Uploaded by zulkiflihidayat69

Pembuatan Pakan Fermentasi Ampas Tahu Sebagai Pakan Alternatif Ayam Kampung

advertisement
PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI AMPAS TAHU
SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF AYAM KAMPUNG
MANUFACTURE OF KNOWN FERMENTATION FEED
AS AN ALTERNATIVE FEED FOR VILLA GE CHICKEN
A N Firdauzi1., K B Utami2., dan Isyunani3
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
Jl. Dr. Cipto 144A Bedali, Lawang, Malang, 65200
Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan, Polbangtan Malang
e-mail: [email protected]
1,2,3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mrngetahui perbedaan berat badan (BB) ayam
kampung yang diberi ampas tahu terfermentasi EM-4 dengan yang diberi ampas tahu
terfermentasi mol sayuran. Penelitian ini dilakukan di Desa Larangan Kecamatan
Larangan Kabupaten Pamekasan. Bahan yang digunakan yaitu ampas tahu dalam
keadaan basah sebanyak 20 Kg, EM-4, dan mol sayur. Perlakuan dalam penelitian ini
menggunakan 2 perlakuan yang mana pakan ampas tahu yang di fermentasi
menggunakan EM-4 (P1) dan pakan ampas tahu yang difermentasi menggunakan mol
sayur (P2). Rancangan penelitian menggunakan uji F untuk mengetahui adanya sebaran
yang merata atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah H0= data BB ayam
kampung yang diberi pakan ampas tahu terfermentasi EM-4 dan yang diberi pakan
ampas tahu terfermentasi mol sayur memiliki varian sama, sedangkan H1= data BB
ayam kampung yang diberi pakan ampas tahu terfermentasi EM-4 dan yang diberi pakan
ampas tahu terfermentasi mol sayur memiliki varian berbeda. Pengamatan terhadap
tingkat kesukaan ayam pada pakan fermentasi dilakukan selama 15 hari degan melihat
konsumsinya dan terdapat perbedaan yang signifikan antara BB ayam kampung yang
diberi ampas tahu terfermentasi EM-4 dan yang diberi ampas tahu terfermentasi mol
sayuran.
Kata kunci: Fermentasi, ampas tahu, EM-4, mol sayur
ABSTRACT
This study aims to determine the differences in body weight (BW) of native
chickens given EM-4 fermented tofu dregs and those given vegetable mole fermented
tofu dregs. This research was conducted in Larangan Village, Larangan District,
Pamekasan Regency. The materials used are 20 kg of tofu dregs, EM-4, and vegetable
1
moles. The treatment in this study used 2 treatments which were tofu dregs feed fermented
using EM-4 (P1) and tofu dregs feed fermented using vegetable moles (P2). The research
design used the F test to determine whether the distribution was evenly distributed or not.
The hypothesis used in the F test is H0 = BB data of native chickens fed with EM-4
fermented tofu dregs and those given tofu dregs fermented vegetable mole have the same
variants, while H1 = BB data of native chickens fed with EM-4 fermented tofu dregs feed.
4 and those fed with fermented tofu dregs of vegetable mole had different variants.
Observations on the level of preference for chickens in fermented feed were carried out
for 15 days by looking at their consumption and there was a significant difference
between the BB of free-range chickens given EM-4 fermented tofu dregs and those given
tofu with vegetable mole fermented.
Keywords: Fermentation, tofu pulp, EM-4, vegetable mole.
PENDAHULUAN
Ayam kampung merupakan jenis
unggas yang mempunyai potensi yang
dapat dikembangkan menjadi sebuah
usaha yang dapat meningkatkan
pendapatan. Ayam kampung tidak
membutuhkan pemeliharaan yang susah
juga tidak membutuhkan lahan yang
terlalu luas. Ayam lokal dapat
dkembangkangkan guna mendukung
kemandirian penyediaan pangan sumber
protein hewani nasional. Hal ini tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68
Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
yang
menekankan
pentingnya
kemandirian
penyediaan
pangan
berbasis sumber daya lokal.
Dalam pemeliharaan
ayam
kampung terdapat beberapa kendala
yang menjadi penghambat bagi peternak
ayam
untuk
mengoptimalkan
produksinya. Salah satunya yaitu harga
pakan yang cukup mahal sehingga
menjadi penghambat dalam usaha
budidaya ayam kampung. Ransum
merupakan komponen biaya terbesar
yaitu 60 – 80% dari seluruh biaya
produksi pada ternak unggas (Rasyaf,
2006). Menekan biaya produksi sekecil
mungkin tanpa mengurangi produksi
optinum dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan bahan pakan alternatif
yang mudah didapat di sekitar
lingkungan kita, mempunyai kandungan
gizi, dan harganya murah.
Ampas tahu merupakan limbah
dari proses pembuatan tahu yang
kandungan nutrisinya kaya akan protein.
Namun, ampas tahu sebagai limbah
industri juga memiliki kandungan serat
kasar yang tinggi pula. Menurut
Witariadi, dkk (2016) ampas tahu
memiliki kandungan protein kasar
21,66%; serat kasar 20,26%; lemak kasar
2,73%; abu 3,68%; kadar air 11,18%; Ca
1,09%;
P
0,88%
dan
energi
termetabolisnya 2.830 kkal/kg. Selain itu
ampas tahu memiliki kandungan
antinutrisi yang sama dengan kedelai,
yaitu trypsin inhibitor, hanya saja
kadarnya sudah berkurang. Trypsin
inhibitor memberikan dampak terhadap
penghadapan pertumbuhan sebanyak 3050% (Isanga & Zhang, 2008).
Kandungan serat kasar yang
tinggi dan adanya antinutrisi yang
terkandung
dalam
ampas
tahu
menjadikan ampas tahu dibatasi
pemberiannya kepada ternak unggas.
Ampas tahu perlu dilakukan sentuhan
teknologi untuk mengurangi serat kasar
dan antinutrisinya. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan
teknologi fermentasi. Fermentasi dapat
meningkatkan kecernaan pakan melalui
penyederhanaan zat yang terkandung
dalam bahan pakan oleh enzim-enzim
yang diproduksi oleh mikroba (Bidura,
dkk, 2007).
penyuluhan disesuaikan dengan tujuan,
sasaran dan materi penyuluhan.
Teknik
pengumpulan
data
dilakukan menggunakan wawancara dan
kuesioer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Berat Badan Ayam Kampung
Pada ayam yang diberi ampas
tahu terfermetasi EM-4 memiliki BB
lebih tinggi daripada ayam yang diberi
ampas tahu terfermentasi mol sayuran.
Meskipun secara statistik menggunakan
uji t diketahui bahwa berat badan yang
dicapai sama, namun berat badan yag
diberi ampas tahu terfermentasi dengan
EM4
cenderung
lebih
tinggi
dibandingkan dengan mol sayura. Berat
badan ayam kampun adapt dilihat pada
diagram berikut.
METODE PENELITIAN
Lokasi pelaksanaan penelitian di
Desa Tentenan, Kecamatan Larangan,
Kabupaten Pamekasan pada bulan Mei
sampai Juli 2020. Lokasi pelaksanaan
penyuluhan yaitu di Desa Pademawu
Barat,
Kecamatan
Pademawu,
Kabupaten Pamekasan pada bulan Juni
dan Juli 2020. Peternak yang menjadi
sasaran dalam penelitian ini adalah
Peternak di Desa Tentenan, Kecamatan
Larangan, Kabupaten Pamekasan yang
memiliki jumlah ayam lebih dari 5 ekor
ayam.
Materi yang akan digunakan
pada saat penyuluhan adalah pembuatan
pakan
ferementasi
ampas
tahu.
Penetapan
metode
penyuluhan
disesuaikan dengan tujuan, sasaran dan
materi penyuluhan. Penetapan media
35
30
25
20
15
10
EM-4
Mol sayur
5
0
Ayam 1Ayam 2Ayam 3Ayam 4Ayam 5
Tabel 1. Diagram Berat Badan Ayam
Kampung.
Pada Tabel 1 terlihat BB ayam
kampung yang diberi ampas tahu
terfermentasi EM-4 cenderung lebih
tinggi dibadingkan dengan yang diberi
ampas tahu terfermentasi mol sayur.
Bobot badan sangat tergantung pada
pertumbuhan yang berhubungan dengan
mutu pakan, keseimbangan zat nutrisi,
3
suhu lingkungan, tipe dan strain ayam
serta
sistem
perkandangan
dan
pengendalian penyakit. Penambahan
ampas tahu terfermentasi dalam ransum
dapat menghasilkan bobot badan ayam
kampung lebih tinggi daripada ayam
yang hanya diberi pakan basal. Hal ini
dikarenakan peranan EM-4 yang
mengandung probiotik diantaranya
adalah Lactobacilli Sp yang dapat
meningkatkan bobot badan yang baik
pada ayam kampung. Lactobacilli Sp
akan meningkatkan kemampuan daya
cerna organ pencernaan serta memberi
pengaruh yang menguntungkan melalui
produksi
asam
organic
hingga
menghambat kerja bakteri pathogen
(Surung, 2008).
Untuk
mencapai
tingkat
pertumbuhan optimal sesuai dengan
potensi genetik, diperlukan ransum yang
mengandung unsur gizi secara kualitatif
dan kuantitatif, dengan demikian ada
hubungan kecepatan
pertumbuhan
dengan konsumsi ransum. Kualitas
ransum dipengaruhi oleh perlakuan
bioteknologi fermentasi pada prinsipnya
dapat menaikkan kualitas bahan berserat
tinggi, baik oleh adanya penyederhanaan
fraksi serat kasar menjadi komponen
dasar energi tersedia maupun protein sel
tunggal yang berasal dari multiplikasi
biomassa sel mikroorganisme. Salah
satu bioteknologi fermentasi yang dapat
digunakan ialah bioteknologi “Effective
Microorganisms” (EM4) (Telew, C et al,
2013).
B. Palabilitas
Pengamatan
terhadap
tingkat
kesukaan ayam pada pakan fermentasi
dilakukan selama 15 hari dengan melihat
konsumsinya. Data konsumsi
kampung yang diberi ampas
terfermentasi EM-4 dan yang
ampas tahu terfermentasi mol
dapat dilihat pada Gambar 6.2.
40
30
20
10
0
ayam
tahu
diberi
sayur
EM-4
Mol sayur
Tabel 2. Diagram batang konsumsi
pakan ayam kampung.
Dari pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemberian ampas
tahu terfermentasi EM-4 memiliki
tingkat palabilitas lebih tinggi daripada
pemberian ampas tahu terfermentasi mol
sayur. Setiap harinya terlihat sedikit
bahkan hampir tidak ada sisa pada pakan
pada ayam yang diberi ampas tahu
terfermentasi EM-4.
Ampas tahu yang difermentasi
menggunakan
EM-4
dapat
meningkatkan
palatabilitas
ayam
ampung. Palatabilitas dipengaruhi oleh
bau, rasa, tekstur dan warna pakan yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Christi, dkk (2018) yang
menyatakan bahwa tekstur, warna,
aroma dan rasa yang disukai ternak
menunjukkan bahwa kualitas pakan
sangat baik yang berpengaruh terhadap
palatabilitas. Konsentrat fermentasi
menghasilkan warna, aroma dan rasa
serta palatabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan tanpa fermentasi.
EM-4 yang mengandung bakteri asam
laktat lebih dominan menghasilkan
aroma yang khas dan rasa manis yang
disukai ternak.
Bahan Pakan Organik. Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian ini Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara BB ayam
kampung yang diberi ampas tahu
terfermentasi EM-4 dan yang diberi
ampas tahu terfermentasi mol sayuran.
Chen, L., R. L. Madl, P. V. Vadlani, L. Li, and
W. Wang, 2013. Value – Added Products
From. Soybean: Removal Of AntiNutritional
Factors
Via
Bioprocessing. INTECH Open Science.
Christi, R. F., Rochana, A. dan Hernaman, I.
2018. Kualitas Fisik dan Palatabilitas
Konsentrat Fermentasi dalam Ransum
Kambing Perah Peranakan Etawa. Jurnal
Ilmu Ternak. Vol. 18, No. 127-131.
SARAN
Perlu adanya kajian lanjutan
tentang pembuatan pakan fermentasi
dengan bahan-bahan yang ada disekitar,
dan perlu dilakukan uji proksimat guna
untuk mengetahui kandungan nutrisi dari
pakan yang sudah dibuat.
Diatmika, I. P. W., I. B. G. Partama dan I. G. N.
G. Bidura. 2016. Pengaruh Pemberian
Ampas Tahu Terfermentasi Probiotik
dalam Ransum terhadap Performans
Broiler. Jurnal Peternakan Tropika. Vol 4
No.3 P:573-589.
DAFTAR PUSTAKA
Has, H., Indi, A., Kurniawan, W. dan Pagala, A.
2017. Efektifitas Metode Pengolahan
Kulit Pisang (Musa paradisiaca) terhadap
Kecernaan Nutrien Ayam Kampung Fase
Grower. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Peternakan. Vol. 5 No. 2 P: 86-89.
Astuti, T., Yelni, G. dan Nurhaita. 2012. Evaluasi
Karakteristik Pelepah Kelapa Sawit
Fermentasi dengan Mikroorganisme
Lokal dari Limbah Peternakan sebagai
Bahan Pakan Ternak Ruminansia.
Fakultas
Pertanian,
Universitas
Muhamadiyah Bengkulu. P: 116-121
Hidayat, M. N., Hifizah, A., Kiramang, K. dan
Astati. 2017. Rekayasa Komposisi Kimia
Dedak Padi dan Aplikasinya sebagai
Ransum Ayam Buras. Fakultas Ilmu dan
Teknologi, Universitas ISSlam Negeri
Alaudin, Makasar.
BPS Kabupaten Pamekasan. 2017. Populasi
Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis
Unggas di Kabupaten Pamekasan.
https://pamekasankab.bps.go.id/staticab
le/2017/06/14/245/populasi-unggasmen
urutkecamatandan-jenis-unggas-di-kab
upaten-pamekasan-2015.html. diakses
tanggal 30 Juli 2020.
Isanga, J. dan Zhang, G. 2008. Soybean
Bioactive Components and Their
Implication to Health-a Review. Food
Review International, 24, 252-276.
Bidura, I. N. G. 2007. Aplikasi Produk
Bioteknologi Pakan Tenak. Denpasar:
UPT Penerbit Universitas Udayana.
Karlina, S. 2008. Pengaruh Fermentasi Ragi
Tape dan Lama Fermentasi Terhadap
Mutu Tape Ubi Jalar. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara.
Candrawati, D. P. M. A., Warmadewi, D. A. dan
Bidura, I. N. G. N. 2014. Kulturion of
Saccharomyces sp from Manure of Beef
Cattle as a Probiotics Properties and has
CMC-ase Activity to Improve Nutrients
Quality of Rice Bran. Vol 31 No. 1 P:3952.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2016 tentang Tujuan dan Sasaran
Penyuluhan
Kesumaningwati, R. 2015. Penggunaan MOL
Bonggol Pisang (Musa paradisiaca)
sebagai Decomposer untuk Pengomposan
Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal
Ziraa’ah. Vol 2, No 1, P.40-45.
Chandra, V. G. Kereh, I. M. Untu dan B. W.
Rembet. 2013. Pengayaan Nilai Nutritif
Sekam Padi Berbasis Bioteknologi
Effective
Microorganism-4
sebagai
5
Kompyang, I. P., A. P. Sinurat, S. Kompyang, S.
Purwadaria dan J. Darma. 1994.
Nutritional Value of Protein and Research
Cassava-Casapro. Ilmu Peternakan. 7:2225.
Mahfudz, L. D. 2006. Ampas Tahu Sebagai
Bahan Pakan Ayam Pedaging. Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang.
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan
Pertanian. Surakarta: Penerbit Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS
dan UPT Penerbitan dan
Pencetakan
UNS (UNS Press).
Marhamah, .2019. Kualitas Pakan Konsentrat
Berbasis Bahan Limbah Ampas Tahu dan
Ampas Kelapa dengan Komposisi yang
Berbeda Serta Tingkat Akseptabilitas
pada Ternak Kambing.
Mukodompis, D., Budiman, B., dan Baculu, E. P.
H. 2018. Efektivitas Mikroorganisme
Lokal MOL Limbah Sayuran dan Buahbuahan sebagai Aktivator Pembuatan
Kompos. Jurnal Kolaboratif Sains. Vol 1.
No.1 P: 94-103.
Munira, S., Nafiu, L. O., Tasse, dan Andi. M.
2016. Performans Ayam Kampung Super
pada Pakan yang Disubtistusi Dedak Padi
Fermentasi dengan Fermentator Berbeda.
Vol 3 No.2 P:21-29.
Nisa, K., A. Nur., Chila. 2016. Memproduksi
Kompos dan Mikroorganisme Lokal
(MOL). Bibit Publisher. Halaman 26-31.
Pakpahan, H. T. 2017. Penyuluhan Pertanian.
Yogyakarta: Plantaxia.
Peraturan Pemeritah No. 68 Tahun 2002 tentang
Ketahan Pangan
Prabowo, A., D. Samaih dan M. Rangkuti. 1993.
Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai
Makanan Tambahan Dalam Usaha
Penggemukan Domba
Potong.
Proceding Seminar 1983. Lembaga Kimia
Nasional-LIPI,
Bandung.
Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Pedaging.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rusmana, D., Abun dan D. Syaifulhajjar. 2007.
Pengaruh Pengolahan Limbah Sayuran
secara Mekanis terhadap Kecernaan dan
Efisiensi Penggunaan Protein pada Ayam
Kampung Super. Fakultas Peternakan,
Universitas Padjajaran, Bandung.
Sandi, S., Palupi, R. dan Amyesti. 2012.
Pengaruh Penambahan Ampas Tahu dan
Dedak Fermentasi terhadap Karkas, Usus
dan Lemak Abdomen Ayam Broiler. Jural
Agrinak. Vol. 02 No. 1 P:1-5.
Santosa, B. Fitasari, E. dan Suliana, G. 2017.
Produksi Pakan Fungsional Mengandung
Tiga Senyawa Bioaktif dari Ampas Tahu
dengan Menggunakan Mikroba Effective
Microorganism-4 dan Lactobacillus
plantarum. Jurnal Buana Sains Vol 17
No.1 P:25-32.
Sitepu, M. Br. 2016. Uji Fermentasi Limbah
Sayuran dengan Bioaktivator Mol
(Microorganism Local) dan EM-4
(Effective Microorganism-4). Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
SKKNI Peyuluhan Pertanian Tahun 2013
tentang Metode Penyuluhan.
Sudarwati, H., Natsi, M. H., Nurgiatiningaih, V.
M. A. 2019. Statistika Dan Rancangan
Percobaan: Penerapan Dalam Bidang
Peternakan. Universitas Brawijaya Press.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijatna, E. dan Kartasudjana, R. 2006.
Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Surung, M. Y. 2008. Pengaruh Dosis EM-4
(Effective Mikroorganisme-4) dalam
Udara Minum terhadapBerat Badan
Ayam Buras. Jurnal Agrisistem. Vol. 4.
P:109-113.
Suryani, Y., Hermawan, i., Hamidah, N. H. 2017.
Pengaruh
Tingkat
Penggunaan
EM-4 Pada Fermentasi Limbah Pada
Bioetanol
Terhadap
Kandungan
Protein Dan Serat Kasar.
Telew, C. Kereh, V. G., Untu, I. M., dan Rembet,
B. W. 2013. Pengayaan Nilai Nutritif
Sekam Padi Berbasis Bioteknologi
Effective Microorganism (EM-4) sebagai
Bahan Pakan Organik. Jurnal Zootek Vol
32. No.5 P:1-8.
Tifani, M. A., Kumalaningsih, S., dan Mulyadi,
A. F. 2010. Produksi Bahan Pakan
Ternak dari Ampas Tahu dengan
Fermentasi Menggunakan EM-4.
Udjiato, A. 2017. Beternak Ayam Kampung
Paling Unggul. Agro Media Pustaka.
Undang-Undang No16 Tahun 2006 Tentag
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan.
Wahyuni, S. 2011. Menghasilkan Biogas dari
Aneka Limbah. PT Agromedia pustaka:
Jakarta.
Wijayanti, T., Isnani, T., Kusuma, A, P. 2016.
Pengaruh Penyuluhan (Ceramah dan
Power Point) Terhadap Pengetahuan
Laptospirosis di Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang Jawa Tengah.
Winedar, H. 2006. Daya Cerna Protein Pakan,
Kandungan
Protein Daging,
dan
Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler
Setelah
Pemberian
Pakan
yang
Difermentasi
dengan
Effective
Microorganism-4 (EM-4). Bioteknologi 3
(1): 14-19.
Winarno, F. G. dan S. Fardiaz. 1980.
Biofermentasi dan Biosintesis. Angkasa.
Bandung.
Witariadi, N. M., A. A. P. Putra Wibawa, dan I
W. Wirawan. 2016. Pemanfaatan Ampas
Tahu Yang Difermentasi Denga Inokulan
Probiotik Dalam Ransum Terhadap
Performan Broiler.
7
Download