ANALISIS ASPEK SOSIAL BUDAYA SEBAGAI POTENSI / DAYA TARIK UTAMA WISATA DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Pembangunan pariwisata sebagai sektor andalan dan unggulan yang diharapkan mampu menjadi salah satu sektor penghasilan devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, memperluas kesempatan kerja produktif dan kesempatan berusaha yang berkeadilan, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk Nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai agama serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Pengembangan kawasan wisata harus merupakan pengembangan yang terencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat. Pembangunan pariwisata merupakan bagian dari pembangunan wilayah, maka daerah yang berpotensi sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) apabila dikembangkan nantinya akan berjalan lancar tanpa adanya peran pendukung, seperti layanan transportasi, layanan jasa makan dan minum dan lain sebagainya. Layanan-layanan tersebut menjadikan wisatawan tidak akan kesulitan memperoleh kebutuhan pariwisata (Kusmayadi, 2004). Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor penjunjung perekonomian di bidang jasa yang memiliki prospek cerah, pembangunan pariwisata dijadikan prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah baik wisata alam maupun buatan.. Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora fauna, seni budaya, peninggalan sejarah, bendabenda purbakala kemajemukan budaya baik kesenian maupun produk budaya. serta Menurut Nurhayati dan Wiendu (1993): Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa wisata biasanya memiliki kecenderungan kawasan pedesaan yang memiliki kekhasan dan daya tarik sebagai tujuan wisata. Wisata merupakan salah satu program unggulan suatu daerah yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi maupun untuk dikenal khalayak luas dengan budaya, potensi alam, maupun produk budaya yang menjadi objek suatu wisata itu sendiri. Untuk usaha industry bisa dikatakan sebagai usaha pariwisata guna menghasilkan barang ataupun suatu produk industry baik barang dan jasa untuk pemenuhan suatu kebutuhan pariwisata yang mana terdapat elemen yang mendasari seperti sumber daya, fasilitas sarana dan prasarana. Adanya industry pariwisata bila di pelajari lebih kompleks akan berpengaruh terhadap kegiatan social, budaya, dan ekonomi suatu daerah yang akan mengurangi tingkat urban masyarakat sekitar dan memberikan dampak positif bagi tingkat perekonomian warga sekitar. Budaya yakni sebuah metode hidup yang diwarisi dari satu generasi ke generasi. factor yang dibentuk di suatu adat bisa dibilang amat rumit dikarenakan dibentuk dalam tatatan agama serta politik, tradisi istiadat, sandangan, berbicara, rumah, karya seni. Budaya Wayang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yang terkenal sebagai warisan budaya leluhur yang sarat akan nilai-nilai serta filosopi kehidupan manusia dengan berbagai karakter yang digambarkan dengan sejarah wayang sejak zaman kerajaan mataram kuno. Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran merupakan kampong wayang, dengan kecintaannya masyarakat terhadap warisan leluhur, yakni wayang kulit yang mana sudah dikenal lama menjadi salah satu desa sebagai sentra produksi wayang yang merupakan produk unggulan dari wilayah wonogiri itu sendiri yang menetapkan wayang sebagai identitas daerahnya. Wayang tidak hanya menjadi produk budaya melainkan juga menjadi produk ekonomi masyarakat kepuhsari. Wayang juga bias di artikan ganda sebagai produk budaya dan seni dalam budaya karena filosofi wayang yang dituangkan saat pertunjukan wayang dengan nilai nilai kehidupan berbagai karakter wayang yang disisipkan. Selain produk budaya munculnya kelompok local seperti sanggar bermanfaat sebagai pelestarian nilai-nilai budaya dari wayang itu sendiri. Desa kepuhsari ditetapkan sebagai desa wisata dengan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan sebagai daya tarik pariwisata seperti kegiatan proses pembuatan wayang, mengenal karakter wayang, dan memahami filosopi wayang dari setiap kisah tokoh wayang yang mana itu masuk dalam paket wisata dari program desa wisata. Sosial menurut KBBI adalah hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum. Seni dan ekonomi menjadi denyut nadi bagi kehidupan masyarakatnya. Selain itu, munculnya kelompok lokal seperti sanggar kerajinan, memberi manfaat terhadap penggalian dan pelestarian nilai-nilai budaya daerah untuk memperkaya khasanah kebudayaan nasional. Dengan adanya desa wisata kepuhsari masyarakat desa kepuhsari secara ekonomi bertopang pada hasil produksi wayang serta kunjungan wisatawan local maupun mancanegara. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya pengakuan dari UNESCO desa kepuhsari sebagai desa wisata wayang yang sekaligus sebagai identitas kabupaten wonogiri. Dengan hal itu dampak secara tidak langsung tingkat urbanisasi di desa wisata kepuhsari berkurang karena hampir mayoritas warga desa kepuhsari berprofesi sebagai pengrajin dan seniman wayang. Selain itu untuk melestraikan budaya wayang masyarkat menularkan budaya wayang sejak dini mulai dari pembuatan ataupun pementasannya. Dengan melihat latar belakang seperti yang sudah di jelaskan makan penulis tertarik melakukan penelitian dengan Judul “ASPEK SOSIAL BUDAYA SEBAGAI POTENSI / DAYA TARIK UTAMA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN” WISATA DESA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh wayang sebagai daya tarik wisata desa kepuhsari kecamatan manyaran ? 2. Bagaimana kontribusi budaya wayang terhadap kegiatan social budaya desa kepuhsari kecamatan manyaran? C. Tujuan Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain : 1. Mengetahui pengaruh budaya wayang terhadap minat wisata desa kepuhsari kecamatan manyaran. 2. Mengetahui kontribusi yang dihasilkan dari adanya desa wisata terhadap kegiatan social budaya desa kepuhsari kecamatan manyaran D. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai syarat menempuh program serjana S-1 Geografi di fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Menyajikan informasi terkait kontrubusi yang dihasilkan dengan adanya desa wisata terhadap kegiatan social budaya desa kepuhsari kecamatan manyaran 3. Menjadi tolak ukur pengaruh budaya wayang terhadap pengaruh social budaya warga desa kepuhsari kecamatan manyaran E. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya 1.5.1 Telaah Pustaka Geografi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan kausal genjala-genjala muka bumi dan pariwisatapariwisata yang terjadi di muka bumi baik yang fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahanya melalui pendekatan holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi, dan sistem serta historis untuk mendeskripsikan dan menganalisis, struktur, pola, fungsi dan proses interelasi, interaksi, interpendensi, dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala dari kehidupanya manusia dalam kegiatan dengan keadaan lingkunganya di permukaan bumi. (Alfandi, 2001). a. Pariwisata Pariwisata pada hakekatnya perjalanan yang dilakukan oleh seseorang suatu tempat untuk bertujuan bersenangsenang atau hanya sekedar refresing. Pariwisata sebagai saling berhubungannya mengadakan perjalanan dan tinggal untuk sementara di tempat tujuan dengan maksud untuk mengisi waktu luang atau rekreasi. Berdasarkan pengertian diatas maka dalam pariwisata mengandung unsur orang sebagai pelaku, perjalanan, waktu atau lamanya meninggalkan tempat asal, tujuan dan maksud, daerah tujuan yang mempunyai daya tarik (Soebagyo, 2012). b. Desa Wisata Menurut Nurhayati dan Wiendu (1993): Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa wisata biasanya memiliki kecenderungan kawasan pedesaan yang memiliki kekhasan dan daya tarik sebagai tujuan wisata. komponen penting sebagai kerangka dari desa wisata adalah adanya, objek, atraksi, akomodasi yang membentuk sebuah pelayanan atau servis, 3 hal ini akan menjadi daya tarik bagi wisatwan. Fasilitas dalam desa wisata juga sangat penting, akses, sarana dan prasarana dan transportasi adalah komponen fasilitas penting. Peran serta stakeholderjuga hal penting dalam membuat sebuah desa wisata. Pemerintah, akademisi, media, masyarakat dan liannya jika bekerjasama akan memudahkan proses pengembangan desa wisata. c. Wayang Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan”. Jika ditinjau dari arti filsafatnya, “wayang” dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia. Sifat-sifat yang dimaksud antara lain seperti watak angkara murka, kebajikan, serakah, dan lain sebagainya. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang dibantu oleh beberapa orang penabuh gamelan dan satu atau dua orang waranggana sebagai vokalisnya. Fungsi dalang di sini adalah mengatur jalannya pertunjukan secara keseluruhan. Dalang memimpin semua komponen pertunjukan untuk luluh dalam alur ceritera yang disajikan. Ragam Wayang Mengenai jenis wayang yang dikenal oleh masyarakat Jawa, ternyata ada beberapa jenis wayang, meliputi ; Wayang Kulit (Purwa), Wayang Klithik, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Orang dan Wayang Suket. Wayang Kulit. Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (seperti : kerbau, lembu, atau kambing). Wayang Kulit dipakai untuk memperagakan lakon-lakon atau kisah dari Babad Purwa, yaitu Mahabharata dan Ramayana. Oleh karena itu wayang kulit disebut juga dengan nama Wayang Purwa. Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit, disamping sebagai sarana hiburan, juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat, seperti : bersih desa, ruwatan dan lain-lain. d. Sosial Budaya Sosial Budaya terdiri dari 2 kata, yang pertama definisi sosial, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia milik W.J.S Poerwadarminta, sosial ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat). Sedangkan budaya dari kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya ialah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cipta, rasa dan karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu. Maka definisi sosial budaya itu sendiri adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk dan/atau dalam kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan bermasyarakat. 1.5.2 Penelitian Sebelumnya RIO Nur Desnanto(2013), melakukan penelitian berjudul “Analisis Potensi Wisata Alam Untuk Pengembangan wisata di Kabupaten Karanganyar” bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata alam di kabupaten karanganyar, mengetahui permasalahan yang menjadi kendala dalam keparawisataan alam Kabupaten Karanganyar dan menganalisis potensi obyek yang dapat dikembangkan pada obyek yang belum dikeloka. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah variasi tingkat potensi wisata alam yakni potensi tinngi, sedang dan rendah, potensi obyek wisata alam baik yang sudah dikelola maupun yang belum dikelola semua memiliki permasalahan yang menjadi kendala-kendala dalam melakukan pengembangan: dan obyek wisata yang belum dikelola serta berpotensi untuk dikembangkan yaitu Air Terjun Gumeng dan Tlogo Madirdo. Ardhianto Eko Prabowo(2014), Melakukan penelitian berjudul “ Analisis Potensi Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana dan Pantai Slamaran Indah Kota Pekolangan bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata dan program pemerintah dalam pengembangan parawisata di pantai Pasir Kencana dan Pantai Slamaran Indah, mengetahui factor-faktor yang menjadi kendala dalam pengemabangan pantai pasir kencana dan Pantai Slamaran indah serta mengetahui cara atau metode dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengembangan parawisata pantai pasir kencana dan pantai Slmaran indah. Metode yang digunakan adalah analisis data sekunder. Hasil dari penelitian adalah, pantai pasir kencana mempunyai potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pantai slamaran indah, dengan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan parawisata di Kota Pekalongan yaitu: menyediakan dan mengembangkan berbagai sarana penunjang parawisata yang dapat memberikan kenyamanan pada para wisatawan, memperbaiki aksebilitas menuju obyek wisata, meningkatkan, kapasitas sumber daya manusia(SDM) dalam meningkatkan promosi produk obyek wisata pantai di Kota Pekalogan. Riska Dian Arifiana(2015), melakukan penelitian berjudul” Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Kota Semarang” bertujuan untuk mengetahui tingkat potensi internal dan eksternal obyek wisata alam di Kabupaten Semarang, mengetahui arah pengembangan berdasarkan tingkat potensi dan mengetahui permasalahan yang menjadi kendala dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini adalah, pertama obyek wisata alam di kabupaten semarang memiliki potensi untuk dikembangkan, namun terdapat kendala karena rendahnya potensi eksternal hamper sama semua obyek wisata, sehingga obyek wisata alam di Kabupaten Semarang kurang begitu diminati. Kedua, arah pengembangan obyek wisata di Kabupaten Semarang adalah dengan membangun obyek wisata. Tabel 1. 2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya Nama Judul Peneliti Penelitian Tujuan Metode - Mengetahui Rio Nur Analisis Desnanto Potensi Potensiobyek (2013) Obyek wisata Wisata Alam Kab. untuk Anyar pengembanga Hasil Analisis data - Klasifikasi sekunder obyek potensi wisata alam alam terbagi menjadi tiga, Karang yaitu tinggi,sedangg, dan rendah - Mengetahui - Potensi alam yang n Wisata permasalahanya sudah maupun belum Kabupaten ng dikelola mempunyai Karanganyar kendala masalah yang menjadi - Menganalisis potensi obyek yang dapat menjadikan kendala dalam pengembangan - dikembangkan Obyek wisata yang belum dikelola adalah Air Terjun Gumeng dan Tlogo Madiro Ardhianto Analisis Mengetahui -Analisis -Pantai pasir kencana Eko Potensi Potensi obyek data mempunyai potensi Prabowo Obyek wisata di Pantai sekunder yang lebih tinggi di (2014) Wisata Pantai Pasir Kencana bandingkan Pantai pasir dan Pantai Slamaran Indah Kencana dan Slamaran Indah -Langkah yang harus Pantai -Mengetahui dilakukan dalam Slamaran permasalahan pengembangan antara yang menjadi lain menyediakan dan Indah Kota kendala dalam mengembangankan Pekalongan pengembangan serana penunjang yang kepariwisataan dapat memberikan kenyamanan pada wisatawan, meningkatkan SDM, mengembangkan kelembagaan yang mendukung pembangunan obyek wisata pantai Riska Dian -Analisis -Mengetahui -Analisis -Arah pengembangan Arifiana Potensi Klasifikasi data obyek wisata di kab. (2015) Obyek potensi obyek sekeunder Semarang adalah Wisata Alam wisata Kab. dan observasi dengan membangun di Kab. Semarang lapangan. obyek wisata restonasi Semarang -Mengetahui dan perhotelan permasalahan -Mengoptimalkan jalur yang menjadi wisata yang telah ada kendala dalam untuk membangun pembangunan paket wisata serta kepariwisataan di mengoptimalkan Kab. Semarang potensi eksternal obyek wisata alam Kab. Semarang Rahmat Tri -Analisis - Mengetahui -Analisis Oktapian Pengembanga potensi obyek data (2018) n Potensi wisata di Sekunder dan Obyek wisata Kec.pasar manna Obeservasi di Kecamatan -Mengetahui arah Lapangan Pasar Manna pengembangan Kabupaten potensi obyek daya Tarik wisata Bengkulu pantai dan taman Selatan rekreasi di kecamatan Pasar Manna. G. Kerangka Penelitian BAB II METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian, populasi/objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen bahan penelitian dan teknik pengolahan dan analisa data. 2.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi lapangan. Metode observasi dilakukan pengamatan langsung dilapangan untuk melihat kualitas keadaan objek wisata, kondisi objek wisata, dukungan pengembangan objek, sarana prasarana objek wisata, dan aksesibilitas objek. Data sekunder yang di pakai merupakan data yang sudah di sediakan oleh instansi terkait atau dari data hasil pencatatan instasional. 2.3 Teknik Pengambilan Sampel Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling artinya pemilihan responden penelitian disesuaikan dengan maksud yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan. Pemilihan responden di Desa kepuhsari kecamatan manyaran juga dilakukan menurut hari tertentu yang ramai dikunjungi ketika adanya event kesenian. I. Batasan Operasional 1. Observasi Observasi dalam lapangan bertujuan untuk mengetahui suatu kondisi desa wisata yang menjadi obyek penelitian. Kondisi tersebut antara lain; kondisi social budaya, perekoniomian warga , dan aksebilitas menuju lokasi obyek wisata dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan. 2.5 Instrumen Bahan Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar Observasi lapangan b. Wawancara c. Camera d. Alat Tulis e. Laptop f. GPS Essential DAFTAR PUSTAKA