See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/326414055 ANGGARAN PERUSAHAAN Book · July 2018 CITATIONS READS 0 16,721 1 author: Herispon Herispon Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru 36 PUBLICATIONS 8 CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 16 July 2018. The user has requested enhancement of the downloaded file. BUKU AJAR ANGGARAN PERUSAHAAN ANALISIS DAN APLIKASI HERISPON, SE., M.Si AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU (AKBAR) PEKANBARU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU (STIE RIAU) PEKANBARU 2015 Kepersembahkan karya ini buat : Isteri ku Husnida Dan ketiga anak-anak ku, Addin Hafiz Kawirian, Taufiqul Dzakwananda, Salsabiila Mareva 2 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Kata Pengantar Berkat petunjuk dan hidayah Allah Swt, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini dengan judul “Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi”, yang mana Anggaran Perusahaan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian (MKK) yang diajarkan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Buku ajar ini dibuat karena kumpulan-kumpulan (kompilasi) dari beberapa bahan ajar “Anggaran Perusahaan” yang dirasa memungkinkan untuk dijadikan sebuah buku ajar, yang dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam memahami dan mempelajari Anggaran Perusahaan yang diajarkan di Perguruan Tinggi seperti pada jurusan Manajemen, Keuangan,dan Akuntansi, program Diploma maupun Sarjana. Dalam penyajian materi buku ajar ini, penulis berusaha menyajikan pembahasan secara sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca (khususnya mahasiswa) yang disertai dengan contoh pembahasan soal serta dilengkapi dengan latihan soal. Penulis menyadari bahwa telah banyak buku-buku Anggaran Perusahaan yang terbit dan beredar, namun kehadiran buku ajar Anggaran Perusahaan ini dari penulis merupakan hasil karya dan sumbangsih untuk ikut memperkaya khasanah ilmu khususnya pembahasan dalam bidang ilmu Anggaran Perusahaan. Sejak proses dari awal sampai dengan akhir penulisan buku buku ajar ini banyak pihak yang terlibat baik secara langsung, maupun tidak langsung, yang telah memberikan dorongan moril. Dan tanpa menyebutkan nama-nama satu persatu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan buku ajar yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca yang membutuhkan. Akhirnya penulis menghargai kepuasan dari pembaca dan menerima dengan senang hati segala masukan dan kritik yang sifatnya membangun, sehingga pada penerbitan berikutnya dapat diadakan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan. Pekanbaru, Juni 2015 Penulis, ( HERISPON ) 3 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi Bagian I : Pendahuluan ,………………………………….. Bagian II : Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan, Bagian III : Anggaran Produksi …………………………….. Bagian IV : Anggaran Bahan Baku , ……………………….. Bagian V : Anggaran Variabel, …………..………………... Bagian VI : Anggaran Tenaga Kerja, ……………………… Bagian VII : Anggaran Biaya Overhead Pabrik, …………… Bagian VIII : Anggaran Kas, ………………………………….. Daftar Pustaka 4 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) DESKRIPSI ANGGARAN PERUSAHAAN Tujuan mempelajari Anggaran Perusahaan Tujuan Instruskional Umum (TIU) “Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa mengenai anggaran perusahaan tentang konsep, ilmu, dan metode dalam penyusunan anggaran perusahaan.” Tujuan Instruksional Khusus (TIK) “Setelah mempelajari materi anggaran perusahaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti memahami, dan mengaplikasikan dasardasar dari penyusunan anggaran-anggaran yang ada dalam perusahaan, seperti ; forecasting anggaran, anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran variabel, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran kas, dan anggaran lainnya seperti ; anggaran piutang, anggaran biaya pemasaran, anggaran modal, dan analisa penyimpangan.”. 5 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian I Pendahuluan 1. Pengertian Anggaran Perusahaan. Dalam literatur dijumpai beberapa istilah mengenai anggaran perusahaan yang antara lain diketahui ; business budget, profit planning and control, comprehensive budgeting, dan budgeting business and control. Anggaran dalam perusahaan dapat dilihat dalam tiga pengertian yaitu : Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran merupakan suatu rencana tentang kegiatan perusahaan,dimana rencana tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional perusahaan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Anggaran merupakan suatu pendekatan formal yang sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajer dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Dari pengertian anggaran tersebut diatas dapatlah dilihat bahwa anggaran mempunyai beberapa inti dan unsur yang terkandung didalamnya. Adapun inti yang terkandung dalam pengertian anggaran yaitu : a. Harus bersifat formal Anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis. b. Bersifat sistematis Anggaran disusun berdasarkan logika c. Hasil Keputusan Setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan itu berdasarkan beberapa asumsi d. Aplikasi fungsi manajemen Keputusan yang diambil itu merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari perencanaan, dan pengawasan. Sedangkan 4 unsur yang terkandung didalam pengertian anggaran adalah sebagai berikut : a. Rencana Rencana dapat diartikan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan dilakukan pada tempat dan waktu yang akan datang. Anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Dengan mempunyai spesifikasi khusus, seperti disusun secara sistematis yang mecakup seluruh kegiatan perusahaan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa alasan untuk menyusun rencana yang tertuang dalam budget antara lain : 6 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) - Waktu Waktu yang akan datang penuh dengan ketidak pastian dan penuh resiko serta tantangan. - Alternatif Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai pilihan (alternative), sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal, misalnya apa saja yang akan diproduksi, bentuknya apa, ukuran untuk konsumen yang mana, harganya rendah atau tinggi dari produk saingan, apakah perlu persediaan yang banyak atau sedikit. - Pedoman Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat pedoman kerja diwaktu yang akan datang, sehingga setiap alur aktivitas dapat terarah,menuju sasaran dengan efektif. - Koordinasi Anggaran yang dibuat dapat dijadikan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan atau aktivitas seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan - Pengawasan Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat dalam pengawasan terhadap pelaksanaan dari rencana tersebut dimasa yang akan datang. b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Anggaran mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua unit-unit atau bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Kegiatan atau fungsi itu dapat dikelompokkan yaitu ; kegiatan produksi (producing), kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), dan kegiatan personalia atau sumber daya manusia. c. Dinyatakan dalam kesatuan unit. Seluruh anggaran dalam kegiatan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan untuk dijalankan diukur dalam kesatuan unit atau satuan uang (moneter) yang dapat ditetapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Kesatuan unit yang berlaku di Indonesia (unit moneter) adalah rupiah, dimana kesatuan unit ini berbeda-beda dalam pengukurannya, misalnya : a) bahan baku kesatuan unit dalam ukuran berat, volume, isi, seperti kilogram, kwintal, ton, liter, dan kesatuan panjang seperti meter, sentimeter, kilometer dan seterusnya, b) tenaga kerja menggunakan kesatuan jam kerja, kesatuan waktu (harian, mingguan, dan bulanan), c) listrik misalnya kilowatt, watt, megawatt, d) pengangkutan misalnya kesatuan jarak seperti kilometer. Dengan kesatuan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan dalam satuan rupiah. d. Adanya ruang waktu (forecast). Anggaran yang dibuat berlaku untuk waktu tertentu dimasa yang akan datang, dengan demikian anggaran merupakan taksiran, ramalan (forecast) tentang apa yang akan terjadi, berapa jumlah uang yang sesungguhnya yang akan terpakai, serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dari empat unsur yang terkandung dalam pengertian anggaran dapat diambil suatu kaitan antara waktu dan periode yang terdapat dalam anggaran itu sendiri yang terdiri dari dua macam yaitu : 7 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) a. Anggaran strategis (strategic budget). Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka panjang yaitu jangka waktu yang melebih periode akuntansi (melebihi satu tahun). b. Anggaran Taktis (taktical budget) Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka pendek yaitu jangka waktunya yang tidak melebihi satu periode akuntansi (dibawah atau sama dengan satu tahun). Anggaran taktis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu ; 1) anggaran periodik (periodical budget) yaitu anggaran yang disusun untuk satu tahun penuh, 2) anggaran bertahap continius budget) yaitu anggaran yang disusun pertiga bulan, per enam bulan dan seterusnya. Agar anggaran yang telah disusun dapat berlaku secara lebih tepat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut ; a) luas daerah pemasaran, b) posisi perusahaan dalam persaingan, c) jenis produk yang dihasilkan perusahaan ( produk in elastis yaitu jumlah produk yang terjual tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga jual, produk elastis yaitu jumlah produk yang terjual sangat dipengaruhi oleh harga jual), d) tersedianya data dan informasi untuk melakukan penaksiran atau forecasting, e) keadaan perekonomian global. 2. Perbedaan Budget dengan Budgeting. Budget ; merupakan hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan aktivitas-aktivitas (tugas) perencanaan, sedangkan budgeting ; merupakan suatu proses yang dimulai dari sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum memulai penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan, pengendalian, penilaian hasil pelaksanaan rencana yang bersangkutan. 3. Beberapa Syarat Dalam Penyusunan Anggaran. Dalam penyusunan sebuah anggaran diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, karena terdapat kemungkinan dalam pelaksanaan anggaran ini akan mengalami perubahan dan sebagainya, adapun syarat tersebut adalah : a. Anggaran realisitis Sebaiknya anggaran yang disusun berdasarkan kondisi pada saat yang bersangkutan, artinya berdasarkan kepada harga yang belaku pada saat itu dengan memasukan unsur estimasi terhadap kenaikan harga dimasa datang. Atau dapat juga dikatakan anggaran yang disusun tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis. b. Angaran bersifat luwes Anggaran yang disusun mempunyai ruang untuk dilakukan perubahan, perbaikan, penyesuaian dengan kondisi atau keadaan yang mungkin berubah. Dengan demikian anggaran yang disusun tidak kaku. c. Anggaran yang sustainable Anggaran yang disusun membutuhkan perhatian secara terus menerus dan merupakan usaha yang insidentil. Dalam penyusunan anggaran perusahaan mempunyai keyakinan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan ; untuk mengendalikan berbagai relevan variabel dalam mencapai tujuan, untuk melaksanakan sistem manajemen ilmiah, untuk 8 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) berkomunikasi secara efektif, untuk memberi motivasi kepada anggotanya, untuk mendorong adanya partisipasi. 4. Ruanglingkup Anggaran Perusahaan. Secara umum anggaran perusahaan dapat dibedakan dalam dua kondisi ruang lingkup, yaitu : a. Anggaran menyeluruh (comprehensive budget) Anggaran menyeluruh meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang produksi, marketing, pembelanjaan / keuangan, personalia, dan tertib administrasi. b. Anggaran terbatas (partial budget). Anggaran yang disusun terbatas pada bagian dari kegiatan tertentu dalam perusahaan, dimana perusahaan membatasi penyusunan anggaran dalam bidang tertentu saja misalnya ; bagian produksi saja, atau bagian keuangan saja. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan tidak memakai cara yang pertama (anggaran menyeluruh) karena segi pembiayaan dan tehnisnya. 5. Kegunaan Anggaran. Anggaran yang dibuat atau yang disusun untuk kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan akan memberikan kegunaan atau fungsi, yaitu : a. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman kerja Anggaran yang telah dibuat dijadikan sebagai pedoman, acuan kerja yang harus diikuti kedepan, dan arah serta target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. b. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian kerja Agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan saling bekerja sama dengan baik, saling menunjang agar kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan terjamin, sehingga akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja Anggaran yang disusun digunakan sebagai tolok ukur, pembanding untuk menilai, evaluasi realisasi kegiatan perusahaan, seperti yang dianggarkan dengan kenyataannya sesungguhnya. 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Dalam penyusunan anggaran pada perusahaan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yang dapat dibedakan dalam dua faktor yaitu : a. Faktor Internal. Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri, dimana faktor ini dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controlable) oleh perusahaan, seperti : - Penjualan tahun lalu (meliputi; mutu, jumlah, pasar sasaran, desain dan lainnya). - Kebijaksanaan perusahaan misalnya dalam penetapan harga jual, syarat pembayaran, pemilihan saluran distribusi. 9 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) - Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kualitas atau kuantitasnya. - Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan - Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan fungsi perusahaan seperti dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi dan personalia. b. Faktor Eksternal. Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor ini disebut juga faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan ( Un controlable) seperti : - Keadaan persaingan - Pertumbuhan penduduk - Pendapatan / penghasilan masyarakat - Pendidikan masyarakat - Penyebaran penduduk - Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat - Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang perekonomian, politik, sosial, budaya dan keamanan. - Keadaan perekonomian nasional maupun internasional 7. Proses Kegiatan Yang Tercakup Dalam Anggaran dan Tujuannya. Proses kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam anggaran dapat diuraikan sebagai berikut : - Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran (budget) - Pengelolaan, penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksirantaksiran dalam rangka menyusun anggaran (budget). - Menyusun anggaran (budget) serta menyajikannya secara teratur dan sistematis. - Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran (budget) - Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluation) terhadap pelaksanaan anggaran (budget) - Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interprestasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan tersebut. Fungsi perencanaan adalah untuk mencapai atau menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Tujuan ini dapat dibagi dua yaitu : a. Tujuan yang bersifat umum 1. Ekonomis finansial. Ekonomis, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang bergerak dibidang ekonomi. Finansial berupa mencari keuntungan sebagai persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. 10 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. Konsumen. Produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, memelihara hubungan baik dengan konsumen. 3. Pemilik modal. Menjalin hubungan yang sebaik-baiknya dengan kaum pemilik modal, agar mereka tetap bersedia memberikan modalnya. b. Tujuan khusus, meliputi : - Produk, misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produk yang bermutu. - Luas daerah pemasaran yang dicapai - Market share yang akan dimiliki - Tingkat pengembalian tertentu (return on investment) 8. Isi Dalam Anggaran. Anggaran (budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan, sehingga fungsi anggaran atau kegunaan anggaran benar-benar dapat berjalan dengan baik pula. Anggaran yang menyeluruh ini disebut anggaran menyeluruh (comprehensive). Adapun ini anggaran (budget) secara garis besarnya terdiri dari : a. Anggaran yang diproyeksikan (forecasting budget) Anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta taksiran tentang keadaan finansial perusahaan pada saat tertentu yang akan datang. b. Anggaran variabel (variable budget) Anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya (cost / variabilitas biaya) khususnya biaya-biaya yang termasuk biaya semi variabel sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan. c. Analisis statistik dan matematika pembantu Yaitu analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta dipergunakan untuk mengadakan penilaian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua analisis tersebut perlu dilampirkan didalam anggaran (budget) yang disusun. d. Laporan anggaran ( budget report ) Yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran (budget) yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara budget dengan realisasi, sehingga dapat diketahui penyimpangan, sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapat diambil kesimpulan dan tindak lanjut yang segera dapat dilakukan, sekaligus mengadakan sukses atau tidaknya kerja perusahaan selama periode yang bersangkutan. 9. Forecasting Budget. Forecasting budget adalah anggaran yang berisikan taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang serta berisikan taksirantaksiran tentang keadaan / posisi finansial perusahaan pada suatu saat yang akan datang, forecasting budget terdiri dari dua kelompok yaitu : 11 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) a. Operating Budget Ialah anggaran operasional yang berisikan taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Operating budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang yang meliputi dua sektor, yaitu : 1. Sektor penghasilan Ialah pertambahan aktiva yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tapi bukan karena penambahan setoran modal baru atau bertambahnya utang. Penghasilan adalah suatu kontraprestasi yang diterima oleh perusahaan atas sesuatu yang diberikan kepada pihak lain. Penghasilan dapat dibedakan antara lain : - Penghasilan utama (operating revenue) Penghasilan yang diterima perusahaan yang berasal dari usaha pokok perusahaan (produksi, pengolahan) - Penghasilan bukan utama (non operating revenue) Penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. 2. Sektor biaya Pengurangan aktiva yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tapi bukan karena pengurangan atau pengembalian modal oleh para pemilik, atau untuk pembayaran utang. Biaya adalah suatu kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas sesuatu yang diterima dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang diterima dari pihak lain yang meliputi dua sektor yaitu : 1) Biaya utama (operating expenses) Adalah biaya yang menjadi beban tanggung jawab perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Biaya utama dibedakan dalam tiga kelompok yaitu : - Biaya pabrik (factory cost) Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan tempat dimana proses produksi berlangsung, meliputi ; biaya bahan mentah langsung (direct material), upah tenaga kerja langsung (direct labor), biaya pabrik tidak langsung (biaya bahan pembantu, upah tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya reperasi pabrik, depresiasi pabrik-gedungperalatan, listrik dan lainya). - Biaya administrasi (administration expenses) Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya lain yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan meliputi ; gaji karyawan kantor, gaji pemeliharaan kantor, gaji perbaikan kantor, depresiasi peralatan kantor dan gedung, biaya listrik, telepon, dan asuransi, biaya supplier kantor, biaya alat tulis kantor dan lainnya. - Biaya penjualan (selling expenses) Adalah semua biaya yang terdapat dalam lingkungan penjualan perusahaan pada periode tertentu. 12 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2) Biaya bukan utama (non operating expenses) Adalah semua biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan tapi tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Operating budget sering pula disebut sebagai “income statement budget” atau budget rugi laba. Anggaran (budget) ini dapat dibedakan menjadi dua macam : a. Master income statetment Anggaran induk atau budget induk rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran secara garis besar. b. Income statemen supporting budget Budget penunjang rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran yang lebih terperinci dalam arti kata penjabaran dari master income statement. Master income statement budget diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara berkala dalam waktu tertentu saja. Sedangkan income statement supporting budget diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara terus menerus dari waktu kewaktu. Budget yang termasuk dalam income statement supporting budget ialah : a. Anggaran penjualan (sales budget) Merencanakan secara lebih rinci tentang penjualan selama periode yang akan datang. b. Anggaran produksi (production budget) Merencanakan lebih rinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dibidang produksi yang meliputi ; budget unit yang diproduksikan, budget tentang bahan baku, budget unit kebutuhan bahan baku, budget pembelian bahan baku, budget biaya bahan baku, budget upah tenaga kerja langsung, budget biaya pabrik tidak langsung. c. Anggaran biaya administrasi d. Anggaran biaya penjualan e. Anggaran penghasilan bukan utama dimasa datang f. Anggaran biaya bukan utama, biaya yang tidak berhubungan langsung dengan usaha perusahaan b. Finansial Budget. Finansial budget yaitu merencanakan tentang posisi perusahaan pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang, yang dimaksud posisi finansial perusahaan adalah keadaan aktiva, keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan. Finansial budget sering pula disebut ; balance sheet budget atau budget neraca. Balance sheet budget dapat dibedakan dua macam yaitu : a. Master balance sheet budget Budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang berisikan taksiran secara garis besar. b. Balance sheet supporting budget Budget tentang aktiva, utang dan modal sendiri yang berisikan taksiran-taksiran yang lebih terperinci. Budget yang termasuk dalam balance sheet supporting budget ini adalah ; anggaran kas, piutang, persediaan, perubahan aktiva tetap, utang, dan modal sendiri. 13 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Hubungan timbal balik antara budget produksi dengan budget penjualan ada dua alternatif yaitu : a. Besar penjualan ditentukan oleh besarnya produksi Artinya perusahaan menyusun budget ini yang akan diproduksikan lebih awal dari budget penjualan. b. Besarnya produksi ditentukan oleh penjualan Artinya perusahaan menyusun budget penjualan lebih awal dari pada budget unit yang akan diproduksikan, sebab budget unit akan mengikuti apa yang direncanakan dalam budget penjualan. 10. Relevansi Anggaran Dengan Disiplin Ilmu Lain. Konsep dan ilmu dalam penyusunan suatu anggaran (budget) pada sebuah perusahaan tidak berdiri sendiri melainkan anggaran akan berhubungan dengan beberapa disiplin ilmu lainnya seperti : a. Hubungan anggaran dengan akuntansi - Akuntansi menyajikan data historis yang sangat penting dan bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam budget yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. - Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan budget itu nantinya dari hari ke hari. b. Hubungan anggaran dengan matematika dan statistik. - Statistik dan matematika sangat diperlukan untuk menyusun budget yaitu ketepatan mengadakan taksiran atau forecasting disamping tergantung pada kelangkaan data, juga tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistik dan matematik yang diperlukan untuk mengolah serta menganalisa data tersebut. - Analisis statistik juga bermanfaat untuk memperbandingkan budget dengan realisasinya dalam rangka mengadakan penilaian kerja perusahaan. Dapat dilihat bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi dijadikan sebagai data historis dalam penyusunan anggaran sedangkan matematika dan statistik digunakan sebagai alat dan metode dalam melakukan penyusunan dan taksiran anggaran kedepan. 14 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian II Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan 1. Pengertian Tehnik Forecasting Forecasting penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan cara pembuatan forecast penjualan antara lain ; sifat produk, metode distribusi, luas usaha, persaingan, dan data historis yang tersedian. Pada umumnya masalah dasar yang dihadapi oleh perusahaan ketika hendak memasarkan hasil produksinya disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; penentuan jenis barang atau jasa apa yang akan dijual, penentuan biaya yang perlu dikeluarkan agar barang atau jasa tersebut dapat terjual, penentuan harga jual barang atau jasa agar mendatangkan laba bagi perusahaan dan dilain pihak dapat terjangkau oleh konsumen. 2. Pengertian Anggaran Penjualan Anggaran penjualan (sales budget) adalah suatu aktivitas yang merencanakan secara lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi ; rencana tentang jenis, kualitas barang yang akan dijual, jumlah barang, harga jual, waktu penjualan, tempat atau daerah penjualan. 3. Kegunaan Anggaran Penjualan Kegunaan anggaran penjualan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kegunaan secara umum dan kegunaan secara khusus. a. Umum Semua anggaran (budget) termasuk anggaran penjualan mempunyai 3 (tiga) kegunaan yaitu : 1) Sebagai pedoman kerja Anggaran disebut sebagai pedoman kerja karena didalam anggaran yang telah disusun semua unit kegiatan operasional perusahaan yang akan dilakukan, dan setiap kegiatan itu telah dinyatakan kesatuan unit uang. Dengan demikian anggaran dijadikan sebagai acuan, patokan, dalam setiap kegiatan yang jalankan sesuai dengan perencanaan atau menyimpang dari yang direncanakan. 2) Sebagai alat koordinasi. Anggaran sebagai alat koordinasi, dalam sebuah perusahaan terdapat berbagai jenis kegiatan perusahaan seperti ; bagian produksi, pemasaran, pembelanjaan, administrasi, dan personalia. Semua bagian ini ada kesatuan kerja yang dituangkan dalam program atau kegiatan yang akan dilakukan, dan juga telah dilakukan perkiraan biaya (cost ). Kesatuan kerja yang ada pada masing-masing bagian ini 15 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) harus dapat saling menunjang, saling mendukung satu sama lainnya sehingga dalam gerak aktivitas itu searah, selaras. Bila suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dapat berjalan searah dan selaras, disamping itu dapat dicegah terjadi suatu kegiatan yang dilakukan tidak tumpang tindih berarti koordinasi berjalan dengan baik. 3) Sebagai alat pengawasan. Anggaran yang telah disusun disebut dapat dijadikan sebagai pedoman, sebagai alat koordinasi, untuk menjalankan itu semua perlu dilakukan suatu tindakan yang disebut sebagai pengawasan, yaitu mengawasi pelaksanaan anggaran yang telah dibuat untuk mencegah terjadi penyimpangan baik yang disengaja atau dengan sengaja dengan cara preventif atau dengan persuasif. b. Khusus. Anggaran penjualan yang disusun berguna sebagai dasar penyusunan bagi semua anggaran-anggaran (budget) lain dalam perusahaan. Mengapa dikatakan demikian karena penjualan merupakan tumpuan bagi semua aktivitas perusahaan dalam arti penjualan akan mendatangkan penerimaan, pendapatan, dan keuntungan. Penerimaan atau keuntungan nanti didistribusikan ke kegiatan lainnya dalam perusahaan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa anggaran yang paling awal disusun adalah anggaran penjualan. 4. Faktor Yang Mepengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Dalam penyusunan anggaran penjualan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana faktor itu dibedakan dalam dua bentuk yaitu : a. Faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari dalam perusahaan, dan faktor ini umumnya dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controllable) oleh manajemen perusahaan, faktor ini meliputi : 1) Penjualan tahun lalu Maksud dari penjualan tahun lalu adalah penjualan dalam jumlah, harga jual produk, mutu dan disain produk, waktu dan daerah penjualan, termasuk sasaran dari produk yang dihasilkan. 2) Kebijaksanaan perusahaan Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan seperti metode penetapan harga, penetuan saluran distribusi, strategi dan media promosi yang digunakan. 3) Kapasitas produksi Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan, serta kemungkinan perluasan (ekspansi) dimasa yang akan datang. 4) Tenaga kerja yang tersedia Tenaga kerja yang tersedia yang meliputi jumlahnya, skiil, pengalaman, pendidikan dan kemungkinan pengembangannya dimasa datang. 16 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 5) Modal kerja yang dimiliki Modal kerja yang dimiliki perusahaan adalah modal yang dapat digunakan untuk membiayai operasional rutinitas perusahaan serta kemungkinan untuk penambahannya. 6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan Adalah fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kegiatan perusahaan, sehingga memberikan kontribusi dalam menopang penjualan seperti ; gudang tempat penyimpanan material, bengkel untuk pemeliharaan mesin-mesin, showroom, dan lainnya. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari luar perusahaan, dan faktor ini umumnya tidak dapat dikendalikan atau dipengaruhi (Uncontrollable) oleh manajemen perusahaan, faktor ini meliputi : 1) Keadaan persaingan dipasar Adalah kondisi dalam pasar yang menunjukkan berapa banyak perusahaan sejenis menghasilkan produk yang sama, bila perusahaan yang menghasilkan produk yang sama jumlahnya banyak maka perusahaan dihadapkan pada persaingan untuk dapat merebut dan menarik minat konsumen dengan menggunakan berbagai macam metode dan strategi pemasaran atau penjualan. Persaingan dalam pasar dapat berbentuk monopoli, oligopoli, monopsoni, atau persaingan sempurna. 2) Posisi perusahaan dalam persaingan Posisi perusahaan dalam persaingan dapat dilihat dari rangking yang dibuat seperti produk perusahaan menguasai 30 % dari total penjualan produk sejenis dipasar, perusahaan menguasai pasar (leader), atau posisi perusahaan dalam persaingan dapat dilihat dari pangsa pasar (market share) dengan menggunakan metode tertentu. 3) Tingkat pertumbuhan penduduk Bila tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian (mortalitas) pada suatu daerah tertentu maka dapat diasumsikan daerah tersebut mengalami pertumbuhan pendudukan yang tinggi, sebab lain terjadinya pertumbuhan penduduk adalah terjadinya urbanisasi, atau pergerakan, penyebaran penduduk kepada daerah yang mempunyai potensi dan perkembangan ekonomi yang tinggi. Bila pertumbuhan atau pertambahan penduduk pada suatu daerah berkembang cepat akan berhubungan dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhannya baik primer, sekunder, atau tertier. Kondisi ini memberikan peluang dan kesempatan bagi perusahaan untuk menghasilkan produk-produk yang akan ditawarkan ke konsumen tersebut, akhirnya akan dapat mempengaruhi penjualan. 4) Tingkat pendapatan masyarakat Dalam makro ekonomi pendapatan masyarakat dapat ditentukan dengan tiga bentuk pendekatan yaitu ; pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dari tiga pendekatan ini yang paling populer adalah pendekatan pengeluaran. Artinya pendapatan suatu masyarakat dihitung dari seluruh jumlah pengeluaran yang dikeluarkannya dalam satu periode tertentu (misalnya satu bulan). Bila pendapatan atau pengeluaran suatu masyarakat semakin besar dan tinggi, maka permintaan terhadap produk-produk (barang dan jasa) juga akan meningkat atau 17 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) pola konsumsi masyarakat tersebut akan berubah. Kondisi inilah yang mempengaruhi penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan atau produsen. 5) Elastisitas permintaan Elastisitas permintaan terhadap harga produk yang dihasilkan, terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran penjualan yang akan disusun. 6) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Adalah kecenderungan dari sikap dan prilaku masyarakat dalam menghadapi hari besar agamanya, adat istiadatnya, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang sudah menjadi budaya bagi masyarakat tersebut dimana kondisi ini berhubungan dengan pola konsumsi untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasannya. 7) Kebijaksanaan pemerintah Pemerintah atau penguasa dapat mempengaruhi sistem dan kondisi perekonomian dengan berbagai kebijakan yang dibuatnya, kebijakan tersebut akan berpengaruh langsung atau tidak langsung kepada perusahaan. Kebijakan yang dimaksud seperti kebijakan ekonomi ; untuk mengurangi beban pemerintah dalam subsidi BBM maka pemerintah mengurangi subsidi BBM sehingga harga BBM harus dinaikan, pemerintah memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan ekspor atau impor, kebijakan moneter ; pemerintah dapat mempengaruhinya dengan penetapan suku bunga kredit atau simpanan, kebijakan fiskal atau pajak ; pemerintah menetapkan kenaikan tarif pajak kekayaan, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan lainnya. Jadi dapat disimpulkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berpengaruh kepada penjualan perusahaan baik langsung atau tidak langsung. 8) Kondisi perekonomian Kondisi perekonomian dalam negeri akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah, political will pemerintah, dan juga kondisi perekonomian dipengaruhi pengaruh global seperti terjadi gejolak politik pada negara tertentu, terjadi perang di negara tertentu, terjadi invansi oleh negara kuat ke negara lemah, naiknya harga BBM dunia, atau terjadi musim kemarau, bencana alam dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa yang tersebut diatas dapat mempengaruhi kondisi perekonomian. 9) Tehnologi Kemajuan tehnologi akan berdampak terhadap proses pengolahan produksi, penghematan waktu produksi, biaya produksi dan lainnya sehingga perusahaan dapat melakukan efisiensi dalam pengeluaran biaya-biaya 10) Selera konsumen Selera konsumen adalah suatu hal yang sulit untuk diduga, disamping pendapatan yang diperoleh, selera konsumen juga dipengaruhi waktu, model, trend, keinginan dan tingkat kepuasan yang diperolehnya. 18 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 5. Metode Penaksiran Dalam Anggaran Penjualan Adapun teknik atau cara yang dapat dipergunakan dalam melakukan penaksiran penjualan secara umum dapat dibagi dalam dua cara yaitu : a. Non statistical method. Adalah suatu cara penaksiran yang bersifat kualitatif atau disebut juga opinion method, yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat (opini) seseorang. Cara ini mempunyai banyak kelemahan bahwa pendapat seseorang seringkali diwarnai oleh halhal yang bersifat subyektif dari hal-hal yang bersifat objektif. Adapun beberapacara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain : 1) Executive opinion, pendapat bagian pimpinan pemasaran 2) Salesman opinion, pendapat dari para petugas penjualan 3) Channel of distribution, pendapat dari lembaga-lembaga penyalur 4) Consumer opinion, pendapat dari konsumen melalui penelitian pasar 5) Consultan opinion, pendapat para ahli yang dipandang memahami b. Statistical method. Penaksiran dengan statistical method disebut juga penaksiran yang bersifat kuantitatif yaitu suatu cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Metode ini dapat menghilangkan unsur subyektif seseorang dan hasilnya lebih dapat dipertanggung jawabkan, tapi ada juga kelemahannya yaitu selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan, cara pola pikir, dan struktur masyarakat tidak dapat diukur secara kuantitatif. Pada uraian berikut hanya akan disajikan penaksiran yang bersifat kuantitatif atau statistical method, adapun penaksiran tersebut yaitu : a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari satu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri atau melakukan perkiraan penjualan yang diperoleh tahun sekarang / tahun yang akan datang dengan menggunakan data penjualan tahun lalu, dengan menggunakan metode : 1) Metode trend bebas (free hand method) 2) Metode trend setengah rata-rata (semi average method) 3) Metode trend moment (moment method) 4) Metode trend least square (least square method) 5) Metode kuadratik (parabolic method) b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari variabel yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas disebut “variabel independent” sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat disebut “variabel dependent”. Cara penaksiran ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) Metode regresi tunggal atau sederhana ( single regresion ) Dalam cara ini penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat ( Y ) dan satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut : 19 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Y = a + bX atau Y = β0 + β1X1 + e Dimana : Y = adalah variabel yang ditaksir / diukur a = intercep / konstanta b = parameter / koefisien perubahan X terhadap Y X = variabel yang mempengaruhi e = variabel lain yang tidak diperhitungkan (epsilon) Misalkan : Volume Penjualan adalah variabel Y (dependent variabel), dan biaya promosi adalah variabel X (independent variabel), dan korelasinya dapat dilakukan dengan regresi yang akan menghasilkan keeratan hubungan ( r ) antara penjualan dengan biaya promosi. 2) Metode regresi berganda (multiple regresion) Dalam cara ini penaksiran menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat ( Y ) dan lebih dari satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 atau Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Misalkan : Biaya produksi adalah variabel Y (dependent variabel) dan lebih dari variabel bebas yaitu, biaya tenaga kerja langsung (X1), biaya bahan baku langsung (X2), biaya bahan penolong (X3). Untuk melihat keeratan hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilakukan secara serentak atau secara partial. c. Cara penaksiran dengan menggunakan analisis khusus. Cara penaksiran seperti membutuhkan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan, misalnya dengan melakukan penelitian pasar, penelitian prilaku dan sikap konsumen, atau penelitian tentang kepuasan yang diperoleh konsumen setelah memakai suatu produk. Adapun analisis yang khusus ini yaitu : 1) Analisis industri (market share analysis) 2) Analisis jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan (produk line) 3) Analisis pemakai akhir dari produk (end used analysis) Berikut tentang analisis market share, analisis market share dapat ditulis analisis M/S. Analisis M/S adalah memperbandingkan, memperhitungkan jumlah total penjualan suatu perusahaan (misal: unit) dengan total penjualan industri yang sejenis dalam jenis produk yang sama pada periode tertentu. Oleh karena cara penaksiran kuantitatif (statistical method) maupun kualitatif (opinion method) masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan, maka dalam penggunaannya penaksiran kuantitatif dipakai sebagai cara penaksiran yang pokok sedangkan penaksiran kualitatif dipakai sebagai penunjang, berarti dapat digunakan secara berbarengan, ataupun masing-masing. 20 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Metode trend bebas (free hand method) Free hand method adalah menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis (data penjualan tahun lalu), diganti dan diubah menjadi garis lurus dengan cara bebas berdasarkan pada perasaan (intuisi) dari seseorang yang bersangkutan. Pada dasarnya metode trend ( free hand method, semi average method, moment method, dan least square method ) menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha mengganti atau mengubah garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis pada grafik menjadi garis yang lebih teratur bentuknya, maka akan dapat diketahui kelanjutan garis tersebut pada waktu yang akan datang. Contoh : PT. “Masa Kini” memberikan laporan data penjualan hasil produksinya dari bulan ke bulan selama tahun ini sebagai berikut : Bulan Unit Bulan Unit Januari 1850 Februari 1800 Maret 1900 April 2000 Mei 1950 Juni 2020 Juli 1980 Agustus 1960 September 2000 Oktober 2200 Nopember 2240 Desember 2220 Dari data yang disajikan tersebut, tentukan taksiran penjualan untuk beberapa bulan pada tahun berikutnya. Jawab : Untuk menjawab persoalan diatas dapat langsung dilakukan dengan membuat grafik untuk melihat taksiran penjualan pada bulan berikutnya. u n i t p e n j u a l a n 2300 2200 2100 2000 1900 1800 0 1 2 3 p 4 e 5 r 6 i 7 o 8 d 9 10 11 12 e 21 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dari grafik diatas dapat dilihat dua macam garis yaitu garis tidak lurus menunjukkan data penjualan perusahaan setiap bulannya, dan garis lurus menunjukkan estimasi atau penaksiran penjualan untuk bulan berikutnya. Dari metode free hand method ini jelaslah bahwa unsur opini atau intuisi dari seseorang dalam menentukan taksiran penjualan sangat besar perannya, karena hanya ditentukan secara bebas. Metode trend setengah rata-rata (semi average method) Dalam matematika garis lurus yang akan dibuat tersebut dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi garis lurus (linear) dengan rumusan Y’ = a + b X. Dalam metode trend setengah rata-rata (semi average) ditentukan bahwa untuk mengetahui fungsi tersebut semua data historis dikelompokan menjadi dua himpunan dengan jumlah anggota kelompok masing-masing yang sama. Untuk menentukan nilai dari trend setengah rata-rata dengan menggunakan rumus diatas dilakukan penyesuaian dalam perhitungannya yaitu, Y = a + b X, dimana : Y = nilai yang dicari (nilai trend tertentu) a = nilai trend periode dasar (konstanta) b = pertambahan trend tahunan secara rata-rata X X1 Nilai b ini dapat ditentukan dengan cara b = 2 dimana : N X 1 = rata-rata kelompok I X 2 = rata –rata kelompok II N = jumlah periode antara X 1 dan X 2 X = jumlah satuan tahun yang diinginkan dari periode dasar Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam metode trend setengah rata-rata jumlah data dikelompokkan menjadi dua yaitu ada kelompok I dan kelompok II dimana masingmasing kelompok jumlah datanya sama, dimana akan diketahui kelompok atau himpunan data sebagai berikut : a. Jumlah data genap dan komponen kelompok data genap b. Jumlah data genap dan komponen kelompok data ganjil c. Jumlah data ganjil dan komponen kelompok data ganjil Contoh : Perusahaan AA memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir sebagai berikut : Tahun unit penjualan Tahun unit penjualan 1996 1850 2002 1980 1997 1800 2003 1960 1998 1900 2004 2000 1999 2000 2005 2200 2000 1950 2006 2240 2001 2020 2007 2220 Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah penjualan untuk 3 tahun kedepan dengan menggunakan metode semi rata-rata. 22 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab : Berarti data tersebut adalah : jumlah data genap, komponen kelompok data genap Tahun Penjualan (unit) 1996 1997 1998 1999 2000 2001 1850 1800 1900 2000 1950 2020 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1980 1960 2000 2200 2240 2220 ? ? ? Nilai (X) -2,5 -1,5 -0,5 0,5 1,5 2,5 Semi Total Semi Rata-Rata Kel. I 11.520 1.920 Nilai Trend (Y’) 1845 1875 1905 1935 1965 1995 N=6 3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5 Kel. II 12.600 2.100 2025 2055 2085 2115 2145 2175 2.205 2.235 2.265 Nilai persamaan garis trend Y’ = a + b X, dimana Y adalah nilai trend yang dicari. Dari X X1 hasil perhitungan diatas diketahui nilai a = 1.920, dan nilai b = 2 yaitu 2.100 – N 1.920 : 6 = 30. jadi persamaan fungsi garis lurus yang didapatkan adalah Y’ = a + b X menjadi Y’ = 1.920 + 30 X, dengan demikian untuk mencari nilai trend dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 dan tahun taksirannya sampai 2010 adalah dengan mengganti nilai X (parameter X), sedangkan untuk menentukan nilai taksiran kedepan adalah dengan melanjutkan nilai X yang interval sama seperti pada tabel. Penjelasan perhitungan dalam tabel. a. Jumlah data adalah sebanyak 12 ( 1996 s/d 2007) kemudian data dibagi menjadi dua kelompok (Kelompok I dan Kelompok II), dimana masing-masing kelompok jumlah datanya adalah 6. b. Karena metode yang digunakan adalah semi rata-rata, maka komponen kelompok data dibagi lagi sehingga menjadi 3 data. Jadi kolompok I mempunyai komponen kelompok data 3 dan kelompok II mempunyai komponen kelompok data 3. c. Nilai X merupakan alat pembantu / penolong sebagai parameter pengukur dengan nilai interval yang sama dari satu data ke data yang lain. Dalam menentukan nilai X ini dapat digunakan dua nilai yaitu ; dimulai dari nilai setengah ( 0,5) atau dimulai dari nilai nol ( 0 ). Baik dimulai dari nilai setengah atau nol, interval dari nilai yang satu ke nilai berikutnya adalah sama dengan interval 1 (satu). 23 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) d. Penentuan letak nilai X dalam metode setengah rata-rata ini dimulai pada kelompok satu. Pada contoh diatas nilai 0,5 berada pada kelompok I dan nilainya berlanjut dengan interval yang sama sampai pada kemlopok II. e. Nilai X atau parameter X adalah membantu untuk menentukan nilai dari fungsi linear yaitu akan membentuk garis yang terarah (garis lurus) atau estmasi penjualan kedepan. f. Semi total merupakan penjumlahan data kelompok I dan juga kelompok II masingmasing 11.520 dan 12.600. g. Jumlah semi rata-rata diperoleh dari jumlah total dari data kelompok I atau kelompok II kemudian dibagi dengan jumlah data masing-masing kelompok. Dan nilai yang diperoleh pada kelompok I otomatis menjadi nilai konstanta h. Nilai N = 6, diperoleh dari jumlah data antara rata-rata kelompok I dengan rata-rata kelompok II. i. Perhitungan nilai trend dan nilai taksiran Y1996 = 1.920 + 30 (-2,5) = 1.845 Y2008 = 1.920 + 30 (9,5) = 2.205 Y1997 = 1.920 + 30 (-1,5) = 1.875 Y2009 = 1.920 + 30 (10,5) = 2.235 Y1998 = 1.920 + 30 (-0,5) = 1.905 Y2010 = 1.920 + 30 (11,5) = 2.265 Y1999 = 1.920 + 30 (0,5) = 1.935 Y2000 = 1.920 + 30 (1,5) = 1.965 Y2001 = 1.920 + 30 (2,5) = 1.995 Y2002 = 1.920 + 30 (3,5) = 2.025 Y2003 = 1.920 + 30 (4,5) = 2.055 Y2004 = 1.920 + 30 (5,5) = 2.085 Y2005 = 1.920 + 30 (6,5) = 2.115 Y2006 = 1.920 + 30 (7,5) = 2.145 Y2007 = 1.920 + 30 (8,5) = 2.175 Nilai yang diperoleh dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 merupakan nilai trend dan dimasukan kedalam kolom nilai trend (Y’), sedangkan nilai yang diperoleh dari tahun 2008 sampai tahun 2010 merupakan taksiran penjualan yang diinginkan pihak perusahaan dan dimasukkan dalam kolom unit penjualan. Jadi dapat disimpulkan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis (penjualan aktual perusahaan), akan menjadi garis yang terarah ( garis lurus) yang dibentuk oleh nilai trend, karena dapat dilihat bahwa data penjualan perusahaan tersebut jika dibuat garis dalam grafik akan membentuk garis yang tidak teratur dan nilai trend akan membawa menjadi garis lurus. Berikut dapat dilihat penggunaan nilai nol (nol) dengan interval satu akan memberikan nilai trend yang sedikit berbeda dengan penggunaan nilai setengah seperti perhitungan yang diatas, mana yang akan digunakan ? kedua contoh perhitungan dapat dipakai, tapi tergantung pihak ingin menggunakan yang mana atau salah satunya. 24 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Contoh : penggunaan nilai X yang dimulai dari 0 (nol). Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 Penjualan (unit) Nilai (X) -3 -2 -1 0 1 2 1850 1800 1900 2000 1950 2020 Semi Total Semi Rata-Rata Kel. I 11.520 1.920 Nilai Trend (Y’) 1830 1860 1890 1920 1950 1980 N=6 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1980 1960 2000 2200 2240 2220 ? ? ? Y1996 = 1.920 + 30 (-3) Y1997 = 1.920 + 30 (-2) Y1998 = 1.920 + 30 (-1) Y1999 = 1.920 + 30 (0) Y2000 = 1.920 + 30 (1) Y2001 = 1.920 + 30 (2) Y2002 = 1.920 + 30 (3) Y2003 = 1.920 + 30 (4) Y2004 = 1.920 + 30 (5) Y2005 = 1.920 + 30 (6) Y2006 = 1.920 + 30 (7) Y2007 = 1.920 + 30 (8) 3 4 5 6 7 8 Kel. II 12.600 2010 2040 2070 2100 2130 2160 2.100 2.190 2.220 2.250 = 1.830 = 1.860 = 1.890 = 1.920 = 1.950 = 1.980 = 2.010 = 2.040 = 2.070 = 2.100 = 2.130 = 2.160 Y2008 = 1.920 + 30 (9) Y2009 = 1.920 + 30 (10) Y2010 = 1.920 + 30 (11) = 2.190 = 2.220 = 2.250 25 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan. 1. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual selama tiga tahun yang akan datang. Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan 1993 1780 2000 1980 1994 1850 2001 1970 1995 1810 2002 2100 1996 1890 2003 2200 1997 2000 2004 2240 1998 1950 2005 2500 1999 2020 2006 2600 Dengan menggunakan metode semi rata-rata carilah nilai trend dan taksiran penjualan untuk 3 tahun yang akan datang. 2. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1996 60 ton 2002 130 ton 1997 75 ton 2003 130 ton 1998 90 ton 2004 140 ton 1999 100 ton 2005 150 ton 2000 120 ton 2006 180 ton 2001 125 ton 2007 200 ton Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk tiga tahun kedepannya. 3. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan ton dari Toko “Camar” sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1998 198.600 2004 246.500 1999 207.500 2005 248.700 2000 222.700 2006 244.100 2001 238.200 2007 250.000 2002 238.700 2003 236.300 Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga tahun kedepannya. 26 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Metode trend moment (moment method) Cara mencari nilai trend dengan menggunakan metode trend moment ini ada perbedaan metode semi rata-rata diatas, perbedaan terletak pada penggunaan rumus yang dipakai dalam trend moment ini, yaitu : Y’ = a + b X dirubah dalam bentuk : Y = n.a + b. X Persamaan I 2 XY = a. X + b. X Persamaan II Dimana : Y’ = nilai trend yang dicari Y = data historis X = parameter pengganti waktu (tahun), karena jarak (interval) antara deret an tahun tersebut sama, maka jarak (interval) parameter X juga sama. Dalam perhitungan pada penetapan nilai X nilai parameter ini dimulai dari tahun atau periode pertama yang ditetapkan sebagai tahun atau periode dasar dengan memberikan nilai atau angka 0 (nol) pada tahun dasar tersebut, selanjutnya dengan interval sama Contoh : PT, Abadi Jaya memberikan data penjualan untuk beberapa tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit) 1999 4.660 2005 4.700 2000 4.680 2006 4.780 2001 4.590 2007 4.800 2002 4.710 2003 4.740 2004 4.750 Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun kedepannya. Jawab : Penjualan Nilai Tahun (Y) (X) XY X2 1999 4660 0 0 0 2000 4680 1 4680 1 2001 4590 2 9180 4 2002 4710 3 14130 9 2003 4740 4 18960 16 2004 4750 5 23750 25 2005 4700 6 28200 36 2006 4780 7 33460 49 2007 4800 8 38400 64 Jumlah 42.410 36 170760 204 Setelah dicari nilai X, XY, dan nilai X2, maka dapat dimasuk kedalam persamaan dari rumus trend moment sebagai berikut : 27 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Y’ = a + bX Y = n.a + b. X XY = a. X + b. X2 42.410 170.760 168.560 170.760 -2.200 b b (Persamaan I) (Persamaan II) = 9.a + 36 b = 36.a + 204 b = 36.a + 144 b = 36.a + 204 b = - 60 b = 2.200 / 60 = 36,6 (4) (1) lakukan hukum eliminasi Jika nila b = 36,6 dimasukkan dalam persamaan I, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : Y = n.a + b. X 42.410 = 42.410 = 42.410 = 9a = 9a = a = 9.a + 36.b 9.a + 36 (36,6) 9.a + 1.317,6 42.410 – 1.317,6 41.092,4 / 9 4.566 Jadi nilai trend yang diperoleh adalah : Y’ = a + bX = 4.566 + 36,6 X Soal latihan. 1. PT. “XYZ” yang bergerak dalam penyediaan susu bayi ingin membuat forecasting penjualan susu bayi untuk beberapa tahun mendatang pada suatu daerah yang sedang berkembang. Data tahun-tahun terakhir adalah : Tahun Penjualan Susu (ribuan kaleng) 2002 2.500 2003 3.750 2004 4.000 2005 4.500 2006 5.500 2007 6.000 Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun kedepannya. 28 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual selama tiga tahun yang akan datang. Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan 1993 1780 2000 1980 1994 1850 2001 1970 1995 1810 2002 2100 1996 1890 2003 2200 1997 2000 2004 2240 1998 1950 2005 2500 1999 2020 2006 2600 Dengan menggunakan metode moment carilah nilai trend dan taksiran penjualan untuk 3 tahun yang akan datang. 3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1996 60 ton 2002 130 ton 1997 75 ton 2003 130 ton 1998 90 ton 2004 140 ton 1999 100 ton 2005 150 ton 2000 120 ton 2006 180 ton 2001 125 ton 2007 200 ton Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk tiga tahun kedepannya. 4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan ton dari Toko “Camar” sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1998 198.600 2004 246.500 1999 207.500 2005 248.700 2000 222.700 2006 244.100 2001 238.200 2007 250.000 2002 238.700 2003 236.300 Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga tahun kedepannya. 29 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Metode trend least square (least square method) Metode trend least square merupakan penyederhanaan dari metode trend moment, sehingga mempermudah perhitungannya, rumus diketahui sebagai berikut : Y = n.a + b. X (Persamaan I) XY = a. X + b. X2 (Persamaan II) Sedangkan pada trend least square disederhanakan rumus tersebut dengan cara mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah nilai parameter X sama dengan 0 (nol) atau ( X = 0 ). Oleh karena X = 0 maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana yaitu : Y’ = a + bX Y = n.a menjadi a = Y / n 2 XY = b. X menjadi b = XY / X2 Dengan demikian rumus yang digunakan dalam perhitungan menurut trend least square sebagai berikut : Y’ = a + bX a = Y / n b = XY / X2 Contoh : data ganjil PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1999 4.660 2005 4.770 2000 4.680 2006 4.780 2001 4.590 2007 4.800 2002 4.710 2003 4.740 2004 4.750 Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar Harapan untuk tiga tahun kedepannya. Jawab : Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah Data ganjil Penjualan (Y) 4660 4680 4590 4710 4740 4750 4770 4780 4800 42480 Nilai (X) -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 X.Y -18640 -14040 -9180 -4710 0 4750 9540 14340 19200 1260 X2 16 9 4 1 0 1 4 9 16 60 30 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut : Y’ = a + b X a = Y / n a = 42.480 / 9 = 4.720 b = XY / X2 b = 1.260 / 60 = 21 Y’ = 4.720 + 21 X Contoh : data genap PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1998 4.660 2004 4.770 1999 4.680 2005 4.780 2000 4.590 2006 4.800 2001 4.710 2007 4.900 2002 4.740 2003 4.750 Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar Harapan untuk tiga tahun kedepannya. Jawab : Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah Data genap Penjualan (Y) 4660 4680 4590 4710 4740 4750 4770 4780 4800 4900 47380 Nilai (X) -9 -7 -5 -3 -1 1 3 5 7 9 0 X.Y -41940 -32760 -22950 -14130 -4710 4750 14310 23900 33600 44100 4170 X2 81 49 25 9 1 1 9 25 49 81 330 Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut : Y’ = a + b X a = Y / n a = 47380 / 10 = 4.738 2 b = XY / X b = 4.170 / 330 = 12,64 Y’ = 4.738 + 12,64 X 31 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan. 1. PT. Paparazi memberikan laporan penjualan tahun tahun terakhir kepada bagian anggaran untuk dimintakan taksiran penjualan tahun mendatang sebagai berikut : Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit) 1999 35.000 2003 60.000 2000 45.000 2004 65.000 2001 50.000 2005 70.000 2002 60.000 2006 75.000 Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Paparazi untuk tiga tahun kedepannya. 2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual selama tiga tahun yang akan datang. Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan 1993 1780 2000 1980 1994 1850 2001 1970 1995 1810 2002 2100 1996 1890 2003 2200 1997 2000 2004 2240 1998 1950 2005 2500 1999 2020 2006 2600 Dengan menggunakan metode least square carilah nilai trend dan taksiran penjualan untuk 3 tahun yang akan datang. 3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1996 60 ton 2002 130 ton 1997 75 ton 2003 130 ton 1998 90 ton 2004 140 ton 1999 100 ton 2005 150 ton 2000 120 ton 2006 180 ton 2001 125 ton Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk tiga tahun kedepannya. 4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan ton dari Toko “Camar” sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1998 198.600 2004 246.500 1999 207.500 2005 248.700 2000 222.700 2006 244.100 2001 238.200 2002 238.700 2003 236.300 Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga tahun kedepannya. 32 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Metode kuadratik (parabolic method) Dari penggunaan metode-metode terdahulu seperti trend bebas, trend setengah ratarata, trend moment, dan trend least square, kesemuanya bertujuan untuk menemukan suatu bentuk garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis. Dalam matematika untuk membentuk garis lurus tersebut seperti yang telah diuraikan diatas adalah dengan menggunakan persamaan linear dengan rumus : Y’ = a + b X. Sedangkan dalam keadaan sesungguhnya dalam perekonomian ada kalanya perusahaan yang memang dari waktu kewaktu menunjukkan grafik yang selalu meningkat dalam usahanya, tapi disisi lain banyak juga perusahaan yang mengalami kondisi yang berbeda dalam arti dimulai dari masa pendirian sampai pada suatu masa puncak, dan dari masa puncak ini perusahaan tersebut mengalami kemunduruan. Bagi perusahaan yang mengalami masa pendirian, masa jaya, dan masa kemunduran, jika dilukiskan atau digambarkan dalam grafik akan membentuk garis melengkung seperti parabola ( non linear ), maka metode yang sesuai untuk digunakan adalah metode kuadratik (parabolic method). Dalam matematika bentuk parabola semacam ini dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi parabola dengan rumus : Y’ = a + b X + c X2 dari rumus tersebut dapat dirubah kedalam bentuk sebagai berikut : Y = n.a + c X2 persamaan I 2 XY = b X persamaan II 2 2 4 X Y = aX + cX persamaan III Contoh : PT. Nusantara selama beberapa tahun terakhir memberikan data penjualannya. Berdasarkan data historis tentang jumlah unit barang yang terjual, dengan menggunakan metode parabolic method tentukan taksiran yang diharapkan terjual untuk beberapa tahun mendatang. Data penjualannya sebagai berikut : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 1998 2.000 2003 22.000 1999 10.000 2004 24.000 2000 14.000 2005 20.000 2001 16.000 2006 18.000 2002 20.000 Dari data tersebut : a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut. Jawab : Dalam metode parabolic ini untuk menentukan nilai X atau parameter digunakan model metode least square, dimana nilai X adalah sama dengan 0 (nol). Berarti nilai X pada perhitungan metode parabolik ini nilai parameter X adalah juga sama dengan 0 (nol). 33 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Penjualan ( Y )) 2000 10000 14000 16000 20000 22000 24000 20000 18000 146000 Nilai (X) -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 XY -8000 -30000 -28000 -16000 0 22000 48000 60000 72000 120000 Setelah perhitungan dalam tabel diselesaikan, (substitusikan) nilai yang diperoleh kedalam rumus : Y’ = a + b X + c X2 Y = n.a + c X2 XY = b X2 X2Y = a X2 + c X4 X2 16 9 4 1 0 1 4 9 16 60 langkah X2Y 32000 90000 56000 16000 0 22000 96000 180000 288000 780000 selanjutnya X4 256 81 16 1 0 1 16 81 256 708 memasukan persamaan I persamaan II persamaan III Y = n.a + c X2 X2Y = a X2 + c X4 146000 = 9 a + 60 c ( 20 ) 780000 = 60 a + 708 c ( 3) 2920000 = 180 a + 1200 c 2340000 = 180 a + 2124 c 580000 = - 924 c c = 580000 / -924 = - 627,7 Jika nilai c = -627,7 dimasukan kedalam persamaan I, akan diperoleh hasil sebagai berikut : Y = n.a + c X2 146000 = 9 a + 60 c 146000 = 9 a + 60 ( -627,7 ) 146000 = 9 a - 37662 9 a = 183662 a = 183662 / 9 a = 20406,9 Sedangkan dari persamaan II akan diperoleh hasil : XY = b X2 120000 = 60 b b = 120000 / 60 b = 2000 Jadi fungsi parabola yang diperoleh adalah : Y’ = a + b X + c X2 = 20.406,9 + 2.000 X – 627,7 X2 34 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dengan memasukan parameter X (nilai X) diperoleh nilai trend parabolic sebagai berikut : Y’ = a + b X + c X2 Y1998 = 20.406,9 + 2.000 (-4) – 627,7 (16) Y1999 = 20.406,9 + 2.000 (-3) – 627,7 (9) Y2000 = 20.406,9 + 2.000 (-2) – 627,7 (4) Y2001 = 20.406,9 + 2.000 (-1) – 627,7 (1) Y2002 = 20.406,9 + 2.000 (0) – 627,7 (0) Y2003 = 20.406,9 + 2.000 (1) – 627,7 (1) Y2004 = 20.406,9 + 2.000 (2) – 627,7 (4) Y2005 = 20.406,9 + 2.000 (3) – 627,7 (9) Y2006 = 20.406,9 + 2.000 (4) – 627,7 (16) Estimasi penjualan tiga tahun kedepan Y2007 = 20.406,9 + 2.000 (5) – 627,7 (25) Y2008 = 20.406,9 + 2.000 (6) – 627,7 (36) Y2009 = 20.406,9 + 2.000 (7) – 627,7 (49) kedalam fungsi parabolic tersebut akan = = = = = = = = = 2.363,7 8.757,6 13.896,1 17.779,2 20.406,9 21.779,2 21.896,1 20.757,6 18.363,7 = 14.714,4 = 9.813,3 = 3.649,6 Unit Sales Grafik model parabolic 25000 20000 15000 10000 5000 0 98 99 00 01 02 03 04 Tahun 05 06 07 08 09 35 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan 1. PT. Raga Perkasa memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Penjualan (unit) Tahun Penjualan (unit) 1998 31.950 2003 44.300 1999 34.050 2004 49.100 2000 36.000 2005 37.650 2001 36.350 2006 37.950 2002 62.500 2007 37.000 Dengan menggunakan metode kuadratik lakukanlah : a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic b. Tentukan taksiran penjualan untuk 5 tahun kedepan c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut. 2. PT. Bimantara memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual selama tiga tahun yang akan datang. Tahun Unit penjualan Tahun Unit penjualan 1993 1780 2000 2200 1994 1850 2001 2000 1995 1810 2002 1900 1996 1890 2003 1800 1997 2000 2004 1700 1998 1950 2005 1600 1999 2500 2006 1650 Dengan menggunakan metode kuadratik : a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut. 36 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Analisis Regresi. Analisis regresi merupakan seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktorfaktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan, regresi dapat dibagi dalam bentuk yaitu : regresi sederhana dan regresi berganda. a. Regresi Tunggal / regresi sederhana (single regresion) Metode regresi tunggal merupakan metode untuk mengadakan penaksiran yang tidak hanya mendasarkan diri pada data historis dari satu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri, melainkan juga menghubungkannya dengan satu variabel lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan dari variabel yang akan ditaksir tersebut. Dalam perhitungan regresi linear atau regresi tunggal menggunakan satu variabel bebas (X) atau independend variabel dan satu variabel terikat (Y) atau dependen variabel, lalu akan dihitung nilai Y berdasarkan nilai yang diketahui. Rumus yang digunakan dalam regresi tunggal ini adalah Y = a + b X , dimana : Y = nilai yang diukur (variabel terikat) X = nilai yang mempengaruhi (variabel bebas) a = nilai intercept (konstansta) b = koefisien arah regresi Sedangkan untuk menentukan nilai a dan b adalah sebagai berikut : ( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) Harga a dihitung dengan rumus : a = n( X 2 ) ( X ) 2 n( XY ) ( X )( Y ) Harga b dihitung dengan rumus : b = n( X 2 ) ( X ) 2 Karena metode regresi tunggal ini mendasarkan diri pada hubungan antara data historis variabel yang akan ditaksir dengan data historis variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Untuk meyakinkan bahwa variabel lain tersebut benar mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel yang akan ditaksir, dapat digunakan ukuran yang sering disebut : koefisien korelasi ( r ). Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya tingkat keeratan (keakraban) hubungan antara sesuatu variabel dengan variabel yang lain yang diperkirakan mempengaruhinya. Rumus yang digunakan untuk menentukan keeratan hubungan adalah : n( XY ) ( X )( Y ) r = 2 n( X ) ( X ) 2 x n ( Y 2 ) ( Y ) 2 Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif dari nilai r tersebut sebagai berikut : a. Jika nilai r mendekati angka positif satu (+1), berarti bahwa variabel X mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila variabel X bertambah, maka variabel Y akan terdorong untuk bertambah juga, begitu sebaliknya. 37 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) b. Jika nilai r mendekati angka negatif satu (-1), berarti bahwa variabel X mempunyai pengaruh yang kuat tapi negatif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila variabel X bertambah, maka variabel Y justrus akan terdorong untuk berkurang, begitu sebaliknya. c. Jika nilai r mendekati angka nol ( 0 ), berarti bahwa variabel X kurang berpengaruh terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti bahwa bertambah atau berkurangnya variabel X tidak mempengaruhi perubahan variabel Y atau sebaliknya. Untuk menerima atau menolak jawaban yang dihasilkan dari perhitungan akan dikaitkan dengan hipostesis yang dibuat (jika dalam sebuah penelitian). Hipotesis adalah jawaban sementara atau praduga tentang hasil penelitian yang akan dilakukan, dimana jawaban atau praduga ini perlu dibuktikan dengan penelitian yang hasilnya benar sesuai dengan dugaan awal, atau tidak sesuai dengan dugaan awal. Sehingga dalam kriteria jawaban hipotesis ini dapat ditulis dalam : a. Ho = Tidak kuat hubungan atau tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y b. Ha = Kuat hubungan atau ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y Untuk menguji atau membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima atau ditolak digunakan rumus atau uji to ( t hitung), dengan rumus : r n2 to = dimana n adalah jumlah data. Ketentuan yang harus dipenuhi 1 r2 dalam menentukan t hitung ini adalah ; jika hasil perhitungan dari t hitung lebih besar dari t tabel berarti terdapat hubungan kuat antara variabel X dengan variabel Y dengan demikian H o ditolak dan Ha diterima, jika hasil perhitungan dari t hitung lebih kecil dari t tabel berarti terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Dan yang perlu diingat disini adalah bahwa uji t ini hanya uji yang sifatnya partial atau uji partial. Dalam penaksiran atau estimasi perkiraan penjualan (variabel Y) dimasa datang dengan asumsi dipengaruhi oleh satu variabel bebas (variabel X), maka dalam perhitungan dapat dilihat sebagai berikut : Contoh : 1. PT. Tunas Mekar yang bergerak dalam produksi susu untuk konsumen khusus (susu bayi) akan dapat melakukan prediksi untuk memproduksi susu bayi dengan melihat tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya. Adapun data produksi susu bayi dari PT. tersebut yaitu : Tahun Produksi susu bayi Kelahiran bayi 2001 240 140 2002 240 160 2003 300 250 2004 420 300 2005 300 350 Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3 tahun mendatang. 38 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab : Langkah I Untuk dapat memperkirakan produksi susu bayi oleh PT. Tunas Mekar dalam 3 tahun mendatang, perusahaan harus mempunyai data tentang tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya untuk tiga tahun mendatang pula. Perkiraan tingkat kelahiran bayi ( dengan metode moment) Kelahiran bayi Nilai Tahun (Y) (X) XY 2001 140 0 0 2002 160 1 160 2003 250 2 500 2004 300 3 900 2005 350 4 1400 1200 10 2960 Y = n.a + bX 1200 = 5a + 10 b (2) XY = aX + bX2 2960 = 10a + 30 b ( 1 ) 2400 = 10a + 20b 2960 = 10a + 30b -560 = -10 b b = 560 / 10 b = 56 Y X2 0 1 4 9 16 30 = n.a + bX 1200 = 5a + 10 b 1200 = 5a + 10 (56) 1200 = 5 a + 560 5a = 1200 – 560 a = 640 / 5 a = 128 Jadi fungsi regresinya adalah Y = a + b X menjadi Y = 128 + 56 X, berarti prediksi kelahiran bayi 3 tahun mendatang adalah : Y2006 = 128 + 56 (5) = 408 jiwa Y2007 = 128 + 56 (6) = 464 jiwa Y2008 = 128 + 56 (7) = 520 jiwa Langkah II Perkiraaan tingkat produksi susu bayi Produksi susu Kelahiran bayi Tahun (Y) (X) 2001 240 140 2002 240 160 2003 300 250 2004 420 300 2005 300 350 1500 1200 XY 33600 38400 75000 126000 105000 378000 X2 19600 25600 62500 90000 122500 320200 Y2 57600 57600 90000 176400 90000 471600 39 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dengan bantuan metode trend moment fungsi regresi dapat ditentukan sebagai berikut : Y = n.a + bX 1500 = 5a + 1200 b ( 240 ) 2 XY = aX + bX 378000 = 1200a + 320200 b (1) 360000 = 1200a + 288000 b 378000 = 1200a + 320200 b -18000 = -32200 b b = 18000 / 32200 b = 0,56 Y = n.a + bX 1500 = 5a + 1200 b 1500 = 5a + 1200 (0,56) 1500 = 5 a + 672 5a = 1500 – 672 a = 828 / 5 a = 167 Jadi fungsi regresinya adalah Y = a + b X menjadi Y = 167 + 0,56 X, berarti akan diketahui nilai trend dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang adalah : Y2001 = 167 + 0,56 (140) = 245,4 Y2002 = 167 + 0,56 (160) = 256,6 Y2003 = 167 + 0,56 (250) = 307 Y2004 = 167 + 0,56 (300) = 335 Y2005 = 167 + 0,56 (350) = 363 Dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang yaitu : Y2006 = 167 + 0,56 (408) = 395,5 Y2007 = 167 + 0,56 (464) = 427 Y2008 = 167 + 0,56 (520) = 458,2 Langkah III Dengan bantuan perhitungan tabel pada langkah II maka dapat dilihat hubungan (korelasi) antara tingkat kelahiran bayi dengan tingkat produksi susu sebagai berikut : n( XY ) ( X )( Y ) r = n( X 2 ) ( X ) 2 x n( Y 2 ) (Y ) 2 5( 378000 ) (1200)(1500) r = 5( X 320200 ) (1200) 2 x 5( 471600 ) (1500) 2 90000 r = r = 0,6817 161000 x 108000 Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,6817 ini berarti bahwa tingkat kelahiran bayi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap produksi susu untuk bayi. 40 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. PT. Torabika yang bergerak dalam produksi “kopi kemasan” selama 15 tahun terakhir memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai berikut : Tahun Nilai Penjualan (juta) Biaya produksi (juta) 1993 32 30 1994 34 30 1995 36 30 1996 37 33 1997 36 32 1998 37 34 1999 39 35 2000 40 36 2001 33 32 2002 34 32 2003 36 34 2004 37 32 2005 38 34 2006 42 35 2007 44 37 Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X) Jawab : kolom ini abaikan 2 Y X XY X x y xy x2 y2 32 30 960 900 -3 -5 15 9 25 34 30 1020 900 -3 -3 9 9 9 36 30 1080 900 -3 -1 3 9 1 37 33 1221 1089 0 0 0 0 0 36 32 1152 1024 -1 -1 1 1 1 37 34 1258 1156 1 0 0 1 0 39 35 1365 1225 2 2 4 4 4 40 36 1440 1296 3 3 9 9 9 33 32 1056 1024 -1 -4 4 1 16 34 32 1088 1024 -1 -3 3 1 9 36 34 1224 1156 1 -1 -1 1 1 37 32 1184 1024 -1 0 0 1 0 38 34 1292 1156 1 1 1 1 1 42 35 1470 1225 2 5 10 4 25 44 37 1628 1369 4 7 28 16 49 555 496 18438 16468 86 67 150 Untuk menentukan nilai x dan nilai y dapat dicari dengan cara sebagai berikut : X X n X 496 = 33 15 41 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Y 555 X = 37 n 15 Maka nilai x adalah : x = X - X Maka nilai y adalah : y = Y - Y Y a ( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) = n( X 2 ) ( X ) 2 = - 5.508 / 1004 = - 5,486 30 – 33 = -3 dan seterusnya. 32 – 37 = -5 dan seterusnya = (555)(16468) (496)(18438) 15(16468) (496) 2 n( XY ) ( X )( Y ) 15(18438 ) (496)(555) = 2 2 n( X ) ( X ) 15(16468 ) (496) 2 = 1290 / 1004 = 1,28 Jadi persamaan regresinya adalah Y = - 5,486 + 1,28 X Bila dalam hal ini biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 0, akan menimbulkan pendapatan negatif atau negatif penerimaan penjualan sebesar Rp 5,486 juta. Dalam prakteknya dapat saja terjadi, misalnya dalam periode tertentu atau karena sebab tertentu perusahaan tidak dapat melakukan usaha apapun yang tidak mengeluarkan biaya produksi (biaya operasional), akan tetapi perusahaan dalam periode tersebut tetap mengeluarkan biaya gaji, depresiasi, pembayaran hutang, dan atau sewa. Bila biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 100 juta, akan memberikan pengaruh kepada nilai penjualan yaitu : Y = - 5,486 + 1,28 X = - 5,486 + 1,28 ( 100) = Rp 122,5 juta Artinya bila biaya produksi diberikan nilai Rp 100 juta akan menimbulkan penerimaan penjualan menjadi Rp 122,5 juta. Bila melihat pada perhitungan tabel diatas dan kita asumsikan bahwa biaya produksi untuk 3 tahun mendatang menjadi Rp 40 juta, Rp 45 juta, dan Rp 50 juta. Maka nilai penjualan untuk 3 tahun mendatang menjadi : Y2008 = -5,486 + 1,28 (40) = Rp 45,7 juta Y2009 = -5,486 + 1,28 (45) = Rp 52,1 juta Y2010 = -5,486 + 1,28 (50) = Rp 58,5 juta Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap nilai penjualan pada perusahaan yang bersangkutan, ini dapat dilihat hubungan antara variabel biaya produksi dengan variabel nilai penjualan, dimana nilai penjualan adalah variabel Y dan biaya produksi adalah variabel X. sebagai berikut : b = 42 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Nilai Penj. (Y) 32 34 36 37 36 37 39 40 33 34 36 37 38 42 44 555 Tahun 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r = r = Biaya Produksi (X) 30 30 30 33 32 34 35 36 32 32 34 32 34 35 37 496 XY 960 1020 1080 1221 1152 1258 1365 1440 1056 1088 1224 1184 1292 1470 1628 18438 X2 900 900 900 1089 1024 1156 1225 1296 1024 1024 1156 1024 1156 1225 1369 16468 Y2 1024 1156 1296 1369 1296 1369 1521 1600 1089 1156 1296 1369 1444 1764 1936 20685 n( XY ) ( X )( Y ) n( X 2 ) ( X ) 2 x n( Y 2 ) (Y ) 2 15(18438) (496)(555) 15(16468) (496) 2 x 15(20685) (555) 2 1290 r = r = 0,858 1503 Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,858 ini berarti bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap nilai penjualan dari perusahaan tersebut. Soal latihan 1. PT. Abdi Nusa memberikan data nilai penjualan dan biaya promosi untuk beberapa tahun sebagai berikut : Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya promosi (juta) 2003 300 150 2004 350 160 2005 300 200 2006 390 300 2007 400 350 Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3 tahun mendatang dengan bantuan metode trend moment dan berapa korelasinya. 43 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. PT. Andika yang bergerak dalam produksi “sepatu” selama 10 tahun terakhir memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai berikut : Tahun Nilai Penjualan (juta) Biaya produksi (juta) 1998 375 345 1999 395 355 2000 405 365 2001 335 325 2002 345 325 2003 365 345 2004 375 325 2005 385 345 2006 425 355 2007 415 375 Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X), tentukan korelasi antara nilai penjualan dengan biaya produksi sepatu. b. Regresi Berganda (multiple regresion). Regresi berganda dapat digunakan untuk melakukan estimasi atau perkiraan penjualan untuk periode mendatang dengan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi penjualan tersebut. Regresi berganda hanya dapat dilakukan minimal 2 variabel bebasnya. Persamaan regresi untuk dua variabel bebas (independent variabelnya) sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 Sedangkan persamaan regresi untuk variabel bebas lebih dari dua dapat ditulis sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn Dimana : Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan / nilai yang dicari a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen, bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Berikut ditampilkan hubungan antara nilai penjualan (variabel dependend = Y ), dengan nilai biaya produksi (variabel independend = X1), dan nilai biaya promosi (variabel independen = X2). 44 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Contoh : PT. Kharisma selama 10 tahun terakhir memberikan data dari nilai penjualan, nilai biaya produksi, dan nilai biaya promosi sebagai berikut : Tahun Nilai penjualan (juta) Biaya produksi (juta) Biaya promosi (juta) 1998 23 10 7 1999 17 12 3 2000 15 14 2 2001 17 14 4 2002 23 18 6 2003 22 15 5 2004 23 15 7 2005 24 16 8 2006 27 16 8 2007 30 20 9 Dari data tersebut buatlah persamaan regresi, hubungannya, dan estimasi penjualan untuk masa mendatang. Penjelasan nilai penjualan = Y, biaya produksi = X1, biaya promosi = X2. Jawab : Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Y 23 17 15 17 23 22 23 24 27 30 221 X1 10 12 14 14 18 15 15 16 16 20 150 X2 7 3 2 4 6 5 7 8 8 9 59 X1Y 230 204 210 238 414 330 345 384 432 600 3387 X2Y 161 51 30 68 138 110 161 192 216 270 1397 X1 X2 70 36 28 56 108 75 105 128 128 180 914 X12 100 144 196 196 324 225 225 256 256 400 2322 X22 49 9 4 16 36 25 49 64 64 81 397 Dari tabel diperoleh : Y = 221 X2Y = 1397 X1 = 150 X1X2 = 914 X2 = 59 X12 = 2322 2 X1Y = 3387 X2 = 397 Untuk menghitung harga harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut : Y = n.a + b1X1 + b2X2 (persamaan 1) 2 X1Y = aX1 + b1X1 + b2X1X2 (persamaan 2) X2Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22 (persamaan 3) 45 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan tabel dimasukan dalam persamaan untuk menentukan nilai a, b1, b2 maka : Y = n.a + b1X1 + b2X2 221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 X1Y = aX1 + b1X12 + b2X1X2 3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2 X2Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22 1397 = 59a + 914 b1 + 397 b2 221 3387 3315 3387 - 72 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 = 150a + 2322 b1 + 914 b2 = 150a + 2250 b1 + 885 b2 = 150a + 2322 b1 + 914 b2 = 0a + -72 b1 + -29 b2 ( 15 ) (1) 221 1397 1304 1397 -93 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 = 59a + 914 b1 + 397 b2 = 59a + 885 b1 + 348 b2 = 59a + 914 b1 + 397 b2 = 0a + -29 b1 + -49 b2 (5,9) (1) maka -72 = -72 b1 – 29 b2 (persamaan 4) maka -93 = -29 b1 - 49 b2 (persamaan 5) = -72 b1 – 29 b2 ( 10 ) = -29 b1 - 49 b2 (24,83) = -720 b1 – 290 b2 = -720 b1 – 1217 b2 = 0 b1 + 927 b2 = 1589 / 927 = 1,714 Bila nilai b2 dimasukan dalam persamaan 4 maka diperoleh hasil yaitu : -72 = -72 b1 – 29 b2 -72 = -72 b1 – 29 (1,714) -72 = -72 b1 – 49,71 72 b1 = 121,71 b1 = 121,71 / 72 b1 = 1,69 -72 -93 -720 - 2309 1589 b2 Harga b1, b2 dimasukan dalam persamaan 1 maka diperoleh hasil yaitu : Y = n.a + b1X1 + b2X2 221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2 221 = 10 a + 150 (1,69) + 59 (1,714) 221 = 10 a + 253,5 + 101,13 10 a = 221 - 253,5 – 101,13 10 a = -133,63 a = -133,63 / 10 a = -13,363 Jadi persamaan regresi linear berganda dari nilai penjualan, biaya produksi, dan biaya promosi sebagai berikut : Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2 46 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dapat dijelaskan bahwa Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2 Bila X1 dan X2 diberi harga 0 (nol) maka nilai penjualan menjadi negatif Rp 13,363 juta. Kondisi ini dapat saja terjadi dalam periode tertentu perusahaan tidak melakukan operasi (tidak ada biaya produksi atau tidak ada biaya promosi), tapi perusahaan akan tetap mengeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya gaji, beban bunga, sewa. Dan bila X1 dan X2 diberi harga Rp 10 juta maka : Y = -13,363 + 1,69 (10) + 1,714 (10) Y = -13.363 + 16,9 + 17,14 Y = Rp 20,677 juta Ini berarti bila X1 dan X2 diberi nilai yang sama pada waktu bersamaan akan memberikan kontribusi peningkatan nilai penjualan menjadi Rp 20,677 juta. Bila pada tahun 2008 X1 diberi nilai 30 dan X2 diberi nilai 15 maka kontribusi terhadap nilai penjualan adalah : Y = -13,363 + 1,69 (30) + 1,714 (15) Y = -13.363 + 50,7 + 25,71 Y = Rp 63,05 juta Yang berarti bahwa peningkatan pada biaya produksi dan biaya promosi akan memberikan kenaikan terhadap nilai penjualan perusahaan yang bersangkutan. Analisis-analisis khusus. Seringkali guna mengadakan penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang perusahaan perlu mengadakan berbagai analisis khusus, agar hasil penaksirannya nanti lebih lengkap serta lebih akurat. Dengan demikian perusahaan akan menerapkan metode statistik (trend atau regresi) bagi analisis-analisis khusus tersebut. Beberapa analisis khusus yang dapat dilakukan perusahaan antara lain : a. Analisis Industri Analisis ini dilakukan terutama untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap keadaan industri secara keseluruhan. Dengan analisis tersebut akan dapat diketahui seberapa besar peranan perusahaan terhadap industri. Dalam kaitannya dengan anggaran penjualan, dengan analisis industri antara lain dapat diketahui perbandingan antara penjualan perusahaan dengan penjualan seluruh industri. Atau dengan kata lain dapat diketahui berapa besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi (supply) oleh penjualan perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi oleh penjualan perusahaan yang bersangkutan, berarti semakin besar pula peranan perusahaan dalam industri, serta semakin kuat posisinya didalam persaingan, begitupun sebaliknya. Dengan demikian bilamana perusahaan ingin mengadakan penaksiran terhadap penjualannya diwaktu mendatang, maka dapat dilakukan dengan mengkaitkannya dengan perkembangan permintaan industri dimasa mendatang. Misal bila menggunakan metode regresi tunggal data historis penjualan perusahaan dijadikan sebagai variabel dependend (variabel yang diukur) sedangkan data historis penjualan industri sebagai variabel independen (variabel yang mempengaruhi). 47 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Perbandingan penjualan perusahaan dengan penjualan industri sering disebut sebagai market share (M/S). TotalPenjualanPerusahaan Market Share (M/S) = x100% , dengan demikian M/S TotalPenjualanIndustri ini sering juga disebut pangsa pasar dari keseluruhan penjualan perusahaan, suatu hal yang perlu diingat bahwa perusahaan yang diperbandingkan disini adalah perusahaan yang menghasilkan out put yang sejenis atau produk yang sama. b. Analisis Jenis Produk Analisis jenis produk (product line)ini diperlukan oleh perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis barang hasil produksi. Oleh karena masing-masing jenis produk yang dihasilkan tersebut mempunyai perbedaan pasar (segmen pasar), mempunyai perbedaan sifat dan pola perkembangan, serta mempunyai perbedaan variabelvariabel yang mempengaruhinya, maka penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang juga memerlukan penanganan sendiri-sendiri. Dengan demikian penerapan metode statistika bagi jenis produk yang satu, mungkin berbeda dengan jenis produk yang lainnya. c. Analisis Pemakai Akhir Produk. Sebagaimana diketahui, ada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barangbarang konsumsi, dan ada pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri. Produk yang berupa barang konsumsi akan langsung dipergunakan oleh para pemakai akhir untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi produk yang berupa barang industri tidak secara langsung dapat dipergunakan oleh para pemakai akhir, melainkan akan menjadi bahan masukan (input) bagi perusahaan lain untuk diproses lebih lanjut sebelum menjadi barang konsumsi. Oleh karena itu perkembangan penjualan dari perusahaan yang menghasilkan barang industri tersebut, banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan dari perusahaan yang akan memproses lebih lanjut. Misal perkembangan penjualan benang dari perusahaan pemintal benang akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan tekstil. Perkembangan penjualan tinta cetak akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan percetakan. Perkembangan penjualan tembakau akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan rokok, dan sebagainya. Ini berarti bahwa bilamana sesuatu perusahaan yang menghasilkan barang industri, akan melakukan penaksiran, maka perlu pula mengadakan analisis terhadap pemakai akhir dari produk yang dihasilkan itu dan analisis yang digunakan untuk itu disebut juga end used analysis. 48 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Politik Harga Dalam Anggaran Perusahaan. Contoh : Sebuah perusahaan memberikan laporan penjualan untuk dua macam produk yaitu produk A dan produk B sebagai berikut : Bulan Produk A Produk B Januari 12000 13200 Februari 12200 13750 Maret 13000 14150 April 13500 14200 Mei 13750 14200 Juni 14000 14500 Juli 14000 16000 Agustus 14850 17000 September 15000 17000 Oktober 15500 18250 Nopember 19000 19500 Desember 20000 20500 176800 192250 Data tambahan antara lain : a. Persediaan akhir untuk produk A dan produk B sebesar 15000 unit. b. Persediaan awal untuk produk A dan produk B sebesar 6600 unit c. Harga jual perunit produk A Rp 200 dan produk B Rp 300 d. Biaya tetap untuk produk A dan produk B sebesar Rp 2400000 e. Biaya variabel untuk produk A dan produk B sebesar Rp 3500000 Akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat dicapai lagi dengan demikian manajer dihadapkan dengan dua pilihan yaitu : a. Mempertahankan seperti apa yang telah direncanakan telah ada. b. Menaikan harga 10 % dan menurunkan volume 10 % atau menaikan volume 10 % dan menurunkan harga 10 % Jawab. Terlebih dahulu dicari tingkat produksi masing-masing produk A dan produk B, kemudian dicari nilai biaya variabel perunit masing-masing produk. Produk A 176.000 Produk B 192.250 Persediaan akhir 15.000 Persediaan akhir 15.000 Kebutuhan 191.800 Kebutuhan 207.250 Persediaan awal 6.600 Persediaan awal 6.600 Produksi 185.200 Produksi 200.650 Biaya variabel produk A = 3.500.000 /185.200 = Rp 19 Biaya variabel produk B = 3.500.000/200.650 = Rp 17 49 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Keterangan Penjualan Produk A Harga Jumlah penjualan Biaya-biaya - biaya tetap - biaya variabel Jumlah biaya Laba Keterangan Penjualan Produk B Harga Jumlah penjualan Biaya-biaya - biaya tetap - biaya variabel Jumlah biaya Laba Alternatif pilihan Volume turun 10 % Volume naik 10 % Harga naik 10 % Harga turun 10 % Seperti yang sudah ada 185.200 200 37.040.000 166.800 220 36.696.000 203.720 180 36.669.600 2.400.000 3.500.000 5.900.000 31.140.000 2.400.000 3.169.200 5.569.200 31.126.800 2.400.000 3.870.680 6.270.680 30.398.920 Alternatif pilihan Volume turun 10 % Volume naik 10 % Harga naik 10 % Harga turun 10 % Seperti yang sudah ada 200.650 300 60.195.000 180,585 330 59.595.050 220.715 270 59.593.050 2.400.000 3.500.000 5.900.000 54.295.000 2.400.000 3.069.945 5.469.945 54.123.105 2.400.000 3.752.155 6.152.155 53.440.895 50 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan 1. Perusahaan “Salama” memproduksi dan menjual dua macam barang yakni barang A dan barang B. Data volume penjualan selama 5 tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Barang A (unit) Barang B (unit) 2003 150.000 700.000 2004 160.000 750.000 2005 290.000 800.000 2006 350.000 800.000 2007 320.000 1.000.000 Data lain adalah ; harga perunit barang disemua daerah penjualan adalah barang A Rp 10,- barang B Rp 20,-. Pola distribusi penjualan per daerah penjualan adalah : Daerah Barang A Barang B Sumbar 40 % 60 % Riau 60 % 40 % Dengan menggunakan bantuan metode trend least square maka tentukanlah : a. Perkiraan penjualan barang A dan barang B pada tahun 2008 b. Distribusi penjualan barang dan jumlah penerimaan dimasing-masing daerah untuk barang A dan barang B 2. PT. Mitra Anda memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir sebagai berikut : Tahun Penjualan Tahun Penjualan 1998 31.950 2003 50.500 1999 34.050 2004 45.000 2000 36.000 2005 37.000 2001 36.350 2006 30.000 2002 62.500 2007 29.000 Dengan menggunakan metode parabolic lakukanlah penaksiran penjualan perusahaan untuk dua tahun kedepan. (untuk penentuan nilai X dalam perhitungan tabel pakai metode least square) 51 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian III Anggaran Produksi 11. Pengertian Produksi. Anggaran produksi merupakan penentuan semua aktivitas yang berhubungan dengan produksi yang diukur dalam satuan unit moneter, untuk lebih jelasnya pengertian dari anggaran produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Anggaran produksi dalam arti luas. Anggaran produksi adalah penjabaran rencana penjualan menjadi rencana produksi yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi. b. Anggaran produksi dalam arti sempit. Anggaran produksi adalah suatu perencanaan volume barang yang harus diproduksi perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan. Anggaran produksi merupakan kelanjutan dari anggaran penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa penetapan anggaran penjualan menjadi titik tolak untuk menyusun atau membuat anggaran produksi, dengan demikian jabaran dari rencana penjualan sebagai dasar untukmenyusun rencana produksi. 12. Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi meliputi. Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi dalam sebuah perusahaan meliputi antara lain : a. Penentuan tingkat produksi b. Penentuan kebutuhan fasilitas produksi c. Penentuan tingkat persediaan Dalam penentuan tingkat produksi hal yang sangat berkaitan dengan kapasitas terpasang. Kapasitas terpasang dapat diartikan bahwa kemampuan untuk menghasilkan produk, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti ; tehnologi yang digunakan, kebijaksanaan produksi, dan kebijaksanaan persediaan. Kebijaksanaan menambah maksimal produk alternatifnya adalah dengan menambah mesin dan menambah tenaga kerja. Suatu perusahaan yang menggunakan seluruh tehnologi yang mutakhir berarti perusahaan menggunakan capital intensif yang berarti banyak menggunakan tehnologi atau mesin, sementara apabila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja disebut labor intensif. Dalam melakukan produksi sebuah perusahaan diinginkan untuk dapat menggunakan tehnologi yang tepat guna, yang berarti pemakaian tehnologi tetap mengikuti perkembangan dan tenaga kerja tetap berjalan dan bahkan penyerapannya dapat bertambah. 52 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 13. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi selama periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi sangat ditentukan oleh hal sebagai berikut : a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum dalam anggaran penjualan. Jumlah barang yang direncanakan untuk dijual akan dipengaruhi oleh berapa banyak barang yang dijual, jenis, mutu dan lainnya. Pasar sasaran dan perlu adanya segmen pasar yang sesuai dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan. b. Kebijaksanaan tingkat produksi Kebijaksanaan ini akan dipengaruhi oleh estimasi penyerapan barang yang diproduksikan oleh pasar, ketersediaan modal yang dimiliki oleh perusahaan, dan peralatan atau tehnologi yang dimiliki, serta tenaga kerja yang mempunyai skiil dan pengalaman yang diinginkan perusahaan. c. Kebijaksanaan tingkat persediaan. Kebijaksanaan persediaan akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang tersedia dipasar atau supplier, modal yang dimiliki serta perencanaan produksi yang telah disusun. 14. Tujuan penyusunan anggaran produksi. Tujuan penyusunan anggaran produksi meliputi antara lain : a. Menunjang kegiatan bagian penjualan, sehingga dengan demikian barang dapat tersedia dengan telah yang direncanakan. b. Menjaga tingkat persediaan yang cukup memadai. c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. 15. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi. Perencanaan dan penyusunan anggaran produksi haruslah dibuat secara teliti, karena akan dapat dilakukan penghematan efisiensi dari penyimpangan biaya produksi yang mungkin saja terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain : a. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan (khusus tentang kuantitas, kualitas barang). b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya. c. Tenaga kerja yang tersedia, meliputi jumlah skiil dan pengalaman. d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya dimasa datang. e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan produksi, serta kemungkinan perluasan diwaktu yang akan datang. f. Luas perusahaan yang optimal, kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi rata-rata perunit yang paling rendah. 53 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) g. Kebijaksanaan perusahaan dibidang persediaan barang jadi (persediaan barang jadi dalam jumlah besar atau kecil), kebijaksanaan ini dipengaruhi oleh : i. Fluktuasi penjualan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang ii. Fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia iii. Resiko kerugian yang mungkin timbul selama barang dalam penyimpanan iv. Biaya yang timbul dalam rangka penyimpanan v. Tingkat perputaran persediaan barang jadi vi. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproses bahan mentah menjadi barang jadi vii. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan h. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi selama periode yang akan datang, pola yang dimaksud adalah perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang. Anggaran produksi merupakan basis untuk penyusunan anggaran yang lain seperti anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, dan anggaran factory over head (FOH) pabrik. Dengan adanya penyusunan anggaran produksi ini maka dapat disusun berapa penjualan yang harus diperoleh, keuntungan yang akan didapat, dan fasilitas yang diperlukan. 16. Tahap-tahap dalam penyusunan anggaran produksi Tahapan yang paling menentukan kapan barang akan diproduksi, kondisi ini dipengaruhi oleh lamanya proses produksi, dan jumlah barang yang akan dihasilkan, dua kondisi ini tergantung pula pada fasilitas pabrik, fasilitas pergudangan, stabilitas tenaga kerja, stabilitas bahan baku, dan modal yang digunakan. Adapun tahap-tahap yang dilalui dalam penyusunan anggaran produksi adalah : a. Tahap perencanaan Tahap perencanaan ini mencakup ; menentukan periode waktu yang dipakai, menentukan jumlah satuan fisik. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini mencakup; menentukan kapan diproduksi, menentukan dimana diproduksi, menentukan urutan proses produksi, menentukan standard penggunaan fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi, menyusun program penggunaan bahan baku tenaga kerja service dan peralatan, menyusun standard biaya produksi, membuat perbaikan bilamana perlu. Dalam menyusun anggaran produksi terdapat tiga pola produksi yang perlu dipertimbangkan yaitu : a. Pola produksi yang mengutamakan stabilitas Maksudnya perkembangan yang ajeg atau stabil dari jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Ini berarti bahwa walaupun terjadi fluktuasi penjualan, namun jumlah unit yang akan diproduksi akan selalu sama, maka akan timbul kemungkinan lain : 1) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan menurun, maka terjadi kelebihan stock barang jadi. 2) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan meningkat, maka terjadi kekurangan persediaan barang jadi. 54 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) b. Pola produksi yang bergelombang sesuai dan setingkat dengan gelombang dari pola penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, yang tidak stabil dan tidak teratur, melainkan berfluktuasi sesuai dan setingkat dengan fluktuasi penjualan. Dengan kemungkinan yaitu : 1) Bila mana penjualan meningkat pada bulan-bulan tertentu, maka produksi disesuaikan dan ditingkatkan sejumlah penjualan tersebut. 2) Bila mana penjualan menurun pada bulan-bulan tertentu, maka produksi juga diturunkan setingkat dengan fluktuasi penjualan tersebut. Akibat dari kondisi ini maka tingkat persediaan barang jadi dari bulan ke bulan akan selalu sama (stabil). c. Pola produksi yang bergelombang secara lebih moderat dari pada gelombang dari pola penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diprorduksikan yang tidak stabil dan tidak teratur dari waktu ke waktu, tetapi fluktuasinya tidak sesuai dan tidak setingkat dengan fluktuasi jumlah penjualannya, melainkan lebih moderat. Ini berarti bahwa pada bulan-bulan dimana jumlah penjualan meningkat, maka jumlah unit yang diproduksikan juga ditingkatkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut, hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu yaitu : 1) Terbatasnya bahan baku dan bahan penolong yang tersedia di pasar. 2) Terbatasnya tenaga kerja yang tersedia diperusahaan baik jumlah (kuantitas) atau keterampilan dan keahlian (kualitas). 3) Terbatasnya modal kerja yang tersedia di perusahaan yang bersangkutan. 4) Terbatasnya berbagai fasilitas lain, terutama yang berkaitan erat dengan kegiatan produksi. Sebaliknya dimana pada bulan-bulan tertentu penjualan menurun, maka tingkat produksi juga diturunkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjaga kondisi persediaan supaya tetap ada. Formula yang umum digunakan untuk penyusunan tingkat produksi adalah sebagai berikut : Tingkat penjualan 00000 Tingkat persediaan akhir 00000+ Barang yang tersedia / kebutuhan 00000 Tingkat persediaan awal 00000 Tingkat produksi 00000 Misalkan persediaan awal 600 unit barang, penjualan selama 1 periode tertentu 1000 unit, persediaan akhir diperkirakan 400 unit, berapakah jumlah barang yang diproduksikan ? Tingkat penjualan 1000 Tingkat persediaan akhir 400+ Barang yang tersedia / kebutuhan 1400 Tingkat persediaan awal 600 Tingkat produksi 800 Contoh : 55 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 1. PT. Askes dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut : a. Penjualan selama 6 tahun terakhir Tahun Penjualan Perusahaan Penjualan Industri 2002 6000 75000 2003 6480 72000 2004 7020 78000 2005 8100 81000 2006 9900 90000 2007 11340 94500 b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti pada tahun 2007. c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 15000 setahun. d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu. e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut : Bulan indeks Penjualan Triwulan indeks penjualan Januari 10 % II 20 % Februari 10 % III 20 % Maret 10 % IV 30 % Dari data tersebut : a. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode least square b. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share yang dikehendaki, c. Tentukanlah volume produksi tahun 2008 d. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan. Jawab : Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 Tahun Penjualan Nilai (Y) (X) 2002 75000 -5 2003 72000 -3 2004 78000 -1 2005 81000 1 2006 90000 3 2007 94500 5 490500 0 Nilai XY -375000 -216000 -78000 81000 270000 472500 154500 Nilai X2 25 9 1 1 9 25 70 Nilai persamaan garis trend adalah Y = a + bX 56 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Rumus least square adalah : a = Y / n , b = XY / X2 a = 490500 / 6 = 81750 b = 154500 / 70 = 2207, 142 Jadi persamaan yang diperoleh adalah : Y = 81750 + 2207,142 X , dengan demikian penjualan industri untuk tahun 2008 dan 2009 adalah : Y2008 = 81750 + 2207,142 (7) = 97.200 Y2009 = 81750 + 2207,142 (9) = 101.615 Market share perusahaan pada tahun 2007 : M/S perusahaan = penjualan perusahaan / penjualan industri = 11.340 / 94.500 = 0,12 Jadi target penjualan untuk tahun : Penjualan perusahaan tahun 2008 = 0,12 x 97.200 = 11.664 unit Penjualan perusahaan tahun 2009 = 0,12 x 101.615 = 12.194 unit Volume produksi tahun 2008 Penjualan Pers. Akhir (th 2008 = 10 % x 12.194) Kebutuhan Pers awal (th 2008 = 10 % x 11.664) Tingkat produksi 11.664 1.219 + 12.883 1.166 11.717 Pola penjualan bulanan / triwulanan Januari 10 % x 11.664 Februari 10 % x 11.664 Maret 10 % x 11.664 Triwulan II 20 % x 11.664 Triwulan III 20 % x 11.664 Triwulan IV 30 % x 11.664 1.164,4 1.164,4 1.164,4 2.332,8 2.332,8 3.499,2 11.664 Produksi stabil : produksi perbulan = 11.717 / 12 = 976, triwulan = 976 x 3 = 2.928 Skedul Produksi Periode Penjualan Januari 1.166,4 Februari 1.166,4 Maret 1.166,4 Triwulan II 2.332,8 Triwulan III 2.332,8 Triwulan IV 3.498,2 11.664 Pers Akhir 975,6 785,2 594,8 1.190 1.785 1.219 Kebutuhan 2.142 1.915,6 1.761,2 3.522,8 4.117,8 4.718,2 Pers awal 1.166 975,6 785,2 594,8 1.190 1.785 Produksi 976 976 976 2.928 2.928 2.928 11.717 57 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. Perusahaan “Gelas Kaca” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan selama 8 tahun terakhir adalah : Tahun Penjualan Tahun Penjualan 2000 85.000 2004 110.000 2001 90.000 2005 112.000 2002 110.000 2006 111.000 2003 111.000 2007 113.000 Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 45.000, sehingga pada akhir tahun diharapkan persediaan menjadi 13.000. Pola penjualan menurut indeksnya adalah : Januari 15 % Triwulan II 10 % Februari 15 % Triwulan III 25 % Maret 15 % Triwulan IV 25 % Diminta : a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode moment b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008 c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan. Jawab : Tahun Penjualan (Y) 2000 85000 2001 90000 2002 110000 2003 111000 2004 110000 2005 112000 2006 111000 2007 113000 842000 Y = n.a + b X XY = a X + b X2 Y = n.a + b X Nilai Nilai (X) XY 0 0 1 90000 2 220000 3 333000 4 440000 5 560000 6 666000 7 791000 28 3100000 842000 = 8 a + 28 b (5) 3100000 = 28 a + 140 b (1) 4210000 = 40 a + 140 b 3100000 = 28 a + 140 b 1110000 = 12 a a = 1.110.000 / 12 a = 92.500 842000 = 8 a + 28 b = 8 (92.500) + 28 b = 740.000 + 28 b 842.000 – 740.000 = 28 b b = 102.000 / 28 b = 3.642,8 Nilai X2 0 1 4 9 16 25 36 49 140 58 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jadi nilai persamaan Y = 92.500 + 3.462,8 X Maka penjualan perusahaan pada tahun 2008 adalah : Y2008 = 92.500 + 3.642,8 (8) = 92.500 + 29.142,4 Pola penjualan bulanan / triwulanan Januari 15 % x 121.642,4 Februari 15 % x 121.642,4 Maret 15 % x 121.642,4 Triwulan II 10 % x 121.642,4 Triwulan III 20 % x 121.642,4 Triwulan IV 25 % x 121.642,4 Volume produksi tahun 2008 Penjualan Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Tingkat produksi = 121.642,4 18.246,36 18.246,36 18.246,36 12.164,24 24.328,48 30.410,60 121.642,4 121.642,4 13.000,0 + 134.642,4 45.000,0 89.642,4 Pola produksi : 89.642,4 / 12 = 7470,2 triwulan : 3 x 7470,2 = 22.410,6 Skedul Produksi Periode Penjualan Januari 18.246,36 Februari 18.246,36 Maret 18.246,36 Tri II 12.164,24 Tri III 24.328,48 Tri IV 30.410,60 121.642,4 Pers Akhir 34.223,84 23.447,68 12.671,52 22.917,88 21.000 13.000 Kebutuhan 52.470,2 41.694,04 30.917,88 35.082,12 45.328,48 43.410,60 Pers awal 45.000 34.223,84 23.447,68 12.671,52 22.917,88 21.000 Produksi 7.470,2 7.470,2 7.470,2 22.410,6 22.410,6 22.410,6 89.642,4 3. PT. Tata Usaha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 32.000 unit dengan pola penjualan sebagai berikut : a. Indeks penjualan Januari 11 % Triwulan II 25 % Februari 10 % Triwulan III 15 % Maret 9% Triwulan IV 30 % b. Persediaan awal tahun sebesar 4000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 2000 unit. c. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 70 % dari produksi normal. 59 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Diminta : a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan. b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %. c. Susunlah skedul budget produksi. Jawab : Tingkat produksi setahun : Penjualan Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Tingkat produksi 32.000 2.000 + 34.000 4.000 30.000 Perkiraan pola penjualan : Januari = 11 % x 32.000 Februari = 10 % x 32.000 Maret = 9 % x 32.000 Triwulan II = 25 % x 32.000 Triwulan III = 15 % x 32.000 Triwulan IV = 30 % x 32.000 Fluktuasi penjualan 10 % Produksi normal perbulan Produksi maksimal per bulan Produksi minimal perbulan Produksi triwulan III = = = = = = = = = = 3.520 3.200 2.880 8.000 4.000 9.600 30.000 : 12 = 110 % x 2.500 = 90 % x 2.500 = 70 % x (3 x 2.500) = 2.500 2.750 2.250 5.250 Skedul produksi Periode Penjualan Pers Akhir Kebutuhan Pers awal Produksi Januari 3.520 3.230 6.750 4.000 2.750 Februari 3.200 2.780 5.980 3.230 2.750 Maret 2.880 2.650 5.530 2.780 2.750 Tri II 8.000 2.900 10.900 2.650 8.250 Tri III 4.800 3.350 8.150 2.900 5.250 Tri IV 9.600 2.000 11.600 3.350 8.250 32.000 30.000 Catatan: Dalam penyusunan skedul produksi, tingkat produksi yang digunakan adalah tingkat produksi normal ditambah fluktuasi 10 %, bila menggunakan tingkat produksi normal perbulan maka tingkat produksi tidak akan terpenuhi karena pada triwulan ke III tingkat produksi turun 70 % dari produksi normal. 60 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 4. PT. Omega memberikan data-data penjualan sebagai berikut : a. Rencana penjualan tahun 2008 : Januari 6.500 unit Juli 3.000 unit Februari 6.000 Agustus 2.500 Maret 6.500 September 4.000 April 6.000 Oktober 4.500 Mei 5.000 Nopember 5.000 Juni 4.000 Desember 6.000 b. Persediaan awal barang jadi 15.000 unit. Persediaan akhir adalah 7 kali tingkat perputaran barang jadi. Diminta : a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008 b. Susunlah skedul produksi Jawab : Tingkat perputaran persediaan = Perputaran persediaan Penjualan setahun Persediaan awal Rata-rata persediaan Persediaan akhir = = = = = Penjualan RataRataPe rsediaan 7 kali 59.000 unit 15.000 unit ( 15.000 + X ) : 2 X unit Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir : Penjualan Perputaran persediaan = RataRataPe rsediaan 59.000 7 = (15.000 X ) : 2 7 ( 15.000 + X ) = 59.000 x 2 105.000 + 7 X = 118.000 7X = 118.000 – 105.000 7X = 13.000 X = 13.000 / 7 X = 1857,14 Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 1857,14 unit Rencana tingkat produksi tahun 2008 adalah : Penjualan 59.000 Persediaan akhir 1.857 + Kebutuhan 60.857 Persediaan awal 15.000 Tingkat produksi 45.857 Maka produksi per bulan adalah : 45.857 : 12 = 3.821,42 unit 61 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Skedul produksi : Periode Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Penjualan 6.500 6.000 6.500 15.000 9.500 15.500 59.000 Pers Akhir 12.321,42 10.142,84 7.464,26 3.928,52 5.892,78 1.857 Kebutuhan 18.821,42 16.142,84 13.964,26 18.928,52 15.392,78 17.357,04 Pers awal 15.000 12.321,42 10.142,84 7.464,26 3.928,52 5.892,78 Produksi 3.821,42 3.821,42 3.821,42 11.464,26 11.464,26 11.464,26 45.857 5. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut : Triwulanan I = 1.000 kodi Triwulan II = 1.000 kodi Triwulan III = 1.200 kodi Triwulan IV = 1.600 kodi Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 1.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7 kali perputaran persediaan. Diminta: a. Carilah besarnya persediaan akhir b. Tentukan volume produksi setahun c. Susunlah skedul produksi triwulanan Jawab : Penjualan RataRataPe rsediaan Perputaran persediaan = 7 kali Penjualan setahun = 4.800 unit Persediaan awal = 1.200 unit Rata-rata persediaan = ( 1.200 + X ) : 2 Persediaan akhir = X unit Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir : Penjualan Perputaran persediaan = RataRataPe rsediaan 4.800 7 = (1.200 X ) : 2 7 ( 1.200 + X ) = 4.800 x 2 8.400 + 7 X = 9.600 7X = 9.600 – 8.400 7X = 1.200 X = 1.200 / 7 X = 171,43 unit Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 171 unit Tingkat perputaran persediaan = 62 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Rencana tingkat produksi setahun adalah : Penjualan 4.800 Persediaan akhir 171 + Kebutuhan 4.971 Persediaan awal 1.200 Tingkat produksi 3.771 Maka produksi per bulan adalah : 3.771 : 12 = 314,25 unit Produksi triwulanan = 314,25 x 3 = 942,75 Skedul produksi : Periode Tri I Tri II Tri III Tri IV Penjualan 1000 1000 1200 1600 4800 Pers Akhir 1142,75 1085,5 828,25 171 Kebutuhan 2142,75 2085,5 2028,25 1771 Pers awal 1200 1142,75 1085,5 828,25 Produksi 942,75 942,75 942,75 942,75 3771 Soal Latihan. 3. PT. Pelangi didalam menyusun rencana penjualannya selalu memperkirakan posisinya dalam persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis, dan PT Pelangi berusaha untuk mempertahankan posisinya dipasar. Data dibawah ini tersedia untuk digunakan : a. Jumlah penjualan industri dan penjualan perusahaan selama 5 tahun terakhir adalah: Tahun Penj. Industri Penj. Perusahaan 2003 25.000 2.500 2004 26.000 3.000 2005 27.000 3.500 2006 26.500 3.500 2007 29.500 4.000 b. Perusahaan mengamati dengan cermat market share yang dicapainya dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2008 dan 2009 pimpinan perusahaan cukup puas dengan market share yang dicapai pada tahun 2007 Dengan memakai metode trend least square, estimasikan penjualan perusahaan untuk tahun 2008 dan tahun 2009. 63 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 4. PT. Askrindo dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut : a. Penjualan selama 6 tahun terakhir Tahun Penjualan Perush Penjualan Industri 2002 60000 750000 2003 64800 720000 2004 70200 780000 2005 81000 810000 2006 99000 900000 2007 113500 998000 b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti pada tahun 2007. c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 150000 setahun. d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu. e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut : Bulan indeks Penjualan Triwulan indeks penjualan Januari 10 % II 20 % Februari 15 % III 15 % Maret 15 % IV 25 % Dari data tersebut : e. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode trend moment f. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share yang dikehendaki, g. Tentukanlah volume produksi tahun 2008 h. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan. 5. Perusahaan “Kaca Bening” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan selama 8 tahun terakhir adalah : Tahun Penjualan (ton) Tahun Penjualan (ton) 2000 8500 2004 11000 2001 9000 2005 11200 2002 11000 2006 11100 2003 11000 2007 11300 Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 5500, sehingga pada akhir tahun diharapkan persediaan menjadi 2300. Pola penjualan menurut indeksnya adalah : Januari 9% Triwulan II 15 % Februari 19 % Triwulan III 20 % Maret 12 % Triwulan IV 25 % 64 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Diminta : a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode trend least square b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008 c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan. 6. PT. Tata Graha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 520.000 unit dengan pola penjualan sebagai berikut : Indeks penjualan Januari 8% Triwulan II 15 % Februari 8% Triwulan III 20 % Maret 14 % Triwulan IV 25 % Persediaan awal tahun sebesar 45000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 21000 unit. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 65 % dari produksi normal. Diminta : a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan. b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %. c. Susunlah skedul budget produksi. 7. PT. Obor memberikan data-data penjualan sebagai berikut : Rencana penjualan tahun 2008 : Januari 60500 unit Juli 35000 unit Februari 60000 Agustus 29500 Maret 60500 September 43000 April 60000 Oktober 49500 Mei 50000 Nopember 55000 Juni 40000 Desember 65000 Persediaan awal barang jadi 115.000 unit. Persediaan akhir adalah 6 kali tingkat perputaran barang jadi. Diminta : a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008 b. Susunlah skedul produksi 8. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut : Triwulanan I = 10.000 kodi Triwulan II = 13.000 kodi Triwulan III = 15.200 kodi Triwulan IV = 17.600 kodi Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 11.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7 kali perputaran persediaan. Diminta: a. Carilah besarnya persediaan akhir dan tentukan volume produksi setahun b. Susunlah skedul produksi triwulanan. 65 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian IV Anggaran Bahan Baku 1. Pengertian. Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari tiga bentuk anggaran, yang disusun berurutan yaitu : a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku. Anggaran unit kebutuhan bahan baku (unit of direct materials used budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk berproduksi selama periode yang datang. b. Anggaran pembelian bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget), yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang. c. Anggaran biaya bahan baku. Budget biaya bahan baku (cost of direct materials budget), yang merencanakan secara lebih rinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang akan datang. d. Anggaran persediaan bahan baku. Anggaran persediaan bahan baku (materials inventory budget), yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pengadaan persediaan guna menjaga kelangsungan proses produksi tetap terjaga. Bahan baku (materials) yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara umum dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu : a. Bahan baku langsung (direct materials). Bahan baku langsung yang dimaksud adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sebagai bahan baku pokok, artinya kalau tidak ada bahan baku tersebut sebuah produk atau barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung ini dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih. b. Bahan baku tidak langsung / bahan penolong (indirect materials) Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi atau sebagai pelengkap dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu produk atau barang, lebih jelasnya tanpa adanya bahan baku tidak langsung ini sebuah produk atau barang akan tetap dapat diproduksi, Bahan baku tidak langsung ini juga dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih. 2. Tujuan penyusunan anggaran bahan baku 66 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut : a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku b. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku d. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrikasi e. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan. 3. Informasi yang terdapat dalama anggaran bahan baku Adapun informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku adalah sebagai berikut : a. Jenis produk jadi yang akan dihasilkan b. Jenis bahan baku yang digunakan c. Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi d. Standard Usage Rate e. Waktu penggunaan bahan baku f. Kualitas produk jadi Dalam proses produksi penggunaan bahan baku adalah suatu hal yang sangat penting diperhatikan, karena bila terjadi ketidak sesuaian dalam penggunaan bahan baku dengan hasil yang telah diperoleh (barang jadi) akan berpengaruh kepada kualitas atau kuantitas dari produk yang dihasilkan, dan juga biaya yang harus dikeluarkan dalam produksi akibat penggunaan bahan baku tadi. Untuk itu dalam memproduksikan suatu barang yang akan dihasilkan perlu ditetapkan suatu ketentuan dan standard tertentu yang harus dipatuhi untuk mempertahankan kualitas dari produk tersebut, ketentuan ini sering disebut “standard usage rate”. Standard usage rate adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku yang digunakan atau yang diperlukan untuk menghasilkan satau satuan produk jadi. Maksud dari mengikuti standard ini adalah untuk menghidarkan perusahaan dari pemborosan biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dalam berproduksi. Bila sebuah perusahaan mengikuti standard usage rate ini maka ada beberapa manfaat yang diperoleh yaitu : a. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal adalah untuk mempertahankan mutu, rasa, dan atau kekuatan. b. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal dapat menghindarkan pemborosan biaya penggunaan bahan dalam proses produksi atau terjadinya efisiensi biaya produksi. c. Akan dapat diukur waktu atau durasi dalam proses produksi, dan juga berapa jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dalam perjalanannya standard usage rate dapat saja terjadi penyimpangan, baik yang dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak sengaja penggunaan bahan baku dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada hasil out put atau produk jadi, produk setengah jadi. 4. Jumlah pemesanan paling ekonomis. 67 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahan baku adalah unsur penting dalam usaha menghasilkan suatu barang dalam kegiatan produksi, namun demikian dalam penyediaan bahan baku, pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi sering terjadi benturan antara penyediaan modal, pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku. Konsekwensi jumlah bahan baku yang dibeli tidak seimbang dapat dikondisikan sebagai berikut : a. Pembelian bahan baku lebih besar dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku. Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih besar dari kebutuhan bahan baku antara lain ; a) modal akan menumpuk dalam persediaan bahan baku yang dibeli, b) bahan baku akan menumpuk digudang dan akan menimbulkan resiko lanjutan seperti kerusakan bahan bila dilihat dari sifat bahan baku tersebut, dicuri, atau sebab bencana alam dan lainnya, c) bahan baku akan lama menunggu giliran untuk diproses, d) bahan baku yang menumpuk digudang akan meningkatkan biaya penyimpanan. Disisi lain kelebihan bahan baku akan memberikan rasa aman terhadap ketersediaan bahan baku guna mendukung kegiatan produksi dan perkiraan penjualan. b. Pembelian bahan baku lebih kecil dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih kecil dari kebutuhan baku antara lain ; a) diduga kemungkinan modal untuk membeli bahan baku kurang, b) proses produksi akan terhambat oleh karena kehabisan bahan baku, c) timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin. Misalkan awalnya pemasok bahan baku dari si A, karena sebab-sebab tertentu si A tidak dapat memasok bahan baku ke perusahaan, untuk mengantisipasi dengan cepat pengadaan bahan baku maka perusahaan mencari pemasok lain si B, kemungkinan yang dapat terjadi disini adalah harga dapat berbeda, waktu lebih lama, dan lainnya sehingga biaya untuk pembelian bahan baku tersebut menjadi lebih besar. Kecenderungan seperti yang dijelaskan diatas dapat saja dialami oleh sebuah perusahaan, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang tepat dan sistematis dalam pengadaan bahan baku sehingga dapat dicapai kestabilan dalam kegiatan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku dapat digunakan salah satu metode dalam pengadaan bahan yang disebut sebagai economic order quantity (EOQ). Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah bahan baku yang harus dibeli setiap kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku. Tujuan dari EOQ ini adalah untuk menghindari penumpukan bahan baku, meminimalkan biaya pembelian dan pemesanan dan atau penggunaan modal yang efektif, waktu tunggu pemakaian bahan baku untuk diproses tidak terlalu lama. Rumus yang digunakan dalam menghitung EOQ ini adalah : EOQ = 2 xRxS PxI atau EOQ = 2 xRxS C Dimana : 68 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) R = kebutuhan bahan baku dalam periode tertentu S = biaya pemesanan dalam setiap kali pesan P = harga beli per unit bahan baku I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam % dari persediaan rata-rata C = biaya penyimpanan persatuan dalam rupiah Jenis-jenis biaya dalam EOQ, meliputi : a. Biaya pemesanan Biaya pemesanan (procurement cost, set up cost, order cost) adalah biaya dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas pemesanan bahan baku yang berbanding searah dengan frekwensi pemesanan akan tetapi berbanding terbalik dengan kuantitas bahan baku yang dipesan setiap kali pesan, artinya biaya pemesanan dapat menjadi lebih kecil bila perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang lebih besar b. Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan (storage cost, carrying cost) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas penyimpanan bahan baku yang sudah dibeli yang berbanding searah dengan kuantitas bahan baku yang disimpan. Cara menentukan jumlah pembelian bahan baku : Persediaan akhir bahan baku Kebutuhan bahan baku Kebutuhan bahan baku yang tersedia Persediaan awal bahan baku Jumlah pembelian bahan baku 00.000 0.000 + 00.000 0.000 00.000 Istilah dalam persediaan bahan baku : a. Stock out cost Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan. b. Extra carrying cost Adalah biaya yang dikeluarkan akibat bahan baku yang dipesan perusahaan datangnya terlalu awal c. Lead time Adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang dipesan dan siap dipakai dalam proses produksi d. Re order point Adalah saat harus melakukan pemesanan kembali bahan baku yang diperlukan perusahaan. e. Safety stock Adalah jumlah bahan baku yang harus selalu ada atau yang ditahan perusahaan menjelang datangnya bahan baku yang dipesan. Contoh : 69 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) PT. Reformasi memberikan informasi keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan bahan baku agar dapat dilaksanakan secara ekonomis, dan informasi yang diberikan adalah : a. Kebutuhan bahan baku 100000 unit pertahun b. Biaya penyimpanan adalah Rp 50 perunit c. Biaya pembelian setiap kali pesan adalah Rp 2000 d. Persediaan minimal 1 bulan kebutuhan adalah kebutuhan selama 2 minggu e. Waktu datangnya pesanan 1 minggu (masa tenggang) f. Setahun dihitung 50 minggu. Diminta : a. Pembelian yang paling ekonomis b. Frewensi pembelian dan kebutuhan selama seminggu c. Persediaan minimal dan kebutuhan masa tenggang d. Titik pemesanan kembali e. Biaya pemesanan setahun Jawab : Pembelian yang paling ekonomis. 2 xRxS 2 x100000 x 2000 EOQ = EOQ = = 2800 unit C 50 Frekwensi pembelian = 100000 : 2800 = 35 kali Kebutuhan 1 minggu = 100000 : 50 = 2000 unit Persediaan minimal = 2000 x 2 = 4000 unit (safety stock) Kebutuhan masa tenggang= 2000 x 1 = 2000 unit (masa tunggu) Pemesanan kembali = 4000 + 2000 = 6000 unit Biaya penyimpanan : Biaya pemesanan 1 tahun = 35 x 2000 = 70000 Biaya penyimpanan 1 tahun = 2/4 x 2800 x 50 = 70000 + Jumlah biaya penyimpanan 1 tahun = 140000 Unit 12000 RoP = Kebutuhan lead time + safety stock Titik puncak = EOQ + safety stock 10000 8000 RoP 6000 Lead time 4000 Safety stock 0 1 2 3 4 Minggu Soal bahas : 70 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 1. PT. Pedang Mas membuat dua jenis produk yaitu pisang molen dan pisang goreng. Pisang molen dibuat pada departemen oven dan pisang goreng dibuat pada departemen goreng. Bahan baku ada dua jenis pisang yaitu ; pisang barangan, dan pisang raja. Rencana produksi tahun 2008 adalah sebagai berikut : Bulan Pisang molen Pisang goreng Januari 500 800 Februari 600 800 Maret 700 900 Triwulan II 1550 2400 Triwulan III 1800 2500 Triwulan IV 1950 2600 Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4 kg tepung, dan setiap 100 potong pisang goreng menggunakan 8 sisir pisang raja dan 2 kg tepung. Harga pisang barangan Rp 5000 persisir, pisang raja Rp 5500 persisir, dan 1 kg tepung Rp 3500 perkilogram Dari data diatas susunlah : a. Anggaran kebutuhan bahan baku b. Anggaran biaya bahan baku Jawab : Anggaran kebutuhan bahan baku Bahan baku Periode Pisang Barangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Produksi 500 600 700 1550 1800 1950 7100 Pisang Molen SUR Jml Kebutuhan 0,05 25 30 35 77,5 90 97,5 355 Tepung Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 500 600 700 1550 1800 1950 7100 0,04 20 24 28 62 72 78 284 71 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bahan baku Periode Pisang Raja Produksi Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pisang Goreng SUR Jml Kebutuhan 800 800 900 2400 2500 3000 10400 64 64 72 192 200 240 832 0,08 Tepung Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 800 800 900 2400 2500 3000 10400 16 16 18 48 50 60 208 0,02 Anggaran biaya bahan baku Bahan baku Periode Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Bahan baku Periode Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pisang Barangan Kebutuhan Harga Jumlah 125000 25 30 35 77,5 90 97,5 355 Kebutuhan 64 64 72 192 200 240 832 150000 175000 Rp 5000 387500 450000 487500 1775000 Pisang Raja Harga Jumlah 352000 352000 396000 Rp 5500 1056000 1100000 1320000 4576000 Kbutuhan 20 24 28 62 72 78 284 Kbutuhan 16 16 18 48 50 60 208 Tepung Harga Rp 3500 Tepung Harga Rp 3500 Total Jumlah 70000 195000 84000 234000 98000 273000 217000 604500 252000 702000 273000 760500 994000 2769000 Total Jumlah 56000 408000 56000 408000 63000 459000 168000 1224000 175000 1275000 210000 1530000 728000 5304000 2. PT. Argo memberikan data sebagai berikut : 72 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) a. Rencana penjualan barang A selama 7 bulan pertama tahun ini adalah : Bulan Unit Bulan Unit Januari 2400 Mei 2400 Februari 2600 Juni 2500 Maret 2600 Juli 3000 April 2800 Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Dumai 75 %. Persediaan akhir bulanan adalah 40 % dari taksiran penjualan bulan berikutnya. Sedangkan persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 1060 unit. b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang A sebagai berikut : Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 15 Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30 Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 25 c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari : Bahan baku X sebanyak 61000 unit Bahan baku Y sebanyak 70000 unit Bahan baku Z sebanyak 77000 unit d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut : X Y Z Januari 60000 75000 95000 Februari 60000 69000 100000 Maret 62000 74000 96000 April 65000 77000 95000 Mei 64000 70000 90000 Juni 63000 71000 90000 Dari data tersebut susunlah : a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni) c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni) d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni) Jawab : Anggaran Penjualan Bulan Daerah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Pekanbaru (25 %) 600 650 650 700 600 625 750 4575 Dumai ( 75 % ) 1800 1950 1950 2100 1800 1875 2250 13725 Jumlah 2400 2600 2600 2800 2400 2500 3000 18300 Anggaran produksi 73 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bulan Penjualan Jan Feb Mar April Mei Juni 2400 2600 2600 2800 2400 2500 15300 Persediaan Akhir 1040 1040 1120 960 1000 1200 Kebutuhan 3440 3640 3720 3760 3400 3700 Anggaran kebutuhan bahan baku Bahan Baku X Bulan Produksi SUR Total Januari 2380 11900 Februari 2600 13000 Maret 2680 13400 5 April 2640 13200 Mei 2440 12200 Juni 2700 13500 15440 77200 Anggaran pembelian bahan baku X Kebutuhan Persediaan Jumlah Bulan Produksi Akhir Kebutuhan Jan 11900 60000 71900 Feb 13000 60000 73000 Mart 13400 62000 75400 April 13200 65000 78200 Mei 12200 64000 76200 Juni 13500 63000 76500 77200 Persediaan awal 1060 1040 1040 1120 960 1000 Bahan Baku Y SUR Total 7140 7800 8040 3 7920 7230 8100 46230 Persediaan awal 61000 60000 60000 62000 65000 64000 Produksi 2380 2600 2680 2640 2440 2700 15440 Bahan Baku Z SUR Total 9520 10400 10720 4 10560 9760 10800 61760 Pembelian unit 10900 13000 15400 16200 11200 12500 79200 Rp/unit 15 Jumlah 163500 195000 231000 243000 168000 187500 1188000 3. Perusahaan A sedang merencanakan kegiatan operasinya untuk semester II tahun 2007, data yang tersedia sebagai berikut : a. Rencana penjualan Bulan Pekanbaru (unit) Dumai (unit) Juli 60000 80000 Agustus 66000 90000 September 70000 92000 Oktober 50000 70000 Nopember 51000 72000 Desember 45000 45000 Januari 2008 60000 90000 74 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) b. Kebutuhan bahan mentah per unit barang jadi adalah Bahan mentah A 2 unit dengan harga @ Rp 10 Bahan mentah B 3 unit dengan harga @ Rp 15 Bahan mentah C 4 unit dengan harga @ Rp 20 c. Jumlah persediaan barang jadi pada awal semester II tahun 2007 adalah 80000 unit, sedangkan persediaan barang jadi pada akhir semester II tahun 2007 diinginkan berjumlah 75000 unit. d. Jumlah persediaan bahan mentah pada awal bulan ditentukan harus berjumlah 50 % dari penggunaan bahan untuk bulan yang bersangkutan. Sedangkan untuk barang jadi persediaan awal bulan juga ditentukan harus berjumlah 50 % dari rencana penjualan bulan yang bersangkutan. Persediaan bahan mentah per 30 Juni 2007 adalah sebesar 125000 unit sedangkan per 31 Desember 2007 adalah sebesar 100000 Diminta : a. Tentukan jumlah yang harus diproduksi (Juli s/d Desember 2007) b. Susunlah skedul produksi terperinci menurut bulan. c. Susunlah anggaran kebutuhan bahan mentah A,B,C terperinci menurut bulan. d. Susunlah anggaran pembelian bahan mentah A terprinci menurut bulan. Jawab : Jumlah yang harus diproduksi Penjualan : Pekanbaru 342000 Dumai 449000 + Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Produksi 791000 75000 + 866000 80000 786000 Skedul produksi (Jul s/d Des) Bulan Penjualan Persediaan Kebutuhan Persediaan Produksi Akhir awal Juli 140000 78000 218000 80000 138000 Agustus 156000 81000 237000 78000 159000 September 162000 60000 222000 81000 141000 Oktober 120000 61500 181500 60000 121500 Nopember 123000 45000 168000 61500 106500 Desember 90000 75000 165000 45000 120000 791000 786000 Catatan : persediaan awal pada skedul produksi adalah 50 % dari penjualan bulan yang bersangkutan. 75 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Anggaran kebutuhan bahan baku Bahan Baku A Bulan Produksi SUR Total Juli 138000 276000 Agustus 159000 318000 September 141000 282000 2 Oktober 121500 243000 Nopember 106500 213000 Desember 120000 240000 786000 1572000 Bahan Baku B SUR Total 414000 477000 423000 3 364500 319500 360000 2358000 Bahan Baku C SUR Total 552000 636000 564000 4 486000 426000 480000 3144000 Anggaran pembelian bahan baku A Pembelian Kebutuhan Persediaan Jumlah Persediaan Bulan Rp/unit Produksi Akhir Kebutuhan awal unit Jumlah Juli 276000 159000 435000 125000 310000 3100000 Agust 318000 141000 459000 159000 300000 3000000 Sept 282000 121500 403500 141000 262500 2625000 10 Okto 243000 106500 349500 121500 228000 2280000 Nop 213000 120000 333000 106500 226500 2265000 Des 240000 100000 340000 120000 220000 2200000 1572000 15470000 Catatan : untuk perhitungan bahan baku B dan C digunakan cara yang sama dengan diatas. 4. PT. Timbul Lagi memproduksi dan menjual produk A. Rencana penjualan tahun 2008 diperkirakan 950000 unit. Produk dijual di daerah Pekanbaru (40 % dari total penjualan dengan harga jual @ Rp 150) dan Bangkinang (60 % dari total penjualan dengan harga jual @ Rp 125). Dengan pola penjualan sebagai berikut : Januari 5% Triwulan II 20 % Februari 10 % Triwulan III 25 % Maret 15 % Triwulan IV 25 % Tingkat persediaan produk jadi adalah ; persediaan awal tahun 75000 unit, dan persediaan akhir 50000 unit, persediaan awal pada bulan berikutnya 50 % dari penjualan pada bulan yang bersangkutan Perusahaan lebih mengutamakan stabilitas tingkat persediaan produk jadi. Setiap unit produk jadi yang dihasilkan memerlukan bahan baku B sebanyak 3 kg dan bahan baku C sebanyak 5 liter. Diminta : a. Buatlah skedul penjualan b. Buatlah anggaran produksi /skedul produksi c. Buatlah anggaran kebutuhan bahan baku 76 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab : Skedul Penjualan Daerah Pekanbaru Daerah Bangkinang Daerah Pola Jan 5 % Feb 10 % Maret 15 % Tri II 20 % Tri III 25 % Tri IV 25 % Unit 19000 38000 57000 76000 95000 95000 380000 = 40 % x 950000 unit = 380000 = 60 % x 950000 unit = 570000 Pekanbaru Harga Jumlah 2850000 5700000 8550000 150 11400000 14250000 14250000 57000000 Unit 28500 57000 85500 114000 142500 142500 570000 Bangkinag Harga 125 Total Jumlah 3562500 6412500 7125000 12825000 10687500 19237500 14250000 25650000 17812500 32062500 17812500 32062500 71250000 128250000 Skedul anggaran produksi Bulan Penjualan Persediaan Kebutuhan Persediaan Produksi Akhir awal Jan 47500 47500 95000 75000 20000 Feb 95000 71250 166250 47500 118750 Mart 142500 95000 237500 71250 166250 Tri II 190000 118750 308750 95000 213750 Tri III 237500 118750 356250 118750 237500 Tri IV 237500 50000 287500 118750 168750 950000 925000 Catatan : persediaan awal 50 % dari penjualan pada bulan yang bersangkutan Anggaran kebutuhan bahan baku Bahan Baku B Bulan Produksi SUR Total Jan 20000 60000 Feb 118750 356250 Mart 166250 498750 3 Tri II 213750 641250 Tri III 237500 712500 Tri IV 168750 506250 925000 2775000 Bahan Baku C Total 100000 593750 841250 5 1068750 1187500 843750 4635000 SUR 77 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal Latihan. 1. PT. Bintungan membuat dua jenis produk yaitu ayam goreng (kentucky) dan pisang molen. Pisang molen dibuat pada departemen oven dan ayam goreng dibuat pada departemen goreng. Bahan baku yaitu ; pisang, dan ayam. Rencana produksi tahun 2008 adalah sebagai berikut : Bulan Pisang molen Ayam goreng Januari 525 850 Februari 565 860 Maret 600 900 Triwulan II 1500 2500 Triwulan III 1850 2700 Triwulan IV 2000 3000 Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4,5 kg tepung, dan setiap 100 potong ayam goreng menggunakan 12 kg dan 3,5 kg tepung. Harga pisang Rp 5000 persisir, harga ayam Rp 15000 per kg, dan 1 kg tepung Rp 3500 perkilogram Dari data diatas susunlah : a. Anggaran kebutuhan bahan baku b. Anggaran biaya bahan baku 2. PT. Mahkota Riau memberikan data sebagai berikut : a. Rencana penjualan barang BA selama 7 bulan pertama tahun ini adalah : Bulan Ton Bulan Ton Januari 240 Mei 240 Februari 260 Juni 250 Maret 260 Juli 300 April 280 Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Bangkinang 35 %, dan Dumai 40 %. Persediaan akhir bulanan adalah 30 % dari taksiran penjualan bulan berikutnya. Sedangkan persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 150 ton. b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang BA sebagai berikut : Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 25 Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30 Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 35 c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari : Bahan baku X sebanyak 6100 ton Bahan baku Y sebanyak 7000 ton Bahan baku Z sebanyak 7700 ton 78 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut : X Y Z Januari 6000 7500 9500 Februari 6000 6900 9700 Maret 6200 7400 9600 April 6500 7700 9500 Mei 6400 7000 9000 Juni 6300 7100 9000 Dari data tersebut susunlah : a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni) c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni) d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni) 3. Perusahaan “X” selama satu tahun memerlukan bahan baku sebanyak 72000 unit, dengan harga perunit Rp 10. sedangkan biaya pesanan setiap kali pesan adalah Rp 750, biaya penyimpanan dan pemulihan digudang 20 %. Hitunglah EOQ dan frekwensi pembelian. 4. Kebutuhan perusahaan Maritek terhadap bahan baku selama satu tahun adalah 40500 unit, dengan rincian sebagai berikut : Biaya persediaan setiap pesanan Rp 85 Biaya pesanan per order 130 Biaya asuransi per unit 35 Biaya ekspedisi dan administrasi 55 Biaya pemeliharaan per unit 5 Biaya penerimaan barang setiap kali pesan 160 Biaya bunga atas modal per unit 20 Biaya sewa gudang per unit 45 Lead time 5 hari Diminta : a. Carilah economi order quantity (EOQ) b. Carilah frekwensi pembelian c. Carilah Re order Point (RoP dengan catatan 1 tahun = 360 hari) 5. PT. Angkasa Biru selama satu tahun membutuhkan bahan mentah sebanyak 36000 unit. Harga perunit Rp 5,-. Biaya pemesanan Rp 500, biaya penyimpanan 10 % dari nilai rata-rata bahan mentah yang dibeli. Biaya modal 9 % dari modal rata-rata yang ditanamkan dalam setiap kali pembelian, biaya asuransi 0,5 %, biaya pemeliharaan 0,5 % dari nilai rata-rata bahan yang dibeli, safety stock ditentukan sebesar kebutuhan selama 1 bulan dan lead time ½ bulan. Diminta hitunglah : a. Economic order quantity (EOQ) dan frekwensi pembelian b. RoP (satu tahun = 360 hari) c. Gambarkan grafik hubungan EOQ, RoP, dan safety stock. 79 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian V Anggaran Variabel 1. Pengertian. Anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim dipakai dalam perencanaan dan pengawasan biaya, karena disini ditunjukkan dengan tegas beban biaya yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran variabel dapat digunakan untuk pedoman, perencanaan, dan pengawasan biaya pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masingmasing biaya akan berubah dengan perubahan volume, out put, atau aktivitas, dengan demikian anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu relevan range volume yang terbatas. 2. Hal Yang Perlu Diperhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel, agar dalam penetapan biaya ini dapat berlaku tepat yaitu : a. Jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat out put maupun tingkat kegiatan perusahaan. b. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat yang menunjukkan tingkat out put atau kegiatan secara jelas. c. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya untuk menetapkan dengan benar berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya. d. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel. Untuk melihat unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap dalam penetapan biaya dapat dilihat pada ilustrasi berikut : No 1 2 3 4 5 Unsur Biaya Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Gaji Pimpinan / staf Bahan penolong Tenaga kerja tak langsung Jenis biaya V V F V SV Biaya tetap Biaya variabel 0 0 6000000 0 4000000 10.000.000 15000 9500 0 1500 2500 28500 V = Biaya Variabel F = Biaya Tetap SV = Semi variabel 80 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 3. Jenis Biaya Secara umum biaya-biaya dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu : a. Biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan tingkat kegiatan maupun out put. Dalam anggaran variabel biaya tetap bersifat konstan dalam suatu relevan range tertentu. Dalam penetapan biaya tetap ini dapat dibedakan dalam bentuk yaitu : 1. Biaya-biaya tetap yang tidak ditetapkan oleh keputusan manajemen, misalnya ; a) biaya penyusutan aktiva tetap, dimana penyusutannya lebih banyak dipengaruhi oleh jenis aktiva tetap yang dipakai ( umur ekonomis, merek, nilai sisa) dan metode yang digunakan, b) pajak kekayaan lebih banyak tergantung pada tingkat kekayaan yang dilapokan, c) asuransi lebih tergantung pada nilai benda yang diasuransikan. 2. Biaya tetap yang lebih banyak ditetapkan oleh kebijaksanaan manajemen dalam jangka pendek, misalnya ; gaji karyawan, biaya advertising, biaya penelitian pasar. Ciri-ciri biaya tetap : a) Controllability Secara umum manajemen perusahaan dapat mengendalikan sebagian besar biaya tetap, misalnya biaya penyusutan dalam jangka panjang (controlable) dapat dikendalikan, dan jangka pendek (un controlable) tidak dapat dikendalikan, dan gaji pimpinan atau staf adalah controlable. b) Hubungan dengan tingkat kegiatan Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan, dimana biaya tetap timbul akibat adanya kapasitas tertentu dalam perusahaan dan tak dapat dihindari. c) Relevan range Adalah sebagai batas sampai sejauh mana biaya-biaya benar-benar bersifat tetap. d) Dasar pengukuran (satuan waktu ; bulan, tahun) e) Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata. Artinya biaya-biaya yang tergolong dalam kategori ini secara total tidak berubah pada setiap periode waktu, tapi akan bersifat variabel apabila dilihat dari segi biaya rata-rata persatuan out put. Contoh : Andaikan biaya tetap pada relevan range 9000 – 12000 satuan out put diperkirakan sebesar Rp 6.000.000. Apabila diprodusir sejumlah 10.000 satuan maka biaya tetap rata-rata adalah Rp 600. Tetapi apabila tingkat produksi sebesar 12.000 satuan, maka biaya tetap rata-rata menjadi Rp 500. Jelas ditunjukkan bahwa dalam relevan ranger tersebut, total biaya tetap sebesar Rp 6.000.000 tanpa terpengaruhi oleh tingkat out put yang nyata, sedangkan biaya tetap rata-rata menurun bila jumlah out put meningkat. b. Biaya variabel (variable cost) Adalah biaya yang berubah secara total sebanding dan searah dengan perubahan tingkat atau kegiatan perusahaan. c. Biaya semi variabel (Semi variable cost) Sesuai dengan namanya biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini berubah-ubah juga. Tetapi perubahan tersebut tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan atau out put perusahaan atas bagian yang bersangkutan, berikut lihat gambar : 81 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Rp 8000 Relevan Range 7000 6000 5000 4000 3000 2000 Biaya Tetap 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Gambar : Biaya tetap, konstan untuk seluruh tingkat out put. Out put Rp 8000 Relevan Range 7000 6000 5000 4000 3000 2000 Biaya Tetap 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Gambar : Biaya tetap, konstan pada relevan range tertentu. Out put 82 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 8000 7000 6000 5000 4000 3000 Unsur variabel 2000 1000 Unsur tetap 0 200 400 600 800 1000 1200 Gambar : Biaya semi variabel yang dianggarkan. 1400 Out put Rp 8000 7000 6000 5000 4000 biaya yang nyata Biaya yang dianggarkan 3000 unsur variabel 2000 1000 0 unsur tetap 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put Gambar : Biaya semi variabel bertingkat (kenyataan) 83 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put Gambar : Biaya variabel yang bervariasi untuk setiap perubahan tingkat out put Rp 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put Gambar : Biaya variabel yang berubah pola pada setiap perubahan relevan range 84 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Disamping jenis diatas, sering pula ditemui unsur biaya variabel dimanaunsur variabel yang dikandung tidak berbentuk garis luru, tetapi berbentuk garis lengkung. Contoh : terdapat dua macam biaya pada dua macam barang yang diproduksi yaitu biaya A dan biaya B, dimana biaya A cenderung semakin membesar, sedangkan biaya B cenderung semakin kecil, sehingga jika digambarkan biaya A membentuk garis cekung, dan biaya B membentuk garis cembung seperti gambar berikut : 8000 7000 6000 Biaya yang nyata 5000 A 4000 Biaya yang dianggarkan B 3000 Unsur variabel 2000 1000 0 Unsur tetap 200 400 600 800 1000 1200 1400 Out put Gambar : Biaya semi variabel bukan garis lurus (kenyataan) Meskipun dalam kenyataannya unsur biaya variabel jarang yang membentuk garis lurus, tetapi selama biaya yang nyata masih searah dengan biaya yang dianggarkan, hal tersebut masih dapat diterima. Karena itu dalam dunia bisnis masih tetap dianjurkan untuk menggunakan asumsi garis lurus sebagai dasar penyusunan budget biaya variabel. Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada suatu bagian, sebaiknya dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut : a. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi ukuran kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan. b. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan tingkat out put yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya. c. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat out put sebagai faktor variabel. d. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran. e. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam perhitungan dan penggunaannya. 85 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 4. Metode dalam perhitungan variabilitas biaya. Perhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok biaya, yakni kelompok biaya tetap persatuan waktu dan kelompok biaya variabel persatuan dasar kegiatan. Biaya-biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak memiliki unsur biaya tetap persatuan waktu. Sebaliknya biaya-biaya yang betul-betul tetap tidak mengandung unsur biaya variabel persatuan dasar kegiatan. Apabila biaya-biaya yang murni bersifat variabel maupun yang bersifat tetap telah ditunjukkan, maka biaya-biaya lain dapat diperlakukan sebagai biaya semi variabel. Setiap biaya yang bersifat semi variabel harus dianalisis untuk ditentukan komponen-komponen tetapdan variabelnya. Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa bahan mentah langsung dan upah tenaga kerja langsung merupakan unsur variabel murni, gaji karyawan adalah merupakan unsur biaya tetap, tapi unsur biaya tenaga kerja tak langsung termasuk unsur biaya semi variabel, sehingga diperlukan analisis selanjutnya. Dalam hal ini salah satu diantara ketiga metoda berikut ini dapat dipergunakan. Metode metode tersebut adalah sebagai berikut : a. Metode berdasarkan perkiraan langsung. b. Metode titik tertinggi dan titik terendah. c. Metode korelasi. Metode berdasarkan perkiraan langsung. Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan dimana perkiraan langsung ini layak digunakan, yakni : a. Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya dibagian tersebut tidak tersedia atau tidak memadai. b. Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup besar pada perusahaan, umpamanya pengaturan kembali peralatan pabrik. c. Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru. Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang. d. Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah pula. e. Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat mempengaruhi pola biaya. Metode titik tertinggi dan titik terendah. Cara ini cenderung bersifat kuantitatif yang berdasarkan pada perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Sebagai contoh ; biaya tenaga kerja tak langsung, dimana biaya bersifat semi variabel yaitu ada unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel, masing-masing Rp 4.000.000 / bulan dan Rp 2.000 / satuan out put. Satuan out put dipakai sebagai satuan dasar kegiatan. Relevan range yang dipakai sebagai batas tertinggi dan terrendah, berkisar antara 9.000 sampai dengan 12.000 out put. Dengan memakai 9.000 sebagai titik terendah dan 12.000 sebagai titik tertinggi, unsur tetap dan 86 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) variabel biaya inidapat dihitung dengan langkah sebagai berikut : (bila diperkirakan bahwa pada titik tertinggi biaya tenaga kerja tak langsung sebesar Rp 28 juta dan pada titik terendah Rp 22 juta). Biaya variabel / satuan kegiatan Keterangan Pada titik tertinggi Pada titik terendah Selisih Biaya (dianggarkan) Rp 28.000.000 Rp 22.000.000 Rp 6.000.000 Tingkat kegiatan 12.000 satuan 9.000 satuan 3.000 satuan Biaya variabel persatuan = Rp 6.000.000 / 3.000 = Rp 2.000,-. Biaya tetap / bulan Keterangan Biaya total Unsur biaya variabel Unsur biaya tetap Titik Tertinggi Rp 28.000.000 Rp 24.000.000 Rp 4.000.000 Titik terendah Rp 22.000.000 Rp 18.000.000 Rp 4.000.000 Metode Korelasi Metode ini menggunakan salah satu alat analisis statistik. Sebagai kebalikany dari metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitik beratkan pada data historis, metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara yaitu : a. Cara grafis. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Jam Mesin Langsung 44000 41000 45000 43000 36000 22000 23000 15000 30000 38000 41000 44000 422000 Bahan Mentah Tak Langsung 875000 850000 875000 850000 750000 550000 500000 450000 600000 700000 800000 850000 8650000 87 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Data diatas lalu dipindahkan ke gambar berikut ini : Rp 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 (A) 100 0 jam mesin langsung 10 20 30 40 50 (direct mechine hour) Pada gambar diatas garis trend yang digambarkan ternyata memotong sumbu tegak pada titik A, sehingga unsur tetap pada biaya bahan mentah tak langsung disini adalah Rp 200.000,-, perbulan. Setelah diketahui unsur ini, unsur biaya variabel dihitung dengan cara sebegai berikut : Total biaya pada Total biaya pada Selisih 45.000 DMH 0 DMH 45.000 DMH Biaya variabel per DMH = 675.000 / 45.000 = Rp 15. Rp 875.000 Rp 200.000 Rp 675.000 88 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) b. Cara matematis. Bulan X (000 Dmh) 44 41 45 43 36 22 23 15 30 38 41 44 422 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Y (000 rupiah) 875 850 875 850 750 550 500 450 600 700 800 850 8650 X2 XY 1936 1681 2025 1849 1296 484 529 225 900 1444 1681 1936 15986 38500 34850 39375 36550 27000 12100 11500 6750 18000 26600 32800 37400 321425 Jam mesin langsung (dmh) sebagai variabel independen ( X ), dan biaya tenaga kerja tak langsung sebagai variabel dependen ( Y ). Dan hubungan keduanya dapat dituliskan dalam persamaan yaitu : Y = a + bX. Dimana a menunjukkan komponen biaya tetap, sedangkan b merupakan komponen biaya variabel per satuan (slope garis trend). Apabila digunakan rumus-rumus dasar sebagai berikut : Y = a + bX. Y = n.a + bX XY = a. X + bX2 8650 321425 304134 321425 - 17291 b Y = = = = = = 12 a + 422 b ( 35,16) 422 a + 15986 b ( 1 ) 422 a + 14837,52 b 422 a + 15986 b - 1148,48 b - 17291 / -1148,48 = 15,05 = n.a + bX 8650 8650 8650 12 a 12 a a a = = = = = = = 12 a + 422 b 12 a + 422 ( 15,05 ) 12 a + 6351,1 8650 - 6351,1 2298,9 2298,9 / 12 191,575 Akhirnya diperoleh : Y = 191,575 + 15,05 X 89 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Dengan demikian dapat dibandingkan hasil perhitungan diatas dengan hasil perkiraan melalui cara grafis terdahulu. Ternyata terdapat perbedaan hasil perhitungan yang dihasilkan, meskipun relatip kecil. Makin kecil perbedaan menunjukkan makin dapat dipercayainya hasil perkiraan cara grafis. 5. Manfaat Anggaran Variabel Manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk memudahkan pengawasan terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama dibagian produksi yang merupakan tempat terjadinya beraneka ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat diperinci menjadi beberapa butir seperti : a. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi disemua bagian yang ada pada perusahaan. b. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu. c. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report. Telah dikatakan semula bahwa anggaran variabel dapat disusun disemua bagian pada perusahaan ; bagian produksi, penjualan, administrasi dan lainnya, meskipun ia lebih banyak dipakai dibagian-bagian yang berperan dalam proses produksi. Hal ini berkenaan dengan beberapa persyaratan umum untuk dapat ditetapkannya anggaran variabel seperti : a. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan (repetitive), artinya untuk jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagian tersebut tidak berubah ditinjau dari jenis out put yang dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak merubah jenis barang yang dihasilkan, mesin-mesin yang digunakan, maupun metode produksi yang dipakai setiap tahun. b. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian produksi yang sederhana sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk bahan mentah langsung dan tak langsung, tenaga kerja langsung dan tak langsung, gaji mandor dan karyawan yang bekerja dibagian tersebut, biaya bahan-bahan pembantu, listrik air, dan lain sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin bervariasi dengan semakin sibuk bagian ini. c. Tingkat kegiatan maupun out put dapat diukur secara realistik dengan menggunakan satuan-satuan tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat dengan jelas diukur tingkat kegiatannya, baik dengan satuan out put, jam mesin langsung maupun jam buruh langsung. Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat out put atau kegiatan tertentu, maka ia dapat dipakai dalam mempersiapkan penyusunan anggaran biaya yang merupakan dasar perkiraan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. 90 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 6. Bentuk Anggaran Variabel. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu didalam perusahaan. Untuk keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan yang dikehendaki, yakni bentuk formula, tabel dan grafik. a. Bentuk formula Anggaran variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan gambaran yang jelas unsur tetap (biaya tetap perbulan) dan unsur variabel (biaya variabel per out put) yang dikandung oleh setiap pos biaya. b. Bentuk Tabel Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa besarnya biaya (todal) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat out put. Perlu dicatat disini, bahwa unsur tetap dan unsur variabel setiap pos biaya sudah tidak ditonjolkan, karena perhatian kita hanya ditujukan pada biaya total. c. Bentuk Grafik Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebagai pelengkap kedua bentuk sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara out put dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat out put. Contoh : 1. PT. Kirana mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai peranan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi yang tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang yang merupakan hasil PT. Kirana. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan bagian produksi ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah sebagai berikut: (relevan range : dari 10.000 unit sampai dengan 15.000 unit). Biaya Range 10.000 unit Range 15.000 unit Penyusutan aktiva tetap 6000000 6000000 Pembangkit tenaga 2000000 3000000 Bahan baku tak langsung 1800000 2000000 Upah tak langsung 2750000 3500000 Pemeliharaan 1700000 2000000 Lain-lain 1000000 1400000 Jumlah 15000000 17900000 Diminta : a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range 1250 unit. c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put) sebesar 11500 unit. 91 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab : Analisis atas setiap komponen biaya : * Penyusutan pada berbagai tingkat kegiatan adalah tetap sebesar Rp 6.000.000,-. * Pembangkit tenaga. Pada tingkat Pada tingkat Selisih Unsur variabel 15.000 unit 10.000 unit 5.000 unit = Rp 3.500.000 = Rp 2.500.000 = Rp 1.000.000 = 1.000.000 / 5.000 = Rp 200 per unit Pada tingkat = 15.000 unit Unsur variabel = 15.000 x Rp 200 Unsur tetap = Rp 3.000.000 = Rp 3.000.000 = Rp 0 * Bahan baku tak langsung Pada tingkat 15.000 unit Pada tingkat 10.000 unit Selisih 5.000 unit Unsur variabel = 200.000 / 5.000 Pada tingkat = 15.000 unit Unsur variabel = 15.000 x Rp 40 Unsur tetap * Upah tak langsung Pada tingkat Pada tingkat Selisih Unsur variabel = Rp 2.000.000 = Rp 1.800.000 = Rp 200.000 = Rp 40 per unit = Rp 2.000.000 = Rp 600.000 = Rp 1.400.000 15.000 unit 10.000 unit 5.000 unit = Rp 3.500.000 = Rp 2.750.000 = Rp 750.000 = 750.000 / 5.000 = Rp 150 per unit Pada tingkat = 15.000 unit Unsur variabel = 15.000 x Rp 150 Unsur tetap = Rp 3.500.000 = Rp 2.250.000 = Rp 1.250.000 * Pemeliharaan Pada tingkat Pada tingkat Selisih 15.000 unit 10.000 unit 5.000 unit = Rp 2.000.000 = Rp 1.700.000 = Rp 300.000 Unsur variabel = 300.000 / 5.000 = Rp 60 per unit 92 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Pada tingkat = 15.000 unit Unsur variabel = 15.000 x Rp 60 Unsur tetap * Lain-lain Pada tingkat Pada tingkat Selisih Unsur variabel = Rp 2.000.000 = Rp 900.000 = Rp 1.100.000 15.000 unit 10.000 unit 5.000 unit = Rp 1.400.000 = Rp 1.000.000 = Rp 400.000 = 400.000 / 5.000 = Rp 80 per unit Pada tingkat = 15.000 unit Unsur variabel = 15.000 x Rp 80 Unsur tetap = Rp 1.400.000 = Rp 1.200.000 = Rp 200.000 Bentuk Formula : Biaya Penyusutan aktiva tetap Pembangkit tenaga Bahan baku tak langsung Upah tak langsung Pemeliharaan Lain-lain Jumlah Unsur tetap per bulan 6000000 0 1400000 1250000 1100000 200000 9950000 Unsur variabel per unit 0 200 40 150 60 80 530 Formula yang dapat dibuat adalah : Y = 9.950.000 + 530 X Bentuk Tabel Biaya Peny ak tetap Pemb tenaga BB tak lang Upa tak lang Pemeliharaan Lain-lain Jumlah 10.000 unit 6000000 2000000 1800000 2750000 1700000 1000000 15000000 11250 unit 6000000 2250000 1850000 2937500 1775000 1100000 15912500 12500 unit 6000000 2500000 1900000 3125000 1850000 1200000 16575000 13750 unit 6000000 2750000 1950000 3312500 1925000 1300000 17237500 15000 unit 6000000 3000000 2000000 3500000 2000000 1400000 17900000 Untuk menentukan biaya pada range 11250, 12500,13750 adalah berasaldari tambahan / atau kenaikan 1250 unit, yaitu : 93 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Biaya variabel per unit Kenaikan pada range Rp 200 x 1250 unit = Rp 250.000 Rp 40 x 1250 unit = Rp 50.000 Rp 150 x 1250 unit = Rp 187.500 Rp 60 x 1250 unit = Rp 75.000 Rp 80 x 1250 unit = Rp 100.000 Jadi pada tiap-tiap item biaya antara range 11250 s/d 13750 pada masing-masing kolom ditambahkan perkalian biaya variabel dengan unit tambahan . Biaya Semi Variabel Biaya Bahan baku tak langsung Upah tak langsung Pemeliharaan Lain-lain Jumlah Biaya semi variabel Biaya tetap per bulan 1400000 1250000 1100000 200000 3950000 Biaya variabel per unit 40 150 60 80 330 : Y = 3.950.000 + 330 X Pada tingkat produksi 10000, 11250, 12500, 13750, 15000 dapat dihitung biaya-biaya yang bersifat semi variabel yaitu : Y = 3.950.000 + 330 X = 3.950.000 + 330 (10000) = Rp 7.250.000 Y = 3.950.000 + 330 X = 3.950.000 + 330 (11250) = Rp 7.662.500 Y = 3.950.000 + 330 X = 3.950.000 + 330 (12500) = Rp 8.075.000 Y = 3.950.000 + 330 X = 3.950.000 + 330 (13750) = Rp 8.487.500 Y = 3.950.000 + 330 X = 3.950.000 + 330 (15000) = Rp 8.900.000 94 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. PT. Andesta memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang akan dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut : Jenis Biaya Gaji Pegawai Material Reparasi Lain-Lain Jumlah Anggaran Biaya 15.000 Jam Mesin 40.000 Jam Mesin 60000 60000 200000 400000 240000 250000 500000 710000 Diminta : a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi. b. Susunlah variabel budget bentuk formula c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi Jawab : a. Variabel budget bentuk tabel. Analisis : Pada 20.000 jam reparasi - Gaji pegawai = 60.000 - Material reparasi 200.000 + (400.000 – 200.000) x 20.000 – 15.000 40.000 – 15.000 = 240.000 - Lain-lain 240.000 + (250.000 - 240.000) x 20.000 – 15.000 40.000 – 15.000 = 242.000 Pada 25.000 jam reparasi - Gaji pegawai = 60.000 - Material reparasi 240.000 + (400.000 – 240.000) x 25.000 – 20.000 40.000 – 20.000 = 280.000 - Lain-lain 242.000 + (250.000 - 242.000) x 25.000 – 20.000 40.000 – 20.000 = 244.000 Pada 30.000 jam reparasi - Gaji pegawai = 60.000 - Material reparasi 280.000 + (400.000 – 280.000) x 30.000 – 25.000 40.000 – 25.000 = 320.000 - Lain-lain 244.000 + (250.000 - 244.000) x 30.000 – 25.000 40.000 – 25.000 = 246.000 95 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Pada 35.000 jam reparasi - Gaji pegawai = 60.000 - Material reparasi 320.000 + (400.000 – 320.000) x 35.000 – 30.000 40.000 –30.000 = 360.000 - Lain-lain 246.000 + (250.000 - 246.000) x 35.000 – 30.000 40.000 – 30.000 = 248.000 Jenis Biaya Gaji Pegawai Material Reparasi Lain-Lain Jumlah Jam Reparasi 15000 60000 200000 240000 500000 20000 60000 240000 242000 542000 b. Variabel budget bentuk formula Jam reparasi Gaji Pegawai 40000 60000 15000 60000 25000 0 25000 60000 280000 244000 584000 30000 60000 320000 246000 626000 Material Reparasi 400000 200000 200000 35000 60000 360000 248000 668000 40000 60000 400000 250000 710000 Lain-lain 250000 240000 10000 Komponen variabel per jam reparasi untuk : Gaji pegawai = Rp 0 Material reparasi : 200.000 / 25.000 = Rp 8 Lain-lain : 10.000 / 25.000 = Rp 0,4 Komponen tetap Gaji pegawai Material reparasi : 200.000 – ( 25.000 x Rp 8 ) Lain-lain : 240.000 – ( 25.000 x Rp 0,4 ) Jenis Biaya Gaji Pegawai Material Reparasi Lain-Lain Biaya Tetap Rp 60.000 Rp 0 Rp 230.000 = Rp 60.000 = Rp 0 = Rp 230.000 Biaya Variabel / jam Rp 0 Rp 8 Rp 0,4 c. Besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi Gaji pegawai = Rp 60.000 Material reparasi : Rp 0 + ( 30.000 x Rp 8 ) = Rp 240.000 Lain-lain : Rp 230.000 + ( 30.000 x Rp 0,4) = Rp 242.000 = Rp 542.000 96 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 3. PT. Bintungan Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun sebagai berikut : Biaya Jam Mesin Jumlah Biaya (Rp) 10.000 – 39.999 5.000 Upah lembur 40.000 – keatas 10.000 0 – 4.999 2.000 5.000 – 24.999 3.000 Biaya pengawasan 25.000 – 44.999 4.000 45.000 keatas 5.000 Biaya Unsur tetap Unsur variabel per jam mesin Rp 5 Rp 2 Rp 6 Rp 3 Rp 0 Rp 0 Rp 0,70 Rp 0,25 Rp 0,05 Tenaga kerja langsung Rp 0 T K tak langsung Rp 0 Bahan baku langsung Rp 0 Bahan baku tak langsung Rp 0 Sewa Rp 4.500 Penyusutan Rp 10.000 Diesel Rp 2.000 Perawatan Rp 5.000 Lain-Lain Rp 500 Diminta : Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 5.000, 10.000, 25.000, 35.000, dan 45.000, dan cantumkan biaya perunit. Jawab : Jam mesin Biaya / Biaya Jam mesin 5.000 10.000 25.000 35.000 45.000 T K Langsung 5 25.000 50.000 125.000 175.000 225.000 T K tak langsung 2 10.000 20.000 50.000 70.000 90.000 B B langsung 6 30.000 60.000 150.000 210.000 270.000 B B tak langsung 3 15.000 30.000 75.000 105.000 135.000 Sewa 0 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 Penyusutan 0 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Diesel 0,70 5.500 9.000 19.500 26.500 33.500 Perawatan 0,25 6.250 7.500 11.250 13.750 1`6.250 Lain-lain 0,05 750 1.000 1.750 2.250 2.750 Pengwasan 0 3.000 3.000 4.000 4.000 5.000 Lembur 0 0 5.000 5.000 5.000 10.000 Total 110.000 200.000 456.000 626.000 802.000 Biaya /jam mesin 22 20 18,24 17,88 17,82 97 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Catatan : Untuk menentukan jumlah biaya pada jam mesin yang mengandung unsur tetap dan unsur variabel, seperti pada jam mesin 5.000 yaitu : Rp 0,70 x 5.000 + 2.000 = 5.500 Rp 0,25 x 5.000 + 5.000 = 6250 Rp 0,05 x 5.000 + 500 = 750 Cara untuk menentukan hasil pada kolom-kolom berikutnya sama dengan cara yang disajikan ini. Soal latihan . 1. PT. Rapindo Pulp mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai peranan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi yang tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang yang merupakan hasil PT. Rapindo Pulp. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan bagian produksi ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah sebagai berikut: (relevan range : dari 15.000 unit sampai dengan 25.000 unit). Biaya Penyusutan aktiva tetap Pembangkit tenaga Bahan baku tak langsung Upah tak langsung Pemeliharaan Lain-lain Jumlah Range 15.000 unit 9500000 4400000 3800000 3750000 6500000 2250000 30200000 Range 25.000 unit 9500000 5400000 5500000 6540000 8600000 3360000 38900000 Diminta : a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range 2500 unit. c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put) masing-masing sesuai range unit dari point b diatas.. 2. Apa yang dimaksud dengan variabel budget dan apa tujuan utama pendekatan variabel budget ? 3. Apa yang mendasari variabel budget, dan bagaimana pengklasifikasian biaya yang sesuai dengan konsep variabilitas biaya. 4. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan variabilitas biaya dan apa kegunaan dari variabel budget. 98 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 5. PT. Limbungan memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang akan dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut : Jenis Biaya Gaji Pegawai Material Reparasi Lain-Lain Jumlah Anggaran Biaya 35.000 Jam Mesin 60.000 Jam Mesin 85000 85000 375000 725000 235000 365000 Diminta : a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi. b. Susunlah variabel budget bentuk formula c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 47500 jam reparasi 6. PT. Abadi Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun sebagai berikut : Biaya Jam Mesin Jumlah Biaya (Rp) 25.000 – 34.999 15.000 35.000 – 44.999 25.000 Upah lembur 45.000 – 54.999 29.500 55.000 ke atas 35.700 10.000 – 14.999 8.000 15.000 – 24.999 12.000 Biaya mandor 25.000 – 44.999 15.000 45.000 – 54.999 20.000 55.000 keatas 22.000 Biaya Unsur tetap Tenaga kerja langsung T K tak langsung Bahan baku langsung Bahan baku tak langsung Sewa Penyusutan Diesel Pemeliharaan Tak terduga Rp 0 Rp 2.500 Rp 0 Rp 1.600 Rp 4.500 Rp 25.000 Rp 5.500 Rp 6.000 Rp 900 Unsur variabel per jam mesin Rp 6,5 Rp 2,8 Rp 6,9 Rp 3 Rp 0 Rp 0 Rp 0,75 Rp 0,35 Rp 0,05 Diminta : Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 15.000, 25.000, 35.000, 45.000, 55.000, dan 65.000, dan cantumkan biaya perunit. 99 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian VI Anggaran Tenaga Kerja 1. Pengertian. Anggaran tenaga kerja adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang. Upah yang akan dibayarkan dan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi tentunya berhubungan langsung dengan tingkat out put yang diiginkan oleh perusahaan. Semakin lama proses pengerjaan suatu proses produksi semakin besar upah yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Perencanaan efektif dan pengendalian yang sistematis dari biaya tenaga kerja merupakan suatu hal yang penting, perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja mencakup masalah-masalah sebagai berikut : a. Kebutuhan tenaga kerja langsung. b. Penerimaan tenaga kerja c. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja d. Pengukuran kinerja dari tenaga kerja e. Uraian tugas dan penilaian f. Negosiasi dengan serikat pekerja g. Adminsitrasi upah dan gaji Biaya tenaga kerja mencakup semua pengeluaran untuk para karyawan baik dari tingkat atas, tingkat menengah, dan tingkat bawah. Untuk merencanakan dan mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, jenis biaya tenaga kerja yang berbeda harus dipertimbangkan secara terpisah. Dan khusus pada materi atau bagian ini yang akan dibahas adalah jenis dari biaya tenaga kerja langsung. Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas out put yang direncakan dalam anggaran produksi. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan anggaran tenaga kerja yang mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biasanya lebih disukai untuk mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan memasukkan anggaran tenaga kerja tidak langsung dalam anggaran overhead pabrik. 2. Pendekatan Dalam Perencanaan Biaya Tenaga Kerja Langsung. Pendekatan yang digunakan untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung tergantung kepada ; metode pembayaran upah, jenis proses produksi, tersedianya standard waktu tenaga kerja, dan kecukupan dari pencatatan akuntansi biaya yang berkaitan dengan biaya tenaga kerja langsung. Pada dasarnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung yaitu : 100 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) a. Memperkirakan standard jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap unit dari tiap produk, kemudian memperkirakan tingkat upah rata-rata menurut departemen, pusat biaya atau operasi. Kalikan waktu standard per unit dari produk dengan rata-rata tingkat upah per jam, menghasilkan biaya tenaga kerja langsung per unit (TKL) keluaran untuk setiap departemen, pusat biaya, atau operasi menurut tingkat biaya tenaga kerja langsung per unit untuk memperoleh total biaya tenaga kerja langsung menurut produk. Biaya TKLunit = Waktu standard kerja per unit dari produk x Rata-rata upah per jam. b. Memperkirakan rasio dari biaya tenaga kerja langsung untuk beberapa pengukuran dari out put yang dapat direncakan secara realistis. c. Membuat daftar personel atau tenaga kerja menurut kebutuhan jumlah tenaga kerja (termasuk biaya) untuk tenaga kerja langsung disetiap pusat tanggung jawab. Pendekatan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan istilah “Manning Table”. Manning table merupakan suatu daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan tentang jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan, dan bagian-bagian yang membutuhkan tenaga kerja. Sistem pembayaran upah tenaga kerja langsung seperti yang telah dianggarkan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung, dimana sistem pembayaran upah yang dapat dipakai oleh perusahaan adalah : a. Pembayaran upah menurut satuan waktu. Pembayaran upah menurut satuan waktu seperti ; per jam, perhari, perminggu, dan perbulan. Jadi penekanan disini adalah pada unsur waktu, berapa jumlah unit yang dihasilkan akan dihitung dari satuan waktu pengerjaannya. b. Pembayaran upah menurut unit hasil. Adalah upah yang dibayarkan berdasarkan pada jumlah unit yang berhasil diselesaikan oleh seorang perkeja dalam satuan waktu tertentu. Semakin banyak jumlah unit yang dapat diselesaikan maka akan semakin besar upah yang akan diterima oleh seorang tenaga kerja langsung. c. Pembayaran upah dengan insentif. Adalah pemberian upah kepada seorang pekerja dan memberikan tambahan yang disebut insentif. Misalkan pengerjaan satu unit produk standard waktunya satu jam dengan upah Rp 100.000,-. Bila seorang pekerja dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari satu jam maka akan diberikan insentif Rp 10.000,-. Berarti upah yang diterima oleh pekerja tersebut adalah Rp 100.000 + Rp 10.000 = Rp 110.000,-. 3. Kegunaan Anggaran Tenaga Kerja. Perencanaan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang baik akan memberikan keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut : a. Fungsi personel dapat ditampilkan lebih efisien karena ada dasar untuk perencanaan efektif, pengerahan, pelatihan dan penggunaan tenaga kerja. b. Fungsi keuangan dapat ditampilkan lebih efsien karena tenaga kerja sering merupakan permintaan yang terbesa dalam kas selama tahun tersebut. Dengan 101 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) c. d. e. f. mengetahui perkiraan biaya tenaga kerja langsung memungkinkan bagian keuangan merencanakan kebutuhan kas. Biaya produksi yang dianggarkan untuk setiap produk (biaya perunit dan total biaya) mungkin merupakan faktor penting dalam beberapa bidang pembuatan keputusan, seperti kebijakan harga, dan negosiasi serikat tenaga kerja. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung secara signifikan dipertinggi. Anggaran tenaga kerja langsung berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Sebagai dasar untuk penyusunan budget harga pokok barang yang diproduksikan dan penjualan, juga sebagai dasar untuk penyusunan anggaran kas. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut : a. Budget unit yang akan diproduksikan, khususnya tentang kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh perusahaan. b. Berbagai standard waktu (time standard) untuk mengerjakan proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk menentukan standard waktu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; standard kepada data historis, dan standard kepada penelitian khusus. 5. Kelompok Tenaga Kerja. Dalam sebuah perusahaan kelompok tenaga kerja ini dapat digolongan dalam dua jenis yaitu : a. Tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi atau aktivitas produksi dalam menghasilkan unit produk tertentu dalam satuan waktu tertentu. Dalam arti semakin lama dan semakin banyak jumlah tenaga kerja ini bekerja maka akan semakin besar anggaran biaya tenaga kerja, sehingga biaya ini bersifat variabel yaitu semakin banyak tenaga kerja atau semakin lama waktu kerja maka semakin besar biayanya, demikian sebaliknya. b. Tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi dan biayanya dihubungkan dengan biaya overhead pabrik. Oleh karenanya ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yang berhubungan dengan tenaga kerja ini yaitu ; kebutuhan tenaga kerja, recruitmen / penarikan, pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja baru, gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja, sanksi-sanksi dan penghargaan bagi tenaga kerja, dan pengawasan tenaga kerja. 102 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Pembahasan soal : 1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Co” ingin membuat dua produk yaitu stiker A dan stiker B. Kedua pembuatan stiker ini diproses pada dua bagian yaitu bagian pemotongan dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam pak atau packing (setiap pak berisi 1.000 lembar stiker) adalah : Periode Stiker A Stiker B Januari 15 130 Februari 75 130 Maret 40 200 Triwulan II 200 450 Triwulan III 200 550 Triwulan IV 180 500 Setiap 10 lembar stiker A menghabiskan waktu : - Bagian pemotongan waktu rata-rata 48 menit - Bagian pencetakan waktu rata-rata 36 menit Setiap 25 lembar stiker B menghabiskan waktu : - Bagian pemotongan waktu rata-rata 37,5 menit - Bagian pencetakan waktu rata-rata 30 menit Rata-rata tarif upah pada bagian : - Bagian pemotongan adalah Rp 10 per 100 jam - Bagian pencetakan adalah Rp 5 per 100 jam Diminta : a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk. b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk. Jawab : a. Anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk Periode Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Bagian Pemotongan Stiker A Produksi SUR Jml Menit Produksi 15000 72000 130000 75000 360000 130000 40000 192000 200000 4,8 200000 960000 450000 200000 960000 550000 180000 864000 500000 710000 3408000 1960000 Stiker B SUR 1,5 Jml Menit 195000 195000 300000 675000 825000 750000 2940000 103 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian Pencetakan Periode Stiker A Stiker B Produksi SUR Jml Menit Produksi SUR Jml Menit Januari 15000 54000 130000 156000 Februari 75000 270000 130000 156000 Maret 40000 144000 200000 240000 3,6 1,2 Tri II 200000 720000 450000 540000 Tri III 200000 720000 550000 660000 Tri IV 180000 648000 500000 600000 710000 2556000 1960000 2352000 Total jam adalah jumlah menit. b. anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk. Bagian Pemotongan Periode Stiker A Stiker B Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah Januari 1200 120 3250 325 Februari 6000 600 3250 325 Maret 3200 320 5000 500 0,1 0,1 Tri II 16000 1600 11250 1125 Tri III 16000 1600 13750 1375 Tri IV 14400 1440 12500 1250 56800 5680 49000 4900 Bagian Pencetakan Periode Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Jam 900 4500 2400 12000 12000 10800 42600 Stiker A Upah 0,05 Jumlah 45 225 120 600 600 540 2130 Jam 2600 2600 4000 9000 11000 10000 39200 Stiker B Upah 0,05 Jumlah 130 130 200 450 550 500 1960 Catatan : 10 lembar : Bagian pemotongan : wrr 48 menit, maka 1 lembar = 4,8 menit Bagian pencetakan : wrr 36 menit, maka 1 lembar = 3,6 menit 25 lembar : Bagian pemotongan : wrr 37,5 menit, maka 1 lembar = 1,5 menit Bagian pencetakan : wrr 30 menit, maka 1 lembar = 1,2 menit Upah Rp 10 untuk bagian pemotongan per 100 jam, maka 1jam = Rp 0,1 Upah Rp 5 untuk bagian pencetakan per 100 jam, maka 1 jam = Rp 0,05 104 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Untuk menentukan jumlah jam pada anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah berdasarkan pada total waktu anggaran jam tenaga kerja langsung (direct labour hour = DLH). Misal : total waktu 72000 menit, 1 menit = 60 menit Maka 72000 menit : 60 menit = 1200 jam 2. PT. Micro sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang tersedia untuk keperluan tersebut adalah : a. Perkiraan penjualan Produk A = 20.000 unit Produk B = 40.000 unit Produk C = 10.000 unit b. Perkiraan persediaan Awal tahun Akhir tahun Produk A 5.000 5.000 Produk B 10.000 10.000 Produk C 5.000 10.000 c. Standard jam kerja Dept P Dept Q Dept R Produk A 2 DLH 1 DLH 4 DLH Produk B 1 DLH 2 DLH 3 DLH Produk C 2 DLH 1 DLH 2 DLH d. Upah kerja Departemen P = Rp 500 Q = Rp 700 R = Rp 300 Diminta : a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang Jawab : a. Jumlah yang diproduksi tahun sekarang : Keterangan Penjualan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Produksi Produk A 20.000 5.000 25.000 5.000 20.000 Produk B 40.000 10.000 50.000 10.000 40.000 Produk C 10.000 10.000 20.000 5.000 15.000 105 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) b. Jumlah DLH yang dianggarkan : Departemen P Produk A = 20.000 x 2 DLH = 40.000 Produk B = 40.000 x 1 DLH = 40.000 Produk C = 10.000 x 2 DLH = 20.000 Jumlah Departemen Q Produk A = 20.000 x 1 DLH = 20.000 Produk B = 40.000 x 2 DLH = 80.000 Produk C = 10.000 x 1 DLH = 10.000 Jumlah Departemen R Produk A = 20.000 x 4 DLH = 80.000 Produk B = 40.000 x 3 DLH = 120.000 Produk C = 10.000 x 2 DLH = 20.000 Jumlah Total DLH c. Jumlah direct labour cost : Departemen P = 100.000 x 500 Q = 110.000 x 700 R = 220.000 x 300 Jumlah = = = = 100.000 110.000 220.000 430.000 50.000.000 77.000.000 66.000.000 193.000.000 Soal latihan : 1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Pos” ingin membuat dua produk yaitu Media Pagi dan Media Sore. Kedua pembuatan Mdeia ini diproses pada dua bagian yaitu bagian prosesing dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam bal (setiap bal berisi 1.500 eksemplar) adalah : Periode Media Pagi Media Sore Januari 25 140 Februari 85 145 Maret 50 200 Triwulan II 250 600 Triwulan III 270 850 Triwulan IV 200 800 Setiap 10 eksemplar media Pagi menghabiskan waktu : - Bagian prosesing waktu rata-rata 40 menit - Bagian pencetakan waktu rata-rata 25 menit Setiap 25 eksemplar media sore menghabiskan waktu : - Bagian prosesing waktu rata-rata 17,5 menit - Bagian pencetakan waktu rata-rata 20 menit Rata-rata tarif upah pada bagian : 106 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) - Bagian prosesing adalah Rp 250 per 100 jam - Bagian pencetakan adalah Rp 50 per 100 jam Diminta : a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk. b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk. 2. PT. Sportif sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang tersedia untuk keperluan tersebut adalah : a. Perkiraan penjualan Produk A = 35.000 unit Produk B = 58.000 unit Produk C = 17.000 unit b. Perkiraan persediaan Awal tahun Akhir tahun Produk A 5.550 5.550 Produk B 21.220 21.220 Produk C 5750 12.250 c. Standard jam kerja Dept P Dept Q Dept R Produk A 3 DLH 1,5 DLH 5,5 DLH Produk B 4 DLH 2,5 DLH 4,5 DLH Produk C 2 DLH 2,5 DLH 3,5 DLH d. Upah kerja Departemen P = Rp 675 Q = Rp 985 R = Rp 550 Diminta : a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang 107 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian VII Anggaran Biaya Overhead Pabrik 1. Pengertian. Anggaran biaya overhead pabrik (factory overhead budget) adalah budget yang merencanakan secara lebih rinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu atau kapan biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen dimana biaya pabrik tidak langsung terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya pabrik tidak langsung adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi didalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi. Dalam arti anggaran biaya overhead pabrik atau biaya pabrik tidak langsung adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Secara garis besar bagian produksi dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Departemen produksi (producing departement) Departemen produksi adalah bagian yang menjalankan kegiatan produksi yaitu kegiatan yang mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang yang siap untuk dipasarkan. b. Departemen pembantu (service departement) Adalah bagian yang tidak menjalankan kegiatan produksi melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran proses produksi, seperti bagian administrasi pabrik, bagian bengkel, bagian tehnisi, bagian pemeliharaan, dan lainnya. 2. Kegunaan anggaran biaya overhead pabrik. Secara umum semua anggaran yang ada dalam perusahaan mempunyai yang sama termasuk anggaran biaya overhead pabrik. a) Anggaran biaya overhead pabrik secara umum mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu ; sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja. b) Sedangkan secara khusus anggaran biaya overhead pabrik berguna ; a) sebagai dasar untuk penyusunan anggaran harga pokok yang diproduksikan (cost of goods manufacture budget), dan anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget) yang tercantum dalam master income statement budget, bersama-sama dengan anggaran biaya bahan mentah, dan anggaran upah tenaga kerja tak langsung, b) sebagai dasar untuk penyusunan anggaran kas, karena sebagian dari biaya-biaya ini memerlukan pengeluaran kas. 108 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 3. Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overad pabrik. Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data, informasi dan pengalaman. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ini adalah : a) Anggaran (budget) unit yang akan diproduksikan, khususnya rencana tentang jenis, kualitas, jumlah barang yang akan diproduksi dari waktu kewaktu, semakin unit yang diproduksi maka akan besar biaya overhead pabrik yang akan dibebankan. b) Berbagai standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan biaya overhead pabrik, seperti biaya bahan pembantu, standard pemakaian listrik, dan juga biaya lainnya yang ada dalam perusahaan yang masuk dalam kategori biaya overhead pabrik. c) Sistem pembayaran upah yang dipakai perusahaan khususnya upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja tidak langsung. d) Metode penyusutan (depresiasi) yang dipakai perusahaan khususnya penyusutan terhadap aktiva tetap yang ada dalam lingkungan pabrik. e) Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan untuk membagi biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama) menjadi beberapa kelompok biaya sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi, seperti biaya listrik didalam lingkungan kantor administrasi, biaya listrik didalam lingkungan bagian penjualan, biaya listrik dilingkungan bagian produksi, biaya listrik dilingkungan bagian pembantu. Dengan kata lain metode alokasi biaya merupakan metode yang menentukan caracara bagaimana membagi-bagi suatu biaya yang semula merupakan suatu kesatuan menjadi beberapa kelompok biaya. 4. Kapasitas dalam anggaran biaya overhead pabrik Dalam dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ada tiga macam kapasitas yang diperhatikan : Kapasitas praktis atau teoritis Yaitu kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari dari karena hambatan intern perusahaan. Kapasitas normal Yaitu kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Kapasitas actual. Yaitu kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan datang. 109 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Disamping itu ada pembagian biaya yang berhubungan dengan kapasitas pabrik dikenal dengan istilah yaitu : a. Distribusi biaya overhead pabrik (BOP) Adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemendepartemen yang menikmatinya. b. Alokasi biaya overhead pabrik. Adalah pembagian biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi. c. Pembebanan biaya overhead pabrik Adalah pembagian biaya overhead pabrik kepada produk. Contoh. 1. Perusahaan “Makmur Jaya” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu tahun sebagai berikut : Departemen Kegiatan Jumlah BOP Produksi I Pencetakan Rp 10.000 Produksi II Penghalusan Rp 5.000 Jasa I Pembangkit listrik Rp 2.000 Jasa II Bengkel Rp 1.000 Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II Pemakai jasa Pemberi jasa Jasa I Jasa II Departemen produksi I 50 % 40 % Departemen produksi II 30 % 50 % Departemen jasa I 10 % Departemen jasa II 20 % Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour atau DRH) Diminta tentukan : a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing. b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa masing-masing. c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II. Jawab : a. Persamaan yang berlaku untuk masing-masing jasa adalah : X = a1 + b1Y Y = a2 + b2X 110 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Keterangan : X = BOP seksi jasa 1 setelah menerima BOP seksi jasa 2 Y = BOP seksi jasa 2 setelah menerima BOP seksi jasa1 a1 = BOP seksi jasa 1 sebelum menerima BOP seksi jasa 2 a2 = BOP seksi jasa 2 sebelum menerima BOP seksi jasa 1 b1 = % penggunaan jasa seksi jasa 2 oleh seksi jasa jasa 1 b2 = % penggunaan jasa seksi jasa 1 oleh seksi jasa jasa 2 Sehingga persamaannya adalah : X = a1 + b1Y Y = a2 + b2X X = 2.000 + 0,1 Y Y = 1.000 + 0,2 X b. BOP neto masing-masing seksi jasa X = 2.000 + 0,1 Y = 2.000 + 0,1 ( 1.000 + 0,2 X) = 2.000 + 100 + 0,02 X X – 0,02 X = 2.100 0,98 X = 2.100 X = 2.100 / 0,98 X = 2.142,85 Y = 1.000 + 0,2 X = 1.000 + 0,2 (2.142,85) = 1.000 + 428,57 Y = 1.428,57 Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing seksi jasa, seperti dibawah ini : Keterangan Anggaran biaya overhead pabrik Memberi Menerima Anggaran BOP Neto Seksi Jasa 1 2.000 428,57 142,85 1.714,28 c. Tarif BOP masing-masing seksi jasa : Tarif BOP seksi jasa 1 per satuan kwh adalah Rp 1.714,28 / 10.000 Tarif BOP seksi jasa 2 persatuan DRH adalah Rp 1.285,72 / 10.000 Seksi Jasa 2 1.000 142,85 428,57 1.285,72 = Rp 0,17 per kwh = Rp 0,13 per DRH 111 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 2. PT. Jaya Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut : a. BOP setahun dari departemen. Departemen Kegiatan Jenis biaya Produksi 1 Prosesing 16.000 Produksi 2 Finishing 8.000 Jasa 1 Diesel/listrik 2.000 Jasa 2 Bengkel/gudang 3.000 b. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2 Pemberi jasa Pemakai jasa Produksi 1 Produksi 2 Jasa 1 Jasa 2 Departemen Jasa 1 45 % 45 % 10 % Departemen jasa 2 50 % 40 % 10 % c. Waktu kerja ; Departemen produksi 1 = 10.000 DMH Departemen produksi 2 = 5.000 DLH d. Rencana produksi 10.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp 10. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis. e. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung = 36.000 Tenaga kerja langsung = 18.000 Biaya usaha : penjualan = 5.000 Administrasi = 3.000 f. Pajak 40 % Diminta ; a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa. b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai dasar satuan hitung yang digunakan. c. Berapa harga pokok perunit d. Susunlah rugi laba tahunan. Jawab : a. BOP neto masing-masing departemen jasa. X = a1 + b1Y X = 2.000 + 0,1 Y Y = a2 + b2X Y = 3.000 + 0,1 X X = 2.000 + 0,1 Y = 2.000 + 0,1 ( 3.000 + 0,1 X) = 2.000 + 300 + 0,01 X X – 0,01 X = 2.300 0,99 X = 2.300 X = 2.300 / 0,99 X = 2.323,23 Y = 3.000 + 0,1 X = 3.000 + 0,1 (2.323,23) = 3.000 + 232,323 Y = 3.232,323 112 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing seksi jasa, seperti dibawah ini : Keterangan Anggaran biaya overhead pabrik Memberi Menerima Anggaran BOP Neto Seksi Jasa 1 2.000 232,32 323,23 2.090,91 b. Tarif BOP masing-masing departemen produksi. Keterangan Dept Produksi 1 Anggaran biaya overhead pabrik 16.000 Departemen Jasa 1 45 / 90 x 2.090,91 1.045,45 45 / 90 x 2.090,91 Departemen Jasa 2 50 / 90 x 2.909,09 1.616,16 40 / 90 x 2.909,09 Jumlah 18.661,61 Total waktu kerja 10.000 DMH Tarif BOP persatuan Rp 1,87 per DMH c. Harga pokok produksi persatuan Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik : Departemen produksi 1 Departemen produksi 2 Seksi Jasa 2 3.000 323,23 232,32 2.909,09 Dept Produksi 2 8.000 1.045,45 1.292,93 10.338,38 5.000 DLH Rp 2,07 per DLH 36.000 18.000 18.661,61 10.338,38 83.000 10.000 unit 83.000 / 10.000 = Rp 8,3 per unit Anggaran produksi Harga pokok produksi d. Anggaran rugi laba tahunan. Penjualan 10.000 x Rp 10 Harga pokok produksi Laba bruto Biaya usaha Penjualan 5.000 Administrasi 3.000 Laba usaha sebelum pajak Pajak 40 % ( 40 % x 9.000) Laba setelah pajak 100.000 83.000 17.000 8.000 9.000 3.600 5.400 113 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 3. PT. Cincin Berlian bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen produksi P dan Q serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen R,S, dan T. Taksiran BOP departemen selama tahun ini sebagai berikut : P Q R S T BOP langsung departemen (dalam 000 rupiah) 500 600 200 175 150 Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 300.000,-. Luas lantai masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut : P Q R S T Luas lantai (m2) 7.500 10.000 8.000 6.000 9.000 Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut : P Q R S T R 30 % 25 % 20 % 10 % S 25 % 35 % 15 % 15 % T 50 % 20 % 10 % 5 % Diminta : Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Jawab : Distribusi BOP tak langsung departemen dengan penyusutan gedung tahun ini Rp 300.000 didistribusikan ke masing-masing departemen atas dasar luas lantai sebagai berikut : P = 7.500 / 40.500 x 300.000 = Rp 55.555 Q = 10.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 74.074 R = 8.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 59.259 S = 6.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 44.444 T = 9.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 66.666 Jadi untuk menentukan biaya overhead pabrik (BOP) neto masing-masing jasa : R = 8.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 59.259 + 200.000 = 259.259 S = 6.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 44.444 + 175.000 = 219.444 T = 9.000 / 40.500 x 300.000 = Rp 66.666 + 150.000 = 216.666 114 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Kemudian dapat ditentukan persamaan sebagai berikut : R = 259.259 + 0,20 S + 0,10 T S = 219.444 + 0,15 R + 0,15 T T = 216.666 + 0,10 R + 0,05 S R = 259.259 + 0,20 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T ) + 0,10 T R = 259.259 + 43.888 + 0,03 R + 0,03 T + 0,10 T R - 0,03 R = 303.147 + 0,13 T 0,97 R = 303.147 + 0,13 T R = 302.147 / 0,97 + 0,13 T/ 0,97 R = 312.522,68 + 0,1340206 T T T T T = 216.666 = 216.666 = 216.666 - 0,0075 T 0,9925 T 0,9925 T 0,9925 T 0,9925 T + 0,10 R + 0,05 S + 0,10 R + 0,05 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T ) + 0,10 R 10.972 + 0,0075 R + 0,0075 T = 227.638 + 0,1075 R = 227.638 + 0,1075 R = 227.638 + 0,1075 (312.522,68 + 0,1340206 T) = 227.638 + 33.596,18 + 0,0144072 T - 0,0144072 T = 261.234,18 0,9780928 T = 261.234,18 T = 261.234,18 / 0,9780928 T = 267.085,27 R R R R = = = = 312.522,68 + 0,1340206 T 312.522,68 + 0,1340206 ( 267.085,27 ) 312.522,68 + 35.794,92 348.317,6 S S S S = = = = 219.444 + 0,15 R + 0,15 T 219.444 + 0,15 (348.317,6) + 0,15 (267.085,27) 219.444 + 52.247,64 + 40.062,79 311.754,43 Jadi BOP neto masing-masing departemen jasa sebagai berikut : Dept. Jasa R S T Anggaran BOP 259.259 219.444 216.666 Memberi 104.495,28 93.526,329 40.062,79 Menerima 89.058,6 92.310,43 50.419,27 BOP Neto 243.822,32 218.228,11 227.022,49 Penjelasan dari BOP yang saling memberi dan menerima dari anggaran BOP menjadi BOP neto sebagai berikut : 115 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Menerima ; Dept. Nilai yang diperoleh R 348.317,6 S 311.754,43 T 267.085,27 Anggaran BOP 259.259 219.444 216.666 Memberi ; Dept R : pada dept S = 0,20 pada dept T Maka : 348.317,6 x 0,30 Neto yang diterima 89.058,6 92.310,43 50.419,27 = 0,10 jumlah = 0,30 = 104.495,28 Dept S : pada dept R = 0,15 pada dept T = 0,15 jumlah = 0,30 Maka : 311.754,43 x 0,30 = 93.526,329 Dept T : pada dept R = 0,10 pada dept S = 0,05 jumlah = 0,15 Maka : 267.085,27 x 0,15 = 40.062,79 Setelah diketahui biaya overhead pabrik (BOP) yang saling memberi dan menerima maka selanjutnya akan dapat ditentukan biaya overhead pabrik (BOP) departemen produksi sebagai berikut : Departemen produksi P Anggaran BOP = Rp 500.000 Distribusi BOP tak langsung = 55.555 Departemen jasa R : 30/55 x 243.822,32 = Rp 132.993,98 Departemen jasa S : 25/60 x 218.228,11 = Rp 90.928,36 Departemen jasa T : 50/70 x 227.022,49 = Rp 162.158,91 Jumlah = Rp 941.636,25 Anggaran BOP Distribusi BOP tak langsung Departemen jasa R : 25/55 x 243.822,32 Departemen jasa S : 35/60 x 218.228,11 Departemen jasa T : 20/70 x 227.022,49 Departemen produksi Q = Rp 600.000 = 74.074 = Rp 110.828,31 = Rp 127.299,72 = Rp 64.863,55 Jumlah = Rp 977.065,58 4. PT. “Trilili” memproduksi barang yaitu barang A dan barang B, kedua barang diproses melalui 3 departemen produksi yaitu departemen produksi X, Y, dan Z serta 3 departemen pembantu yaitu L, M, N. Dasar penentuan harga pokok produksi adalah historical cost, kecuali biaya overhead pabrik (BOP) yang didasarkan atas tarif. Bahan baku hanya digunakan pada departemen X yang bersatuan DMH dan departemen Y yang bersatuan kegiatan DLH, dan departemen Z memakai satuan DLH. Penentuan biaya overhead pabrik setahun maupun sebulan adalah tarif biaya overhead pabrik dikalikan jumlah jam riil, anggaran produksi setahun adalah : Barang A sebesar 2.000 unit Barang B sebesar 3.000 unit 116 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Setiap unit barang A dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 900, sedang setiap unit barang B dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 750,-. Standard penggunaan waktu persatuan barang adalah : Dept. X (dmh) Dept. Y (dlh) Dept. Z (dlh) Barang A 5 8,9 1,75 Barang B 5,5 10 6 Standard tingkat upah per satuan kegiatan : Dept. X (dmh) Dept. Y (dlh) Dept. Z (dlh) Barang A Rp 50 /dmh Rp 75 /dlh Rp 25 /dlh Barang B Rp 55 /dmh Rp 60 /dlh Rp 25 /dlh Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) setahun beserta cara alokasinya adalah sebagai berikut : Alokasi BOP Departemen Anggaran BOP Dept. L Dept. M Dept.N X Rp 125.000 25 % 35 % 25 % Y Rp 90.000 25 % 30 % 20 % Z Rp 105.000 20 % 20 % 20 % L Rp 16.000 10 % 20 % M Rp 29.500 10 % 15 % N Rp 42.000 20 % 5% Data realisasi khusus bulan Maret 2008 adalah sebagai berikut : Kuantitas produksi barang A sebanyak 150 unit Kuantitas produksi barang B sebanyak 250 unit Dept. X Dept. Y Bahan baku untuk barang : Barang A Rp 125.000 Rp 57.790 Barang B Rp 180.000 Rp 36.950 Pamakaian waktu dan upah tenaga kerja : Barang A Barang B Satuan Nilai Satuan Nilai X 1.400 dmh Rp 72.500 1.300 dmh Rp 75.000 Y 1.300 dlh Rp 100.000 2.500 dlh Rp 150.000 Z 260 dlh Rp 6.500 1.500 dlh Rp 35.000 Biaya overhead pabrik pada bulan Maret 2008 sebagai berikut : Departemen X = Rp 10.000 Departemen Y = Rp 7.000 Departemen Z = Rp 8.000 Departemen L = Rp 1.000 Departemen M = Rp 2.000 Departemen N = Rp 3.500 Diminta : a. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik persatuan masing-masing departemen. b. Tentukanlah harga pokok persatuan masing-masing barang pada bulan Maret 2008. 117 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab : Tarif BOP masing-masing departemen produksi persatuan kegiatan adalah : L = 16.000 + 0,10 M + 0,20 N M = 29.500 + 0,10 L + 0,15 N N = 42.000 + 0,20 L + 0,05 M L = 16.000 + 0,10 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N ) + 0,20 N L = 16.000 + 2.950 + 0,01 L + 0,015 N + 0,20 N L - 0,01 L = 18.950 + 0,215 N 0,99 L = 18.950 + 0,215 N L = 18.950 / 0,99 + 0,215 N / 0,99 L = 19.141,41 + 0,2172 N N N N N = = = - 42.000 + 42.000 + 42.000 + 0,0075 N 0,9925 N 0,9925 N 0,9925 N 0,9925 N 0,20 L + 0,05 M 0,20 L + 0,05 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N) 0,20 L + 1.475 + 0,005 L + 0,0075 N = 43.475 + 0,205 L = 43.475 + 0,205 L = 43.475 + 0,205 (19.141,41 + 0,2172 N ) = 43.475 + 3.923, 9899 + 0,0445 N - 0,0445 N = 47.398,9899 0,9480 N = 47.398,9899 N = 47.398,9899 / 0,9480 N = 50.000 L L L L = = = = 19.141,41 + 0,2172 N 19.141,41 + 0,2172 (50.000) 19.141,41 + 10.858,5859 30.000 M M M M = = = = 29.500 + 0,10 L + 0,15 N 29.500 + 0,10 (30.000) + 0,15 (50.000) 29.500 + 3.000 + 7.500 40.000 Jadi biaya overhead pabrik masing-masing departemen jasa setelah menerima jada dari departemen jasa lain adalah : Untuk departemen L sejumlah Rp 30.000 Untuk departemen M sejumlah Rp 40.000 Untuk departemen N sejumlah Rp 50.000 118 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Skedul alokasi biaya overhead pabrik Keterangan BOP masing-masing Alokasi BOP dept : L M N Depertemen produksi X Y Z 125.000 90.000 105.000 7.500 14.000 12.500 159.000 Departemen pembantu L M N 16.000 29.500 42.000 7.500 6.000 (30.000) 3.000 6.000 12.000 8.000 4.000 (40.000) 6.000 10.000 10.000 10.000 2.500 (50.000) 119.500 129.000 Catatan : Untuk menentukan nilai pada kolom X,Y,Z dan baris L,M,N adalah dengan menghitung alokasi biaya overhead pabrik departemen X,Y,Z pada depatemen pembantu L, M, N dan kolom L, M, N pada baris L, M, N perhitungan adalah : BOP untuk departemen L, M,N didistribusikan ke X,Y,Z dan L,M,N sendiri Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka : = 25 % x 30.000 = 7.500 Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu M adalah 35 %, maka : = 35 % x 40.000 = 14.000 Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu N adalah 25 %, maka : = 25 % x 50.000 = 12.500 Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka : = 25 % x 30.000 = 7.500 Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu M adalah 30 %, maka : = 30 % x 40.000 = 12.000 Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka : = 20 % x 50.000 = 10.000 Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu L adalah 20 %, maka : = 20 % x 30.000 = 6.000 Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu M adalah 20 %, maka : = 20 % x 40.000 = 8.000 Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka : = 20 % x 50.000 = 10.000 Begitu juga pada departemen pembatu L,M,N yang saling menggunakan jasa dengan perhitungan : Departemen pembantu L menggunakan Dept M adalah 10 %,maka : = 10 % x 30.000 = 3.000 Departemen pembantu L menggunakan Dept N adalah 20 %,maka : = 20 % x 30.000 = 6.000 119 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Departemen pembantu M menggunakan Dept L adalah 10 %,maka : = 10 % x 40.000 = 4.000 Departemen pembantu M menggunakan Dept N adalah 15 %,maka : = 15 % x 40.000 = 6.000 Departemen pembantu N menggunakan Dept L adalah 20 %,maka : = 20 % x 50.000 = 10.000 Departemen pembantu N menggunakan Dept M adalah 5 %,maka : = 5 % x 50.000 = 2.500 Skedul Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Dept X Dept Y Dept Z Jenis Jmlh Produksi SUR Jam SUR Jam SUR Jam Barang A 2.000 5 10.000 8.9 17.800 1,75 3.500 Barang B 3.000 5,5 16.500 10 30.000 6 18.000 26.500 47.800 21.500 Jadi tarif biaya overhead pabrik masing-masing departemen produksi per satuan kegiatan adalah : Departemen produksi X = Rp 159.000 : 26.500 = Rp 6 per DMH Departemen produksi Y = Rp 119.500 : 47.800 = Rp 2,50 per DLH Departemen produksi Z = Rp 129.000 : 21.500 = Rp 6 per DLH Laporan Harga Pokok Produksi per jenis barang bulan Maret 2008 Keterangan Barang A Barang B Bahan baku : Departemen X 125.000 180.000 Departemen Y 80.000 36.950 Tenaga Kerja : Departemen X 72.500 75.000 Departemen Y 100.000 150.000 Departemen Z 6.500 35.000 Overhead pabrik : Departemen X 1.400 x Rp 6 8.400 1.300 x Rp 6 7.800 Departemen Y 1.300 x Rp 2,50 3.250 2.500 x Rp 2,50 6.250 Departemen Z 260 x Rp 6 1.560 1.500 x Rp 6 9.000 Harga pokok produksi Rp 375.000 Rp 500.000 H P produksi per unit 375.000 : 150 = Rp 2.500 500.000 : 250 = Rp 2.000 120 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan. 1. Perusahaan “Jaya Furniture” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu tahun sebagai berikut : Departemen Kegiatan Jumlah BOP Produksi I Pemotongan Rp 21.500 Produksi II Perakitan Rp 17.500 Jasa I Pembangkit listrik Rp 7.500 Jasa II Bengkel Rp 3.350 Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II Pemakai jasa Pemberi jasa Jasa I Jasa II Departemen produksi I 45 % 45 % Departemen produksi II 40 % 50 % Departemen jasa I 5% Departemen jasa II 15 % Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour atau DRH) Diminta tentukan : a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing. b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa masing-masing. c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II. 2 PT. Merpati Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut : c. BOP setahun dari departemen. Departemen Kegiatan Jenis biaya Produksi 1 Prosesing 28.500 Produksi 2 Finishing 18.700 Jasa 1 Diesel/listrik 9.770 Jasa 2 Bengkel/gudang 5.500 d. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2 Pemberi jasa Pemakai jasa Produksi 1 Produksi 2 Jasa 1 Jasa 2 Departemen Jasa 1 55 % 35 % 10 % Departemen jasa 2 35 % 50 % 15 % e. Waktu kerja ; Departemen produksi 1 = 10.000 DMH Departemen produksi 2 = 5.000 DLH 121 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) f. Rencana produksi 15.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp 15. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis. g. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung = 56.000 Tenaga kerja langsung = 38.000 Biaya usaha : penjualan = 15.000 Administrasi = 13.000 h. Pajak 35 % Diminta ; a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa. b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai dasar satuan hitung yang digunakan. c. Berapa harga pokok perunit d. Susunlah rugi laba tahunan. 3. PT. “Berlian Perkasa” bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen produksi A dan B serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen C,D, dan E. Taksiran BOP departemen selama tahun ini sebagai berikut : A B C D E BOP langsung departemen (dalam 000 rupiah) 770 890 340 275 190 Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 450.000,-. Luas lantai masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut : A B C D E 2 Luas lantai (m ) 9.500 15.500 8.500 7.500 9.500 Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut : A B C D E C 40 % 25 % 20 % 15 % D 40 % 35 % 10 % 15 % E 45 % 20 % 20 % 15 % Diminta : Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka penentuan harga pokok produksi. 122 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Bagian VIII Anggaran Kas 1. Pengertian. Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih rinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas, dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua sektor yaitu : a) Sektor penerimaan kas, yang meliputi : - Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan - Penagihan piutang - Penjualan aktiva tetap - Penerimaan non operasi, seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan sebagainya. b) Sektor pengeluaran kas, yang meliputi : - Pembelian tunai bahan mentah - Pembayaran utang - Pembayaran upah tenaga kerja langsung - Pembayaran biaya pabrik tidak langsung - Pembayaran biaya administrasi - Pembayaran biaya penjualan - Pembelian aktiva tetap - Pembayaran biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas. Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut : a) Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas. - Budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis, kualitas, jumlah barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. - Keadaan persaingan dipasar, bila persaingannya keras maka memaksa perusahaan melakukan penjualan secara kredit, sehingga transaksi tunai menjadi kecil. - Posisi perusahaan dalam persaingan. - Syarat pembayaran yang ditawarkan (term of payment) yang ditawarkan perusahaan. - Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang seperti aktif atau tidak aktifnya dalam penagihan akan berpengaruh dalam penerimaan kas. 123 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) - Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan atau penjualan aktiva tetapselama periode yang akan datang. - Rencana penerimaan perusahaan dari sumber-sumber lain (non operating), seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan lainnya. b) Faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas. - Budget pembelian bahan baku, khususnya rencana tentang jenis, jumlah, mutu bahan baku yang akan dibeli. - Keadaan persaingan para suplier bahan baku dipasar, persaingan yang keras akan memaksa suplier melakukan transaksi penjualan secara kredit sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan baku. - Posisi perusahaan terhadappihak suplier bahan baku, bilamana posisi perusahaan kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian bahan baku secara kredit atau sebaliknya. - Budget upah tenaga kerja langsung, semakian besar upah ini dikeluarkan semakin besar pula pengeluaran kas. - Budget biaya pabrik tidak langsung yang dikeluarkan - Budget biaya administrasi yang dikeluarkan - Budget perubahan aktiva tetap perusahaan, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap perusahaan. - Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain. Seperti biaya bunga, sewa dan sebagainya. 3. Sifat aliran kas. Dalam sebuah perusahaan aliran kas secara umum digolongkan dalam dua bentuk yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar, yaitu : a. Aliran kas masuk Aliran kas masuk dalam sebuah perusahaan terbagi dalam dua sifat yaitu aliran kas masuk yang kontinyu, artinya selama perusahaan masih beroperasi maka penerimaan ini akan selalu ada seperti ; hasil penjualan produk secara tunai, hasil pelunasan piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu artinya aliran kas masuk ini tidak rutin atau terputus-putus seperti ; penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit bank, penjualan aktiva tetap. b. Aliran kas keluar Aliran kas keluar dalam sebuah perusahaan terbagi pula dalam dua sifat yaitu aliran kas keluar kontinyu seperti ; pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja langsung. Sedangkan aliran kas keluar tidak kontinyu seperti ; pembayaran bung, pembayaran deviden, pembayaran pajak pendapatan / perseroan, pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap. 124 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Tujuan penyusunan anggaran kas. Tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah untuk menunjukkan posisi kas sebagai akibat perencanaan operasi, menunjukkan kelebihan atau kekurangan kas, menetapkan dasar perkreditan yang sehat, menunjukkan kebutuhan mencari pinjaman atau menunjukkan tersedianya kas yang menganggur untuk investasi, mengkoordinir kas dengan total yang menganggur, penjualan, investasi, dan hutang, menetapkan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas. Pendekatan pokok dalam penyusunan anggaran kas. Pendekatan yang dimaksud adalah metode penerimaan dan pengeluaran kas atau disebut metode terpadu, metode aliran kas menurut laporan perhitungan rugi laba atau metode pendapatan neto yang disesuaikan. Manfaat penyusunan anggaran kas. Bahwa dengan adanya anggaran kas akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan dalam keadaan defisit dan bilamana dalam keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan. Tahap-tahap penyusunan anggaran kas, meliputi : a. Tahap I, menyusun taksiran penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi perusahaan. b. Tahap II, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit, dan menyusun taksiran pembayaran bunga hutang beserta waktu pelunasan kembali hutang tersebut. c. Tahap III, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan anggaran kas final. Safety cash balance. Adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat, faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya adalah ; perbandingan antara kas masuk dan kas keluar, penyimpangan aliran kas yang diperkirakan, adanya hubungan baik dengan bank. 125 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Contoh : 1. PT. “ABG” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai berikut: Bulan Penjualan Juli 5.000 Agustus 6.000 September 4.000 Oktober 5.000 Nopember 5.000 Desember 6.000 Komposisi penjualan yaitu : - 40 % penjualan tunai dengan potongan 10 %. - 60 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30 - 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya membayar pada batas waktu kredit. Pola penagihan : Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih dengan pola sebagai berikut : 50 % pada bulan yang bersangkutan 30 % satu bulan berikutnya 20 % dua bulan berikutnya Diminta : a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan. Jawab Perhitungan : Penjualan bulan Juli Penjualan tunai 40 % x 5.000 Potongan 10 % x 2.000 Penerimaan kas bulan Juli 5.000 2.000 200 1.800 Penjualan kredit 60 % x 5.000 3.000 Yang memperoleh hak discount 50 % x 3.000 Potongan 5 % x 1.500 Penerimaan kas bulan Juli 1.500 75 Yang tidak memperoleh hak discount 50 % x 3.000 Pelunasan pada bulan yang bersangkutan 50 % x 1.500 1.425 1.500 750 126 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Pelunasan pada 1 bulan berikutnya 30 % x 1.500 450 Pelunasan pada 2 bulan berikutnya 20 % x 1.500 300 a. Skedul penerimaan kas dari penjualan tunai Periode Total Penjualan Tunai Penjualan 40 % Juli 5.000 2.000 Agustus 6.000 2.400 September 4.000 1.600 Oktober 5.000 2.000 Nopember 5.000 2.000 Desember 6.000 2.400 Discount 10 % 200 240 160 200 200 240 b Skedul Penerimaan kas dari yang menggunakan hak discount Total Penjualan Hak Disct Discount Periode Penjualan Tunai 60 % 50 % 5% Juli 5.000 3.000 1.500 75 Agustus 6.000 3.600 1.800 90 September 4.000 2.400 1.200 60 Oktober 5.000 3.000 1.500 75 Nopember 5.000 3.000 1.500 75 Desember 6.000 3.600 1.800 90 c. Skedul penerimaan kas dari penagihan piutang Periode Pelunasan Pada Pelunasan Batas waktu 1 bln berikutnya Juli 750 Agustus 900 450 September 600 540 Oktober 750 360 Nopember 750 450 Desember 900 450 d. Skedul penerimaan kas keseluruhan Periode Penj. Tunai Hak discount Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1.800 2.160 1.440 1.800 1.800 2.160 1.425 1.710 1.140 1.425 1.425 1.710 Penerimaan Bersih 1.800 2.160 1.440 1.800 1.800 2.160 Penerimaan Bersih 1.425 1.710 1.140 1.425 1.425 1.710 Pelunasan 2 bln berikutnya 300 360 240 300 Total Penerimaan 750 1.350 1.440 1.470 1.440 1.650 Penj Kredit Total Penerimaan 3.975 5.220 4.020 4.695 4.665 5.520 750 1.350 1.440 1.470 1.440 1.650 127 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) 5. PT. Kedondong mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai) Januari Rp 2.500 Triwulan II Rp 10.000 Pebruari Rp 3.125 Triwulan III Rp 8.750 Maret Rp 3.750 Triwulan IV Rp 9.375 Pola pengumpulan piutang : Bulanan Triwulan 80 % pada bulan penjualan 90 % pada triwulan penjualan 10 % sebulan sesudahnya 10 % satu triwulan sesudahnya 6 % dua bulan sesudahnya 4 % tiga bulan sesudahnya Kerugian piutang 1 % dari penjualan kredit Pengeluaran kas : Deviden : Triwulan II Rp 375 Triwulan III Rp 650 Pembelian material : Januari Rp 562,5 Triwulan II Rp 1.500 Pebruari Rp Triwulan III Rp 1.562,5 Maret Rp 500 Triwulan IV Rp 1.562,5 Pembayaran utang : Pebruari Rp 125 Triwulan II Rp 5.000 Triwulan IV Rp 5.000 Pembayaran upah dan gaji : Januari Rp 487,5 Triwulan II Rp 1.218,5 Pebruari Rp 375 Triwulan III Rp 1.125 Maret Rp 375 Triwulan IV Rp 1.156,5 Pengeluaran lain-lain : Januari Rp 187,5 Triwulan II Rp 562,5 Pebruari Rp 187,5 Triwulan III Rp 562,5 Maret Rp 187,5 Triwulan IV Rp 562,5 Penghasilan lain-lain : Januari Rp 150 Triwulan II Rp Pebruari Rp Triwulan III Rp 350 Maret Rp 100 Triwulan IV Rp 450 Berbagai saldo awal tahun : Piutang Rp 400. Dari jumlah ini Rp 75 diterima bulan Marte dan Rp 150 diterima Triwulan IV. Cadangan kerugian piutang Rp 150 Kas Rp 1.875 Diminta : a. Buatlah daftar penerimaan piutang b. Buatlah daftar penerimaan kas c. Buatlan daftar pengeluaran kas d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 1.250 128 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Jawab. Analisis perhitungan : Penjualan bulan Januari Penjualan tunai (50 % x 2.500) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 1.250) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang : Januari 80 % x 1.237,5 Pebruari 10 % x 1.237,5 Maret 6 % x 1.237,5 Triwulan II 4 % x 1.237,5 2.500 1.250 1.250 12,5 1.237,5 990 123,75 74,25 49,5 Penjualan bulan Februari Penjualan tunai (50 % x 3.125) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 1.562,5) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang : Pebruari 80 % x 1.546,875 Maret 10 % x 1.546,875 Triwulan II 6 % x 1.546,875 Triwulan II 4 % x 1.546,875 3.125 Penjualan bulan Maret Penjualan tunai (50 % x 3.750) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 1.875 ) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang : Maret 80 % x 1.856,25 Triwulan II 10 % x 1.856,25 Triwulan II 6 % x 1.856,25 Triwulan II 4 % x 1.856,25 3.750 Penjualan Triwulan II Penjualan tunai (50% x 10.000) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 5.000) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang Triwulan II 90 % x 4.950 Triwulan III 10 % x 4.950 10.000 1.562,5 1.562,5 15,625 1.546,875 1.237,5 154,6875 92,8125 61,875 1.875 1.875 18,75 1.856,25 1.485 185,625 111,375 74,25 5.000 5.000 50 4.950 4.455 495 129 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Penjualan Triwulan III Penjualan tunai (50% x 8.750) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 4.375) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang Triwulan III 90 % x 4.331,25 Triwulan IV 10 % x 4.331,25 8.750 Penjualan Triwulan IV Penjualan tunai (50% x 9.375) Penjualan kredit Kerugian piutang (1 % x 4.687,5) Jumlah piutang Pola pelunasan piutang Triwulan IV 90 % x 4.640,625 Jan Th berikutnya 10 % x 4.640,625 9.375 4.375 4.375 43,75 4.331,25 3.898,125 433,125 4.687,5 4.687,5 46,875 4.640,625 4.176,5625 464,0625 a. Daftar Penerimaan Piutang Periode Saldo Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Penjualan Kredit 400 1250 1562,5 1875 5000 4375 4687,5 19150 Cad.Kerug piutang 150 12,5 15,625 18,75 50 43,75 46,875 337,5 Piutang Neto 250 1237,5 1546,875 1856,85 4950 4331,25 4640,625 18813,1 Januari Februari 990 990 123,75 1237,5 1361,25 Pelunasan Maret Tri II 75 74,25 49,5 154,6875 154,6875 1485 371,25 4455 1788,9375 5030,4375 Tri III 495 3898,125 4393,125 Tri IV 150 433,125 4176,5625 4609,6875 b. Daftar Penerimaan Kas Periode Uraian Penj Tunai Piutang Lain-lain Januari Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Total 1250 990 150 2390 1562.5 1361.25 5000 5030,4375 2923,75 1875 1788,9375 100 3663,9375 10030,4375 4375 4393,125 350 9118,125 4687,5 4609,687 450 9747,187 18750 18173,4375 1050 37973,4375 Februari Maret Tri II Tri III Tri IV Total 375 1500 5000 1281,5 562,5 8656 650 1562,5 1562,5 5000 1156,5 562,5 8281,5 1025 5687,5 10125 4737,5 2250 23825 c. Daftar Pengeluran Kas Periode Uraian Deviden Material Hutang Upah/gaji Lain-lain Januari 562,5 487,5 187,5 1237,5 500 125 375 187,5 687,5 375 187,5 1062,5 1125 562,5 3900 130 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) d. Daftar Anggaran Kas Periode Uraian Saldo Awal Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah PKS Kas Akhir Januari 1875 2390 4265 1237,5 3027,5 1777,5 1250 Februari 1250 2923,75 4173,75 687,5 3486,25 2236,25 1250 Maret 1250 3663,9375 4913,9375 1062,5 3851,4375 2601,4375 1250 Tri II 1250 10030,4375 11280,4375 8656 2624,4375 1374,4375 1250 Tri III 1250 9118,125 10368,125 3900 6468,125 5218,125 1250 Tri IV 1250 9747,1875 10997,1875 8281,5 2715,6875 1465,6875 1250 PKS = penggunaan kas sementara 6. PT. Tapaso mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut : a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 3.000 unit dengan harga Rp 1.000 perunit. Pada masa 2 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya. b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 500.000 tahun 2008 dan 50.000 tahun 2010. Pinjaman tambahan 500.000 untuk tahun 2010. c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 50 % dari laba setelah pajak (laba bersih) setiap tahunnya d. Modal kerja Rp 600.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008 diantaranya berupa kas 200.000,-. e. Biaya-biaya : - Variabel 40 % dari harga jual - Tetap Rp 750.000 untuk tahun 2008 serta 900.000 untuk tahun 2010, dan 30 % diantaranya biaya penyusutan. - Hutang perusahaan Rp 1.000.000 dengan bunga 10 % setahun. Hutang ini harus dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 250.000. Diminta, buatlah : a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010 b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010 c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010 Jawab : 131 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010 Tahun 2008 Uraian Penjualan : 3.000 unit x Rp 1.000 (3.000 x 115 %) x ( Rp 1.000 x 120%) (3.000 x 115 % x115 %) x ( Rp 1.000 x 120% x 120 %) Biaya-biaya : - Variabel : 40 % x 3.000.000 40 % x 4.140.000 40 % x 5.713.200 Biaya Tetap Total Biaya Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) Bunga hutang : 10 % x 1.000.000 10 % x ( 1.000.000 – 250.000 ) 10 % x ( 1.000.000 – 500.000 ) Pendapatan sebelum pajak (EBT) Pajak 50 % Laba bersih (EAT/NIAT) Tahun 2009 Tahun 2010 3.000.000 4.140.000 5.713.200 1.200.000 1.656.000 750.000 1.950.000 1.050.000 750.000 2.406.000 1.734.000 2.285.280 900.000 3.185.280 2.527.920 100.000 75.000 950.000 475.000 475.000 1.659.000 829.500 829.500 50.000 2.477.920 1.238.960 1.238.960 Keterangan : Earning before interest and tax = EBIT, Earning before tax = EBT, Earning after tax = EAT dan Net income after tax = NIAT. b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja. Tahun 2008 Penjualan Modal Kerja Kas Non Kas = Rp 3.000.000 = Rp 600.000 = Rp 200.000 = Rp 600.000 – Rp 200.000 = Rp 400.000 Tahun 2009 Penjualan = Rp 4.140.000 Penjualan tahun 2008 = Rp 3.000.000 Kenaikan penjualan = Rp 1.140.000 % kenaikan = 1.140.000 / 3.000.000 x 100 % Modal kerja Kas Non Kas = 138 % x 600.000 = 2/6 x 828.000 = 38 % = Rp 828.000 = Rp 276.000 = Rp 552.000 132 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Tahun 2010 Penjualan = Rp 5.713.200 Penjualan tahun 2008 = Rp 4.140.000 Kenaikan penjualan = Rp 1.573.200 % kenaikan = 1.573.200 / 4.140.000 x 100 % Modal kerja Kas Non Kas = 138 % x 828.000 = 2/6 x 1.42.640 = 38 % = Rp 1.142.640 = Rp 380.880 = Rp 761.760 Kebutuhan dan komposisi modal kerja Uraian Kebutuhan Kas Non Kas Tahun 2009 828.000 276.000 552.000 2008 600.000 200.000 400.000 2010 1.142.640 380.880 761.760 c. Anggaran Kas tahun 2008 s/d 2010 Uraian 2008 200.000 475.000 225.000 Tahun 2009 912.500 829.500 225.000 Saldo kas awal tahun Laba setelah pajak Penyusutan Perubahan modal kerja non kas 152.000 Penjualan aktiva tetap 500.000 Pinjaman Kas yang tersedia 1.400.000 2.119.000 Pengeluaran : Pembayaran hutang 250.000 250.000 Deviden 237.500 414.750 Total pengeluaran 487.500 664.750 Saldo kas akhir 912.500 1.454.250 Catatan : Perubahan modal kerja non kas Tahun 2008 = Rp 0 Tahun 2009 = Rp 552.000 – Rp 400.000 = Rp 152.000 Tahun 2010 = Rp 761.760 – Rp 552.000 = Rp 209.760 2010 1.454.250 1.238.960 270.000 209.760 50.000 500.000 3.722.970 250.000 619.480 869.480 2.853.490 133 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Soal latihan. 1. PT. “Krisis” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai berikut: Bulan Penjualan (unit) Januari 5.250.000 Februari 6.880.000 Maret 4.350.000 April 5.500.000 Mei 5.800.000 Juni 6.900.000 Komposisi penjualan yaitu : - 50 % penjualan tunai dengan potongan 5 %. - 50 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30 - 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya membayar pada batas waktu kredit. Pola penagihan : Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih dengan pola sebagai berikut : 45 % pada bulan yang bersangkutan 40 % satu bulan berikutnya 15 % dua bulan berikutnya Diminta : a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan. 2. PT. Rebonding mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai) Januari Rp 25.000 Triwulan II Rp 15.000 Pebruari Rp 31.250 Triwulan III Rp 18.750 Maret Rp 37.500 Triwulan IV Rp 29.500 Pola pengumpulan piutang : Bulanan Triwulan 75 % pada bulan penjualan 95 % pada triwulan penjualan 15 % sebulan sesudahnya 5 % satu triwulan sesudahnya 5 % dua bulan sesudahnya 5 % tiga bulan sesudahnya Kerugian piutang 1,5 % dari penjualan kredit Pengeluaran kas : Deviden : Triwulan II Rp 3.750 Triwulan III Rp 6.500 134 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) Pembelian material : Januari Rp 5.625 Triwulan II Rp 15.000 Pebruari Rp Triwulan III Rp 15.500 Maret Rp 5.000 Triwulan IV Rp 15.650 Pembayaran utang : Pebruari Rp 1.250 Triwulan II Rp 50.000 Triwulan IV Rp 5.0000 Pembayaran upah dan gaji : Januari Rp 4.895 Triwulan II Rp 12.500 Pebruari Rp 3.750 Triwulan III Rp 11.500 Maret Rp 3.750 Triwulan IV Rp 13.500 Pengeluaran lain-lain : Januari Rp 2.000 Triwulan II Rp 5.500 Pebruari Rp 2.500 Triwulan III Rp 6.000 Maret Rp 2.500 Triwulan IV Rp 7.500 Penghasilan lain-lain : Januari Rp 1.500 Triwulan II Rp 2.500 Pebruari Rp 2.500 Triwulan III Rp 3.500 Maret Rp 1.500 Triwulan IV Rp 4.500 Berbagai saldo awal tahun : Piutang Rp 4.000. Dari jumlah ini Rp 750 diterima bulan Maret dan Rp 1.500 diterima Triwulan IV. Cadangan kerugian piutang Rp 1.500 Kas Rp 18.750 Diminta : a. Buatlah daftar penerimaan piutang b. Buatlah daftar penerimaan kas c. Buatlan daftar pengeluaran kas d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 12.500 3. PT. Banjaria mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut : a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 5.000 unit dengan harga Rp 1.250 perunit. Pada masa 3 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya. b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 750.000 tahun 2008, 250.000 tahun 2009 dan 50.000 tahun 2011. Pinjaman tambahan 750.000 untuk tahun 2010. c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 35 % dari laba setelah pajak (laba bersih) setiap tahunnya d. Modal kerja Rp 750.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008 diantaranya berupa kas 350.000,-. 135 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) e. Biaya-biaya : - Variabel 45 % dari harga jual - Tetap Rp 950.000 untuk tahun 2008,2009,2010 serta 1.000.000 untuk tahun 2011, dan 30 % diantaranya biaya penyusutan. - Hutang perusahaan Rp 1.600.000 dengan bunga 11 % setahun. Hutang ini harus dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 400.000. Diminta, buatlah : a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010 b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010 c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010 ======= 136 Herispon, SE., M.Si Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi) DAFTAR PUSTAKA Any Agus Kana, “Anggaran Perusahaan”, Cetakan ke III, AK Group, Yogyakarta, 1990. Gunawan Adisaputra, Marwan Asri, “Anggaran Perusahaan”, Buku I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2003. Glenn A Welsh, Ronald W Hilton, Paul N. Gordon, “Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba”, Edisi Bahasa Indonesia (diterjemahkan oleh ; Purwatiningsih, dan Maudy Warouw), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Kasmir, Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2003 M. Munandar, “Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja”, Edisi Pertama, Cetakan kesembilan, BPFE, Yogyakarta, 1995. M. Iqbal Hasan, “Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif)”, Edisi kedua, Cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2003. Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, Cetakan ke Tiga, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2000. ======== 137 Herispon, SE., M.Si View publication stats Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)