Uploaded by hildafania6

LAPORAN PRAKTIKUM FILTRASI

advertisement
LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021
MODUL
: Filtrasi
PEMBIMBING
: Emma Hermawati Muhari, S.T, M.T
Praktikum : 27 Januari 2021
Penyerahan Laporan : 27 Januari 2021
Disusun Oleh :
Kelompok III
Fifi Yani
181411012
Hilda Fania Agustin
181411014
Holis Muhlis
181411015
Ikang Sobar Maulana
181411016
Irenanda Regitha
181411017
3A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I.
TUJUAN
Menentukan efisiensi penurunan kekeruhan pada proses filtrasi kontinyu limbah air
terigu.
II.
DATA PENGAMATAN
Waktu
0
2
4
6
8
10
12
14
III.
Kekeruhan
96,7
6,81
5,83
5,57
5,85
5,35
5,7
5,22
ph
7
7
7
7
7
7
7
7
DHL
0,351
0,348
0,347
0,347
0,342
0,347
0,332
0,332
PENGOLAHAN DATA
Efisiensi penurunan kekeruhan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝛈(%) =
𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧𝐭=𝟎 − 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧𝐭=𝐧
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧𝐭=𝟎
Contoh perhitungan: pada t = 2 menit
𝛈(%) =
𝟗𝟔, 𝟕 𝐍𝐓𝐔 − 𝟔, 𝟖𝟏 𝐍𝐓𝐔
× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟗𝟐, 𝟗𝟓𝟕𝟔 %
𝟗𝟔, 𝟕 𝐍𝐓𝐔
Waktu
0
2
4
6
8
10
12
14
Kekeruhan
96,7
6,81
5,83
5,57
5,85
5,35
5,7
5,22
Efisiensi
0
92,9576
93,97104
94,23992
93,95036
94,46743
94,10548
94,60186
Menghitung rata-rata efisiensi penurunan kekeruhan:
𝛈(%) =
𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧𝐭=𝟎 − 𝐫𝐞𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐮𝐡𝐚𝐧𝐭=𝟎
𝛈(%) =
𝟗𝟔, 𝟕 𝐍𝐓𝐔 − 𝟓, 𝟕𝟔𝟏𝟒 𝐍𝐓𝐔
× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟗𝟒, 𝟎𝟒𝟏 %
𝟗𝟔, 𝟕 𝐍𝐓𝐔
Grafik 1. Kekeruhan terhadap Waktu
GRAFIK KEKERUHAN VS WAKTU
kekeruhan
120
KEKERUHAN (NTU)
100
80
60
40
20
14, 5.22
0
-20
0
2
4
6
8
10
12
14
16
WAKTU (MENIT)
Grafik 2. Daya Hantar Listrik (DHL) terhadap Waktu
GRAFIK DHL VS WAKTU
DHL
0.355
DHL (ΜS/CM)
0.35
0.345
0.34
0.335
14, 0.332
0.33
0
2
4
6
8
10
WAKTU (MENIT)
12
14
16
PEMBAHASAN
Pemisahan partikel padatan tersuspensi yang berada dalam cairan dapat
dilakukan dengan proses filtrasi. Prosesnya yaitu, air limbah yang memiliki
kekeruhan yang tinggi dilewatkan ke dalam suatu bak filtrasi yang didalamnya
tersusun berbagai bahan yang dapat menghambat jalannya partikel padat dalam air
limbah sehingga air limbah menjadi lebih jernih. Bahan penghambat jalannya
partikel padatan disebut dengan filter. Filter dapat berupa susunan dari berbagai
bahan maupun hanya menggunakan satu bahan filter. Proses filtrasi di lab PLI
menggunakan filter berupa susunan batu, kerikil, arang, pasir halus dan ijuk yang
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi media filtrasi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penurunan kekeruhan
serta menentukan pengaruh media filter terhadap kekeruhan pada skala laboratorium.
Sampel diambil setiap rentang waktu dua menit operasi kemudian diukur nilai pH,
kekeruhan dan DHL. Pengamatan dilakukan setiap pengambilan sampel untuk
mengetahui tingkat penurunan kekeruhan dan DHL. Kurva penurunan kekeruhan
terhadap waktu dan penurunan DHL terhadap waktu disajikan dalam kurva berikut:
GRAFIK KEKERUHAN VS WAKTU
kekeruhan
120
100
KEKERUHAN (NTU)
IV.
80
60
40
20
14, 5.22
0
-20
0
2
4
6
8
WAKTU (MENIT)
10
12
14
16
GRAFIK DHL VS WAKTU
DHL
0.355
DHL (ΜS/CM)
0.35
0.345
0.34
0.335
14, 0.332
0.33
0
2
4
6
8
10
12
14
16
WAKTU (MENIT)
Penurunan kekeruhan dan daya hantar listrik pada air limbah merupakan
salah satu faktor keberhasilan proses filtrasi. Kekeruhan menyatakan banyaknya
partikel padatan tersuspensi pada air limbah. Tingkat kekeruhan air limbah yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
penggunaan kualitas air. Daya hantar listrik (DHL) suatu larutan sangat berkaitan
dengan konsentrasi larutan tersebut. Semakin banyak partikel yang meng-ion pada
suatu larutan, maka akan meningkatkan nilai konduktivitasnya. Pengukuran nilai
kekeruhan dan daya hantar listrik pada air limbah yang akan dilakukan proses filtrasi
bertujuan untuk mengetahui kondisi awal air limbah sehingga dapat dilakukan
pemantauan terhadap air limbah selama proses filtrasi.
Berdasarkan kurva diatas, diketahui bahwa nilai kekeruhan dan daya hantar
listrik menurun seiring dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, pada menit ke-8
terjadi peningkatan nilai kekeruhan dari menit sebelumnya. Peningkatan ini terjadi
karena beberapa faktor, yaitu: (1) Debit filtrasi, debit filtrasi yang berfluktuatif akan
mempengaruhi waktu tinggal air limbah dalam media filter sehingga menyebabkan
ada sebagian partikel halus yang lolos ke dalam aliran effluent. (2) Keberadaan
partikel halus dalam media filter yang ikut terbawa ke dalam aliran effluent, dan (3)
kurangnya ketelitian dalam pengukuran nilai kekeruhan.
Proses filtrasi akan menurunkan nilai kekeruhan dan daya hantar listrik.
Penurunan ini terjadi karena adanya filter yang menghambat partikel padatan
tersuspensi mengalir bersama aliran air limbah, sehingga yang lolos ke dalam aliran
effluent adalah air limbah yang lebih jernih. Nilai kekeruhan dan daya hantar listrik
akan turun seiring dengan meningkatnya kejernihan aliran effluent. Hal ini
menunjukkan efektivitas proses filtrasi dalam penurunan kekeruhan dan daya hantar
listrik air limbah.
Pengukuran nilai pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasamaan air
limbah yang sedang dilakukan proses filtrasi. Derajat keasaman sangat berpengaruh
terhadap efektivitas proses filtrasi. Menurut Akbar (2014), apabila air limbah yang
akan diproses memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi atau sangat rendah,
maka proses filtrasi menjadi tidak optimal. Data praktikum menunjukkan nilai pH air
limbah berada pada angka 7, sehingga kondisi tersebut memungkinkan proses filtrasi
berjalan optimal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan penggunaan kualitas air, air
dikatakan bersih jika memiliki kekeruhan dibawah 25 NTU serta pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, air dapat diminum jika memiliki kekeruhan dibawah 5 NTU.
Data praktikum menunjukkan nilai kekeruhan pada menit ke-2 adalah sebesar 6,81
NTU, menit ke-4 menghasilkan 5,83 NTU, menit ke-6 menghasilkan 5,57 NTU,
menit ke-8 menghasilkan 5,85 NTU, menit ke-10 menghasilkan 5,35 NTU, menit
ke-12 menghasilkan 5,70 NTU, dan menit ke-14 menghasilkan 5,22 NTU. Tingkat
kekeruhan yang didapatkan dari pengolahan tersebut sudah berada dibawah 25 NTU
tetapi masih diatas 5 NTU, sehingga dapat disimpulkan bahwa air limbah hasil
pengolahan sudah dapat dibuang ke lingkungan karena telah memenuhi baku mutu
lingkungan tetapi tidak disarankan untuk dijadikan air minum karena tidak
memenuhi persyaratan air untuk diminum.
V.
KESIMPULAN
1. Proses filtrasi pada praktikum kali ini mampu mengurangi kekeruhan dengan
efisiensi sebesar 94,041%
2. Grafik nilai kekeruhan terhadap waktu menunjukkan penurunan garis secara
ekstrim pada 2 menit pertama dan tidak mengalami penurunan yang signifikan
lagi setelah itu.
3. Grafik nilai DHL yang menunjukkan Total Dissolved Solid (TDS) terhadap
waktu mengalami penurunan yang signifikan pada menit ke-6 hingga menit ke12 (6 menit).
4. Semakin lama waktu filtrasi semakin besar efisiensi pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Roi Reswan. 2014. Keefektifan Variasi Waktu Tinggal pada Proses Filtrasi dalam
Menurunkan Kadar Besi Air Sumur di Perum Griya Pajar Gentan Baki Sukoharjo.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Republik
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Penggunaan Kualitas Air.
Republik
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Nomor
Download