HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR TESIS Oleh AGUS MULIADI MANURUNG 057013001/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh AGUS MULIADI MANURUNG 057013001/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Judul Tesis Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi : HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 : Agus Muliadi Manurung : 057013001 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi Rumah Sakit Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM) Ketua Ketua Program Studi (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (dr. Fauzi., SKM) Anggota Direktur (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., Msc) Tanggal lulus : 19 Mei 2008 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Telah diuji Pada tanggal : 19 Mei 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. drg. Lina Natamihardja. SKM Anggota : dr. Fauzi, SKM Prof. drg. Tri Murni Abidin. M.Kes. SpKG(K) Drs. Amru Nasution, M.Kes Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 PERNYATAAN HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 19 Mei 2008 ( Agus Muliadi Manurung ) Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 ABSTRAK Prevalensi penyakit gigi dan mulut pada penduduk di Indonesia masih tinggi, SKRT tahun 2004 menyatakan bahwa diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60% penduduk. Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling dominan diderita penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan Kota Pematang Siantar tahun 2006 dan profil RSUD Dr. Djasamen Saragih tahun 2006 dapat dilihat bahwa gambaran pemanfaatan poliklinik gigi masih rendah di dua unit pelayanan kesehatan gigi tersebut bila dibandingkan dengan standar nasional, serta dari hasil penelitian pendahuluan di lokasi penelitian menunjukkan indeks karies yang masih tinggi yaitu 4,71. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan (needs) yaitu kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need) dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi (evaluated need) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kota Pematang Siantar, dengan jumlah sampel 464. Pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies dan DMF-T pada masyarakat di Kota Pematang Siantar masih cukup tinggi ( 97,2% dan 6,43 ). Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi lebih bermakna hubungannya dengan nilai (p = 0,001 , prevalensi rasio = 2,383) dibandingkan dengan hubungan perceived need ( p = 0,036 , prevalensi rasio = 1,649). Disarankan agar memberikan pelatihan bagi penyuluh kesehatan gigi di tingkat puskesmas dan melengkapi bahan dan peralatan penambalan gigi dengan metode atraumatic resotarive treatment pada unit pelayanan kesehatan gigi untuk mengoptimalkan Status Kesehatan Gigi Masyarakat. Kata kunci : perceived need, evaluated need, pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 ABSTRACT The prevalence of dental and oral diseases among the population of Indonesia is still high. The Survey of Family Health done in 2004 argues that between the diseases which are complained and those which are not complained, the prevalence of dental and oral disease is the highest covering 60% of the total population. Dental caries is the dental and oral disease which is the most dominantly suffered by the Indonesian people. Based on the health profile of the town of Pematang Siantar in 2006 and that of Djasamen Saragih General Hospital in 2006, it is seen that the utilization of dental policlinic at the two dental health service units is still low compared to the national standard, and the result of the preliminary study done the research area shows that the carries index is still high (4.71). This an analytical study with cross sectional design to examine the relationship between perceived need and evaluated need with the utilization of dental health service in the town of Pematang Siantar. The population for this study is all people living in the town and the sample are 464 persons. The data were obtained through questionnaire-based interviews. Statistical analysis through chi-square and multiple logistic regression tests. The result of study showed that the prevalence of dental caries was 97,2 % and DMF-T Index was 6,43. There is a significant relationship between perceived need and evaluated need with the utilization of dental health services. The concluded that the relationship between evaluated need and the utilization of dental health service units is more significant ( p = 0.001 and ratio of prevalence = 2.383 ) than to the relation with perceived need ( p = 0.036 and ratio of prevalence = 1.649 ). It is suggested that to do training for dental health education at health centers and equip the material and equipment for a traumatic restorative treatment for dental health services to optimize the district dental health status. Key words: perceived need, evaluated need, dental health service utilization Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul “Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatn Gigi pada Masyarakat di Kota Pematang Siantar”. Penulis menyadari banyak mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Drg. Nurmala Situmorang, MKM dan Ibu Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM serta Bapak dr. Fauzi, SKM., yang telah membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Chairun Nisa B, Msc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Drg. Trimurni Abidin, M.Kes, SpKG. dan Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes. Selaku dosen Pembanding Tesis. 4. Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, MSi, Selaku Sekretaris Program Studi dan dosen yang selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 5. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 6. Buat orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak mendorong dan memberi semangat agar dapat menyelesaikan pendidikan pascasarjana. 7. Teristimewa buat istri tercinta (drg. Jeni Mardini) yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan pascasarjana. 8. Buat anak-anakku tercinta, Mhd. Rafli, Shofi ‘Ainun dan Alysha yang turut memberikan semangat dalam penyelesaian Tesis ini. 9. Seluruh teman-teman di puskesmas Pematang Bandar, khususnya bapak Untung dan bapak Alvino Rumapea yang turut membantu dalam penyelesaian Tesis ini. 10.Teman-teman di Sekolah Pascasarjana khususnya di Program Studi AKK Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit yang selama ini berjuang bersama-sama, khususnya kepada dr. Flora Maya Damanik M.Kes dan drg. Sandra Sri Anggraini. M.Kes yang turut mendorong dan memotivasi dalam penyelesaian Tesis ini. Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan selama mengikuti pendidikan Program Studi AKK Sekolah Pascasarjana USU ini dan semoga segala amal yang telah diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT, Amin ya Robbal ’Alamin. Medan, 19 Mei 2008 Penulis Agus Muliadi Manurung Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 RIWAYAT HIDUP Nama : Agus Muliadi Manurung Tempat /Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 28 Agustus 1973 Alamat : Komplek Puskesmas Pematang Bandar Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun. Isteri : drg. Jeni Mardini Anak : 1. Muhammad. Rafli. A. Manurung 2. Shofi ’Ainun A. br.Manurung 3. Alysha Nurul S.br. Manurung Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 064977 Medan, 1979 – 1985 2. SLTP Negeri 22 Medan, 1985 – 1988 3. SMA Negeri 7 Medan, 1988 – 1991 4. FKG USU Medan, 1991 – 1997 Riwayat Pekerjaan : 1. Dokter Gigi PTT Puskesmas Lupak Dalam Kab. Kuala Kapuas Kalimantan Tengah 1998 - 2001. 2. Dokter Gigi RSUD Kuala Kapuas Kab. Kuala Kapuas Kalimantan Tengah, 2001 – Februari 2003. 3. Dokter Gigi Puskesmas Parapat Kab. Simalungun, Februari s/d Desember 2003 4. Dokter Gigi Puskesmas Pematang Bandar, 2004 sampai sekarang. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT..................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... i ii iii v vi viii xi xii PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................. Rumusan Masalah.................................................................... Tujuan Penelitian .............................................................................. Hipotesis Penelitian.......... ................................................................. Manfaat Penelitian.............................................................................. 1 6 6 7 7 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 8 Persepsi ............................................................................................. Kebutuhan dan Permintaan ............................................................... Penyakit Karies Gigi ......................................................................... Perilaku ............................................................................................. Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan ......................................... Pengertian Sehat dan Sakit................................................................ Landasan Teori.................................................................................. Kerangka Konsep .............................................................................. 8 9 10 13 15 17 19 25 METODE PENELITIAN................................................................................. 27 Jenis Penelitian.................................................................................. Tempat Penelitian ............................................................................ Waktu Penelitian ............................................................................... Populasi dan Sampel ......................................................................... Pengambilan Sampel ......................................................................... Metode Pengumpulan data................................................................ Variabel dan Defenisi Operasional .................................................. Metode Pengukuran .......................................................................... Analisa Data ...................................................................................... 27 27 28 28 29 30 31 33 35 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 37 Gambaran Umum Kota Pematang Siantar............................... ......... Gambaran Karakteristik Responden ................................................. Gambaran Perceived need .............................................................. Gambaran Evaluated Need (Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) ................................. Faktor-faktor Predisposisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ....... Gigi.................................................................................................... Faktor-faktor Enabling Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi..... Hubungan antara Faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi........................................... Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi........................................... 37 38 39 PEMBAHASAN............................................................................................. Perceived Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu). ........................................................................... Evaluated Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) ...................................................... Hubungan antara Faktor-faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi........................................... Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi........................................... Keterbatasan Penelitan ...................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 41 43 46 47 49 57 57 58 58 62 63 65 Kesimpulan ...................................................................................... Saran ................................................................................................. 65 65 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1. Variabel dan defenisi operasional ........................................... 31 2. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian. ...................... 39 3. Persentase Responden Menurut Kebutuhan akan Perawatan Karies Gigi di Kota Pematang Siantar 2007 ........................... 40 Prevalensi Karies Gigi Menurut Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar tahun 2007 .......................................... 41 Pengalaman Karies Gigi (DMF-T) Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 ........ 42 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi (DMF-T) Menurut Standar yang Ditentukan WHO yang Sudah Dimodifikasi di Kota Pematang Siantar 2007.......................................................................................... 43 Persentase Persepsi Mengenai Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar 2007............................................................. 44 Persentase Sikap Responden Terhadap Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 .................................... 45 Persentase Pengetahuan Responden Mengenai Keberadaan Unit Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007.......................................................................................... 45 Persentase Kepemilikan Asuransi Kesehatan Responden di Kota Pematang Siantar 2007.................................................... 46 Persentase Pendapatan Responden di Kota Pematang Siantar 2007.......................................................................................... 47 Persentase Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007............................................................. 47 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Asuransi dan Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 .................................... 49 Hubungan Kebutuhan dan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007.......................................................................................... 50 Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel Kebutuhan, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007........................................................... 51 Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel Kebutuhan , Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007.... 52 Uji Interaksi Antara Variabel Kebutuhan dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007............................................................. 52 Pemeriksaan Variabel Perancu/Konfonder Hubungan Kebutuhan yang Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007.......... 53 Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Kebutuhan yang Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007......................................... 53 Nilai p dan Prevalensi Rasio, Variabel DMF-T, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota P. Siantar 2007.......................................................................................... 54 Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel DMF-T, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007 ............................................................................. 54 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 22. 23. 24. Uji Interaksi Antara Variabel DMF-T dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar 2007.... 55 Pemeriksaan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Pendapatan dan Asuransi sebagai Konfonder dalam Hubungan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007........... 55 Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel Persepsi dan Sikap dalam Hubungan antara DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 .................................................................. 56 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Judul Halaman Hubungan Antara Status Kesehatan Dilihat dari Segi Individu dengan Penilai kesehatan ......................................................... 18 2. Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Green .............. 20 3. The Health Belief Model dari Kirscht...................................... 21 4. Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen......... 23 5. Kerangka konsep penelitian ..................................................... 26 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. Judul Halaman Kuesioner Penelitian.……………………………………………… 2. Output Penelitian …………………………………………………. 75 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 72 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu agar terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal, maka untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit dan puskesmas merupakan suatu tempat upaya perawatan dan upaya pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk mengusahakan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan umum seperti yang diharapkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia (Depkes, 2004). Peningkatan derajat kesehatan ini hanya dapat dicapai apabila kebutuhan (needs) dan permintaan (demands) perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran dapat terpenuhi. Kebutuhan dan permintaan ini terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (Azwar, 1996). Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dan puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi. Pelayanan kesehatan gigi ini dilakukan di poliklinik gigi yang melayani berbagai masalah kesehatan gigi dimana status kesehatan gigi dapat dinilai dari tingkat keparahan penyakit gigi. Status kesehatan gigi mempunyai peran penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 umum pada masyarakat, status kesehatan gigi masyarakat dipengaruhi berbagai faktor antara lain perilaku kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Status kesehatan gigi berdasarkan persepsi individu (self – rated health) dan status kesehatan gigi masyarakat berdasarkan evaluasi klinis yang dapat dinilai dari DMF-t indeks yang merupakan indikator kesehatan gigi yaitu, penjumlahan dari D yaitu decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut dan F untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal. (Depkes, 2002). Mengetahui persepsi individu mengenai kebutuhan perawatan gigi sangat bermanfaat dalam memahami mengapa seseorang mencari atau tidak mencari pengobatan yang berarti tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Persepsi mengenai kebutuhan perawatan gigi dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan thn 2001 yaitu secara umum diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk dan penyakit karies gigi merupakan yang terbesar, dengan indeks DMF-t rata-rata diatas 10 tahun sebesar 5,3 yang berarti terjadi kerusakan gigi rata-rata per orang 5 gigi, rata-rata 16 gigi dicabut pada usia 65 tahun ke atas ( Depkes, 2002 ). Laporan survei kesehatan rumah tangga pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 39 % penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, yang mana penyakit karies gigi merupakan penyakit yang paling dominan. Di antara penduduk yang berumur diatas 15 tahun yang mempunyai masalah kesehatan gigi hanya 29 % Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 yang menerima perawatan gigi dari perawat gigi, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis, hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi masih rendah (Depkes , 2006). Pentingnya penanggulangan penyakit karies gigi ini juga dapat dilihat dari beberapa akibat yang ditimbulkannya apabila tidak dirawat yaitu : (1) Focal Infection, yaitu dapat mengakibatkan gangguan antara lain pada jantung berupa myocarditis, (2) Fungsi, yaitu kehilangan gigi menyebabkan hilangnya fungsi pengunyahan dengan akibat gangguan pada pencernaan makanan, (3) Estetika, yaitu kehilangan gigi dapat berpengaruh pada estetika sehingga menimbulkan rasa rendah diri. (4) Produktifitas menurun, yaitu banyak jam kerja yang terbuang karena menderita sakit gigi. Gambaran pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi dapat dilihat pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2001, yaitu puskesmas rata-rata 5 orang perhari sedangkan target nasional pemanfaatan puskesmas sebanyak 9 orang perhari. Pemanfaatan rumah sakit umum kelas B rata-rata kunjungan adalah 23 orang perhari sedangkan target nasional sebanyak 65 orang perhari (Profil Kesehatan Indonesia, 2001). Propinsi Sumatera Utara dilihat dari profil kesehatan propinsi tahun 2006, pemanfaatan poliklinik gigi puskesmas yaitu rata-rata 11 orang perbulan atau 0,5 orang perhari sedangkan pemanfaatan poliklinik gigi untuk RS kelas B rata-rata 12 orang perhari ( Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007). Kota Pematang Siantar dilihat dari profil kesehatan kota tahun 2006, pemanfaatan poliklinik gigi pada puskesmas yaitu rata-rata sebanyak 3 orang perhari Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 (Profil Kesehatan Pematang Siantar, 2006). RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar yang merupakan RS dengan kelas B, hanya memiliki rata-rata pengunjung 5 orang perhari (Rekam medis RSUD. Dr. Djasamen Saragih, 2006). Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah. Rendahnya tingkat pemanfaatan mempunyai kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi penduduk. Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat ( baik jarak secara fisik maupun jarak secara sosial ), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dipengaruhi oleh kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need) untuk perawatan karies gigi. (Notoatmodjo, 2003). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan memenuhi kebutuhan kesehatannya ketika mempunyai persepsi yang benar tentang status kesehatan giginya sesuai dengan kemampuan seseorang tersebut dalam penentuan apakah dirinya sakit (Perceived Illness). Persepsi seseorang tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap kesehatannya sehingga mempengaruhi kebutuhan yang dirasakan pasien (perceived need). Dengan kata lain bahwa faktor need yaitu kebutuhan yang dirasakan maupun kebutuhan yang ditentukan oleh dokter gigi merupakan faktor yang paling menentukan dalam upaya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian di kota Pematang Siantar, karena secara demografi dan sosial budaya kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Pematang Siantar cukup homogen, dan jumlah kunjungan di poliklinik gigi puskesmas dan poliklinik gigi RSUD Dr. Djasamen Saragih masih sangat rendah. Selain itu, hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada 40 responden di lokasi penelitian didapati indeks karies yang tinggi yaitu sebesar 4,71, bila di bandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh WHO yaitu 4,5 – 6,5 sudah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat (need) terhadap pelayanan kesehatan sebenarnya tinggi, tetapi permintaan (demand) masih rendah bila dilihat dari tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masih rendah. Disamping itu, peneliti sudah mengenal kota Pematang Siantar ini, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penelitian. Pelayanan kesehatan gigi tidak hanya pada perawatan karies gigi saja, tetapi juga perawatan periodontal, namun pada penelitian ini dibatasi ruang lingkup penelitian hanya pada perawatan karies gigi. Untuk mengetahui perceived need (kebutuhan berdasarkan persepsi), evaluated need (kebutuhan berdasarkan pemeriksaan dokter gigi) perawatan karies gigi dan untuk melihat tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat kota Pematang Siantar, serta untuk melihat hubungan persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat kota Pematang Siantar maka dilakukan penelitian ini. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah ada hubungan antara rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan ”need component” yaitu persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan oleh dokter gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar? Tujuan Penelitian (1) Untuk mengetahui gambaran persepsi kebutuhan perawatan karies gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (2) Untuk mengetahui gambaran Indeks DMF-T pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (3) Untuk mengetahui variabel konfonder hubungan antara perceived dan evaluated need perawatan karies gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (4) Untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi dan faktor enabling dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (5) Untuk menganalisis hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Hipotesis Penelitian 1. Terdapat hubungan antara persepsi kebutuhan perawatan karies gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. 2. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. 3. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar dalam upaya peningkatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Sebagai pengalaman penelitian penulis dalam aplikasi keilmuan di bidang manajemen kesehatan masyarakat. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip dari Morgan, persepsi merupakan suatu dasar penting dalam proses psikologi. Persepsi adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang merasakan, melihat, mengalami gejala yang ada di dunia ini. Persepsi bersifat subjektif, rangsangan yang sama dapat dipersepsikan berbeda. Persepsi juga merupakan suatu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan memberi arti pada rangsangan, baik bersifat internal maupun eksternal. Menurut Hammer dalam Koentjaraningrat (1981) bahwa persepsi adalah suatu proses seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, memanfaatkan, mengalami dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh : (1) frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki yang diperoleh dari pendidikan, pengamatan, atau bacaan ; (2) Field of Experience yaitu pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya. Pengalaman pertama yang tidak menyenangkan pada perawatan gigi atau informasi yang tidak baik mengenai perawatan gigi akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Morgan, rangsangan berupa objek fisik pada umumnya tidak memberikan banyak perbedaan persepsi, namun rangsangan non fisik kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Dengan demikian persepsi terhadap penyakit karies gigi dan rasa sakit yang ditimbulkannya kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya. Kebutuhan dan Permintaan (Needs and Demands) Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasarnya bersifat objektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh tenaga medis dan karena itu untuk meningkatkan derajat kesehatan pada perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif maka munculnya kebutuhan sangat ditentukan oleh masalah kesehatannya. Berbeda halnya dengan kebutuhan, permintaan kesehatan (health demand) yang pada dasarnya bersifat subjektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh persepsi pasien tentang kesehatannya. Oleh karena itu pemenuhan permintaan tersebut pada saat itu saja. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi seringkali disalahtafsirkan dengan permintaan terhadap perawatan, pemenuhan kebutuhan perawatan gigi belum tentu merupakan pemenuhan permintaan perawatan pelayanan kesehatan gigi seseorang. (Azwar, 1996). Perbedaan yang mencolok antara kebutuhan (need) dan permintaan (demand) mencerminkan perbedaan cara pandang antara dokter gigi dan Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 pasien dalam melihat keseriusan penyakit gigi dan konsep status kesehatan gigi yang diterima. (Kristanti, 2002) Permintaan kesehatan bersifat subjektif, maka munculnya permintaan kesehatan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat subjektif pula. Jika kadar subjektifitasnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sosial ekonomi, maka permintaan kesehatan gigi sangat tergantung pada tingkat pendidikan serta tingkat sosial ekonomi yang dimiliki. Lebih lanjut karena permintaan kesehatan ada kaitannya dengan tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan, maka dalam membicarakan permintaan kesehatan tidak boleh melupakan berbagai kemajuan tekhnologi yang mempengaruhi tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan tersebut. Menurut Azwar (1996) yang dikutip dari Sorkin, bahwa kemajuan-kemajuan tekhnologi kedokteran dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan kesehatan. Penyakit Karies Gigi Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang di mulai dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan dari bakteri), kemudian timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang). Karies gigi merupakan penyakit menahun dan tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Dengan demikian Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 apabila tidak dirawat dapat merusak keseluruhan gigi dan jaringan pulpa serta dapat menimbulkan infeksi pada jaringan sekitarnya.( Pickard, 2002 ) Status kesehatan gigi masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Secara konseptual faktor – faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan gigi masyarakat dikelompokkan atas : Anteseden (Persepsi mengenai kesehatan gigi, Sosiodemografi dan Sosioekonomi ) ; sistem yang ada ( ada tidaknya pelayanan kesehatan ) ; serta rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi penduduk. Faktor sosioekonomi berpengaruh kuat terhadap status kesehatan gigi. Hal ini dapat dilihat pada pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit karies gigi. Keluarga yang mempunyai pendidikan lebih tinggi memiliki kecendrungan untuk mengikuti instruksi kebersihan mulut, sehingga terlihat kejadian karies dan jumlah gigi yang hilang pada kelompok ini lebih rendah. (Wientraub, 1990) Persepsi masyarakat terhadap penyakit karies gigi yang dideritanya dapat berbeda-beda, dan persepsi ini akan mempengaruhi kebutuhan yang dirasakannya, yang kemudian akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan penyakit karies gigi, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian antara lain adalah bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) dan mempunyai prevalensi yang tinggi pada masyarakat. Dalam menggambarkan keadaan penyakit karies gigi pada penduduk, organisasi kesehatan sedunia ( WHO ) merekomendasikan klasifikasi umur dan kelompok umur yang perlu mendapat perhatian yaitu umur : 12 tahun, 15 tahun, 35 – 44 tahun dan 65-74 tahun ( World Health Organisation, 1997 ). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 1) Umur 12 tahun. Umur 12 tahun perlu mendapat perhatian, oleh karena pada umur ini anak – anak telah meninggalkan bangku sekolah dasar, dan di kebanyakan negara didunia merupakan saat terakhir dimana sampel anak dapat dengan mudah diperoleh melalui sistem pendidikan. Dengan demikian umur 12 tahun dipilih sebagai saat untuk memantau kesehatan gigi anak secara menyeluruh dan untuk melihat perbandingan keadaan kesehatan gigi anak secara internasional. 2) Umur 15 tahun. Umur 15 tahun digunakan untuk membandingkannya dengan data pada umur 12 tahun yaitu untuk melihat kenaikan prevalensi dan keparahan karies gigi setelah meninggalkan bangku sekolah dasar. 3) Umur 35 – 44 tahun. Kelompok unur ini dianggap merupakan standar untuk memantau kondisi kesehatan orang dewasa, yaitu mengenai akibat penyakit karies gigi dan penyakit periodontal setelah mencapai kelompok umur ini, dan untuk melihat pengaruh dari pelayanan kesehatan gigi secara umum. 4) Umur 65 – 74 tahun. Data kelompok umur ini dibutuhkan untuk perencanaan yang tepat bagi pelayanan kesehatan penduduk umur lanjut serta memantau secara keseluruhan pengaruh pelayanan kesehatan gigi pada penduduk. Indeks DMF-T yang merupakan indikator karies gigi yaitu, penjumlahan dari D yaitu decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut dan F untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal.(WHO, 1997). Menurut WHO klasifikasi tingkat keparahan penyakit karies gigi ( DMF – T ) pada kelompok usia 12 tahun adalah: Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Sangat rendah : 0,8 – 1,1 Rendah : 1,2 – 2,6 Sedang : 2,7 – 4,4 Tinggi : 4,5 – 6,5 Sangat tinggi : > 6,6 Perilaku Menurut Notoatmodjo ( 2005 ) perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas , mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Menurut Notoatmodjo yang mengutip dari Kwick, menyatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sebab sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Menurut ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dari beberapa batasan tentang perilaku di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku itu merupakan seluruh aktivitas manusia baik yang tampak ataupun yang tidak, sebagai reaksi dari kondisi yang dihadapi individu baik yang menyenangkan maupun hal-hal yang menghambat tujuan hidupnya. Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respons seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek tersebut. Ada dua respons yakni : 1. Perilaku tertutup yakni respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Bentuk pasif ini masih terselubung (covert behavior) 2. Perilaku terbuka yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung dan sudah nampak dalam bentuk tindakan nyata (overt behavior). ( Notoatmodjo, 2003 ). Meskipun perilaku dibagi pada perilaku terbuka dan perilaku terutup seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tetapi sebenarnya perilaku merupakan totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa perilaku merupakan keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal. Demikian pula halnya dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, pada tahap sebelum mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi merupakan perilaku tertutup, namun pada tahap memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sudah pada perilaku terbuka. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan Foster yang mengutip dari Mechanic, menyatakan bahwa perilaku sakit adalah salah satu jenis respons pada individu dan respons ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengetahui perilaku sakit dapat diketahui bagaimana individu memonitor keadaan tubuhnya, menginterpretasi gejala – gejala karies gigi dan membuat keputusan akan menggunakan pelayanan kesehatan gigi atau tidak. Jadi perilaku pencarian pengobatan merupakan bagian dari perilaku sakit. (Foster, 2005). Dalam menganalisa perilaku sakit, Muzaham yang mengutip dari Suchman, mengemukakan lima tahap sakit yaitu : (1) Tahap di mana pasien merasakan adanya gejala sakit, dan dapat menimbulkan respons emosional berupa rasa takut ; (2) Tahap di mana seseorang dinyatakan sakit dan memerlukan perawatan, dan orang sakit berusaha mengatasi gejala – gejala sakit, atau mencari nasehat dari keluarga atau teman. (lay referral) ; (3) Tahap di mana pasien perlu mendapat perawatan medis yang professional. Pada masyarakat Barat keputusan diambil setelah berkonsultasi dengan dokter dan keluarga, sedangkan pada non – Barat terutama di pedesaan keputusan lebih lambat karena melibatkan banyak orang ; (4) Tahap di mana individu berperan sebagai orang sakit, dan pada penderita penyakit – penyakit menahun yang mengetahui penyakitnya sulit sembuh secara total maka ia menerima ketergantungannya kepada dokter, sedangkan pada penderita yang penyakitnya diharapkan sembuh secara total ia tidak terlalu tergantung kepada dokter ; (5) Tahap penyembuhan atau rehabilitasi. Teori Suchman mengenai perilaku sakit memberikan sumbangan yang besar dalam menjelaskan prilaku kesehatan dari aspek sosial Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 kesehatan, namun kelemahan dari teori ini adalah bahwa studi dilakukan hanya pada penderita – penderita yang menerima pengobatan yang penyakitnya berat, sehingga pada penderita yang tidak mencari pengobatan, dan yang penyakitnya ringan kemungkinan teori ini tidak dapat digunakan (Muzaham, 1995). Menurut Foster yang mengutip dari Mechanic dan Volkart, dalam mempelajari perilaku sakit, menemukan bahwa reaksi seseorang terhadap karies gigi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : Adanya tanda – tanda dan gejala – gejala yang menyimpang ; banyaknya gejala – gejala yang dianggap serius yang menyebabkan putusnya hubungan dengan keluarga, produktifitas menurun dan aktifitas sosial terganggu ; dan tersedianya biaya. (Foster, 2005). Sejalan dengan pengertian perilaku sakit di atas Notoatmodjo yang mengutip dari Becker, mendefenisikan perilaku sakit merupakan respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pencarian pengobatan dimulai dari : a) Didiamkan saja (no action), artinya rasa sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan aktifitas sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan tanpa bertindak apapun symptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya, alasan lain yang sering kita dengar adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan kurang simpatik, tidak responsif, takut melakukan perawatan, takut ke rumah sakit dan sebagainya. b) Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self medication). Alasan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasar pengalaman-pengalaman yang lalu usaha-usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Pengobatan ini terbagi dua cara yaitu : cara tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok) dan cara modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek. c) Mencari penyembuhan atau pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi dua yaitu : Fasilitas pelayanan tradisional (dukun, shinshe, dan paranormal), dan pelayanan kesehatan modern atau profesional (Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek Dokter). Pengertian Sehat dan Sakit Pengertian sehat dan sakit juga dapat dijelaskan dengan konsep bahwa tidak ada individu yang sempurna kesehatannya dan tidak setiap orang menderita sakit. Notoatmodjo yang mengutip dari Twaddle dan Kassler, mengatakan sehat dan sakit berada pada keadaan antara kesehatan yang sempurna dan keadaan mati. Apa yang sehat bagi seseorang mungkin bagi individu lainnya tidak. Twaddle mengembangkan suatu hubungan antara status kesehatan dilihat dari segi individu dan status kesehatan dilihat dari segi penilai. Pada kenyataannya penilaian masyarakat mengenai status kesehatannya sering berbeda dengan petugas kesehatan. (Muzaham, 1996; Notoatmodjo, 2003). Twaddle membedakan tiga macam konsep yaitu Disease, Illness dan Sickness. Disease adalah konsep yang menunjukkan dimensi biologis dari perasaan yang tidak Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 sehat dan merupakan fenomena objektif, yang dapat diukur melalui pengamatan langsung, atau tes laboratorium, dan terutama menjadi titik perhatian para dokter sejak dua abad lalu. Illness adalah konsep yang mempunyai dimensi fisiologis bersifat subjektif. Merupakan perasaan tidak sehat menurut orang yang merasakannya. Sickness adalah konsep yang mempunyai dimensi sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan sosialnya. Selama individu masih bisa melakukan kewajiban – kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana biasa, masyarakat tidak menganggapnya sakit. (Notoatmodjo, 2003) Dari Sudut Penilai Sehat (Well) Sakit (ill) Kesehatan Normal Mengingkari Sakit Dari Sudut Individu Sehat (Well) Sakit (ill) (Normal Health) (1) (Deny of illness) Pura-pura sakit Kesehatan Buruk (Hypocondriac) (Ill Health) (Normal Health) (3) (2) (4) Sumber : Wolinsky Gambar 1. Hubungan antara Status Kesehatan dari Segi Individu dengan Status Kesehatan dari Sudut Penilai Area 1 (satu) menggambarkan bahwa seseorang tidak menderita sakit dan tidak merasa sakit (sehat menurut petugas kesehatan). Area 2 (dua) menggambarkan seseorang menderita karies gigi tetapi orang itu sendiri tidak merasa sakit atau tidak dirasakan sebagai sakit. Area 3 (tiga) menggambarkan seseorang yang merasa dirinya Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 sakit gigi (pura-pura sakit) namun dari hasil pemeriksaan klinis tidak ditemukan adanya penyakit karies gigi, kondisi ini hanya sedikit saja pada masyarakat dan hal ini mungkin karena gangguan psikis saja. Area 4 (empat) menggambarkan orang tersebut benar-benar menderita penyakit karies gigi baik dari individu maupun dari hasil pemeriksaan dokter gigi. (Wolinsky, 1980). Landasan Teori PRECEDE ( Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluated ) dari Green Green (1980) mengemukakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku kesehatan baik individu maupun masyarakat yakni : predisposing, enabling dan reinforcing. 1) Predisposing adalah faktor yang mendahului perilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berperilaku, yang termasuk didalamnya adalah : pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai. 2) Enabling adalah faktor pendukung yang memungkinkan keinginan untuk melaksanakan. Hal-hal yang termasuk dalam enabling antara lain adalah keterampilan perorangan, fasilitas atau sarana kesehatan. 3) Reinforcing adalah faktor penguat yang mendorong atau memperkuat terjadinya perubahan perilaku seseorang di bidang kesehatan. Beberapa faktor penguat ini antara lain menyangkut sikap petugas, tokoh masyarakat, teman sebaya dan lain-lain. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Predisposing Factors: Knowledge Attitudes Values perceptions Health Education Components Of Health program Enabling Factors: Availability of resources Accessibility Referrals Skills Nonhealth factors Non behavioral Causes Quality of life Health Problem Behavioral Causes Reinforcing Factors: Attitudes and behavior of health and other personnel, peers, parents, employers, etc Sumber : Lawrence W. Green. Gambar 2. PRECEDE Framework dari Green Pada teori yang dikemukakan Green, faktor penguat (Reinforcing) perilaku kesehatan memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat, faktor pemungkin/memudahkan (Enabling) disini adalah menyangkut sarana kesehatan gigi namun pada penelitian ini tidak hanya pemanfaatan sarana kesehatan saja tetapi juga melihat kemana saja masyarakat mencari pengobatan bila mengalami sakit gigi. Untuk teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Green yang dipergunakan dalam Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 penelitian ini adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan sikap sebagai faktor predisposisi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Health Belief Model dari Kirscht Selain teori Green dikenal juga model kepercayaan kesehatan (The Health Belief Models). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problemproblem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya melawan penyakitnya, dan hal-hal yang memotivasi tindakan tersebut. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Symptoms Personal Characteristic : Age, sex, socio-economic status, general coping, ability, alienation, etc Cues to courses of action Health Motivation Threat Negatively valued outcomes Expectancy of occurrence Benefits of action Value of threat reduction expectancy for success Barriers Costs of acting Decisions to Acts Gambar 3. The Health Belief Model and Illness Behavior dari Kirscht, J. P Ada empat elemen yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan mencari pengobatan yaitu : (1) Health Motivation Motivasi kesehatan yang timbul oleh adanya gejala- gejala penyakit , dan motivasi ini bervariasi pada masing-masing individu, yang dipengaruhi oleh derajat kepeduliannya terhadap masalah kesehatan gigi. (2) Threath Ancaman yang dilihat seseorang yang didasarkan pada penilaian terhadap kemungkinan yang ditimbulkan penyakit misalnya anggapan bahwa penyakit karies gigi dapat berakibat parah. Kehilangan gigi terutama gigi depan dapat mengganggu Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 estetis sehingga berpengaruh pada aktivitas sosial, dapat mengganggu fungsi penguyahan, atau penyakit karies gigi tidak dapat sembuh tanpa diobati. (3) Perceived Benefits Persepsi mengenai manfaat yang dirasakan apabila mengambil tindakan terhadap gejala yang dirasakan untuk mengurangi ancaman. (4) Perceived Barriers Hambatan untuk bertindak dapat berupa keadaan yang tidak menyenangkan atau rasa sakit yang ditimbulkan pada perawatan gigi. Disamping itu hambatan dapat berupa biaya baik bersifat monetary cost yaitu biaya pengobatan ataupun time cost ( waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan, dan waktu yang digunakan ke tempat pelayanan kesehatan ). (Kirscht, 1971) Keempat elemen diatas dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin dan status social ekonomi. Pada konsep Health Belief Model ini pada prakteknya belum dapat dijadikan faktor yang mendorong untuk berperilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi namun, pada penelitian ini yang dipergunakan dari konsep Health Belief Model adalah persepsi mengenai ancaman, hambatan dalam penanggulangan penyakit karies gigi. The Behavior Model of Health Service Use dari Ronald Andersen Sedangkan Andersen ( 1975) mengemukakan suatu model perilaku seseorang terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut : Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Presdiposing Demographic (Age, Sex) Social Structure (Ethnicity, education, occupation of head family) Health Belief Enabling Family Recources (Income, Health insurance) Community Recources (Health facility and personal) Need Health Service Perceived (Symptoms, Diagnose) Evaluated (Symptons, Diagnose) Sumber : Ronald Andersen, Joanna Kravits, Odin W. Anderson. Gambar 4. Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal yakni : 1. Predisposisi individu (predisposing factor) Masing-masing individu memiliki kecenderungan yang berbeda dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diramalkan dengan karakteristik pasien yang telah ada sebelum timbulnya episode sakit. Karakteristik ini meliputi : ciri demografi, struktur sosial dan kepercayaan tentang kesehatan. 2. Enabling factor Faktor predisposisi harus didukung pula oleh hal-hal lain agar individu memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor pendukung ini antara lain, pendapatan, asuransi kesehatan dan ketercapaian sumber pelayanan kesehatan yang ada. Bila faktor ini terpenuhi maka individu cenderung menggunakan Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada saat sakit. Untuk penyakit yang tergolong berat (misalnya harus operasi atau rawat inap di rumah sakit), maka kondisi ekonomi merupakan penentu akhir bagi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Karakteristik kebutuhan (need factor) Faktor ini lebih menitik beratkan pada masalah apakah individu beserta keluarganya merasakan adanya penyakit, atau kemungkinan untuk terjadinya sakit. Kebutuhan diukur dengan “Perceived need” dan “Evaluated need” melalui : 1. Jumlah hari individu tidak bisa bekerja 2. Gejala yang dialaminya 3. Penilaian individu tentang status kesehatannya. Bila faktor predisposisi dan enabling sudah mendukung, maka variasi persepsi terhadap penyakit karies gigi dan cara seseorang menanggapi penyakit akan menentukan apakah memanfaatan pelayanan kesehatan gigi atau tidak, sub komponennya yaitu kebutuhan yang ”dirasakan” (perceived need), di ukur dengan perasaan subjektif individu terhadap penyakit karies gigi dan Evaluated Need yaitu evaluasi klinis terhadap penyakit karies gigi oleh dokter gigi. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa faktor kebutuhan (need) merupakan penentu akhir bagi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi. ( Andersen, 1975 ). Pada teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Andersen dipergunakan pada penelitian ini kepemilikan asuransi yaitu faktor Need dan Enabling, Enabling factor yaitu dan pendapatan per bulan, dimana faktor tersebut untuk Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 melihat sejauhmana kemauan dan kemampuan responden dalam mempergunakan pendapatannya untuk pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Faktor Need yaitu kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan oleh pemeriksaan dokter gigi. Kerangka konsep Penelitian Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar sebagai variabel yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (Need) masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi yaitu kebutuhan yang dirasakan individu untuk perawatan gigi dan kebutuhan yang ditentukan dari hasil pemeriksaan dokter gigi. Pengetahuan, persepsi, sikap, kepemilikan asuransi dan pendapatan per bulan sebagai variabel yang mempengaruhi variabel utama. Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori diatas maka dibuat kerangka konsep penelitian ini yang merupakan modifikasi antara teori dari Andersen, Lawrence Green dan Model Kepercayaan Kesehatan dari Kirscht yaitu sebagai berikut: Need 1.Perceived need 2.Evaluated need (DMF-T) Faktor Predisposisi 1.Pengetahuan 2.Persepsi 3.Sikap Faktor Enabling 1. Asuransi 2. Pendapatan per bulan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Gambar 5. Kerangka konsep Penelitian Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2001) untuk menjelaskan hubungan kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar . Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Pematang Siantar, dengan pertimbangan kota Pematang Siantar merupakan daerah yang strategis, merupakan daerah rujukan untuk daerah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Tobasa dan masih rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi yang dapat dilihat dari tingkat kunjungan pasien ke poliklinik gigi puskesmas dan ke poliklinik gigi RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar, serta belum pernah dilakukan penelitian yang serupa. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Waktu Penelitian Penelitian ini diperkirakan selama 14 bulan mulai bulan Februari 2007 sampai dengan bulan April 2008. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kota Pematang Siantar yang berusia 15-65 tahun. Besar sampel pada penelitian ini dapat dihitung dengan pendugaan dua proporsi pupulasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Lemeshow,1997) : n= {Z 1−α 2[ P (1 − P )] + Z 1− β [ P1 (1 − P1 ) + P2 (1 − P2 )]}2 ( P1 − P2 ) 2 Dimana : n = besar sampel P = P1 + P2 / 2 Penelitian pendahuluan dengan jumlah sampel 40 orang mendapatkan : P1 = Proporsi wanita yang mengalami karies gigi = 40% P2 = Proporsi laki-laki yang mengalami karies gigi = 30% Derajat kemaknaan α = 0.05 dan β = 0,20 Kekuatan uji = 80 % Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh besar sampel adalah 464 orang. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pengambilan sampel Pengambilan sampel dengan menggunakan metode multistage sampling. Kota Pematang Siantar mempunyai 7 kecamatan dan 43 kelurahan. Pengambilan sampel dilakukan dalam tiga tahap : Tahap pertama : Pengambilan dua kecamatan dari tujuh kecamatan yang ada secara acak, terpilih Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan Siantar Marihat. Tahap kedua : Pada tiap kecamatan terpilih diambil secara acak dua kelurahan dan dari kelurahan (setiap kelurahan memiliki dua lingkungan) diambil responden dari tiap lingkungan sebanyak 58 orang. Kecamatan Siantar Barat terpilih Kelurahan Proklamasi dan Kelurahan Timbang Galung dan Kecamatan Marihat terpilih Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Pardamean. Tahap ketiga : Pengambilan responden penduduk umur 15-65 tahun. Pengambilan sampel pertama pada tiap lingkungan dilakukan secara random. Cara pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut : 1) Langkah pertama, ditentukan tempat yang merupakan pusat kegiatan di lingkungan yang dipilih, dan dalam penelitian ini adalah kantor kepala lingkungan atau gereja / mesjid. 2) Langkah kedua adalah meletakkan botol fanta kosong di tanah disekitar kantor kepala lingkungan atau mesjid / gereja. Selanjutnya botol fanta diputar pada sumbunya dan arah di mana mulut botol berhenti ditentukan sebagai tempat Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 diambilnya sampel yang pertama. Apabila pada arah di mana mulut botol berhenti tidak menghadap rumah, maka botol di ulangi diputar sampai mulut botol menunjuk arah yang ada rumah. 3) Langkah ketiga adalah menentukan secara random salah satu dari beberapa rumah yang berada pada garis lurus yang ditarik mulai dari rumah pertama yang di tunjuk sesuai arah mulut botol sampai seterusnya. Kemudian sampel sebagai responden adalah penduduk berusia 15-65 tahun yang merupakan tetangga terdekat di sebelahnya sampai diperoleh sejumlah responden yang telah ditentukan. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dengan pedoman kuesioner mengenai hubungan kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui hasil pemeriksaan dokter gigi terhadap perawatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi .Data sekunder adalah data demografi, jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan yang diperoleh dari catatan / pendokumentasian pada lokasi penelitian. Uji validitas dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur. Uji Validitas dilakukan terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula alat bantu komputer yaitu dengan melihat output pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan, kemudian membandingkan dengan nilai r tabel. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang dipergunakan dan dilakukan pada kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan rumus product moment ( korelasi Pearson ). (Arikunto, 2002 ). Penggunaan alat ukur ini telah diuji dengan melakukan uji coba pada 42 orang responden diwilayah penelitian dan bukan merupakan bagian dari sampel penelitian. Ternyata terbukti validitas dan reliabilitasnya. Uji reliabilitas menghasilkan nilai Alfa Cronbach’s sebagai berikut : a. Kebutuhan yang dirasakan mempunyai nilai 0,805 b. Persepsi mempunyai nilai 0,776 c. Sikap mempunyai nilai 0,773 d. Pengetahuan mempunyai nilai 0,799 e. Pemanfaatan pelayanan kesehatan mepunyai nilai 0,810. Variabel dan Definisi Operasional Tabel 1. Variabel penelitian, Definisi Operasional, Cara, Alat dan Skala Ukur 2 Cara dan Alat Ukur 3 Tindakan yang dilakukan oleh responden apabila mengalami karies gigi, apakah ke pelayanan kesehatan gigi atau tidak Wawancara (Kuesioner) Variable Definisi Operasional 1 VARIABEL DEPENDEN Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Skala 5 Nominal Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Lanjutan variabel dan defenisi operasional VARIABEL INDEPENDEN Perceived Need (Kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan persepsi individu) Evaluated need (Indeks DMFT) Faktor Predisposisi Faktor Enabling Defenisi Operasional Pendapat responden : • Mempunyai gigi berlubang. • Mengenai sakit gigi (karies) dalam enam bulan terakhir. • Memerlukan perawatan gigi enam bulan terakhir. • Karies gigi mengganggu pekerjaan • Mengenai pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi. • Membutuhkan perawatan gigi pada saat ini atau tidak. Karies adalah gigi berlubang pada pit atau fissure atau pada permukaan, yang mempunyai dinding lunak dan bila dideteksi oleh instrumen sonde akan sangkut. Evaluated need (DMF-T) : Pengalaman karies responden berdasarkan diagnosa dokter gigi yang merupakan Penjumlahan D=Decayed, M=Missing, F=Filled Dengan rumus DMF-T = ∑ DMF-T ∑ Sampel • Decayed : gigi tetap yang berlubang pada pit atau fissure atau pada permukaan, yang mempunyai dinding lunak dan bila dideteksi oleh instrumen sonde akan sangkut. • Missing : gigi tetap yang telah dicabut oleh karena karies. • Filled : gigi tetap yang terdapat satu atau lebih tambalan tetap dan tidak terdapat karies sekunder. • Pengetahuan : Pengetahuan responden mengenai ada tidaknya unit pelayanan kesehatan gigi di daerah tinggalnya • Persepsi : Pemahaman responden mengenai penyakit karies gigi yaitu mengenai keseriusan penyakit, ancaman penyakit bila tidak diobati. • Sikap : Pendapat atau penilaian responden tentang status kesehatan gigi, apakah kesehatan gigi sangat berarti bagi responden atau tidak. • Pendidikan : Pendidikan formal yang terakhir ditamatkan oleh responden • Umur : Ulang tahun terakhir responden pada saat penelitian • Asuransi: Kepesertaan responden dengan Asuransi • Pendapatan : Penghasilan responden perbulan, bagi responden yang masih menjadi tanggungan orang tua, pendapatan merupakan penghasilan orang tuanya Cara dan Alat Ukur Wawancara (Kuesioner) Skala Nominal Pemeriksaan Gigi (sonde, kaca mulut). Interval Wawancara (kuesioner) Ordinal Wawancara (kuesioner) Ordinal Wawancara (kuesioner) Ordinal Wawancara (kuesioner) Wawancara (kuesioner) Wawancara (kuesioner) Wawancara (kuesioner) Nominal Interval Nominal Interval Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Metode Pengukuran a. Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu Pengukuran kebutuhan berdasarkan persepsi individu, dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan mengenai kebutuhan berdasarakan persepsi individu. Diberikan nilai 2 bagi responden yang memberikan jawaban positif dan nilai 1 bagi responden dengan jawaban negatif. Kategori responden dibagi pada dua kategori yaitu responden yang berada di atas median termasuk mempunyai kebutuhan tinggi dan di bawah median termasuk mempunyai kebutuhan rendah, hal ini sesuai dengan standar Depkes RI bahwa 50% - 75% termasuk kategori cukup. b. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pengukuran pemanfaatan pelayanan kesehatan, dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pemberian nilai 2 bagi yang menyatakan memanfaatkan pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter gigi, dan nilai 1 bagi yang tidak memanfaatkan. c. Kebutuhan yang Ditentukan Melalui Pemeriksaan Dokter Gigi (DMF-T) Pengukuran DMF-T dilakukan di rumah responden dengan cara memeriksa gigi responden dengan sinar matahari dan apabila pencahayaannya kurang, dilakukan penerangan dengan menggunakan senter, lesi karies ditentukan dengan menjalankan sonde pada kavitas dan sonde sangkut. Indeks DMF-T merupakan penjumlahan lesi karies (D), gigi yang sudah dicabut karena karies (M) dan gigi yang sudah ditambal (F), kemudian dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. Pengukuran DMF-T Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 menggunakan standar menurut WHO yang sudah dimodifikasi. Responden yang memiliki indeks karies ≤ 4,4 dimasukkan kedalam kategori rendah dan sedang, bagi responden dengan indeks karies > 4,4 dimasukkan kedalam kategori tinggi dan sangat tinggi. d. Pengetahuan Pengukuran pengetahuan responden mengenai keberadaan unit pelayanan kesehatan gigi dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan pengetahuan. Diberikan nilai 2 bagi yang tahu dan nilai 1 bagi yang tidak tahu. Bagi responden yang memiliki nilai < 5 dikategorikan tidak tahu dan yang memiliki nilai ≥ 5 dikategorikan tahu. e. Sikap Pengukuran sikap responden, dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan mengenai sikap. Diberikan nilai 2 bagi responden yang memberikan jawaban positif dan 1 bagi responden dengan jawaban negatif. Kategori responden dibagi pada dua kategori yaitu responden yang berada di atas median termasuk mempunyai sikap baik dan di bawah median termasuk sikap kurang. f. Persepsi Pengukuran mengenai persepsi responden , dilakukan dengan pemberian nilai pada tiap-tiap pertanyaan mengenai persepsi/belief . Diberikan nilai 2 bagi responden yang memberikan jawaban positif dan 1 bagi responden dengan jawaban negatif. Kategori responden dibagi pada dua kategori yaitu responden yang berada di atas Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 median termasuk mempunyai persepsi baik dan di bawah median termasuk persepsi kurang. g. Kepemilikan Asuransi Pengukuran mengenai kepemilikan asuransi responden dilihat dari jawaban responden apakah memiliki asuransi atau tidak memiliki. h. Pendapatan Pendapatan responden merupakan penghasilan responden perbulan, pengukuran pendapatan di bagi pada dua kategori yaitu bagi responden yang berada di atas upah minimum Kota Pematang Siantar di masukkan pada responden dengan pendapatan tinggi dan yang berada di bawah upah minimum Kota Pematang Siantar termasuk pada responden dengan pendapatan rendah. Upah minimum Kota Pematang Siantar merujuk kepada keputusan Gubernur Sumatera Utara tahun 2006, yaitu sebesar Rp. 761.000 (Tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah) perbulan. Analisis data Tujuan akhir dari analisis data adalah untuk membuktikan hipotesis penelitian, untuk menguji hipotesis penelitian, maka dilakukan analisis bivariat dengan uji chi square, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (kebutuhan yang dirasakan individu dan DMF-T indeks) dengan variabel dependen (pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi). Pada analisis ini ditentukan terlebih dahulu hipotesis nol, dengan tingkat kemaknaan 5 % ( α = 0,05 ), bila diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis nol ditolak artinya ada Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 hubungan antara kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. Analisis multivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya variabel konfonder (pengetahuan, persepsi, sikap, kepemilikan asuransi, dan pendapatan perbulan) hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi serta melihat besarnya hubungan antara kebutuhan yaitu kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi setelah variabel konfonder dikontrol. Penghitungan ini dilakukan dengan regresi logistik ganda, sehingga didapatkan hubungan yang murni antara variabel bebas dengan variabel terikat tanpa adanya variabel konfonder. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Kota Pematang Siantar Untuk mengenal daerah tempat penelitian ini, maka diuraikan gambaran umum Kota Pematang Siantar menurut geografi, iklim, pemerintahan, dan pelayanan kesehatan. Secara geografi Kota Pematang Siantar terletak diantara 2° 50° 29° - 2° 50° 23° LU dan 99° 05° - 99° 02° BT, serta berada 400 meter diatas permukaan laut, beriklim sedang dengan suhu maksimum 31,1° C dan suhu minimum 19,1° C, curah hujan rata-rata 256 mm dan kelembaban udara rata-rata 84,57 %. Kota Pematang Siantar perbatasannya dikelilingi wilayah Kabupaten Simalungun. Luas wilayah Kota Pematang Siantar adalah 79,971 km². Kota Pematang Siantar merupakan salah satu dari 28 kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Utara. Kota Pematang Siantar merupakan kota kedua terbesar setelah Kota Medan. Administrasi kota dipimpin oleh seorang walikota dan pada saat ini terdiri dari 7 kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah penduduk 247.837 jiwa, yang berarti kepadatan penduduk 3.099 jiwa /km². Penelitian ini dilakukan di Kota Pematang Siantar yang diwakili Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan Marihat. Jumlah penduduk kecamatan Siantar Barat sampai bulan Januari tahun 2007 adalah 48.051, jumlah penduduk wanita 24.444 jiwa, dan laki-laki 23.607 jiwa. Kecamatan Siantar Barat mempunyai luas wilayah 3,25 km², kepadatan penduduk 14.790 jiwa/km². Pembangunan jalan sudah merata sehingga transportasi sudah berjalan dengan baik. Kecamatan Siantar Barat Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 merupakan kecamatan dengan tipe jasa dan perdagangan. Kecamatan Siantar Marihat mempunyai jumlah penduduk 32.511 jiwa yang terdiri dari 16.581 jiwa dan laki-laki 15.930 jiwa. Kecamatan Siantar Marihat mempunyai luas 25,83 km², kepadatan penduduk 1.258 jiwa/km². Sarana pelayanan kesehatan gigi yang ada di Kota Pematang Siantar sebesar 55 unit dengan rasio terhadap penduduk 1 : 4.506 penduduk. Puskesmas dijumpai pada semua kecamatan dengan jumlah keseluruhannya adalah 17 puskesmas sehingga rasio puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 1 : 14.579 penduduk. Jumlah puskesmas ini sudah memadai bila dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan yaitu satu puskesmas untuk 30.000 jiwa. Rasio dokter gigi dan penduduk di kecamatan Siantar Barat adalah 1 : 9.610 penduduk sedangkan di kecamatan Siantar Marihat 1 : 8.127 penduduk. Gambaran Karakteristik Responden Karakterisik responden penelitian ini menggambarkan bahwa persentase perempuan yaitu 61,85 %, lebih besar dibandingkan dengan laki-laki 38,15 %. Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU sebanyak 70,90 %. Pekerjaan responden yang terbanyak adalah wiraswasta sebanyak 39,66 %). Gambaran karakteristik responden menurut status perkawinan yang terbanyak adalah responden yang sudah berkeluarga dan ibu rumah tangga (Tabel 2). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 2. Gambaran Karakteristik Responden di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Umur 15 – 24 25 – 34 35 – 44 45 – 65 Total Pendidikan SD SLTP SMU PT Total Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga PNS/TNI/Pensiunan Pegawai Swasta Tidak Bekerja Total Status Perkawinan Kawin Tidak Kawin Janda/Duda Total N Persentase 177 297 464 38,15 61,85 100 127 139 107 91 464 27,37 29,96 23,06 19,61 100 19 71 329 45 464 4,1 15,3 70,9 9,7 100 184 113 73 37 17 464 39,66 24,36 15,73 7,97 3,66 100 298 135 31 464 64 29 7 100 Gambaran Perceived Need (Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Persepsi Individu) Responden yang menyatakan memiliki gigi berlubang 51,3% sedangkan yang menyatakan tidak 48,7%. Selama 6 bulan terakhir, responden yang menyatakan mengalami sakit gigi 54,3% dan yang tidak menyatakan mengalami sebesar 45,7% Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 sedangkan yang menyatakan mendapatkan perawatan 41,8% dari jumlah responden yang mengeluhkan sakit gigi. Responden yang menyatakan bahwa penyakit karies gigi tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari sebanyak 38,7% dan yang menyatakan mengganggu 61,3%. Persentase responden yang menyatakan rutin memeriksakan kesehatan gigi 32,1 % sedangkan yang menyatakan tidak rutin 67,9%. Responden yang menyatakan membutuhkan perawatan gigi pada saat ini 68,1% sedangkan yang menyatakan tidak 31,9% ( Tabel 3). Tabel 3. Persentase Responden Menurut Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Persepsi Individu di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. 1 2 3 4 5 6 Persepsi Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Mempunyai gigi berlubang -Ya -Tidak Merasakan sakit gigi 6 bulan terakhir -Ya -Tidak Mendapatkan perawatan gigi 6 bulan terakhir -Ya -Tidak Karies Gigi tidak menggangu pekerjaan -Ya -Tidak Rutinitas memeriksakan gigi -Ya -Tidak Saat ini butuh perawatan gigi -Ya -Tidak N Persentase 238 226 51,3 48,7 252 212 54,3 45,7 194 270 41,8 58,2 180 284 38,7 61,3 149 315 32,1 67,9 316 148 68,1 31,9 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambaran Evaluated Need ( Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi ) Prevalensi karies berdasarkan kelompok umur cukup tinggi, yaitu 93,70% 100% dan terlihat ada kecendrungan kenaikan prevalensi karies seiring dengan pertambahan umur (Tabel 4). Tabel 4. Prevalensi Karies Gigi Menurut Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Jumlah penderita Karies (DMF-T>0) Jumlah responden Prevalensi 15 – 24 119 127 93,70 25 – 34 135 139 97,12 35 – 44 106 107 99,10 45 – 65 91 91 451 464 Kelompok umur (tahun) Total 100 97,2 Pengalaman karies gigi rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan gigi dengan lesi karies (D), gigi yang sudah dicabut (M) dan gigi yang sudah ditambal (F) dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. Pada penelitian ini indeks karies rata-rata = 6,43, yang berarti bahwa kerusakan gigi rata-rata per orang adalah 6 gigi, yang di dominasi oleh D dan M dengan rata-rata D = 4 dan rata-rata gigi yang hilang = 2 sedangkan rata-rata gigi yang sudah ditambal masih terlalu rendah yaitu 0,16 gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Apabila dilihat dari kelompok umur ternyata ada kenaikan jumlah pengalaman karies gigi rata-rata seiring bertambahnya umur. Pada kelompok umur 15 – 24 tahun DMFT rata-rata 4,37 ± 1.84, pada kelompok umur 25 – 34 tahun DMF-T rata-rata 5,70 ± 2,06, pada kelompok umur 35 – 44 tahun DMF-T rata-rata 7,10 ± 3,47 dan pada kelompok umur 45 – 65 tahun DMF-T rata-rata 9,65 ± 4,45 (Tabel 5). Tabel 5. Pengalaman Karies Gigi (DMF-T) Responden Menurut Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Kelompok umur (tahun) Jumlah Responden DMF-t Rata-rata D 15 – 24 127 4,37 1,84 25 – 34 139 5,70 2,06 35 – 44 107 7,10 3,47 45 – 65 91 9,65 4,45 Total 464 6,43 3 Berdasarkan standar yang ditentukan oleh WHO, responden di dua kecamatan Kota Pematang Siantar yang memiliki indeks karies gigi tinggi yaitu indeks karies lebih besar dari 4,4 sebesar 57,9% ( Tabel 6 ). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi (DMF-T) Menurut Standar yang Ditentukan WHO yang Sudah Dimodifikasi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. DMF-T N Persentase 1 Rendah dan Sedang ( ≤ 4,4 ) 195 42,1 2 Tinggi dan Sangat Tinggi ( > 4,4 ) 269 57,9 Faktor-Faktor Predisposisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Responden yang menyatakan berkeyakinan semua orang dapat menderita karies gigi sebanyak 97,2% sedangkan yang menyatakan tidak 2,8%. Keyakinan responden tentang penyakit karies gigi berbahaya bagi kesehatan sebanyak 69,8% sedangkan yang menyatakan tidak 30,2%. Penyakit karies gigi dapat menyebabkan penyakit pada bagian tubuh lain sebanyak 66,6% dan yang tidak menyatakan 33,4%. Responden yang menyatakan berkeyakinan bahwa penyakit karies gigi dapat sembuh tanpa diobati sebanyak 13,2% sedangkan yang menyatakan tidak 86,8%(Tabel 7). Responden yang menyatakan setuju bahwa kesehatan gigi mempunyai arti penting bagi dirinya sebanyak 98,1% sedangkan yang menyatakan tidak 1,9%. Responden yang menyatakan tidak keberatan meninggalkan pekerjaan untuk berobat gigi sebanyak 60,3% sedangkan yang menyatakan keberatan 39,7%. Responden yang menyatakan bau mulut dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain sebanyak 91,6% sedangkan yang menyatakan tidak mempengaruhi hubungan dengan orang lain 8,4%. Sebanyak 96,3% responden mengatakan kerusakan gigi dapat merusak penampilan sedangkan yang menyatakan tidak 3,7% (Tabel 8). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 7. Persentase Persepsi Responden Mengenai Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. 1 2 3 4 Persepsi Penyakit Karies Gigi Semua orang dapat menderita karies gigi -Ya -Tidak Penyakit karies Gigi berbahaya bagi kesehatan - Ya - Tidak Penyakit karies gigi dapat menyebabkan penyakit pada bagian tubuh yang lain - Ya - Tidak Penyakit karies Gigi dapat sembuh tanpa diobati - Ya - Tidak N Persentase 451 13 97,2 2,8 324 140 69,8 30,2 309 155 66,6 33,4 61 403 13,2 86,8 Pengetahuan responden mengenai keberadaan unit pelayanan kesehatan gigi sebanyak 91,8% menyatakan mengetahui adanya unit pelayanan kesehatan gigi di daerahnya sedangkan 8,2% menyatakan tidak mengetahui (Tabel 9). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 8. Persentase Sikap Responden terhadap Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. 1 2 3 4 Sikap Kesehatan gigi mempunyai arti penting - Ya - Tidak Jika sakit gigi, dapat meninggalkan pekerjaan untuk berobat gigi - Ya - Tidak Bau mulut dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain - Ya - Tidak Kerusakan gigi depan dapat merusak penampilan - Ya - Tidak N Persentase 455 9 98,1 1,9 280 184 60,3 39,7 425 39 91,6 8,4 447 17 96,3 3,7 Tabel 9. Persentase Pengetahuan Mengenai Keberadaan Unit Pelayanan Kesehatan Gigi Responden di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Keberadaan Pelayanan Kesehatan Gigi Tahu Tidak tahu N Persentase 426 38 91,8 8,2 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Faktor-Faktor Enabling Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Responden yang menyatakan memiliki asuransi kesehatan sosial sebanyak 24,1%, asuransi kesehatan masyarakat miskin 0,4%, asuransi lainnya (Prudential dan AIG Life) 9,1%, dan tidak memiliki asuransi 66,4% (Tabel 10) Tabel 10. Persentase Kepemilikan Asuransi Kesehatan Responden di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Asuransi Asuransi Sosial Askeskin Asuransi Lainnya Tidak memiliki asuransi N Persentase 112 24,1 2 0,4 42 9,1 308 66,4 Responden yang menyatakan pendapatannya di atas upah minimum regional (UMR) sebanyak 61,6% sedangkan yang menyatakan berada di bawah UMR 38,4% (Tabel 10). Khusus bagi responden yang mendapatkan perawatan gigi, rata-rata biaya yang dikeluarkan pada saat mendapatkan perawatan gigi sebesar Rp.13.000 dan menurut responden tarif tersebut tidak mahal dan sudah dianggap wajar. Responden yang menyatakan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 74,8% sedangkan yang menyatakan tidak memanfaatkan 25,2% (Tabel 12). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 11. Persentase Pendapatan Responden di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Pendapatan N Persentase Di atas UMR 286 61,6 Di bawah UMR 178 38,4 Tabel 12. Persentase Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi N Persentase Memanfaatkan 347 74,8 Tidak memanfaatkan 117 25,2 Hubungan antara Faktor-faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio = 2,340 ( CI 95%. 1,184 – 4,627 ). Responden yang mengetahui adanya unit pelayanan kesehatan gigi berpeluang 2,340 kali memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi bila dibandingkan dengan yang tidak mengetahui. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nlai p= 0,009 dan prevalensi rasio = 1,837( CI 95 % Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 :1,169 – 2,887). Responden yang persepsinya dalam kategori baik berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 1,837 kali dibandingkan dengan responden dengan kategori kurang. Sikap responden terlihat mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,001 dan prevalensi rasio = 2,233 ( CI 95 % 1,458 – 3,420 ). Responden yang sikapnya dalam kategori baik berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 2,233 kali dibandingkan responden yang sikapnya dalam kategori rendah. Ada hubungan antara asuransi yang dimiliki responden dengan pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p=0,041 dan prevalensi rasio= 1,653 ( CI 95 % : 1,034 -2,643 ) . Responden yang memiliki asuransi berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebesar 1,653 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Pendapatan responden berhubungan secara bermakna dengan pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,036 dan prevalensi rasio = 1,642 ( CI 95% 1,047-2,575 ) . Responden yang tingkat pendapatannya tinggi yaitu diatas UMR berpeluang 1.642 kali berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di bandingkan dengan responden yang yang tingkat pendapatannya kategori rendah (dibawah UMR)(Tabel 13). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 13. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Asuransi dan Pendapatan dengan Pemanfaaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Variabel Pengetahuan - Tahu - Tidak tahu Persepsi - Baik - Kurang Sikap - Baik - Kurang Pemanfaatan (baik) N % Pemanfaatan (kurang) N % 325 22 76,3 57,9 101 16 23,7 42,1 RP = 2,340 X² = 6,261 Df = 1 p = 0,018 149 198 81,4 70,5 34 83 18,6 29,5 RP = 1,837 X² = 7,057 Df = 1 p = 0,009 81,4 66,2 49 68 18,6 33,8 RP = 2,233 X² = 13,958 Df = 1 p = 0,001 214 133 Hasil analisis statistik Asuransi - Tidak Memiliki - Memiliki 221 126 71,8 80,8 87 30 28,2 19,2 RP = 1,653 X² = 4,464 Df = 1 p = 0,041 Pendapatan - Tinggi - Rendah 204 143 71,3 80,3 82 35 28,7 19,7 RP = 1,642 X² = 4,772 Df = 1 p = 0,036 Hubungan antara Perceived Pelayanan Kesehatan Gigi Hasil analisis hubungan dan Evaluated need dengan Pemanfaatan variabel kebutuhan yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan gigi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio = 1,684 ( CI 95 % : 1,105-2,568 ). Responden dengan kebutuhan dalam kategori tinggi berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 1,684 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki kebutuhan kategori rendah (Tabel 14). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi (DMF-T) dengan pemanfaaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,04 dan prevalensi rasio = 1,578 ( CI 95 % : 1,035 - 2,406) . Responden dengan DMF-T tinggi dan sangat tinggi berpeluang mengalami pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 1,578 kali dibandingkan dengan yang keadaan DMF-T nya kategori rendah dan sedang (Tabel 14). Tabel 14. Hubungan Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu dan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Variabel Kebutuhan - Tinggi - Rendah DMFT - Tinggi - Rendah Pemanfaatan Baik N % Pemanfaatan Kurang N % 205 142 79,2 69,3 54 63 20,8 30,7 RP = 1,684 X² = 5,926 78,4 69,7 58 59 21,6 30,3 RP = 1,578 X² = 4,532 211 136 Hasil analisis statistik Df = 1 p = 0,018 Df = 1 p = 0,04 Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel mana yang menjadi variabel perancu/konfonder dengan menggunakan regresi logistik ganda. Variabel yang mempunyai nilai p < 0,25 dalam analisis bivariat dapat dijadikan model pada analisis multivariat. Analisis dilakukan antara variabel utama dan variabel perancu/konfonder terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Selanjutnya dilakukan uji interaksi antara variabel utama dengan variabel konfonder dalam mempengaruhi variabel independen. Langkah berikutnya adalah dengan memeriksa Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 indeks konfonder dalam persamaan akhir. Tabel 15 menunjukkan semua variabel memiliki p < 0,25, berarti semua variabel layak dimasukkan menjadi model dalam analisis multivariat Tabel 15. Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel Kebutuhan, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 Variabel Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Kebutuhan Nilai P= 0,0467 Prevalensi rasio = 1,608 Pengetahuan Nilai P = 0,010 Prevalensi rasio = 2,641 Persepsi Nilai P = 0,001 Prevalensi rasio = 3,505 Sikap Nilai P = 0,001 Prevalensi rasio = 3,200 Askes Nilai P = 0,005 Prevalensi rasio = 2,099 Pendapatan Nilai P = 0,093 Prevalensi rasio = 1,510 Tabel 16 menunjukkan prevalensi rasio analisis multivariat antara variabel kebutuhan, faktor predisposisi, enabling terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel. 16. Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel Kebutuhan , Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 Variabel Kebutuhan Pengetahuan Persepsi Sikap Pendapatan Askes Prevalensi rasio 1,608 2,641 3,505 3,200 1,510 2,099 CI 95% 1,006 1,205 2,056 1,961 0,934 1,006 – – – – – – 2,517 5,975 5,975 5,223 2,443 2,517 Nilai P 0,0467 0,010 0,001 0,001 0,093 0,005 Dalam hubungan variabel kebutuhan berdasarkan persepsi individu dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, ada satu variabel yang tidak berinteraksi yaitu kebutuhan dengan pendapatan (Tabel 17). Tabel 17. Uji Interaksi Antara Variabel Kebutuhan dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No Variabel 1 2 3 4 5 Kebutuhan dengan pengetahuan Kebutuhan dengan persepsi Kebutuhan dengan Sikap Kebutuhan dengan pendapatan Kebutuhan denganAskes Prevalensi rasio 0,601 1,592 1,490 1,141 1,402 CI 95% 0,403 – 0,893 1,149 – 2,205 1,128 – 1,968 0,850 – 1,530 1,032 - 1,905 Nilai p 0,012 0,005 0,005 0,379 0,031 Tabel 18 menunjukkan tidak satupun variabel yang menjadi pengganggu hubungan antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi . Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 18. Pemeriksaan Variabel Perancu/Konfonder Hubungan antara Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 Variabel Prevalensi rasio Sebelum 1,732 2,033 1,846 1,608 1,649 Pengetahuan Persepsi Sikap Pendapatan Askes Prevalensi rasio Sesudah 1,846 1,338 2,033 1,649 1,732 Selisih (%) -6,17551 51,9432 -9,19823 -2,48636 -4,79215 Tabel 19 menunjukkan responden dengan persepsi kebutuhan tinggi akan berpeluang 1,649 kali memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi setelah dikontrol variabel pengetahuan, persepsi dan sikap serta kepemilikan asuransi. Tabel 19. Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. Variabel Β 1. Pengetahuan 0,948 Prevalensi rasio 2,581 CI 95% 1,243 – 5,356 Nilai P 0,011 2. Persepsi 1,238 3,488 2,022 – 5,882 0,001 3. Sikap 1,208 3,346 2,053 – 5,454 0,001 4 Askes 0,792 2,207 1,324 – 3,681 0,002 5. Kebutuhan 0,500 1,649 1,033 - 2,633 0,036 Tabel 20 menunjukkan semua variabel memiliki p < 0,25, berarti semua variabel layak dimasukkan menjadi model dalam analisa multivariat hubungan kebutuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 20. Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel DMF-T, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No Variabel Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi 1 DMF-T Nilai p = 0,040 Prevalensi rasio = 1,578 2 Pengetahuan Nil ai p = 0,010 Prevalensi rasio = 2,641 3 Persepsi Nilai p = 0,001 Prevalensi rasio = 3,505 4 Sikap Nilai p = 0,001 Prevalensi rasio = 3,200 5 Askes Nilai p = 0,005 Prevalensi rasio = 2,099 6 Pendapatan Nilai p = 0,093 Prevalensi rasio = 1,510 Setelah dilakukan uji multivariat terhadap variabel yang layak dijadikan model ternyata variabel pendapatan tidak mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, sehingga pada variabel tersebut tidak dilakukan uji interaksi (Tabel 21). Tabel 21. Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel DMF-T,Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 Variabel Prevalensi CI 95% rasio DMF-T 2,353 1,453 – 3,809 Pengetahuan 2,654 1,264 – 5,569 Persepsi 4,004 2,436 – 6,778 Sikap 4,063 0,973 – 2,583 Pendapatan 1,584 0,065 - 1,584 Askes 2,178 1,292 – 3,674 Dalam hubungan variabel DMF-T dengan pemanfaatan pelayanan Nilai P 0,001 0,010 0,001 0,001 0,065 0,004 kesehatan gigi, ada satu variabel yang tidak berinteraksi yaitu DMF-T dengan kepemilikan asuransi. (Tabel 22). Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 22. Uji Interaksi Antara Variabel DMF-T dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No 1 2 3 4 Variabel DMF-T dengan Pengetahuan DMF-T dengan Persepsi DMF-T dengan Sikap DMF-T dengan Askes Prevalensi rasio 0,634 1,843 1,823 1,226 CI 95% 0,440 – 0,914 1,330 – 2,554 1,371 - 2,424 0,918 – 1,636 Nilai P 0,015 0,001 0,001 0,167 Tabel 23 menunjukkan bahwa yang menjadi variabel pengganggu adalah variabel persepsi responden dan sikap responden . Tabel 23. Pemeriksaan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Pendapatan dan Asuransi sebagai Konfonder dalam Hubungan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 Variabel Pengetahuan Persepsi Sikap Pendapatan Askes Prevalensi rasio Sebelum 2,334 1,850 2,383 2,353 2,417 Prevalensi rasio Sesudah 2,417 1,578 1,850 2,334 2,283 Selisih (%) -3,43401 17,23701 28,81081 0,814053 1,426773 Tabel 24 menunjukkan bahwa responden yang tingkat DMF-T tinggi dan sangat tinggi berpeluang 2,383 kali memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi setelah dikontrol variabel persepsi dan sikap. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 24. Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel Persepsi, Sikap dalam Hubungan antara DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun 2007 No. Prevalensi Nilai Variabel Β rasio CI 95% P 1. Persepsi 1,164 3,202 1,194 – 5,357 0,001 2. Sikap 1,236 3,442 2,135 – 5,548 0,001 3. DMF-T 0,868 2, 383 1,493 – 3,802 0,001 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 PEMBAHASAN Perceived need Individu) Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need), adalah kebutuhan yang ditentukan oleh individu itu sendiri dan bersifat subjektif. Kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan persepsi individu pada penelitian ini cukup tinggi, hal ini terlihat dari lebih separuh jawaban responden menyatakan memiliki gigi berlubang, merasakan sakit gigi enam bulan terakhir dan tidak mendapatkan perawatan, karies gigi mengganggu pekerjaan, serta pada saat ini membutuhkan perawatan gigi (Tabel 3). Hal ini mungkin karena persentase responden tamatan SMU yaitu 70,9% dan 61,85% adalah perempuan (Tabel 2), ini sesuai dengan Azwar (1996) dan Muninjaya (2004) yang menyatakan bahwa kebutuhan yang dirasakan individu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kebutuhan akan pelayanan kesehatan gigi. Demikian juga Gondhoyuwono (1987) yang menyatakan bahwa perempuan lebih memperhatikan keindahan, kebersihan, penampilan diri, sehingga berupaya mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada gigi dan mulutnya. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan kesehatan berdasarkan persepsi individu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap kesehatan individu tersebut, agar pengetahuan dan sikap kesehatan gigi masyarakat meningkat, perlu dilaksanakan usaha kesehatan gigi di sekolah dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Evaluated need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) Gambaran karies gigi dapat dilihat dari prevalensi dan pengalaman karies gigi (DMF-T). Prevalensi dan pengalaman karies gigi kelompok umur 35 – 44 tahun pada penelitian ini yaitu (99,10 dan 7,10) lebih tinggi bila dibandingkan dengan data SKRT (2001) yaitu (80,21 dan 4,4) dan penelitian Situmorang, N. (2004) di dua kecamatan Kota Medan yaitu ( 98,21 dan 7,02). Rata-rata indeks karies pada penelitian ini yaitu 6,43 yang berarti jumlah ratarata kerusakan gigi per orang adalah 6 gigi yang di dominasi oleh D dan M, rata-rata gigi yang sudah ditambal pada penelitian ini adalah 0,16 gigi, hasil ini juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan SKRT tahun 2001 yaitu 5,3, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan perawatan karies gigi cukup tinggi dan kesadaran masyarakat untuk datang melakukan perawatan karies gigi masih rendah. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan penambalan masih minim, kecilnya angka penambakan ini mungkin disebabkan oleh faktor tersebut. Starategi untuk meningkatkan angka penambalan gigi dengan menggunakan teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART). ART ini adalah suatu tindakan yang didasarkan pada ekskavasi lubang gigi dengan hanya menggunakan hand instrument dan bahan tumpatan glass ionomer dengan indikasi pada karies superfisial, karies media, pit dan fisur yang dalam (Depkes RI, 2002). Dalam upaya menurunkan indeks karies, WHO sedang menggalakkan program yang menyeluruh dan melibatkan petugas kesehatan yang ada seperti bidan Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 desa, perawat umum, ahli gizi, yang berorientasi pada pencegahan penyakit (Axelsson, 1999). Pada tatanan masyarakat Indonesia penerapan pola ini dapat dilaksanakan pada saat kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dapat dilakukan penyuluhan dan pemeriksaan pada meja 5, dengan memanfaatkan tenaga bidan desa dan perawat umum setelah diberikan pelatihan penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Hubungan antara Faktor Perdisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dalam hal ini adalah keberadaan unit pelayanan kesehatan gigi, responden yang mengetahui adanya unit pelayanan kesehatan gigi cukup tinggi, yaitu 91,8%, hal ini dimungkinkan oleh karena sarana dan prasarana transportasi sudah baik. Hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat adanya hubungan yang bermakna, hal ini terlihat dari nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio sebesar 2,340. Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip dari Morgan, persepsi merupakan suatu dasar penting dalam proses psikologi. Persepsi adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang merasakan, melihat, mengalami gejala yang ada di dunia ini. Responden di dua kecamatan mempunyai keyakinan bahwa semua orang dapat menderita karies gigi sehingga dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kristanti (2002), menyatakan bahwa penyebab rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 kesehatan gigi adalah adanya persepsi mengenai penyakit gigi bukan merupakan penyakit yang berbahaya atau penyebab kematian. Demikian juga teori dari Kirscht, (1971) yang menyatakan ada empat elemen yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, antara lain : Threath, yaitu ancaman yang dilihat seseorang yang didasarkan pada penilaian terhadap kemungkinan yang ditimbulkan penyakit misalnya anggapan bahwa penyakit karies gigi dapat berakibat parah. Kehilangan gigi terutama gigi depan dapat mengganggu estetis sehingga berpengaruh pada aktivitas sosial, dapat mengganggu fungsi penguyahan, atau penyakit karies gigi tidak dapat sembuh tanpa diobati dan Perceived Benefits yaitu, persepsi mengenai manfaat yang dirasakan apabila mengambil tindakan terhadap gejala yang dirasakan untuk mengurangi ancaman. Hasil analisis hubungan antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,009 dan prevalensi rasio sebesar 1,837. Sikap merupakan pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap rangsangan yang diterimanya, sikap responden di Kota Pematang Siantar mengenai kesehatan gigi sudah cukup baik, lebih separuh responden menyatakan kesehatan gigi mempunyai arti penting bagi dirinya dan akan mencari pengobatan apabila mengalami gangguan pada kesehatan giginya. Namun ini belum merupakan perilaku seperti apa yang dinyatakan responden, baiknya sikap responden pada penelitian ini kemungkinan dipengaruhi oleh cara pengambilan data yang dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuesioner, kemungkinan jawaban responden kurang objektif karena pilihan jawaban kuesioner yang terbatas pada ya dan tidak, serta Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 pertanyaan kuesioner masih kurang untuk menggali informasi yang sebenarnya sehingga sikap responden cenderung menjadi positif. Sikap responden mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai p = 0.001 dengan prevalensi rasio sebesar 2,233. Hal ini sesuai dengan teori dari Green (1980 ) dan Notoatmodjo (2003, 2005), yang menyatakan bahwa faktor-faktor perilaku kesehatan di pengaruhi oleh faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, dan sikap. Kepemilikan asuransi responden mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,041 dan prevalensi rasio sebesar 1,653. Pendapatan responden pada penelitian ini cukup baik, hal ini kemungkinan karena standar yang ditentukan masih terlalu rendah yaitu upah minimum regional sebesar Rp.761.000, sedangkan pada saat ini, pendapatan sebesar ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan pemenuhan kebutuhan kesehatan gigi. Rendahnya standar yang dibuat menyebabkan pendapatan responden sebahagian besar berada diatas UMR. Pendapatan responden berhubungan secara bermakna dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan nilai p = 0,036 dan prevalensi rasio sebesar 1,642. Hasil ini didukung oleh teori Andersen (1975) dan Notoatmodjo (2003, 2005), yang mengatakan bahwa faktor perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor enabling yaitu pendapatan dan asuransi. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Berkowitz (1997), bahwa tingkat pendapatan populasi berpengaruh pada penggunaan pelayanan kesehatan. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Hubungan antara Perceived Pelayanan Kesehatan Gigi dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan Perceived need merupakan kebutuhan yang bersifat subjektif, semakin tinggi kebutuhan yang dirasakan individu maka semakin baik pula tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Hubungan antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,018 dan prevalensi rasio sebesar 1,649. Evaluated need yaitu kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi merupakan kebutuhan yang bersifat objektif sehingga pemenuhan kebutuhannya bersifat mutlak. Hubungan antara kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,04 dengan prevalensi rasio = 2,383. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi mempunyai peran yang cukup besar dalam menentukan apakah memanfaatkan unit pelayanan kesehatan gigi atau tidak, semakin besar kebutuhan individu semakin besar pula peluang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Masyarakat kurang merasakan pentingnya perawatan karies gigi, hal ini sesuai dengan penelitian Sinaga, R (2007) yaitu angka kunjungan ulang pasien gigi di RSUD. Dr. Djasamen Saragih rendah, kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dapat saja dipengaruhi oleh karena ketidaktahuan individu akan kebutuhan perawatan giginya secara objektif, sehingga perlu dilakukan penyuluhan kesehatan gigi pada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam pemeliharaan Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 kesehatan gigi, dan membuat kartu rencana perawatan karies gigi serta memberikannya kepada pasien yang berkunjung ke poliklinik gigi, sehingga pasien mengetahui kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi. Persepsi, sikap, pengetahuan mengenai unit pelayanan kesehatan gigi, kepemilikan asuransi dan pendapatan merupakan variabel yang disertakan dalam analisis hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Setelah dilakukan uji regresi logistik ganda pada hubungan perceived need dengan pemanfaatan pelayaan kesehatan gigi ternyata tidak didapati variabel konfonder hubungan sedangkan pada hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, variabel persepsi dan sikap merupakan variabel konfonder. Bila dibandingkan hubungan antara perceived need (kebutuhan berdasarkan persepsi individu) dengan evaluated need (kebutuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi), ternyata evaluated need berpeluang lebih besar dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Hal ini didukung dengan penelitian Situmorang.N, (1994), Ramola (2006), Sinaga. R (2007) dan teori Andersen yang menyatakan bahwa need merupakan prediktor terkuat dalam upaya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya mengenai perceived dan evaluated need perawatan karies gigi, sedangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi tidak hanya dipengaruhi need Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 perawatan karies gigi saja akan tetapi need perawatan periodontal juga turut mempengaruhi, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara perceived dan evaluated need perawatan periodontal dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1. Gambaran kebutuhan berdasarkan persepsi individu terhadap perawatan gigi pada penelitian ini cukup tinggi. 2. Gambaran prevalensi karies gigi dan Indeks Karies pada semua kelompok umur pada penduduk cukup tinggi yaitu 97,2% dan 6,43. 3. Ada hubungan yang bermakna antara perceived need, evaluated need, pengetahuan, persepsi, sikap, kepemilikan asuransi, dan pendapatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. 4. Ada variabel pengganggu hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu variabel persepsi dan variabel sikap. 5. Setelah dilakukan pengontrolan variabel pengganggu, ternyata hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi mempunyai hubungan yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan hubungan perceived need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Saran Mengingat tingginya indeks karies penduduk di Kota Pematang Siantar dan rendahnya angka kunjungan ke poliklinik gigi serta pentingnya penanganan penyakit Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 karies gigi, maka hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi berbagai kalangan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat disarankan sebagai berikut : 1. Puskesmas a. Memperluas jangkauan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Kelurahan dengan melakukan minimal intervensi pada siswa SD seperti fisur silen, kumurkumur larutan fluor. b. Meningkatkan peran Posyandu sebagai sarana efektif untuk penyuluhan dan pemeriksaan gigi. 2. Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar Dalam upaya meningkatkan peran Puskesmas untuk memperluas jangkauan UKS dan UKGS serta UKGM maka Dinas Kesehatan Kota membuat program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik melalui pendidikan maupun pelatihan bagi tenaga penyuluh kesehatan gigi maupun tenaga pelayanan di poliklinik gigi puskesmas, sebagai upaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi. 3. RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Angka kunjungan ulang yang rendah disebabkan karena masih kurangnya kebutuhan yang dirasakan pasien terhadap perawatan karies gigi dan kebutuhan berdasarkan pemeriksaan dokter gigi tidak diketahui oleh pasien, oleh karena itu perlu dilakukan upaya : Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 a. Membuat kartu rencana perawatan karies gigi dan memberikannya kepada pasien supaya pasien mengetahui kebutuhan perawatan selanjutnya. b. Melakukan promosi kesehatan gigi pada pasien yang sedang menunggu giliran perawatan dengan mengaktifkan PKMRS. c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi baik tenaga medis maupun paramedis di poliklinik gigi. d. Melakukan kordinasi dengan puskesmas untuk lebih meningkatkan rujukan pasien gigi ke poliklinik gigi RSUD. Dr. Djasamen Saragih. 4. Pemerintah Kota Pematang Siantar a. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi baik di puskesmas maupun di RSUD Dr. Djasamen Saragih. b. Memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Kota untuk meningkatkan hubungan lintas sektoral dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran untuk mendukung kegiatan UKS dan UKGS, serta dengan Badan Perencanaan Daerah untuk mendukung kegiatan UKGMK dan Posyandu. 5. Bagi peneliti lain, melakukan penelitian yang menyangkut perceived dan evaluated need perawatan periodontal. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR PUSTAKA Andersen.R, Joanna Kravits, Odin W. Anderson (ed), 1975. Services, Cambridge, Mass :Ballinger Publishing Co. Equity in Health Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Axelsson. P, 1999, An Introduction to Risk Prediction and preventive dentistry, Karlstad, Sweden. Quintessence Publishing Co, Inc. Azwar, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. Berkowitz, E.N., Pol, L.G., and Thomas, R.K., Healthcare Market Research : Tools and Techniques for Analizing and Understanding Today’s Healthcare Environment, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 1997. BPS, Kota Pematang Siantar, Indikator Kesejahteraan Kota Pematang Siantar hasil SURKESNAS thn 2004. ______, Kota Pematang Siantar, Data kepedudukan di perinci per kecamatan tahun 2006 Budiarto, E, Anggreini, D., 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Ch. M. Kristanti. 2002. Needs and Demands for Dental Care in Indonesia. Available atributif : http//digilib.litbang.depkes.go.id/go.php. Tanggal akses 8 juli 2007. Danim, S. 2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta : Bumi Aksara. ISBN 979-526-202-5. Depkes RI, 2002. Badan Litbang Depkes, Profil Kesehatan Indonesia. 2001. ________ , 2002.Badan Litbang Depkes, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001. ________., 2006. Badan Litbang Depkes, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004. ________., 2006. Badan Litbang Depkes, Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006. Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar, 2007. Profil Kesehatan Kota Pematang Siantar Tahun 2006. Foster, G.M. Andersen, B.G. 2005. Antropologi Kesehatan, Penerjemah : Priyanti Pakan Suryadarma, Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, (UI-PRESS). Gondhoyuwono, T., 1997. Peranan Psikologi dan Komunikasi pada Program Kesehatan Gigi dan Mulut. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG USAKTI. Vol. 6, No. 2. Hal. 10 -.16 Green, et all, Health Education Planning Diagnostic Approach, California : Mayfield Publishing Co., 1980. Kirscht, J.P. 1971. The Health Belief Model and Ilness Behavior dalam Becker, M.H (ed). The Health Belief Model and Personal Health Behavior Koentjoroningrat, 1981. Pengantar ilmu Antroplogi, Jakarta : Aksara Baru. Lemeshow, S.L.; Hosmer D.W.;Klar,J.;Lwanga,S., 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mayang, 2005. Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Pelayanan Terhadap Kunjungan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Sri Pamela. Tebing Tinggi. Tesis Pascasarjana USU. Medan. Muzaham, Fauzi, 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Editor : Fauzi Muzaham. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Ngenaria, 2005, Analisa Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi, RSU Dr. Pirngadi Medan dan RSU Tembakau Deli. PT. Perkebunan II. Tesis Pascasarjana USU. Medan. NIH Consensus statement, 2001. Diagnosis and Management of Dental Caries Throughout Life, NIH Consensus Statement 2001 March 26-28 ; 18 (1) 1-30. http://www.2001DentalCaries115PDF.pdf. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Notoatmodjo, 1990. Pengetahuan, Sikap dan Praktek Ibu-ibu Sasaran Posyandu mengenai Posyandu dan kegiatan-kegiatannya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dep. Kes. RI dan Jurusan Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku FKM UI. __________ , 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. __________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. __________, 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Pickard, H.M., Kidd, E.A.M., Smith, B.G.N., 2002. Manual Konservasi Menurut Pickard, Edisi 6. Alih bahasa : Narlan Sumawinata. Jakarta : Widya Medika. RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar., 2007. Data Kunjungan Poli Gigi RSUD Kota Pematang Siantar. Rekam Medis RSUD Pematang Siantar Tahun 2002 s.d. 2006. Ramola. E., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Need dan Demand Kesehatan Gigi Siswa Kelas VI SD dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Kotamatsum tahun 2005, Tesis Pascasarjana USU. Medan. Sarlito, 2003. Teori-Teori Psikologi Sosial/Marvin E, Shaw & Philip R. Costanzo : Penyadur, Sarlito Wirawan Sarwono.-Edisi Revisi. Cet. 8. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sinaga. R., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ulang Pasien Gigi Peserta Askes di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Umum DR.Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2006, Tesis Pascasarjana USU. Medan. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Supranto, J.2003. Teknik Sampling, Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. Situmorang, N. (1994). Persepsi Ibu-ibu Rumah tangga Mengenai Penyakit Karies gigi dan Hubungannya dengan Perilaku Pencarian Pengobatan Profesional di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pascasarjana Universitas Indonesia. Depok. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Situmorang, N. (2005). Perilaku Pencarian Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan gigi pengunjung Poliklinik Gigi Puskesmas di Dua Kecamatan Kota Medan., Dentika, Dental Journal Vol. 10, No. 1. Hal. 1-7. WHO, 1997. Extracts of the fourth Edition of methods”, Geneva 1997. ”Oral Health Surveys-Basic Wintraub, J.A., 1990. Maternal and Child Oral Health Issue Research. Journal of Public Health Dentistry 5(6), Spesial Issue. Wolinsky, 1980. The Sociology of Health. Boston, Toronto : Litle Brown and Company. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Lampiran 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR NOVEMBER 2007 Tanggal : Pemeriksa : ________________ A. Identitas Responden 1.Nama : ____________________ 2.Umur : Ulang tahun ke 3.Status perkawinan : 1. Kawin 4.Kecamatan Kelurahan : 1. Siantar Barat : 1. Kel. Proklamasi 2. Kel.Timbanggalung : 1. Lingk. 1 2. Lingk. 2 Lingkungan 2. Tidak kawin 4.Jenis Kelamin : 1.Pria 2. Wanita 5.Pendidikan : 1.SD 2. SLTP 6.Pekerjaan : 7.Asuransi Kesehatan : 3. Janda/Duda 2. Siantar Marihat 3.Kel Suka Maju 4.Kel. Pardamean 3.SMU 4. PT 1. Tidak Bekerja 2. IRT 3. Pelajar 4. Wiraswasta 5. PNS/ABRI/Pensiunan 6. Pegawai Swasta 1. 2. 3. 4. Askes sosial Askeskin Asuransi lainnya, sebutkan......... Umum (tidak memiliki Asuransi) B. Kebutuhan yang Dirasakan Terhadap Perawatan Gigi NO 1 2 3 4 5 6 NO 7 8 9 10 Pertanyaan / Pernyataan Ya 2 Tdk 1 Ket Ya 2 Tdk 1 Ket Apakah gigi saudara ada yang berlubang? Apakah selama 6 bulan terakhir pernah sakit gigi? Apakah sudah mendapatkan perawatan perawatan ? Penyakit karies gigi tidak mengganggu pekerjaan saya sehari-hari. Apakah saudara rutin memeriksakan kesehatan gigi saudara? Pada saat ini apakah saudara membutuhkan perawatan gigi ? C. Belief Mengenai Penyakit Karies Gigi Pertanyaan / Pernyataan Semua orang dapat menderita karies gigi Penyakit karies gigi berbahaya bagi kesehatan Penyakit karies gigi dapat menyebabkan penyakit pada bagian tubuh lain Penyakit karies gigi dapat sembuh tanpa diobati Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 D. Sikap Terhadap Penyakit Karies Gigi NO Pertanyaan / Pernyataan 11 12 Kesehatan gigi mempunyai arti penting bagi saya Apabila saudara mengalami sakit gigi apakah saudara tidak keberatan meninggalkan pekerjaan untuk berobat gigi?. Apakah bau mulut dapat mempengaruhi hubungan saudara dengan orang lain? Apakah kerusakan gigi depan dapat merusak penampilan saudara? 13 14 Ya 2 Tdk 1 Ket E. Pengetahuan mengenai Pelayanan Kesehatan Gigi 15. Apakah ada puskesmas di kelurahan ini? a. Ada b. Tidak c.Tidak tahu [ ] 16. Apakah ada rumah sakit umum di daerah ini ? a. Ada b. Tidak c. Tidak tahu [ ] 17. Apakah ada praktek dokter gigi swasta di daerah ini ? a. Ada b. Tidak c. Tidak tahu [ ] [ ] F. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi 18. Apabila merasakan sakit gigi, kemana saudara berobat? a. Dibiarkan saja c. Berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan Gigi b. Beli obat ke warung d. Lain-lain, sebutkan........... Sebutkan alasan pemilihan salah satu tempat diatas................................. Apabila responden menjawab selain c maka pertanyaan dilanjutkan ke nomor 20 19. Apabila saudara ke unit pelayanan kesehatan gigi, unit pelayanan mana yang saudara kunjungi? a. Poliklinik gigi Puskesmas b. Poliklinik gigi RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar c. Praktek Dokter Gigi 20. Apabila saudara berobat gigi dan ternyata tidak sembuh, kemana selanjutnya mengobatinya? a. Dibiarkan saja b. Beli obat ke warung c. Berobat ke puskesmas [ d. Berobat ke RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar e. Berobat kepraktek dokter gigi. f. Lain-lain G. Faktor Enabling 21. Berapa pendapatan saudara perbulan? Rp. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 ] H. Indeks karies Mohler D = Decayed M = Missing F = Filling 8 8 D M F 7 7 6 6 = gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. Hal-hal lain yang dimasukkan kedalam decay antara lain : 1.Gigi-gigi dengan tambalan sementara. 2.Gigi-gigi dengan sisa radiks. 3.Gigi-gigi yang telah ditambal/tetapi menunjukkan adanya proses karies lagi (secundair caries). 4.Gigi dengan tambalan yang sudah hilang walau tanpa adanya karies aktif. = gigi tetap yang sudah dicabut oleh karena karies. = gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna atau semua gigi yang dengan preparasi baik crown maupun bridge. 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 = = = DMF-T = D + M + F = Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 8 8 Lampiran 2 OUTPUT HASIL PENELITIAN Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 42 0 42 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .805 N of Items 7 Item Statistics butuh1 butuh2 butuh3 butuh4 butuh5 butuh6 butuh7 Mean .86 .74 .81 .71 .74 .69 .71 Std. Deviation .354 .445 .397 .457 .445 .468 .457 N 42 42 42 42 42 42 42 Item-Total Statistics butuh1 butuh2 butuh3 butuh4 butuh5 butuh6 butuh7 Scale Mean if Item Deleted 4.40 4.52 4.45 4.55 4.52 4.57 4.55 Scale Variance if Item Deleted 3.174 3.329 3.229 3.181 3.280 3.129 3.229 Corrected Item-Total Correlation .751 .443 .602 .526 .477 .543 .492 Cronbach's Alpha if Item Deleted .750 .797 .770 .782 .791 .779 .788 Scale Statistics Mean 5.26 Variance 4.247 Std. Deviation 2.061 N of Items 7 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 42 0 42 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .776 N of Items 4 Item Statistics persep1 persep2 persep3 persep4 Mean .76 .74 .69 .71 Std. Deviation .431 .445 .468 .457 N 42 42 42 42 Item-Total Statistics persep1 persep2 persep3 persep4 Scale Mean if Item Deleted 2.14 2.17 2.21 2.19 Scale Variance if Item Deleted 1.296 1.167 1.099 1.134 Corrected Item-Total Correlation .469 .600 .636 .616 Cronbach's Alpha if Item Deleted .776 .711 .691 .702 Scale Statistics Mean 2.90 Variance 1.942 Std. Deviation 1.394 N of Items 4 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 42 0 42 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .773 N of Items 4 Item Statistics sikap1 sikap2 sikap3 sikap4 Mean .79 .81 .71 .74 Std. Deviation .415 .397 .457 .445 N 42 42 42 42 Item-Total Statistics sikap1 sikap2 sikap3 sikap4 Scale Mean if Item Deleted 2.26 2.24 2.33 2.31 Scale Variance if Item Deleted 1.125 1.015 .959 1.146 Corrected Item-Total Correlation .518 .725 .654 .430 Cronbach's Alpha if Item Deleted .747 .644 .674 .794 Scale Statistics Mean 3.05 Variance 1.754 Std. Deviation 1.324 N of Items 4 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 42 0 42 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .799 N of Items 8 Item Statistics tahu1 tahu2 tahu3 tahu4 tahu5 tahu6 tahu7 tahu8 Mean 1.93 2.07 1.81 1.52 1.64 1.69 1.62 1.62 Std. Deviation .973 .997 .890 .594 .577 .563 .582 .539 N 42 42 42 42 42 42 42 42 Item-Total Statistics tahu1 tahu2 tahu3 tahu4 tahu5 tahu6 tahu7 tahu8 Scale Mean if Item Deleted 11.98 11.83 12.10 12.38 12.26 12.21 12.29 12.29 Scale Variance if Item Deleted 10.170 9.801 9.942 12.046 12.100 12.563 12.404 12.502 Corrected Item-Total Correlation .550 .598 .676 .516 .522 .413 .435 .455 Cronbach's Alpha if Item Deleted .774 .766 .747 .778 .778 .791 .788 .786 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Scale Statistics Mean 13.90 Variance 14.527 Std. Deviation 3.811 N of Items 8 Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 42 0 42 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .810 N of Items 8 Item Statistics manfaat1 manfaat2 manfaat3 manfaat4 manfaat5 manfaat6 manfaat7 manfaat8 Mean 1.81 1.52 1.64 1.64 1.62 1.64 1.93 2.07 Std. Deviation .890 .594 .577 .577 .582 .577 .973 .997 N 42 42 42 42 42 42 42 42 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Item-Total Statistics manfaat1 manfaat2 manfaat3 manfaat4 manfaat5 manfaat6 manfaat7 manfaat8 Scale Mean if Item Deleted 12.07 12.36 12.24 12.24 12.26 12.24 11.95 11.81 Scale Variance if Item Deleted 10.458 12.674 12.722 12.820 13.125 12.918 10.583 10.207 Corrected Item-Total Correlation .683 .509 .517 .491 .407 .466 .577 .624 Cronbach's Alpha if Item Deleted .762 .792 .792 .794 .804 .797 .783 .775 Scale Statistics Mean 13.88 Variance 15.181 Std. Deviation 3.896 N of Items 8 Crosstabs Case Processing Summary Valid N DMFTKAT * MNFATKAT BUTHKAT * MNFATKAT PERSPKAT * MNFATKAT SKPKAT * MNFATKAT DAPATKAT * MNFATKAT ASKESKAT * MNFATKAT 464 464 464 464 464 464 Percent 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% 0 .0% 0 .0% 0 .0% 0 .0% 0 .0% Total N 464 464 464 464 464 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% DMFTKAT * MNFATKAT Crosstab DMFTKAT rendah tinggi Total MNFATKAT memanfa tidak atkan 59 136 30.3% 69.7% 58 211 21.6% 78.4% 117 347 25.2% 74.8% Count % within DMFTKAT Count % within DMFTKAT Count % within DMFTKAT Total 195 100.0% 269 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 4.532b 4.083 4.495 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 4.523 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .033 .043 .034 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .040 .022 .033 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.17. Risk Estimate Value Odds Ratio for DMFTKAT (rendah / tinggi) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.578 1.035 2.406 1.403 1.027 1.917 .889 .795 .994 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 BUTHKAT * MNFATKAT Crosstab BUTHKAT rendah tinggi Total MNFATKAT memanfa atkan tidak 63 142 30.7% 69.3% 54 205 20.8% 79.2% 117 347 25.2% 74.8% Count % within BUTHKAT Count % within BUTHKAT Count % within BUTHKAT Total 205 100.0% 259 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 5.926b 5.414 5.896 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases df 1 1 1 5.913 Asymp. Sig. (2-sided) .015 .020 .015 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .018 .010 .015 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51.69. Risk Estimate Value Odds Ratio for BUTHKAT (rendah / tinggi) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.684 1.105 2.568 1.474 1.077 2.018 .875 .784 .977 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 PERSPKAT * MNFATKAT Crosstab PERSPKAT kurang Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT baik Total MNFATKAT memanfa atkan tidak 83 198 29.5% 70.5% 34 149 18.6% 81.4% 117 347 25.2% 74.8% Total 281 100.0% 183 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 7.057b 6.488 7.255 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 7.042 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .008 .011 .007 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .009 .005 .008 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.14. Risk Estimate Value Odds Ratio for PERSPKAT (kurang / baik) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.837 1.169 2.887 1.590 1.117 2.263 .865 .781 .959 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 SKPKAT * MNFATKAT Crosstab SKPKAT kurang baik Total MNFATKAT memanfa atkan tidak 68 133 33.8% 66.2% 49 214 18.6% 81.4% 117 347 25.2% 74.8% Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT Total 201 100.0% 263 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 13.958b 13.164 13.873 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 13.928 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .000 .000 .000 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 50.68. Risk Estimate Value Odds Ratio for SKPKAT (kurang / baik) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 2.233 1.458 3.420 1.816 1.321 2.496 .813 .725 .912 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAPATKAT * MNFATKAT Crosstab DAPATKAT baik kurang Total MNFATKAT memanfa atkan tidak 82 204 28.7% 71.3% 35 143 19.7% 80.3% 117 347 25.2% 74.8% Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Total 286 100.0% 178 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 4.722b 4.256 4.833 df 1 1 1 4.711 Asymp. Sig. (2-sided) .030 .039 .028 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .036 .019 .030 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44.88. Risk Estimate Value Odds Ratio for DAPATKAT (baik / kurang) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.642 1.047 2.575 1.458 1.029 2.067 .888 .801 .985 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 ASKESKAT * MNFATKAT Crosstab ASKESKAT tidak ada memiliki askes Total Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT MNFATKAT memanfa atkan tidak 87 221 28.2% 71.8% 30 126 19.2% 80.8% 117 347 25.2% 74.8% Total 308 100.0% 156 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 4.464b 3.998 4.607 4.454 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .035 .046 .032 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .041 .022 .035 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39.34. Risk Estimate Value Odds Ratio for ASKESKAT (tidak ada / memiliki askes) For cohort MNFATKAT = tidak For cohort MNFATKAT = memanfaatkan N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.653 1.034 2.643 1.469 1.017 2.121 .888 .801 .986 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0% Valid N PERSPKAT * DMFTKATA 464 Percent 100.0% Total N 464 PERSPKAT * DMFTKATA Crosstabulation PERSPKAT kurang baik Total Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT DMFTKATA tinggi rendah 186 95 66.2% 33.8% 83 100 45.4% 54.6% 269 195 58.0% 42.0% Total 281 100.0% 183 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 19.750b 18.904 19.737 19.707 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .000 .000 .000 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 76.91. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for PERSPKAT (kurang / baik) For cohort DMFTKATA = tinggi For cohort DMFTKATA = rendah N of Valid Cases 2.359 1.610 3.456 1.459 1.219 1.747 .619 .501 .763 464 Crosstabs Case Processing Summary Valid N SKPKAT * DMFTKATA 464 Percent 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N 464 SKPKAT * DMFTKATA Crosstabulation SKPKAT kurang baik Total Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT DMFTKATA tinggi rendah 129 72 64.2% 35.8% 140 123 53.2% 46.8% 269 195 58.0% 42.0% Total 201 100.0% 263 100.0% 464 100.0% Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% Chi-Square Tests Value 5.604b 5.164 5.635 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases df 1 1 1 5.592 1 Asymp. Sig. (2-sided) .018 .023 .018 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .023 .011 .018 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 84.47. Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for SKPKAT (kurang / baik) For cohort DMFTKATA = tinggi For cohort DMFTKATA = rendah N of Valid Cases 1.574 1.080 2.294 1.206 1.034 1.405 .766 .611 .960 464 Crosstabs Case Processing Summary Valid N ASKESKAT * DMFTKAT 464 Percent 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% ASKESKAT * DMFTKAT Crosstabulation ASKESKAT tidak ada memiliki askes Total Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT DMFTKAT rendah tinggi 141 167 45.8% 54.2% 54 102 34.6% 65.4% 195 269 42.0% 58.0% Total 308 100.0% 156 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 5.297b 4.849 5.357 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 5.286 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .021 .028 .021 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .022 .014 .022 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 65.56. Risk Estimate Value Odds Ratio for ASKESKAT (tidak ada / memiliki askes) For cohort DMFTKAT = rendah For cohort DMFTKAT = tinggi N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 1.595 1.070 2.376 1.323 1.032 1.694 .829 .711 .967 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0% Valid N DAPATKAT * DMFTKAT 464 Percent 100.0% Total N 464 DAPATKAT * DMFTKAT Crosstabulation DAPATKAT baik kurang Total DMFTKAT rendah tinggi 119 167 41.6% 58.4% 76 102 42.7% 57.3% 195 269 42.0% 58.0% Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Total 286 100.0% 178 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value .053b .018 .053 .053 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .817 .893 .817 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .847 .446 .818 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 74.81. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for DAPATKAT (baik / kurang) For cohort DMFTKAT = rendah For cohort DMFTKAT = tinggi N of Valid Cases .956 .655 1.397 .975 .783 1.213 1.019 .868 1.196 464 Crosstabs Case Processing Summary Valid N PERSPKAT * BUTHKATB 464 Percent 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N 464 PERSPKAT * BUTHKATB Crosstabulation PERSPKAT kurang baik Total Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT Count % within PERSPKAT BUTHKATB tinggi rendah 180 101 64.1% 35.9% 74 109 40.4% 59.6% 254 210 54.7% 45.3% Total 281 100.0% 183 100.0% 464 100.0% Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 24.956b 24.012 25.069 24.902 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .000 .000 .000 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 82.82. Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for PERSPKAT (kurang / baik) For cohort BUTHKATB = tinggi For cohort BUTHKATB = rendah N of Valid Cases 2.625 1.790 3.849 1.584 1.302 1.928 .603 .496 .734 464 Crosstabs Case Processing Summary Valid N SKPKAT * BUTHKAT 464 Percent 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% SKPKAT * BUTHKAT Crosstabulation SKPKAT kurang baik Total BUTHKAT rendah tinggi 112 89 55.7% 44.3% 93 170 35.4% 64.6% 205 259 44.2% 55.8% Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT Count % within SKPKAT Total 201 100.0% 263 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 19.150b 18.334 19.216 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 19.109 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .000 .000 .000 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 88.80. Risk Estimate Value Odds Ratio for SKPKAT (kurang / baik) For cohort BUTHKAT = rendah For cohort BUTHKAT = tinggi N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 2.300 1.579 3.350 1.576 1.284 1.934 .685 .573 .819 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0% 0 .0% Valid N DAPATKAT * BUTHKAT ASKESKAT * BUTHKAT 464 464 Percent 100.0% 100.0% Total N 464 464 DAPATKAT * BUTHKAT Crosstab DAPATKAT baik kurang Total BUTHKAT rendah tinggi 138 148 48.3% 51.7% 67 111 37.6% 62.4% 205 259 44.2% 55.8% Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Count % within DAPATKAT Total 286 100.0% 178 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 5.009b 4.588 5.041 4.999 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .025 .032 .025 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .027 .016 .025 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 78.64. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% 100.0% Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for DAPATKAT (baik / kurang) For cohort BUTHKAT = rendah For cohort BUTHKAT = tinggi N of Valid Cases 1.545 1.055 2.263 1.282 1.025 1.604 .830 .707 .974 464 ASKESKAT * BUTHKAT Crosstab ASKESKAT tidak ada memiliki askes Total Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT Count % within ASKESKAT BUTHKAT rendah tinggi 149 159 48.4% 51.6% 56 100 35.9% 64.1% 205 259 44.2% 55.8% Total 308 100.0% 156 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 6.539b 6.043 6.606 6.525 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .011 .014 .010 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .013 .007 .011 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 68.92. Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper Value Odds Ratio for ASKESKAT (tidak ada / memiliki askes) For cohort BUTHKAT = rendah For cohort BUTHKAT = tinggi N of Valid Cases 1.673 1.126 2.487 1.348 1.061 1.712 .805 .687 .945 464 Frequencies Statistics TAHUKAT N Valid Missing 464 0 TAHUKAT Valid tidak tahu tahu Total Frequency 38 426 464 Percent 8.2 91.8 100.0 Valid Percent 8.2 91.8 100.0 Cumulative Percent 8.2 100.0 Crosstabs Case Processing Summary Valid N DMFTKAT * TAHUKAT BUTHKAT * TAHUKAT MNFATKAT * TAHUKAT 464 464 464 Percent 100.0% 100.0% 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% 0 .0% 0 .0% Total N 464 464 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Percent 100.0% 100.0% 100.0% DMFTKAT * TAHUKAT Crosstab DMFTKAT rendah tinggi Total TAHUKAT tidak tahu tahu Count 22 173 % within DMFTKAT 11.3% 88.7% Count 16 253 % within DMFTKAT 5.9% 94.1% Count 38 426 % within DMFTKAT 8.2% 91.8% Total 195 100.0% 269 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 4.278b 3.598 4.212 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 4.269 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .039 .058 .040 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .041 .030 .039 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.97. Risk Estimate Value Odds Ratio for DMFTKAT (rendah / tinggi) For cohort TAHUKAT = tidak tahu For cohort TAHUKAT = tahu N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 2.011 1.027 3.939 1.897 1.023 3.516 .943 .890 1.000 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 BUTHKAT * TAHUKAT Crosstab BUTHKAT rendah tinggi Total Count % within BUTHKAT Count % within BUTHKAT Count % within BUTHKAT TAHUKAT tidak tahu tahu 24 181 11.7% 88.3% 14 245 5.4% 94.6% 38 426 8.2% 91.8% Total 205 100.0% 259 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Value 6.044b 5.235 6.016 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases df 1 1 1 6.031 Asymp. Sig. (2-sided) .014 .022 .014 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .017 .011 .014 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.79. Risk Estimate Value Odds Ratio for BUTHKAT (rendah / tinggi) For cohort TAHUKAT = tidak tahu For cohort TAHUKAT = tahu N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 2.320 1.168 4.610 2.166 1.150 4.079 .933 .881 .989 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008 MNFATKAT * TAHUKAT Crosstab TAHUKAT tidak tahu tahu Count 16 101 % within MNFATKAT 13.7% 86.3% Count 22 325 % within MNFATKAT 6.3% 93.7% Count 38 426 % within MNFATKAT 8.2% 91.8% MNFATKAT tidak memanfaatkan Total Total 117 100.0% 347 100.0% 464 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 6.261b 5.324 5.663 6.248 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .012 .021 .017 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .018 .013 .012 464 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.58. Risk Estimate Value Odds Ratio for MNFATKAT (tidak / memanfaatkan) For cohort TAHUKAT = tidak tahu For cohort TAHUKAT = tahu N of Valid Cases 95% Confidence Interval Lower Upper 2.340 1.184 4.627 2.157 1.173 3.965 .922 .853 .996 464 Agus Muliadi Manurung : Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008