NAMA : Elisabeth Hutauruk NIM : 171101065 PRAKTIKUM : Kep. Gadar KELOMPOK : 3A JUDUL : Transfusi Darah DOSEN : Dwi Karina Ariadni, S.Kep., Ns., M.Kep TRANSFUSI DARAH Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darahvena (intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor. Transfusi darah untuk menyelamatkan nyawa pasien yang kekurangan darah atau sedang menderita penyakit tertentu. Darah yang ditransfusikan bisa dalam bentuk komponen darah secara keseluruhan (whole blood), atau salah satu komponen darah saja, antara lain: Sel darah merah (packed red cell/PRC). Merupakan komponen darah yang paling sering ditransfusikan. Sel darah merah berfungsi mengalirkan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh serta membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh. Trombosit (thrombocyte concentrates/TC). Berperan dalam menghentikan perdarahan. Faktor pembekuan (cryoprecipitate). Sama seperti trombosit, berperan dalam menghentikan perdarahan. Plasma darah (fresh frozen plasma/FFP). Plasma darah merupakan komponen darah yang bersifat cair, yang mengandung faktor pembekuan, protein, vitamin, kalsium, natrium, kalium, dan hormon. Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut: Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak serta nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi risiko terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia) Kantung darah transfusi tidak bocor Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau hitam Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi darah pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam kantung darah. Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak. Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang diberikan selama 3-4 jam. Selama transfusi Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi (lihat gambar) Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama transfusi Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30 menit Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul. Setelah transfusi Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali. KASUS Nama : Muhammad Rizki Usia : 16 Tahun Alamat : Lahat, Sumatera Selatan Diagnosa : Anemia Hb : 5,9 g/dl Tindakan : Transfusi darah Golongan Darah : AB Pemeriksaan golongan darah di RSUD Lahat Pasien golongan darah AB lalu diminta ke PMI golongan darah yang sama. Diberikan lah Transfusi pertama satu kantong, namun belum setengah kantong pertama, pasien menggigil dan sulit bernafas. Lalu perawat pun menghentikan transfusi darah. Lalu seminggu kemudian diberikan lagi transfusi darah kepada pasien untuk kedua kalia nya namun orang tua menolak karena pasien lemah dan masih sulit bernafas. Namun seminggu kemudian dianjurkan untuk transfusi lagi namun baru seperempat kantung, pasien sudah menggigil dan sulit bernafas. Lalu transfusi dihentikan. Beberapa waktu setelah transfusi pasien masih dirawat di RS sampai 3 hari. Namun setelah keluar dari RS, Pasien mengalami pingsan sebanyak 2 kali. Lalu di bawa lah ke RS lain, diperiksa lah kembali di lab golongan darah pasien, didaptkan data ternyata golongan darah pasien adalah B +. Selama ini darah yang dimasukkan adalah golongan darah AB sehingga tidak sesuai dengan golongan darah pasien. Pasien harus melakukan cuci darah sebanyak 3x seminggu untuk menghilangkan darah yang sebelum nya masuk ke tubuh pasien. Dalam hal ini seharusnya sebelum dimasukkan darah, dipastikan kembali hasil pemeriksaan golongan darah nya sudah benar, jangan sampai salah data pasien. Jika tidak akan berefek fatal pada pasien sehingga harus dilakukan cuci darah rutin.