Uploaded by User87660

Gusti Laporan studi literatur perawatan mesin outboard di atas kapal

advertisement
LAPORAN PRAKTEK LAUT PERAWATAN MESIN OUTBOARD DI ATAS KAPAL
OLEH NELAYAN KELURAHAN TANJUNG UMA
Disusun Oleh:
Gusti Marjianto
18.2.09.032
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI
PERMESINAN KAPAL
2020
i
PERNYATAAN MENGENAI PRAKTIK LAUT II DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktik Laut II dengan judul Laporan
Praktik Laut II Perawatan Mesin Outboard di Atas Kapal Oleh Nelayan Kelurahan
Tanjung Uma adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir laporan
ini.
Batam,
November 2020
Gusti Marjianto
18.2.09.032
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: PERAWATAN MESIN OUTBOARD DI ATAS KAPAL
OLEH NELAYAN KELURAHAN TANJUNG UMA
Nama
: Gusti Marjianto
NIT
: 18.2.09.032
Tanggal Ujian
: 15 Desember 2020
Disetujui oleh,
Pembimbing
Penguji
Yuniar Endri Priharanto, S.St.Pi., M.T.
NIDN. 3902068401
Iskandar Musa, A.Pi., M.M
NIDN. 3914036001
Ketua Program Studi
Rizqi Ilmal Yaqin, S.T., M.Eng
NIDN. 3905109301
Diketahui oleh,
Direktur
Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai
Iskandar Musa, A.Pi., M.M
NIDN. 3914036001
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkat dan hidayah-Nya
sehingga laporan praktik laut II ini berhasil diselesaikan. Praktik Laut II ini disusun
berdasarkan Studi Literatur. Judul dari hasil praktik laut II ini adalah” Laporan Studi Literatur
Perawatan Mesin Outboard di Atas Kapal”. Dilaksanakan pada tanggal terhitung dari 16
November sampai 16 Desember 2020. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Iskandar Musa, A.Pi, M.M selaku Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai
2. Panitia Pelaksana kegiatan Praktik Laut II
3. Rizqi Ilmal Yaqin, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Permesinan kapal
4. Yuniar Endri Priharanto, S. St. Pi., M.T. selaku Dosen Pembimbing
5. Orang tua dan rekan taruna/i yang turut memberi masukan dan dukungan dalam
penyusunan laporan praktik laut II ini.
Tujuan pelaksanaan praktik laut II dengan bentuk studi literatur adalah untuk
meningkatkan minat baca dan mencari sumber referensi dimana penulis bisa menyajikan
bentuk laporan yang berdasarkan hasil dari penelitian yang terlah dilakukan yang menunjang
hasil laporan penulis sendiri. Tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf bila dalam
proses penulisan laporan pratik laut II terdapat kesalahan, kekurangan dan kekhilafan. Penulis
sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna , maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan agar laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Batam,
November 2020
Gusti Marjianto
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vi
I.
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Tujuan.............................................................................................................................. 2
1.3. Manfaat............................................................................................................................ 2
II. METODOLOGI ................................................................................................................ 3
2.1.
Waktu dan Tempat ...................................................................................................... 3
2.2.
Alat dan Bahan ............................................................................................................ 3
2.3.
Metode Pengambilan Data .......................................................................................... 4
2.4.
Prosedur Kerja ............................................................................................................. 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
3.1.
Mesin Outboard ........................................................................................................... 6
3.2.
Sistem Pendukung pada Mesin Outboard ................................................................... 6
3.3.
Perawatan Mesin Outboard ......................................................................................... 9
IV. PENUTUP........................................................................................................................ 12
4.1.
Kesimpulan................................................................................................................ 12
4.2.
Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kelurahan Tanjung Uma .................................................................................. 3
Gambar 2. Mesin Outboard ....................................................................................................... 6
Gambar 3. Alur Sistem Bahan Bakar ......................................................................................... 7
Gambar 4. Tombol Bahan Bakar ............................................................................................... 7
Gambar 5. Fuel Filter ................................................................................................................ 8
Gambar 6. Fuel Pump ............................................................................................................... 8
Gambar 7. Karburator ................................................................................................................ 8
Gambar 8. Komponen Impeller ................................................................................................. 9
Gambar 9. Salah Satu Lembaran Manual Book Produk ............................................................ 9
Gambar 10. Keadaan Bengkel Perawatan ................................................................................ 10
vi
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah diakui dunia secara internasional (UNCLOS
1982) yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-Undang No.17 Tahun 1985.
Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut Indonesia seluas 5,9 juta km2 , terdiri
atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, luas
tersebut belum termasuk landas kontinen. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia. Namun demikian, pembangunan bidang kelautan dan perikanan
hingga saat ini masih jauh dari harapan (Lasabuda, 2013). Sebagaimana yang kita tahu posisi
geografis dari Indonesia sangat memiliki peran yang sangat strategis karena berada di antara
benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan menjadi jalur lalu lintas perdagangan
dunia yang menghubungkan kawasan Asia Pasifik dengan Australia. Letak strategis dan
luasnya lautan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, sumber daya laut Indonesia memiliki
banyak potensi kekayaan laut yang dapat membantu pengembangan perekonomian bangsa
Indonesia yaitu sumber daya perikananya sendiri.
Kota Batam merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Kepulauan Riau ,
dimana kota Batam sendiri merupakan kota industri namun karena bentuk kotanya
merupakan kepulauan maka di kota batam juga terdapat kelompok nelayan, salah satunya
berada di kelurahan Tanjung Uma. Kapal merupakan sarana utama untuk memanfaatkan
sumber daya alam lautan yang ada, khususnya kapal perikanan bagi para nelayan. Dimana
Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk
melakukan pengangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan,
pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan
(Nahdyah, Farhum, & Jaya, 2014). Tentu dalam pengoperasian kapal perikanan sendiri tidak
bisa dilepaskan dari peranan mesin Outboard sebagai tenaga penggerak utama kapal dan
mesin bantu sebagai mesin penunjang proses pengoperasian kapal pada saat penangkapan
ikan (Sa'id & Ridwan, 2019).
Namun dalam prosesnya masih banyak nelayan kita yang kurang sadar akan
pentingnya perawatan terhadap mesin Outboard maupun mesin bantu di atas kapal. Karena
pola pikir yang digunakan adalah menggunakan mesin Outboard maupun mesin bantu sampai
rusak setelah itu baru diadakannya perbaikan. Hal ini tentunya sangat harus dihindari karena
1
mampu menghentikan proses penangkapan ikan lebih lama dan biaya kerugian yang dialami
akan lebih besar daripada jika kita melakukan perawatan secara rutin (Yuristiawan,
Arninputranto, & Budiyanto, 2016). Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas
mengenai perawatan mesin Outboard dan mesin bantu di atas kapal yang didasarkan oleh
kuisoner yang ditujukan terhadap nelayan kecil di kelurahan Tanjung Uma.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktik laut II ini adalah meningkatakan minat baca dan
keterampilan dalam mencari sumber referensi sebagai pembahasan laporan praktik laut II di
tengah pandemi Covid-19, Mengetahui bagaimana perawatan mesin Outboard dan mesin
bantu yang baik dan tepat guna dan mengetahui apa-apa saja faktor yang mempengaruhi
perawatan mesin Outboard.
1.3. Manfaat
Manfaat dari laporan yang telah disusun oleh penulis untuk pembaca adalah pembaca
dapat memahami bagaimana perawatan mesin Outboard kapal perikanan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi perawatan itu sendiri dan pembaca dapat menjadikan laporan ini
menjadi referensi dan dapat diaplikasian di lapangan terkhususnya dibidang permesinan
kapal.
Selain daripada itu manfaat dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang permesinan kapal baik dilingkungan
Kampus Politeknik KP Dumai dan lingkungan masyrakat.
2. Penambahan Sumber Rujukan Disiplin ilmu sebagai sumber informasi bagi khalayak
ramai.
3. Menambah wawasan dan keterampilan di bidang permesinan kapal.
2
II.
METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Praktik Laut II dilaksanakan pada tanggal 16 November sampai 16 Desember 2020 ,
tepatnya di Kelurahan Tanjung Uma, Kota Batam. Luas wilayah kelurahan ini adalah 3,72
km², dengan jumlah penduduk tahun 2020 sebanyak 24.227 jiwa, dan kepadatan 6.512
jiwa/km². Dengan persentase jumlah penduduk dengan pekerjaan sebagai nelayan kecil aktif
adalah 5 sampai 7 % (Yusniati, 2017). Adapun batas-batas wilayah Tanjung uma adalah
sebagai berikut :
1. Utara
: Kecamatan Batu Ampar
2. Selatan
: Kecamatan Batam Kota
3. Barat
: Kecamatan Sekupang dan Selat Singapura
4. Timur
: Kecamatan Batam Kota dan Kecamatan Bengkong
Adapun peta tempat dilaksanakannya praktik laut II ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Peta Kelurahan Tanjung Uma
Sumber : https://arsipskpd.batam.go.id/
2.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan Bahan yang digunakan dalam penyusunan laporan praktik laut II ini
adalah sebagai berikut diantaranya :
1. Smartphone (Android)
Pada pembuatan laporan dan pengambilan data di lapangan , alat yang digunakan
untuk media pengambilan dokumentasi dalam bentuk gambar atau video.
3
2. Alat tulis dan lembar kuisioner
Alat yang digunakan untuk menulis data-data di atas kertas ataupun buku yang
sudah mempunyai format pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai perawatan mesin
Outboard yang dilakukan.
2.3. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yaitu menggunakan data primer melalui 2 cara yaitu
sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan
data, untuk mendapatkan hasil data primer penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data melalui:
a. Pengamatan (observasi )
Penelitian mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu
kesimpulan atau diagnosis sesuatu disebut observasi apabila mempunyai tujuan,
meneliti, melihat, mengamati tentang hal yang ingin kita ketahui cara kerjanya, hal
yang diamati adalah bagaimana perawatan mesin Outboard dengan memperhatikan
suku cadang yang seharusnya mendapatkan perawatan sesuai dengan buku pedoman
pemilik mesin.
b. Wawancara (interview)
Suatu metode pengumpulan data untuk memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka pewawancara dengan
narasumber menggunakan lembar kuisioner namun dibawakan seperti wawancara.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Pada praktik kali ini teknik ini
dilakukan dengan mewawancarai pemilik Bengkel Perawatan Masyarakat yaitu Pak
Yunus.
2.4. Prosedur Kerja
Pelaksanakan praktik laut II ini, penulis menggunakan prosedur kerja adalah sebagai
berikut:
1. Studi lapangan di daerah penelitian
Studi dengan langsung turun ke lapangan di daerah penelitian yaitu dengan
mengambil dokumentasi mengenai topik bahasan dan mengambil data kepada
narasumber melalui kuisioner yang diajukan kepada narasumber.
2. Studi literatur terkait dengan perawatan mesin Outboard
4
Penelitian yang persiapannya sama dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan
metode pengumpulan data dengan mengambil data dengan membaca, mencatat, dan
mengolah bahan penelitian. Sumber data untuk penelitian studi literatur dapat berupa
sumber yang resmi akan tetapi dapat berupa laporan/kesimpulan ataupun artikel yang
diterbitkan oleh lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya.
3. Review artikel yang relevan
Metode pengumpulan data dari artikel yang relevan dengan topik pembahasan pada
laporan. Dengan mengumpulkan artikel dari berbagai sumber, setelah itu dilakukan
Review atau peninjauan ulang terhadap artikel yang telah dikumpulkan dan tahap terakhir
setelah mendapatkan hasil Review maka dipilah yang mana merupakan artikel yang
relevan dengan topik pembahasan laporan.
4. Pembahasan Perawatan Mesin Outboard
Pada tahap ini setelah dilakukannya studi lapangan , dan mengumpulkan artiket
terkait setelah itu dilaksanakannya Review yang artikel yang relevan. Maka bisa
ditentukan pula bentuk perawatan mesin Outboard dan pembahasan perawatan mesin
Outboard.
5. Kesimpulan
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana sudah mendapatkan data yang pasti
dilapangan serta digabungkan seluruh literatur yang ada kemudian disatukan dalam
bentuk laporan. Adapun diagram blok pengerjaan dapat dilihat pada bagan diagram blok
dibawah ini.
MULAI
STUDI LAPANGAN DI DAERAH PENELITIAN
MENGUMPULKAN ARTIKEL YANG TERKAIT
PERAWATAN MESIN INDUK
MELAKUKAN REVIEW ARTIKEL YANG
RELEVAN
PEMBAHASAN PERAWATAN MESIN INDUK
SELESAI
5
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Mesin Outboard
Kapal nelayan di Kelurahan Tanjung Uma secara umum menggunakan mesin Outboard
berupa mesin Outboard dengan tipe out board , dimana mesin dengan tipe Out Board ini
secara umum disebut masyarakat dengan sebutan mesin tempel. Sebagaimana dengan
sebutannya, mesin out board sendiri adalah umumya tertempel dibagian transum kapal atau
Hull (buritan), , karena keseluruhan bagian dari mesin yg menghasilkan tenaga untuk
mendorong kapal tersebut berada diluar kapal begitupula dengan kemudi yang terdapat di tuas
panjang pada bagian mesin (Rosyida, Pramonowibowo, & Sardiyanto, 2015). yang bisa dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Mesin Outboard
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Adapun spesifikasi daripada mesin outboard diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Spesifikasi Mesin Outboard
Jenis
Merek
Tipe
Daya mesin
Silinder
Sistem Pelumas
Bahan bakar
Sistem starter
Sistem Pendinginan
Sumber : Data Primer
2 Langkah
YAMAHA
D15YMHL
15 PK
2 Silinder
Sump basah
Bensin (Petralite)
Manual
Sistem pendinginan langsung
3.2. Sistem Pendukung pada Mesin Outboard
Sistem pendukung pada mesin Outboard selain sistem pembakarannya , juga terdapat
didalamnya mengenai sistem bahan bakar dan sistem pendinginan. Hal ini tentunya harus
diidentifikasi sistem dan komponen yang bekerja didalam sistem tersebut. Karena ketika sudah
mengetahui hal tersebut kita bisa menentukan perawatan yang harus dilakukan untuk menjaga
6
peforma dari mesin yang kita gunakan. Adapun alur saluran sistem bahan bakar pada mesin
Outboard yang digunakan secara garis besar adalah sebagai berikut.
Gambar 3. Alur Sistem Bahan Bakar
Sumber : Buku Pedoman Pemilik Mesin Yamaha D15YMHL
Penjelasan alur saluran sistem bahan bakar diatas adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar tentu pertama kali berada di tangki bahan bakar (Storage Tank) setelah
itu agar bahan bakar bisa mengalir ke filter , pada mesin outboard terdapat tombol
bahan bakar yang berfungsi sebagai yang mengalirkan dan menghentikan aliran bahan
bakar. Maka harus di Switch On kan terlebih dahulu. Bisa kita lihat pada gambar
berikut.
Gambar 4. Tombol Bahan Bakar
Sumber : Buku Pedoman Pemilik Mesin Yamaha D15YMHL
2. Filter bahan bakar (Fuel Filter) berfungsi sebagai untuk menyaring partikel asing, dan
kandungan air yang terdapat dalam bahan bakar.(dikarenakan derigen yang digunakan
nelayan tidak di bersihkan terlebih dahulu sebelum membeli bahan bakar). Adapun
bentuk fuel filter bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
7
Gambar 5. Fuel Filter
Sumber : www.tokopedia.com/yamahaberkahsby/
3. Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump) adalah Pompa bahan bakar mekanik berfungsi
untuk menghisap bahan bakar dari dalam tangki bahan bakar untuk dipompa dan
dialirkan menuju ke karburator.
Gambar 6. Fuel Pump
Sumber : https://m.bukalapak.com/p/olahraga/pancing/umpan-pancing/2gmwxfg-jual-fuelpump-mesin-tempel-yamaha-25-pk
4. Karburator berfungsi untuk mencampurkan udara dan bahan bakar secara bersamaan
sehingga nantinya api yang dihasilkan oleh busi yang bisa menjadi pembakaran.
Gambar 7. Karburator
Sumber : https://shopee.co.id/Karburator-yamaha-5-pk-bekas-originali.52357792.1832143361
Selanjutnya mengenai sistem pendinginan pada mesin outboard yaitu sistem pendinginan
terbuka atau sistem pendinginan langsung. Dimana sistem pendinginan langsung adalah
sistem pedinginan komponen mesin dengan menggunakan satu media saja yaitu air laut.
Dimana air laut hanya akan melewati komponen yang didinginkan dan langsung di buang
keluar (Tambunan, Fanani, & Prihajatno, 2019). Pada mesin Outboard
8
bagian yang
berfungsi sebagai media yang menghisap air laut dan mengalirkan ke saluran mesin sebagai
media pendingin adalah impeller dan thermostat sebagai pengontrol suhu agar tetap baik.
Gambar 8. Komponen Impeller
Sumber: https://shopee.co.id/688-44352-03-Impeller-untuk-Yamaha-15pk-Sparepart-Kapali.64996422.3744220793
3.3. Perawatan Mesin Outboard
Setelah mengetahui sistem pendukung yang telah dibahas di subbab sebelumnya, maka
bisa kita bahas mengenai perawatan yang seharusnya dilakukan.berdasarkan hasil wawancara
kepada narasumber (nelayan Tanjung Uma). Jenis perawatan yang umum digunakan yaitu
sebagai berikut :
1. Perawatan Insidentil (Breakdown Repair)
Perawatan Insidentil artinya kita membiarkan mesin terus menerus sampai rusak (Down
Time), baru kemudian dilaksanakan perawatan dan perbaikan (Break down repair) (Hidayat,
2015). Strategi perawatan insidentil dalam teorinya tidak disarankan, namun kenyataannya
sering terjadi di kapal, karena berbagai alasan antara lain :
1. Tidak mengacu pada manual book yang telah disediakan oleh produsen contoh seperti
gambar dibawah ini.
Gambar 9. Salah Satu Lembaran Manual Book Produk
Sumber : https://www.ptkba.com/bulletin-servis/tips-perawatan-motor-tempel-2-tak/
2. Tidak melakukan perawatan sampai ditemukannya kerusakan yang parah
9
3. Tidak menginginkan kapal menjadi mengganggur hanya karena pemeriksaan yang
tidak penting.
4. Keadaan bengkel yang tidak memadai dan mekanik yang terbatas , sehingga ketika
adanya perbaikan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut keadaan bengkel
perawatan yang berada di kelurahan Tanjung Uma.
Gambar 10. Keadaan Bengkel Perawatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Jika memakai jasa bengkel di kota , biaya yang menjadi alasan utama.
Perawatan yang seperti ini sangat tidak dianjurkan dijadikan model perawatan untuk
digunakan dikarenakan lebih baik mencegah daripada memperbaiki. Karena efeknya adalah
ketika kita melakukan perbaikan secara menyeluruh maka waktu menggangurnya kapal akan
lebih lama daripada hanya sekedar melakukan perawatan rutin.
Karena sudah jelas kita mengetahui sistem pendukungnya sehingga komponen yang harus
mendapatkan perawatan rutin layaknya seperti pada sistem bahan bakar yaitu filter bahan
bakar yang menurut buku pedoman pemilik harus diadakannya pembersihan setiap 100 jam
waktu pakai dan pergantian komponen setiap satu tahun sekali. Begitu pula dengan sistem
pendinginan mesin dimana impeller yang dipakai wajib dilakukan pemeriksaan setiap 200
jam pakai dan diganti jika terdapat kerusakan. Namun bisa dilihat pada tabel dibawah ini,
tanggapan para nelayan di Tanjung Uma.
Tabel 2. Tabel Responden
Komponen
Filter bahan
bakar
Perawatan menurut
buku pedoman
100 Jam Pakai
dilaksankan
pemeriksaan dan
pergantian komponen
setiap 1 tahun sekali
Perawatan menurut
Nelayan
Jika belum terlihat
kerusakan pada sistem
bahan bakar seperti
mesin masih bisa
beroperasi maka tidak
ada pemeriksaan
10
Keterangan
Perawatan Insidentil yang
dipakai
Impeller
200 Jam pakai
Jika suhu mesin masih
Perawatan Insidentil yang
dilaksanakan
dirasa normal berarti
dipakai
pemeriksaan dan
tidak ada asumsi bahwa
pergantian komponen
impeller mengalami
jika terdapat
kerusakan
kerusakan
Sumber : Buku Pedoman Pemilik Produk Yamaha dan Hasil wawancara pribadi.
11
IV.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan laporan praktek laut II ini adalah sebagai berikut :
1. Kapal nelayan Kelurahan Tanjung Uma menggunakan mesin Outboard dengan tipe
mesin outboard atau lebih dikenal dengan sebutan mesin tempel.
2. Perawatan mesin Outboard bisa diketahui ketika bisa mengidentifikasi komponen
sistem pendukung seperti sistem pendukung sistem bahan bakar dan sistem
pendinginan mesin Outboard salah satu contohnya yaitu fuel filter dan impeller.
3. Hasil yang bisa dilihat dari tabel 2 yaitu tabel responden nelayan dapat disimpulkan
bahwa meodel perawatan yang digunakan adalah perawatan insidentil. Alasan
nelayan memakai jenis perawatan insedentil adalah sebagai berikut :
1. Tidak melakukan perawatan sampai ditemukannya kerusakan yang parah.
2. Tidak menginginkan kapal menjadi mengganggur hanya karena pemeriksaan
yang tidak penting.
3. Keadaan bengkel yang tidak memadai dan mekanik yang terbatas, sehingga
ketika adanya perbaikan membutuhkan waktu yang sangat lama.
4. Jika memakai jasa bengkel di kota, biaya yang menjadi alasan utama.
4.2.
Saran
1. Perawatan yang seperti ini sangat tidak dianjurkan dijadikan model perawatan untuk
digunakan dikarenakan lebih baik mencegah daripada memperbaiki. Karena efeknya
adalah ketika kita melakukan perbaikan secara menyeluruh maka waktu
menggangurnya kapal akan lebih lama daripada hanya sekedar melakukan perawatan
rutin.
2. Keuntungan daripada perawatan yang rutin dan sesuai dengan buku pedoman pemilik
adalah terjaganya keawetan dan performa sekaligus memperpanjang umur mesin
Outboard.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darma, M. N., Supomo, H., & Nugroho, S. (2015). Analisa Kondisi Mesin Outboard Kapal
Dengan Aplikasi METODE Fuzzy Inference System. Jurnal Teknologi Kelautan, II,
1-12.
Dwiaji, Y. C., & Nidyasari, S. P. (2018, September). Analisa Efisiensi Exhaust Gas Auxiliary
Engine Kapal Motor Dengan Perhitungan Heat Loss. POLITEKNOSAINS, XVII, 7080.
Haryono, & Purwanto. (2018, September). Perawatan Mesin Diesel Pesawat Bantu Kapal.
Jurnal Saintek Maritim, XVIII, 91-99.
Hidayat, F. I. (2015). Hasil Praktek Galangan Kapal Di PT. JMI Unit 1 dan Unit 2.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Lasabuda, R. (2013, Januari). Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, I-II, 1-10.
Nahdyah, N., Farhum, A., & Jaya, I. (2014, April). Keberagaman Perikanan Di Kabupaten
Takalar. Jurnal IPSTEKS PSP, I, 81-94.
Rosyida, I. N., Pramonowibowo, & Sardiyanto. (2015). Analisa Kecepatan Perahu Dengan
Penambahan Mesin In Board dan Mesin Out Board Pada Perahu Sopek Di Perairan
Tambak Lorok Semarang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management
and Technology, IV, 18-28.
Sa'id, S. D., & Ridwan, M. (2019, Nopember). Pemilihan Mesin Outboard Kapal Purseiner
Masyarakat Pesisir Nelayan Pekalongan. Jurnal Pengabdian Vokasi, I, 1-4.
Tambunan, K., Fanani, Z., & Prihajatno, M. (2019, Desember). Analisis Laju Perpindahan
Panas Sistem Pendingin Air Tawar Pada Engine Generator Listrik. Jurnal Airaha,
VIII, 37-44.
Yuristiawan, A., Arninputranto, W., & Budiyanto, E. N. (2016). Penjadwalan Kegiatan
Perawatan Mesin Outboard Kapal Tunda KM Bima Dengan Menggunakan Metode
RCM II. Jurnal Perkapalan, 314-318.
Yusniati. (2017, Februari 1). Sistem Kerja Buruh Pelabuhan di Tanjung Uma Kecamatan
Lubuk Baja Kota Batam. JOM FISIP, IV, 1-15.
13
Download