AJARAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI OPTIMIS D I S U S U N OLEH : Ketua : Devira Amanda Anggota : 1. Najwa Kafka 2. Dita Amelia 3. Foris Selviyanti 4. Adam 5. Ari 6. Alexsy 7. Galang 8. Anhar Kelas : IX 6 SMP NEGERI 4 MUARA ENIM TAHUN AJARAN 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga tugas ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. BAB I OPTIMIS A. Definisi Optimis Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan.Sifat optimis termasuk perilaku terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis. Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, maka dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jika gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai berhasil. Salah satu ciri orang yang optimis adalah ia memiliki harapan yang baik pada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang. Orang yang optimis akan mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melakukan suatu pekerjaan. Contoh Sifat Optimis: Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut. Manfaat Sifat Optimis: Tidak mudah menyerah dan putus asa dalam menghadapi permasalahan hidup. Memiliki semangat yang tinggi dalam meraih cita-citanya. B. QS. AZ ZUMAR 39:53 ُ َعلَ ٰى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم ََل ت َ ْقن ْ طوا الرحِ ي ُم َّ مِن َرحْ َم ِة َّ ور ُ ُوب َجمِ يعًا ۚ إِنَّهُ ه َُو ْالغَف َ َُّللا يَ ْغف ُِر الذُّن َ ِي الَّذِينَ أَس َْرفُوا َ َّ َّللاِ ۚ إِ َّن َ ۞ قُ ْل يَا ِعبَاد Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. C. Arti Kata Mufradat Mufradat Az-Zumar ayat 39 ْ ُلق: Katakanlah ِمْ ُو ٰق: Hai kaum ا ُْ َُْ ُوا: Berbuatlah kamu َْْْع: Atas ْْاْك ِْ َٰا ُكق: Kemampuan kamu اِٰنٰا: Sesungguhnya aku ْ ُٰ ٰلق: Orang yang bekerja سق ْ َْ: Maka kelak ْ ف ُو َْ ُنَُْ ُوعْق: Kamu akan mengetahui Arti: Katakanlah (Muhammad), "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukan kamu, aku punberbuat demikian itu. Kelak kamu akan mengetahui D. Isi Kandungan Optimis QS. AZ ZUMAR 39:53 adalah seruan bagi hamba Allah yang melampaui batas untuk tidak putus asa pada rahmat Allah dalam bertobat karena Allah maha pengampun. BAB II A. Hukum Tajwid Yang Terdapat Pada QS AZ ZUMAR 1. ْ ( ِّٰۚك ُ َْ ِ ن ٰقbil haq ) pada ayat 41 merupakan qolqolah kubro, karena huruf qaf diwakafkan pada akhir kalimat 2. ( ِْ ُفَ ْ ُر ٰشب ُتعْقyastabyirun ) pada ayat 45 merupakan qoloqolah sugro, karena huruf ta bertemu dengan ba sukun ditengah kalimat 3. ( ْْ ُر َٰ ٰل ُكقqoblihim ) pada ayat 50 merupakan qolqolah sugro, karena huruf qaf bertemu dengan ba sukun ditengah kalimat 4. ( ِْرُفبقyabtsutu ) pada ayat 52 merupakan qolqolah sugro, karena huruf ya bertemu dengan ba sukun ditengah kalimat 5. ( َْ ُمطْن ُوقtaqnatu ) pada ayat 53 merupakan qolqolah sugro, karena huruf ta bertemu denga qaf sukun ditengah kalimat BAB III A. Kesimpulan Di sura ini Allah mengajarkan kepada kita agar selalu optimis atau percaya diri dan tidak berputus asa karena itu termasuk sifat tercela Rahmat Allah SWT akan diberikan kepada mereka yang bersungguh mendapatkan diri kepadanya, setelah laru dalam kesedihan setan akan membinasakan ke dalam hati manusia bahwa Allah SWT. Tidak mungkin member ampun, pada akhirnya manusia akan putus asa dari Rahmat Allah SWT. B. Penutup Demikianlah kesimpulan dari kelompok kami, semoga apa yang kami jelaskan bisa bermanfaat bagi kita semua. Kami akhiri Wassalamualaikum Wr. Wb.