Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies PROPOSAL SKRIPSI Oleh: I DEWA GDE SUPRIAGUNG WIBOWO NIM: 165100107111011 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies PROPOSAL SKRIPSI Oleh: I DEWA GDE SUPRIAGUNG WIBOWO NIM: 165100107111011 Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 LEMBAR PERSETUJUAN Judul Skripsi : Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies Nama Mahasiswa : I Dewa Gde Supriagung Wibowo NIM : 1651001007111011 Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Dosen Pembimbing Dr. Ir Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc.. NIP. 196312161988031002 Tanggal Persetujuan: ……………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies Nama Mahasiswa : I Dewa Gde Supriagung Wibowo NIM : 165100107111011 Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Dosen Pembimbing, Dr. Ir Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc. NIP. 196312161988031002 Ketua Jurusan, ……………………………………….. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, S.TP.,MP. NIP 197005041999032002 RIWAYAT HIDUP I Dewa Gde Supriagung Wibowo, lahir di Kediri pada tanggal 11 Juni 1997. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dengan ayah yang bernama I Dewa Gede Purbowo (Alm) dan Ibu bernama Ronggowulan. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis di antaranya jenjang SDN Pare 3 pada tahun 2004-2010, SMPN 2 Pare pada tahun 2010-2013, SMAN 1 Pare pada tahun 2013-2016. Selanjutnya, penulis melanjutkan jenjang Sastra-1 di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Selama masa kuliah, penulis aktif sebagai anggota divisi perlengkapan dan Inventaris Pada UKM Seni FTP UB Departement Paduan Suara “Floice”. Selain itu penulis juga pernah mengikuti event lomba paduan suara “Festival Paduan suara (FPS) ITB XXV” yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung Pada tahun 2017. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Penulis menyusun laporan Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies”. PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : I DEWA GDE SUPRIAGUNG WIBOWO NIM : 165100107111011 Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul TA : Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies Menyatakan bahwa, TA dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, 5 September 2020 Pembuat Pernyataan, I Dewa Gde Supriagung Wibowo 165100107111011 PERNYATAAN PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : I DEWA GDE SUPRIAGUNG WIBOWO NIM : 165100107111011 Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul TA : Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies Menyatakan bahwa, Penelitian ini bukan merupakan penelitian yang ideal dikarenakan penelitian tersebut dilaksanakan pada masa pandemi corona yang menyebabkan peneltian tidak dapat dilaksanakan di laboratorium FTP UB sebagaimana mestinya. Malang, 05 September 2020 Dosen Pembimbing , Pembuat Pernyataan, I Dewa Gde Supriagung Wibowo NIM.165100107111011 Dr. Ir Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc. NIP. 196312161988031002 I DEWA GDE SUPRIAGUNG WIBOWO. 165100107111011. Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies. SKRIPSI. Pembimbing: Dr. Ir Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc. ABSTRAKSI Brownies adalah salah satu jenis produk kue yang bahan bakunya berupa tepung tepungan. Salah satu upaya penganekaragaman jenis brownies adalah dengan mensubtitusi tepung terigu dengan tepung dengan bahan baku biji buah nangka. Akan tetapi dalam kenyataannya hasil akhir dari brownies memiliki sifat fisik dan sensoris yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan brownies berbahan dasar tepung terigu. Brownies berbahan dasar tepung biji nangka mempunyai tekstur crumbly atau mudah hancur ketika dipotong. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menambahkan susu kental manis cokelat dalam jumlah tertentu kedalam adonan untuk menutupi rasa pahit yang ditimbulkan oleh tepung nangka. Akan tetapi penambahan susu kental yang terlalu banyak juga menyebabkan tekstur dan kenampakan permukaan brownies menjadi lebih lembek yang bertolak belakang dari ciri fisik brownies secara umum yakni memiliki tekstur kue yang lembut dan kokoh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu yang tepat serta efek penambahan susu kental terhadap kualitas akhir fisikokimia brownies. Analisis data dilakukaan dengan menggunakan minitab 17 dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yakni proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka (30%, 50% dan 70%) serta tiga varian penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 20ml, 40ml, dan 60 ml dengan tiga kali ulangan serta uji organoleptik dilakukan dengan metode Uji Hedonik dengan menggunakan 10 orang panelis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terdapat pada brownies dengan formulasi substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan rata rata nillai uji organoleptik sebesar 4,2 . Kata Kunci : Tepung Biji Nangka, Susu Kental Manis Cokelat, Sifat Fisikokimia, Brownies KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat, ridho dan hikmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Pengaruh Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Serta Penambahan Susu Kental Manis Cokelat Terhadap Sifat Fisikokimia Brownies. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, mendukung serta membimbing penulis secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada: 1. Ibu serta kedua adik saya Panji dan Uni yang telah banyak memberikan dukungan moril dan material serta doa yang tidak ada habisnya kepada penulis 2. Bapak Dr.Ir Sudarminto Setyo Yuwono M.App.Sc. selaku dosen pembimbing yang selalu mendukung dan membimbing penulis hingga tahap ini 3. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, STP., MP selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. 4. Mas Ojan, Annisa, Dida, Nedhy, Aqil, Ulfa, Yashinta serta sahabat dan rekanrekan yang telah meluangkan waktu mendengarkan keluh kesah dan memberikan saran serta dukungan luar biasa kepada penulis Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi dan pengalaman, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan laporan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Malang, September 2020 Penulis, I Dewa Gde Supriagung Wibowo DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .............................................. v PERNYATAAN PENELITIAN TIDAK IDEAL…………………………………vi RINGKASAN .............................................................................................. vii SUMMARY ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ …5 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... ... 5 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. …8 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. .. 8 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………..8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………... 9 2.1 Nangka ............................................................................................... .. 9 2.2 Biji Nangka .......................................................................................... 11 2.3 Susu kental Manis ................................................................................ 13 2.4 Brownies ............................................................................................... 14 2.5 Analisis Sifat kimia…………………………………………………………….15 2.6 Analisis Sifat Fisik ................................................................................. 15 2.7 Rancangan Acak Kelompok .................................................................. 16 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 17 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 17 3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 18 3.4 Tahap Penelitian .................................................................................. 18 3.5 Diagram Alir ......................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Nangka .................................................................................. 9 Gambar 2.2 Biji Nangka ............................................................................. 11 Gambar 2.3 Susu Kental Manis .................................................................. 13 Gambar 2.4 Brownies…………………………………………………………… 14 DAFTAR TABEL Tabel 2.2 Kandungan Gizi Tepung Biji Nangka ......................................... 12 BAB I PENDAHULUAN ( Uji pati & organoleptik) 1.1 Latar Belakang Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Secara umum anatomi buah nangka terdiri dari beberapa bagian yakni kulit, biji, dan buah. Salah satu bagian dari buah nangka yang pemanfaatannya belum maksimal adalah pada bagian bijinya. Umumnya biji nangka hanya dibuang sebagai limbah atau hanya dikonsumsi dengan cara dilakukan proses penyangraian atau pengukusan (Wadliah, 2010). Upaya pemanfaatan biji nangka menjadi tepung sebagai bahan dasar pembuatan brownies merupakan upaya untuk menghindari ketergantungan pada suatu jenis bahan pangan serta untuk meningkatkan nilai ekonomis dan kualitas dari biji nangka itu sendiri. (Wadliah, 2010). Beberapa kegunaan biji nangka diantaranya adalah sebagai bahan baku di beberapa industri pangan. Tepung biji nangka juga digunakan sebagai bahan makanan campuran (BMC) pada industri mie dan kue. Selain itu tepung nangka juga dapat dimanfaatkan menjadi kue satru, onde onde biji nangka , serta kerupuk tepung biji nangka (Wadliah, 2010). Tepung biji nangka memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari tepung terigu. Dalam 100 gram tepung biji nangka terkandung kadar abu sebesar 2,89%, protein 9,67%, karbohidrat sebesar 75,64%, lemak sebesar 1,19%, air sebesar 10,58% dan serat 7,46% sementara pada tepung terigu terkandung kadar abu sebesar 0,06%, protein sebesar 8,9%, dan serat sebesar 0,09%. Upaya pemanfaatan tepung biji nangka perlu mempertimbangkan sifat fisik serta kandungan gizinya. Brownies adalah salah satu jenis produk kue yang bahan bakunya berupa tepung tepungan. Brownies merupakan produk jajanan yang disukai hampir semua kalangan masyarakat baik itu anak- anak maupun orang dewasa. Saat ini berbagai macam varian brownies sudah banyak tersedia di toko toko kue mulai dari brownies keju, durian, pandan, dan ubi jalar. Penganekaragaman jenis brownies tersebut dapat dilakukan dengan mensubstitusi bahan baku brownies yang berupa tepung terigu dengan bahan lain. Selain itu substitusi bahan baku brownies juga berperan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu (Zainal dkk, 2018). Salah satu upaya penganekaragaman jenis brownies adalah dengan mensubtitusi tepung terigu dengan tepung dengan bahan baku biji buah nangka. Akan tetapi dalam kenyataannya hasil akhir dari brownies memiliki sifat fisik dan sensoris yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan brownies berbahan dasar tepung terigu. Brownies berbahan dasar tepung biji nangka mempunyai tekstur crumbly atau mudah hancur ketika dipotong. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khotijah (2016) disebutkan bahwa pada pembuatan mie dengan substitusi tepung biji nangka sebesar 60% akan akan menghasilkan tekstur mie yang tidak kenyal, mudah putus serta kandungan karbohidrat hanya sebesar 19,58%. Sedangkan menurut penemlitian yang dilakukan oleh Halmina dkk (2019) tentang Substitusi Tepung Biji Nangka dan Penambahan Buah Naga Merah Pada Pembuatan Bolu Kukus disebutkan bahwa penambahan tepung biji nangka sebanyak 60% menghasilkan nilai tekstur terendah sebesar 3,16%. Sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Theodora (2019) tentang Substitusi Tepung Biji Nangka dalam pembuatan Kwetiaw Basah dengan Penambahan ekstrak Secang disebutkan bahwa pada pembuatan kwetiauw dengan penambahan tepung biji nangka paling banyak sebesar 45% menghasilkan nilai analisis tekstur terendah sebesar 55,33%. dan aroma terendah sebesar 1,8% dan 1,6%. Selain itu jika ditinjau dari segi sensori, brownies berbahan dasar tepung biji nagka memiliki aroma dan rasa langu serta sedikit pahit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2010) tentang Pengaruh Substitusi Tepung Biji nangka dan penambahan Ekstrak Wortel Terhadap Kualitas Mie kering Disebutkan bahwa panelis lebih menyukai mie dengan penambahan tepung biji nangka sebanyak 15%. Menurut Halmina (2019), tentang Susbstitusi Tepung Biji Nangka Dan penambahan Bubur Buah naga disebutkan bahwa penambahan tepung biji nangka sebanyak 60% menghasilkan rata rata nilai uji organoleptik terendah sebesar 3,46%. Sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Theodora (2019) tentang Substitusi Tepung Biji Nangka dalam pembuatan Kwetiaw Basah dengan Penambahan ekstrak Secang disebutkan bahwa pada pembuatan kwetiauw dengan penambahan tepung biji nangka paling banyak banyak sebesar 45% menghasilkan nilai organoleptik rasa dan aroma terendah sebesar 1,8% dan 1,6%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menambahkan susu kental manis cokelat dalam jumlah tertentu kedalam adonan untuk menutupi rasa pahit yang ditimbulkan oleh tepung nangka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chabibah (2013) disebutkan bahwa penambahan susu kental manis pada adonan roti tawar dapat mempengaruhi warna kerak roti. Penambahan susu kental menyebabkan roti menjadi berwarna kecokelatan dan memiliki tekstur yang lembut. Sedangkan menurut Ayustaningawrno (2016) penambahan susu kental juga berfungsi untuk penambah flavour, mengikat kandungan air, bahan pengisi, serta melembutkan tekstur. Menurut Rahmawati (2017) disebutkan bahwa penambahan susu kental manis sebanyak 30 ml pada produk bolu kukus memiliki tingkat penerimaan panelis yang paling tinggi. Selain itu menurut Qurota’ain (2016) disebutkan bahwa penambahan susu kental sebanyak 50% menghasilkan kualitas sensori terbaik pada produk banana cake. Akan tetapi penambahan susu kental yang terlalu banyak juga menyebabkan tekstur dan kenampakan permukaan brownies menjadi lebih lembek yang bertolak belakang dari ciri fisik brownies secara umum yakni memiliki tekstur kue yang lembut dan kokoh (Ratnasari dkk, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2017) disebutkan bahwa penambahan susu kental yang berlebihan akan menurunkan volume pengembangan pada produk kue bolu pasta ubi kayu. Hal ini disebabkan karena protein pada susu tidak memiliki sifat daya buih yang membantu proses pengambangan pada roti. Oleh karena itu penambahan susu kental juga perlu mendapatkan perhatian agar penambahan susu kental manis dapat dilakukan seminimal mungkin sehingga tidak menurunkan kualitas tekstur dan kenampakan akhir brownies. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu yang tepat serta efek penambahan susu kental terhadap kualitas akhir fisikokimia brownies. Uji kimia dilakukan dengan menguji kandungan pati dan protein yang memberikan pengaruh terhadap sifat fisik dan organoleptik dari brownies. Uji kandungan protein dilakukan dengan metode Kjeldahl. Dimana Prinsip dari Uji Kjeldahl adalah nitrogen yang terkandung dalam sampel pangan dilakukan konversi menjadi garam amonium oleh asam sulfat. Selanjutnya kandungan amonia dibebaskan dengan menambahkan senyawa alkali dalam kondisi panas. Kemudian dilakukan distilasi untuk kemudian amonia ditangkap dengan senyawa HCl atau asam borat dan dilakukan titrasi yang bertujuan untuk mengetahui kadar nitrogen pada bahan tersebut. Dalam Uji Kjeldahl semua kandungan nitrogen terdapat dalam bahan dianggap berasal dari protein (Santoso dkk, 2020). Sedangkan Uji Kandungan Pati dilakukan dengan metode enzimatis. Sedangkan uji sifat fisik dilakukan dengan menggunakan teksturmeter Llyod menguji tingkat kekerasan sampel dengan dimana prinsip kerja dari alat ini adalah memberikan tekanan kepada sampel hingga bahan tersebut mengalami keretakan atau patah, hasil uji akan dibaca oleh komputer dengan satuan Newton (Rosiani dkk, 2015). Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut: - Bagaimana pengaruh proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu serta penambahan susu kental manis cokelat terhadap sifat fisikokimia brownies ? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: - Mengetahui pengaruh proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu serta penambahan susu kental manis cokelat terhadap sifat fisikokimia brownies - Mengetahui proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu yang serta pengaruh penambahan susu kental manis cokelat yang tepat pada pembuatan brownies. - Memaksimalkan pemanfaatan limbah biji nangka dalam industri bakery khususnya pada pembuatan brownies 1.3 Hipotesis - Diduga Proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu serta penambahan susu kental manis cokelat berpengaruh terhadap sifat fisikokimia brownies. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan biji nangka yang selama ini hanya dibuang sebagai limbah dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap komoditas gandum (tepung terigu). BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Analisis Sifat Fisika & Kimia) 2.1 Nangka Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis. Beberapa literatur menyatakan bahwa nangka merupakan tanaman yang berasal dari India Selatan. Sedangkan menurut Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Uni Soviet menyatakan bahwa tumbuhan nangka pada awalnya berasal dari Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Indocina. Sedangkan di indonesia, tanaman nangka banyak ditanam sebagai pengisi pekarangan sejak berabad abad, akan tetapi pemanfaatannya belum dilakukan secara intensif (Rukmana, 2016). Di beberapa daerah di Indonesia tanaman nangka disebut dengan nangka (Madura, Sunda, dan Jawa); naa (Nias); Kuloh (Timor); lamara, binaso, malasa (Lampung). Berikut adalah klasifikasi dari tanaman nangka (Rukmana, 2016) . Kingdom : Plantae Superdivision : Angiospermae Division : Spermatophyta Class : Dichotyledoneae Order : Morales Family : Moraceae Genus :Artocarpus Species : Artocarpus heterophylla Lamk. Gambar 2.1. Nangka Sumber: Rukmana (2016). Tanaman nangka adalah jenis tanaman yang hanya berbuah setahun sekali (peremial). Varietas dan jenis bibit dari tanaman nangka menentukan umur tanaman nangka tersebut untuk berbuah. Tanaman nangka yang berasal dari proses perbanyakan vegetatif misal: okulasi, cangkok, dan sambung pucuk buah muncul lebih cepat jika dibandingkan dengan tanaman hasil proses vegetatif. Pada tanaman nangka hasil perkembangbiakan vegetatif, buah muncul pada saat usia tanaman mencapai 5 tahun. Sedangkan pada tanaman nangka hasil perkembangbiakan generatif, buah baru muncul pada saat tanaman berumur 8 sampai 10 tahun (Suprapti, 2016). Buah nangka dipanen menurut tujuan penggunannya. Untuk buah nangka yang digunakan sebagai sayur, buah dipanen pada saat berumur kurang lebih 3 bulan sejak bunga keluar. Didaerah Jawa timur, buah nangka muda sering disebut dengan istilah tewel.Sedangkan di jawa tengah disebut dengan gori. Jika buah nangka digunakan sebagai keripik atau manisan, maka proses pemanenan dilakukan pada saat buah matang mengkal yang ditandai dengan penampakan buah yang sudah matang namun teksturnya masih keras, berbau harum, dan telah berumur 7- 7,5 tahun (Suprapti, 2016). Buah nangka yang telah matang memiliki ciri ciri sebagai berikut (Suprapti, 2016): - Kulit buah berwarna kuning atau kuning semi hijau - Tekstur getah encer dan memiliki kenampakan yang bening - Ukuran duri besar dan merata - Mengeluarkan aroma yang harum - Bila buah dipukul suaranya nyaring 2.2 Biji Nangka Gambar 2.2 Biji Nangka Sumber: Nusa dkk, (2014) Biji nangka merupakan hasil sampingan dari pengolahan buah nangka yang kurang mendapatkan perhatian khusus (Santoso, Hidayati and Sudjarwati, 2014). Melimpahnya ketersediaan biji nangka tidak seimbang dengan upaya pemanfaatannya. Biasanya biji nangkahanya dibuang sebagai limbah. Hal ini disebabkan karena rendahnya minat masyarakat untuk mengolah biji nangka (Sari, 2012). Biji nangka mempunyai beberapa kandungan gizi yang bermanfaat. Zat zat gizi yang terdapat pada biji nangka diantaranya adalah Vitamin dan mineral. Kandungan vitamin pada biji nangka meliputi vitamin A, Vitamin C, serta vitamin B1. Sedangkan mineral yang terkandung dalam biji nangka diantaranya berupa kalsium (Ca), Fosfor, serta zat besi. Biji nangka memiliki kandungan vitamin B1 yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sumber pangan lain peghasil karbohidrat (Nusa, Misril and Siti, 2014). Berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada biji nangka: Tabel 2.2 Kandungan Gizi Tepung Biji Nangka Komposisi Jumlah Kalori (kal) 165 Protein (kal) 4,2 Lemak (g) 0,1 Karbohidrat (g) 36,7 Kalsium (mg) 33 Besi (mg) 200 Fosfor (mg) 1 Vitamin A (SI) 0 Vitami B1 (mg) 0,2 Vitamin C (mg) 10 Air (g) 57,7 57,7 Sumber: (Nusa dkk, 2014). Biji Nangka dapat dioleh menjadi tepung yang biasanya digunakan untuk bahan baku produk pangan antara lain cake, mie , brownies dan sebagainya. Upaya pemanfaatan biji Nangka menjadi bahan baku berbagai macam bahan pangan ini adalah salah satu cara untuk memperbanyak variasi produk pangan. Upaya memperbanyak variasi produk pangan ini ditujukan untuk menghindari ketergantungan terhadap satu atau beberapa jenis komoditas pangan missal gandum dan beras (Purnama , 2018). 2.3 Susu Kental Manis Gambar 2.3 Susu Kental Manis Sumber:Tarwotjo, (2018). Susu kental manis atau yang biasa disebut dengan sweet condense milk adalah susu yang diawetkan dengan memberi perlakuan berupa penambahan gula dengan kadar 62,5% dan dilakukan penguarangan kadar air hingga dicapai kadar air 44% (Ide, 2013). Umumnya susu kental manis yang dijual dipasaran telah ditambahkan perisa buah maupun cokelat. Bahan baku untuk pembuatan susu kental manis dapat berasal dari susu skim atau susu penuh (Tarwotjo, 2018). Susu kental manis biasanya dikemas dalam kemasan sachet maupun kaleng (Tarwotjo, 2018). Susu kental manis yang kemasannya masih tersegel dapat disimpan pada suhu ruang. Kana tetapi jika kemasan telah terbuka sebaiknya disimpan didalam kulkas. Hal ini dilakukan untukmencegah bertumbuhnya jamur pada susu. Selainitu dalam upaya penyimpanan susu kental manis tidajk boleh dilakukan didalam frezeer. Hal ini menyebabkan susu megalami pembekuan dan ketika dicairkan kandungan susunya akan memisah dan terbentuk lapisan yang mengandung minyak pada bagian atas (Amaliah, 2013). 2.4. Brownies Brownies merupakan salah satu produk kue cokelat yang disukai oleh semua orang. Brownies diperkirakan sudah ada sejak tahun 1920. Awalnya brownies dibuat dengan penambahan peyedap rasa seperti rasberi dan vanila. Brownies memiliki kenampakan berwarna cokelat Berdasarkan proses pembuatannya, brownies dibagi menjadi dua jenis yakni brownies panggang dan brownies kukus. Secara umum keduanya hampir sama namun brownies panggang lebih kering ( Redaksi Agromedia, 2017). Sedangkan menurut Rozalena (2011), Awalnya brownes berasal dari Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan tahun 1897 oleh Roebuck Catalogue. Awal mula penamaan brownies karena kue tersebut berwarna cokelat. Brownies digolongkan kedalam kategori cookies.Brownies mempunyai rasa manis, teksturnya lembut serta renyah. Awalnya brownies merupakan resep cake coklat yang pembuatannya gagal (bantat). Hal tersebut terjadi karena penggunaan madu dan cooking chocolate yang lebih banyak dari jumlah normal sehingga menghasilkan kue cake dengan tekstur lengket dan padat. Gambar 2.4 Brownies Sumber: Rozalena, (2011) 2.5 Analisis Sifat Kimia Analisis sifat kimia dilakukan dengan metode analisis proksimat. Analisis proksimat adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menentukan kadar protein, lemak, air, abu, dan serat pada bahan pangan. Istilah proksimat memiliki arti bahwa hasil dari analisis tidak menunjukkan angka yang sesungguhnya melainkan angka pendekatan (Aryani et al, 2019). Analisis proksimat dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi data kandungan utama dari suatu bahan makanan yang diuji. Selain itu analisis proksimat digunakan untuk mengetahui kandungan gizi dari bahan makanan yang menentukan kualitas bahan makanan tersebut. Salah satu kelebihan dari analisis proksimat yakni mudah dan thanya membutuhkan biaya yang relatif sedikit. Fungsi dari analisis proksimat yakni untuk menilai kualitas suatu bahan pangan yang menyangkut standar zat yang terkandung dalam bahan tersebut. Selain itu analisis proksimat juga berfungsi untuk menguji daya cerna zat gizi pada bahan pangan yang diuji (Suriani, 2015). 2.6 Analisis Sifat Fisik Analisis sifat fisik dilakukan dengan mengukur tekstur dari brownies. Perubahan sifat kimiawi dan fisiologi protein tersebut akan berpengaruh pada nilai gizi bahan pangan pada aspek warna serta tekstur) (Istianah dkk, 2019). Sedangkan tekstur produk adalah salah satu parameter yang penting dipertimbangkan dalam pross pembuatan berbagai macam bahan pangan. Umunya analisis tekstur pada bahan pangan dilakukan dengan alat tensil strength. Prinsip dari alat tensile strength adalah menentukan tingkat kekerasan brownies dengan memberikan beban melalui jarum. Nilai dari pengukuran tensil strength dinyatakan dengan satuan (N/m2) (Istianah dkkl, 2019) . BAB III METODE PENELITIAN (Alat dan bahan, tempat penelitian) 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Gizi Fakultas Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2020 – April 2021. 3.2 Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan selama penelitian pembuatan brownies substitusi tepung biji nangka meliputi, loyang ceper 2 buah, loyang adonan 3 buah, oven, kompor, baskom 3 buah, timbangan tepung, pisau, piring ceper,dan panci, biuret 50 ml, cawan porselen, Eksikator, Erlenmeyer, Hot plate, labu kjeldahl 300 ml, oven listrik, satu set alat destilasi, satu set alat sokhlet, tanur listrik, texturmeter Llyod. b. Bahan Bahan yang digunakan selama penelitian pembuatan brownies denga substitusi tepung biji nangka meliputi tepung biji nangka, tepung terigu, telur, margarin, gula pasir, coklat bubuk, baking powder, dan susu kental manis cokelat. Alkohol, asam borat (H2BO3), asam klorida (KCl), asam sulfat (H2SO4), Indikator phenoptalein, kertas saring, petrolium eter, bromchrecol green dan metil merah, Natrium hidroksida (NaOH). Metode Penelitian a. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk mengamati karakteristik brownies substitusi tepung biji nangka dan pengaruh penambahan susu kental manis terhadap karakteristik brownies tepung biji nangka. Penelitian dilakukan dengan membuat dua adonan brownies dan diberikan perlakuan berupa penambahan susu kental manis cokelat pada salah satu adonan brownies. Hasil dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa adonan brownies yang tidak diberi perlakuan penambahan susu kental manis memiliki rasa langu tepung biji nangka. Selain itu tekstur kue brownies yang dihasilkan cenderung mudah hancur. Sedangkan adonan brownies yang diberikan perlakuan berupa penambahan susu kental manis cokelat memiliki tektur yang lebih lembut dan sifat crumbly (beremah) Pada brownies sedikit lebih menurun. Selain itu penambahan susu kental manis cokelat dapat menutupi rasa langu tepung biji nangka pada brownies. b. Penelitian Utama Penelitian utama merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan setelah penelitian pendahuluan. Tujuan dari penelitian utama ini adalah untuk menghasilkan formulasi bahan yang tepat dalam pembuatan brownies substitusi teping biji nangka agar memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan brownies berbahan dasar tepung terigu. Untuk tahapan penelitian utama adalah sebagai berikut a. Persiapan sampel tepung biji nangka 1. Penyortiran dan pencucian biji nangka 2. Biji nangka dilakukan pengeringan selama 1 hari dibawah sinar matahari 3. Dilakukan pengupasan kulit biji nangka 4. Biji nangka di iris tipis - tipis untuk memudahkan proses oven 5. Biji nangka dioven selama ± 25 menit sampai biji benar benar kering 6. Selanjutnya biji nangka yang telah dikeringkan kemudian dilakukan milling atau penepungan dan disimpan dalam plastik atau wadah kedap udara b. Pembuatan Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka 1. Bahan kering berupa tepung terigu, tepung biji nangka, baking powder, cokelat bubuk , dan margarin dilakukan penimbangan. 2. Setelah itu pembuatan adonan brownies dilakukan dengan mencairkan margarin yang telah ditimbang kemudian margarin dicampurkan dengan telur, baking powder, coklat bubuk, susu kental manis dengan ukuran tertentu dalam hal ini susu kental ditambahkan dengan tiga varian ukuran yakni 20 gram, 40 gram, dan 60 gram untuk 3 adonan kue dan dilakukan mixing. Setelah itu ditambahkan tepung terigu dan tepung biji nangka dengan proporsi tertentu dalam hal ini proporsi tepung biji nangka dan tepung terigu adalah 40:60; 50:50; dan 60:40 untuk tiga adonan kue dan dilakukan pengadukan secara manual. 3. Setelah itu oven dipanaskan selama 5 menit agar proses oven berlangsung cepat. 4. Lalu dimasukkan adonan brownies kedalam oven dan dilakukan oven selama ±15- 20 menit. 5. Untuk memastikan bahwa adonan telah matang sampai ke bagian dalam adonan brownies ditusuk dengan menggunakan lidi atau garpu. Jika lidi basah, maka adonan belum matang sempurna. 6. Jika adonan brownies telah matang, langkah berikutya adalah memindahkan kue brownies keatas piring dan langkah tersebut diulang untuk 8 varian brownies yang lain. 3.3 Pengamatan dan Analisa 3.5.1 Uji Karakteristik Fisik dan Kimia Tepung Biji Nangka a. Uji kandungan pati metode enzimatis b. Uji protein dengan metode kjeldahl 3.5.2 Uji Karakteristik Fisik dan Kimia Brownies Substistusi Tepung Biji Nangka a. Uji kandungan pati b. Uji protein dengan metode kjeldahl c. Uji kandungan tekstur dengan texturemeter IIlyod 3.5.3 Uji Sensori Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka 3.5.4 Analisa Data Analisis data dilakukaan dengan menggunakan minitab 17 dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan faktor tiga varian proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka serta tiga varian penambahan susu kental manis cokelat dengan tiga varian ukuran. 3.4 Diagram alir 3.4.1 Pembuatan tepung Biji Nangka Biji Nangka Dilakukan sortir dan dicuci hingga bersih Dikeringkan selama 1 hari dibawah sinar matahari Biji nangka dilakukan pengupasan kulit luar biji nangka Biji nangka dipotong menjadi bentuk yang lebih tipis Biji nangka dimasukkan kedalam oven dan dioven selama 15- 20 menit Biji nangka dilakukan milling Tepung Biji nangka Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Tepung Biji nangka - Analisis Kadar amilum (pati) dan protein Pembuatan Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka Tepung Biji Nangka dan Tepung Terigu Baking Powder dan Cokelat bubuk Margarin Telur, Susu kental manis cokelat tiga variasi ukuran (20ml, 40ml, 60ml) Ditimbang dan Dicampur dengan tiga proporsi (30:70; 50:50; dan 70:30) Ditimbang Ditimbang Dipanaskan hingga mencair Dilakukan mixing Adonan Kue Dilakukan pengovenan selama 20- 25 menit - Analisis kadar Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka pati dan protein - Analisis Tekstur - Uji sensori Gambar 3.3. Diagram Alir Pembuatan Brownies Susbstitusi tepung Biji Nangka BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Tabel) 4.1 Data Hasil Uji Fisik dan Kimia Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka 4.1.1 Data Hasil Analisis Pati Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka Proporsi Tepung Penambahan Susu (Tepung Terigu : Kental Manis Cokelat Tepung Biji Nangka (ml) 30:70 20 50:50 1 Rata- rata (%) 2 3 46,27 46,24 46,31 46,27 40 45,78 45,81 45,79 45,79 60 44,96 44,87 44,91 44,91 41,12 41,09 41,15 40 40,73 40,77 40,69 60 39,44 39,39 39,41 20 38,17 38,19 38,23 20 70:30 Kadar Pati (%) 44,12 40,73 39,41 38,19 40 37,89 37,81 37,85 37,85 60 37,35 37,41 37,31` 37,35 General Linear Model: Kadar Pati versus Proporsi; Penambahan SKM; Ulangan Method Factor coding (-1; 0; +1) Factor Information Factor Proporsi Type Fixed Levels 3 Values 30:70; 50:50; 70:30 Penambahan SKM Ulangan Fixed Fixed 3 3 20; 40; 60 1; 2; 3 Analysis of Variance Source DF Proporsi 2 Penambahan Susu Kental Manis 2 Adj SS 289,477 Adj MS 144,739 F-Value 4277,80 P-Value 0,000 8,259 4,130 122,05 0,000 Ulangan Error Total 0,001 0,677 298,414 0,000 0,034 0,01 0,988 2 20 26 Comparisons for pati Tukey Pairwise Comparisons: Response = pati, Term = Proporsi Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Proporsi 30:70 50:50 70:30 N 9 9 9 Mean 45,6600 40,4211 37,8011 Grouping A B C Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = pati, Term = Penambahan Susu Kental Manis Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Penambahan SKM 20 40 60 N 9 9 9 Mean 41,8633 41,4578 40,5611 Grouping A B C Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = pati, Term = Ulangan Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Ulangan 1 3 2 N 9 9 9 Mean 41,3011 41,2944 41,2867 Grouping A A A Means that do not share a letter are significantly different. Tukey Simultaneous 95% CIs Berdasarkan Uji Analysis Of variance (ANOVA) didapatkan hasil bahwa proporsi penambahan tepung biji Nangka dan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kandungan pati pada brownies. Hal ini dapat dilihat pada nilai P value yang muncul dari kedua factor tersebut yang bernilai 0,00 (<0,05). Sedangkan faktor ulangan memiliki nilai P value lebih dari 0,05 yang berarti bahwa factor ulangan tidak memberikan pengaruh nyata.Setelah dilakukan uji lanjut diketahui bahwa proporsi tepung biji terigu dan tepung biji Nangka yang tepat untuk menghasilkan brownies dengan kadar pati tertinggi dalam pembuatan brownies substitusi tepung biji Nangka adalah 30:70 dengan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat sebanyak 20 ml. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018), disebutkan bahwa semakin besar proporsi tepung biji nangka pada brownies maka kandungan pati pada brownies juga akan semakin meningkat dimana kandungan pati terendah terdapat pada brownies kontrol dengan kadar 31,487% sedangkan kandungan pati tertinggi terdapat pada brownies dengan substitusi teoung biji Nangka 100% yakni sebesar 46,370%. Perlakuan penambahan susu kental manis sebanyak 20 ml lebih tepat dipilih karena susu kental manis mengandung kalsium sebanyak 275 mg, fosfor sebanyak 209 mg, natrium sebanyak 150 mg, dan kalium sebanyak 320 mg (Persatuan Ahli Pangan Indonesia, 2009), sehingga jika konsentrasi penambahan susu kental manis semakin tinggi maka kandungan pati juga akan semakin rendah. 4.1.2 Data Hasil Uji Kandungan Protein Pada Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka Proporsi Penambahan Susu Kandungan Protein Rata – rata Tepung Kental Manis (SKM) (%) (%) (Tepung Cokelat (ml) 1 2 3 Terigu: Tepung Biji Nangka) 30:70 50:50 70:30 20 46,27 46,24 46,31 46,27 40 45,78 45,81 45,79 45,79 60 44,96 44,87 44,91 44,89 20 41,12 41,09 41,15 41,12 40 40,73 40,77 40,69 40,73 60 39,44 39,39 39,41 39,41 20 38,17 38,19 38,23 38,19 40 37,89 37,81 37,85 37,85 60 37,35 37,41 37,31 37,35 General Linear Model: Kadar Protein versus Proporsi; Penambahan SKM; Ulangan Method Factor coding (-1; 0; +1) Factor Information Factor Proporsi Penambahan SKM Ulangan Type Fixed Fixed Fixed Levels 3 3 3 Values 30:70; 50:50; 70:30 20; 40; 60 1; 2; 3 Analysis of Variance Source Proporsi Penambahan SKM Ulangan Error Total DF 2 2 2 20 26 Adj SS 22,6545 2,0311 0,0009 0,7171 25,4036 Adj MS 11,3272 1,0156 0,0005 0,0359 F-Value 315,92 28,32 0,01 P-Value 0,000 0,000 0,987 Comparisons for Kadar Protein Tukey Pairwise Comparisons: Response = Kadar Protein, Term = Proporsi Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Proporsi 30:70 50:50 70:30 N 9 9 9 Mean 6,64556 5,43111 4,40444 Grouping A B C Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = Kadar Protein, Term = Penambahan SKM Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Penambahan SKM 20 40 60 N 9 9 9 Mean 5,87667 5,35556 5,24889 Grouping A B B Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = Kadar Protein, Term = Ulangan Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Ulangan 2 3 1 N 9 9 9 Mean 5,49889 5,49667 5,48556 Grouping A A A Tukey Simultaneous 95% CIs Berdasarkan Uji Analysis Of variance (ANOVA) didapatkan hasil bahwa proporsi penambahan tepung biji Nangka dan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kandungan protein pada brownies. Hal ini dapat dilihat pada nilai P value yang muncul dari kedua factor tersebut yang bernilai 0,00 (<0,05). Sedangkan faktor ulangan memiliki nilai P value lebih dari 0,05 yang berarti bahwa factor ulangan tidak memberikan pengaruh nyata. Setelah dilakukan uji lanjut diketahui bahwa proporsi tepung biji terigu dan tepung biji Nangka yang tepat untuk menghasilkan brownies dengan kandungan protein tertinggi dalam adalah 30:70 dengan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat sebanyak 20 ml. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018) disebutkan bahwa semakin tinggi penambahan tepung biji nangka maka kandungan pada brownies akan semakin tinggi sebanyak 22-67% jika dibandingkan dengan brownies berbahan dasar tepung terigu. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa brwnies dengan substitusi tepung bji nangka sebesar 100% dan 80% memiliki kandungan protein sebesar 13,349- 16,303% dan 14,431% - 18,339 %. Dalam literatur disebutkan bahwa kandungan protein pada tepung biji nangka lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan protein pada tepung terigu yakni sebesar 18,625% sedangkan pada tepung terigu kandungan protein sebesar 11,98 gram pada 100 gram tepung terigu (USDA, 2018 dalam Wulandari, 2018). Sedangkan menurut literatur disebutkan bahwa susu kental manis adalah susu yang dilakukan proses pengawetan dengan metode penambahan krim atau susu skim dalam kadar tertentu kemudian dilakukan proses pemanasan dan dilakukan penambahan gula sebesar 62,5% (Ananto, 2010). Sedangkan menurut Syarif dan Harianto (2011) disebutkan bahwa susu kental memiliki kandungan gula sebanyak 80%. Karena kandungan gulanya yang sangat tinggi maka susu kental manis memiliki umur simpan yang relatif lama ( Pangkalan Ide, 2008). Oleh karena itu pada saat dilakukan uji lanjut dengan uji perbandingan berpasangan pada brownies terlihat bahwa semakin banyak susu kental manis yang ditambahkan maka kadar protein brownies juga semakin menurun. Karena jika penambahan susu kental manis semakin banyak maka kandungan gula dalam brownies akan semakin tinggi melebihi kandungan proteinnya. 4.1.3 Data Hasil Uji Tekstur Pada Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka Proporsi Penambahan Susu Tepung Kental Manis (SKM) ( Tepung Cokelat (ml) Tekstur (N) 1 2 Rata- rata 3 Terigu: Tepung Biji Nangka) 30:70 50:50 70:30 20 46,27 46,24 46,31 46,27 40 45,78 45,81 45,79 45,79 60 44,96 44,87 44,91 44,89 20 41,12 41,09 41,15 41,12 40 40,73 40,77 40,69 40,73 60 39,44 39,39 39,41 39,41 20 38,17 38,19 38,23 38,19 40 37,89 37,81 37,85 37,83 60 37,35 37,41 37,31 37,35 General Linear Model: Tekstur versus Proporsi; Penambahan SKM; Ulangan Method Factor coding (-1; 0; +1) Factor Information Factor Proporsi Penambahan SKM Ulangan Type Fixed Fixed Fixed Levels 3 3 3 Values 30:70; 50:50; 70:30 20; 40; 60 1; 2; 3 Analysis of Variance Source Proporsi Penambahan SKM Ulangan Error Total DF 2 2 2 20 26 Adj SS 62,425 86,455 0,001 40,690 189,571 Comparisons for Tekstur Adj MS 31,2127 43,2274 0,0004 2,0345 F-Value 15,34 21,25 0,00 P-Value 0,000 0,000 1,000 Tukey Pairwise Comparisons: Response = Tekstur, Term = Proporsi Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Proporsi 50:50 30:70 70:30 N 9 9 9 Mean 24,4244 21,9700 20,7711 Grouping A B B Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = Tekstur, Term = Penambahan SKM Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Penambahan SKM 40 60 20 N 9 9 9 Mean 24,5533 22,4411 20,1711 Grouping A B C Tukey Simultaneous 95% CIs Tukey Pairwise Comparisons: Response = Tekstur, Term = Ulangan Grouping Information Using the Tukey Method and 95% Confidence Ulangan 3 1 2 N 9 9 9 Mean 22,3956 22,3867 22,3833 Grouping A A A Tukey Simultaneous 95% CIs Berdasarkan Uji Analysis Of Variance (ANOVA) didapatkan hasil bahwa proporsi penambahan tepung biji Nangka dan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tekstur pada brownies. Hal ini dapat dilihat pada nilai P value yang muncul dari kedua factor tersebut yang bernilai 0,00 (<0,05). Sedangkan faktor ulangan memiliki nilai P value lebih dari 0,05 yang berarti bahwa factor ulangan tidak memberikan pengaruh nyata.Setelah dilakukan uji lanjut diketahui bahwa proporsi tepung biji terigu dan tepung biji Nangka yang tepat untuk menghasilkan brownies dengan kadar pati tertinggi dalam pembuatan brownies substitusi tepung biji Nangka adalah 50:50 dengan penambahan susu kental manis (SKM) cokelat sebanyak 40 ml. Sedangkan untuk proporsi tepung 30:70 dan 70:30 tidak menghasilkan perbedaan yang nyata karena keduanya memiliki kode yang sama. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2018) disebutkan bahwa semakin banyak tepung biji Nangka yang ditambahkan kedalam adonan maka tektur brownies yang dihasilkan akan semakin keras. Brownies dengan substitusi tepung biji nangka yang memiliki tektur paling keras adalah brownies dengan substitusi tepung biji Nangka sebanyak 100% dan brownies yang memiliki tektur paling lembut adalah brownies kontrol. Sedangkan penambahan susu kental manis memberikan pengaruh terhadap tekstur dari brownies karena dalam susu kental manis terkansung air sebanyak 25 mg dimana adanya kansungan air tersebut akan menyebabkan tektur brownies menjadi cendetung lembab (Persatuan Ahli Pangan Indonesia, 2009). Selain itu adanya kansungan lemak pada susu kental manis juga berfungsi memberikan efek lembab dan halus pada produk bakery. Lemak memiliki fungsi yang sama dengan guloa yakni memendekkan formasi ikatan gluten sehingga produk bakery memiliki tekstur yang lembut. Selain itu penambahan lemak pada adonan yang mengandung ragi dapat meninkatkan daya rentang lapisan yang dibentuk oleh protein gluten ( Dahlia, 2014). 4.2 Data Uji sensori Brownies Substitusi Tepung Biji Nangka Proporsi Penambahan Kode Tepung Susu Kental Tekstur Rasa Aroma Warna Kenampakan sampel Keseluruhan Manis (Overall) Cokelat 30:70 50:50 20 246 3,0 3,0 3,1 3,6 3,1 40 342 3,0 3,1 3,2 3,7 3,3 60 315 3,1 3,3 3,2 3,8 3,4 20 426 3,1 3,3 3,6 3,9 3,4 70:30 40 432 4,1 4,2 4,1 4,0 4,2 60 513 4,0 3,9 4,1 3,8 4,2 20 624 3,9 3,9 3,9 3,4 3,9 40 234 3,8 3,8 3,6 3,3 3,9 60 135 3,1 3,8 3,5 3,1 3,8 1.Tekstur Tekstur adalah suatu sensasi berupa tekanan yang dapat diamati dengan mencicipi langsung maupun dengan sentuhan. Tekstur merupakan atribut yang dapat secara lansgung diamati dari suatu produk pangan, sehingga tekstur akan berpengaruh terhadap daya terima konsumen terhadap produk pangan tersebut. Tekstur umunya dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan. Tekstur brownies yang baik diantaranya yakni padat, cenderung lembab, jarak antar pori cenderung rapat, serta daya kembang cenderung rendah (Sunarwati, 2011). Berdasarkan uji sensori yang dilakukan oleh 10 panelis dari 9 sampel brownies, sampel yang paling disukai oleh panelis adalah sampel dengan kode 432 yakni sampel brownies dengan proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka 50: 50 dengan penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,1. Menurut Wulandari (2018) disebutkan bahwa tepung biji nangka tidak memiliki kandungan gluten yang mana kandungan gluten tersebut terdapat daam tepung terigu dan lebih banyak mengandung senyawa pati sehingga adonan kurang mampu untuk menahan gas , sehingga pori pori pada permukaan brownies menjadi berukuran kecil. Sedangkan senyawa pati berpengaruh terhadap tekstur brownies karena air yang ditambahkan dalam adonan akan diserap oleh pati yang menyebabkan granula pati mengalami penggembungan. Pada saat proses pengovenan pati pati akan mengalami gelatinisasi dan dehidrasi ( penghilangan kandungan air ) akibat adanya panas sehingga adonan akan membentuk tekstur akhir brownies yang keras. Sedangkan penambahan susu kental manis cokelat dapat mempengaruhi tekstur brownies karena dalam susu kental mengandung kadar air 25 gram dan protein sebesar 8,2 gram ( persatuan Ahli pangan Indonesia,2009) shingga dengan adanya kedua senyawa tersebut tekstur brownies dapat diperbaiki. 2. Rasa Rasa adalah salah satu atribut yang sangat menentukan daya terima konsumen terhadap suatu produk pangan. Rasa merupakan suatu atribut yang dapat diamati oleh indera perasa (lidah) hingga timbul interaksi antara sifat sifat – sifat aroma, rasa, serta tekstur. Untuk dapat dikenali rasanya, suatu senyawa makanan harus larut dalam air liur sehingga terjadi hubungan mikrovillus dan impuls yang kemudian akan ditransfer melalui saraf ke pusat saraf (Munawwarah, 2017). Berdasarkan atribut rasa, konsumen berhak untuk menolak atau menerima suatu produk pangan. Menurut Soekarto (1985) dalam Munawwarah, (2017) disebutkan bahwa terdapat 4 rasa yang dapat dikenali oleh indera pengecap yakni asam, asin, manis, serta pahit. Berdasarkan uji sensori yang dilakukan oleh 10 panelis dari 9 sampel brownies, sampel yang paling disukai oleh panelis adalah sampel dengan kode 432 yakni sampel brownies dengan proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka 50: 50 dengan penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,2. Menurut Wulandari (2018) disebutkan bahwa jika penambahan tepung biji Nangka semakin banyak, maka akan berpengaruh terhadap kualitas rasa dari brownies. Umunya penambahan tepung biji nangka memberikan rasa pahit sehingga daya terima panelis berkurang, Adanya rasa pahit atau langu khas tepung biji nangka ini disebabkan karena granula pati tepung biji nangka mengalami proses hidrolisis sehinggga dihasilkan senyawa monosakarida yang dapat menghasilkan suatu asam organik yang bersifat volatil. karena mempunyai sifat yang volatil maka akan menimbulkan citarasa khas pada tepung biji nangka yang cenderung langu (Supriyadi, 2014) . Sedangkan pada factor susu kental manis disebutkan dalam Chandra dkk (2018) bahwa penambahan susu kental manis pada susu nabaiti berbahan baku ubi keribang memmpengaruhi aroma, rasa, serta total gula. Sedangkan menurut Setiawan (2019) disebutkan bahwa kandungan gula yang ditambahkan pada susu kental manis adalah sebesar 40-44 % yang berfungsi sebagai bahan pengawet. 3. Aroma Aroma didefinisikan sebagai salah satu atribut dalam suatu produk pangan yang dapat diamati lewat indera penciuman. Hal ini disebabkan indera penciuman memlikiki kepekaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan indera pencicipan. Dalam Industri pangan Uji atribut aroma dianggap lebih efisien dalam menilai kualitas dari suatu produk karena hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat (Hayati dkk, 2012). Berdasarkan uji sensori yang dilakukan oleh 10 panelis dari 9 sampel brownies, sampel yang paling disukai oleh panelis adalah sampel dengan brownies dengan kode 432 dan 513 yakni sampel proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka 50: 50 dengan penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dan 60 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,1. Menurut Wulandari (2018) disebutkan bahwa jika ditinjau dari segi aroma, brownies dengan substitusi tepung biji nangka tidak memiliki karakteristik aroma yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan brownies berbahan dasar tepung terigu (kontrol), Sedangkan menurut Famaysella (2017) disebutkan bahwa penambahan susu kental manis 10 % pada pembuatan muffin dengan bahan baku tepung ubi jalar memiliki tingkat daya terima yang paling tinggi. Pemberian susu dapat memberikan sedikit pengaruh terhadap karakteristik aroma karena dalam susu kental manis terkandung gula (laktosa) yang jika bertemu dengan senyawa protein dari telur, tepung ubi jalar. dalam kondisi panas selama proses oven dapat mengalami reaksi maillard yang mempengaruhi flavour 4. Warna Warna merupakan salah satu atribut sensori yang penting pada suatu produk pangan yakni sebagai atribut mutu, tanda pengenal, serta daya tarik pada suatu produk. Warna merupakan salah satu atribut yang paling mempengaruhi daya terima konsumen terhadap suatu produk pangan. Melalui atribut warna konsumen dapat memberikan produk tersebut apakah dapat diterima atau tidak (Hayati dkk, 2012). Berdasarkan uji sensori yang dilakukan oleh 10 panelis dari 9 sampel brownies, sampel yang paling disukai oleh panelis adalah sampel dengan kode 432 dengan yakni sampel brownies proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka 50: 50 dengan penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,0. Halmina dkk Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (2020) yang menyatakan bahwa penambahan teoung biji nangka sebanyak 40% memiliki daya terima yang paling tinggi dari segi atribut warna yakni sebesar 4,40. Sedangkan menurut Abat dkk (2018) disebutkan bahwa penambahan susu kental manis dapat mempengaruhi warna dari brownies. Hal ini disebabkan karena susu kental manis memiliki kandungan gula sebanyak 40-44% (Chandra dkk,2018) sehingga dapat meningkatkan kandungan gula pada brownies. yang akan bereaksi dengan kandungan senyawa protein pada telur dan tepung terigu sehingga terjadi reaksi maillard non enzimatis sehingga menimbulkan reaksi pencokelatan pada brownies (Abat dkk, 2018). Jika kandungan gula pada brownies yang mengalami reaksi mailard dengan protein telur semakin tinggi maka warna brownies akan semakin gelap. 5. Kenampakan Keseluruhan (Overall) Kenampakan keseluruhan (overall) adalah kesatuan dari beberapa atribut yang terdiri dari rasa, warna aroma, dan tekstur yang membentk suatu cita rasa terhadap suatu produk pangan (Kiswandono,2019). Berdasarkan uji sensori yang dilakukan oleh 10 panelis dari 9 sampel brownies, sampel yang paling disukai oleh panelis adalah sampel dengan kode 432 dan 513 yakni sampel brownies dengan proporsi tepung terigu dan tepung biji nangka 50: 50 dengan penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dan 60 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,2. Menurut Wulandari (2018) disebutkan bahwa brownies dengan substitusi tepung biji nangka mempunyai perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan brownies berbahan dasar tepung terigu (kontrol). Penambahan tepung biji nangka mempengaruhi karakteristik sensori rasa dan tesktur. Hal ini disebabkan karena rendahnya kandungan amilopektin pada tepung biji nangka yang relatif rendah serta tidak adanya kandungan protein gluten pada tepung biji nangka membuat tekstur akhir brownies memjadi lebih keras dan kasar. Selain itu adanya enzim lipoksidase yang akan menghidrolisis kandungan senyawa lemak pada tepung biji nangka menjadi senyawa etil – fenill- keton yang beraroma langu (Simanjorang, 2020). Sedangkan menurut Santoso (2013) disebutkan bahwa penambahan susu kental sebanyak penambahan susu kental sebanyak 5% pada puree labu kuning dapat meningkatkan daya terima konsumen terhadap atribut warna dan kekentalan . 4.3 Formulasi Yang Terpilih Berdasarkan data hasi uji fisika, kimia, tekstur, serta organoleptik diketahui bahwa panelis lebih menyukai brownies denngan formulasi substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Terdapat pengaruh substitusi tepung biji nangka sebanyak 30%, 50% dan 70% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40, 50, dan 60 ml terhadap sifat fisiko kimia brownies. Kualitas brownies terbaik ditinjau dari segi tekstur yakni brownies dengan substitusi tepung biji nangka 50 % dengan penambahan susu kental manis 40 ml dengan rata . rata nilai sebesar 4,1. Dari segi rasa sampel brownies yang paling disukai oleh panelis adalah sampel brownies dengan substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan nilai rata rata sebesar 4,2. Dari segi aroma sampel brownies yang paling disukai oleh panelis adalah sampel brownies dengan substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% dan 70 % serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dan 60 ml dengan rata rata nilai 4,1 . Dari segi warna sampel brownies yang paling disukai oleh panelis adalah sampel brownies dengan substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dengan rata rata nilai sebesar 4,0. Dari segi kenampakan keseluruhan (overall) sampel brownies yang paling disukai oleh panelis adalah sampel brownies dengan substitusi tepung biji nangka sebanyak 50% serta penambahan susu kental manis cokelat sebanyak 40 ml dan 60 ml. 5.2 Saran Perlu dilakukan pengujian warna dan perbandingan umur simpan antara brownies substitusi tepung biji nangka dengan brownies berbahan dasar tepung terigu. DAFTAR PUSTAKA Agromedia, R. (2017) 22 Peluang Bisnis Makanan Untuk Home Industry. Amaliah, M. A. & (2013) Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua. Aryani, Titin; Mu’awanah; dan Widyantara, bagus A. (2019) Buku Ajar Mengolah Kulit Pisang Menjadi Tepung dan Kue Donat. Yogyakarta: CV. Rasi terbit. Ide, P. (2013) Health Secret Of Kefir. Istianah, Nur; Fitriadinda, Hilya; dan Murtini, E. S. (2019) Perancangan pabrik Untuk industri Pangan. 1st edn. Malang: UB Press. Nusa, M., Misril, F. and Siti, F. (2014) ‘Studi Pengolahan Biji Nangka Dalam Pembuatan Minuman Instaant’, Agrium, 19(1), pp. 31–38. Purnama, R. S. (2018) ‘SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KADAR KALSUM , TINGKAT PENGEMBANGANPENGARUH’. Rosiani, N., Basito, B. and Widowati, E. (2015) ‘KAJIAN KARAKTERISTIK SENSORIS FISIK DAN KIMIA KERUPUK FORTIFIKASI DAGING LIDAH BUAYA (Aloe vera) DENGAN METODE PEMANGGANGAN MENGGUNAKAN MICROWAVE’, Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 8(2), p. 84. doi: 10.20961/jthp.v0i0.12896. Santoso, Umar; Setyaningsih, Widiastuti; Ningrum, Andriati; Ardhi, A. S. (2020) Analisis Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santoso, M. T., Hidayati, L. and Sudjarwati, R. (2014) ‘Pengaruh perlakuan pembuatan tepung biji nangka terhadap kualitas cookies lidah kucing tepung biji nangka’, Teknologi dan Kejuruan, 37(2), pp. 167–178. Sari, K. T. P. (2012) Pemanfaatan Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk), Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Suprapti, L. (2016) Keripik, Manisan, dan Jus Buah Nangka. Suriani, S. (2015) ‘Analisis Proksimat Pada Beras Ketan Varietas Putih ((Oryza sativa glutinosa)’, Al-Kimia. doi: 10.24252/AL-KIMIA.V3I1.1663. Tarwotjo, C. S. (2018) Dasar dasar Gizi Kuliner. Wadliah, F. (2010) ‘PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS’, skripsi, 21(June), p. 210. Zainal, Z., Laga, A. and Rahmatiah, R. (2018) ‘Studi Pembuatan Brownies Kukus Dengan Substitusi Tepung Daun Singkong (Mannihot Utilissima)’, Canrea Journal: Food Technology, Nutritions, and Culinary Journal, 0, pp. 11–22. doi: 10.20956/canrea.v1i1.28.