuh.ada dua cabang dari sistem autonom yang memelihara keseimbangan homeostatik yaitu sistem simpatis dan sistem parasimpatis.sistem ini diaktivasi oleh hipotalamus.dan sebagian besar jaringan saraf distimulasi oleh kedua sistem ini. Rangsangan dari sistem saraf simpatis menyebabkan peningkatan denyut jantung Secara fisiologi, situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua 3 Universitas Sumatera Utara sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil, pernapasan yang meningkat,penurunan aktivitas pencernaan, glukosa akan dikeluarkan dari hati .3,4 Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight.5 Psikopatologi gangguan irama jantung pada pasien psikosomatik adalah gangguan keseimbangan saraf autonom vegetatif.Pada keadaan ini konflik emosi timbul diteruskann ke korteks serebri ke sistem limbik kemudian ke hipotalamus dan akhirnya ke saraf autonom vegetatif dengan gejala simpatikotoni pada sistem kardiovaskuler. Sinus Takikardia Gangguan kecemasan adalah satu di antara gangguan kejiwaan yang paling umum dijumpai di seluruh dunia .Kondisi ini adalah emosi untuk mempersiapkan individu dalam menghadapi perubahan lingkungan atau membantu untuk membuat respon terhadap perubahan tersebut .Kecemasan adalah gejala yang bisa dilihat pada pasien dengan gangguan organik dan dapat menyertai hampir semua psikisnya .Dijumpai hubungan antara kecemasan dan kardiovaskular dan dikenal sejak penelitian pertama pada individu 1870 disebut irritable penyakit jantung . Takikardia dan palpitasi dijumpai sebagai akibat dari ketakutan dan kecemasan yang parah dan menjadi fokus untuk kepentingan dalam penelitian yang meneliti aktivitas CVS. Kondisi cemas pikiran menyebabkan berkurangnya kondisi variabilitas otonom yang merupakan hasil dari penurunan tonus vagal. Reaksi pertama pada stres adalah kelemahan otot dan perasaan jantung berhenti karena aktivasi parasympathic. Beberapa waktu kemudian,sistem simpatik diaktifkan, berkeringat, palpitasi, tremor, cepat dan mendalam pernapasan dimulai. Kondisi ini juga dijumpai ketika mereka melakukan kegiatan yang 4 Universitas Sumatera Utara menantang atau timbul rasa khawatir.Kondisi sinus takikardi dapat dijumpai pada pasien dengan keadaan. Keadaan yang memiliki gejala yang mirip penyakit jantung adalah ( gangguan panik( PD ) , gangguan kecemasan umum ( GAD ) , gangguan stres pasca -trauma ( PTSD ).Saat ini masih diperdebatkan mengenai kondisi stres mental dan bahkan penyakit jiwa yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dengan penyakit kardiovaskular yang menyebakan gangguan panik dan stres mental kronis. Gangguan panik didiagnosis dengan adanya riwayat dan ditandai dengan serangan panik tak terduga, dan serangan ini akan berulang.Serangan panik didefinisikan sebagai rasa takut atau rasa tidak nyaman di mana lebih dari 4 dari 13 gejala mayor ( hanya 4 dijumpai pada permasalahan di organ jantung ) tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam waktu 10 menit ( Tabel 1 ) . Ada beberapa alat skrining untuk membantu dokter mengidentifikasi pasien dengan panik disoder . Sebuah pertanyaan skrining singkat dapat dengan mudah diajukan : " Apakah Anda mengalami kepanikan yang luar biasa atau trauma yang diikuti dengan jantung yang berdetak cepat,sesak napas , atau pusing ? dan kondisi ini terjadi dalam waktu yang singkat beberapa detik atau beberapa menit " Pertanyaan skrining ini dapat mengidentifikasi kehadiran serangan panik ( PA ) . Setiap ada stimulasi yang mengakibatkan kecemasaan tentu memberi efek terhadap kita tetapi sesuai dengan kepribadian kita maka setiap orang dapat mengekspresikan sifat kecemasan tersebut Salah satu tes yang paling terkenal Friedman dan Rosenman ( 1974) adalah Test Kepribadian dari yang bertanya bagaimana sering Anda mengalami 5 Universitas Sumatera Utara berlomba melawan waktu , membenci terlambat , membenci menunggu , kehilangan kesabaran Anda ketika ditekan , jengkel oleh yang lain kesalahan , berbicara dengan suara kritis keras, menjadi kompetitif , bergegas untuk melakukan sesuatu dengan cepat , merasa bersalah jika tidak bekerja , dll.Sifat-sifat ini menunjukkan sifat kepribadian tipe A. Pengenalan berbagai jenis atau pola dari perilaku terutama 'Tipe A’ ke dalam analisis lingkungan /stres dan efeknya pada jantung membantu untuk lebih menjelaskan sifat stres dan stres yang berhubungan dengan mekanisme patofisiologis dan untuk menemukan saling ketergantungan atau mengukur korelasi antara stres dan penyakit kardiovaskular. Tipe A mempunyai perilaku, misalnya, menggambarkan orang-orang yang sering mendapatkan 'Stres' dan,’ jengkel’ atau ‘selalu terkejar-kejar’.Penelitian pada individu ini cenderung memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk penyakit pada sistem peredaran darah. Namun, sifat hubungan ini tidak jelas karena tidak tampaknya gejala awal dari gangguan ini, dan penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa komponen 'permusuhan' dari Tipe A merupakan pola yang terutama terkait dengan risiko kardiovaskular yang lebih besar. Oleh karena itu, permusuhan dan kemarahan memiliki menjadi fokus utama dalam konteks faktor 'stres' yang memfasilitasi masalah kardiovaskular. Peranan dari bidang psikosomatik ini adalah pentingnya mekanisme saraf, terutama yang melibatkan sistem saraf simpatik , dalam asal-usul terjadinya penyakit kardiovaskular yang disebabkan stres . Ada bukti menegaskan mekanistik pentingnya sistem saraf simpatik teraktivasi secara ekstrim dalam stres ( Takotsubo ) yaitu kardiomiopati aktivasi akut aliran simpatis jantung ( Esler 2010).Takotsubo cardiomyopathy ( TC ) adalah gangguan neurocardiological diduga dipicu oleh stres , yang dapat menyebabkan gagal jantung reversibel , biasanya dalam perempuan pascamenopause. TC , baru-baru ini disebut transient ventrikel kiri sindrom balon apikal. Ekstrasistole 12 Aritmia yang sering berhubungan dengan faktor psikis yang lain adalah ekstrasistole.Ekstrasistole dapat tidak mempunyai arti penyakit apapun tetapi dapat juga merupakan isyarat adanya gangguan otot jantung atau merupakan penunjuk adanya gangguan psikis.Kelainan yang paling sering terletak di ventrikel (61,95), atrium (35,2%).dan Gangguan psikis sendiri terutama terletak pada Ekstrasistole Ventrikel atau sering juga dikenal dengan denyut ventrikel prematur. 6 Universitas Sumatera Utara Denyut ventrikel prematur ( VPBs ) , juga disebut sebagai ventrikel kompleks dini , denyut ventrikel prematur , kompleks ventrikel prematur , atau ekstrasistol ventrikel , yang dipicu dari miokardium ventrikel dalam berbagai situasi . VPBs yang umum dan terjadi dalam spektrum yang luas dari populasi . Ini termasuk pasien tanpa penyakit jantung struktural dan orang-orang dengan segala bentuk penyakit jantung , terlepas dari tingkat keparahannya . Sejak pengujian invasif jarang dilakukan pada pasien dengan VPBs,hanya sedikit informasi tentang mekanisme VPBs pada manusia. Informasi yang diperoleh dari percobaan pada hewan menunjukkan bahwa mekanisme yang VPBs dihasilkan meliputi: ● reentry ● Peningkatan normal atau abnormal automaticity ● aktivitas Dipicu dihasilkan sesudah depolarisasi Reentry - masuk kembali adalah mekanisme yang paling umum untuk VPBs. VPBs reentrant terjadi dengan keterlambatan konduksi dan blok searah, kondisi yang khas ini terlihat pada pasien dengan infark miokard yang mengalami penyembuhan atau dijumpai fibrosis miokard oleh etiologi apapun. Peningkatan automaticity - Abnormal automaticity adalah yang paling mungkin dengan kelainan elektrolit atau iskemia akut dan ditingkatkan oleh katekolamin. Kondisi ini cenderung menurunkan tegangan transmembran diastolik, sehingga terjadi depolarisasi prematur. Lokasi utama terjadinya VPB karena automaticity abnormal adalah di lapisan serat Purkinje. Aktivitas yang dipicu adalah mekanisme yang lebih umum untuk menjadi VPB pada manusia.Depolarisasi yang terjadi terlalu awal atau terlambat dapat terjadi pada sel-sel Purkinje atau miokardium ventrikel; aktivitas listrik tersebut dapat muncul karena beberapa kondisi, termasuk hipokalemia, iskemia, infark, kardiomiopati, kelebihan kalsium, dan toksisitas obat (seperti digoxin atau agen yang memperpanjang repolarisasi atau interval QT). Meskipun patogenesis ini gangguan aritmia masih ini diperdebatkan , bukti menunjukkan bahwa tingkat tinggi katekolamin yang dihasilkan dari akut stres episode adalah penyebab paling mungkin dari disfungsi ventrikel .Katekolamin dapat merangsang periode singkat dari epikardial atau vasospasme mikrovaskuler koroner. Kondisi miokard ini terjadi ketika 7 Universitas Sumatera Utara terjadi disfungsi kontraktil meskipun kerusakan miokardium tidak ada ireversibel dan bahkan meskipun aliran darah koroner adalah normal . Disfungsi dapat menghasilkan periode singkat iskemia miokard dan menyebabkan miokard disfungsi kontraktil setelah emosional stres . Katekolamin terlibat dalam patogenesis ini dan juga jumlah reseptor adrenergik beta yang lebih banyak di epikardium dibandingkan dengan daerah jantung lainnya sehingga meningkatkan kepekaan terhadap stimulasi simpatis dibandingkan dengan daerah lain. Atrial fibrilation 6 Stres emosional adalah pemicu umum yang dapat diidentifikasi oleh pasien dengan fibrilasi atrium . Episode fibrilasi atrium sering dimulai oleh impuls ektopik berasal dalam sel miokard yang dekat pada pembuluh darah paru atau dekat hubungan dengan atrium kiri .Penelitian pada anjing memiliki menunjukkan bahwa stimulasi otonom ganglia dan dikombinasikan parasimpatis dan stimulasi saraf simpatisdapat menyebabkan aktivitas spontan sel-sel ini.Stres emosional dapat secara langsung merangsang atau mengubah keseimbangan masukan otonom di daerah-daerah dan mengawali fibrilasi atrium . Pada penelitian Bettoni dan Zimmermann dilakukan pemeriksaan selama 24 jam dengan elektrokardiogram ambulatory( Holter monitor) dari pasien dengan episode atrial fibrilasi .Ditunjukan bahwa komponen yang low frequency dari variabilitas detak jantung ( 0,04 Hz - 0.15 Hz) menunjukan suatu ukuran stimulasi simpatik dari jantung. Dan highfrequency ( 0,15 Hz - 0,4 Hz ) ,yang memberikan penilaian terhadap efek parasimpatis pada jantung . Mereka menemukan perbandingan nilai dari low frekuensi ke high frekuensi dan indeks sympathovagal yang meningkat 10 menit sebelum timbulnya fibrilasi atrium , diikuti oleh penurunan yang tajam segera sebelum atrium fibrilasi mulai.Temuan serupa telah didokumentasikan sebelum episode dari flutter atrium. Supraventrikular Takikardia 6 Supraventrikular ventrikular adalah aritmia primer karena reentry ke atrioventrikular ( AV ) node atau antara atrium dan ventrikel termasuk AV jalur aksesori . EKG mungkin normal atau mendekati normal , menyajikan kelainan hanya ringan seperti tidak adanya gelombang Q atau gelombang delta diskrit (bukan full-blown , mudah diidentifikasi preexcitation ).Jika EKG diambil sewaktu serangan dijumpai denyut 160 sampai 180 x / menit , tidak ada lagi aktivasi normal jantung dengan gelombang P diikuti oleh QRS 8 Universitas Sumatera Utara kompleks tetapi gelombang P adalah sebagian besar tersembunyi dalam kompleks QRS . Sebaliknya , panik serangan,denyut jantung cepat adalah karena peningkatan simpatik yang mengarah ke peningkatan denyut , dengan urutan P dan QRS tetap. Salah satu masalah utama terjadi ketika PSVTs dalam durasi pendek dan harus tetap untuk melakukan EKG.Pada pasien dengan serangan panik , adalah sulit untuk mendapatkan EKG selama serangan . Pasien mungkin kemudian dikirim ke internis atau ahli jantung untuk menyingkirkan kelainan jantung. Selanjutnya , pasien terutama perempuan sering menghadapi kesulitan untuk benar didiagnosis sebagai PVST karena lebih sering memiliki simpul AV reentrant dan tidak ada petunjuk di EKG luar serangan , sedangkan laki-laki pasien lebih sering memiliki AV reentrant takikardia yang dapat bermanifestasi dengan tanda-tanda preexcitation selama serangan ( WPW sindrom ) . Pemantauan perbaikan dari EKG selama serangan dapat dicapai dengan perekam EKG jangka panjang dengan perekam EKG atau perekam lingkaran implan. PEMERIKSAAN 11 Pemeriksaan pasien dengan gangguan irama jantung adalah dengan menyingkarkan penyebab organik.Evaluasi dan melakukan pemeriksaan dengan alat penunjang diagostik seperti Holter sebaiknya dilakukan.7 Monitor EKG terus menerus dengan monitor Holter adalah pemantauan EKG sederhana perangkat yang dipakai terus menerus untuk merekam data selama 24 atau 48 jam . Pasien harus membuat catatan dari gejala yang terjadi selama monitoring.Monitor Holter biasanya yang paling mahal dari pemantauan perangkat , dan dipelihara dan dioperasikan oleh rumah sakit atau rawat jalan yang lebih besar.7,8 9 Universitas Sumatera Utara PENGOBATAN 3 Dampak negatif yang jelas dari gangguan kecemasan sehingga harus dicegah atau dibatasi penderitaan pribadi, dan juga berdampak pada biaya ekonomi , dan juga kerugian sosial .Bahkan ketika gangguan panik berdampingan dengan jantung iskemik penyakit , ketidaknyamanan pasien dirasakan biasanya lebih terkait dengan kecemasan .Diperoleh manfaat psikologis dari pengobatan kecemasan pada pasien koroner. Non-Farmakologi 2,6 De Meersman et al . ( 1996), mempelajari faktor stres dalam kehidupan nyata , menunjukkan perubahan signifikan pada denyut jantung.Terapi non farmakologi memberi efek yang sama dengan farmakologi.Bentuk psikoterapi berdasarkan teori , yang mengandalkan modifikasi emosi dan perilaku latihan fisik mempunyai , dan disfungsional mengunakan buku harian, teknik pemecahan masalah , mengubah gaya hidup pasien yang penyakit kronis seperti obesitas atau diabetes, dan pada penyakit jantung khususnya , menekankan kolaboratif hubungan antara terapis dan pasien ( Januzzi et al 2000) Manajemen stres adalah komponen penting program rehabilitasi jantung , yang mengurangi mortalitas sekitar 25 % ( Sommaruga et al . 2008) dan menyediakan sarana yang menarik untuk mengidentifikasi kecemasan. Rehabilitasi kardiovaskular yang komprehensif " memperbaiki kondisi psiko - afektif , citra diri , kapasitas mengatasi , toleransi latihan dan 10 Universitas Sumatera Utara sehingga kualitas hidup ( Januzzi et al . 2000) . Ini mengurangi beberapa faktor risiko biologis seperti merokok ( Linden et al . 1996) , dan meningkatkan secara signifikan perubahan denyut jantung dan mengurangi juga ventrikel denyut prematur ( Tennant dan McLean 2001) . Pengobatan non farmakologis dapat memperbaiki kondisi kejiwaan terkait dengan perbaikan prognosis pada pasien penyakit jantung. Hasil dari uji klinis dikendalikan yang diverifikasi pada pasien iskemik pasca akut memang mempunyai dampak yang rendah pada gejala kecemasannya tetapi menunjukan manfaat yang signifikan pada angka kematian lakilaki.Suatu studi meta - analisis ( Linden et al . 1996 , Dusseldorp et al . 1999) tentang efek intervensi psiko - sosial pada pasien penyakit jantung menunjukkan pengurangan sistolik tekanan darah , denyut jantung , cholesterolemia , dan bahkan mortalitas dan morbiditas . pasien pasca infark , intervensi non-farmakologi ( mungkin minimal ) memiliki dampak yang rendah pada gejala kecemasan.5,6 Farmakologi 11,13 Dalam review sistematis terbaru dari literatur mengenai pengobatan farmakologis gangguan panik pada studi terbuka,studi plasebo – terkontrol atau uji klinis komparatif, para ahli menganggap sebagai senyawa antidepresan trisiklik ,benzodiazepin , selektif 5 - HT reuptake inhibitor ( SSRI ) , dan 5 - HT dan reuptake noradrenalin inhibitor ( SNRIs ) menunjukkan efektivitas pada gangguan panik. Dua yang terakhir pada saat ini merupakan lini pertama dalam pengobatan gangguan panik , karena obat ini lebih baik ditoleransi daripada trisiklik dan benzodiazepin memiliki risiko rendah ketergantungan dan overdosis komplikasi ( Freire et al . 2011 , Batelaan et al . 2011 , Marazziti et al . 2012). SSRI selektif (seperti citalopram, dapoxetine, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline) adalah kelas senyawa biasanya digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan. SSRI diyakini untuk meningkatkan tingkat ekstraseluler dari 5-HT dengan menghambat reuptake ke dalam sel presynaptic, sehingga meningkatkan tingkat neurotransmitter di celah sinaps.Mereka menunjukkan berbagai tingkat selektivitas untuk transpoter monoamina, seperti noradrenalin dan transporter dopamin. SSRI yang direkomendasikan oleh Institut Nasional untuk Kesehatan dan Clinical Excellence (Www.nice.org.uk) untuk pengobatan GAD yang telah gagal untuk menanggapi tindakan konservatif seperti kegiatan pendidikan dan swadaya. Adanya bukti menunjukkan bahwa SSRI lebih unggul dengan plasebo dalam mengobati bentuk-bentuk (Kapczinski et al. 2003). 11 Universitas Sumatera Utara Tampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara obat ini dan trisiklik atau benzodiazepin. Namun, SSRI yang cukup lumayan dalam hal sisi efek dan relatif aman pada overdosis dan bunuh diri. Dan juga, memiliki lebih sedikit efek samping yang lebih ringan (Nardiet al. 2012). Efek samping kardiovaskular jarang dijumpai dengan penggunaan SSRI . Karena penghambatan yang berbeda sitokrom P450 isoenzim , beberapa SSRI dapat mengubah metabolisme lipofilik beta - blockers , calcium channel blockers , kelas IC agen anti arrhythmic , dan warfarin ( Batelaan et al . 2011) . SSRI menghambat juga jantung dan pembuluh darah natrium , kalsium dan kalium saluran dan memperpanjang Interval QT. Pemberian Beta-bloker pada pasien gangguan irama jantung yang disebabkan oleh panik ternyata tidak memberikan perbaikan pada gangguan ini. Tabel 2.Obat-obat farmakologi 12 Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN Perasaan dan emosi sangat berhubungan dengan jantung dan sirkulasi. Karena pada beberapa penelitian dijumpai hubungan yang erat antara tubuh dan pikiran. Gangguan pada pikiran merangsang tubuh melalui sistem saraf. Sistem saraf pusat pada tingkat neokortikal yang merupakan sistem saraf pusat yang tertinggi.Pada sistem ini informasi diproses,selanjutnya sistim ini akan merangsang sistim saraf yang dibawahnya seperti sistim limbik dan vegetatif yang akan berkordinasi dengan sistim saraf tepi sehingga memberikan efek terhadap simpatis dan parasimpatis. Sistem ini yang mempunyai pengaruh terhadap irama jantung. Gangguan irama jantung lebih sering dikeluhkan dengan irama takikardia.Irama takikardi disebakan oleh anxietas dengan manifestasi gangguan panik.Bentuk-bentuk gangguan irama jantung dijumpai dari Sinus Takikardi,Ekstrasistole,Atrial fibrilasi.Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan dan melakukan evaluasi untuk membedakan dengan gangguan irama jantung yang organik. Pengobatan pada pasien ini dilakukan dengan non farmakologi dan farmakologi untuk hasil yang lebih baik.Terapi non farmakologi adalah dengan psikoterapi dan dari beberapa penelitian memberikan efek yang bermakna terhadap perbaikan pasien.Pemberian obat farmakologi yang dianjurkan adala golongan SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor) dan SNRI (Serotonin Nor adrenalin Reuptake Inhibitor). relatif aman pada overdosis dan bunuh diri. Dan juga memiliki lebih sedikit efek samping yang lebih ringan. Efek samping kardiovaskular jarang dijumpai dengan penggunaan SSRI 13 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA 1.S.Budi Halim,D.Sukatman,Hamzah Shatri.Aspek Psikosomatik Pada Gangguan Irama Jantung.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Internal Publishing,Juli 2014;VI:3607-3609. 2. Myriam A. S. Bonomo, Cavalcanti T. F de Araujo, Psychological Approach to the Cardiac Arrhythmias: A Focus on the Emotions http://www.researchgate.net/publication/221926331 3. Olshansky B, Sullivan Renee M, Inappropriate Sinus Tachycardia, Journal of the American College of Cardiology Vol. 61, No. 8, 2013 4. Raviele1 A, Giada F, Management of patients with palpitations: a position paper from the European Heart Rhythm Association Management of patients with palpitations, the European Society of Cardiology 2011. 5. Boyle R, The Anatomy and Physiology of the Human Stress Response, A Clinical Guide to the Treatment 17of the Human Stress Response,© Springer Science+Business Media New York 2013 6. G. Frommeyer & L. Eckardt & G. Breithardt, Panic attacks and supraventricular tachycardias:the chicken or the egg? Neth Heart J (2013) 21:74–77 7. Slobodan Ilić, Svetlana Apostolović, Psychological Aspects Of Cardiovascular Diseases Facta Universitatis Series: Medicine and Biology Vol.9, No 2, 2002, 8. B.Jones Physiologi of stress.Jones and Barthleet publisher,Cahpter 2 9. Smtih M. S,Wylie W.Vale, The role of the hypothalamic-pituitary-adrenal axis in neuroendocrine responses to stress. 2006 10. Tobias Esch, George B. Stefano, Gregory L. Fricchione, Herbert Benson, Stress in cardiovascular diseases. Med Sci Monit, 2002; 8(5) 11. Maurizio G. Abrignani, Nicolò Renda, Vincenzo Abrignani, Alessandro Raffa, Salvatore Novo, Rosa Lo Baidor, Panic Disorder, Anxiety, And Cardiovascular Diseases, Clinical Neuropsychiatry (2014) 11; 5:130-144 12. Andre G Ng, Treating Patients Withventricular Ectopic Beats, Heart 2006;92:1707–1712. 13. Jheje.F. M, j. Bhoy, David m. Newman, Be still my beating heart: Panic disorder And The Cardiologist. C a r d i o l o g y R o u n d s Ma r c h 1 9 9 9 v o l u m e i v , i ssue3 14 Universitas Sumatera Utara