Uploaded by rindahernis

Laporan Steril 5 (salep mata) - Rinda Hernis - 1701125

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI STERIL
“Pengolahan dan Pengemasan Sediaan Salep Mata”
Oleh:
Nama
: Rinda Hernis
Nim
: 1701125
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 28 Desember 2020
Nama Asdos
: 1. Dhea Ananda, S.Farm
2. Nabila Nada Islami, S.Farm
3. Nina Rishanti, S.Farm
Nama Dosen
: Apt. Wildan Khairi Muhtadi, M.Pharm. Sci
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2021
OBJEK V
Pengolahan dan Pengemasan Sediaan Salep Mata
I.
Tujuan Praktikum
Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterlisasi sediaan salep mata.
II.
RESEP
R/ Oxytetracycline HCl 1%
Mf ungt opth 5 g
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok.
Berbeda dengan salep dermatologi, salep mata harus steril. Salep mata harus memenuhi uji
sterilitas sebagaimana tertera pada kompendia resmi. Jadi, salep mata dapatdiartikan sebagai
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
ataupun selaput lendir pada bagian mata atau sekitarnya,dimana bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang sesuai. Menurut farmakope, dasar salep yang
digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Dasar salep hidrokarbon
2. Dasar salep serap
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
4. Dasar salep larut dalam air
IV.
Sifat Fisika Kimia Bahan yang Digunakan
1.
Oxytetracycline HCl 1%
Pemerian
: Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, rasa pahit higroskopik. Dipengaruhi
oleh cahaya matahari kuat atau suhu lebih dari 90℃, pada udara lembab
warna berubah menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH kurang dari 2,
potensi turun, cepat rusak oleh pengaruh larutan alkali hidroksida.
Kelarutan
: Tidak larut dalam kloroform, dan dalam eter, sukar larut dalam etanol mutlak, agak
sukar larut dalam etanol dan methanol, mudah larut dalam air tetapi terhidrolisa
menjadi hablur oksitetrasiklin dan hidrokloridaStabilitas
: Dipengaruhi oleh
cahaya
Penyimpanan
: Wadah dalam tertutup rapat dan tidak tembus cahaya. Oksitetrasiklin rusak pada
suhu 180℃.
Khasiat
: Obat ini efektif untuk trakoma dan infeksi lain pada mata oleh kuman gram positif
dan gram negatif yang sensitif
2.
Adeps lanae atau Lanolin
Pemerian
: Massa
seperti lemak, lengket, warna kuning dan bau khas.
Kelarutan
: Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter dan dalam kloroform
3.
Ph
: 2 atau 3
Titik Lebur
: Antara 380C sampai 44℃
Penyimpanan
: Wadah dalam tertutup baik dan dalam suhu kamar
Khasiat
: Zat tambahan
Paraffin Liquidum (Handbook of Pharmaceutical Excipients)
Pemerian
: Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berfluoresensi, tidak berasa
dan tidak berbau ketika dingin dan berbau ketika dipanaskan.
Kelarutan
: Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut dalam jenis minyak
lemak hangat.
4.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk
Stabilitas
: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.
Vaselin flavum
Pemerian
: Berwarna kuning hingga kuning pucat, bermassa ringan, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan
: Tidak larut dalam aseton, ehanol panas dan digin, gliserin serta air; Larut
dalam benzene, karbon disulfit, kloroform, eter, heksane, dan minyak volatile
V.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi
: Emollient, Basis Ointment
PERENCANAAN
a.
Komposisi
Tiap 5 g mengandung :
b.

Oxytetracycline

Liquid Parafin

Adeps Lanae

Vaselin Kuning
Pembawa
Lemak
c.
Kemasan primer
Tube
d.
e.
No
VI.
Bahan yang diperlukan

Oxytetracycline HCl 1%

Liquid Parafin 10 %

Adeps Lanae 10 % •

Vaselin Kuning 80 %
Peralatan yang digunakan
Nama alat
Jumlah
Metode sterilisasi
1
Cawan penguap
3
Flambeer
2
Batang pengaduk
1
Flambeer
3
Kaca arloji
1
Flambeer
4
Kertas saring
1
Autoclave
5
Mortin dan stanfer
1 set
Dibakar dengan etanol 96%
6
Tube salep mata
1
Direndam dengan etanol 96 %
7
Tutup tube
1
Direndam dengan etanol 96 %
8
Spatula logam
1
Flambeer
Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat
 Jumlah sediaan yang akan dibuat 10 tube, tiap tube seberat 5 gram
Paraf
2. Jumlah bahan yang diperlukan

Oxytetrasiklin HCl = 1/100 × 5 gram = 0,05 gram/tube Maka, 0,05 gram × 10 tube = 0,5
gram

Berat basis salep: 50 g – 0,5 g = 49,5 g
Dilebihkan 20 % : 20/100 x 49,5 g = 9,9 g + 49,5 g = 59,4 g

Paraffin liq: 10/100 x 59,4 g = 5,94 g

Adeps lanae: 10/100 x 59,4 g = 5,94 g

Vaselin kuning: 80/100 x 59,4 g = 47,52 g
3. Perhitungan tonisitas
 Tidak ada perhitungan tonisitas pada pembuatan salep mata
VII.
PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan
Untuk 10 tube :
1. Disiapkan alat, wadah dan bahan yang diperlukan
2. Lakukan Sterilisasi :
a) Semua alat dan wadah dicuci bersih, dibilas dengan aquadest, dan dikeringkan.
b) Bagian mulut gelas kimia ditutup dengan perkamen.
c) Dilakukan sterilisasi dengan cara:
• Gelas kimia 50 ml, Mortir & stamper, Cawan penguap, Spatel, Kaca arloji, Batang
pengaduk, Pipet kaca, Pinset disterilisasi menggunakan Oven, 170ºC, selama 1 jam.
• Karet pipet, Tutup tube didesinfeksi dengan cara direndam dalam Alkohol 70%
selama 24 jam.
d) Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukan ke dalam white area melalui
transfer box.
3. Timbang 500 mg oxytetrasikline HCl dengan kaca arloji
4. Timbang Adeps lanae, Parafin cair, Vaselin flavum dengan cawan penguap.
5. Lelehkan Adeps lanae, Parafin cair, dan Vaselin flavum dalam oven 150℃ selama 15 menit
dengan mortar yang sudah dilapisi kassa untuk menyaring.
6. Setelah meleleh, saring basis dengan menggulung kassa menggunakan pinset, turunkan
cairan dengan cara memeras kassa dengan cepat. Angkat kassa dari basis.
7. Tunggu basis sedikit membeku, sterilkan basis didalam mortar dengan pemanasan pada
suhu 150 oC selama 30 menit.
8. Setelah basis steril, kemudian timbang basis sebanyak 59,4 gram lalu gerus hingga
homogen. Diamkan basis hingga mengeras dan dingin
9. Masukkan alat dan bahan yang telah disterilisasi melalui pass box
10. Pencampuran dilakukan di bawah LAF
11. Tambahkan oxytetrasiklin HCl ke dalam basis salep yang telah dingin, digerus halus, aduk
homogeny
12. Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g per tube) menggunakan perkamen.
13. Tutup tube bagian depan terlebih dahulu lalu lipat bagian belakang tube dengan pinset
steril (2-3 kali gulungan, besar gulungan masing-masing tidak lebih dari 0,5 cm). Pastikan
tidak ada udara, usahakan tidak mendorong bagian isi.
14. Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke ruang evaluasi melalui transfer box.
15. Lakukan evaluasi sediaan.
16. Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri etiket dan label
VIII.
PENGEMASAN
a.
Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda

Dikerjakan diruangan grey area yang merupakan ruangan untuk memproses sediaan yang
sudah tertutup rapat, misalnya untuk kegiaatan seperti sterilisasi akhir (proses sterilisasi
ketika sediaan obat sudah di capping atau sudah dalam keadaan tertutup rapat) dan
pengemasan sediaan dalam kemasan primer ke kemasan sekunder.

Grey area digunakan untuk sediaan yang telah berada dalam wadah primer sehingga tidak
ada kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar.
b.
Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada bagian ini
Oxyline ®
Salep mata Oxytetracycline HCl 1%
Komposisi :
Tiap 5 gram mengandung Oxytetracycline HCl 1%
Farmakologi :
Oksitetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal ini dilakukan
dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S hingga mencegah terbentuknya amino asetil
RNA. Antibiotik ini dilaporkan juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg.
Indikasi:
Infeksi superfisial mata oleh mikroba yang peka terhadap obat lain.
Aturan pakai :
Untuk mengatasi konjungtivitis, oleskan salep mata pada konjungtiva di kelopak mata bagian
bawah (kantung mata) sebanyak 2–4 kali sehari.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Interaksi Obat
Penurunan efektivitas obat dari obat antikoagulan ; Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi
ginjal jika digunakan bersama obat diuretik ; Peningkatan risiko terjadinya benign intracranial
hypertension jika digunakan bersama obat retinoid
Efek samping:
Kadang-kadang terjadi iritasi lokal dan reaksi hipersensitif
Peringatan dan perhatian
Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan hindari menggunakan lensa kontak saat menggunakan
obat ini.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-25Oc ,terlindung dari cahaya
Kemasan :
Tube @5gram
No.Reg:DKL2100812531A1
HARUS DENGAN RESER DOKTER
Diproduksi oleh :
PT. RINDAH FARMA
PEKANBARU - INDONESIA
Soal Latihan
1. Sebutkan contoh-contoh dasar salep mata lain berdasarkan buku Martindale Extra
Pharmacopoeia
2. Berikan contoh sediaan dipasaran dari salep mata yang mengandung chloramphenicol dengan
kadar selain 10 mg/g salep mata
3. Mengapa salep mata chloramphenicol tidak perlu penambahan bahan
Tuliskan jawaban anda
1. Parrafin liquidum ad 10
Adepslanae ad 10
Vaselinflava ad 80
2. Ikamicetin 2%
Trifamycetin 2%
Bufacetin
3. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas yang dapat mengatasi konjungtivitis akut
pada mata, yang memiliki aktivitas bakteriostatik yang efektif terhadap berbagai organisme
gram positif dan gram negative
IX.
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK
Catatan Pengolahan Bets
Nama Perusahaan
: PT. RINDAH FARMA
Kode
Nama
Nomor
produk :
Produk :
Bets :
RHG
Oxyline®
1040127
Besar Bets
281221
1.
Bentuk
Kemasan Tgl :
28 Des 20
Salep
Tube
Mulai jam :
14.00
Komposisi :
-
Oxytetrasikline HCl
1 bets = 10 tube , mengandung :
-
Oxytetrasikline HCl 0,5 gram
-
Paraffin cair
5,94 gram
-
Adeps lanae
5,94 gram
-
Vaseline flavum 47,52 gram
2. Spesifikasi
a. Pemerian sediaan

Salep berwarna kuning muda

Steril

Tidak mengandung pengotor atau bebas dari kontaminasi mikroba
b. Bahan-bahan

Oxytetrasiklin HCl

Paraffin cair

Adeps lanae

Vaseline flavum
c. Kemasan primer

tube @5 gram
3.
Penimbangan
No
Nama bahan
Jumlah
yang Jumlah
dibutuhkan
ditimbang
1.
Oxytetrasikline HCl
0,5 gram
0,5 gram
2.
Paraffin liq
5,94 gram
5,94 gram
3.
Adeps lanae
5,94 gram
5,94 gram
5.
Vaseline flavum
47,52 Ml
47,52 mL
Paraf
4. Peralatan
No
Nama alat
Jumlah
Metode sterilisasi
1
Cawan penguap
3
Flambeer
2
Batang pengaduk
1
Flambeer
3
Kaca arloji
1
Flambeer
4
Kertas saring
1
Autoclave
5
Mortin dan stanfer
1 set
Dibakar dengan etanol 96%
6
Tube salep mata
1
Direndam dengan etanol 96 %
7
Tutup tube
1
Direndam dengan etanol 96 %
8
Spatula logam
1
Flambeer
paraf
5. Pengolahan
Ruang
Black area
Prosedur
1.
Paraf
Disiapkan alat, wadah dan bahan yang
diperlukan
Grey area
2.
Lakukan Sterilisasi :
a) Semua alat dan wadah dicuci bersih,
dibilas dengan aquadest, dan dikeringkan.
b) Bagian mulut gelas kimia ditutup dengan
perkamen.
c) Dilakukan sterilisasi dengan cara:
•
Gelas kimia 50 ml, Mortir &
stamper, Cawan penguap, Spatel,
Kaca arloji, Batang pengaduk, Pipet
kaca,
Pinset
disterilisasi
menggunakan Oven, 170ºC, selama
1 jam.
•
Karet pipet, Tutup tube didesinfeksi
dengan cara direndam dalam
Alkohol 70% selama 24 jam.
d) Setelah disterilisasi, semua alat dan
wadah dimasukan ke dalam white area
melalui transfer box
White area
3. Timbang 500 mg Kloramfenikol dengan kaca
arloji
White area
4.
Timbang Adeps lanae; Parafin cair; Vaselin
flavum dengan cawan penguap.
Lelehkan Adeps lanae; Parafin cair; dan
White area
5. Vaselin flavum dalam oven 150 oC selama 15
menit dengan mortar yang sudah dilapisi kassa
untuk menyaring.
6. Setelah
White area
meleleh,
menggulung
saring
kassa
basis
menggunakan
dengan
pinset,
turunkan cairan dengan cara memeras kassa
dengan cepat. Angkat kassa dari basis.
White area
7. Tunggu basis sedikit membeku, sterilkan basis
didalam mortar dengan pemanasan pada suhu
150 oC selama 30 menit.
8. Setelah basis steril, kemudian timbang basis
White area
White area
sebanyak 24,75 g lalu gerus hingga homogen.
Diamkan basis hingga mengeras dan dingin
9. Masukkan
telah
alat
dan
bahan
yang
disterilisasi melalui pass box
White area
10. Pencampuran dilakukan di bawah LAF
11. Tambahkan Kloramfenikol ke dalam basis salep
yang telah dingin, digerus halus, aduk homogen
White area
12. Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g per
tube) menggunakan perkamen.
13. Tutup tube bagian depan terlebih dahulu lalu
lipat bagian belakang tube dengan pinset steril
Grey area
(2-3
kali
gulungan,
besar
gulungan
masingmasing tidak lebih dari 0,5 cm). Pastikan
Grey area
tidak ada udara, usahakan tidak mendorong
bagian isi.
14. Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke ruang
evaluasi melalui transfer box.
15. Lakukan evaluasi sediaan.
Black area
Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri etiket dan
label.
6. Pengisian kedalam kemasan primer
Salep yang telah siap dimasukkan kedalam tube 5 g dengan
menggunakan kertas perkamn yang telah dibasahi dengan
paraffin liq lalu dimasukkan kedalam tube melalui ujung
badan tube. Tutup tube dengan pinset.
7. Sterilisasi
8. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Hasil teoritis : 99,5
% Hasil nyata :
99,5 % Deviasi :
99,5%
Batas hasil : 97,0 -100,5%
Pengawas pengolahan
Manajer produksi
Tgl : 28 Desember
Tanggal : 28 Desember
2020
2020
X.
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK
CATATAN PENGEMASAN BETS
Nama Perusahaan
: PT. RINDAH FARMA
Prosedur/catatan No
:5
Kode
Nama
Nomor
Besar
produksi
produk
bets
bets
RHG
Oxyline®
1040127
Bentuk
Kemasan
Tanggal :
28 Des 20
Larutan
231120
Botol
Mulai jam :
Tetes
14.00
Mata
Selesai jam :
17.00
Pengemasan dan Penandaan
1. Penandaan pada kemasan primer :
Oxyline ®
Salep mata Oxytetracycline HCl 1%
Komposisi :
Tiap 5 gram mengandung Oxytetracycline 1%
Indikasi:
Infeksi superfisial mata oleh mikroba yang peka terhadap obat lain
Aturan pakai :
Untuk mengatasi konjungtivitis, oleskan salep mata pada konjungtiva di kelopak mata bagian bawah
(kantung mata) sebanyak 2–4 kali sehari
Simpan obat di temperatur ruangan(25-30°C ), jauh dari panas dan cahaya langsung. Jangan
membekukan obat kecuali diperlukan oleh brosur kemasan. Jauhkan obat dari anak-anak
No.Batch : 1030125
Mfg.Date: 03 JANUARI 2021
Exp.Date : 03 JANUARI 2023
No.Reg : DKL2100812531A1
Harus dengan resep dokter
Diproduksi oleh :
PT. RINDAH FARMA
PEKANBARU - INDONESIA
2. Penandaan pada dus
3. Penyiapan brosur :
Oxyline ®
Salep mata Oxytetracycline HCl 1%
Komposisi :
Tiap 5 gram mengandung Oxytetracycline HCl 1%
Farmakologi :
Oksitetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal ini dilakukan
dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S hingga mencegah terbentuknya amino asetil
RNA. Antibiotik ini dilaporkan juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg.
Indikasi:
Infeksi superfisial mata oleh mikroba yang peka terhadap obat lain.
Aturan pakai :
Untuk mengatasi konjungtivitis, oleskan salep mata pada konjungtiva di kelopak mata bagian
bawah (kantung mata) sebanyak 2–4 kali sehari.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Interaksi Obat
Penurunan efektivitas obat dari obat antikoagulan ; Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi
ginjal jika digunakan bersama obat diuretik ; Peningkatan risiko terjadinya benign intracranial
hypertension jika digunakan bersama obat retinoid
Efek samping:
Kadang-kadang terjadi iritasi lokal dan reaksi hipersensitif
Peringatan dan perhatian
Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan hindari menggunakan lensa kontak saat menggunakan
obat ini.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-25Oc ,terlindung dari cahaya
Kemasan :
Tube @5gram
No.Reg:DKL2100812531A1
HARUS DENGAN RESER DOKTER
Diproduksi oleh :
PT. RINDAH FARMA
PEKANBARU - INDONESIA
4. Pengemasan akhir :
 Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur kedalam dus
lipat
 Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
 Tandai master box dengan label luar
 Tandai palet dengan label karantina
Hasil teoritis
:
Hasil nyata
:
% dari hasil teoritis :
Batas hasil 99,5% - 100% dari hasil teoritis
Jika hasil nyata di luar batas tersebut diatas, lakukan “penyelidikan” terhadap
kegagalan dan berikan penjelasan
IX.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini membahas tentang pengolahan dan
pengemasan sediaan salep mata dimana zat aktif yang digunakan yaitu
oxytetracycline. Oculenta atau yang biasa disebut salep mata, adalah sediaan
setengah padat. Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada
pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari
bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi syarat uji sterilitas. Perlu diketahui bahwa Syarat oculenta atau
salep mata seperti tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar, dasar salep
tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar
dengan perantaraan air mata, obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan,
salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril.
Oksitetrasiklin adalah turunan dari tetrasiklin yang berspektrum luas.
Tetrasiklin dapat digunakan pada infeksi bakteri gram negatif dan gram positif
Oksitetrasiklin dihidrat atau Oksitetrasiklin HCl biasa digunakan ditablet,
kapsul, dan injeksi. Sedangkan Oksitetrasiklin garam kalsium digunakan
untuk suspense oral, akan ketiga jenis Oksitetrasiklin ini dapat digunakan
secara topikal (Sweetman. 2009: 313). Oksitetrasiklin dihidrat dan
Oksitetrasiklin HCl memiliki dosis 269,8 mg dan Oksitetrasiklin kalsium
260,3 mg setara dengan 250 mg Oksitetrasiklin. Oksitetrasiklin dan garamnya
dapat digunakan secara topikal dan sering dikombinasi dengan obat lain
contoh sediaannya seperti tetes mata dan tetes telinga, salep, krim,dan semprot
(Sweetman. 2009: 313). Obat mata (optalmika) adalah tetes mata (ocula
guttae), salep mata (oculenta), pencuci mata (collyria) dan beberapa bentuk
pemakaian khusus. Obat mata sebagai efek diagnostik dan terapeutik lokal,
obat mata harus dibuat secara steril karena lapisan luar mata terdisri atas
kornea yang tidak diliputi pembuluh darah, sehingga jika terkena infeksi maka
tidak ada daya penangkisannya. (Rahman. 2009: 212).
Oxytetracycline adalah antibiotik spektrum luas, aktif melawan
berbagai macam bakteri. Akan tetapi, beberapa jenis bakteri telah
mengembangkan resistansi terhadap antibiotik ini, yang telah mengurangi
keefektifannya untuk mengobati beberapa jenis infeksi. Oxytetracycline masih
digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia
(misalnya, psittacosis infeksi dada, infeksi mata trachoma, dan infeksi genital
urethritis) dan infeksi yang disebabkan oleh organisme Mycoplasma
(misalnya, pneumonia). Oxytetracycline juga digunakan untuk mengobati
jerawat, karena aktivitasnya melawan bakteri pada kulit yang mempengaruhi
perkembangan jerawat (Cutibacterium acnes). Ini digunakan untuk mengobati
serangan bronkitis kronis, karena aktivitasnya melawan bakteri yang biasanya
bertanggung jawab, Haemophilus influenzae. Oxytetracycline juga dapat
digunakan untuk mengobati infeksi langka lainnya, seperti yang disebabkan
oleh sekelompok mikro-organisme yang disebut rickettsiae (misalnya demam
berbintik Rocky Mountain). Untuk memastikan bakteri penyebab infeksi
rentan terhadapnya, sampel jaringan biasanya diambil, misalnya usapan dari
area yang terinfeksi, atau sampel urin atau darah
Obat mata Oksitetrasiklin HCl menggunakan pelarut minyak, karena
memiliki waktu kontak yang panjang pada kornea (Lukas. 2011: 135). Alasan
Penambahan Bahan :
1. Oksitetrasiklin
Oksitetrasiklin adalah turunan dari tetrasiklin yang berspektrum luas.
Tetrasiklin dapat digunakan pada infeksi bakteri gram negatif dan gram
positif Oksitetrasiklin dihidrat atau Oksitetrasiklin HCl biasa digunakan
ditablet, kapsul, dan injeksi. Sedangkan Oksitetrasiklin garam kalsium
digunakan untuk suspense oral, akan ketiga jenis Oksitetrasiklin ini dapat
digunakan secara topical (Sweetman. 2009: 313). Tetrasiklin mempunyai
mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin
hidroklorida,(C22H24N2O8.HCl), per mg di hitung terhadap zat anhidrat
(Mycek. 2009: 344).
2. Paraffin Liquid
Paraffin liquid campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan diperoreh
dari minyak bumi, tidak berwarna atau putih atau kurang lebih massa yang
tembus cahaya yang dapat digunakan untuk membuat keras atau kaku
dasar salep setengah padat yang berlemak (Ansel. 2008. 503). Paraffin cair
digunakan sebagai zat tambahan untuk sediaan topikal dengan konsentrasi
3,0-60,0 % (Rowe. 2009: 446). Paraffin jika digunakan 10 % dari vaselin
kuning dapat digantikan dengan paraffin cair untuk menghasilkan salep
lembut (Jenkins. 1957: 342).
3. Vaselin flavum
Vaselin flavum basis salep digunakan yaitu, liquid paraffin 1 bagian; vas
flavum 1 bagian; paraffin kuning 8 bagian. Disterilkan dengan suhu 160ºC
selama 2 jam (Lukas. 2011: 136). Vaselin digunakan umumnya dalam
formulasi sediaan topikal sebagai emolient basis salep konsentrasi hingga
100 % (Rowe. 2009: 331). Petrolatum merupakan campuran murni yang
mengandung
hidrokarbon
setengah
padat,
penggunaan
tambahan
petrolaktom digabung minyak mineral sehingga diperoleh petrolatum
murni dari penggolongan ini menyebabkan hilangnya antioksidan secara
alami, sehingga perlu ditambahkan α- tokoferol atau antioksidan lainnya
(Gennaro. 2000: 1310). Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi
mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap
mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi
penyimpanan yang tepat (Depkes RI, 1995). Dasar salep yang
dimanfaatkan untuk salep mata harus memiliki titik lebur atau titik
melumer mendekati suhu tubuh, tidak menimbulkan alergi, serta tidak
bersifat hidrofilik sehingga tidak mudah tercuci oleh air mata.
X.
Kesimpulan
1. Praktikum kali ini dilakukan pembuatan salep mata
2. Pada praktikum ini memakai zat aktif oxytetrasiklin HCl dimana indikasi nya
sebagai obat konjungtiva.
3. Basis salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi
obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka
waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat.
4. Pembuatan salep mata harus berlangsung pada kondisi aseptik untuk
menjamin kemurnian mikrobiologi yang disyaratkan.
XI.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia Edisi
III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia Edisi
IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Wade, Ainley and Paul J Weller.Handbook of Pharmaceutical excipients.Ed
II.1994.London; The Pharmaceutical Press.
KemenKes., 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia. Volume 1 & 2.
London: The British Pharmacopoeia Commission.
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,
Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation
Download