Pendapatan Per Kapita Penduduk Jabar Naik

advertisement
Pendapatan Per Kapita Penduduk Jabar Naik
BANDUNG, (PR).—
Pada tahun ketiga atau perte-ngahan masa Pelita III, rata - rata pendapatan per kapita penduduk Propinsi Jabar (medio 1981 :
27.939.363 jiwa) telah mencapai Rp 247.000 atau US$ 396 (kurs dollar saat itu-red), yang berarti an-, tara tahun 1980 -1981
telah terjadi kenaikan pendapatan per kapita di-Jabar sebesar 20Vf. Demikian dikemukakan Ketua Bappeda Propinsi Jabar, DR
Ateng Syaf-rudin, SH dalam sambutannya pada penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar yang terbaru
(hingga 1981).
Menurut Ateng Syafrudin, Wi-layah Pembangunan (WP) Ban-ten, Botabek, dan Karawang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang meletaihi rata - rata di wilayah Jabar. Sedang Kepala Kantor Statistik Propinsi Jabar, Hadma Ali Suardi, BSt
menge-mukakan kepada "PR" kemarin, bahwa PDRB Jabar mengalami pertumbuhan rata - rata sekitar 8% sejak 1975 hingga
1981 tadi. Data hingga 1981 itu merupakan yang terbaru, karena PDRB Jabar untuk 1982 sekarang ini sedang disusun.
Sementara itu perhitungan atas dasar harga kontan 1975, pendapatan riil per kapita untuk daerah Jabar pada 1981 adalah
sebesar Rp 106.039 (termasuk minyak bumi), dan Rp 97.717 (tanpa minyak bumi). Dibanding tahun - tahun sebelumnya, pendapatan per kapita 1981 tadi memang meningkat. Karena pendapatan riil per kapita pada 1980 adalah sebesar Rp 96.811
(termasuk minyak bumi) dan Rp 87.832 (tanpa minyak bumi). Dan pada 1979 tercatat Rp 88.767 (termasuk minyak bumi) dan
Rp 80.826 (tanpa minyak bumi).
Pendapatan riil per kapita pada 1981 tsb, untuk setiap Wilayah Pembangunan (WP) adalah sbb : Banten Rp 86.575. Botabek
Rp 101.179, Sukabumi Rp 73.137, Bandung Raya Rp 100.088, Priangan Timur (Priatim) Rp 59.135, Karawang Rp 105.219,
dan Cirebon Rp 156.685 (biia tanpa ninyak bumi Rp 99.065).
PDRB Riil
Atas dasar harga kontan 1975, PDRB riil antar Wilayah Pemba-igunan di Jabar (dalam jutaan •upiah) adalah sbb: Banten
!18.933,62; Botabek 562.427,79; Jukabumi 120.954,31; Bandung taya 786.323,89; Priatim 166.910,43; Karawang (Purwasuca) 294.542,01; dan Cirebon 180.067,96 (dengan minyak bumi r!2.577,13). Atau untuk seluruh
Jabar 2.730.160,00 (dengan minyak bumi menjadi 2.962.669,17). Angka ini lebih besar dibanding PDRB riil Jabar pada 1980,
yakni 2.389.640,82 (termasuk minyak bumi 2.633.934,75). Data 1980 itu juga lebih besar dibanding PDRB riil Jabar pada
1979, yakni 2.153.015,86 (termasuk minyak bumi 2.364.548,16).
Sementara itu PDRB menurut Wilayah Pembangunan atas dasar harga yang berlaku 1981 adalah sbb (dalam jutaan rupiah).
Banten 452.917,09; Botabek 1.214.020,30; Sukabumi 250.164,53; Bandung Raya 1.694.602,41; Priatim 572.347,11; Cirebon
2.069.725,79; dan Karawang 656.045,96. Atau untuk seluruh Jabar 6.909.823,28.
Estimasi besarnya PDRB itu, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai tambahan 11 sektor kegiat-an/ aktivitas ekonomi
(lapangan usaha). Yakni pertanian, pertam-bangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan
dan konstruk-si, perdagangan, angkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, pemerintahan dan
hankam serta jasa - jasa.
Hadma Ali Suardi menjelaskan, sekarang ini PDRB tidak saja disusun khusus untuk tingkat Propinsi Jabar, melainkan juga
untuk setiap tingkat daerah tingkat II. Namun saat ini, yang memulainya baru Kabupaten Majalengka, Bekasi, Tangerang,
Sukabumi, Subang dan Kodya Cirebon. PDRB yang dibuat ialah untuk 1982. Untuk menyusun PDRB itu, katanya, bahkan
Kabupaten Subang membuat kade-risasi selama 25 hari. Karenanya Hadma berharap, agar daerah lainnya bisa berbuat serupa.
Download