Uploaded by firmansyahhariwijaya

18105244010 Firmansyah Saeful H Analisis Pemanfaatan Media

advertisement
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP MATA KULIAH KAJIAN MEDIA PENDIDIKAN
Nama
: Firmansyah Saeful Hariwijaya
NIM
: 18105244010
Dosen Pengampu
: Drs.Sungkono, M.Pd.
Analisis pemanfaatan media pendidikan di lembaga sekolah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang diakukan oleh orang-orang yang diserahi
tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik yang mempunyai sifat dan tabiat sesuai
cita-cita pendidikan. Di era modern ini sistem pembelajaran semakin canggih oleh karena itu
guru harus selalu mengikuti zaman agar proses pembelajaran sesuai dengan kondisi yang
terjadi. Kecenderungan pembelajaran yang membosankan sering terjadi di dunia pendidikaan.
Hal tersebut terjadi karena cara penyampaian dari guru terlalu monoton sehingga murid merasa
bosan. Dampak dari terjadinya rasa bosan sangat berbahaya kaaren hasil dari proses
pembelajaran tidak akan maksimal.
Media pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam sistem pembelajaran. Media
pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar
menggunakan kata-kata (symbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hsil
pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:873), manfaat adalah guna, faedah. Sedangkan
pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Agar lebih optimal pemanfaatan
harus disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa. Menurut Agus S. Suryobroto (2001:
9), pemanfaatan media adalah penggunaan sumber-sumber belajar secara sistematis.
Keputusan untuk mencoba atau menggunakan sumber-sumber belajar harus memperhatikan
karakteristik siswa dan tujuan belajar. pemanfaatan ini membidangi tentang bagaiman secara
teori dan praktek suatu proses dan sumber belajar dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.
Kawasan pemanfaatan ini terdiri dari pemakaian media, penyebaran media, implementasi dan
pelembagaan serta kebijaksanaan dan peraturan. Dalam pemanfaatannya suatu media
pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran sehingga dapat membantu
kegiatan belajar siswa dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan guru dalam penyampaian
materi ajar.
Media pembelajaran diharapkan dapat memperjelas suatu materi pembelajaran sehingga
menjadi konkrit dan mudah dipahami siswa. Maka media pembelajaran dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik media yang akan digunakan sesuai dengan kemampuan siswa dan
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran menjadi efisien dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media adalah
penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai penunjang kelancaran belajar.
Penggunaan media pembelajaran sangat bervariasi karena media pembelajaara dapat
digunakan dimana saja sesuai kebutuhan. Penggunaan media pembelajaran harus sesuai
dengan kondisi dimana media tersebut digunakan, agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan maksimal sesuaai tujuan yang diharapkan. Dilihat dari variasi penggunaannya, media
pembelajaran dapat digunakan secara perseorangan, kelompok dan siswa dalam jumlah banyak
(masal). Media dapat digunakan oleh seseorang sendirian saja (individual learning), media
seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas sehingga orang dapat
melakukannya sendiri. Jadi dengan adanya petunjuk yang telah disediakan seseorang yang
akan menggunakan media tersebut dapat mengetahui dan mengerti cara-cara penggunaanya
beserta tujuan yang akan dicapai. Media jenis ini tidak efektiv karena jika seseorang
mengaalami kesulitan maka dia tidak dapat berdiskusi sehingga harus memecahkan masalah
itu sendiri tanpa bantuan orang lain. Media dapat digunakan secara berkelompok, media jenis
ini dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun besar. Dalam kelompok kecil
beraanggotakan 2 sampai 8 orang. Sedangkan dalm kelompok besar beranggotakan 9 sampai
40 orang. Keuntungan dari media ini yaitu dapat melakukan diskusi jika terdapat masalah yang
timbul. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu: Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras.
Hal ini perlu diperhatikan karena dalam berkelompok terdiri dari beberapa orang sehingga
suara yang dihasilkan media harus keras agar semua anggota dapat memahami materi yng
dipelajari. Gambar atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar. Gambar dan tulisan
ini berpengaruh karena jika tulisn dan gambar kecil maka anggota kelompok akan mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang dilihat. Perlu alat penyaji yang dapat memperkeras
suara dan membesarkan gambar. Alat penyaji ini perlu karena dapat memudahkan anggota
kelompok dalam memahami materi yang ada dalam media pembelajaran.
Media pembelajaran memilki banyak fungsi dalam proses pembelajaran, yaitu: pemusat
perhatian siswa, menggugah emosi siswa, membantu siswa memahami materi pembelajaran,
membuat pembelajaran menjadi lebih kongkret, mengurangi kemungkinan pembelajaran yang,
melulu berpusat pada guru, dan mengaktifkan respon siswa. Tujuan dari adanya media
pembelajaran, yaitu: (1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat
menurut sifat bahan ajar; (2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar; (3) Menumbuhkan
sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk
menggunakan atau mengoperasikan media tertentu; (4) Menciptakan situasi belajar yang tidak
dapat dilupakan peserta didik; (5) Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran; dan (6)
Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Analisis pelaksanaan, kendala dan pendukung pemanfaatan media online untuk
pembelajaran saat COVID 19
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan
pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan
Covid-19. Dari semua aspek yang menjadi tantangan saat ini, saya konsentrasi pada aspek
pendidikan, yang esensial untuk didiskusikan. Aspek pendidikan menjadi konsentrasi penulis,
karena telah berpuluh tahun bergelut di bidang ini dalam kapasitas sebagai peneliti, praktisi
hingga perumus kebijakan.
Tantangan Pembelajaran
Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa kita untuk melihat
kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di
bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19.
Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan
sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta
didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya. Sampai 1 April 2020, UNESCO
mencatat setidaknya 1,5 milyar anak usia sekolah yang terdamapk Covid 19 di 188 negara
termasuk 60 jutaan diantaranya ada di negara kita.
Semua negara terdampak telah berupaya membuat kebijakan terbaiknya dalam menjaga
kelanggengan layanan pendidkan. Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan nyata yang
harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan
daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3)
keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota,
(4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral.
Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan belajar
dari rumah, dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba, tidak jarang
membuat pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan semua orang yang berada dalam
rumah. Pembelajaran teknologi informasi memang sudah diberlakukan dalam beberapa tahun
terakhir dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, pembelajaran daring yang berlangsung
sebagai kejutan dari pandemi Covid-19, membuat kaget hampir di semua lini, dari
kabupaten/kota, provinsi, pusat bahkan dunia internasional.
Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah dituntut
untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah.
Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat.
Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Sementara,
orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas,
di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah
krisis.
Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang harus
mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal, secara teknis dan sistem belum semuanya
siap. Selama ini pembelajaran online hanya sebagai konsep, sebagai perangkat teknis, belum
sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal, pembelajaran online bukan
metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital, bukan pula membebani
siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara online harusnya
mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan,
menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah untuk menjadikan pembelajaran
online sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Ada beberapa langkah yang dapat
menjadi renungan bersama dalam perbaikan sistem pendidikan kita khususnya terkait
pembelajaran daring:
1. semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan
teknologi.
2. pemakaian teknologipun juga tidak asal-asalan, ada ilmu khusus agar pemanfaatan
teknologi dapat menjadi alat mewujudkan tujuan Pendidikan yakni teknologi
Pendidikan (TP).
3. pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua pembelajaran meskipun
hanya sebagai komplemen
4. guru harus punya perlengkapan pembelajaran online
5. ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah harus dijembatani
dengan kebijakan teknologi afirmasi untuk daerah yang kekurangan.
REFERENSI
Pangestu, B. A. (2017). Pemanfaatan media pembelajaran dalam pendidikan. Seminar
Nasional Pendidikan, 1(1), 121–126. Retrieved from http://ap.fip.um.ac.id/wpcontent/uploads/2017/12/Bayu-Aji-Pangestu.pdf
Francisco, A. R. L. (2013). Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan
Tepus Kabupaten Gunungkidul. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Yatimul Ainun. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang
Mendewasakan. Dalam https://www.timesindonesia.co.id/read/news/261667/pembelajaranonline-di-tengah-pandemi-covid19-tantangan-yang-mendewasakan. Diakses pada 23 Mei
2020
Download