36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1

advertisement
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH
4.1 Kondisi Geografis
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di
tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5°40'
dan 8°30' Lintang Selatan dan antara 108°30' 111°30' Bujur Timur (termask Pulau
Karimunjawa). Provinsi ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara,
Samudra Hindia dan D.I. Yogyakarta di sebelah selatan, Provinsi Jawa Barat di
sebelah barat, dan Provinsi Jawa Timur di sebelah timur. Luas wilayahnya tercatat
sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa dan 1,70
persen dari luas Indonesia.
Sumber : Wikipedia.com
Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
37
4.2 Pemerintahan
Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29 kabupaten
dan 6 kota yang terdiri atas 565 kecamatan, 764 kelurahan dan 7.804 desa.
Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 10 wilayah pembangunan. Berikut adalah
karakteristik dari setiap wilayah pembangunan.
Tabel.4.1 Pembagian Wilayah Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Wilayah Pembangunan
Kabupaten/Kota
Luas Wilayah
(km2)
Kota Semarang
373,67
Kota Salatiga
52,96
Kabupaten Kendal
1.002,27
Wilayah Pembangunan I
(terdapat 6 wilayah)
Kabupaten Semarang
946,86
Kabupaten Grobogan
1.975,85
Kabupaten Demak
897,43
Kota pekalongan
44,96
Kabupaten Pekalongan
836,13
Wilayah Pembangunan II
(terdapat 4 wilayah)
Kabupaten Pemalang
1.011,90
Kabupaten Batang
788,95
Kota Tegal
34,49
Wilayah Pembangunan III
Kabupaten Tegal
879,70
(terdapat 3 wilayah)
Kabupaten Brebes
1.657,73
Kabupaten Cilacap
2.138,51
Wilayah Pembangunan IV
Kabupaten Banyumas
1.327,59
(terdapat 3 wilayah)
Kabupaten Purbalingga
777,65
Wilayah Pembangunan V
(terdapat 1 wilayah)
Kabupaten Kebumen
1.282,74
Wilayah Pembangunan VI
(terdapat 1 wilayah)
Kabupaten Banjarnegara
1.069,74
Kota Magelang
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Magelang
Kabupaten Temanggung
Kabupaten Wonosobo
Kota Surakarta
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Sragen
Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Klaten
18,12
1.034,82
1.085,73
870,23
984,68
44,03
466,66
772,20
946,49
1.822,37
1.015,07
655,56
Wilayah Pembangunan VII
(terdapat 5 wilayah)
Wilayah Pembangunan VIII
(terdapat 7 wilayah)
38
1.794,40
Wilayah Pembangunan IX
(terdapat 1 wilayah)
Kabupaten Blora
Wilayah Pembangunan X
(terdapat 4 wilayah)
Kabupaten Kudus
Kabupaten Pati
Kabupaten Jepara
Kabupaten Renbang
425,17
1.491,20
1.004,16
1.014,10
Sumber: BPS Jawa Tengah, 2010
Kabupaten yang memiliki wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap yaitu
sebesar 2.138,51 km2, sedangkan kabupaten yang memiliki luas wilayah terkecil
adalah Kabupaten Kudus sebesar 425,17 km2. Kota yang memiliki luas wilayah
terbesar yaitu Kota Semarang sebesar 373,67 km2, sedangkan kota yang memiliki
luas wilayah terkecil adalah Kota Magelang dengan luas 18,12 km2.
4.3 Kependudukan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Provinsi
Jawa Tengah tercatat sebesar 32.382.657 jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah
penduduk Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi
ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan
Jawa Timur. Penduduk Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh
wilayah Jawa Tengah. Umumnya penduduk terkonsentrasi di perkotaan dengan
dukungan aspek kegiatan ekonomi disertai sarana dan prasarana yang memadai.
Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya
(termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo
Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan
Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi. Secara rata-rata kepadatan penduduk Jawa
39
Tengah tercatat sebesar 995 jiwa per km2. Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta
dengan tingkat kepadatan sekitar 11.341 jiwa setiap km2.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 1998-2910 (Jiwa)
Tahun
Penduduk
1998
30.385.499
1999
30.761.131
2000
30.775.846
2001
31.063.818
2002
31.651.875
2003
32.052.340
2004
32.397.431
2005
32.908.850
2006
32.177.730
2007
32.380.279
2008
32.626.390
2009
32.864.599
2010
32.382.657
Sumber: BPS 1998-2010
4.4 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Menurut BPS, penduduk usia
kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, dan
dibedakan sebagi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya akan mempengaruhi pertumbuhan angkatan kerja.
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), angkatan kerja
di Jawa Tengah tahun 2010 mencapai 16.856.330 jiwa atau turun sebesar 13
persen dibanding tahun sebelumnya. Tingkat partisispasi angkatan kerja penduduk
Jawa Tengah tercatat sebesar 70,60 persen. Sedangkan angka pengangguran
terbuka di Jawa Tengah relatif kecil, yaitu sebesar 6,21 persen. Dilihat dari
kontribusi tenaga kerja pada tiap sektor dalam perekonomian di Provinsi Jawa
40
Tengah, sektor tersier merupakan sektor terbanyak menyerap pekerja sebesar
39,18 persen. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan
khusus. Sektor lainnya, yaitu sektor primer dan sekunder, masing-masing
menyerap tenaga kerja sebesar 36,39 persen dan 24,43 persen.
4.5 Kondisi Sosial
4.5.1 Pendidikan
Penduduk yang bersekolah selama periode tahun pelajaran 2009/20102010/2011 mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid
tercatat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Penurunan murid ini terjadi pada jenjang pendidikan SD sebesar 1,86 persen dan
SLTP sebesar 1,09 persen. Sedangkan tingkat SLTA mengalami peningkatan
sebesar 3,17 persen. Penyediaan sarana fisik dan tenaga guru yang memadai
sangat diperlukan dalam menunjang pendidikan. Tahun 2010/2011 jumlah guru
SD turun sebesar 5,84 persen, SLTP menurun 0,56 persen, dan guru SLTA
menurun 0,44 persen. Banyaknya universitas/akademi pada tahun 2010/2011
tercatat sebanyak 244, terdiri dari 5 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 239
Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Jumlah mahasiswa pada PTN naik sebesar 13,53
persen menjadi 137 ribu mahasiswa.
4.5.2 Kesehatan
Peningkatan status kesehatan dan gizi dalam suatu masyarakat sangat
penting dalam upaya peningkatan kualitas manusia dalam aspek lainnya, seperti
pendidikan dan produktivitas tenaga kerja. Tercapainya kualitas kesehatan dan
gizi yang baik tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi
41
generasi berikutnya. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat
diperlukan dalam upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Hal ini
akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan swasta sekaligus.
Pada tahun 2010 untuk jumlah rumah sakit pemerintah sebanyak 60 buah,
sementara rumah sakit khusus dan rumah sakit umum swasta tahun 2010 tercatat
179 buah. Didukung oleh tersedianya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
yang terdapat hampir di seluruh wilayah kecamatan. Terdapat sebanyak 864 buah
Puskesmas di Jawa Tengah. Fasilitas kesehatan lainnya adalah apotik, toko obat,
distributor obat tradisional yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, merupakan
sarana penyedia obat yang mudah dijangkau masyarakat. Pada tahun 2010 di Jawa
Tengah terdapat 2.206 apotik, 297 toko obat dan 322 pedagang besar farmasi.
Menurut Dinas Kesehatan, diare merupakan penyakit tertentu yang banyak
diderita penduduk Jawa Tengah, tahun 2010 yakni sekitar 609,34 ribu kasus diare,
penyakit Demam Berdarah 20,08 ribu ,malaria 3,3 ribu dan HIV/Aids 846 jiwa.
4.6 Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan masyarakat di
Provinsi Jawa Tengah merupakan tujuan dari pembangunan Jawa Tengah yang
terkait dengan visi Jawa Tengah yaitu menciptakan Jawa Tengah yang mandiri,
berdaya saing, sejahtera, berkelanjutan dan menjadi pilar pembangunan nasional
dilandasi oleh ketaqwaan terhadap Tuhan YME dalam wadah NKRI. Salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu
daerah adalah dengan melihat perkembangan PDRB.
42
Tabel 4.3 PDRB dan Laju PDRB ADHK Provinsi Jawa Tengah Tahun 1998-2010
Tahun
PDRB (Juta Rupiah)
Laju PDRB (Persen)
1998
38.065.273
-11,74
1999
39.945.143
3,49
2000
40.941.667
3,93
2001
118.816.400
3,59
2002
123.038.541
3,55
2003
129.166.462
4,98
2004
135.789.872
5,13
2005
143.051.213
5,35
2006
150.682.654
5,33
2007
159.110.253
5,59
2008
168.034.483
5,61
2009
176.673.456
5,14
2010
186.995.480
5,84
Sumber: BPS, 1998-2010
Dilihat dari sektor perekonomian dengan klasifikasi 9 sektor, ada tiga
sektor yang mempunyai porsi terbesar dalam PDRB Jawa Tengah, yaitu sektor
industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian
serta sektor jasa-jasa. Sektor lain seperti sektor bangunan, sektor pengangkutan,
sektor keuangan, listrik dan sektor pertambangan tidak begitu dominan.
Tabel 4.4 PDRB ADHK Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010
Sektor
PDRB ( Miliar Rupiah)
Pertanian
34.956
Pertambangan dan Pengglian
2.091
Industri Pengolahan
61.390
Listrik, Gas dan Air Minum
1.615
Bangunan
11.051
Perdagangan, Hotel dan Restoran
40.055
Pengangkutan dan Komunikasi
9.806
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
7.038
Jasa-jasa
19.030
PDRB Total
186.995
Sumber BPS, 2010
Tabel 4.5 menunjukkan penggolongan daerah menurut empat sektor
dominan di provinsi Jawa Tengah berdasarkan pada PDRB tahun 2007 (tanpa
43
migas). Dari tabel tersebut terlihat bahwa 19 kabupaten di Jawa Tengah masih
didominasi sektor pertanian. Terlihat bahwa sektor pertanian masih menjadi
sektor yang penting di sebagian besar daerah meskipun bukan sebagai porsi
terbesar dari PDRB provinsi. Beberapa kabupaten mengandalkan sektor
perdagangan dan industri dan untuk daerah perkotaan pada umumnya
mengandalkan sektor perdagangan dan sektor jasa. Hal ini karena daerah
perkotaan lahan pertanian sudah berkurang dan lebih mengandalkan sektor
nonpertanian. Kota Semarang, Pekalongan, Tegal dan Surakarta didominasi oleh
sektor perdagangan. Sedangkan sektor jasa-jasa lebih dominan di Kota Salatiga
dan Kota Magelang.
Tabel 4.5 Penggolongan Daerah menurut Sektor yang Dominan Tahun 2007
Sektor
Kabupaten/Kota
Jumlah
Pertanian
Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga, Kab.
19 Kabupaten
Banjarnegara, Kab. Kebumen, Kab.
Purworejo, Kab. Wonosobo, Kab. Magelang,
Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab.
Wonogiri, Kab. Sragen, Kab. Grobogan, Kab.
Blora, Kab. Rembang, kab. Pati, Kab. Demak,
Kab. Temanggung, Kab. Batang, Kab.
Pemalang, Kab. Brebes
Industri
Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab.
7 Kabupaten
Kudus, Kab.Jepara, Kab. Semarang, Kab.
Kendal, Kab. Pekalongan
Perdagangan Kab. Klaten, Kab. Cilacap, Kab. Tegal, Kota
3 kabupaten
Surakarta, Kota Semarang, Kota Pekalongan,
dan 4 kota
Kota Tegal
Jasa-jasa
Kota Magelang dan Kota Salatiga
2 Kota
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2007
Download