Uploaded by arief

(2)arti agama,rukun agama

advertisement
hadist jibril
di riwayatkan dari Sahabat Umar bin
Khottob RA.
ISLAM, IMAN, IHSAN
‫من يرد هللا به خيرا يفقه فى الدين‬
“Barang siapa yang dikehendaki
kebaikan oleh allah, maka allah
akan memberinya pemahaman
mendalam didalam agama”
HR. Al Bukhori, hadis nomor 71 dan muslim hadist nomor 1037,
dari hadist mu’awiyah bin abu sufyan.
AGAMA
Ada tiga istilah yang dikenal tentang agama, yaitu:
agama, religi dan din.
1. Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa
Sangsekerta, yang berasal dari akar kata gam artinya pergi.
Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan
akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan.
Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan.
Di samping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata
agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya
adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau.
Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya,
agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan
menjelang matinya.
2. Kata religi–religion dan religio, secara etimologi
— menurut Winkler Prins dalam Algemene
Encyclopaedie–mungkin sekali berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata religere atau religare yang
berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap
orang yang
ber-religi adalah orang yang
senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang
dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata
religere
yang
berarti
berhati-hati,
maka
dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu
adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati
dengan sesuatu yang dianggap suci.
Sedangkan secara terminologi, agama dan
religi ialah suatu tata kepercayaan atas
adanya yang Agung di luar manusia, dan
suatu tata penyembahan kepada yang
Agung tersebut, serta suatu tata kaidah
yang mengatur hubungan manusia dengan
yang Agung, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan
alam yang lain, sesuai dengan tata
kepercayaan dan tata penyembahan
tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama
dan religi terdapat empat unsur penting, yaitu:
1) tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya
Yang Agung,
2) tata hubungan atau tata penyembahan terhadap
yang Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan
pemujaan,
3) tata kaidah/doktrin, sehingga muncul balasan
berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik/jujur, dan
kesengsaraan bagi yang berbuat buruk/jahat,
4) tata sikap terhadap dunia, yang menghadapi dunia
ini kadang-kadang sangat terpengaruh (involved)
sebagaimana
golongan
materialisme
atau
menyingkir/menjauhi/uzlah (isolated) dari dunia,
sebagaimana golongan spiritualisme.
Selanjutnya, yang ke 3 kata din–secara etimologi–berasal dari bahasa
Arab, artinya: patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari
kemudian. Maksudnya, orang yang berdin ialah orang yang patuh
dan taat terhadap peraturan dan undang-undang Allah untuk
mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian.
Oleh karena itu, dalam din terdapat empat unsur penting, yaitu:
1) tata pengakuan terhadap adanya Yang Agung dalam bentuk iman
kepada Allah,
2) tata hubungan terhadap Yang Agung tersebut dalam bentuk
ibadah kepada Allah,
3) tata kaidah/doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata
penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-Qur`an dan Sunnah
Nabi,
4) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk taqwa, yakni
mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai
kebahagiaan akhirat.
Sedangkan menurut terminologi, din adalah peraturan
Tuhan yang membimbing manusia yang berakal dengan
kehendaknya
sendiri
untuk
kebahagiaan
dan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan pengertian din tersebut, maka din itu
memiliki empat ciri, yaitu:
1. din adalah peraturan Tuhan,
2. din hanya diperuntukkan bagi manusia yang berakal,
sesuai hadis Nabi yang berbunyi: al-din huwa al-aqlu la
dina liman la aqla lahu, artinya: agama ialah akal tidak
ada agama bagi orang yang tidak berakal,
3. din harus dipeluk atas dasar kehendak sendiri, firman
Allah: la ikraha fi al-din, artinya: tidak ada paksaaan
untuk memeluk din (agama),
4. din bertujuan rangkap, yakni kebahagiaan dan
kesejahteraan dunia akhirat
RUKUN AGAMA YANG PERTAMA :
ISLAM
Makna islam adalah menjalankan perintah dan
tunduk kepada hukum-hukum syar’i yang dibawa
oleh nabi SAW. Ialah agama yang di terima disisi allah,
yang dipilih allah untuk hamba-hambanya dan allah
tidak meridhoi agama selainnya.
Allah berfirman :
QS. Ali Imron : 19
QS. Ali Imron : 85
QS. Al ma’idah : 3
Nabi Muhammad SAW. Bersabda :
‫بني اإلسالم على خمس شهادة أن الإله إالهللا وأن محمدا رسول هللا وإقام الصالة وإيتاء‬
‫الزكاة وحج البيت وصوم رمضان‬
HR. Al bukhari, Hadist nmr 08, muslim hadist nmr 16, dan lainnya; dari hadist
Abdullah bin Umar RA.
Ulama mengatakan, bahwa kelima rukun ini saling berkaitan,
sehingga mengamalkan sebagian rukun tidak diterima sebelum
seseorang mengamalkan seluruh dari rukun tersebut.
Maka bila ada yang meninggalkan lima rukun ini atau sebagian
diantaranya seraya mengingkari kewajibannya, maka ia kafir. Siapa
yang meninggalkan rukun selain selain rukun dua kalimat shahadat
tanpa mengingkarinya maka ia fasik dan islamnya tidak sempurna.
Dan siapa melaksanakan seluruhnya baik secara keyaqinan maupun
amalan maka ia muslim yang sempurna.
Siapa melakukan amalan amalan islam tanpa membenarkannya,
maka ia munafiq (yaqni) muslim didunia namun diakhirat berada
di dasar neraka.
RUKUN AGAMA YANG KEDUA :
IMAN
Iman adalah membenarkan dengan yaqin apa yang
diketahui secara pasti disampaikan Nabi SAW. Dari
sisi allah SWT., iman disebut juga percaya denga hati,
mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan.
Rukun iman ada enam : beriman kepada allah,
malaikat-malaikat allah, kitab-kitab allah, rasul-rasul
allah, hari qiyamat, dan percaya kepada taqdir allah
yang baik ataupun yang buruk.
RUKUN AGAMA YANG KETIGA :
IHSAN
Ihsan yaitu menyempurnakan ibadah dan mengamalkannya sesuai
dengan yang diperintahkan, seperti khusyu, tawadhu, ikhlas, dan
hadirnya hati.
Diantara cara yang bisa membantu untuk mencapai ihsan adalah
merasakan kemuliaan dan keagungan allah, dan pengelihatan allah
terhadap siapa pun juga dalam setiap gerak-geriknya, seperti yang
diisyaratkan oleh hadist melalui sabda nabi SAW :
‫ان تعبد هللا كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك‬
Bahwa kita beribadah kepada allah seakan kita melihatnya, dan jika kita
tidak melihatnya, kita (menyakini) bahwa ia melihat kita.
Untuk itu setiap hamba harus merasakan pengawasan allah dalam setiap
kondisinya,mengetahui bahwa allah ada dihadapannya, melihat segala
tindakan dan ucapannya, seperti yang allah firmankan dalam al qur’an
surat yunus : 61.
Ihsan adalah mengetahui apa yang allah wajibkan pada
seorang hamba secara bathin, seperti akhlaq hati atau akhlaq
terpuji.
Imam al ghozali memetakan akhlaq terpuji pada sepuluh
prilaku, yaitu :
1. Taubat
2. Takut
3. Zuhud
4. Sabar
5. Syukur
6. Ikhlas
7. Tawakkal
8. Cinta
9. Ridho
10. Mengingat mati.
‫اطلبوا العلم ولو بالصين‬
‫فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم‬
“Carilah ilmu meski di negeri china, karena
mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap
muslim.”
HR. Ibnu Abdil Barr, disebutkan dalam jami’ bayan al ‘ilm wa
fadlih (1/28), al- baihaqi dalam syu’ab al-iman (11/254), ibnu
adi dalam al-kamil(1/118). Al-baihaqi berkata “hadist ini mirip
seperti hadist masyhur,sanadnya dhoif”
Hadist-hadist dhoif bisa diamalkan dalam hal keutamaankeutamaan amalan dengan sejumlah syarat. Dan, hadist ini
termasuk diantara hadist-hadist dhoif yang diamalkan.
Download