PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID -19 Nora Deselia Saragih SD NEGERI 158468 LUMUT 5 Email : [email protected] ABSTRAK PENDAHULUAN Saat ini, Corona Virus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan covid-19 menjadi pembicaraan hangat di belahan bumi mana pun. Penyakit ini disebabkan oleh korona virus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat sebagai provinsi paling terpapar virus corona di Indonesia. Sampai tanggal 9 November 2020, Indonesia telah melaporkan 440.569 kasus positif menempati peringkat pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 14.689 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala COVID-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 372.266 orang telah sembuh, menyisakan 53.614 kasus yang sedang dirawat (https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Indonesia). Seluruh dunia kini disibukkan dengan berbagai upaya pencegahan Covid-19 untuk menahan lonjakan pasien positif karena hingga saat ini masih belum ditemukan obat ataupun vaksinnya. Dengan adanya virus Covid-19 pemerintah membuat beberapa kebijakan untuk menghentikan penyebaran wabah ini, seperti melakukan lockdown di daerah yang sudah termasuk ke dalam zona merah penyebaran virus, atau physical quarantine untuk menghindari virus secara kontak fisik. Pemerintah Republik Indonesia juga menerbitkan berbagai protokol kesehatan. Protokol tersebut dilaksanakan di seluruh indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementrian Kesehatan RI (2020). Banyaknya jumlah kasus positif Covid-19 berdampak pada banyak hal. bukan hanya pada dunia ekonomi, tetapi dirasakan pula oleh dunia pendidikan. Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan belajar di rumah, dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba, tidak jarang membuat pendidik, siswa, mahasiswa dan orang tua kaget karena tidak siap. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya diluar rumah. Demikian juga dengan psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara kehidupan sosial terpapar sakit karena covid-19. Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim telah menganjurkan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (secara online),dengan tujuan mencegah meluasnya covid-19. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Namun pembelajaran secara daring(online) ini tidak bisa dilaksanakan secara baik karena banyaknya kendala yang dialami oleh masing-masing daerah, terutama daerah terpencil yang belum terjangkau akses jaringan internet. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia mulai pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem pembelajaran yang awalnya belajar secara tatap muka kini semua pembelajaran dilakukan secara daring (online) orang tua dan anak didik merubah proses pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh dikarenakan sulitnya waktu, lokasi dan jarak di masa pandemic ini. Pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka langsung selama pandemic covid-19. Ini memberikan tantangan kepada semua elemen dan jenjang pendidikan untuk mempertahankan kelas tetap aktif meskipun sekolah telah ditutup. Teknologi informasi dianggap menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan di masa pandemi saat ini untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan proses pembelajaran daring (dengan menggunakan akses internet). Ini didukung dengan perkembangan teknologi yang tidak terbatas pada revolusi industry 4.0 saat ini yang berpengaruuh signifikan untuk menopang keperluan pendidikan. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017). Namun pembelajaran secara daring (online) tidak bias terlaksana secara baik karena banyaknya kendala yang dialami oleh masing-masing daerah, terutama daerah terpencil. Akses internet yang ada pada saat ini masih lebih dominan di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan. Akibatnya untuk melakukan pembelajaran online tidak dapat dilakukan secara maksimal. Murid yang belum mengerti menggunakan teknologi (gagap teknologi) dan merupakan masalah yang di alami oleh siswa yang ada di pedesaan, alasan utamanya karena ketinggalan informasi dan pengetahuanj tentang teknologi digital saat ini. Selanjutnya juga murid yang tidak memiliki handphone karena keterbatasan ekonomi. Dengan munculnya Covid-19, banyak orang tua yang mengusahakan handphone untuk anak agar anak dapat mengikuti pembelajaran online tersebut, dan merasa sangat kesusahan untuk menyesuaikan. Untuk menyikapi permasalahan yang berada di daerah pedesaan dan terpencil, beberapa sekolah terpaksa meninggalkan kebijakan pemerintah, dikarenakan ketidakmampuan peserta didik menghadapi pembelajaran secara daring (online). Kebijakan yang digunakan adalah dengan menerapkan system belajar luring dengan tetap memperhatikan dan melaksanakan protocol kesehatan. Pembelajaran luring merupakan system pembelajaran yang memerlukan tatap muka. Menurut KBBI Kemendikbud, luring adalah akronim dari luar jaringan, atau terputus dari computer dan jaringan internet. KESIMPULAN Pandemi covid-19 sangat memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia mulai dari tngkat dasar hingga perguruan tinggi. Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran online, dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan berbagai aplikasi belajar. Namun kebijakan ini tidak dapat berjalan dengan baik di pedesaan. Sulitnya akses internet dan tidak memiliki gadget menjadi masalah utama yang dihadapi siswa. Ditinjau dari berbagai aspek, jelas Covid-19 adalah musibah yang memberi dampak negatif kepada hampir semua sektor kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 juga memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk melek teknologi dan dengan pemberlakukan pembelajaran online ternyata menjadi pemicu percepatan proses transformasi digital pendidikan Indonesia. Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum berhasil membuat industri pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga sekolah dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi digital pendidikan Indonesia, Covid-19 atau Virus Corona justru memberikan dampak luar biasa terhadap transformasi digital menuju era pendidikan 4.0.