Uploaded by triana.amaliah

referensi faktor kebutuhan

advertisement
HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED
PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT
DI KOTA PEMATANG SIANTAR
TESIS
Oleh
AGUS MULIADI MANURUNG
057013001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED
PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT
DI KOTA PEMATANG SIANTAR
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M.Kes)
dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
AGUS MULIADI MANURUNG
057013001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Konsentrasi
: HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED
NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
GIGI PADA MASYARAKAT
DI KOTA
PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
: Agus Muliadi Manurung
: 057013001
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
: Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM)
Ketua
Ketua Program Studi
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(dr. Fauzi., SKM)
Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., Msc)
Tanggal lulus : 19 Mei 2008
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Telah diuji
Pada tanggal : 19 Mei 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Prof. drg. Lina Natamihardja. SKM
Anggota
: dr. Fauzi, SKM
Prof. drg. Tri Murni Abidin. M.Kes. SpKG(K)
Drs. Amru Nasution, M.Kes
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED DENGAN
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI
PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 19 Mei 2008
( Agus Muliadi Manurung )
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Prevalensi penyakit gigi dan mulut pada penduduk di Indonesia masih tinggi,
SKRT tahun 2004 menyatakan bahwa diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak
dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60%
penduduk. Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling
dominan diderita penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan Kota Pematang
Siantar tahun 2006 dan profil RSUD Dr. Djasamen Saragih tahun 2006 dapat dilihat
bahwa gambaran pemanfaatan poliklinik gigi masih rendah di dua unit pelayanan
kesehatan gigi tersebut bila dibandingkan dengan standar nasional, serta dari hasil
penelitian pendahuluan di lokasi penelitian menunjukkan indeks karies yang masih
tinggi yaitu 4,71.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross sectional
untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan (needs) yaitu kebutuhan berdasarkan
persepsi individu (perceived need) dan kebutuhan yang ditentukan melalui
pemeriksaan dokter gigi (evaluated need) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
gigi di Kota Pematang Siantar. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang
tinggal di Kota Pematang Siantar, dengan jumlah sampel 464. Pengumpulan data
dalam bentuk pertanyaan dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Analisis statistik
dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies dan DMF-T pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar masih cukup tinggi ( 97,2% dan 6,43 ). Ada
hubungan yang bermakna antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan
kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara evaluated need
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi lebih bermakna hubungannya dengan
nilai (p = 0,001 , prevalensi rasio = 2,383) dibandingkan dengan hubungan
perceived need ( p = 0,036 , prevalensi rasio = 1,649). Disarankan agar memberikan
pelatihan bagi penyuluh kesehatan gigi di tingkat puskesmas dan melengkapi bahan
dan peralatan penambalan gigi dengan metode atraumatic resotarive treatment pada
unit pelayanan kesehatan gigi untuk mengoptimalkan Status Kesehatan Gigi
Masyarakat.
Kata kunci : perceived need, evaluated need, pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
The prevalence of dental and oral diseases among the population of Indonesia
is still high. The Survey of Family Health done in 2004 argues that between the
diseases which are complained and those which are not complained, the prevalence of
dental and oral disease is the highest covering 60% of the total population. Dental
caries is the dental and oral disease which is the most dominantly suffered by the
Indonesian people. Based on the health profile of the town of Pematang Siantar in
2006 and that of Djasamen Saragih General Hospital in 2006, it is seen that the
utilization of dental policlinic at the two dental health service units is still low
compared to the national standard, and the result of the preliminary study done the
research area shows that the carries index is still high (4.71).
This an analytical study with cross sectional design to examine the
relationship between perceived need and evaluated need with the utilization of dental
health service in the town of Pematang Siantar. The population for this study is all
people living in the town and the sample are 464 persons. The data were obtained
through questionnaire-based interviews. Statistical analysis through chi-square and
multiple logistic regression tests.
The result of study showed that the prevalence of dental caries was 97,2 %
and DMF-T Index was 6,43. There is a significant relationship between perceived
need and evaluated need with the utilization of dental health services.
The concluded that the relationship between evaluated need and the utilization
of dental health service units is more significant ( p = 0.001 and ratio of prevalence
= 2.383 ) than to the relation with perceived need ( p = 0.036 and ratio of prevalence
= 1.649 ).
It is suggested that to do training for dental health education at health centers
and equip the material and equipment for a traumatic restorative treatment for dental
health services to optimize the district dental health status.
Key words: perceived need, evaluated need, dental health service utilization
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur
penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan tesis dengan judul “Hubungan Perceived dan Evaluated
Need Perawatan Karies Gigi dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatn Gigi pada
Masyarakat di Kota Pematang Siantar”. Penulis menyadari banyak mendapat bantuan
moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Drg. Nurmala Situmorang,
MKM dan Ibu Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM serta Bapak dr. Fauzi, SKM., yang
telah membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Chairun Nisa B, Msc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Drg. Trimurni Abidin, M.Kes, SpKG. dan Bapak Drs. Amru Nasution,
M.Kes. Selaku dosen Pembanding Tesis.
4. Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, MSi, Selaku Sekretaris Program Studi dan dosen yang
selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
5. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
6. Buat orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak mendorong dan
memberi semangat agar dapat menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
7. Teristimewa buat istri tercinta (drg. Jeni Mardini) yang telah banyak memberikan
dorongan dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
8. Buat anak-anakku tercinta, Mhd. Rafli, Shofi ‘Ainun dan Alysha yang turut
memberikan semangat dalam penyelesaian Tesis ini.
9. Seluruh teman-teman di puskesmas Pematang Bandar, khususnya bapak Untung
dan bapak Alvino Rumapea yang turut membantu dalam penyelesaian Tesis ini.
10.Teman-teman di Sekolah Pascasarjana khususnya di Program Studi AKK
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit yang selama ini berjuang bersama-sama,
khususnya kepada dr. Flora Maya Damanik M.Kes dan drg. Sandra Sri Anggraini.
M.Kes yang turut mendorong dan memotivasi dalam penyelesaian Tesis ini.
Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
segala kekhilafan selama mengikuti pendidikan Program Studi AKK Sekolah
Pascasarjana USU ini dan semoga segala amal yang telah diberikan kepada penulis
dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT, Amin ya Robbal
’Alamin.
Medan, 19 Mei 2008
Penulis
Agus Muliadi Manurung
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Agus Muliadi Manurung
Tempat /Tanggal Lahir
: Pematang Siantar, 28 Agustus 1973
Alamat
: Komplek Puskesmas Pematang Bandar Kecamatan
Pematang Bandar Kabupaten Simalungun.
Isteri
: drg. Jeni Mardini
Anak
: 1. Muhammad. Rafli. A. Manurung
2. Shofi ’Ainun A. br.Manurung
3. Alysha Nurul S.br. Manurung
Riwayat Pendidikan
:
1. SD Negeri 064977 Medan, 1979 – 1985
2. SLTP Negeri 22 Medan, 1985 – 1988
3. SMA Negeri 7 Medan, 1988 – 1991
4. FKG USU Medan, 1991 – 1997
Riwayat Pekerjaan
:
1. Dokter Gigi PTT Puskesmas Lupak Dalam Kab. Kuala Kapuas Kalimantan
Tengah 1998 - 2001.
2. Dokter Gigi RSUD Kuala Kapuas Kab. Kuala Kapuas Kalimantan Tengah,
2001 – Februari 2003.
3. Dokter Gigi Puskesmas Parapat Kab. Simalungun, Februari s/d Desember
2003
4. Dokter Gigi Puskesmas Pematang Bandar, 2004 sampai sekarang.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT.....................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
RIWAYAT HIDUP..........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
i
ii
iii
v
vi
viii
xi
xii
PENDAHULUAN ...........................................................................................
1
Latar Belakang ..................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
Tujuan Penelitian ..............................................................................
Hipotesis Penelitian.......... .................................................................
Manfaat Penelitian..............................................................................
1
6
6
7
7
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
8
Persepsi .............................................................................................
Kebutuhan dan Permintaan ...............................................................
Penyakit Karies Gigi .........................................................................
Perilaku .............................................................................................
Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan .........................................
Pengertian Sehat dan Sakit................................................................
Landasan Teori..................................................................................
Kerangka Konsep ..............................................................................
8
9
10
13
15
17
19
25
METODE PENELITIAN.................................................................................
27
Jenis Penelitian..................................................................................
Tempat Penelitian ............................................................................
Waktu Penelitian ...............................................................................
Populasi dan Sampel .........................................................................
Pengambilan Sampel .........................................................................
Metode Pengumpulan data................................................................
Variabel dan Defenisi Operasional ..................................................
Metode Pengukuran ..........................................................................
Analisa Data ......................................................................................
27
27
28
28
29
30
31
33
35
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
HASIL PENELITIAN .....................................................................................
37
Gambaran Umum Kota Pematang Siantar............................... .........
Gambaran Karakteristik Responden .................................................
Gambaran Perceived need ..............................................................
Gambaran Evaluated Need (Kebutuhan Perawatan Karies Gigi
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) .................................
Faktor-faktor Predisposisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan .......
Gigi....................................................................................................
Faktor-faktor Enabling Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi.....
Hubungan antara Faktor Predisposisi dan Enabling dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi...........................................
Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi...........................................
37
38
39
PEMBAHASAN.............................................................................................
Perceived Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan
Persepsi Individu). ...........................................................................
Evaluated Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) ......................................................
Hubungan antara Faktor-faktor Predisposisi dan Enabling dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi...........................................
Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi...........................................
Keterbatasan Penelitan ......................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................
41
43
46
47
49
57
57
58
58
62
63
65
Kesimpulan ......................................................................................
Saran .................................................................................................
65
65
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
68
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.
Variabel dan defenisi operasional ...........................................
31
2.
Gambaran Karakteristik Responden Penelitian. ......................
39
3.
Persentase Responden Menurut Kebutuhan akan Perawatan
Karies Gigi di Kota Pematang Siantar 2007 ...........................
40
Prevalensi Karies Gigi Menurut Kelompok Umur di
Kota Pematang Siantar tahun 2007 ..........................................
41
Pengalaman Karies Gigi (DMF-T) Responden Berdasarkan
Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 ........
42
Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Keparahan
Karies Gigi (DMF-T) Menurut Standar yang Ditentukan
WHO yang Sudah Dimodifikasi di Kota Pematang Siantar
2007..........................................................................................
43
Persentase Persepsi Mengenai Penyakit Karies Gigi di Kota
Pematang Siantar 2007.............................................................
44
Persentase Sikap Responden Terhadap Penyakit Karies Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 ....................................
45
Persentase Pengetahuan Responden Mengenai Keberadaan
Unit Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar
2007..........................................................................................
45
Persentase Kepemilikan Asuransi Kesehatan Responden di
Kota Pematang Siantar 2007....................................................
46
Persentase Pendapatan Responden di Kota Pematang Siantar
2007..........................................................................................
47
Persentase Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota
Pematang Siantar 2007.............................................................
47
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Asuransi dan
Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 ....................................
49
Hubungan Kebutuhan dan DMF-T dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun
2007..........................................................................................
50
Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel Kebutuhan,
Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan
Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota
Pematang Siantar 2007...........................................................
51
Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi
logistik Ganda Antara Variabel Kebutuhan , Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes, Pendapatan Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007....
52
Uji Interaksi Antara Variabel Kebutuhan dengan Variabel
Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan
Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota
Pematang Siantar 2007.............................................................
52
Pemeriksaan Variabel Perancu/Konfonder Hubungan
Kebutuhan yang Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007..........
53
Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Kebutuhan yang
Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di
Kota Pematang Siantar Tahun 2007.........................................
53
Nilai p dan Prevalensi Rasio, Variabel DMF-T, Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota P. Siantar
2007..........................................................................................
54
Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi
logistik Ganda Antara Variabel DMF-T, Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan
Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang
Siantar 2007 .............................................................................
54
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
22.
23.
24.
Uji Interaksi Antara Variabel DMF-T dengan Variabel
Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007....
55
Pemeriksaan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap,
Pendapatan dan Asuransi sebagai Konfonder dalam
Hubungan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007...........
55
Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel Persepsi
dan Sikap dalam Hubungan antara DMF-T dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang
Siantar Tahun 2007 ..................................................................
56
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Judul
Halaman
Hubungan Antara Status Kesehatan Dilihat dari Segi Individu
dengan Penilai kesehatan .........................................................
18
2.
Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Green ..............
20
3.
The Health Belief Model dari Kirscht......................................
21
4.
Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen.........
23
5.
Kerangka konsep penelitian .....................................................
26
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
Judul
Halaman
Kuesioner
Penelitian.………………………………………………
2. Output Penelitian …………………………………………………. 75
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
72
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu agar terciptanya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal, maka
untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Rumah sakit dan puskesmas merupakan suatu tempat upaya perawatan
dan upaya pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk mengusahakan semakin
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan umum
seperti yang diharapkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia (Depkes, 2004).
Peningkatan derajat kesehatan ini hanya dapat dicapai apabila kebutuhan
(needs) dan permintaan (demands) perseorangan, keluarga, kelompok dan atau
masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran dapat terpenuhi. Kebutuhan
dan permintaan ini terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (Azwar,
1996). Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dan
puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi. Pelayanan kesehatan gigi ini dilakukan
di poliklinik gigi yang melayani berbagai masalah kesehatan gigi dimana status
kesehatan gigi dapat dinilai dari tingkat keparahan penyakit gigi. Status kesehatan
gigi mempunyai peran penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
umum pada masyarakat, status kesehatan gigi masyarakat dipengaruhi berbagai faktor
antara lain perilaku kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Status
kesehatan gigi berdasarkan persepsi individu (self – rated health) dan status
kesehatan gigi masyarakat berdasarkan evaluasi klinis yang dapat dinilai dari DMF-t
indeks yang merupakan indikator kesehatan gigi yaitu, penjumlahan dari D yaitu
decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut dan F
untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal. (Depkes, 2002).
Mengetahui persepsi individu mengenai kebutuhan perawatan gigi sangat
bermanfaat dalam memahami mengapa seseorang mencari atau tidak mencari
pengobatan yang berarti tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Persepsi
mengenai kebutuhan perawatan gigi dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam
pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi. Laporan Survei Kesehatan Rumah
Tangga Departemen Kesehatan thn 2001 yaitu secara umum diantara penyakit yang
dikeluhkan dan tidak dikeluhkan prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi
meliputi 60% penduduk dan penyakit karies gigi merupakan yang terbesar, dengan
indeks DMF-t rata-rata diatas 10 tahun sebesar 5,3 yang berarti terjadi kerusakan gigi
rata-rata per orang 5 gigi, rata-rata 16 gigi dicabut pada usia 65 tahun ke atas
( Depkes, 2002 ).
Laporan survei kesehatan rumah tangga pada tahun 2004 menunjukkan bahwa
39 % penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, yang mana
penyakit karies gigi merupakan penyakit yang paling dominan. Di antara penduduk
yang berumur diatas 15 tahun yang mempunyai masalah kesehatan gigi hanya 29 %
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
yang menerima perawatan gigi dari perawat gigi, dokter gigi maupun dokter gigi
spesialis, hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi
masih rendah (Depkes , 2006).
Pentingnya penanggulangan penyakit karies gigi ini juga dapat dilihat dari
beberapa akibat yang ditimbulkannya apabila tidak dirawat yaitu : (1) Focal
Infection, yaitu dapat mengakibatkan gangguan antara lain pada jantung berupa
myocarditis, (2) Fungsi, yaitu kehilangan gigi menyebabkan hilangnya fungsi
pengunyahan dengan akibat gangguan pada pencernaan makanan, (3) Estetika, yaitu
kehilangan gigi dapat berpengaruh pada estetika sehingga menimbulkan rasa rendah
diri. (4) Produktifitas menurun, yaitu banyak jam kerja yang terbuang karena
menderita sakit gigi.
Gambaran pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi dapat dilihat pada
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2001, yaitu puskesmas rata-rata 5 orang perhari
sedangkan target nasional pemanfaatan puskesmas sebanyak 9 orang perhari.
Pemanfaatan rumah sakit umum kelas B rata-rata kunjungan adalah 23 orang perhari
sedangkan target nasional sebanyak 65 orang perhari (Profil Kesehatan Indonesia,
2001). Propinsi Sumatera Utara dilihat dari profil kesehatan propinsi tahun 2006,
pemanfaatan poliklinik gigi puskesmas yaitu rata-rata 11 orang perbulan atau 0,5
orang perhari sedangkan pemanfaatan poliklinik gigi untuk RS kelas B rata-rata 12
orang perhari ( Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007).
Kota
Pematang Siantar dilihat dari profil kesehatan kota tahun 2006,
pemanfaatan poliklinik gigi pada puskesmas yaitu rata-rata sebanyak 3 orang perhari
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
(Profil Kesehatan Pematang Siantar, 2006). RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang
Siantar yang merupakan RS dengan kelas B, hanya memiliki rata-rata pengunjung 5
orang perhari (Rekam medis RSUD. Dr. Djasamen Saragih, 2006). Hal ini
menunjukkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
disediakan pemerintah. Rendahnya tingkat pemanfaatan mempunyai kontribusi
terhadap buruknya status kesehatan gigi penduduk.
Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,
dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor
jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat ( baik jarak secara fisik maupun
jarak secara sosial ), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan
sebagainya. Kita sering melupakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
dipengaruhi oleh kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need) untuk
perawatan karies gigi. (Notoatmodjo, 2003).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan
memenuhi kebutuhan kesehatannya ketika mempunyai persepsi yang benar tentang
status kesehatan giginya sesuai dengan kemampuan seseorang tersebut dalam
penentuan apakah dirinya sakit (Perceived Illness). Persepsi seseorang tersebut
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap kesehatannya sehingga mempengaruhi
kebutuhan yang dirasakan pasien (perceived need). Dengan kata lain bahwa faktor
need yaitu kebutuhan yang dirasakan maupun kebutuhan yang ditentukan oleh dokter
gigi merupakan faktor yang paling menentukan dalam upaya pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian di kota
Pematang Siantar, karena secara demografi dan sosial budaya kecamatan-kecamatan
yang ada di Kota Pematang Siantar cukup homogen, dan jumlah kunjungan di
poliklinik gigi puskesmas dan poliklinik gigi RSUD Dr. Djasamen Saragih masih
sangat rendah. Selain itu, hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada 40
responden di lokasi penelitian didapati indeks karies yang tinggi yaitu sebesar 4,71,
bila di bandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh WHO yaitu 4,5 – 6,5
sudah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
masyarakat (need)
terhadap pelayanan kesehatan sebenarnya tinggi, tetapi
permintaan (demand) masih rendah bila dilihat dari tingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi masih rendah. Disamping itu, peneliti sudah mengenal kota Pematang
Siantar ini, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penelitian.
Pelayanan kesehatan gigi tidak hanya pada perawatan karies gigi saja, tetapi
juga perawatan periodontal, namun pada penelitian ini dibatasi ruang lingkup
penelitian hanya pada perawatan karies gigi. Untuk mengetahui perceived need
(kebutuhan
berdasarkan
persepsi),
evaluated
need
(kebutuhan
berdasarkan
pemeriksaan dokter gigi) perawatan karies gigi dan untuk melihat tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat kota Pematang Siantar, serta untuk
melihat hubungan persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan
yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi pada masyarakat kota Pematang Siantar maka dilakukan penelitian
ini.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu
apakah ada hubungan antara rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
dengan ”need component” yaitu persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu
dan
kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan oleh dokter gigi pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar?
Tujuan Penelitian
(1)
Untuk mengetahui gambaran persepsi kebutuhan perawatan karies gigi pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar.
(2)
Untuk mengetahui gambaran Indeks DMF-T pada masyarakat di Kota
Pematang Siantar.
(3)
Untuk mengetahui variabel konfonder hubungan antara perceived dan evaluated
need perawatan karies gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar.
(4)
Untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi dan faktor enabling
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota
Pematang Siantar.
(5)
Untuk menganalisis hubungan antara perceived dan evaluated need dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang
Siantar.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara persepsi kebutuhan perawatan karies gigi dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang
Siantar.
2. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota
Pematang Siantar.
3. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan
persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter
gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota
Pematang Siantar dalam upaya peningkatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2. Sebagai pengalaman penelitian penulis dalam aplikasi keilmuan di bidang
manajemen kesehatan masyarakat.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
TINJAUAN PUSTAKA
Persepsi
Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip dari Morgan, persepsi merupakan
suatu dasar penting dalam proses psikologi. Persepsi adalah berkaitan dengan
bagaimana seseorang merasakan, melihat, mengalami gejala yang ada di dunia ini.
Persepsi bersifat subjektif, rangsangan yang sama dapat dipersepsikan berbeda.
Persepsi
juga
merupakan
suatu
proses
dimana
seseorang
memilih,
mengorganisasikan, dan memberi arti pada rangsangan, baik bersifat internal maupun
eksternal.
Menurut Hammer dalam Koentjaraningrat (1981) bahwa persepsi adalah suatu
proses seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, memanfaatkan, mengalami
dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya. Persepsi
seseorang dipengaruhi oleh : (1) frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang
dimiliki yang diperoleh dari pendidikan, pengamatan, atau bacaan ; (2) Field of
Experience yaitu pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari lingkungan
sekitarnya. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan
yang pertama kali diperolehnya. Pengalaman pertama yang tidak menyenangkan pada
perawatan gigi atau informasi yang tidak baik mengenai perawatan gigi akan sangat
berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap pelayanan kesehatan
gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Morgan, rangsangan berupa objek
fisik pada umumnya tidak memberikan banyak perbedaan persepsi, namun
rangsangan non fisik kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Dengan demikian
persepsi terhadap penyakit karies gigi dan rasa sakit yang ditimbulkannya
kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Pembentukan persepsi sangat
dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya.
Kebutuhan dan Permintaan (Needs and Demands)
Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasarnya bersifat objektif yaitu
kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh tenaga medis dan karena itu untuk
meningkatkan derajat kesehatan pada perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat
objektif maka munculnya kebutuhan sangat ditentukan oleh masalah kesehatannya.
Berbeda halnya dengan kebutuhan, permintaan kesehatan (health demand) yang pada
dasarnya bersifat subjektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh persepsi
pasien tentang kesehatannya. Oleh karena itu pemenuhan permintaan tersebut pada
saat itu saja.
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi seringkali disalahtafsirkan
dengan permintaan terhadap perawatan, pemenuhan kebutuhan perawatan gigi belum
tentu merupakan pemenuhan permintaan perawatan pelayanan kesehatan gigi
seseorang. (Azwar, 1996). Perbedaan yang mencolok antara kebutuhan (need) dan
permintaan (demand) mencerminkan perbedaan cara pandang antara dokter gigi dan
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
pasien dalam melihat keseriusan penyakit gigi dan konsep status kesehatan gigi yang
diterima. (Kristanti, 2002)
Permintaan kesehatan bersifat subjektif, maka munculnya permintaan
kesehatan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat subjektif pula. Jika
kadar subjektifitasnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sosial ekonomi, maka
permintaan kesehatan gigi sangat tergantung pada tingkat pendidikan serta tingkat
sosial ekonomi yang dimiliki. Lebih lanjut karena permintaan kesehatan ada
kaitannya dengan tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan, maka dalam
membicarakan permintaan kesehatan tidak boleh melupakan berbagai kemajuan
tekhnologi yang mempengaruhi tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan tersebut.
Menurut Azwar (1996) yang dikutip dari Sorkin, bahwa kemajuan-kemajuan
tekhnologi kedokteran dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
permintaan kesehatan.
Penyakit Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang di mulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat
(medium makanan dari bakteri), kemudian timbul destruksi komponen-komponen
organik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang). Karies gigi merupakan
penyakit menahun dan tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Dengan demikian
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
apabila tidak dirawat dapat merusak keseluruhan gigi dan jaringan pulpa serta dapat
menimbulkan infeksi pada jaringan sekitarnya.( Pickard, 2002 )
Status kesehatan gigi masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan penyakit
karies gigi dan penyakit periodontal. Secara konseptual faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap status kesehatan gigi masyarakat dikelompokkan atas :
Anteseden (Persepsi mengenai kesehatan gigi, Sosiodemografi dan Sosioekonomi ) ;
sistem yang ada ( ada tidaknya pelayanan kesehatan ) ; serta rendahnya pemanfaatan
pelayanan kesehatan mempunyai kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi
penduduk. Faktor sosioekonomi berpengaruh kuat terhadap status kesehatan gigi. Hal
ini dapat dilihat pada pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit karies gigi. Keluarga
yang mempunyai pendidikan lebih tinggi memiliki kecendrungan untuk mengikuti
instruksi kebersihan mulut, sehingga terlihat kejadian karies dan jumlah gigi yang
hilang pada kelompok ini lebih rendah. (Wientraub, 1990)
Persepsi masyarakat terhadap penyakit karies gigi yang dideritanya dapat
berbeda-beda, dan persepsi ini akan mempengaruhi kebutuhan yang dirasakannya,
yang kemudian akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehubungan
dengan penyakit karies gigi, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian antara
lain adalah bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) dan mempunyai
prevalensi yang tinggi pada masyarakat. Dalam menggambarkan keadaan penyakit
karies gigi pada penduduk, organisasi kesehatan sedunia ( WHO ) merekomendasikan
klasifikasi umur dan kelompok umur yang perlu mendapat perhatian yaitu umur : 12
tahun, 15 tahun, 35 – 44 tahun dan 65-74 tahun ( World Health Organisation, 1997 ).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
1)
Umur 12 tahun. Umur 12 tahun perlu mendapat perhatian, oleh karena pada
umur ini anak – anak telah meninggalkan bangku sekolah dasar, dan di
kebanyakan negara didunia merupakan saat terakhir dimana sampel anak dapat
dengan mudah diperoleh melalui sistem pendidikan. Dengan demikian umur 12
tahun dipilih sebagai saat untuk memantau kesehatan gigi anak secara
menyeluruh dan untuk melihat perbandingan keadaan kesehatan gigi anak
secara internasional.
2)
Umur 15 tahun. Umur 15 tahun digunakan untuk membandingkannya dengan
data pada umur 12 tahun yaitu untuk melihat kenaikan prevalensi dan keparahan
karies gigi setelah meninggalkan bangku sekolah dasar.
3)
Umur 35 – 44 tahun. Kelompok unur ini dianggap merupakan standar untuk
memantau kondisi kesehatan orang dewasa, yaitu mengenai akibat penyakit
karies gigi dan penyakit periodontal setelah mencapai kelompok umur ini, dan
untuk melihat pengaruh dari pelayanan kesehatan gigi secara umum.
4)
Umur 65 – 74 tahun. Data kelompok umur ini dibutuhkan untuk perencanaan
yang tepat bagi pelayanan kesehatan penduduk umur lanjut serta memantau
secara keseluruhan pengaruh pelayanan kesehatan gigi pada penduduk.
Indeks DMF-T yang merupakan indikator karies gigi yaitu, penjumlahan dari D
yaitu decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut
dan F untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal.(WHO, 1997).
Menurut WHO klasifikasi tingkat keparahan penyakit karies gigi ( DMF – T ) pada
kelompok usia 12 tahun adalah:
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Sangat rendah : 0,8 – 1,1
Rendah
: 1,2 – 2,6
Sedang
: 2,7 – 4,4
Tinggi
: 4,5 – 6,5
Sangat tinggi : > 6,6
Perilaku
Menurut Notoatmodjo ( 2005 ) perilaku dari pandangan biologis adalah
merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab
itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas , mencakup berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Menurut Notoatmodjo yang mengutip dari Kwick, menyatakan bahwa
perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sebab sikap adalah
hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek,
dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak
menyenangi objek tersebut. Menurut ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai
suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa
perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi,
yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu
akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Dari beberapa batasan tentang perilaku di atas dapat dinyatakan bahwa
perilaku itu merupakan seluruh aktivitas manusia baik yang tampak ataupun yang
tidak, sebagai reaksi dari kondisi yang dihadapi individu baik yang menyenangkan
maupun hal-hal yang menghambat tujuan hidupnya. Secara operasional perilaku
dapat diartikan suatu respons seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar
objek tersebut. Ada dua respons yakni :
1. Perilaku tertutup yakni respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Bentuk pasif ini masih terselubung
(covert behavior)
2. Perilaku terbuka yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung
dan sudah nampak dalam bentuk tindakan nyata (overt behavior). ( Notoatmodjo,
2003 ).
Meskipun perilaku dibagi pada perilaku terbuka dan perilaku terutup seperti
yang telah diuraikan sebelumnya, tetapi sebenarnya perilaku merupakan totalitas
yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa perilaku
merupakan keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil
bersama antara faktor internal dan faktor eksternal. Demikian pula halnya dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, pada tahap sebelum mengambil keputusan
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi merupakan perilaku tertutup, namun
pada tahap memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sudah pada perilaku terbuka.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan
Foster yang mengutip dari Mechanic, menyatakan bahwa perilaku sakit adalah
salah satu jenis respons pada individu dan respons ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Dengan mengetahui perilaku sakit dapat diketahui bagaimana individu
memonitor keadaan tubuhnya, menginterpretasi gejala – gejala karies gigi dan
membuat keputusan akan menggunakan pelayanan kesehatan gigi atau tidak. Jadi
perilaku pencarian pengobatan merupakan bagian dari perilaku sakit. (Foster, 2005).
Dalam menganalisa perilaku sakit, Muzaham yang mengutip dari Suchman,
mengemukakan lima tahap sakit yaitu : (1) Tahap di mana pasien merasakan adanya
gejala sakit, dan dapat menimbulkan respons emosional berupa rasa takut ; (2) Tahap
di mana seseorang dinyatakan sakit dan memerlukan perawatan, dan orang sakit
berusaha mengatasi gejala – gejala sakit, atau mencari nasehat dari keluarga atau
teman. (lay referral) ; (3) Tahap di mana pasien perlu mendapat perawatan medis
yang professional. Pada masyarakat Barat keputusan diambil setelah berkonsultasi
dengan dokter dan keluarga, sedangkan pada non – Barat terutama di pedesaan
keputusan lebih lambat karena melibatkan banyak orang ; (4) Tahap di mana individu
berperan sebagai orang sakit, dan pada penderita penyakit – penyakit menahun yang
mengetahui
penyakitnya
sulit
sembuh
secara
total
maka
ia
menerima
ketergantungannya kepada dokter, sedangkan pada penderita yang penyakitnya
diharapkan sembuh secara total ia tidak terlalu tergantung kepada dokter ; (5) Tahap
penyembuhan atau rehabilitasi. Teori Suchman mengenai perilaku sakit memberikan
sumbangan yang besar dalam menjelaskan prilaku kesehatan dari aspek sosial
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
kesehatan, namun kelemahan dari teori ini adalah bahwa studi dilakukan hanya pada
penderita – penderita yang menerima pengobatan yang penyakitnya berat, sehingga
pada penderita yang tidak mencari pengobatan, dan yang penyakitnya ringan
kemungkinan teori ini tidak dapat digunakan (Muzaham, 1995).
Menurut Foster yang mengutip dari Mechanic dan Volkart, dalam
mempelajari perilaku sakit, menemukan bahwa reaksi seseorang terhadap karies gigi
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : Adanya tanda – tanda dan gejala – gejala
yang menyimpang ; banyaknya gejala – gejala yang dianggap serius yang
menyebabkan putusnya hubungan dengan keluarga, produktifitas menurun dan
aktifitas sosial terganggu ; dan tersedianya biaya. (Foster, 2005).
Sejalan dengan pengertian perilaku sakit di atas Notoatmodjo yang mengutip
dari Becker, mendefenisikan perilaku sakit merupakan respons seseorang terhadap
sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan
gejala penyakit, pencarian pengobatan dimulai dari :
a)
Didiamkan saja (no action), artinya rasa sakit tersebut diabaikan, dan tetap
menjalankan aktifitas sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan
tanpa
bertindak apapun symptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan
sendirinya, alasan lain yang sering kita dengar adalah fasilitas kesehatan yang
diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan kurang simpatik, tidak
responsif, takut melakukan perawatan, takut ke rumah sakit dan sebagainya.
b)
Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau
self medication). Alasan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasar
pengalaman-pengalaman yang lalu usaha-usaha pengobatan sendiri sudah dapat
mendatangkan kesembuhan. Pengobatan ini terbagi dua cara yaitu : cara
tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok) dan cara modern, misalnya
minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek.
c)
Mencari penyembuhan atau pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang
dibedakan menjadi dua yaitu : Fasilitas pelayanan tradisional (dukun, shinshe,
dan paranormal), dan pelayanan kesehatan modern atau profesional (Puskesmas,
Rumah Sakit, Praktek Dokter).
Pengertian Sehat dan Sakit
Pengertian sehat dan sakit juga dapat dijelaskan dengan konsep bahwa tidak
ada individu yang sempurna kesehatannya dan tidak setiap orang menderita sakit.
Notoatmodjo yang mengutip dari Twaddle dan Kassler, mengatakan sehat dan sakit
berada pada keadaan antara kesehatan yang sempurna dan keadaan mati. Apa yang
sehat bagi seseorang mungkin bagi individu lainnya tidak. Twaddle mengembangkan
suatu hubungan antara status kesehatan dilihat dari segi individu dan status kesehatan
dilihat dari segi penilai. Pada kenyataannya penilaian masyarakat mengenai status
kesehatannya sering berbeda dengan petugas kesehatan. (Muzaham, 1996;
Notoatmodjo, 2003).
Twaddle membedakan tiga macam konsep yaitu Disease, Illness dan Sickness.
Disease adalah konsep yang menunjukkan dimensi biologis dari perasaan yang tidak
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
sehat dan merupakan fenomena objektif, yang dapat diukur melalui pengamatan
langsung, atau tes laboratorium, dan terutama menjadi titik perhatian para dokter
sejak dua abad lalu. Illness adalah konsep yang mempunyai dimensi fisiologis
bersifat
subjektif.
Merupakan
perasaan
tidak
sehat
menurut
orang
yang
merasakannya. Sickness adalah konsep yang mempunyai dimensi sosial yakni
kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan sosialnya. Selama
individu masih bisa melakukan kewajiban – kewajiban sosialnya, bekerja
sebagaimana biasa, masyarakat tidak menganggapnya sakit. (Notoatmodjo, 2003)
Dari Sudut Penilai
Sehat (Well)
Sakit (ill)
Kesehatan Normal
Mengingkari Sakit
Dari Sudut Individu
Sehat (Well)
Sakit (ill)
(Normal Health)
(1)
(Deny of illness)
Pura-pura sakit
Kesehatan Buruk
(Hypocondriac)
(Ill Health)
(Normal Health)
(3)
(2)
(4)
Sumber : Wolinsky
Gambar 1. Hubungan antara Status Kesehatan dari Segi Individu dengan Status
Kesehatan dari Sudut Penilai
Area 1 (satu) menggambarkan bahwa seseorang tidak menderita sakit dan
tidak merasa sakit (sehat menurut petugas kesehatan). Area 2 (dua) menggambarkan
seseorang menderita karies gigi tetapi orang itu sendiri tidak merasa sakit atau tidak
dirasakan sebagai sakit. Area 3 (tiga) menggambarkan seseorang yang merasa dirinya
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
sakit gigi (pura-pura sakit) namun dari hasil pemeriksaan klinis tidak ditemukan
adanya penyakit karies gigi, kondisi ini hanya sedikit saja pada masyarakat dan hal
ini mungkin karena gangguan psikis saja. Area 4 (empat) menggambarkan orang
tersebut benar-benar menderita penyakit karies gigi baik dari individu maupun dari
hasil pemeriksaan dokter gigi. (Wolinsky, 1980).
Landasan Teori
PRECEDE ( Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational
Diagnosis and Evaluated ) dari Green
Green (1980)
mengemukakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku
kesehatan baik individu maupun masyarakat yakni : predisposing, enabling dan
reinforcing.
1)
Predisposing adalah faktor yang mendahului perilaku yang menjelaskan alasan
atau motivasi untuk berperilaku, yang termasuk didalamnya adalah :
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai.
2)
Enabling adalah faktor pendukung yang memungkinkan keinginan untuk
melaksanakan. Hal-hal yang termasuk dalam enabling antara lain adalah
keterampilan perorangan, fasilitas atau sarana kesehatan.
3)
Reinforcing adalah faktor penguat yang mendorong
atau memperkuat
terjadinya perubahan perilaku seseorang di bidang kesehatan. Beberapa faktor
penguat ini antara lain menyangkut sikap petugas, tokoh masyarakat, teman
sebaya dan lain-lain.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Predisposing
Factors:
Knowledge
Attitudes
Values
perceptions
Health
Education
Components
Of Health
program
Enabling
Factors:
Availability
of resources
Accessibility
Referrals
Skills
Nonhealth
factors
Non
behavioral
Causes
Quality
of life
Health
Problem
Behavioral
Causes
Reinforcing
Factors:
Attitudes and
behavior of
health and
other
personnel,
peers, parents,
employers, etc
Sumber : Lawrence W. Green.
Gambar 2. PRECEDE Framework dari Green
Pada teori yang dikemukakan Green, faktor penguat (Reinforcing) perilaku
kesehatan
memerlukan
contoh
dari
para
tokoh
masyarakat,
faktor
pemungkin/memudahkan (Enabling) disini adalah menyangkut sarana kesehatan gigi
namun pada penelitian ini tidak hanya pemanfaatan sarana kesehatan saja tetapi juga
melihat kemana saja masyarakat mencari pengobatan bila mengalami sakit gigi.
Untuk teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Green yang dipergunakan dalam
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
penelitian ini adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan sikap sebagai faktor
predisposisi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
Health Belief Model dari Kirscht
Selain teori Green dikenal juga model kepercayaan kesehatan (The Health
Belief Models). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problemproblem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk
menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan
oleh provider. Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati
penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan tersebut, yakni
kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan,
manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya melawan
penyakitnya, dan hal-hal yang memotivasi tindakan tersebut.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Symptoms
Personal Characteristic :
Age, sex, socio-economic status, general
coping, ability, alienation, etc
Cues to courses of action
Health
Motivation
Threat
Negatively
valued outcomes
Expectancy of
occurrence
Benefits of action
Value of threat
reduction
expectancy for
success
Barriers
Costs of
acting
Decisions to Acts
Gambar 3. The Health Belief Model and Illness Behavior dari Kirscht, J. P
Ada empat elemen yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan
mencari pengobatan yaitu :
(1) Health Motivation
Motivasi kesehatan yang timbul oleh adanya gejala- gejala penyakit , dan
motivasi ini bervariasi pada masing-masing individu, yang dipengaruhi oleh derajat
kepeduliannya terhadap masalah kesehatan gigi.
(2) Threath
Ancaman yang dilihat seseorang yang didasarkan pada penilaian terhadap
kemungkinan yang ditimbulkan penyakit misalnya anggapan bahwa penyakit karies
gigi dapat berakibat parah. Kehilangan gigi terutama gigi depan dapat mengganggu
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
estetis sehingga berpengaruh pada aktivitas sosial, dapat mengganggu fungsi
penguyahan, atau penyakit karies gigi tidak dapat sembuh tanpa diobati.
(3) Perceived Benefits
Persepsi mengenai manfaat yang dirasakan apabila mengambil tindakan
terhadap gejala yang dirasakan untuk mengurangi ancaman.
(4) Perceived Barriers
Hambatan untuk bertindak dapat berupa keadaan yang tidak menyenangkan
atau rasa sakit yang ditimbulkan pada perawatan gigi. Disamping itu hambatan dapat
berupa biaya baik bersifat monetary cost yaitu biaya pengobatan ataupun time cost
( waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan,
dan waktu yang digunakan ke tempat pelayanan kesehatan ). (Kirscht, 1971)
Keempat elemen diatas dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur,
jenis kelamin dan status social ekonomi. Pada konsep Health Belief Model ini pada
prakteknya belum dapat dijadikan faktor yang mendorong untuk berperilaku dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi namun, pada penelitian ini yang dipergunakan
dari konsep Health Belief Model adalah persepsi mengenai ancaman,
hambatan
dalam penanggulangan penyakit karies gigi.
The Behavior Model of Health Service Use dari Ronald Andersen
Sedangkan Andersen ( 1975) mengemukakan suatu model perilaku seseorang
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut :
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Presdiposing
Demographic
(Age, Sex)
Social
Structure
(Ethnicity,
education,
occupation of
head family)
Health Belief
Enabling
Family
Recources
(Income, Health
insurance)
Community
Recources
(Health facility
and personal)
Need
Health Service
Perceived
(Symptoms,
Diagnose)
Evaluated
(Symptons,
Diagnose)
Sumber : Ronald Andersen, Joanna Kravits, Odin W. Anderson.
Gambar 4. Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal yakni :
1. Predisposisi individu (predisposing factor)
Masing-masing individu memiliki kecenderungan yang berbeda dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diramalkan dengan
karakteristik pasien yang telah ada sebelum timbulnya episode sakit. Karakteristik
ini meliputi : ciri demografi, struktur sosial dan kepercayaan tentang kesehatan.
2. Enabling factor
Faktor predisposisi harus didukung pula oleh hal-hal lain agar individu
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor pendukung ini antara lain,
pendapatan, asuransi kesehatan dan ketercapaian sumber pelayanan kesehatan
yang ada. Bila faktor ini terpenuhi maka individu cenderung menggunakan
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada saat sakit. Untuk penyakit yang
tergolong berat (misalnya harus operasi atau rawat inap di rumah sakit), maka
kondisi ekonomi merupakan penentu akhir bagi individu dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
3. Karakteristik kebutuhan (need factor)
Faktor ini lebih menitik beratkan pada masalah apakah individu beserta
keluarganya merasakan adanya penyakit, atau kemungkinan untuk terjadinya
sakit. Kebutuhan diukur dengan “Perceived need” dan “Evaluated need” melalui :
1. Jumlah hari individu tidak bisa bekerja
2. Gejala yang dialaminya
3. Penilaian individu tentang status kesehatannya.
Bila faktor predisposisi dan enabling sudah mendukung, maka variasi persepsi
terhadap penyakit karies gigi dan cara seseorang menanggapi penyakit
akan
menentukan apakah memanfaatan pelayanan kesehatan gigi atau tidak, sub
komponennya yaitu kebutuhan yang ”dirasakan” (perceived need), di ukur dengan
perasaan subjektif individu terhadap penyakit karies gigi dan Evaluated Need yaitu
evaluasi klinis terhadap penyakit karies gigi oleh dokter gigi. Jadi secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor kebutuhan (need) merupakan penentu akhir bagi individu
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi. ( Andersen, 1975 ).
Pada teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Andersen dipergunakan
pada penelitian ini
kepemilikan asuransi
yaitu faktor Need dan Enabling, Enabling factor
yaitu
dan pendapatan per bulan, dimana faktor tersebut untuk
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
melihat sejauhmana kemauan dan kemampuan responden dalam mempergunakan
pendapatannya untuk pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Faktor
Need yaitu kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan oleh
pemeriksaan dokter gigi.
Kerangka konsep Penelitian
Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar sebagai
variabel yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (Need) masyarakat akan pelayanan
kesehatan gigi yaitu kebutuhan yang dirasakan individu untuk perawatan gigi dan
kebutuhan yang ditentukan dari hasil pemeriksaan dokter gigi. Pengetahuan, persepsi,
sikap, kepemilikan asuransi dan pendapatan per bulan sebagai variabel yang
mempengaruhi variabel utama.
Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori diatas maka dibuat kerangka konsep
penelitian ini yang merupakan modifikasi antara teori dari Andersen, Lawrence
Green dan Model Kepercayaan Kesehatan dari Kirscht yaitu sebagai berikut:
Need
1.Perceived need
2.Evaluated need
(DMF-T)
Faktor Predisposisi
1.Pengetahuan
2.Persepsi
3.Sikap
Faktor Enabling
1. Asuransi
2. Pendapatan per bulan
Pemanfaatan
Pelayanan
Kesehatan Gigi di
Kota Pematang
Siantar
Gambar 5. Kerangka konsep Penelitian
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional
yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2001) untuk menjelaskan
hubungan
kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan oleh hasil
pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar .
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Pematang Siantar, dengan pertimbangan
kota Pematang Siantar merupakan daerah yang strategis, merupakan daerah rujukan
untuk daerah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Tobasa dan
masih rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi yang dapat dilihat
dari tingkat kunjungan pasien ke poliklinik gigi puskesmas dan ke poliklinik gigi
RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar, serta belum pernah dilakukan
penelitian yang serupa.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan selama 14 bulan mulai bulan Februari 2007 sampai
dengan bulan April 2008.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kota Pematang Siantar
yang berusia 15-65 tahun.
Besar sampel pada penelitian ini dapat dihitung dengan pendugaan dua
proporsi pupulasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Lemeshow,1997) :
n=
{Z 1−α 2[ P (1 − P )] + Z 1− β [ P1 (1 − P1 ) + P2 (1 − P2 )]}2
( P1 − P2 ) 2
Dimana :
n
= besar sampel
P
= P1 + P2 / 2
Penelitian pendahuluan dengan jumlah sampel 40 orang mendapatkan :
P1
= Proporsi wanita yang mengalami karies gigi = 40%
P2 = Proporsi laki-laki yang mengalami karies gigi = 30%
Derajat kemaknaan α = 0.05 dan β = 0,20
Kekuatan uji = 80 %
Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh besar sampel adalah 464 orang.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode multistage sampling. Kota
Pematang Siantar mempunyai 7 kecamatan dan 43 kelurahan. Pengambilan sampel
dilakukan dalam tiga tahap :
Tahap pertama
: Pengambilan dua kecamatan dari tujuh kecamatan yang ada
secara acak, terpilih Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan
Siantar Marihat.
Tahap kedua
: Pada tiap kecamatan terpilih diambil secara acak dua kelurahan
dan dari kelurahan (setiap kelurahan memiliki dua lingkungan)
diambil responden dari tiap lingkungan sebanyak 58 orang.
Kecamatan Siantar Barat terpilih Kelurahan Proklamasi dan
Kelurahan Timbang Galung dan Kecamatan Marihat terpilih
Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Pardamean.
Tahap ketiga
: Pengambilan responden penduduk umur 15-65 tahun.
Pengambilan sampel pertama pada tiap lingkungan dilakukan secara random.
Cara pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :
1)
Langkah pertama, ditentukan tempat yang merupakan pusat kegiatan di
lingkungan yang dipilih, dan dalam penelitian ini adalah kantor kepala
lingkungan atau gereja / mesjid.
2)
Langkah kedua adalah meletakkan botol fanta kosong di tanah disekitar kantor
kepala lingkungan atau mesjid / gereja. Selanjutnya botol fanta diputar pada
sumbunya dan arah di mana mulut botol berhenti ditentukan sebagai tempat
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
diambilnya sampel yang pertama. Apabila pada arah di mana mulut botol
berhenti tidak menghadap rumah, maka botol di ulangi diputar sampai mulut
botol menunjuk arah yang ada rumah.
3)
Langkah ketiga adalah menentukan secara random salah satu dari beberapa
rumah yang berada pada garis lurus yang ditarik mulai dari rumah pertama yang
di tunjuk sesuai arah mulut botol sampai seterusnya. Kemudian sampel sebagai
responden adalah penduduk berusia 15-65 tahun yang merupakan tetangga
terdekat di sebelahnya sampai diperoleh sejumlah responden yang telah
ditentukan.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang langsung diperoleh dari wawancara langsung dengan responden
dengan pedoman kuesioner mengenai hubungan kebutuhan yang dirasakan individu
dan kebutuhan yang ditentukan melalui hasil pemeriksaan dokter gigi terhadap
perawatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi .Data sekunder adalah
data demografi, jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan yang diperoleh dari
catatan / pendokumentasian pada lokasi penelitian.
Uji validitas dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa alat ukur tersebut
dapat mengukur apa yang akan diukur. Uji Validitas dilakukan terhadap kuesioner
yang telah dipersiapkan dengan formula alat bantu komputer yaitu dengan melihat
output pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung
untuk masing-masing pertanyaan, kemudian membandingkan dengan nilai r tabel.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang dipergunakan
dan dilakukan pada kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan rumus product
moment ( korelasi Pearson ). (Arikunto, 2002 ). Penggunaan alat ukur ini telah diuji
dengan melakukan uji coba pada 42 orang responden diwilayah penelitian dan bukan
merupakan bagian dari sampel penelitian. Ternyata terbukti validitas dan
reliabilitasnya. Uji reliabilitas menghasilkan nilai Alfa Cronbach’s sebagai berikut :
a. Kebutuhan yang dirasakan mempunyai nilai 0,805
b. Persepsi mempunyai nilai 0,776
c. Sikap mempunyai nilai 0,773
d. Pengetahuan mempunyai nilai 0,799
e. Pemanfaatan pelayanan kesehatan mepunyai nilai 0,810.
Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 1. Variabel penelitian, Definisi Operasional, Cara, Alat dan Skala Ukur
2
Cara dan
Alat Ukur
3
Tindakan yang dilakukan oleh responden apabila
mengalami karies gigi, apakah ke pelayanan kesehatan
gigi atau tidak
Wawancara
(Kuesioner)
Variable
Definisi Operasional
1
VARIABEL DEPENDEN
Pemanfaatan
Pelayanan
Kesehatan
Gigi
Skala
5
Nominal
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lanjutan variabel dan defenisi operasional
VARIABEL
INDEPENDEN
Perceived Need
(Kebutuhan
perawatan
karies gigi
berdasarkan
persepsi
individu)
Evaluated need
(Indeks DMFT)
Faktor
Predisposisi
Faktor
Enabling
Defenisi Operasional
Pendapat responden :
• Mempunyai gigi berlubang.
• Mengenai sakit gigi (karies) dalam enam bulan
terakhir.
• Memerlukan perawatan gigi enam bulan terakhir.
• Karies gigi mengganggu pekerjaan
• Mengenai pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter
gigi.
• Membutuhkan perawatan gigi pada saat ini atau
tidak.
Karies adalah gigi berlubang pada pit atau fissure atau
pada permukaan, yang mempunyai dinding lunak dan
bila dideteksi oleh instrumen sonde akan sangkut.
Evaluated need (DMF-T) :
Pengalaman karies responden berdasarkan diagnosa
dokter gigi yang merupakan Penjumlahan
D=Decayed, M=Missing, F=Filled
Dengan rumus DMF-T = ∑ DMF-T
∑ Sampel
• Decayed : gigi tetap yang berlubang pada pit atau
fissure atau pada permukaan, yang mempunyai
dinding lunak dan bila dideteksi oleh instrumen
sonde akan sangkut.
• Missing : gigi tetap yang telah dicabut oleh
karena karies.
• Filled : gigi tetap yang terdapat satu atau lebih
tambalan tetap dan tidak terdapat karies sekunder.
• Pengetahuan : Pengetahuan responden mengenai
ada tidaknya unit pelayanan kesehatan gigi di
daerah tinggalnya
• Persepsi : Pemahaman responden mengenai
penyakit karies gigi yaitu mengenai keseriusan
penyakit, ancaman penyakit bila tidak diobati.
• Sikap : Pendapat atau penilaian responden tentang
status kesehatan gigi, apakah kesehatan gigi
sangat berarti bagi responden atau tidak.
• Pendidikan : Pendidikan formal yang terakhir
ditamatkan oleh responden
• Umur : Ulang tahun terakhir responden pada saat
penelitian
• Asuransi: Kepesertaan responden dengan
Asuransi
• Pendapatan : Penghasilan responden perbulan,
bagi responden yang masih menjadi tanggungan
orang tua, pendapatan merupakan penghasilan
orang tuanya
Cara dan
Alat Ukur
Wawancara
(Kuesioner)
Skala
Nominal
Pemeriksaan
Gigi (sonde,
kaca mulut).
Interval
Wawancara
(kuesioner)
Ordinal
Wawancara
(kuesioner)
Ordinal
Wawancara
(kuesioner)
Ordinal
Wawancara
(kuesioner)
Wawancara
(kuesioner)
Wawancara
(kuesioner)
Wawancara
(kuesioner)
Nominal
Interval
Nominal
Interval
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Metode Pengukuran
a. Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu
Pengukuran kebutuhan berdasarkan persepsi individu, dilakukan dengan
pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan mengenai kebutuhan berdasarakan persepsi
individu. Diberikan nilai 2 bagi responden yang memberikan jawaban positif dan
nilai 1 bagi responden dengan jawaban negatif. Kategori responden dibagi pada dua
kategori yaitu responden yang berada di atas
median termasuk mempunyai
kebutuhan tinggi dan di bawah median termasuk mempunyai kebutuhan rendah, hal
ini sesuai dengan standar Depkes RI bahwa 50% - 75% termasuk kategori cukup.
b. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Pengukuran pemanfaatan pelayanan kesehatan, dilakukan dengan pemberian
nilai pada tiap-tiap pertanyaan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pemberian nilai 2
bagi yang menyatakan memanfaatkan pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya
puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter gigi, dan nilai 1 bagi yang tidak
memanfaatkan.
c. Kebutuhan yang Ditentukan Melalui Pemeriksaan Dokter Gigi (DMF-T)
Pengukuran DMF-T dilakukan di rumah responden dengan cara memeriksa
gigi responden dengan sinar matahari dan apabila pencahayaannya kurang, dilakukan
penerangan dengan menggunakan senter, lesi karies ditentukan dengan menjalankan
sonde pada kavitas dan sonde sangkut. Indeks DMF-T merupakan penjumlahan lesi
karies (D), gigi yang sudah dicabut karena karies (M) dan gigi yang sudah ditambal
(F), kemudian dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. Pengukuran DMF-T
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
menggunakan standar menurut WHO yang sudah dimodifikasi. Responden yang
memiliki indeks karies ≤ 4,4 dimasukkan kedalam kategori rendah dan sedang, bagi
responden dengan indeks karies > 4,4 dimasukkan kedalam kategori tinggi dan sangat
tinggi.
d. Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan responden mengenai keberadaan unit pelayanan
kesehatan gigi
dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan
pengetahuan. Diberikan nilai 2 bagi yang tahu dan nilai 1 bagi yang tidak tahu. Bagi
responden yang memiliki nilai < 5 dikategorikan tidak tahu dan yang memiliki nilai
≥ 5 dikategorikan tahu.
e. Sikap
Pengukuran sikap responden, dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap
pertanyaan mengenai sikap. Diberikan nilai 2 bagi responden yang memberikan
jawaban positif dan 1 bagi responden dengan jawaban negatif. Kategori responden
dibagi pada dua kategori yaitu responden yang berada di atas median termasuk
mempunyai sikap baik dan di bawah median termasuk sikap kurang.
f. Persepsi
Pengukuran mengenai persepsi responden , dilakukan dengan pemberian nilai
pada tiap-tiap pertanyaan mengenai persepsi/belief . Diberikan nilai 2 bagi responden
yang memberikan jawaban positif dan 1 bagi responden dengan jawaban negatif.
Kategori responden dibagi pada dua kategori yaitu responden yang berada di atas
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
median termasuk mempunyai persepsi baik dan di bawah median termasuk persepsi
kurang.
g. Kepemilikan Asuransi
Pengukuran mengenai kepemilikan asuransi responden dilihat dari jawaban
responden apakah memiliki asuransi atau tidak memiliki.
h. Pendapatan
Pendapatan
responden
merupakan
penghasilan
responden
perbulan,
pengukuran pendapatan di bagi pada dua kategori yaitu bagi responden yang berada
di atas upah minimum Kota Pematang Siantar di masukkan pada responden dengan
pendapatan tinggi dan yang berada di bawah upah minimum Kota Pematang Siantar
termasuk pada responden dengan pendapatan rendah. Upah minimum Kota Pematang
Siantar merujuk kepada keputusan Gubernur Sumatera Utara tahun 2006, yaitu
sebesar Rp. 761.000 (Tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah) perbulan.
Analisis data
Tujuan akhir dari analisis data adalah untuk membuktikan hipotesis
penelitian, untuk menguji hipotesis penelitian, maka dilakukan analisis bivariat
dengan uji chi square, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
(kebutuhan yang dirasakan individu dan DMF-T indeks) dengan variabel dependen
(pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi). Pada analisis ini ditentukan terlebih dahulu
hipotesis nol, dengan tingkat kemaknaan 5 % ( α = 0,05 ), bila diperoleh nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis nol ditolak artinya ada
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
hubungan antara kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan
melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada
masyarakat di Kota Pematang Siantar.
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya variabel konfonder
(pengetahuan, persepsi, sikap,
kepemilikan asuransi, dan pendapatan perbulan)
hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi serta melihat besarnya hubungan antara kebutuhan yaitu kebutuhan
yang dirasakan dan kebutuhan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi setelah variabel konfonder dikontrol. Penghitungan ini
dilakukan dengan regresi logistik ganda, sehingga didapatkan hubungan yang murni
antara variabel bebas dengan variabel terikat tanpa adanya variabel konfonder.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Kota Pematang Siantar
Untuk mengenal daerah tempat penelitian ini, maka diuraikan gambaran
umum Kota Pematang Siantar menurut geografi, iklim, pemerintahan, dan pelayanan
kesehatan. Secara geografi Kota Pematang Siantar terletak diantara 2° 50° 29° - 2°
50° 23° LU dan 99° 05° - 99° 02° BT, serta berada 400 meter diatas permukaan laut,
beriklim sedang dengan suhu maksimum 31,1° C dan suhu minimum 19,1° C, curah
hujan rata-rata 256 mm dan kelembaban udara rata-rata 84,57 %. Kota Pematang
Siantar perbatasannya dikelilingi wilayah Kabupaten Simalungun. Luas wilayah Kota
Pematang Siantar adalah 79,971 km².
Kota Pematang Siantar merupakan salah satu dari 28 kabupaten dan kota di
Propinsi Sumatera Utara. Kota Pematang Siantar merupakan kota kedua terbesar
setelah Kota Medan. Administrasi kota dipimpin oleh seorang walikota dan pada saat
ini terdiri dari 7 kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah penduduk 247.837 jiwa,
yang berarti kepadatan penduduk 3.099 jiwa /km².
Penelitian ini dilakukan di Kota Pematang Siantar yang diwakili Kecamatan
Siantar Barat dan Kecamatan Marihat. Jumlah penduduk kecamatan Siantar Barat
sampai bulan Januari tahun 2007 adalah 48.051, jumlah penduduk wanita 24.444
jiwa, dan laki-laki 23.607 jiwa. Kecamatan Siantar Barat mempunyai luas wilayah
3,25 km², kepadatan penduduk 14.790 jiwa/km². Pembangunan jalan sudah merata
sehingga transportasi sudah berjalan dengan baik. Kecamatan Siantar Barat
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
merupakan kecamatan dengan tipe jasa dan perdagangan. Kecamatan Siantar Marihat
mempunyai jumlah penduduk 32.511 jiwa yang terdiri dari 16.581 jiwa dan laki-laki
15.930 jiwa. Kecamatan Siantar Marihat mempunyai luas 25,83 km², kepadatan
penduduk 1.258 jiwa/km².
Sarana pelayanan kesehatan gigi yang ada di Kota Pematang Siantar sebesar
55 unit dengan rasio terhadap penduduk 1 : 4.506 penduduk. Puskesmas dijumpai
pada semua kecamatan dengan jumlah keseluruhannya adalah
17 puskesmas
sehingga rasio puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 1 : 14.579 penduduk.
Jumlah puskesmas ini sudah memadai bila dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan yaitu satu puskesmas untuk 30.000 jiwa. Rasio dokter gigi dan penduduk
di kecamatan Siantar Barat adalah 1 : 9.610 penduduk sedangkan di kecamatan
Siantar Marihat 1 : 8.127 penduduk.
Gambaran Karakteristik Responden
Karakterisik responden penelitian ini menggambarkan bahwa persentase
perempuan yaitu 61,85 %, lebih besar dibandingkan dengan laki-laki 38,15 %.
Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU sebanyak 70,90 %.
Pekerjaan responden yang terbanyak
adalah wiraswasta sebanyak 39,66 %).
Gambaran karakteristik responden menurut status perkawinan yang terbanyak adalah
responden yang sudah berkeluarga dan ibu rumah tangga (Tabel 2).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 2. Gambaran Karakteristik Responden di Kota Pematang Siantar
Tahun 2007
Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Umur
15 – 24
25 – 34
35 – 44
45 – 65
Total
Pendidikan
SD
SLTP
SMU
PT
Total
Pekerjaan
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
PNS/TNI/Pensiunan
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Total
Status Perkawinan
Kawin
Tidak Kawin
Janda/Duda
Total
N
Persentase
177
297
464
38,15
61,85
100
127
139
107
91
464
27,37
29,96
23,06
19,61
100
19
71
329
45
464
4,1
15,3
70,9
9,7
100
184
113
73
37
17
464
39,66
24,36
15,73
7,97
3,66
100
298
135
31
464
64
29
7
100
Gambaran Perceived Need (Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan
Persepsi Individu)
Responden yang menyatakan memiliki gigi berlubang 51,3% sedangkan yang
menyatakan tidak 48,7%. Selama 6 bulan terakhir, responden yang menyatakan
mengalami sakit gigi 54,3% dan yang tidak menyatakan mengalami sebesar 45,7%
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
sedangkan yang menyatakan mendapatkan perawatan 41,8% dari jumlah responden
yang mengeluhkan sakit gigi. Responden yang menyatakan bahwa penyakit karies
gigi tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari sebanyak 38,7% dan yang menyatakan
mengganggu 61,3%. Persentase responden yang menyatakan rutin memeriksakan
kesehatan gigi 32,1 % sedangkan yang menyatakan tidak rutin
67,9%. Responden
yang menyatakan membutuhkan perawatan gigi pada saat ini 68,1% sedangkan yang
menyatakan tidak 31,9% ( Tabel 3).
Tabel 3. Persentase Responden Menurut Kebutuhan Perawatan Karies
Gigi Berdasarkan Persepsi Individu di Kota Pematang Siantar
Tahun 2007
No.
1
2
3
4
5
6
Persepsi Kebutuhan Perawatan
Karies Gigi
Mempunyai gigi berlubang
-Ya
-Tidak
Merasakan sakit gigi 6
bulan terakhir
-Ya
-Tidak
Mendapatkan perawatan gigi 6
bulan terakhir
-Ya
-Tidak
Karies Gigi tidak menggangu
pekerjaan
-Ya
-Tidak
Rutinitas memeriksakan gigi
-Ya
-Tidak
Saat ini butuh perawatan gigi
-Ya
-Tidak
N
Persentase
238
226
51,3
48,7
252
212
54,3
45,7
194
270
41,8
58,2
180
284
38,7
61,3
149
315
32,1
67,9
316
148
68,1
31,9
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Gambaran Evaluated Need ( Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi )
Prevalensi karies berdasarkan kelompok umur cukup tinggi, yaitu 93,70% 100% dan terlihat ada kecendrungan kenaikan prevalensi karies seiring dengan
pertambahan umur (Tabel 4).
Tabel 4. Prevalensi Karies Gigi Menurut Kelompok Umur di Kota Pematang
Siantar Tahun 2007
Jumlah
penderita
Karies
(DMF-T>0)
Jumlah
responden
Prevalensi
15 – 24
119
127
93,70
25 – 34
135
139
97,12
35 – 44
106
107
99,10
45 – 65
91
91
451
464
Kelompok umur
(tahun)
Total
100
97,2
Pengalaman karies gigi rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan gigi dengan
lesi karies (D), gigi yang sudah dicabut (M) dan gigi yang sudah ditambal (F) dibagi
dengan jumlah responden yang diperiksa. Pada penelitian ini indeks karies rata-rata
= 6,43, yang berarti bahwa kerusakan gigi rata-rata per orang adalah 6 gigi, yang di
dominasi oleh D dan M dengan rata-rata D = 4 dan rata-rata gigi yang hilang = 2
sedangkan rata-rata gigi yang sudah ditambal masih terlalu rendah yaitu 0,16 gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Apabila dilihat dari kelompok umur ternyata ada kenaikan jumlah pengalaman karies
gigi rata-rata seiring bertambahnya umur. Pada kelompok umur 15 – 24 tahun DMFT rata-rata 4,37 ± 1.84, pada kelompok umur 25 – 34 tahun DMF-T rata-rata 5,70 ±
2,06, pada kelompok umur 35 – 44 tahun DMF-T rata-rata 7,10 ± 3,47 dan pada
kelompok umur 45 – 65 tahun DMF-T rata-rata 9,65 ± 4,45 (Tabel 5).
Tabel 5. Pengalaman Karies Gigi (DMF-T) Responden Menurut Kelompok
Umur di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
Kelompok umur
(tahun)
Jumlah
Responden
DMF-t
Rata-rata
D
15 – 24
127
4,37
1,84
25 – 34
139
5,70
2,06
35 – 44
107
7,10
3,47
45 – 65
91
9,65
4,45
Total
464
6,43
3
Berdasarkan standar yang ditentukan oleh WHO, responden di dua kecamatan
Kota Pematang Siantar yang memiliki indeks karies gigi tinggi yaitu indeks karies
lebih besar dari 4,4 sebesar 57,9% ( Tabel 6 ).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi
(DMF-T) Menurut Standar yang Ditentukan WHO yang Sudah
Dimodifikasi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No.
DMF-T
N
Persentase
1
Rendah dan Sedang ( ≤ 4,4 )
195
42,1
2
Tinggi dan Sangat Tinggi ( > 4,4 )
269
57,9
Faktor-Faktor Predisposisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
Responden yang menyatakan berkeyakinan semua orang dapat menderita
karies gigi sebanyak 97,2% sedangkan yang
menyatakan tidak 2,8%. Keyakinan
responden tentang penyakit karies gigi berbahaya bagi kesehatan sebanyak 69,8%
sedangkan yang menyatakan tidak 30,2%. Penyakit karies gigi dapat menyebabkan
penyakit pada bagian tubuh lain sebanyak 66,6% dan yang tidak menyatakan 33,4%.
Responden yang menyatakan berkeyakinan bahwa penyakit karies gigi dapat sembuh
tanpa diobati sebanyak 13,2% sedangkan yang menyatakan tidak 86,8%(Tabel 7).
Responden yang menyatakan setuju bahwa kesehatan gigi mempunyai arti
penting bagi dirinya sebanyak 98,1% sedangkan yang menyatakan tidak 1,9%.
Responden yang menyatakan tidak keberatan meninggalkan pekerjaan untuk berobat
gigi sebanyak 60,3% sedangkan yang menyatakan keberatan 39,7%. Responden yang
menyatakan bau mulut dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain sebanyak
91,6% sedangkan yang menyatakan tidak mempengaruhi hubungan dengan orang
lain 8,4%. Sebanyak 96,3% responden mengatakan kerusakan gigi dapat merusak
penampilan sedangkan yang menyatakan tidak 3,7% (Tabel 8).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 7. Persentase Persepsi Responden Mengenai Penyakit Karies Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No.
1
2
3
4
Persepsi Penyakit Karies Gigi
Semua orang dapat menderita
karies gigi
-Ya
-Tidak
Penyakit karies Gigi berbahaya
bagi kesehatan
- Ya
- Tidak
Penyakit karies gigi dapat
menyebabkan penyakit pada
bagian tubuh yang lain
- Ya
- Tidak
Penyakit karies Gigi dapat
sembuh tanpa diobati
- Ya
- Tidak
N
Persentase
451
13
97,2
2,8
324
140
69,8
30,2
309
155
66,6
33,4
61
403
13,2
86,8
Pengetahuan responden mengenai keberadaan unit pelayanan kesehatan gigi
sebanyak 91,8% menyatakan mengetahui adanya unit pelayanan kesehatan gigi di
daerahnya sedangkan 8,2% menyatakan tidak mengetahui (Tabel 9).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 8. Persentase Sikap Responden terhadap Penyakit Karies Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No.
1
2
3
4
Sikap
Kesehatan gigi mempunyai arti
penting
- Ya
- Tidak
Jika sakit gigi, dapat meninggalkan
pekerjaan untuk berobat gigi
- Ya
- Tidak
Bau mulut dapat mempengaruhi
hubungan dengan orang lain
- Ya
- Tidak
Kerusakan gigi depan dapat merusak
penampilan
- Ya
- Tidak
N
Persentase
455
9
98,1
1,9
280
184
60,3
39,7
425
39
91,6
8,4
447
17
96,3
3,7
Tabel 9. Persentase Pengetahuan Mengenai Keberadaan Unit Pelayanan
Kesehatan Gigi Responden di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
Keberadaan Pelayanan
Kesehatan Gigi
Tahu
Tidak tahu
N
Persentase
426
38
91,8
8,2
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Faktor-Faktor Enabling Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
Responden yang menyatakan memiliki asuransi kesehatan sosial sebanyak
24,1%, asuransi kesehatan masyarakat miskin 0,4%, asuransi lainnya (Prudential dan
AIG Life) 9,1%, dan tidak memiliki asuransi 66,4% (Tabel 10)
Tabel 10. Persentase Kepemilikan Asuransi Kesehatan Responden di
Kota Pematang Siantar Tahun 2007
Asuransi
Asuransi Sosial
Askeskin
Asuransi Lainnya
Tidak memiliki asuransi
N
Persentase
112
24,1
2
0,4
42
9,1
308
66,4
Responden yang menyatakan pendapatannya di atas upah minimum
regional (UMR) sebanyak 61,6% sedangkan yang menyatakan berada di bawah
UMR 38,4% (Tabel 10). Khusus bagi responden yang mendapatkan perawatan
gigi, rata-rata biaya yang dikeluarkan pada saat mendapatkan perawatan gigi
sebesar Rp.13.000 dan menurut responden tarif tersebut tidak mahal dan sudah
dianggap wajar.
Responden yang menyatakan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
sebanyak 74,8% sedangkan yang menyatakan tidak memanfaatkan 25,2% (Tabel 12).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 11. Persentase Pendapatan Responden di Kota Pematang Siantar
Tahun 2007
Pendapatan
N
Persentase
Di atas UMR
286
61,6
Di bawah UMR
178
38,4
Tabel 12. Persentase Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi
N
Persentase
Memanfaatkan
347
74,8
Tidak memanfaatkan
117
25,2
Hubungan antara Faktor-faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,018
dan prevalensi rasio = 2,340 ( CI 95%. 1,184 – 4,627 ). Responden yang mengetahui
adanya unit pelayanan kesehatan gigi berpeluang 2,340 kali memanfaatkan pelayanan
kesehatan gigi bila dibandingkan dengan yang tidak mengetahui.
Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi dengan nlai p= 0,009 dan prevalensi rasio = 1,837( CI 95 %
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
:1,169 – 2,887). Responden yang persepsinya dalam kategori baik berpeluang
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 1,837 kali dibandingkan dengan responden
dengan kategori kurang.
Sikap responden terlihat mempunyai hubungan yang bermakna dengan
pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,001 dan prevalensi rasio
= 2,233 ( CI 95 % 1,458 – 3,420 ). Responden yang sikapnya dalam kategori baik
berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 2,233 kali dibandingkan
responden yang sikapnya dalam kategori rendah.
Ada hubungan antara asuransi yang dimiliki responden dengan pemanfaaatan
pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p=0,041 dan prevalensi rasio= 1,653 ( CI 95 %
: 1,034 -2,643 ) . Responden yang memiliki asuransi berpeluang memanfaatkan
pelayanan kesehatan gigi sebesar 1,653 kali dibandingkan dengan yang tidak
memiliki asuransi kesehatan.
Pendapatan responden berhubungan secara bermakna dengan pemanfaaatan
pelayanan kesehatan gigi
dengan nilai p = 0,036 dan prevalensi rasio = 1,642
( CI 95% 1,047-2,575 ) . Responden yang tingkat pendapatannya tinggi yaitu diatas
UMR berpeluang 1.642 kali berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di
bandingkan dengan responden yang yang tingkat pendapatannya kategori rendah
(dibawah UMR)(Tabel 13).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 13. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Asuransi dan Pendapatan
dengan Pemanfaaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang
Siantar Tahun 2007
Variabel
Pengetahuan
- Tahu
- Tidak tahu
Persepsi
- Baik
- Kurang
Sikap
- Baik
- Kurang
Pemanfaatan
(baik)
N
%
Pemanfaatan
(kurang)
N
%
325
22
76,3
57,9
101
16
23,7
42,1
RP = 2,340
X² = 6,261
Df = 1
p = 0,018
149
198
81,4
70,5
34
83
18,6
29,5
RP = 1,837
X² = 7,057
Df = 1
p = 0,009
81,4
66,2
49
68
18,6
33,8
RP = 2,233
X² = 13,958
Df = 1
p = 0,001
214
133
Hasil analisis statistik
Asuransi
- Tidak Memiliki
- Memiliki
221
126
71,8
80,8
87
30
28,2
19,2
RP = 1,653
X² = 4,464
Df = 1
p = 0,041
Pendapatan
- Tinggi
- Rendah
204
143
71,3
80,3
82
35
28,7
19,7
RP = 1,642
X² = 4,772
Df = 1
p = 0,036
Hubungan antara Perceived
Pelayanan Kesehatan Gigi
Hasil analisis hubungan
dan Evaluated need
dengan Pemanfaatan
variabel kebutuhan yang dirasakan
dengan
pemanfaatan pelayanan gigi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
dengan nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio = 1,684 ( CI 95 % : 1,105-2,568 ).
Responden dengan kebutuhan dalam kategori tinggi berpeluang memanfaatkan
pelayanan kesehatan gigi 1,684 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki
kebutuhan kategori rendah (Tabel 14).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan yang ditentukan melalui
pemeriksaan dokter gigi (DMF-T) dengan pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi
dengan nilai p = 0,04 dan prevalensi rasio = 1,578 ( CI 95 % : 1,035 - 2,406) .
Responden dengan DMF-T tinggi dan sangat tinggi berpeluang mengalami
pemanfaatan pelayanan kesehatan
sebesar 1,578 kali dibandingkan dengan yang
keadaan DMF-T nya kategori rendah dan sedang (Tabel 14).
Tabel 14. Hubungan Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu dan DMF-T
dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang
Siantar Tahun 2007
Variabel
Kebutuhan
- Tinggi
- Rendah
DMFT
- Tinggi
- Rendah
Pemanfaatan
Baik
N
%
Pemanfaatan
Kurang
N
%
205
142
79,2
69,3
54
63
20,8
30,7
RP = 1,684
X² = 5,926
78,4
69,7
58
59
21,6
30,3
RP = 1,578
X² = 4,532
211
136
Hasil analisis statistik
Df = 1
p = 0,018
Df = 1
p = 0,04
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel mana yang menjadi
variabel perancu/konfonder dengan menggunakan regresi logistik ganda. Variabel
yang mempunyai nilai p < 0,25 dalam analisis bivariat dapat dijadikan model pada
analisis multivariat. Analisis dilakukan antara variabel utama dan variabel
perancu/konfonder terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Selanjutnya
dilakukan uji interaksi antara variabel utama dengan variabel konfonder dalam
mempengaruhi variabel independen. Langkah berikutnya adalah dengan memeriksa
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
indeks konfonder dalam persamaan akhir. Tabel 15 menunjukkan semua variabel
memiliki p < 0,25, berarti semua variabel layak dimasukkan menjadi model dalam
analisis multivariat
Tabel 15. Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel Kebutuhan, Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
Variabel
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
Kebutuhan
Nilai P= 0,0467 Prevalensi rasio = 1,608
Pengetahuan
Nilai P = 0,010 Prevalensi rasio = 2,641
Persepsi
Nilai P = 0,001
Prevalensi rasio = 3,505
Sikap
Nilai P = 0,001
Prevalensi rasio = 3,200
Askes
Nilai P = 0,005
Prevalensi rasio = 2,099
Pendapatan
Nilai P = 0,093
Prevalensi rasio = 1,510
Tabel 16 menunjukkan prevalensi rasio analisis multivariat antara variabel
kebutuhan, faktor predisposisi, enabling terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan
gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel. 16. Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik
Ganda Antara Variabel Kebutuhan , Pengetahuan, Persepsi,
Sikap, Askes, Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
Variabel
Kebutuhan
Pengetahuan
Persepsi
Sikap
Pendapatan
Askes
Prevalensi
rasio
1,608
2,641
3,505
3,200
1,510
2,099
CI 95%
1,006
1,205
2,056
1,961
0,934
1,006
–
–
–
–
–
–
2,517
5,975
5,975
5,223
2,443
2,517
Nilai
P
0,0467
0,010
0,001
0,001
0,093
0,005
Dalam hubungan variabel kebutuhan berdasarkan persepsi individu dengan
pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi, ada satu variabel yang tidak berinteraksi
yaitu kebutuhan dengan pendapatan (Tabel 17).
Tabel 17. Uji Interaksi Antara Variabel Kebutuhan dengan Variabel
Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang
Siantar Tahun 2007
No
Variabel
1
2
3
4
5
Kebutuhan dengan pengetahuan
Kebutuhan dengan persepsi
Kebutuhan dengan Sikap
Kebutuhan dengan pendapatan
Kebutuhan denganAskes
Prevalensi
rasio
0,601
1,592
1,490
1,141
1,402
CI 95%
0,403 – 0,893
1,149 – 2,205
1,128 – 1,968
0,850 – 1,530
1,032 - 1,905
Nilai
p
0,012
0,005
0,005
0,379
0,031
Tabel 18 menunjukkan tidak satupun variabel yang menjadi pengganggu
hubungan antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi .
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 18. Pemeriksaan Variabel Perancu/Konfonder Hubungan antara
Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
Variabel
Prevalensi
rasio Sebelum
1,732
2,033
1,846
1,608
1,649
Pengetahuan
Persepsi
Sikap
Pendapatan
Askes
Prevalensi
rasio Sesudah
1,846
1,338
2,033
1,649
1,732
Selisih (%)
-6,17551
51,9432
-9,19823
-2,48636
-4,79215
Tabel 19 menunjukkan responden dengan persepsi kebutuhan tinggi akan
berpeluang 1,649 kali memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi setelah dikontrol
variabel pengetahuan, persepsi dan sikap serta kepemilikan asuransi.
Tabel 19. Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Kebutuhan Berdasarkan
Persepsi Individu dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No.
Variabel
Β
1.
Pengetahuan
0,948
Prevalensi
rasio
2,581
CI 95%
1,243 – 5,356
Nilai
P
0,011
2.
Persepsi
1,238
3,488
2,022 – 5,882
0,001
3.
Sikap
1,208
3,346
2,053 – 5,454
0,001
4
Askes
0,792
2,207
1,324 – 3,681
0,002
5.
Kebutuhan
0,500
1,649
1,033 - 2,633
0,036
Tabel 20 menunjukkan semua variabel memiliki p < 0,25, berarti semua
variabel layak dimasukkan menjadi model dalam analisa multivariat hubungan
kebutuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 20. Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel DMF-T, Pengetahuan,
Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No
Variabel
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
1
DMF-T
Nilai p = 0,040
Prevalensi rasio = 1,578
2
Pengetahuan
Nil ai p = 0,010
Prevalensi rasio = 2,641
3
Persepsi
Nilai p = 0,001
Prevalensi rasio = 3,505
4
Sikap
Nilai p = 0,001
Prevalensi rasio = 3,200
5
Askes
Nilai p = 0,005
Prevalensi rasio = 2,099
6
Pendapatan
Nilai p = 0,093
Prevalensi rasio = 1,510
Setelah dilakukan uji multivariat terhadap variabel yang layak dijadikan
model ternyata variabel pendapatan tidak mempunyai hubungan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi, sehingga pada variabel tersebut tidak dilakukan uji
interaksi (Tabel 21).
Tabel 21. Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik
Ganda Antara Variabel DMF-T,Pengetahuan, Persepsi, Sikap,
Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
Variabel
Prevalensi
CI 95%
rasio
DMF-T
2,353
1,453 – 3,809
Pengetahuan
2,654
1,264 – 5,569
Persepsi
4,004
2,436 – 6,778
Sikap
4,063
0,973 – 2,583
Pendapatan
1,584
0,065 - 1,584
Askes
2,178
1,292 – 3,674
Dalam hubungan variabel DMF-T dengan pemanfaatan pelayanan
Nilai
P
0,001
0,010
0,001
0,001
0,065
0,004
kesehatan
gigi, ada satu variabel yang tidak berinteraksi yaitu DMF-T dengan kepemilikan
asuransi. (Tabel 22).
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 22. Uji Interaksi Antara Variabel DMF-T dengan Variabel
Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun
2007
No
1
2
3
4
Variabel
DMF-T dengan Pengetahuan
DMF-T dengan Persepsi
DMF-T dengan Sikap
DMF-T dengan Askes
Prevalensi
rasio
0,634
1,843
1,823
1,226
CI 95%
0,440 – 0,914
1,330 – 2,554
1,371 - 2,424
0,918 – 1,636
Nilai
P
0,015
0,001
0,001
0,167
Tabel 23 menunjukkan bahwa yang menjadi variabel pengganggu adalah
variabel persepsi responden dan sikap responden .
Tabel 23. Pemeriksaan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Pendapatan
dan Asuransi sebagai Konfonder dalam Hubungan DMF-T
dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota
Pematang Siantar Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
Variabel
Pengetahuan
Persepsi
Sikap
Pendapatan
Askes
Prevalensi
rasio Sebelum
2,334
1,850
2,383
2,353
2,417
Prevalensi
rasio Sesudah
2,417
1,578
1,850
2,334
2,283
Selisih (%)
-3,43401
17,23701
28,81081
0,814053
1,426773
Tabel 24 menunjukkan bahwa responden yang tingkat DMF-T tinggi dan
sangat tinggi berpeluang 2,383 kali memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
setelah dikontrol variabel persepsi dan sikap.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 24.
Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel Persepsi,
Sikap dalam Hubungan antara DMF-T dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun
2007
No.
Prevalensi
Nilai
Variabel
Β
rasio
CI 95%
P
1.
Persepsi
1,164
3,202
1,194 – 5,357
0,001
2.
Sikap
1,236
3,442
2,135 – 5,548
0,001
3.
DMF-T
0,868
2, 383
1,493 – 3,802
0,001
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
PEMBAHASAN
Perceived need
Individu)
Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Persepsi
Kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need), adalah kebutuhan
yang ditentukan oleh individu itu sendiri dan bersifat subjektif. Kebutuhan perawatan
karies gigi berdasarkan persepsi individu pada penelitian ini cukup tinggi, hal ini
terlihat dari lebih separuh jawaban responden menyatakan memiliki gigi berlubang,
merasakan sakit gigi enam bulan terakhir dan tidak mendapatkan perawatan, karies
gigi mengganggu pekerjaan, serta pada saat ini membutuhkan perawatan gigi
(Tabel 3). Hal ini mungkin karena persentase responden tamatan SMU yaitu 70,9%
dan 61,85% adalah perempuan (Tabel 2), ini sesuai dengan Azwar (1996) dan
Muninjaya (2004) yang menyatakan bahwa kebutuhan yang dirasakan individu
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tinggi pula kebutuhan akan pelayanan kesehatan gigi. Demikian juga
Gondhoyuwono (1987) yang menyatakan bahwa perempuan lebih memperhatikan
keindahan, kebersihan, penampilan diri, sehingga berupaya mengatasi masalah
kesehatan yang timbul pada gigi dan mulutnya. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
kesehatan berdasarkan persepsi individu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap
kesehatan individu tersebut, agar pengetahuan dan sikap kesehatan gigi masyarakat
meningkat, perlu dilaksanakan usaha kesehatan gigi di sekolah dan masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Evaluated need
Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Hasil
Pemeriksaan Dokter Gigi)
Gambaran karies gigi dapat dilihat dari prevalensi dan pengalaman karies gigi
(DMF-T). Prevalensi dan pengalaman karies gigi kelompok umur 35 – 44 tahun pada
penelitian ini yaitu (99,10 dan 7,10) lebih tinggi bila dibandingkan dengan data
SKRT (2001) yaitu (80,21 dan 4,4) dan penelitian Situmorang, N. (2004) di dua
kecamatan Kota Medan yaitu ( 98,21 dan 7,02).
Rata-rata indeks karies pada penelitian ini yaitu 6,43 yang berarti jumlah ratarata kerusakan gigi per orang adalah 6 gigi yang di dominasi oleh D dan M, rata-rata
gigi yang sudah ditambal pada penelitian ini adalah 0,16 gigi, hasil ini juga lebih
tinggi bila dibandingkan dengan SKRT tahun 2001 yaitu 5,3, hal ini menunjukkan
bahwa kebutuhan akan perawatan karies gigi cukup tinggi dan kesadaran masyarakat
untuk datang melakukan perawatan karies gigi masih rendah. Hasil pengamatan
dilapangan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan
penambalan masih minim, kecilnya angka penambakan ini mungkin disebabkan oleh
faktor tersebut. Starategi untuk meningkatkan angka penambalan gigi dengan
menggunakan teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART). ART ini adalah suatu
tindakan yang didasarkan pada ekskavasi lubang gigi dengan hanya menggunakan
hand instrument dan bahan tumpatan glass ionomer dengan indikasi pada karies
superfisial, karies media, pit dan fisur yang dalam (Depkes RI, 2002).
Dalam upaya menurunkan indeks karies, WHO sedang menggalakkan
program yang menyeluruh dan melibatkan petugas kesehatan yang ada seperti bidan
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
desa, perawat umum, ahli gizi, yang berorientasi pada pencegahan penyakit
(Axelsson, 1999). Pada tatanan masyarakat Indonesia penerapan pola ini dapat
dilaksanakan pada saat kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dapat dilakukan
penyuluhan dan pemeriksaan pada meja 5, dengan memanfaatkan tenaga bidan desa
dan perawat umum setelah diberikan pelatihan penyuluhan dan pemeriksaan gigi.
Hubungan antara Faktor Perdisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Gigi
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dalam hal ini adalah keberadaan unit
pelayanan kesehatan gigi, responden yang mengetahui adanya unit pelayanan
kesehatan gigi cukup tinggi, yaitu 91,8%, hal ini dimungkinkan oleh karena sarana
dan prasarana transportasi sudah baik.
Hubungan antara pengetahuan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat adanya hubungan yang bermakna, hal
ini terlihat dari nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio sebesar 2,340.
Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip dari Morgan, persepsi merupakan
suatu dasar penting dalam proses psikologi. Persepsi adalah berkaitan dengan
bagaimana seseorang merasakan, melihat, mengalami gejala yang ada di dunia ini.
Responden di dua kecamatan mempunyai keyakinan bahwa semua orang dapat
menderita karies gigi sehingga dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan gigi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kristanti (2002),
menyatakan bahwa penyebab rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
kesehatan gigi adalah adanya persepsi mengenai penyakit gigi bukan merupakan
penyakit yang berbahaya atau penyebab kematian. Demikian juga teori dari Kirscht,
(1971) yang menyatakan ada empat elemen yang mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku, antara lain : Threath, yaitu ancaman yang dilihat seseorang yang
didasarkan pada penilaian terhadap kemungkinan yang ditimbulkan penyakit
misalnya anggapan bahwa penyakit karies gigi dapat berakibat parah. Kehilangan gigi
terutama gigi depan dapat mengganggu estetis sehingga berpengaruh pada aktivitas
sosial, dapat mengganggu fungsi penguyahan, atau penyakit karies gigi tidak dapat
sembuh tanpa diobati dan Perceived Benefits yaitu, persepsi mengenai manfaat yang
dirasakan apabila mengambil tindakan terhadap gejala yang dirasakan untuk
mengurangi ancaman. Hasil analisis hubungan antara persepsi dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan
nilai p = 0,009 dan prevalensi rasio sebesar 1,837.
Sikap merupakan pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap rangsangan
yang diterimanya, sikap responden di Kota Pematang Siantar mengenai kesehatan
gigi sudah cukup baik, lebih separuh responden menyatakan kesehatan gigi
mempunyai arti penting bagi dirinya dan akan mencari pengobatan apabila
mengalami gangguan pada kesehatan giginya. Namun ini belum merupakan perilaku
seperti apa yang dinyatakan responden, baiknya sikap responden pada penelitian ini
kemungkinan dipengaruhi oleh cara pengambilan data yang dilakukan melalui
wawancara dengan bantuan kuesioner, kemungkinan jawaban responden kurang
objektif karena pilihan jawaban kuesioner yang terbatas pada ya dan tidak, serta
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
pertanyaan kuesioner masih kurang untuk menggali informasi yang sebenarnya
sehingga sikap responden cenderung menjadi positif. Sikap responden mempunyai
hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai p
= 0.001 dengan prevalensi rasio sebesar 2,233. Hal ini sesuai dengan teori dari Green
(1980 ) dan Notoatmodjo (2003, 2005), yang menyatakan bahwa faktor-faktor
perilaku kesehatan di pengaruhi oleh faktor predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, persepsi, dan sikap.
Kepemilikan asuransi responden mempunyai hubungan yang bermakna
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,041 dan prevalensi
rasio sebesar 1,653. Pendapatan responden pada penelitian ini cukup baik, hal ini
kemungkinan karena standar yang ditentukan masih terlalu rendah yaitu upah
minimum regional sebesar Rp.761.000, sedangkan pada saat ini, pendapatan sebesar
ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan pemenuhan
kebutuhan kesehatan gigi. Rendahnya standar yang dibuat menyebabkan pendapatan
responden sebahagian besar berada diatas UMR. Pendapatan responden berhubungan
secara bermakna dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p =
0,036 dan prevalensi rasio sebesar 1,642. Hasil ini didukung oleh teori Andersen
(1975) dan Notoatmodjo (2003, 2005), yang mengatakan bahwa faktor perilaku
pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor enabling yaitu pendapatan
dan asuransi. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Berkowitz (1997), bahwa tingkat
pendapatan populasi berpengaruh pada penggunaan pelayanan kesehatan.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan antara Perceived
Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan
Perceived need merupakan kebutuhan yang bersifat subjektif, semakin tinggi
kebutuhan yang dirasakan individu maka semakin baik pula tingkat pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi. Hubungan antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat hubungan yang bermakna
dengan nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio sebesar 1,649. Evaluated need yaitu
kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi merupakan kebutuhan
yang bersifat objektif sehingga pemenuhan kebutuhannya bersifat mutlak. Hubungan
antara kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat hubungan yang signifikan dengan
nilai p = 0,04 dengan prevalensi rasio = 2,383. Hal ini menunjukkan bahwa
kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter gigi mempunyai peran yang cukup besar dalam menentukan
apakah memanfaatkan unit pelayanan kesehatan gigi atau tidak, semakin besar
kebutuhan individu semakin besar pula peluang dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi. Masyarakat kurang merasakan pentingnya perawatan karies gigi, hal
ini sesuai dengan penelitian Sinaga, R (2007) yaitu angka kunjungan ulang pasien
gigi di RSUD. Dr. Djasamen Saragih rendah, kurangnya pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi dapat saja dipengaruhi oleh karena ketidaktahuan individu akan
kebutuhan perawatan giginya secara objektif, sehingga perlu dilakukan penyuluhan
kesehatan gigi pada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam pemeliharaan
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
kesehatan gigi, dan membuat kartu rencana perawatan karies gigi serta
memberikannya kepada pasien yang berkunjung ke poliklinik gigi, sehingga pasien
mengetahui kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter
gigi.
Persepsi, sikap, pengetahuan mengenai unit pelayanan kesehatan gigi,
kepemilikan asuransi dan pendapatan merupakan variabel yang disertakan dalam
analisis hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi. Setelah dilakukan uji regresi logistik ganda pada hubungan
perceived need dengan pemanfaatan pelayaan kesehatan gigi ternyata tidak didapati
variabel konfonder hubungan sedangkan pada hubungan antara evaluated need
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, variabel persepsi dan sikap
merupakan variabel konfonder. Bila dibandingkan hubungan antara perceived need
(kebutuhan berdasarkan persepsi individu) dengan evaluated need (kebutuhan
berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan
gigi), ternyata evaluated need berpeluang lebih besar dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi. Hal ini didukung dengan penelitian Situmorang.N, (1994), Ramola
(2006), Sinaga. R (2007) dan teori Andersen yang menyatakan bahwa need
merupakan prediktor terkuat dalam upaya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya mengenai perceived dan evaluated need perawatan karies
gigi, sedangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi tidak hanya dipengaruhi need
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
perawatan karies gigi saja akan tetapi need perawatan periodontal juga turut
mempengaruhi, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan
antara perceived dan evaluated need perawatan periodontal dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa
1. Gambaran kebutuhan berdasarkan persepsi individu terhadap perawatan gigi pada
penelitian ini cukup tinggi.
2. Gambaran prevalensi karies gigi dan Indeks Karies pada semua kelompok umur
pada penduduk cukup tinggi yaitu 97,2% dan 6,43.
3. Ada hubungan yang bermakna antara perceived need, evaluated need,
pengetahuan, persepsi, sikap, kepemilikan asuransi, dan pendapatan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
4. Ada variabel pengganggu hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan, yaitu variabel persepsi dan variabel sikap.
5. Setelah dilakukan pengontrolan variabel pengganggu, ternyata hubungan antara
evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi mempunyai
hubungan yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan hubungan perceived
need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
Saran
Mengingat tingginya indeks karies penduduk di Kota Pematang Siantar dan
rendahnya angka kunjungan ke poliklinik gigi serta pentingnya penanganan penyakit
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
karies gigi, maka hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi berbagai kalangan
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat disarankan sebagai berikut :
1. Puskesmas
a. Memperluas jangkauan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Kelurahan dengan
melakukan minimal intervensi pada siswa SD seperti fisur silen, kumurkumur larutan fluor.
b. Meningkatkan peran Posyandu sebagai sarana efektif untuk penyuluhan dan
pemeriksaan gigi.
2. Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar
Dalam upaya meningkatkan peran Puskesmas untuk memperluas jangkauan
UKS dan UKGS serta UKGM maka Dinas Kesehatan Kota membuat program untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik melalui pendidikan maupun
pelatihan bagi tenaga penyuluh kesehatan gigi maupun tenaga pelayanan di poliklinik
gigi puskesmas, sebagai upaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi.
3. RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar
Angka kunjungan ulang yang rendah disebabkan karena masih kurangnya
kebutuhan yang dirasakan pasien terhadap perawatan karies gigi dan kebutuhan
berdasarkan pemeriksaan dokter gigi tidak diketahui oleh pasien, oleh karena itu
perlu dilakukan upaya :
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
a. Membuat kartu rencana perawatan karies gigi dan memberikannya kepada
pasien supaya pasien mengetahui kebutuhan perawatan selanjutnya.
b. Melakukan promosi kesehatan gigi pada pasien yang sedang menunggu
giliran perawatan dengan mengaktifkan PKMRS.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi baik tenaga medis maupun
paramedis di poliklinik gigi.
d. Melakukan kordinasi dengan puskesmas untuk lebih meningkatkan rujukan
pasien gigi ke poliklinik gigi RSUD. Dr. Djasamen Saragih.
4. Pemerintah Kota Pematang Siantar
a. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan gigi baik di
puskesmas maupun di RSUD Dr. Djasamen Saragih.
b. Memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Kota untuk meningkatkan hubungan
lintas sektoral dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran untuk mendukung
kegiatan UKS dan UKGS, serta dengan Badan Perencanaan Daerah untuk
mendukung kegiatan UKGMK dan Posyandu.
5. Bagi peneliti lain, melakukan penelitian yang menyangkut perceived dan
evaluated need perawatan periodontal.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Andersen.R, Joanna Kravits, Odin W. Anderson (ed), 1975.
Services, Cambridge, Mass :Ballinger Publishing Co.
Equity in Health
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Axelsson. P, 1999, An Introduction to Risk Prediction and preventive dentistry,
Karlstad, Sweden. Quintessence Publishing Co, Inc.
Azwar, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara.
Berkowitz, E.N., Pol, L.G., and Thomas, R.K., Healthcare Market Research : Tools
and Techniques for Analizing and Understanding Today’s Healthcare
Environment, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 1997.
BPS, Kota Pematang Siantar, Indikator Kesejahteraan Kota Pematang Siantar hasil
SURKESNAS thn 2004.
______, Kota Pematang Siantar, Data kepedudukan di perinci per kecamatan tahun
2006
Budiarto, E, Anggreini, D., 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC. Penerbit
Buku Kedokteran.
Ch. M. Kristanti. 2002. Needs and Demands for Dental Care in Indonesia. Available
atributif : http//digilib.litbang.depkes.go.id/go.php. Tanggal akses 8 juli 2007.
Danim, S. 2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta : Bumi Aksara.
ISBN 979-526-202-5.
Depkes RI, 2002. Badan Litbang Depkes, Profil Kesehatan Indonesia. 2001.
________ , 2002.Badan Litbang Depkes, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
2001.
________., 2006. Badan Litbang Depkes, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
2004.
________., 2006. Badan Litbang Depkes, Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara tahun 2006.
Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar, 2007. Profil Kesehatan Kota Pematang
Siantar Tahun 2006.
Foster, G.M. Andersen, B.G. 2005. Antropologi Kesehatan, Penerjemah : Priyanti
Pakan Suryadarma, Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia, (UI-PRESS).
Gondhoyuwono, T., 1997. Peranan Psikologi dan Komunikasi pada Program
Kesehatan Gigi dan Mulut. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG USAKTI.
Vol. 6, No. 2. Hal. 10 -.16
Green, et all, Health Education Planning Diagnostic Approach, California :
Mayfield Publishing Co., 1980.
Kirscht, J.P. 1971. The Health Belief Model and Ilness Behavior dalam Becker,
M.H (ed). The Health Belief Model and Personal Health Behavior
Koentjoroningrat, 1981. Pengantar ilmu Antroplogi, Jakarta : Aksara Baru.
Lemeshow, S.L.; Hosmer D.W.;Klar,J.;Lwanga,S., 1997. Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan, Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mayang, 2005. Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Pelayanan Terhadap Kunjungan di
Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Sri Pamela. Tebing Tinggi. Tesis Pascasarjana
USU. Medan.
Muzaham, Fauzi, 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Editor : Fauzi
Muzaham. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Ngenaria, 2005, Analisa Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi, RSU
Dr. Pirngadi Medan dan RSU Tembakau Deli. PT. Perkebunan II. Tesis
Pascasarjana USU. Medan.
NIH Consensus statement, 2001. Diagnosis and Management of Dental Caries
Throughout Life, NIH Consensus Statement 2001 March 26-28 ; 18 (1) 1-30.
http://www.2001DentalCaries115PDF.pdf.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Notoatmodjo, 1990. Pengetahuan, Sikap dan Praktek Ibu-ibu Sasaran Posyandu
mengenai Posyandu dan kegiatan-kegiatannya di Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dep.
Kes. RI dan Jurusan Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku FKM UI.
__________ , 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
__________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
__________, 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Pickard, H.M., Kidd, E.A.M., Smith, B.G.N., 2002. Manual Konservasi Menurut
Pickard, Edisi 6. Alih bahasa : Narlan Sumawinata. Jakarta : Widya Medika.
RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar., 2007. Data Kunjungan Poli Gigi RSUD
Kota Pematang Siantar. Rekam Medis RSUD Pematang Siantar Tahun 2002
s.d. 2006.
Ramola. E., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Need dan Demand Kesehatan
Gigi Siswa Kelas VI SD dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Gigi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotamatsum tahun 2005, Tesis Pascasarjana USU.
Medan.
Sarlito, 2003. Teori-Teori Psikologi Sosial/Marvin E, Shaw & Philip R. Costanzo :
Penyadur, Sarlito Wirawan Sarwono.-Edisi Revisi. Cet. 8. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Sinaga. R., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ulang Pasien Gigi
Peserta Askes di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Umum DR.Djasamen Saragih
Pematang Siantar Tahun 2006, Tesis Pascasarjana USU. Medan.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Penerbit Alfabeta.
Supranto, J.2003. Teknik Sampling, Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta : Penerbit
PT Rineka Cipta.
Situmorang, N. (1994). Persepsi Ibu-ibu Rumah tangga Mengenai Penyakit Karies
gigi dan Hubungannya dengan Perilaku Pencarian Pengobatan Profesional di
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pascasarjana Universitas Indonesia. Depok.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Situmorang, N. (2005). Perilaku Pencarian Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan
gigi pengunjung Poliklinik Gigi Puskesmas di Dua Kecamatan Kota Medan.,
Dentika, Dental Journal Vol. 10, No. 1. Hal. 1-7.
WHO, 1997. Extracts of the fourth Edition of
methods”, Geneva 1997.
”Oral Health Surveys-Basic
Wintraub, J.A., 1990. Maternal and Child Oral Health Issue Research. Journal of
Public Health Dentistry 5(6), Spesial Issue.
Wolinsky, 1980. The Sociology of Health. Boston, Toronto : Litle Brown and
Company.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1
JUDUL PENELITIAN
HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED DENGAN PEMANFAATAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT
DI KOTA PEMATANG SIANTAR NOVEMBER 2007
Tanggal
:
Pemeriksa
: ________________
A. Identitas Responden
1.Nama
: ____________________
2.Umur
: Ulang tahun ke
3.Status perkawinan
: 1. Kawin
4.Kecamatan
Kelurahan
: 1. Siantar Barat
: 1. Kel. Proklamasi
2. Kel.Timbanggalung
: 1. Lingk. 1
2. Lingk. 2
Lingkungan
2. Tidak kawin
4.Jenis Kelamin
: 1.Pria
2. Wanita
5.Pendidikan
: 1.SD
2. SLTP
6.Pekerjaan
:
7.Asuransi Kesehatan :
3. Janda/Duda
2. Siantar Marihat
3.Kel Suka Maju
4.Kel. Pardamean
3.SMU
4. PT
1. Tidak Bekerja 2. IRT
3. Pelajar
4. Wiraswasta
5. PNS/ABRI/Pensiunan
6. Pegawai Swasta
1.
2.
3.
4.
Askes sosial
Askeskin
Asuransi lainnya, sebutkan.........
Umum (tidak memiliki Asuransi)
B. Kebutuhan yang Dirasakan Terhadap Perawatan Gigi
NO
1
2
3
4
5
6
NO
7
8
9
10
Pertanyaan / Pernyataan
Ya
2
Tdk
1
Ket
Ya
2
Tdk
1
Ket
Apakah gigi saudara ada yang berlubang?
Apakah selama 6 bulan terakhir pernah sakit gigi?
Apakah sudah mendapatkan perawatan perawatan ?
Penyakit karies gigi tidak mengganggu pekerjaan saya sehari-hari.
Apakah saudara rutin memeriksakan kesehatan gigi saudara?
Pada saat ini apakah saudara membutuhkan perawatan gigi ?
C. Belief Mengenai Penyakit Karies Gigi
Pertanyaan / Pernyataan
Semua orang dapat menderita karies gigi
Penyakit karies gigi berbahaya bagi kesehatan
Penyakit karies gigi dapat menyebabkan penyakit pada bagian tubuh lain
Penyakit karies gigi dapat sembuh tanpa diobati
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
D. Sikap Terhadap Penyakit Karies Gigi
NO
Pertanyaan / Pernyataan
11
12
Kesehatan gigi mempunyai arti penting bagi saya
Apabila saudara mengalami sakit gigi apakah saudara tidak keberatan
meninggalkan pekerjaan untuk berobat gigi?.
Apakah bau mulut dapat mempengaruhi hubungan saudara dengan orang
lain?
Apakah kerusakan gigi depan dapat merusak penampilan saudara?
13
14
Ya
2
Tdk
1
Ket
E. Pengetahuan mengenai Pelayanan Kesehatan Gigi
15. Apakah ada puskesmas di kelurahan ini?
a. Ada
b. Tidak
c.Tidak tahu
[
]
16. Apakah ada rumah sakit umum di daerah ini ?
a. Ada
b. Tidak
c. Tidak tahu
[
]
17. Apakah ada praktek dokter gigi swasta di daerah ini ?
a. Ada
b. Tidak
c. Tidak tahu
[
]
[
]
F. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi
18. Apabila merasakan sakit gigi, kemana saudara berobat?
a. Dibiarkan saja
c. Berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan Gigi
b. Beli obat ke warung d. Lain-lain, sebutkan...........
Sebutkan alasan pemilihan salah satu tempat diatas.................................
Apabila responden menjawab selain c maka pertanyaan dilanjutkan ke nomor 20
19. Apabila saudara ke unit pelayanan kesehatan gigi, unit pelayanan mana yang saudara kunjungi?
a. Poliklinik gigi Puskesmas
b. Poliklinik gigi RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar
c. Praktek Dokter Gigi
20. Apabila saudara berobat gigi dan ternyata tidak sembuh, kemana selanjutnya mengobatinya?
a. Dibiarkan saja
b. Beli obat ke warung
c. Berobat ke puskesmas
[
d. Berobat ke RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar e. Berobat kepraktek dokter gigi.
f. Lain-lain
G. Faktor Enabling
21. Berapa pendapatan saudara perbulan?
Rp.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
]
H. Indeks karies Mohler
D
= Decayed
M = Missing
F = Filling
8
8
D
M
F
7
7
6
6
= gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal.
Hal-hal lain yang dimasukkan kedalam decay antara lain :
1.Gigi-gigi dengan tambalan sementara.
2.Gigi-gigi dengan sisa radiks.
3.Gigi-gigi yang telah ditambal/tetapi menunjukkan adanya proses karies lagi
(secundair caries).
4.Gigi dengan tambalan yang sudah hilang walau tanpa adanya karies aktif.
= gigi tetap yang sudah dicabut oleh karena karies.
= gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna atau semua
gigi yang dengan preparasi baik crown maupun bridge.
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
=
=
=
DMF-T = D + M + F =
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
8
8
Lampiran 2
OUTPUT HASIL PENELITIAN
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
42
0
42
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.805
N of Items
7
Item Statistics
butuh1
butuh2
butuh3
butuh4
butuh5
butuh6
butuh7
Mean
.86
.74
.81
.71
.74
.69
.71
Std. Deviation
.354
.445
.397
.457
.445
.468
.457
N
42
42
42
42
42
42
42
Item-Total Statistics
butuh1
butuh2
butuh3
butuh4
butuh5
butuh6
butuh7
Scale Mean if
Item Deleted
4.40
4.52
4.45
4.55
4.52
4.57
4.55
Scale
Variance if
Item Deleted
3.174
3.329
3.229
3.181
3.280
3.129
3.229
Corrected
Item-Total
Correlation
.751
.443
.602
.526
.477
.543
.492
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.750
.797
.770
.782
.791
.779
.788
Scale Statistics
Mean
5.26
Variance
4.247
Std. Deviation
2.061
N of Items
7
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
42
0
42
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.776
N of Items
4
Item Statistics
persep1
persep2
persep3
persep4
Mean
.76
.74
.69
.71
Std. Deviation
.431
.445
.468
.457
N
42
42
42
42
Item-Total Statistics
persep1
persep2
persep3
persep4
Scale Mean if
Item Deleted
2.14
2.17
2.21
2.19
Scale
Variance if
Item Deleted
1.296
1.167
1.099
1.134
Corrected
Item-Total
Correlation
.469
.600
.636
.616
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.776
.711
.691
.702
Scale Statistics
Mean
2.90
Variance
1.942
Std. Deviation
1.394
N of Items
4
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
42
0
42
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.773
N of Items
4
Item Statistics
sikap1
sikap2
sikap3
sikap4
Mean
.79
.81
.71
.74
Std. Deviation
.415
.397
.457
.445
N
42
42
42
42
Item-Total Statistics
sikap1
sikap2
sikap3
sikap4
Scale Mean if
Item Deleted
2.26
2.24
2.33
2.31
Scale
Variance if
Item Deleted
1.125
1.015
.959
1.146
Corrected
Item-Total
Correlation
.518
.725
.654
.430
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.747
.644
.674
.794
Scale Statistics
Mean
3.05
Variance
1.754
Std. Deviation
1.324
N of Items
4
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
42
0
42
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.799
N of Items
8
Item Statistics
tahu1
tahu2
tahu3
tahu4
tahu5
tahu6
tahu7
tahu8
Mean
1.93
2.07
1.81
1.52
1.64
1.69
1.62
1.62
Std. Deviation
.973
.997
.890
.594
.577
.563
.582
.539
N
42
42
42
42
42
42
42
42
Item-Total Statistics
tahu1
tahu2
tahu3
tahu4
tahu5
tahu6
tahu7
tahu8
Scale Mean if
Item Deleted
11.98
11.83
12.10
12.38
12.26
12.21
12.29
12.29
Scale
Variance if
Item Deleted
10.170
9.801
9.942
12.046
12.100
12.563
12.404
12.502
Corrected
Item-Total
Correlation
.550
.598
.676
.516
.522
.413
.435
.455
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.774
.766
.747
.778
.778
.791
.788
.786
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Scale Statistics
Mean
13.90
Variance
14.527
Std. Deviation
3.811
N of Items
8
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
42
0
42
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.810
N of Items
8
Item Statistics
manfaat1
manfaat2
manfaat3
manfaat4
manfaat5
manfaat6
manfaat7
manfaat8
Mean
1.81
1.52
1.64
1.64
1.62
1.64
1.93
2.07
Std. Deviation
.890
.594
.577
.577
.582
.577
.973
.997
N
42
42
42
42
42
42
42
42
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Item-Total Statistics
manfaat1
manfaat2
manfaat3
manfaat4
manfaat5
manfaat6
manfaat7
manfaat8
Scale Mean if
Item Deleted
12.07
12.36
12.24
12.24
12.26
12.24
11.95
11.81
Scale
Variance if
Item Deleted
10.458
12.674
12.722
12.820
13.125
12.918
10.583
10.207
Corrected
Item-Total
Correlation
.683
.509
.517
.491
.407
.466
.577
.624
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.762
.792
.792
.794
.804
.797
.783
.775
Scale Statistics
Mean
13.88
Variance
15.181
Std. Deviation
3.896
N of Items
8
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
DMFTKAT * MNFATKAT
BUTHKAT * MNFATKAT
PERSPKAT * MNFATKAT
SKPKAT * MNFATKAT
DAPATKAT * MNFATKAT
ASKESKAT * MNFATKAT
464
464
464
464
464
464
Percent
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
Total
N
464
464
464
464
464
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
DMFTKAT * MNFATKAT
Crosstab
DMFTKAT
rendah
tinggi
Total
MNFATKAT
memanfa
tidak
atkan
59
136
30.3%
69.7%
58
211
21.6%
78.4%
117
347
25.2%
74.8%
Count
% within DMFTKAT
Count
% within DMFTKAT
Count
% within DMFTKAT
Total
195
100.0%
269
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
4.532b
4.083
4.495
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
4.523
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.033
.043
.034
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.040
.022
.033
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
49.17.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for DMFTKAT
(rendah / tinggi)
For cohort MNFATKAT =
tidak
For cohort MNFATKAT =
memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.578
1.035
2.406
1.403
1.027
1.917
.889
.795
.994
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
BUTHKAT * MNFATKAT
Crosstab
BUTHKAT
rendah
tinggi
Total
MNFATKAT
memanfa
atkan
tidak
63
142
30.7%
69.3%
54
205
20.8%
79.2%
117
347
25.2%
74.8%
Count
% within BUTHKAT
Count
% within BUTHKAT
Count
% within BUTHKAT
Total
205
100.0%
259
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
5.926b
5.414
5.896
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
df
1
1
1
5.913
Asymp. Sig.
(2-sided)
.015
.020
.015
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.018
.010
.015
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
51.69.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for BUTHKAT
(rendah / tinggi)
For cohort MNFATKAT =
tidak
For cohort MNFATKAT =
memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.684
1.105
2.568
1.474
1.077
2.018
.875
.784
.977
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
PERSPKAT * MNFATKAT
Crosstab
PERSPKAT
kurang
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
baik
Total
MNFATKAT
memanfa
atkan
tidak
83
198
29.5%
70.5%
34
149
18.6%
81.4%
117
347
25.2%
74.8%
Total
281
100.0%
183
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
7.057b
6.488
7.255
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
7.042
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.008
.011
.007
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.009
.005
.008
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
46.14.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
PERSPKAT (kurang /
baik)
For cohort MNFATKAT
= tidak
For cohort MNFATKAT
= memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.837
1.169
2.887
1.590
1.117
2.263
.865
.781
.959
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
SKPKAT * MNFATKAT
Crosstab
SKPKAT
kurang
baik
Total
MNFATKAT
memanfa
atkan
tidak
68
133
33.8%
66.2%
49
214
18.6%
81.4%
117
347
25.2%
74.8%
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
Total
201
100.0%
263
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
13.958b
13.164
13.873
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
13.928
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
50.68.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for SKPKAT
(kurang / baik)
For cohort MNFATKAT
= tidak
For cohort MNFATKAT
= memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.233
1.458
3.420
1.816
1.321
2.496
.813
.725
.912
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
DAPATKAT * MNFATKAT
Crosstab
DAPATKAT
baik
kurang
Total
MNFATKAT
memanfa
atkan
tidak
82
204
28.7%
71.3%
35
143
19.7%
80.3%
117
347
25.2%
74.8%
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Total
286
100.0%
178
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
4.722b
4.256
4.833
df
1
1
1
4.711
Asymp. Sig.
(2-sided)
.030
.039
.028
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.036
.019
.030
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
44.88.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for DAPATKAT
(baik / kurang)
For cohort MNFATKAT =
tidak
For cohort MNFATKAT =
memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.642
1.047
2.575
1.458
1.029
2.067
.888
.801
.985
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
ASKESKAT * MNFATKAT
Crosstab
ASKESKAT
tidak ada
memiliki askes
Total
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
MNFATKAT
memanfa
atkan
tidak
87
221
28.2%
71.8%
30
126
19.2%
80.8%
117
347
25.2%
74.8%
Total
308
100.0%
156
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
4.464b
3.998
4.607
4.454
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.035
.046
.032
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.041
.022
.035
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
39.34.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
ASKESKAT (tidak ada
/ memiliki askes)
For cohort MNFATKAT
= tidak
For cohort MNFATKAT
= memanfaatkan
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.653
1.034
2.643
1.469
1.017
2.121
.888
.801
.986
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
PERSPKAT * DMFTKATA
464
Percent
100.0%
Total
N
464
PERSPKAT * DMFTKATA Crosstabulation
PERSPKAT
kurang
baik
Total
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
DMFTKATA
tinggi
rendah
186
95
66.2%
33.8%
83
100
45.4%
54.6%
269
195
58.0%
42.0%
Total
281
100.0%
183
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
19.750b
18.904
19.737
19.707
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
76.91.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
PERSPKAT (kurang /
baik)
For cohort
DMFTKATA = tinggi
For cohort
DMFTKATA = rendah
N of Valid Cases
2.359
1.610
3.456
1.459
1.219
1.747
.619
.501
.763
464
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
SKPKAT * DMFTKATA
464
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
464
SKPKAT * DMFTKATA Crosstabulation
SKPKAT
kurang
baik
Total
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
DMFTKATA
tinggi
rendah
129
72
64.2%
35.8%
140
123
53.2%
46.8%
269
195
58.0%
42.0%
Total
201
100.0%
263
100.0%
464
100.0%
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
Chi-Square Tests
Value
5.604b
5.164
5.635
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
df
1
1
1
5.592
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.018
.023
.018
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.023
.011
.018
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
84.47.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for SKPKAT
(kurang / baik)
For cohort DMFTKATA
= tinggi
For cohort DMFTKATA
= rendah
N of Valid Cases
1.574
1.080
2.294
1.206
1.034
1.405
.766
.611
.960
464
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
ASKESKAT * DMFTKAT
464
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
ASKESKAT * DMFTKAT Crosstabulation
ASKESKAT
tidak ada
memiliki askes
Total
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
DMFTKAT
rendah
tinggi
141
167
45.8%
54.2%
54
102
34.6%
65.4%
195
269
42.0%
58.0%
Total
308
100.0%
156
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
5.297b
4.849
5.357
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
5.286
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.021
.028
.021
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.022
.014
.022
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
65.56.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
ASKESKAT (tidak ada
/ memiliki askes)
For cohort DMFTKAT =
rendah
For cohort DMFTKAT =
tinggi
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.595
1.070
2.376
1.323
1.032
1.694
.829
.711
.967
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
DAPATKAT * DMFTKAT
464
Percent
100.0%
Total
N
464
DAPATKAT * DMFTKAT Crosstabulation
DAPATKAT
baik
kurang
Total
DMFTKAT
rendah
tinggi
119
167
41.6%
58.4%
76
102
42.7%
57.3%
195
269
42.0%
58.0%
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Total
286
100.0%
178
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.053b
.018
.053
.053
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.817
.893
.817
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.847
.446
.818
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
74.81.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for DAPATKAT
(baik / kurang)
For cohort DMFTKAT =
rendah
For cohort DMFTKAT =
tinggi
N of Valid Cases
.956
.655
1.397
.975
.783
1.213
1.019
.868
1.196
464
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
PERSPKAT * BUTHKATB
464
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
464
PERSPKAT * BUTHKATB Crosstabulation
PERSPKAT
kurang
baik
Total
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
Count
% within PERSPKAT
BUTHKATB
tinggi
rendah
180
101
64.1%
35.9%
74
109
40.4%
59.6%
254
210
54.7%
45.3%
Total
281
100.0%
183
100.0%
464
100.0%
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
24.956b
24.012
25.069
24.902
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
82.82.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
PERSPKAT (kurang /
baik)
For cohort
BUTHKATB = tinggi
For cohort
BUTHKATB = rendah
N of Valid Cases
2.625
1.790
3.849
1.584
1.302
1.928
.603
.496
.734
464
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
SKPKAT * BUTHKAT
464
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
SKPKAT * BUTHKAT Crosstabulation
SKPKAT
kurang
baik
Total
BUTHKAT
rendah
tinggi
112
89
55.7%
44.3%
93
170
35.4%
64.6%
205
259
44.2%
55.8%
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
Count
% within SKPKAT
Total
201
100.0%
263
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
19.150b
18.334
19.216
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
19.109
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
88.80.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for SKPKAT
(kurang / baik)
For cohort BUTHKAT =
rendah
For cohort BUTHKAT =
tinggi
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.300
1.579
3.350
1.576
1.284
1.934
.685
.573
.819
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
0
.0%
Valid
N
DAPATKAT * BUTHKAT
ASKESKAT * BUTHKAT
464
464
Percent
100.0%
100.0%
Total
N
464
464
DAPATKAT * BUTHKAT
Crosstab
DAPATKAT
baik
kurang
Total
BUTHKAT
rendah
tinggi
138
148
48.3%
51.7%
67
111
37.6%
62.4%
205
259
44.2%
55.8%
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Count
% within DAPATKAT
Total
286
100.0%
178
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
5.009b
4.588
5.041
4.999
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.025
.032
.025
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.027
.016
.025
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
78.64.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
100.0%
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for DAPATKAT
(baik / kurang)
For cohort BUTHKAT =
rendah
For cohort BUTHKAT =
tinggi
N of Valid Cases
1.545
1.055
2.263
1.282
1.025
1.604
.830
.707
.974
464
ASKESKAT * BUTHKAT
Crosstab
ASKESKAT
tidak ada
memiliki askes
Total
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
Count
% within ASKESKAT
BUTHKAT
rendah
tinggi
149
159
48.4%
51.6%
56
100
35.9%
64.1%
205
259
44.2%
55.8%
Total
308
100.0%
156
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
6.539b
6.043
6.606
6.525
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.011
.014
.010
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.013
.007
.011
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
68.92.
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
ASKESKAT (tidak ada
/ memiliki askes)
For cohort BUTHKAT =
rendah
For cohort BUTHKAT =
tinggi
N of Valid Cases
1.673
1.126
2.487
1.348
1.061
1.712
.805
.687
.945
464
Frequencies
Statistics
TAHUKAT
N
Valid
Missing
464
0
TAHUKAT
Valid
tidak tahu
tahu
Total
Frequency
38
426
464
Percent
8.2
91.8
100.0
Valid Percent
8.2
91.8
100.0
Cumulative
Percent
8.2
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
DMFTKAT * TAHUKAT
BUTHKAT * TAHUKAT
MNFATKAT * TAHUKAT
464
464
464
Percent
100.0%
100.0%
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
0
.0%
0
.0%
Total
N
464
464
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Percent
100.0%
100.0%
100.0%
DMFTKAT * TAHUKAT
Crosstab
DMFTKAT
rendah
tinggi
Total
TAHUKAT
tidak tahu
tahu
Count
22
173
% within DMFTKAT
11.3%
88.7%
Count
16
253
% within DMFTKAT
5.9%
94.1%
Count
38
426
% within DMFTKAT
8.2%
91.8%
Total
195
100.0%
269
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
4.278b
3.598
4.212
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
4.269
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.039
.058
.040
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.041
.030
.039
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
15.97.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for DMFTKAT
(rendah / tinggi)
For cohort TAHUKAT =
tidak tahu
For cohort TAHUKAT =
tahu
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.011
1.027
3.939
1.897
1.023
3.516
.943
.890
1.000
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
BUTHKAT * TAHUKAT
Crosstab
BUTHKAT
rendah
tinggi
Total
Count
% within BUTHKAT
Count
% within BUTHKAT
Count
% within BUTHKAT
TAHUKAT
tidak tahu
tahu
24
181
11.7%
88.3%
14
245
5.4%
94.6%
38
426
8.2%
91.8%
Total
205
100.0%
259
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Value
6.044b
5.235
6.016
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
df
1
1
1
6.031
Asymp. Sig.
(2-sided)
.014
.022
.014
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.017
.011
.014
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
16.79.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for BUTHKAT
(rendah / tinggi)
For cohort TAHUKAT =
tidak tahu
For cohort TAHUKAT =
tahu
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.320
1.168
4.610
2.166
1.150
4.079
.933
.881
.989
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
MNFATKAT * TAHUKAT
Crosstab
TAHUKAT
tidak tahu
tahu
Count
16
101
% within MNFATKAT
13.7%
86.3%
Count
22
325
% within MNFATKAT
6.3%
93.7%
Count
38
426
% within MNFATKAT
8.2%
91.8%
MNFATKAT tidak
memanfaatkan
Total
Total
117
100.0%
347
100.0%
464
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
6.261b
5.324
5.663
6.248
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.012
.021
.017
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.018
.013
.012
464
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
9.58.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
MNFATKAT (tidak /
memanfaatkan)
For cohort TAHUKAT
= tidak tahu
For cohort TAHUKAT
= tahu
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
2.340
1.184
4.627
2.157
1.173
3.965
.922
.853
.996
464
Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Download