Uploaded by ryusufdika

KELOMPOK 10- BIODISEL

advertisement
MAKALAH PENGENALAN PABRIK
FLOWSHEET PEMBUATAN BIODISEL
DISUSUN OLEH.
: 1. DIKA YUSUF RAMADHANI
2. NADIA ADILAH
KELOMPOK
: 10 ( SEPULUH)
KELAS
: 3EGD
DOSEN PENGAMPU : Ir. JAKSEN, M.Si.
TAHUN AJARAN 2020/2021
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
A. Sinar Mas Agribusiness and Food
Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan berbahan baku lemak hewani, maupun
nabati berupa, metil ester asam lemak (Fatty Acid Methyl Ester/ FAME) yang telah lama
disebut sebagai pengganti minyak bumi (Petroleum Diesel).
Pembuatan biodiesel pertama kali dilakukan pada 1853 oleh E. Duffy dan J. Patrick, bahkan
sebelum mesin diesel pertama kali ditemukan. Empat puluh tahun kemudian, Rudolf Diesel
berhasil merakit mesin diesel pertama pada tahun 1893 di Augsburg, Jerman, yang kemudian
diperkenalkan di World’s Fair di Paris, Prancis. Saat itu, mesin diesel masih dioperasikan
menggunakan biodiesel yang terbuat dari minyak kacang tanah.
Kini, biodiesel dapat dibuat dari berbagai bahan baku, menggunakan bermacammacam teknik, termasuk esterifikasi dan trans-esterifikasi. Salah satu minyak nabati
penghasil bahan bakar biodiesel adalah minyak kelapa sawit. Sebagai sumber minyak nabati
yang paling produktif, 1 hektar tanaman kelapa sawit mampu menghasilkan 3,5 ton minyak
nabati. Ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman paling produktif kedua setelah
kelapa sawit, yaitu tanaman kanola yang 1 hektarnya hanya mampu menghasilkan 0,8 ton
minyak nabati.
Di Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan memproduksi biodiesel dari minyak kelapa
sawit yang berkelanjutan menggunakan metode transesterifikasi. Inilah cara kerjanya:
B. Flowsheet Pembuatan Biodiesel dengan Bahan Baku CPO
DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN BAHAN BAKU CPO
Pada proses pembentukan biodiesel dengan bahan baku berupa CPO (Crude Palm Oil),
harus diketahui terlebih dahulu apakah mengandung asam lemak bebas >2% atau 2% maka
harus melewati tahap esterifikasi terlebih dahulu baru kemudian melakukan tahap
transesterifikasi agar ALB tidak memiliki kecenderungan yang besar untuk membentuk sabun
selama proses terjadi. Dalam proses ini kandungan ALB-nya >2% sehingga perlu dilakukan
tahap esterifikasi agar didapatkan produk berupa metil ester. Bahan baku CPO yang berada
pada TK-01 (Tangki 1) dikeluarkan dari tangki melalui pipa dengan bantuan gaya gravitasi
menuju ke heater untuk dipanaskan hingga temperatur 110oC (+5oC, -5oC). Hal ini
dilakukan agar air pada CPO menguap karena sifat air yang mudah bereaksi dengan katalis
asam maupun basa yang dapat mengakibatkan lambatnya kerja katalis. Proses pemanasan ini
juga dikarenakan struktur CPO yang berupa semi-padatan sehingga harus dipanaskan agar
tidak membeku, lalu didinginkan menggunakan kondenser hingga temperatur 60oC agar CPO
tidak kembali membeku. Kemudian CPO dialirkan dengan bantuan pompa menuju ke
Reaktor 2. Di dalam reaktor ini CPO dicampur dengan methanol dari TK-02 dan katalis asam
sulfat (H2SO4) dari TK-03 yang sebelumnya telah dilakukan pengadukan dalam Reaktor 1
dan kemudian dialirkan melalui pipa dengan bantuan pompa menuju Reaktor 2.
Dalam Reaktor 2 terjadi proses esterifikasi pada temperatur 60oC menggunakan pengadukan
dengan kecepatan 300rpm. Perbandingan yang digunakan antara CPO dan methanol adalah
1:6 dengan hasil konversi mencapai 65%. Pada dinding luar Reaktor 2 dipasang jaket
pendingin agar temperatur selama proses bisa dijaga konstan dan methanol tidak menguap.
Keluaran dari Reaktor 2 dialirkan melalui pipa dan bantuan pompa menuju ke Separator 1
untuk memisahkan hasil proses Reaktor 2 yang berupa metil ester, CPO, air, katalis, dan sisa
methanol menjadi metil ester + CPO + uap methanol pada bagian atas Separator 1 dan
sisanya berupa H2SO4 + H2O terpisah menuju ke bagian bawah separator. Produk bawah
dari separator ini kemudian dialirkan menggunakan pipa menuju ke TK-07 sebelum
dilakukan tindakan selanjutnya. Bisa di recovery untuk menghasilkan H2SO4 pekat atau
dibuang.
Metil ester dan CPO hasil pemisahan pada Separator 1 kemudian dialirkan menggunakan
pipa dengan bantuan pompa menuju Reaktor 4 untuk melalui tahap transesterifikasi.
Sebelumnya, methanol dan katalis basa KOH dihomogenkan dalam Reaktor 3 sehingga
terbentuk Kalium Metoksida. Senyawa ini lah yang dialirkan menuju Reaktor 4. Dalam
reaktor ini terjadi proses pencampuran metil ester dan CPO dengan Kalium Metoksida selama
kurang lebih 2 jam dengan temperatur 58-65oC. Reaktor 4 ini dilengkapi pemanas dan
pengaduk, yaitu saat pemanasan juga dilakukan pengadukan dengan kecepatan kurang lebih
300 rpm. Hasil akhir dari Reaktor 4 ini adalah metil ester dengan konversi sekitar 94-98%.
Keluaran dari Reaktor 4 kemudian dialirkan ke Separator 2 untuk memisahkan gliserol dan
metil ester dengan pengendapan. Gliserol akan berada pada lapisan bawah karena berat
jenisnya yang lebih besar dari metil ester. Kemudian gliserol dipisahkan dan ditampung ke
TK-08, metil ester diambil untuk melalui proses pencucian.
Metil ester hasil kerja Separator 2 ini kemudian dialirkan ke alat Washing untuk
menghilangkan senyawa pengotor dan tidak diinginkan seperti gliserol dan methanol.
Temperatur pencucian ini dilakukan sekitar 55oC. Pencucian dilakukan hingga tercapai pH
campuran normal (pH 6.8 – 7.2).
Setelah mengalami pencucian, keluarannya akan dialirkan menuju ke Drier untuk
menghilangkan kadar air dalam metil ester dengan lama waktu kurang lebih 10 menit pada
suhu sekitar 130oC. proses pengeringan ini dilakukan dengan cara memberikan panas secara
sirkulasi, dimana ujung pipa sirkulasi di tempatkan di tengah permukaan cairan pada Drying.
Tahap akhirnya adalah mengalirkan metil ester yang telah dikeringkan menuju ke alat
Filterization atau proses filtrasi untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel saat
proses pembentukan berlangsung seperti karat atau kerak dari dinding reaktor, kerak dari
dinding pipa, ataupun kotoran dari bahan baku yang digunakan. Filtrasi ini dilakukan dengan
menggunakan filter berukuran 10 mikron.
Metil ester yang telah di filtrasi ini kemudian ditampung ke TK-06 yang telah sudah
merupakan metil ester (biodiesel) murni dan siap digunakan sebagai campuran solar ataupun
digunakan sendiri sebagai bahan bakar.
CAlat-alat yang digunakan dan fungsinya dalam Flowsheet diatas
1. Heater : Untuk memanaskan bahan baku CPO hingga temperatur 110oC (+5oC, -5oC). Hal
ini dilakukan agar air pada CPO menguap karena sifat air yang mudah bereaksi dengan
katalis asam maupun basa yang dapat mengakibatkan lambatnya kerja katalis.
2. Kondenser : Untuk mendinginkan CPO hingga temperatur 60oC agar CPO tidak kembali
membeku.
3. Tank : Untuk menampung bahan baku CPO.
4. Reactor : Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung.
5. Pompa : Untuk Mengalirkan CPO dari satu alat ke alat lainnya.
6. Separator : separator berfungsi untuk memisahkan fluida produksi menjadi dua atau tiga
fasa
7. Washing : untuk menghilangkan senyawa pengotor dan tidak diinginkan seperti gliserol
dan methanol.
8. Drier : untuk menghilangkan kadar air dalam metil ester
9. Filterization atau proses filtrasi : untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel
saat proses pembentukan berlangsung seperti karat atau kerak dari dinding reaktor
Download