Uploaded by User82123

0-BukuAngg-2

advertisement
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/326414055
ANGGARAN PERUSAHAAN
Book · July 2018
CITATIONS
READS
0
18,002
1 author:
Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
37 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project
All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 16 July 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
BUKU AJAR
ANGGARAN PERUSAHAAN
ANALISIS DAN APLIKASI
HERISPON, SE., M.Si
AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU
(AKBAR) PEKANBARU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU
(STIE RIAU) PEKANBARU
2015
Kepersembahkan karya ini buat :
Isteri ku Husnida
Dan ketiga anak-anak ku,
Addin Hafiz Kawirian, Taufiqul Dzakwananda, Salsabiila Mareva
2
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Kata Pengantar
Berkat petunjuk dan hidayah Allah Swt, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini
dengan judul “Anggaran Perusahaan Analisis dan Aplikasi”, yang mana Anggaran
Perusahaan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian
(MKK) yang diajarkan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi
Swasta (PTS).
Buku ajar ini dibuat karena kumpulan-kumpulan (kompilasi) dari beberapa bahan
ajar “Anggaran Perusahaan” yang dirasa memungkinkan untuk dijadikan sebuah buku ajar,
yang dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam memahami dan mempelajari
Anggaran Perusahaan yang diajarkan di Perguruan Tinggi seperti pada jurusan Manajemen,
Keuangan,dan Akuntansi, program Diploma maupun Sarjana. Dalam penyajian materi buku
ajar ini, penulis berusaha menyajikan pembahasan secara sederhana dan mudah dimengerti
oleh pembaca (khususnya mahasiswa) yang disertai dengan contoh pembahasan soal serta
dilengkapi dengan latihan soal. Penulis menyadari bahwa telah banyak buku-buku
Anggaran Perusahaan yang terbit dan beredar, namun kehadiran buku ajar Anggaran
Perusahaan ini dari penulis merupakan hasil karya dan sumbangsih untuk ikut memperkaya
khasanah ilmu khususnya pembahasan dalam bidang ilmu Anggaran Perusahaan.
Sejak proses dari awal sampai dengan akhir penulisan buku buku ajar ini banyak
pihak yang terlibat baik secara langsung, maupun tidak langsung, yang telah memberikan
dorongan moril. Dan tanpa menyebutkan nama-nama satu persatu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Mudah-mudahan buku ajar yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca yang membutuhkan. Akhirnya penulis menghargai kepuasan dari pembaca
dan menerima dengan senang hati segala masukan dan kritik yang sifatnya membangun,
sehingga pada penerbitan berikutnya dapat diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan.
Pekanbaru, Juni 2015
Penulis,
( HERISPON )
3
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I
:
Pendahuluan ,…………………………………..
Bagian II
:
Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan,
Bagian III
:
Anggaran Produksi ……………………………..
Bagian IV
:
Anggaran Bahan Baku , ………………………..
Bagian V
:
Anggaran Variabel, …………..………………...
Bagian VI
:
Anggaran Tenaga Kerja, ………………………
Bagian VII
:
Anggaran Biaya Overhead Pabrik, ……………
Bagian VIII
:
Anggaran Kas, …………………………………..
Daftar Pustaka
4
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
DESKRIPSI
ANGGARAN PERUSAHAAN
Tujuan mempelajari Anggaran Perusahaan
Tujuan Instruskional Umum (TIU)
“Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa mengenai
anggaran perusahaan tentang konsep, ilmu, dan metode dalam
penyusunan anggaran perusahaan.”
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
“Setelah mempelajari materi anggaran perusahaan ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti memahami, dan mengaplikasikan dasardasar dari penyusunan anggaran-anggaran yang ada dalam
perusahaan, seperti ; forecasting anggaran, anggaran penjualan,
anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja,
anggaran variabel, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran kas,
dan anggaran lainnya seperti ; anggaran piutang, anggaran biaya
pemasaran, anggaran modal, dan analisa penyimpangan.”.
5
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian I
Pendahuluan
1. Pengertian Anggaran Perusahaan.
Dalam literatur dijumpai beberapa istilah mengenai anggaran perusahaan yang
antara lain diketahui ; business budget, profit planning and control, comprehensive
budgeting, dan budgeting business and control. Anggaran dalam perusahaan dapat dilihat
dalam tiga pengertian yaitu :
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana tentang kegiatan perusahaan,dimana rencana
tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional perusahaan yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Anggaran merupakan suatu pendekatan formal yang sistematis dari pelaksanaan
tanggung jawab manajer dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Dari pengertian anggaran tersebut diatas dapatlah dilihat bahwa anggaran
mempunyai beberapa inti dan unsur yang terkandung didalamnya. Adapun inti yang
terkandung dalam pengertian anggaran yaitu :
a. Harus bersifat formal
Anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk
tertulis.
b. Bersifat sistematis
Anggaran disusun berdasarkan logika
c. Hasil Keputusan
Setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan itu
berdasarkan beberapa asumsi
d. Aplikasi fungsi manajemen
Keputusan yang diambil itu merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari perencanaan,
dan pengawasan.
Sedangkan 4 unsur yang terkandung didalam pengertian anggaran adalah sebagai
berikut :
a. Rencana
Rencana dapat diartikan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan
dilakukan pada tempat dan waktu yang akan datang. Anggaran merupakan penentuan
terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
Dengan mempunyai spesifikasi khusus, seperti disusun secara sistematis yang mecakup
seluruh kegiatan perusahaan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa alasan untuk
menyusun rencana yang tertuang dalam budget antara lain :
6
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
-
Waktu
Waktu yang akan datang penuh dengan ketidak pastian dan penuh resiko serta
tantangan.
- Alternatif
Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai pilihan (alternative), sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal, misalnya apa saja yang akan
diproduksi, bentuknya apa, ukuran untuk konsumen yang mana, harganya rendah
atau tinggi dari produk saingan, apakah perlu persediaan yang banyak atau sedikit.
- Pedoman
Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat pedoman kerja diwaktu yang
akan datang, sehingga setiap alur aktivitas dapat terarah,menuju sasaran dengan
efektif.
- Koordinasi
Anggaran yang dibuat dapat dijadikan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan atau
aktivitas seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan
- Pengawasan
Anggaran yang disusun dapat dijadikan sebagai alat dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan dari rencana tersebut dimasa yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Anggaran mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua unit-unit atau
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Kegiatan atau fungsi itu dapat
dikelompokkan yaitu ; kegiatan produksi (producing), kegiatan pemasaran (marketing),
kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), dan kegiatan
personalia atau sumber daya manusia.
c. Dinyatakan dalam kesatuan unit.
Seluruh anggaran dalam kegiatan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan
untuk dijalankan diukur dalam kesatuan unit atau satuan uang (moneter) yang dapat
ditetapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Kesatuan unit
yang berlaku di Indonesia (unit moneter) adalah rupiah, dimana kesatuan unit ini
berbeda-beda dalam pengukurannya, misalnya : a) bahan baku kesatuan unit dalam
ukuran berat, volume, isi, seperti kilogram, kwintal, ton, liter, dan kesatuan panjang
seperti meter, sentimeter, kilometer dan seterusnya, b) tenaga kerja menggunakan
kesatuan jam kerja, kesatuan waktu (harian, mingguan, dan bulanan), c) listrik misalnya
kilowatt, watt, megawatt, d) pengangkutan misalnya kesatuan jarak seperti kilometer.
Dengan kesatuan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda
tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan dalam satuan rupiah.
d. Adanya ruang waktu (forecast).
Anggaran yang dibuat berlaku untuk waktu tertentu dimasa yang akan datang, dengan
demikian anggaran merupakan taksiran, ramalan (forecast) tentang apa yang akan
terjadi, berapa jumlah uang yang sesungguhnya yang akan terpakai, serta apa yang akan
dilakukan diwaktu yang akan datang.
Dari empat unsur yang terkandung dalam pengertian anggaran dapat diambil suatu
kaitan antara waktu dan periode yang terdapat dalam anggaran itu sendiri yang terdiri dari
dua macam yaitu :
7
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
a. Anggaran strategis (strategic budget).
Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka panjang yaitu jangka waktu yang
melebih periode akuntansi (melebihi satu tahun).
b. Anggaran Taktis (taktical budget)
Adalah anggaran yang berlaku untuk waktu jangka pendek yaitu jangka waktunya yang
tidak melebihi satu periode akuntansi (dibawah atau sama dengan satu tahun).
Anggaran taktis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu ; 1) anggaran periodik (periodical
budget) yaitu anggaran yang disusun untuk satu tahun penuh, 2) anggaran bertahap
continius budget) yaitu anggaran yang disusun pertiga bulan, per enam bulan dan
seterusnya.
Agar anggaran yang telah disusun dapat berlaku secara lebih tepat perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut ; a) luas daerah pemasaran, b) posisi perusahaan dalam
persaingan, c) jenis produk yang dihasilkan perusahaan ( produk in elastis yaitu jumlah
produk yang terjual tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga jual, produk elastis
yaitu jumlah produk yang terjual sangat dipengaruhi oleh harga jual), d) tersedianya
data dan informasi untuk melakukan penaksiran atau forecasting, e) keadaan
perekonomian global.
2. Perbedaan Budget dengan Budgeting.
Budget ; merupakan hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan aktivitas-aktivitas
(tugas) perencanaan, sedangkan budgeting ; merupakan suatu proses yang dimulai dari
sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum memulai penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan,
penyusunan, pengendalian, penilaian hasil pelaksanaan rencana yang bersangkutan.
3. Beberapa Syarat Dalam Penyusunan Anggaran.
Dalam penyusunan sebuah anggaran diperlukan beberapa syarat yang harus
dipenuhi, karena terdapat kemungkinan dalam pelaksanaan anggaran ini akan mengalami
perubahan dan sebagainya, adapun syarat tersebut adalah :
a. Anggaran realisitis
Sebaiknya anggaran yang disusun berdasarkan kondisi pada saat yang bersangkutan,
artinya berdasarkan kepada harga yang belaku pada saat itu dengan memasukan unsur
estimasi terhadap kenaikan harga dimasa datang. Atau dapat juga dikatakan anggaran
yang disusun tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
b. Angaran bersifat luwes
Anggaran yang disusun mempunyai ruang untuk dilakukan perubahan, perbaikan,
penyesuaian dengan kondisi atau keadaan yang mungkin berubah. Dengan demikian
anggaran yang disusun tidak kaku.
c. Anggaran yang sustainable
Anggaran yang disusun membutuhkan perhatian secara terus menerus dan merupakan
usaha yang insidentil. Dalam penyusunan anggaran perusahaan mempunyai keyakinan
bahwa perusahaan mempunyai kemampuan ; untuk mengendalikan berbagai relevan
variabel dalam mencapai tujuan, untuk melaksanakan sistem manajemen ilmiah, untuk
8
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
berkomunikasi secara efektif, untuk memberi motivasi kepada anggotanya, untuk
mendorong adanya partisipasi.
4. Ruanglingkup Anggaran Perusahaan.
Secara umum anggaran perusahaan dapat dibedakan dalam dua kondisi ruang
lingkup, yaitu :
a. Anggaran menyeluruh (comprehensive budget)
Anggaran menyeluruh meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang produksi,
marketing, pembelanjaan / keuangan, personalia, dan tertib administrasi.
b. Anggaran terbatas (partial budget).
Anggaran yang disusun terbatas pada bagian dari kegiatan tertentu dalam perusahaan,
dimana perusahaan membatasi penyusunan anggaran dalam bidang tertentu saja
misalnya ; bagian produksi saja, atau bagian keuangan saja. Dalam kenyataannya
seringkali perusahaan tidak memakai cara yang pertama (anggaran menyeluruh) karena
segi pembiayaan dan tehnisnya.
5. Kegunaan Anggaran.
Anggaran yang dibuat atau yang disusun untuk kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan akan memberikan kegunaan atau fungsi, yaitu :
a. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman kerja
Anggaran yang telah dibuat dijadikan sebagai pedoman, acuan kerja yang harus diikuti
kedepan, dan arah serta target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu
yang akan datang.
b. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian kerja
Agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan saling bekerja sama
dengan baik, saling menunjang agar kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan
terjamin, sehingga akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran yang disusun digunakan sebagai tolok ukur, pembanding untuk menilai,
evaluasi realisasi kegiatan perusahaan, seperti yang dianggarkan dengan kenyataannya
sesungguhnya.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran.
Dalam penyusunan anggaran pada perusahaan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yang dapat dibedakan dalam dua faktor yaitu :
a. Faktor Internal.
Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri,
dimana faktor ini dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controlable) oleh perusahaan,
seperti :
- Penjualan tahun lalu (meliputi; mutu, jumlah, pasar sasaran, desain dan lainnya).
- Kebijaksanaan perusahaan misalnya dalam penetapan harga jual, syarat
pembayaran, pemilihan saluran distribusi.
9
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
-
Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kualitas atau
kuantitasnya.
- Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
- Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan fungsi perusahaan seperti
dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi dan personalia.
b. Faktor Eksternal.
Adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tapi
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor ini disebut juga faktor
yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan ( Un controlable) seperti :
- Keadaan persaingan
- Pertumbuhan penduduk
- Pendapatan / penghasilan masyarakat
- Pendidikan masyarakat
- Penyebaran penduduk
- Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat
- Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang perekonomian, politik, sosial, budaya dan
keamanan.
- Keadaan perekonomian nasional maupun internasional
7. Proses Kegiatan Yang Tercakup Dalam Anggaran dan Tujuannya.
Proses kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam anggaran dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran
(budget)
- Pengelolaan, penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksirantaksiran dalam rangka menyusun anggaran (budget).
- Menyusun anggaran (budget) serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
- Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran (budget)
- Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk
mengadakan penilaian (evaluation) terhadap pelaksanaan anggaran (budget)
- Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interprestasi dan
memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian terhadap
kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai
tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan tersebut.
Fungsi perencanaan adalah untuk mencapai atau menjamin tercapainya tujuan yang
telah ditentukan. Tujuan ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Tujuan yang bersifat umum
1. Ekonomis finansial.
Ekonomis, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang
bergerak dibidang ekonomi. Finansial berupa mencari keuntungan sebagai
persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
10
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. Konsumen.
Produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen,
memelihara hubungan baik dengan konsumen.
3. Pemilik modal.
Menjalin hubungan yang sebaik-baiknya dengan kaum pemilik modal, agar mereka
tetap bersedia memberikan modalnya.
b. Tujuan khusus, meliputi :
- Produk, misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produk yang bermutu.
- Luas daerah pemasaran yang dicapai
- Market share yang akan dimiliki
- Tingkat pengembalian tertentu (return on investment)
8. Isi Dalam Anggaran.
Anggaran (budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan,
sehingga fungsi anggaran atau kegunaan anggaran benar-benar dapat berjalan dengan baik
pula. Anggaran yang menyeluruh ini disebut anggaran menyeluruh (comprehensive).
Adapun ini anggaran (budget) secara garis besarnya terdiri dari :
a. Anggaran yang diproyeksikan (forecasting budget)
Anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu tertentu yang akan datang, serta taksiran tentang keadaan finansial perusahaan
pada saat tertentu yang akan datang.
b. Anggaran variabel (variable budget)
Anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya (cost / variabilitas biaya)
khususnya biaya-biaya yang termasuk biaya semi variabel sehubungan dengan adanya
perubahan produktivitas perusahaan.
c. Analisis statistik dan matematika pembantu
Yaitu analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta dipergunakan
untuk mengadakan penilaian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua
analisis tersebut perlu dilampirkan didalam anggaran (budget) yang disusun.
d. Laporan anggaran ( budget report )
Yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran (budget) yang dilengkapi dengan
berbagai analisis perbandingan antara budget dengan realisasi, sehingga dapat diketahui
penyimpangan, sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapat diambil
kesimpulan dan tindak lanjut yang segera dapat dilakukan, sekaligus mengadakan
sukses atau tidaknya kerja perusahaan selama periode yang bersangkutan.
9. Forecasting Budget.
Forecasting budget adalah anggaran yang berisikan taksiran-taksiran tentang
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang serta berisikan taksirantaksiran tentang keadaan / posisi finansial perusahaan pada suatu saat yang akan datang,
forecasting budget terdiri dari dua kelompok yaitu :
11
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
a. Operating Budget
Ialah anggaran operasional yang berisikan taksiran-taksiran tentang kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Operating budget
merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan
datang yang meliputi dua sektor, yaitu :
1. Sektor penghasilan
Ialah pertambahan aktiva yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tapi
bukan karena penambahan setoran modal baru atau bertambahnya utang.
Penghasilan adalah suatu kontraprestasi yang diterima oleh perusahaan atas sesuatu
yang diberikan kepada pihak lain. Penghasilan dapat dibedakan antara lain :
- Penghasilan utama (operating revenue)
Penghasilan yang diterima perusahaan yang berasal dari usaha pokok
perusahaan (produksi, pengolahan)
- Penghasilan bukan utama (non operating revenue)
Penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak berhubungan
erat dengan usaha pokok perusahaan.
2. Sektor biaya
Pengurangan aktiva yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tapi bukan
karena pengurangan atau pengembalian modal oleh para pemilik, atau untuk
pembayaran utang. Biaya adalah suatu kontra prestasi yang diberikan oleh
perusahaan atas sesuatu yang diterima dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang
diterima dari pihak lain yang meliputi dua sektor yaitu :
1) Biaya utama (operating expenses)
Adalah biaya yang menjadi beban tanggung jawab perusahaan yang
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Biaya utama dibedakan
dalam tiga kelompok yaitu :
- Biaya pabrik (factory cost)
Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan tempat
dimana proses produksi berlangsung, meliputi ; biaya bahan mentah
langsung (direct material), upah tenaga kerja langsung (direct labor), biaya
pabrik tidak langsung (biaya bahan pembantu, upah tidak langsung, biaya
pemeliharaan mesin, biaya reperasi pabrik, depresiasi pabrik-gedungperalatan, listrik dan lainya).
- Biaya administrasi (administration expenses)
Adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan kantor
administrasi perusahaan, serta biaya lain yang sifatnya untuk keperluan
perusahaan secara keseluruhan meliputi ; gaji karyawan kantor, gaji
pemeliharaan kantor, gaji perbaikan kantor, depresiasi peralatan kantor dan
gedung, biaya listrik, telepon, dan asuransi, biaya supplier kantor, biaya alat
tulis kantor dan lainnya.
- Biaya penjualan (selling expenses)
Adalah semua biaya yang terdapat dalam lingkungan penjualan perusahaan
pada periode tertentu.
12
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2) Biaya bukan utama (non operating expenses)
Adalah semua biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan tapi tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Operating budget sering pula disebut sebagai “income statement budget” atau budget
rugi laba. Anggaran (budget) ini dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Master income statetment
Anggaran induk atau budget induk rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan
dan biaya perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran secara garis besar.
b. Income statemen supporting budget
Budget penunjang rugi laba adalah anggaran tentang penghasilan dan biaya
perusahaan yang berisikan taksiran-taksiran yang lebih terperinci dalam arti kata
penjabaran dari master income statement.
Master income statement budget diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara
berkala dalam waktu tertentu saja. Sedangkan income statement supporting budget
diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara terus menerus dari waktu kewaktu.
Budget yang termasuk dalam income statement supporting budget ialah :
a. Anggaran penjualan (sales budget)
Merencanakan secara lebih rinci tentang penjualan selama periode yang akan
datang.
b. Anggaran produksi (production budget)
Merencanakan lebih rinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dibidang produksi
yang meliputi ; budget unit yang diproduksikan, budget tentang bahan baku, budget
unit kebutuhan bahan baku, budget pembelian bahan baku, budget biaya bahan
baku, budget upah tenaga kerja langsung, budget biaya pabrik tidak langsung.
c. Anggaran biaya administrasi
d. Anggaran biaya penjualan
e. Anggaran penghasilan bukan utama dimasa datang
f. Anggaran biaya bukan utama, biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
usaha perusahaan
b. Finansial Budget.
Finansial budget yaitu merencanakan tentang posisi perusahaan pada suatu saat
tertentu dimasa yang akan datang, yang dimaksud posisi finansial perusahaan adalah
keadaan aktiva, keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan. Finansial budget
sering pula disebut ; balance sheet budget atau budget neraca. Balance sheet budget dapat
dibedakan dua macam yaitu :
a. Master balance sheet budget
Budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang
berisikan taksiran secara garis besar.
b. Balance sheet supporting budget
Budget tentang aktiva, utang dan modal sendiri yang berisikan taksiran-taksiran yang
lebih terperinci. Budget yang termasuk dalam balance sheet supporting budget ini
adalah ; anggaran kas, piutang, persediaan, perubahan aktiva tetap, utang, dan modal
sendiri.
13
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Hubungan timbal balik antara budget produksi dengan budget penjualan ada dua alternatif
yaitu :
a. Besar penjualan ditentukan oleh besarnya produksi
Artinya perusahaan menyusun budget ini yang akan diproduksikan lebih awal dari
budget penjualan.
b. Besarnya produksi ditentukan oleh penjualan
Artinya perusahaan menyusun budget penjualan lebih awal dari pada budget unit yang
akan diproduksikan, sebab budget unit akan mengikuti apa yang direncanakan dalam
budget penjualan.
10. Relevansi Anggaran Dengan Disiplin Ilmu Lain.
Konsep dan ilmu dalam penyusunan suatu anggaran (budget) pada sebuah
perusahaan tidak berdiri sendiri melainkan anggaran akan berhubungan dengan beberapa
disiplin ilmu lainnya seperti :
a. Hubungan anggaran dengan akuntansi
- Akuntansi menyajikan data historis yang sangat penting dan bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam budget yang nantinya
akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang.
- Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan budget itu nantinya dari hari ke hari.
b. Hubungan anggaran dengan matematika dan statistik.
- Statistik dan matematika sangat diperlukan untuk menyusun budget yaitu ketepatan
mengadakan taksiran atau forecasting disamping tergantung pada kelangkaan data,
juga tergantung pada ketepatan penggunaan metode statistik dan matematik yang
diperlukan untuk mengolah serta menganalisa data tersebut.
- Analisis statistik juga bermanfaat untuk memperbandingkan budget dengan
realisasinya dalam rangka mengadakan penilaian kerja perusahaan.
Dapat dilihat bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi dijadikan sebagai data
historis dalam penyusunan anggaran sedangkan matematika dan statistik digunakan sebagai
alat dan metode dalam melakukan penyusunan dan taksiran anggaran kedepan.
14
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian II
Tehnik Forecasting dan Anggaran Penjualan
1. Pengertian Tehnik Forecasting
Forecasting penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan
konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi
tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan cara pembuatan forecast penjualan antara lain ; sifat produk,
metode distribusi, luas usaha, persaingan, dan data historis yang tersedian.
Pada umumnya masalah dasar yang dihadapi oleh perusahaan ketika hendak
memasarkan hasil produksinya disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; penentuan jenis barang
atau jasa apa yang akan dijual, penentuan biaya yang perlu dikeluarkan agar barang atau
jasa tersebut dapat terjual, penentuan harga jual barang atau jasa agar mendatangkan laba
bagi perusahaan dan dilain pihak dapat terjangkau oleh konsumen.
2. Pengertian Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah suatu aktivitas yang merencanakan secara
lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi ; rencana tentang jenis, kualitas barang yang akan dijual, jumlah
barang, harga jual, waktu penjualan, tempat atau daerah penjualan.
3. Kegunaan Anggaran Penjualan
Kegunaan anggaran penjualan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kegunaan
secara umum dan kegunaan secara khusus.
a. Umum
Semua anggaran (budget) termasuk anggaran penjualan mempunyai 3 (tiga) kegunaan
yaitu :
1) Sebagai pedoman kerja
Anggaran disebut sebagai pedoman kerja karena didalam anggaran yang telah
disusun semua unit kegiatan operasional perusahaan yang akan dilakukan, dan
setiap kegiatan itu telah dinyatakan kesatuan unit uang. Dengan demikian anggaran
dijadikan sebagai acuan, patokan, dalam setiap kegiatan yang jalankan sesuai
dengan perencanaan atau menyimpang dari yang direncanakan.
2) Sebagai alat koordinasi.
Anggaran sebagai alat koordinasi, dalam sebuah perusahaan terdapat berbagai jenis
kegiatan perusahaan seperti ; bagian produksi, pemasaran, pembelanjaan,
administrasi, dan personalia. Semua bagian ini ada kesatuan kerja yang dituangkan
dalam program atau kegiatan yang akan dilakukan, dan juga telah dilakukan
perkiraan biaya (cost ). Kesatuan kerja yang ada pada masing-masing bagian ini
15
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
harus dapat saling menunjang, saling mendukung satu sama lainnya sehingga dalam
gerak aktivitas itu searah, selaras. Bila suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dapat
berjalan searah dan selaras, disamping itu dapat dicegah terjadi suatu kegiatan yang
dilakukan tidak tumpang tindih berarti koordinasi berjalan dengan baik.
3) Sebagai alat pengawasan.
Anggaran yang telah disusun disebut dapat dijadikan sebagai pedoman, sebagai alat
koordinasi, untuk menjalankan itu semua perlu dilakukan suatu tindakan yang
disebut sebagai pengawasan, yaitu mengawasi pelaksanaan anggaran yang telah
dibuat untuk mencegah terjadi penyimpangan baik yang disengaja atau dengan
sengaja dengan cara preventif atau dengan persuasif.
b. Khusus.
Anggaran penjualan yang disusun berguna sebagai dasar penyusunan bagi semua
anggaran-anggaran (budget) lain dalam perusahaan. Mengapa dikatakan demikian
karena penjualan merupakan tumpuan bagi semua aktivitas perusahaan dalam arti
penjualan akan mendatangkan penerimaan, pendapatan, dan keuntungan. Penerimaan
atau keuntungan nanti didistribusikan ke kegiatan lainnya dalam perusahaan tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa anggaran yang paling awal disusun adalah anggaran
penjualan.
4. Faktor Yang Mepengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
Dalam penyusunan anggaran penjualan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya, dimana faktor itu dibedakan dalam dua bentuk yaitu :
a. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari dalam perusahaan, dan
faktor ini umumnya dapat dikendalikan atau dipengaruhi (controllable) oleh
manajemen perusahaan, faktor ini meliputi :
1) Penjualan tahun lalu
Maksud dari penjualan tahun lalu adalah penjualan dalam jumlah, harga jual
produk, mutu dan disain produk, waktu dan daerah penjualan, termasuk sasaran dari
produk yang dihasilkan.
2) Kebijaksanaan perusahaan
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan seperti metode
penetapan harga, penetuan saluran distribusi, strategi dan media promosi yang
digunakan.
3) Kapasitas produksi
Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan, serta kemungkinan perluasan
(ekspansi) dimasa yang akan datang.
4) Tenaga kerja yang tersedia
Tenaga kerja yang tersedia yang meliputi jumlahnya, skiil, pengalaman, pendidikan
dan kemungkinan pengembangannya dimasa datang.
16
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
5) Modal kerja yang dimiliki
Modal kerja yang dimiliki perusahaan adalah modal yang dapat digunakan untuk
membiayai operasional rutinitas perusahaan serta kemungkinan untuk
penambahannya.
6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
Adalah fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kegiatan perusahaan, sehingga
memberikan kontribusi dalam menopang penjualan seperti ; gudang tempat
penyimpanan material, bengkel untuk pemeliharaan mesin-mesin, showroom, dan
lainnya.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dan bersumber dari luar perusahaan, dan
faktor ini umumnya tidak dapat dikendalikan atau dipengaruhi (Uncontrollable) oleh
manajemen perusahaan, faktor ini meliputi :
1) Keadaan persaingan dipasar
Adalah kondisi dalam pasar yang menunjukkan berapa banyak perusahaan sejenis
menghasilkan produk yang sama, bila perusahaan yang menghasilkan produk yang
sama jumlahnya banyak maka perusahaan dihadapkan pada persaingan untuk dapat
merebut dan menarik minat konsumen dengan menggunakan berbagai macam
metode dan strategi pemasaran atau penjualan. Persaingan dalam pasar dapat
berbentuk monopoli, oligopoli, monopsoni, atau persaingan sempurna.
2) Posisi perusahaan dalam persaingan
Posisi perusahaan dalam persaingan dapat dilihat dari rangking yang dibuat seperti
produk perusahaan menguasai 30 % dari total penjualan produk sejenis dipasar,
perusahaan menguasai pasar (leader), atau posisi perusahaan dalam persaingan
dapat dilihat dari pangsa pasar (market share) dengan menggunakan metode
tertentu.
3) Tingkat pertumbuhan penduduk
Bila tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian (mortalitas) pada suatu
daerah tertentu maka dapat diasumsikan daerah tersebut mengalami pertumbuhan
pendudukan yang tinggi, sebab lain terjadinya pertumbuhan penduduk adalah
terjadinya urbanisasi, atau pergerakan, penyebaran penduduk kepada daerah yang
mempunyai potensi dan perkembangan ekonomi yang tinggi. Bila pertumbuhan atau
pertambahan penduduk pada suatu daerah berkembang cepat akan berhubungan
dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhannya baik primer, sekunder, atau
tertier. Kondisi ini memberikan peluang dan kesempatan bagi perusahaan untuk
menghasilkan produk-produk yang akan ditawarkan ke konsumen tersebut, akhirnya
akan dapat mempengaruhi penjualan.
4) Tingkat pendapatan masyarakat
Dalam makro ekonomi pendapatan masyarakat dapat ditentukan dengan tiga bentuk
pendekatan yaitu ; pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran. Dari tiga pendekatan ini yang paling populer adalah pendekatan
pengeluaran. Artinya pendapatan suatu masyarakat dihitung dari seluruh jumlah
pengeluaran yang dikeluarkannya dalam satu periode tertentu (misalnya satu bulan).
Bila pendapatan atau pengeluaran suatu masyarakat semakin besar dan tinggi, maka
permintaan terhadap produk-produk (barang dan jasa) juga akan meningkat atau
17
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
pola konsumsi masyarakat tersebut akan berubah. Kondisi inilah yang
mempengaruhi penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
atau produsen.
5) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan terhadap harga produk yang dihasilkan, terutama akan
mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran penjualan yang
akan disusun.
6) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat
Adalah kecenderungan dari sikap dan prilaku masyarakat dalam menghadapi hari
besar agamanya, adat istiadatnya, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang sudah
menjadi budaya bagi masyarakat tersebut dimana kondisi ini berhubungan dengan
pola konsumsi untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasannya.
7) Kebijaksanaan pemerintah
Pemerintah atau penguasa dapat mempengaruhi sistem dan kondisi perekonomian
dengan berbagai kebijakan yang dibuatnya, kebijakan tersebut akan berpengaruh
langsung atau tidak langsung kepada perusahaan. Kebijakan yang dimaksud seperti
kebijakan ekonomi ; untuk mengurangi beban pemerintah dalam subsidi BBM maka
pemerintah mengurangi subsidi BBM sehingga harga BBM harus dinaikan,
pemerintah memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan ekspor atau
impor, kebijakan moneter ; pemerintah dapat mempengaruhinya dengan penetapan
suku bunga kredit atau simpanan, kebijakan fiskal atau pajak ; pemerintah
menetapkan kenaikan tarif pajak kekayaan, pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai, dan lainnya. Jadi dapat disimpulkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah akan berpengaruh kepada penjualan perusahaan baik langsung atau
tidak langsung.
8) Kondisi perekonomian
Kondisi perekonomian dalam negeri akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
yang dibuat pemerintah, political will pemerintah, dan juga kondisi perekonomian
dipengaruhi pengaruh global seperti terjadi gejolak politik pada negara tertentu,
terjadi perang di negara tertentu, terjadi invansi oleh negara kuat ke negara lemah,
naiknya harga BBM dunia, atau terjadi musim kemarau, bencana alam dan
sebagainya. Peristiwa-peristiwa yang tersebut diatas dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian.
9) Tehnologi
Kemajuan tehnologi akan berdampak terhadap proses pengolahan produksi,
penghematan waktu produksi, biaya produksi dan lainnya sehingga perusahaan
dapat melakukan efisiensi dalam pengeluaran biaya-biaya
10) Selera konsumen
Selera konsumen adalah suatu hal yang sulit untuk diduga, disamping pendapatan
yang diperoleh, selera konsumen juga dipengaruhi waktu, model, trend, keinginan
dan tingkat kepuasan yang diperolehnya.
18
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
5. Metode Penaksiran Dalam Anggaran Penjualan
Adapun teknik atau cara yang dapat dipergunakan dalam melakukan penaksiran
penjualan secara umum dapat dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Non statistical method.
Adalah suatu cara penaksiran yang bersifat kualitatif atau disebut juga opinion method,
yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat (opini) seseorang. Cara ini
mempunyai banyak kelemahan bahwa pendapat seseorang seringkali diwarnai oleh halhal yang bersifat subyektif dari hal-hal yang bersifat objektif. Adapun beberapacara
penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain :
1) Executive opinion, pendapat bagian pimpinan pemasaran
2) Salesman opinion, pendapat dari para petugas penjualan
3) Channel of distribution, pendapat dari lembaga-lembaga penyalur
4) Consumer opinion, pendapat dari konsumen melalui penelitian pasar
5) Consultan opinion, pendapat para ahli yang dipandang memahami
b. Statistical method.
Penaksiran dengan statistical method disebut juga penaksiran yang bersifat kuantitatif
yaitu suatu cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka
dengan menggunakan berbagai metode statistika. Metode ini dapat menghilangkan
unsur subyektif seseorang dan hasilnya lebih dapat dipertanggung jawabkan, tapi ada
juga kelemahannya yaitu selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan,
cara pola pikir, dan struktur masyarakat tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Pada uraian berikut hanya akan disajikan penaksiran yang bersifat kuantitatif atau
statistical method, adapun penaksiran tersebut yaitu :
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari satu
variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri atau melakukan perkiraan
penjualan yang diperoleh tahun sekarang / tahun yang akan datang dengan
menggunakan data penjualan tahun lalu, dengan menggunakan metode :
1) Metode trend bebas (free hand method)
2) Metode trend setengah rata-rata (semi average method)
3) Metode trend moment (moment method)
4) Metode trend least square (least square method)
5) Metode kuadratik (parabolic method)
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data penjualan tahun lalu) dari variabel
yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang
akan ditaksir tersebut. Variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas disebut
“variabel independent” sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat
disebut “variabel dependent”. Cara penaksiran ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1) Metode regresi tunggal atau sederhana ( single regresion )
Dalam cara ini penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikat ( Y ) dan satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis dalam bentuk
sebagai berikut :
19
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Y = a + bX
atau
Y = β0 + β1X1 + e
Dimana :
Y = adalah variabel yang ditaksir / diukur
a = intercep / konstanta
b = parameter / koefisien perubahan X terhadap Y
X = variabel yang mempengaruhi
e = variabel lain yang tidak diperhitungkan (epsilon)
Misalkan : Volume Penjualan adalah variabel Y (dependent variabel), dan biaya
promosi adalah variabel X (independent variabel), dan korelasinya dapat dilakukan
dengan regresi yang akan menghasilkan keeratan hubungan ( r ) antara penjualan
dengan biaya promosi.
2) Metode regresi berganda (multiple regresion)
Dalam cara ini penaksiran menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikat ( Y ) dan lebih dari satu variabel bebas ( X ). Yang dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
atau Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Misalkan : Biaya produksi adalah variabel Y (dependent variabel) dan lebih dari
variabel bebas yaitu, biaya tenaga kerja langsung (X1), biaya bahan baku langsung
(X2), biaya bahan penolong (X3). Untuk melihat keeratan hubungan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilakukan secara serentak atau secara
partial.
c. Cara penaksiran dengan menggunakan analisis khusus.
Cara penaksiran seperti membutuhkan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan oleh
pihak perusahaan, misalnya dengan melakukan penelitian pasar, penelitian prilaku dan
sikap konsumen, atau penelitian tentang kepuasan yang diperoleh konsumen setelah
memakai suatu produk. Adapun analisis yang khusus ini yaitu :
1) Analisis industri (market share analysis)
2) Analisis jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan (produk line)
3) Analisis pemakai akhir dari produk (end used analysis)
Berikut tentang analisis market share, analisis market share dapat ditulis analisis M/S.
Analisis M/S adalah memperbandingkan, memperhitungkan jumlah total penjualan
suatu perusahaan (misal: unit) dengan total penjualan industri yang sejenis dalam jenis
produk yang sama pada periode tertentu.
Oleh karena cara penaksiran kuantitatif (statistical method) maupun kualitatif
(opinion method) masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan, maka dalam
penggunaannya penaksiran kuantitatif dipakai sebagai cara penaksiran yang pokok
sedangkan penaksiran kualitatif dipakai sebagai penunjang, berarti dapat digunakan secara
berbarengan, ataupun masing-masing.
20
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Metode trend bebas (free hand method)
Free hand method adalah menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh
data historis (data penjualan tahun lalu), diganti dan diubah menjadi garis lurus dengan cara
bebas berdasarkan pada perasaan (intuisi) dari seseorang yang bersangkutan.
Pada dasarnya metode trend ( free hand method, semi average method, moment
method, dan least square method ) menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha
mengganti atau mengubah garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis pada grafik
menjadi garis yang lebih teratur bentuknya, maka akan dapat diketahui kelanjutan garis
tersebut pada waktu yang akan datang.
Contoh :
PT. “Masa Kini” memberikan laporan data penjualan hasil produksinya dari bulan ke bulan
selama tahun ini sebagai berikut :
Bulan
Unit
Bulan
Unit
Januari
1850
Februari
1800
Maret
1900
April
2000
Mei
1950
Juni
2020
Juli
1980
Agustus
1960
September
2000
Oktober
2200
Nopember
2240
Desember
2220
Dari data yang disajikan tersebut, tentukan taksiran penjualan untuk beberapa bulan pada
tahun berikutnya.
Jawab :
Untuk menjawab persoalan diatas dapat langsung dilakukan dengan membuat grafik untuk
melihat taksiran penjualan pada bulan berikutnya.
u
n
i
t
p
e
n
j
u
a
l
a
n
2300
2200
2100
2000
1900
1800
0
1
2
3
p
4
e
5
r
6
i
7
o
8
d
9
10
11
12
e
21
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dari grafik diatas dapat dilihat dua macam garis yaitu garis tidak lurus
menunjukkan data penjualan perusahaan setiap bulannya, dan garis lurus menunjukkan
estimasi atau penaksiran penjualan untuk bulan berikutnya. Dari metode free hand method
ini jelaslah bahwa unsur opini atau intuisi dari seseorang dalam menentukan taksiran
penjualan sangat besar perannya, karena hanya ditentukan secara bebas.
Metode trend setengah rata-rata (semi average method)
Dalam matematika garis lurus yang akan dibuat tersebut dinyatakan dalam suatu
persamaan atau fungsi garis lurus (linear) dengan rumusan Y’ = a + b X. Dalam metode
trend setengah rata-rata (semi average) ditentukan bahwa untuk mengetahui fungsi tersebut
semua data historis dikelompokan menjadi dua himpunan dengan jumlah anggota
kelompok masing-masing yang sama.
Untuk menentukan nilai dari trend setengah rata-rata dengan menggunakan rumus
diatas dilakukan penyesuaian dalam perhitungannya yaitu, Y = a + b X, dimana :
Y = nilai yang dicari (nilai trend tertentu)
a = nilai trend periode dasar (konstanta)
b = pertambahan trend tahunan secara rata-rata
X  X1
Nilai b ini dapat ditentukan dengan cara b = 2
dimana :
N
X 1 = rata-rata kelompok I
X 2 = rata –rata kelompok II
N = jumlah periode antara X 1 dan X 2
X = jumlah satuan tahun yang diinginkan dari periode dasar
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam metode trend setengah rata-rata jumlah
data dikelompokkan menjadi dua yaitu ada kelompok I dan kelompok II dimana masingmasing kelompok jumlah datanya sama, dimana akan diketahui kelompok atau himpunan
data sebagai berikut :
a. Jumlah data genap dan komponen kelompok data genap
b. Jumlah data genap dan komponen kelompok data ganjil
c. Jumlah data ganjil dan komponen kelompok data ganjil
Contoh :
Perusahaan AA memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
unit penjualan
Tahun
unit penjualan
1996
1850
2002
1980
1997
1800
2003
1960
1998
1900
2004
2000
1999
2000
2005
2200
2000
1950
2006
2240
2001
2020
2007
2220
Berdasarkan data historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah penjualan untuk 3 tahun
kedepan dengan menggunakan metode semi rata-rata.
22
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab :
Berarti data tersebut adalah : jumlah data genap, komponen kelompok data genap
Tahun
Penjualan
(unit)
1996
1997
1998
1999
2000
2001
1850
1800
1900
2000
1950
2020
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1980
1960
2000
2200
2240
2220
?
?
?
Nilai
(X)
-2,5
-1,5
-0,5
0,5
1,5
2,5
Semi Total
Semi
Rata-Rata
Kel. I
11.520
1.920
Nilai
Trend (Y’)
1845
1875
1905
1935
1965
1995
N=6
3,5
4,5
5,5
6,5
7,5
8,5
Kel. II
12.600
2.100
2025
2055
2085
2115
2145
2175
2.205
2.235
2.265
Nilai persamaan garis trend Y’ = a + b X, dimana Y adalah nilai trend yang dicari. Dari
X  X1
hasil perhitungan diatas diketahui nilai a = 1.920, dan nilai b = 2
yaitu 2.100 –
N
1.920 : 6 = 30. jadi persamaan fungsi garis lurus yang didapatkan adalah Y’ = a + b X
menjadi Y’ = 1.920 + 30 X, dengan demikian untuk mencari nilai trend dari tahun 1996
sampai dengan tahun 2007 dan tahun taksirannya sampai 2010 adalah dengan mengganti
nilai X (parameter X), sedangkan untuk menentukan nilai taksiran kedepan adalah dengan
melanjutkan nilai X yang interval sama seperti pada tabel.
Penjelasan perhitungan dalam tabel.
a. Jumlah data adalah sebanyak 12 ( 1996 s/d 2007) kemudian data dibagi menjadi dua
kelompok (Kelompok I dan Kelompok II), dimana masing-masing kelompok jumlah
datanya adalah 6.
b. Karena metode yang digunakan adalah semi rata-rata, maka komponen kelompok data
dibagi lagi sehingga menjadi 3 data. Jadi kolompok I mempunyai komponen kelompok
data 3 dan kelompok II mempunyai komponen kelompok data 3.
c. Nilai X merupakan alat pembantu / penolong sebagai parameter pengukur dengan nilai
interval yang sama dari satu data ke data yang lain. Dalam menentukan nilai X ini dapat
digunakan dua nilai yaitu ; dimulai dari nilai setengah ( 0,5) atau dimulai dari nilai nol (
0 ). Baik dimulai dari nilai setengah atau nol, interval dari nilai yang satu ke nilai
berikutnya adalah sama dengan interval 1 (satu).
23
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
d. Penentuan letak nilai X dalam metode setengah rata-rata ini dimulai pada kelompok
satu. Pada contoh diatas nilai 0,5 berada pada kelompok I dan nilainya berlanjut dengan
interval yang sama sampai pada kemlopok II.
e. Nilai X atau parameter X adalah membantu untuk menentukan nilai dari fungsi linear
yaitu akan membentuk garis yang terarah (garis lurus) atau estmasi penjualan kedepan.
f. Semi total merupakan penjumlahan data kelompok I dan juga kelompok II masingmasing 11.520 dan 12.600.
g. Jumlah semi rata-rata diperoleh dari jumlah total dari data kelompok I atau kelompok II
kemudian dibagi dengan jumlah data masing-masing kelompok. Dan nilai yang
diperoleh pada kelompok I otomatis menjadi nilai konstanta
h. Nilai N = 6, diperoleh dari jumlah data antara rata-rata kelompok I dengan rata-rata
kelompok II.
i. Perhitungan nilai trend dan nilai taksiran
Y1996 = 1.920 + 30 (-2,5) = 1.845
Y2008 = 1.920 + 30 (9,5)
= 2.205
Y1997 = 1.920 + 30 (-1,5) = 1.875
Y2009 = 1.920 + 30 (10,5)
= 2.235
Y1998 = 1.920 + 30 (-0,5) = 1.905
Y2010 = 1.920 + 30 (11,5)
= 2.265
Y1999 = 1.920 + 30 (0,5) = 1.935
Y2000 = 1.920 + 30 (1,5) = 1.965
Y2001 = 1.920 + 30 (2,5) = 1.995
Y2002 = 1.920 + 30 (3,5) = 2.025
Y2003 = 1.920 + 30 (4,5) = 2.055
Y2004 = 1.920 + 30 (5,5) = 2.085
Y2005 = 1.920 + 30 (6,5) = 2.115
Y2006 = 1.920 + 30 (7,5) = 2.145
Y2007 = 1.920 + 30 (8,5) = 2.175
Nilai yang diperoleh dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 merupakan nilai
trend dan dimasukan kedalam kolom nilai trend (Y’), sedangkan nilai yang diperoleh dari
tahun 2008 sampai tahun 2010 merupakan taksiran penjualan yang diinginkan pihak
perusahaan dan dimasukkan dalam kolom unit penjualan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis
(penjualan aktual perusahaan), akan menjadi garis yang terarah ( garis lurus) yang dibentuk
oleh nilai trend, karena dapat dilihat bahwa data penjualan perusahaan tersebut jika dibuat
garis dalam grafik akan membentuk garis yang tidak teratur dan nilai trend akan membawa
menjadi garis lurus.
Berikut dapat dilihat penggunaan nilai nol (nol) dengan interval satu akan
memberikan nilai trend yang sedikit berbeda dengan penggunaan nilai setengah seperti
perhitungan yang diatas, mana yang akan digunakan ? kedua contoh perhitungan dapat
dipakai, tapi tergantung pihak ingin menggunakan yang mana atau salah satunya.
24
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Contoh : penggunaan nilai X yang dimulai dari 0 (nol).
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
Penjualan
(unit)
Nilai
(X)
-3
-2
-1
0
1
2
1850
1800
1900
2000
1950
2020
Semi Total
Semi
Rata-Rata
Kel. I
11.520
1.920
Nilai
Trend (Y’)
1830
1860
1890
1920
1950
1980
N=6
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1980
1960
2000
2200
2240
2220
?
?
?
Y1996 = 1.920 + 30 (-3)
Y1997 = 1.920 + 30 (-2)
Y1998 = 1.920 + 30 (-1)
Y1999 = 1.920 + 30 (0)
Y2000 = 1.920 + 30 (1)
Y2001 = 1.920 + 30 (2)
Y2002 = 1.920 + 30 (3)
Y2003 = 1.920 + 30 (4)
Y2004 = 1.920 + 30 (5)
Y2005 = 1.920 + 30 (6)
Y2006 = 1.920 + 30 (7)
Y2007 = 1.920 + 30 (8)
3
4
5
6
7
8
Kel. II
12.600
2010
2040
2070
2100
2130
2160
2.100
2.190
2.220
2.250
= 1.830
= 1.860
= 1.890
= 1.920
= 1.950
= 1.980
= 2.010
= 2.040
= 2.070
= 2.100
= 2.130
= 2.160
Y2008 = 1.920 + 30 (9)
Y2009 = 1.920 + 30 (10)
Y2010 = 1.920 + 30 (11)
= 2.190
= 2.220
= 2.250
25
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan.
1. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun
Unit penjualan
Tahun
Unit penjualan
1993
1780
2000
1980
1994
1850
2001
1970
1995
1810
2002
2100
1996
1890
2003
2200
1997
2000
2004
2240
1998
1950
2005
2500
1999
2020
2006
2600
Dengan menggunakan metode semi rata-rata carilah nilai trend dan taksiran penjualan
untuk 3 tahun yang akan datang.
2. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1996
60 ton
2002
130 ton
1997
75 ton
2003
130 ton
1998
90 ton
2004
140 ton
1999
100 ton
2005
150 ton
2000
120 ton
2006
180 ton
2001
125 ton
2007
200 ton
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.
3. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1998
198.600
2004
246.500
1999
207.500
2005
248.700
2000
222.700
2006
244.100
2001
238.200
2007
250.000
2002
238.700
2003
236.300
Dengan tehnik forecasting semi rata-rata, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.
26
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Metode trend moment (moment method)
Cara mencari nilai trend dengan menggunakan metode trend moment ini ada
perbedaan metode semi rata-rata diatas, perbedaan terletak pada penggunaan rumus yang
dipakai dalam trend moment ini, yaitu :
Y’ = a + b X
dirubah dalam bentuk :
Y
= n.a + b. X
Persamaan I
2
XY = a. X + b. X
Persamaan II
Dimana :
Y’ = nilai trend yang dicari
Y = data historis
X = parameter pengganti waktu (tahun), karena jarak (interval) antara deret
an tahun tersebut sama, maka jarak (interval) parameter X juga sama.
Dalam perhitungan pada penetapan nilai X nilai parameter ini dimulai dari tahun
atau periode pertama yang ditetapkan sebagai tahun atau periode dasar dengan memberikan
nilai atau angka 0 (nol) pada tahun dasar tersebut, selanjutnya dengan interval sama
Contoh :
PT, Abadi Jaya memberikan data penjualan untuk beberapa tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (unit)
Tahun
Penjualan (unit)
1999
4.660
2005
4.700
2000
4.680
2006
4.780
2001
4.590
2007
4.800
2002
4.710
2003
4.740
2004
4.750
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.
Jawab :
Penjualan
Nilai
Tahun
(Y)
(X)
XY
X2
1999
4660
0
0
0
2000
4680
1
4680
1
2001
4590
2
9180
4
2002
4710
3
14130
9
2003
4740
4
18960
16
2004
4750
5
23750
25
2005
4700
6
28200
36
2006
4780
7
33460
49
2007
4800
8
38400
64
Jumlah
 42.410
 36
 170760
 204
Setelah dicari nilai X, XY, dan nilai X2, maka dapat dimasuk kedalam persamaan dari
rumus trend moment sebagai berikut :
27
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Y’
= a + bX
Y
= n.a + b. X
XY = a. X + b. X2
42.410
170.760
168.560
170.760
-2.200
b
b
(Persamaan I)
(Persamaan II)
= 9.a + 36 b
= 36.a + 204 b
= 36.a + 144 b
= 36.a + 204 b
= - 60 b
= 2.200 / 60
= 36,6
(4)
(1)
lakukan hukum eliminasi
Jika nila b = 36,6 dimasukkan dalam persamaan I, maka akan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Y
= n.a + b. X
42.410 =
42.410 =
42.410 =
9a =
9a =
a =
9.a + 36.b
9.a + 36 (36,6)
9.a + 1.317,6
42.410 – 1.317,6
41.092,4 / 9
4.566
Jadi nilai trend yang diperoleh adalah : Y’
= a + bX
= 4.566 + 36,6 X
Soal latihan.
1. PT. “XYZ” yang bergerak dalam penyediaan susu bayi ingin membuat forecasting
penjualan susu bayi untuk beberapa tahun mendatang pada suatu daerah yang sedang
berkembang. Data tahun-tahun terakhir adalah :
Tahun
Penjualan Susu (ribuan kaleng)
2002
2.500
2003
3.750
2004
4.000
2005
4.500
2006
5.500
2007
6.000
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan untuk tiga tahun
kedepannya.
28
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun
Unit penjualan
Tahun
Unit penjualan
1993
1780
2000
1980
1994
1850
2001
1970
1995
1810
2002
2100
1996
1890
2003
2200
1997
2000
2004
2240
1998
1950
2005
2500
1999
2020
2006
2600
Dengan menggunakan metode moment carilah nilai trend dan taksiran penjualan untuk
3 tahun yang akan datang.
3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1996
60 ton
2002
130 ton
1997
75 ton
2003
130 ton
1998
90 ton
2004
140 ton
1999
100 ton
2005
150 ton
2000
120 ton
2006
180 ton
2001
125 ton
2007
200 ton
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan gula pasir untuk
tiga tahun kedepannya.
4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1998
198.600
2004
246.500
1999
207.500
2005
248.700
2000
222.700
2006
244.100
2001
238.200
2007
250.000
2002
238.700
2003
236.300
Dengan tehnik forecasting trend moment, tentukan besarnya penjualan kopi untuk tiga
tahun kedepannya.
29
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Metode trend least square (least square method)
Metode trend least square merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,
sehingga mempermudah perhitungannya, rumus diketahui sebagai berikut :
Y
= n.a + b. X
(Persamaan I)
XY = a. X + b. X2 (Persamaan II)
Sedangkan pada trend least square disederhanakan rumus tersebut dengan cara
mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah nilai parameter X sama dengan 0 (nol)
atau ( X = 0 ). Oleh karena X = 0 maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana
yaitu :
Y’
= a + bX
Y
= n.a
menjadi a = Y / n
2
XY = b. X
menjadi b = XY / X2
Dengan demikian rumus yang digunakan dalam perhitungan menurut trend least
square sebagai berikut :
Y’
= a + bX
a = Y / n
b = XY / X2
Contoh : data ganjil
PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1999
4.660
2005
4.770
2000
4.680
2006
4.780
2001
4.590
2007
4.800
2002
4.710
2003
4.740
2004
4.750
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar
Harapan untuk tiga tahun kedepannya.
Jawab :
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Jumlah
Data ganjil
Penjualan
(Y)
4660
4680
4590
4710
4740
4750
4770
4780
4800
 42480
Nilai
(X)
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
0
X.Y
-18640
-14040
-9180
-4710
0
4750
9540
14340
19200
 1260
X2
16
9
4
1
0
1
4
9
16
 60
30
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut :
Y’ = a + b X
a = Y / n
a = 42.480 / 9 = 4.720
b = XY / X2
b = 1.260 / 60 = 21
Y’ = 4.720 + 21 X
Contoh : data genap
PT. Sinar Harapan memberikan data penjualan tahun-tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1998
4.660
2004
4.770
1999
4.680
2005
4.780
2000
4.590
2006
4.800
2001
4.710
2007
4.900
2002
4.740
2003
4.750
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Sinar
Harapan untuk tiga tahun kedepannya.
Jawab :
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Jumlah
Data genap
Penjualan
(Y)
4660
4680
4590
4710
4740
4750
4770
4780
4800
4900
 47380
Nilai
(X)
-9
-7
-5
-3
-1
1
3
5
7
9
0
X.Y
-41940
-32760
-22950
-14130
-4710
4750
14310
23900
33600
44100
 4170
X2
81
49
25
9
1
1
9
25
49
81
 330
Dari perhitungan tabel diatas diperoleh nilai trend least square sebagai berikut :
Y’ = a + b X
a = Y / n
a = 47380 / 10 = 4.738
2
b = XY / X
b = 4.170 / 330 = 12,64
Y’ = 4.738 + 12,64 X
31
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan.
1. PT. Paparazi memberikan laporan penjualan tahun tahun terakhir kepada bagian
anggaran untuk dimintakan taksiran penjualan tahun mendatang sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (unit)
Tahun
Penjualan (unit)
1999
35.000
2003
60.000
2000
45.000
2004
65.000
2001
50.000
2005
70.000
2002
60.000
2006
75.000
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan PT. Paparazi
untuk tiga tahun kedepannya.
2. PT. Bima Sakti memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun
Unit penjualan
Tahun
Unit penjualan
1993
1780
2000
1980
1994
1850
2001
1970
1995
1810
2002
2100
1996
1890
2003
2200
1997
2000
2004
2240
1998
1950
2005
2500
1999
2020
2006
2600
Dengan menggunakan metode least square carilah nilai trend dan taksiran penjualan
untuk 3 tahun yang akan datang.
3. Toko Manis menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1996
60 ton
2002
130 ton
1997
75 ton
2003
130 ton
1998
90 ton
2004
140 ton
1999
100 ton
2005
150 ton
2000
120 ton
2006
180 ton
2001
125 ton
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan gula pasir
untuk tiga tahun kedepannya.
4. Dibawah ini disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 – 2007 dalam satuan
ton dari Toko “Camar” sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1998
198.600
2004
246.500
1999
207.500
2005
248.700
2000
222.700
2006
244.100
2001
238.200
2002
238.700
2003
236.300
Dengan tehnik forecasting trend least square, tentukan besarnya penjualan kopi untuk
tiga tahun kedepannya.
32
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Metode kuadratik (parabolic method)
Dari penggunaan metode-metode terdahulu seperti trend bebas, trend setengah ratarata, trend moment, dan trend least square, kesemuanya bertujuan untuk menemukan suatu
bentuk garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis.
Dalam matematika untuk membentuk garis lurus tersebut seperti yang telah diuraikan
diatas adalah dengan menggunakan persamaan linear dengan rumus : Y’ = a + b X.
Sedangkan dalam keadaan sesungguhnya dalam perekonomian ada kalanya perusahaan
yang memang dari waktu kewaktu menunjukkan grafik yang selalu meningkat dalam
usahanya, tapi disisi lain banyak juga perusahaan yang mengalami kondisi yang berbeda
dalam arti dimulai dari masa pendirian sampai pada suatu masa puncak, dan dari masa
puncak ini perusahaan tersebut mengalami kemunduruan.
Bagi perusahaan yang mengalami masa pendirian, masa jaya, dan masa
kemunduran, jika dilukiskan atau digambarkan dalam grafik akan membentuk garis
melengkung seperti parabola ( non linear ), maka metode yang sesuai untuk digunakan
adalah metode kuadratik (parabolic method). Dalam matematika bentuk parabola semacam
ini dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi parabola dengan rumus :
Y’ = a + b X + c X2
dari rumus tersebut dapat dirubah kedalam bentuk
sebagai berikut :
 Y = n.a + c  X2
persamaan I
2
 XY = b  X
persamaan II
2
2
4
X Y = aX + cX
persamaan III
Contoh :
PT. Nusantara selama beberapa tahun terakhir memberikan data penjualannya. Berdasarkan
data historis tentang jumlah unit barang yang terjual, dengan menggunakan metode
parabolic method tentukan taksiran yang diharapkan terjual untuk beberapa tahun
mendatang. Data penjualannya sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
1998
2.000
2003
22.000
1999
10.000
2004
24.000
2000
14.000
2005
20.000
2001
16.000
2006
18.000
2002
20.000
Dari data tersebut :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
Jawab :
Dalam metode parabolic ini untuk menentukan nilai X atau parameter digunakan model
metode least square, dimana nilai X adalah sama dengan 0 (nol). Berarti nilai X pada
perhitungan metode parabolik ini nilai parameter X adalah juga sama dengan 0 (nol).
33
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah
Penjualan
( Y ))
2000
10000
14000
16000
20000
22000
24000
20000
18000
 146000
Nilai
(X)
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
0
XY
-8000
-30000
-28000
-16000
0
22000
48000
60000
72000
 120000
Setelah perhitungan dalam tabel diselesaikan,
(substitusikan) nilai yang diperoleh kedalam rumus :
Y’ = a + b X + c X2
 Y = n.a + c  X2
 XY = b  X2
 X2Y = a  X2 + c  X4
X2
16
9
4
1
0
1
4
9
16
 60
langkah
X2Y
32000
90000
56000
16000
0
22000
96000
180000
288000
 780000
selanjutnya
X4
256
81
16
1
0
1
16
81
256
 708
memasukan
persamaan I
persamaan II
persamaan III
 Y = n.a + c  X2
 X2Y = a  X2 + c  X4
146000 = 9 a + 60 c
( 20 )
780000 = 60 a + 708 c
( 3)
2920000 = 180 a + 1200 c
2340000 = 180 a + 2124 c
580000 = - 924 c
c = 580000 / -924
= - 627,7
Jika nilai c = -627,7 dimasukan kedalam persamaan I, akan diperoleh hasil sebagai
berikut :
 Y = n.a + c  X2
146000 = 9 a + 60 c
146000 = 9 a + 60 ( -627,7 )
146000 = 9 a - 37662
9 a = 183662
a = 183662 / 9
a = 20406,9
Sedangkan dari persamaan II akan diperoleh hasil :
 XY = b  X2
120000 = 60 b
b = 120000 / 60
b = 2000
Jadi fungsi parabola yang diperoleh adalah :
Y’ = a + b X + c X2
= 20.406,9 + 2.000 X – 627,7 X2
34
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dengan memasukan parameter X (nilai X)
diperoleh nilai trend parabolic sebagai berikut :
Y’ = a + b X + c X2
Y1998 = 20.406,9 + 2.000 (-4) – 627,7 (16)
Y1999 = 20.406,9 + 2.000 (-3) – 627,7 (9)
Y2000 = 20.406,9 + 2.000 (-2) – 627,7 (4)
Y2001 = 20.406,9 + 2.000 (-1) – 627,7 (1)
Y2002 = 20.406,9 + 2.000 (0) – 627,7 (0)
Y2003 = 20.406,9 + 2.000 (1) – 627,7 (1)
Y2004 = 20.406,9 + 2.000 (2) – 627,7 (4)
Y2005 = 20.406,9 + 2.000 (3) – 627,7 (9)
Y2006 = 20.406,9 + 2.000 (4) – 627,7 (16)
Estimasi penjualan tiga tahun kedepan
Y2007 = 20.406,9 + 2.000 (5) – 627,7 (25)
Y2008 = 20.406,9 + 2.000 (6) – 627,7 (36)
Y2009 = 20.406,9 + 2.000 (7) – 627,7 (49)
kedalam fungsi parabolic tersebut akan
=
=
=
=
=
=
=
=
=
2.363,7
8.757,6
13.896,1
17.779,2
20.406,9
21.779,2
21.896,1
20.757,6
18.363,7
= 14.714,4
= 9.813,3
= 3.649,6
Unit Sales
Grafik model parabolic
25000
20000
15000
10000
5000
0
98
99
00
01
02
03
04
Tahun
05
06
07
08
09
35
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan
1. PT. Raga Perkasa memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir
sebagai berikut :
Tahun
Penjualan (unit)
Tahun
Penjualan (unit)
1998
31.950
2003
44.300
1999
34.050
2004
49.100
2000
36.000
2005
37.650
2001
36.350
2006
37.950
2002
62.500
2007
37.000
Dengan menggunakan metode kuadratik lakukanlah :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 5 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
2. PT. Bimantara memberikan data penjualan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data
historis tersebut lakukanlah penaksiran jumlah unit barang yang diharapkan terjual
selama tiga tahun yang akan datang.
Tahun
Unit penjualan
Tahun
Unit penjualan
1993
1780
2000
2200
1994
1850
2001
2000
1995
1810
2002
1900
1996
1890
2003
1800
1997
2000
2004
1700
1998
1950
2005
1600
1999
2500
2006
1650
Dengan menggunakan metode kuadratik :
a. Tentukan nilai persamaan dari fungsi parabolic
b. Tentukan taksiran penjualan untuk 3 tahun kedepan
c. Gambarkan grafik penjualan perusahaan tersebut.
36
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Analisis Regresi.
Analisis regresi merupakan seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktorfaktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan, regresi dapat dibagi dalam
bentuk yaitu : regresi sederhana dan regresi berganda.
a. Regresi Tunggal / regresi sederhana (single regresion)
Metode regresi tunggal merupakan metode untuk mengadakan penaksiran yang
tidak hanya mendasarkan diri pada data historis dari satu variabel saja, yaitu variabel yang
akan ditaksir itu sendiri, melainkan juga menghubungkannya dengan satu variabel lain yang
diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan dari variabel yang
akan ditaksir tersebut. Dalam perhitungan regresi linear atau regresi tunggal menggunakan
satu variabel bebas (X) atau independend variabel dan satu variabel terikat (Y) atau
dependen variabel, lalu akan dihitung nilai Y berdasarkan nilai yang diketahui.
Rumus yang digunakan dalam regresi tunggal ini adalah Y = a + b X , dimana :
Y
= nilai yang diukur (variabel terikat)
X
= nilai yang mempengaruhi (variabel bebas)
a
= nilai intercept (konstansta)
b
= koefisien arah regresi
Sedangkan untuk menentukan nilai a dan b adalah sebagai berikut :
( Y )( X 2 )  ( X )( XY )
Harga a dihitung dengan rumus : a =
n(  X 2 )  (  X ) 2
n( XY )  ( X )( Y )
Harga b dihitung dengan rumus : b =
n(  X 2 )  (  X ) 2
Karena metode regresi tunggal ini mendasarkan diri pada hubungan antara data
historis variabel yang akan ditaksir dengan data historis variabel lain yang diperkirakan
mempengaruhi perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Untuk meyakinkan
bahwa variabel lain tersebut benar mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel
yang akan ditaksir, dapat digunakan ukuran yang sering disebut : koefisien korelasi ( r ).
Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya tingkat
keeratan (keakraban) hubungan antara sesuatu variabel dengan variabel yang lain yang
diperkirakan mempengaruhinya. Rumus yang digunakan untuk menentukan keeratan
hubungan adalah :
n( XY )  ( X )( Y )
r =
2
n(  X )  (  X ) 2 x n (  Y 2 )  (  Y ) 2
Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif dari nilai r tersebut sebagai
berikut :
a. Jika nilai r mendekati angka positif satu (+1), berarti bahwa variabel X mempunyai
pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila
variabel X bertambah, maka variabel Y akan terdorong untuk bertambah juga, begitu
sebaliknya.
37
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
b. Jika nilai r mendekati angka negatif satu (-1), berarti bahwa variabel X mempunyai
pengaruh yang kuat tapi negatif terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti apabila
variabel X bertambah, maka variabel Y justrus akan terdorong untuk berkurang, begitu
sebaliknya.
c. Jika nilai r mendekati angka nol ( 0 ), berarti bahwa variabel X kurang berpengaruh
terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti bahwa bertambah atau berkurangnya
variabel X tidak mempengaruhi perubahan variabel Y atau sebaliknya.
Untuk menerima atau menolak jawaban yang dihasilkan dari perhitungan akan
dikaitkan dengan hipostesis yang dibuat (jika dalam sebuah penelitian). Hipotesis adalah
jawaban sementara atau praduga tentang hasil penelitian yang akan dilakukan, dimana
jawaban atau praduga ini perlu dibuktikan dengan penelitian yang hasilnya benar sesuai
dengan dugaan awal, atau tidak sesuai dengan dugaan awal. Sehingga dalam kriteria
jawaban hipotesis ini dapat ditulis dalam :
a. Ho = Tidak kuat hubungan atau tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
b. Ha = Kuat hubungan atau ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
Untuk menguji atau membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima atau ditolak
digunakan rumus atau uji to ( t hitung), dengan rumus :
r n2
to =
dimana n adalah jumlah data. Ketentuan yang harus dipenuhi
1 r2
dalam menentukan t hitung ini adalah ; jika hasil perhitungan dari t hitung lebih besar dari t tabel
berarti terdapat hubungan kuat antara variabel X dengan variabel Y dengan demikian H o
ditolak dan Ha diterima, jika hasil perhitungan dari t hitung lebih kecil dari t tabel berarti
terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel
Y dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Dan yang perlu diingat disini adalah bahwa
uji t ini hanya uji yang sifatnya partial atau uji partial.
Dalam penaksiran atau estimasi perkiraan penjualan (variabel Y) dimasa datang
dengan asumsi dipengaruhi oleh satu variabel bebas (variabel X), maka dalam perhitungan
dapat dilihat sebagai berikut :
Contoh :
1. PT. Tunas Mekar yang bergerak dalam produksi susu untuk konsumen khusus (susu
bayi) akan dapat melakukan prediksi untuk memproduksi susu bayi dengan melihat
tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya. Adapun data produksi susu bayi dari
PT. tersebut yaitu :
Tahun
Produksi susu bayi
Kelahiran bayi
2001
240
140
2002
240
160
2003
300
250
2004
420
300
2005
300
350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang.
38
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab :
Langkah I
Untuk dapat memperkirakan produksi susu bayi oleh PT. Tunas Mekar dalam 3 tahun
mendatang, perusahaan harus mempunyai data tentang tingkat kelahiran bayi pada
daerah penjualannya untuk tiga tahun mendatang pula.
Perkiraan tingkat kelahiran bayi ( dengan metode moment)
Kelahiran bayi
Nilai
Tahun
(Y)
(X)
XY
2001
140
0
0
2002
160
1
160
2003
250
2
500
2004
300
3
900
2005
350
4
1400
 1200
 10
 2960
Y
= n.a + bX
1200 = 5a + 10 b
(2)
XY = aX + bX2
2960 = 10a + 30 b ( 1 )
2400 = 10a + 20b
2960 = 10a + 30b
-560 = -10 b
b = 560 / 10
b = 56
Y
X2
0
1
4
9
16
 30
= n.a + bX
1200 = 5a + 10 b
1200 = 5a + 10 (56)
1200 = 5 a + 560
5a = 1200 – 560
a = 640 / 5
a = 128
Jadi fungsi regresinya adalah
Y = a + b X menjadi Y = 128 + 56 X, berarti
prediksi kelahiran bayi 3 tahun mendatang adalah :
Y2006 = 128 + 56 (5) = 408 jiwa
Y2007 = 128 + 56 (6) = 464 jiwa
Y2008 = 128 + 56 (7) = 520 jiwa
Langkah II
Perkiraaan tingkat produksi susu bayi
Produksi susu Kelahiran bayi
Tahun
(Y)
(X)
2001
240
140
2002
240
160
2003
300
250
2004
420
300
2005
300
350
 1500
 1200
XY
33600
38400
75000
126000
105000
 378000
X2
19600
25600
62500
90000
122500
 320200
Y2
57600
57600
90000
176400
90000
 471600
39
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dengan bantuan metode trend moment fungsi regresi dapat ditentukan sebagai berikut :
Y
= n.a + bX
1500
= 5a + 1200 b
( 240 )
2
XY = aX + bX
378000 = 1200a + 320200 b
(1)
360000 = 1200a + 288000 b
378000 = 1200a + 320200 b
-18000 = -32200 b
b = 18000 / 32200
b = 0,56
Y
= n.a + bX
1500 = 5a + 1200 b
1500 = 5a + 1200 (0,56)
1500 = 5 a + 672
5a = 1500 – 672
a = 828 / 5
a = 167
Jadi fungsi regresinya adalah
Y = a + b X menjadi Y = 167 + 0,56 X, berarti
akan diketahui nilai trend dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang adalah :
Y2001 = 167 + 0,56 (140)
= 245,4
Y2002 = 167 + 0,56 (160)
= 256,6
Y2003 = 167 + 0,56 (250)
= 307
Y2004 = 167 + 0,56 (300)
= 335
Y2005 = 167 + 0,56 (350)
= 363
Dan prediksi produksi susu bayi 3 tahun mendatang yaitu :
Y2006 = 167 + 0,56 (408)
= 395,5
Y2007 = 167 + 0,56 (464)
= 427
Y2008 = 167 + 0,56 (520)
= 458,2
Langkah III
Dengan bantuan perhitungan tabel pada langkah II maka dapat dilihat hubungan
(korelasi) antara tingkat kelahiran bayi dengan tingkat produksi susu sebagai berikut :
n( XY )  ( X )( Y )
r =
n( X 2 )  ( X ) 2 x n( Y 2 )  (Y ) 2
5( 378000 )  (1200)(1500)
r =
5( X 320200 )  (1200) 2 x 5( 471600 )  (1500) 2
90000
r =
r = 0,6817
161000 x 108000
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,6817 ini
berarti bahwa tingkat kelahiran bayi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif
terhadap produksi susu untuk bayi.
40
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. PT. Torabika yang bergerak dalam produksi “kopi kemasan” selama 15 tahun terakhir
memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai
berikut :
Tahun
Nilai Penjualan (juta)
Biaya produksi (juta)
1993
32
30
1994
34
30
1995
36
30
1996
37
33
1997
36
32
1998
37
34
1999
39
35
2000
40
36
2001
33
32
2002
34
32
2003
36
34
2004
37
32
2005
38
34
2006
42
35
2007
44
37
Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan
adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X)
Jawab :
kolom ini abaikan
2
Y
X
XY
X
x
y
xy
x2
y2
32
30
960
900
-3
-5
15
9
25
34
30
1020
900
-3
-3
9
9
9
36
30
1080
900
-3
-1
3
9
1
37
33
1221
1089
0
0
0
0
0
36
32
1152
1024
-1
-1
1
1
1
37
34
1258
1156
1
0
0
1
0
39
35
1365
1225
2
2
4
4
4
40
36
1440
1296
3
3
9
9
9
33
32
1056
1024
-1
-4
4
1
16
34
32
1088
1024
-1
-3
3
1
9
36
34
1224
1156
1
-1
-1
1
1
37
32
1184
1024
-1
0
0
1
0
38
34
1292
1156
1
1
1
1
1
42
35
1470
1225
2
5
10
4
25
44
37
1628
1369
4
7
28
16
49
555
496
18438
16468
86
67
150
Untuk menentukan nilai x dan nilai y dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
X 
X
n
X 
 496
= 33
15
41
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Y
 555
X 
= 37
n
15
Maka nilai x adalah :
x = X - X
Maka nilai y adalah :
y = Y - Y
Y
a
( Y )( X 2 )  ( X )( XY )
=
n(  X 2 )  (  X ) 2
= - 5.508 / 1004
= - 5,486
30 – 33 = -3 dan seterusnya.
32 – 37 = -5 dan seterusnya
=
(555)(16468)  (496)(18438)
15(16468)  (496) 2
n( XY )  ( X )( Y )
15(18438 )  (496)(555)
=
2
2
n(  X )  (  X )
15(16468 )  (496) 2
= 1290 / 1004
= 1,28
Jadi persamaan regresinya adalah Y = - 5,486 + 1,28 X
Bila dalam hal ini biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 0, akan menimbulkan
pendapatan negatif atau negatif penerimaan penjualan sebesar Rp 5,486 juta. Dalam
prakteknya dapat saja terjadi, misalnya dalam periode tertentu atau karena sebab
tertentu perusahaan tidak dapat melakukan usaha apapun yang tidak mengeluarkan
biaya produksi (biaya operasional), akan tetapi perusahaan dalam periode tersebut tetap
mengeluarkan biaya gaji, depresiasi, pembayaran hutang, dan atau sewa.
Bila biaya produksi diberikan nilai sebesar Rp 100 juta, akan memberikan pengaruh
kepada nilai penjualan yaitu :
Y = - 5,486 + 1,28 X
= - 5,486 + 1,28 ( 100)
= Rp 122,5 juta
Artinya bila biaya produksi diberikan nilai Rp 100 juta akan menimbulkan penerimaan
penjualan menjadi Rp 122,5 juta.
Bila melihat pada perhitungan tabel diatas dan kita asumsikan bahwa biaya produksi
untuk 3 tahun mendatang menjadi Rp 40 juta, Rp 45 juta, dan Rp 50 juta. Maka nilai
penjualan untuk 3 tahun mendatang menjadi :
Y2008
= -5,486 + 1,28 (40) = Rp 45,7 juta
Y2009
= -5,486 + 1,28 (45) = Rp 52,1 juta
Y2010
= -5,486 + 1,28 (50) = Rp 58,5 juta
Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap nilai penjualan pada perusahaan yang
bersangkutan, ini dapat dilihat hubungan antara variabel biaya produksi dengan variabel
nilai penjualan, dimana nilai penjualan adalah variabel Y dan biaya produksi adalah
variabel X. sebagai berikut :
b
=
42
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Nilai Penj.
(Y)
32
34
36
37
36
37
39
40
33
34
36
37
38
42
44
555
Tahun
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
r =
r =
Biaya Produksi
(X)
30
30
30
33
32
34
35
36
32
32
34
32
34
35
37
 496
XY
960
1020
1080
1221
1152
1258
1365
1440
1056
1088
1224
1184
1292
1470
1628
18438
X2
900
900
900
1089
1024
1156
1225
1296
1024
1024
1156
1024
1156
1225
1369
16468
Y2
1024
1156
1296
1369
1296
1369
1521
1600
1089
1156
1296
1369
1444
1764
1936
20685
n( XY )  ( X )( Y )
n( X 2 )  ( X ) 2 x n( Y 2 )  (Y ) 2
15(18438)  (496)(555)
15(16468)  (496) 2 x 15(20685)  (555) 2
1290
r =
r = 0,858
1503
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar 0,858 ini
berarti bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap
nilai penjualan dari perusahaan tersebut.
Soal latihan
1. PT. Abdi Nusa memberikan data nilai penjualan dan biaya promosi untuk beberapa
tahun sebagai berikut :
Tahun
Nilai penjualan (juta)
Biaya promosi (juta)
2003
300
150
2004
350
160
2005
300
200
2006
390
300
2007
400
350
Dari data tersebut tentukan fungsi regresinya dan tentukan perkiraan penjualan untuk 3
tahun mendatang dengan bantuan metode trend moment dan berapa korelasinya.
43
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. PT. Andika yang bergerak dalam produksi “sepatu” selama 10 tahun terakhir
memberikan data tentang nilai penjualannya dan nilai biaya produksinya sebagai
berikut :
Tahun
Nilai Penjualan (juta)
Biaya produksi (juta)
1998
375
345
1999
395
355
2000
405
365
2001
335
325
2002
345
325
2003
365
345
2004
375
325
2005
385
345
2006
425
355
2007
415
375
Tentukan fungsi regresinya dan jelaskan hasil yang diperoleh. Bila nilai penjualan
adalah (Y) maka nilai biaya produksi adalah (X), tentukan korelasi antara nilai
penjualan dengan biaya produksi sepatu.
b. Regresi Berganda (multiple regresion).
Regresi berganda dapat digunakan untuk melakukan estimasi atau perkiraan
penjualan untuk periode mendatang dengan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi
penjualan tersebut. Regresi berganda hanya dapat dilakukan minimal 2 variabel bebasnya.
Persamaan regresi untuk dua variabel bebas (independent variabelnya) sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Sedangkan persamaan regresi untuk variabel bebas lebih dari dua dapat ditulis
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan / nilai yang dicari
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen, bila
b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Berikut ditampilkan hubungan antara nilai penjualan (variabel dependend = Y ),
dengan nilai biaya produksi (variabel independend = X1), dan nilai biaya promosi (variabel
independen = X2).
44
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Contoh :
PT. Kharisma selama 10 tahun terakhir memberikan data dari nilai penjualan, nilai
biaya produksi, dan nilai biaya promosi sebagai berikut :
Tahun
Nilai penjualan (juta) Biaya produksi (juta) Biaya promosi (juta)
1998
23
10
7
1999
17
12
3
2000
15
14
2
2001
17
14
4
2002
23
18
6
2003
22
15
5
2004
23
15
7
2005
24
16
8
2006
27
16
8
2007
30
20
9
Dari data tersebut buatlah persamaan regresi, hubungannya, dan estimasi penjualan
untuk masa mendatang. Penjelasan nilai penjualan = Y, biaya produksi = X1, biaya
promosi = X2.
Jawab :
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Y
23
17
15
17
23
22
23
24
27
30
221
X1
10
12
14
14
18
15
15
16
16
20
150
X2
7
3
2
4
6
5
7
8
8
9
59
X1Y
230
204
210
238
414
330
345
384
432
600
3387
X2Y
161
51
30
68
138
110
161
192
216
270
1397
X1 X2
70
36
28
56
108
75
105
128
128
180
914
X12
100
144
196
196
324
225
225
256
256
400
2322
X22
49
9
4
16
36
25
49
64
64
81
397
Dari tabel diperoleh :
 Y = 221
 X2Y
= 1397
 X1 = 150
 X1X2
= 914
 X2 = 59
 X12
= 2322
2
 X1Y = 3387
 X2
= 397
Untuk menghitung harga harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut :
Y
= n.a + b1X1 + b2X2
(persamaan 1)
2
 X1Y
= aX1 + b1X1 + b2X1X2
(persamaan 2)
 X2Y
= aX2 + b1X1X2 + b2X22
(persamaan 3)
45
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan tabel dimasukan dalam persamaan untuk
menentukan nilai a, b1, b2 maka :
 Y = n.a + b1X1 + b2X2
221
= 10 a + 150 b1 + 59 b2
 X1Y = aX1 + b1X12 + b2X1X2
3387 = 150a + 2322 b1 + 914 b2
 X2Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22
1397 = 59a + 914 b1 + 397 b2
221
3387
3315
3387
- 72
= 10 a + 150 b1 + 59 b2
= 150a + 2322 b1 + 914 b2
= 150a + 2250 b1 + 885 b2
= 150a + 2322 b1 + 914 b2
= 0a + -72 b1 + -29 b2
( 15 )
(1)
221
1397
1304
1397
-93
= 10 a + 150 b1 + 59 b2
= 59a + 914 b1 + 397 b2
= 59a + 885 b1 + 348 b2
= 59a + 914 b1 + 397 b2
= 0a + -29 b1 + -49 b2
(5,9)
(1)
maka -72 = -72 b1 – 29 b2 (persamaan 4)
maka -93 = -29 b1 - 49 b2
(persamaan 5)
= -72 b1 – 29 b2
( 10 )
= -29 b1 - 49 b2
(24,83)
= -720 b1 – 290 b2
= -720 b1 – 1217 b2
= 0 b1 + 927 b2
= 1589 / 927
= 1,714
Bila nilai b2 dimasukan dalam persamaan 4 maka diperoleh hasil yaitu :
-72 = -72 b1 – 29 b2
-72 = -72 b1 – 29 (1,714)
-72 = -72 b1 – 49,71
72 b1 = 121,71
b1 = 121,71 / 72
b1 = 1,69
-72
-93
-720
- 2309
1589
b2
Harga b1, b2 dimasukan dalam persamaan 1 maka diperoleh hasil yaitu :
 Y = n.a + b1X1 + b2X2
221 = 10 a + 150 b1 + 59 b2
221 = 10 a + 150 (1,69) + 59 (1,714)
221 = 10 a + 253,5 + 101,13
10 a = 221 - 253,5 – 101,13
10 a = -133,63
a = -133,63 / 10
a = -13,363
Jadi persamaan regresi linear berganda dari nilai penjualan, biaya produksi, dan biaya
promosi sebagai berikut : Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2
46
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dapat dijelaskan bahwa Y = -13,363 + 1,69 X1 + 1,714 X2
Bila X1 dan X2 diberi harga 0 (nol) maka nilai penjualan menjadi negatif Rp 13,363
juta. Kondisi ini dapat saja terjadi dalam periode tertentu perusahaan tidak melakukan
operasi (tidak ada biaya produksi atau tidak ada biaya promosi), tapi perusahaan akan
tetap mengeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya gaji, beban bunga, sewa.
Dan bila X1 dan X2 diberi harga Rp 10 juta maka :
Y = -13,363 + 1,69 (10) + 1,714 (10) Y = -13.363 + 16,9 + 17,14
Y = Rp 20,677 juta
Ini berarti bila X1 dan X2 diberi nilai yang sama pada waktu bersamaan akan
memberikan kontribusi peningkatan nilai penjualan menjadi Rp 20,677 juta.
Bila pada tahun 2008 X1 diberi nilai 30 dan X2 diberi nilai 15 maka kontribusi terhadap
nilai penjualan adalah :
Y = -13,363 + 1,69 (30) + 1,714 (15) Y = -13.363 + 50,7 + 25,71
Y = Rp 63,05 juta
Yang berarti bahwa peningkatan pada biaya produksi dan biaya promosi akan
memberikan kenaikan terhadap nilai penjualan perusahaan yang bersangkutan.
Analisis-analisis khusus.
Seringkali guna mengadakan penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang
perusahaan perlu mengadakan berbagai analisis khusus, agar hasil penaksirannya nanti
lebih lengkap serta lebih akurat. Dengan demikian perusahaan akan menerapkan metode
statistik (trend atau regresi) bagi analisis-analisis khusus tersebut. Beberapa analisis khusus
yang dapat dilakukan perusahaan antara lain :
a. Analisis Industri
Analisis ini dilakukan terutama untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap
keadaan industri secara keseluruhan. Dengan analisis tersebut akan dapat diketahui
seberapa besar peranan perusahaan terhadap industri. Dalam kaitannya dengan anggaran
penjualan, dengan analisis industri antara lain dapat diketahui perbandingan antara
penjualan perusahaan dengan penjualan seluruh industri. Atau dengan kata lain dapat
diketahui berapa besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi (supply) oleh
penjualan perusahaan yang bersangkutan.
Semakin besar bagian dari permintaan industri yang dipenuhi oleh penjualan
perusahaan yang bersangkutan, berarti semakin besar pula peranan perusahaan dalam
industri, serta semakin kuat posisinya didalam persaingan, begitupun sebaliknya. Dengan
demikian bilamana perusahaan ingin mengadakan penaksiran terhadap penjualannya
diwaktu mendatang, maka dapat dilakukan dengan mengkaitkannya dengan perkembangan
permintaan industri dimasa mendatang. Misal bila menggunakan metode regresi tunggal
data historis penjualan perusahaan dijadikan sebagai variabel dependend (variabel yang
diukur) sedangkan data historis penjualan industri sebagai variabel independen (variabel
yang mempengaruhi).
47
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Perbandingan penjualan perusahaan dengan penjualan industri sering disebut
sebagai market share (M/S).
TotalPenjualanPerusahaan
Market Share (M/S) =
x100% , dengan demikian M/S
TotalPenjualanIndustri
ini sering juga disebut pangsa pasar dari keseluruhan penjualan perusahaan, suatu hal yang
perlu diingat bahwa perusahaan yang diperbandingkan disini adalah perusahaan yang
menghasilkan out put yang sejenis atau produk yang sama.
b. Analisis Jenis Produk
Analisis jenis produk (product line)ini diperlukan oleh perusahaan yang
memproduksikan lebih dari satu jenis barang hasil produksi. Oleh karena masing-masing
jenis produk yang dihasilkan tersebut mempunyai perbedaan pasar (segmen pasar),
mempunyai perbedaan sifat dan pola perkembangan, serta mempunyai perbedaan variabelvariabel yang mempengaruhinya, maka penaksiran untuk waktu-waktu yang akan datang
juga memerlukan penanganan sendiri-sendiri. Dengan demikian penerapan metode
statistika bagi jenis produk yang satu, mungkin berbeda dengan jenis produk yang lainnya.
c. Analisis Pemakai Akhir Produk.
Sebagaimana diketahui, ada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barangbarang konsumsi, dan ada pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri.
Produk yang berupa barang konsumsi akan langsung dipergunakan oleh para pemakai akhir
untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi produk yang berupa barang industri tidak
secara langsung dapat dipergunakan oleh para pemakai akhir, melainkan akan menjadi
bahan masukan (input) bagi perusahaan lain untuk diproses lebih lanjut sebelum menjadi
barang konsumsi. Oleh karena itu perkembangan penjualan dari perusahaan yang
menghasilkan barang industri tersebut, banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan
dari perusahaan yang akan memproses lebih lanjut.
Misal perkembangan penjualan benang dari perusahaan pemintal benang akan
sangat dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan tekstil. Perkembangan
penjualan tinta cetak akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penjualan perusahaan
percetakan. Perkembangan penjualan tembakau akan banyak dipengaruhi oleh
perkembangan penjualan perusahaan rokok, dan sebagainya. Ini berarti bahwa bilamana
sesuatu perusahaan yang menghasilkan barang industri, akan melakukan penaksiran, maka
perlu pula mengadakan analisis terhadap pemakai akhir dari produk yang dihasilkan itu dan
analisis yang digunakan untuk itu disebut juga end used analysis.
48
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Politik Harga Dalam Anggaran Perusahaan.
Contoh :
Sebuah perusahaan memberikan laporan penjualan untuk dua macam produk yaitu produk
A dan produk B sebagai berikut :
Bulan
Produk A
Produk B
Januari
12000
13200
Februari
12200
13750
Maret
13000
14150
April
13500
14200
Mei
13750
14200
Juni
14000
14500
Juli
14000
16000
Agustus
14850
17000
September
15000
17000
Oktober
15500
18250
Nopember
19000
19500
Desember
20000
20500
176800
192250
Data tambahan antara lain :
a. Persediaan akhir untuk produk A dan produk B sebesar 15000 unit.
b. Persediaan awal untuk produk A dan produk B sebesar 6600 unit
c. Harga jual perunit produk A Rp 200 dan produk B Rp 300
d. Biaya tetap untuk produk A dan produk B sebesar Rp 2400000
e. Biaya variabel untuk produk A dan produk B sebesar Rp 3500000
Akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat dicapai lagi dengan demikian
manajer dihadapkan dengan dua pilihan yaitu :
a. Mempertahankan seperti apa yang telah direncanakan telah ada.
b. Menaikan harga 10 % dan menurunkan volume 10 % atau menaikan volume 10 %
dan menurunkan harga 10 %
Jawab.
Terlebih dahulu dicari tingkat produksi masing-masing produk A dan produk B, kemudian
dicari nilai biaya variabel perunit masing-masing produk.
Produk A
176.000
Produk B
192.250
Persediaan akhir
15.000
Persediaan akhir
15.000
Kebutuhan
191.800
Kebutuhan
207.250
Persediaan awal
6.600
Persediaan awal
6.600
Produksi
185.200
Produksi
200.650
Biaya variabel produk A = 3.500.000 /185.200 = Rp 19
Biaya variabel produk B = 3.500.000/200.650 = Rp 17
49
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Keterangan
Penjualan
Produk A
Harga
Jumlah penjualan
Biaya-biaya
- biaya tetap
- biaya variabel
Jumlah biaya
Laba
Keterangan
Penjualan
Produk B
Harga
Jumlah penjualan
Biaya-biaya
- biaya tetap
- biaya variabel
Jumlah biaya
Laba
Alternatif pilihan
Volume turun 10 %
Volume naik 10 %
Harga naik 10 %
Harga turun 10 %
Seperti yang sudah
ada
185.200
200
37.040.000
166.800
220
36.696.000
203.720
180
36.669.600
2.400.000
3.500.000
5.900.000
31.140.000
2.400.000
3.169.200
5.569.200
31.126.800
2.400.000
3.870.680
6.270.680
30.398.920
Alternatif pilihan
Volume turun 10 %
Volume naik 10 %
Harga naik 10 %
Harga turun 10 %
Seperti yang sudah
ada
200.650
300
60.195.000
180,585
330
59.595.050
220.715
270
59.593.050
2.400.000
3.500.000
5.900.000
54.295.000
2.400.000
3.069.945
5.469.945
54.123.105
2.400.000
3.752.155
6.152.155
53.440.895
50
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan
1. Perusahaan “Salama” memproduksi dan menjual dua macam barang yakni barang A
dan barang B. Data volume penjualan selama 5 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Barang A (unit)
Barang B (unit)
2003
150.000
700.000
2004
160.000
750.000
2005
290.000
800.000
2006
350.000
800.000
2007
320.000
1.000.000
Data lain adalah ; harga perunit barang disemua daerah penjualan adalah barang A Rp
10,- barang B Rp 20,-. Pola distribusi penjualan per daerah penjualan adalah :
Daerah
Barang A
Barang B
Sumbar
40 %
60 %
Riau
60 %
40 %
Dengan menggunakan bantuan metode trend least square maka tentukanlah :
a. Perkiraan penjualan barang A dan barang B pada tahun 2008
b. Distribusi penjualan barang dan jumlah penerimaan dimasing-masing daerah untuk
barang A dan barang B
2. PT. Mitra Anda memberikan data penjualannya selama beberapa tahun terakhir sebagai
berikut :
Tahun
Penjualan
Tahun
Penjualan
1998
31.950
2003
50.500
1999
34.050
2004
45.000
2000
36.000
2005
37.000
2001
36.350
2006
30.000
2002
62.500
2007
29.000
Dengan menggunakan metode parabolic lakukanlah penaksiran penjualan perusahaan
untuk dua tahun kedepan. (untuk penentuan nilai X dalam perhitungan tabel pakai
metode least square)
51
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian III
Anggaran Produksi
11. Pengertian Produksi.
Anggaran produksi merupakan penentuan semua aktivitas yang berhubungan
dengan produksi yang diukur dalam satuan unit moneter, untuk lebih jelasnya pengertian
dari anggaran produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Anggaran produksi dalam arti luas.
Anggaran produksi adalah penjabaran rencana penjualan menjadi rencana produksi
yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan
baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi.
b. Anggaran produksi dalam arti sempit.
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan volume barang yang harus diproduksi
perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan.
Anggaran produksi merupakan kelanjutan dari anggaran penjualan, sehingga dapat
dikatakan bahwa penetapan anggaran penjualan menjadi titik tolak untuk menyusun atau
membuat anggaran produksi, dengan demikian jabaran dari rencana penjualan sebagai dasar
untukmenyusun rencana produksi.
12. Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi meliputi.
Ruang lingkup dalam rangka perencanaan produksi dalam sebuah perusahaan
meliputi antara lain :
a. Penentuan tingkat produksi
b. Penentuan kebutuhan fasilitas produksi
c. Penentuan tingkat persediaan
Dalam penentuan tingkat produksi hal yang sangat berkaitan dengan kapasitas
terpasang. Kapasitas terpasang dapat diartikan bahwa kemampuan untuk menghasilkan
produk, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti ; tehnologi yang digunakan,
kebijaksanaan produksi, dan kebijaksanaan persediaan. Kebijaksanaan menambah
maksimal produk alternatifnya adalah dengan menambah mesin dan menambah tenaga
kerja.
Suatu perusahaan yang menggunakan seluruh tehnologi yang mutakhir berarti
perusahaan menggunakan capital intensif yang berarti banyak menggunakan tehnologi atau
mesin, sementara apabila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja disebut labor
intensif. Dalam melakukan produksi sebuah perusahaan diinginkan untuk dapat
menggunakan tehnologi yang tepat guna, yang berarti pemakaian tehnologi tetap mengikuti
perkembangan dan tenaga kerja tetap berjalan dan bahkan penyerapannya dapat bertambah.
52
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi
selama periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya produk yang harus diproduksi
sangat ditentukan oleh hal sebagai berikut :
a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum
dalam anggaran penjualan.
Jumlah barang yang direncanakan untuk dijual akan dipengaruhi oleh berapa banyak
barang yang dijual, jenis, mutu dan lainnya. Pasar sasaran dan perlu adanya segmen
pasar yang sesuai dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat produksi
Kebijaksanaan ini akan dipengaruhi oleh estimasi penyerapan barang yang
diproduksikan oleh pasar, ketersediaan modal yang dimiliki oleh perusahaan, dan
peralatan atau tehnologi yang dimiliki, serta tenaga kerja yang mempunyai skiil dan
pengalaman yang diinginkan perusahaan.
c. Kebijaksanaan tingkat persediaan.
Kebijaksanaan persediaan akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang tersedia
dipasar atau supplier, modal yang dimiliki serta perencanaan produksi yang telah
disusun.
14. Tujuan penyusunan anggaran produksi.
Tujuan penyusunan anggaran produksi meliputi antara lain :
a. Menunjang kegiatan bagian penjualan, sehingga dengan demikian barang dapat
tersedia dengan telah yang direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang cukup memadai.
c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan biaya produksi.
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi.
Perencanaan dan penyusunan anggaran produksi haruslah dibuat secara teliti, karena
akan dapat dilakukan penghematan efisiensi dari penyimpangan biaya produksi yang
mungkin saja terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi
antara lain :
a. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan (khusus tentang kuantitas,
kualitas barang).
b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya.
c. Tenaga kerja yang tersedia, meliputi jumlah skiil dan pengalaman.
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya dimasa
datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan produksi, serta kemungkinan perluasan diwaktu yang akan datang.
f. Luas perusahaan yang optimal, kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi
rata-rata perunit yang paling rendah.
53
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
g. Kebijaksanaan perusahaan dibidang persediaan barang jadi (persediaan barang jadi
dalam jumlah besar atau kecil), kebijaksanaan ini dipengaruhi oleh :
i.
Fluktuasi penjualan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang
ii.
Fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia
iii. Resiko kerugian yang mungkin timbul selama barang dalam penyimpanan
iv.
Biaya yang timbul dalam rangka penyimpanan
v.
Tingkat perputaran persediaan barang jadi
vi.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproses bahan mentah menjadi barang
jadi
vii.
Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi selama periode yang akan
datang, pola yang dimaksud adalah perkembangan jumlah unit yang akan
diproduksikan dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang.
Anggaran produksi merupakan basis untuk penyusunan anggaran yang lain seperti
anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, dan anggaran factory over head (FOH) pabrik.
Dengan adanya penyusunan anggaran produksi ini maka dapat disusun berapa penjualan
yang harus diperoleh, keuntungan yang akan didapat, dan fasilitas yang diperlukan.
16. Tahap-tahap dalam penyusunan anggaran produksi
Tahapan yang paling menentukan kapan barang akan diproduksi, kondisi ini
dipengaruhi oleh lamanya proses produksi, dan jumlah barang yang akan dihasilkan, dua
kondisi ini tergantung pula pada fasilitas pabrik, fasilitas pergudangan, stabilitas tenaga
kerja, stabilitas bahan baku, dan modal yang digunakan. Adapun tahap-tahap yang dilalui
dalam penyusunan anggaran produksi adalah :
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan ini mencakup ; menentukan periode waktu yang dipakai,
menentukan jumlah satuan fisik.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mencakup; menentukan kapan diproduksi, menentukan dimana
diproduksi, menentukan urutan proses produksi, menentukan standard penggunaan
fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi, menyusun program penggunaan bahan baku
tenaga kerja service dan peralatan, menyusun standard biaya produksi, membuat
perbaikan bilamana perlu.
Dalam menyusun anggaran produksi terdapat tiga pola produksi yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
a. Pola produksi yang mengutamakan stabilitas
Maksudnya perkembangan yang ajeg atau stabil dari jumlah unit yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Ini berarti bahwa
walaupun terjadi fluktuasi penjualan, namun jumlah unit yang akan diproduksi akan
selalu sama, maka akan timbul kemungkinan lain :
1) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan menurun, maka terjadi
kelebihan stock barang jadi.
2) Dimana pada bulan-bulan tertentu produksi tetap, penjualan meningkat, maka
terjadi kekurangan persediaan barang jadi.
54
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
b. Pola produksi yang bergelombang sesuai dan setingkat dengan gelombang dari pola
penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang, yang tidak stabil dan tidak teratur,
melainkan berfluktuasi sesuai dan setingkat dengan fluktuasi penjualan. Dengan
kemungkinan yaitu :
1) Bila mana penjualan meningkat pada bulan-bulan tertentu, maka produksi
disesuaikan dan ditingkatkan sejumlah penjualan tersebut.
2) Bila mana penjualan menurun pada bulan-bulan tertentu, maka produksi juga
diturunkan setingkat dengan fluktuasi penjualan tersebut.
Akibat dari kondisi ini maka tingkat persediaan barang jadi dari bulan ke bulan akan
selalu sama (stabil).
c. Pola produksi yang bergelombang secara lebih moderat dari pada gelombang dari pola
penjualan. Maksudnya perkembangan jumlah unit yang akan diprorduksikan yang tidak
stabil dan tidak teratur dari waktu ke waktu, tetapi fluktuasinya tidak sesuai dan tidak
setingkat dengan fluktuasi jumlah penjualannya, melainkan lebih moderat. Ini berarti
bahwa pada bulan-bulan dimana jumlah penjualan meningkat, maka jumlah unit yang
diproduksikan juga ditingkatkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut,
hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu yaitu :
1) Terbatasnya bahan baku dan bahan penolong yang tersedia di pasar.
2) Terbatasnya tenaga kerja yang tersedia diperusahaan baik jumlah (kuantitas) atau
keterampilan dan keahlian (kualitas).
3) Terbatasnya modal kerja yang tersedia di perusahaan yang bersangkutan.
4) Terbatasnya berbagai fasilitas lain, terutama yang berkaitan erat dengan kegiatan
produksi.
Sebaliknya dimana pada bulan-bulan tertentu penjualan menurun, maka tingkat
produksi juga diturunkan tapi tidak setingkat dengan jumlah penjualan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk tetap menjaga kondisi persediaan supaya tetap ada.
Formula yang umum digunakan untuk penyusunan tingkat produksi adalah sebagai
berikut :
Tingkat penjualan
00000
Tingkat persediaan akhir
00000+
Barang yang tersedia / kebutuhan
00000
Tingkat persediaan awal
00000 Tingkat produksi
00000
Misalkan persediaan awal 600 unit barang, penjualan selama 1 periode tertentu 1000 unit,
persediaan akhir diperkirakan 400 unit, berapakah jumlah barang yang diproduksikan ?
Tingkat penjualan
1000
Tingkat persediaan akhir
400+
Barang yang tersedia / kebutuhan
1400
Tingkat persediaan awal
600 Tingkat produksi
800
Contoh :
55
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
1. PT. Askes dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk
mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan
dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Penjualan selama 6 tahun terakhir
Tahun
Penjualan Perusahaan
Penjualan Industri
2002
6000
75000
2003
6480
72000
2004
7020
78000
2005
8100
81000
2006
9900
90000
2007
11340
94500
b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk
tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti
pada tahun 2007.
c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 15000 setahun.
d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah
persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat
produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut :
Bulan
indeks Penjualan
Triwulan
indeks penjualan
Januari
10 %
II
20 %
Februari
10 %
III
20 %
Maret
10 %
IV
30 %
Dari data tersebut :
a. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode least square
b. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share
yang dikehendaki,
c. Tentukanlah volume produksi tahun 2008
d. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan
kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan.
Jawab :
Penjualan industri tahun 2008 dan 2009
Tahun
Penjualan
Nilai
(Y)
(X)
2002
75000
-5
2003
72000
-3
2004
78000
-1
2005
81000
1
2006
90000
3
2007
94500
5
 490500
0
Nilai
XY
-375000
-216000
-78000
81000
270000
472500
 154500
Nilai
X2
25
9
1
1
9
25
 70
Nilai persamaan garis trend adalah Y = a + bX
56
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Rumus least square adalah : a = Y / n ,
b = XY / X2
a = 490500 / 6
= 81750
b = 154500 / 70
= 2207, 142
Jadi persamaan yang diperoleh adalah :
Y = 81750 + 2207,142 X , dengan demikian penjualan industri untuk tahun 2008 dan
2009 adalah :
Y2008
= 81750 + 2207,142 (7)
= 97.200
Y2009
= 81750 + 2207,142 (9)
= 101.615
Market share perusahaan pada tahun 2007 :
M/S perusahaan = penjualan perusahaan / penjualan industri
= 11.340 / 94.500 = 0,12
Jadi target penjualan untuk tahun :
Penjualan perusahaan tahun 2008 = 0,12 x 97.200 = 11.664 unit
Penjualan perusahaan tahun 2009 = 0,12 x 101.615 = 12.194 unit
Volume produksi tahun 2008
Penjualan
Pers. Akhir (th 2008 = 10 % x 12.194)
Kebutuhan
Pers awal (th 2008 = 10 % x 11.664)
Tingkat produksi
11.664
1.219 +
12.883
1.166 11.717
Pola penjualan bulanan / triwulanan
Januari
10 % x 11.664
Februari
10 % x 11.664
Maret
10 % x 11.664
Triwulan II
20 % x 11.664
Triwulan III
20 % x 11.664
Triwulan IV
30 % x 11.664
1.164,4
1.164,4
1.164,4
2.332,8
2.332,8
3.499,2
11.664
Produksi stabil : produksi perbulan = 11.717 / 12 = 976, triwulan = 976 x 3 = 2.928
Skedul Produksi
Periode
Penjualan
Januari
1.166,4
Februari
1.166,4
Maret
1.166,4
Triwulan II
2.332,8
Triwulan III
2.332,8
Triwulan IV
3.498,2
11.664
Pers Akhir
975,6
785,2
594,8
1.190
1.785
1.219
Kebutuhan
2.142
1.915,6
1.761,2
3.522,8
4.117,8
4.718,2
Pers awal
1.166
975,6
785,2
594,8
1.190
1.785
Produksi
976
976
976
2.928
2.928
2.928
11.717
57
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. Perusahaan “Gelas Kaca” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan
selama 8 tahun terakhir adalah :
Tahun
Penjualan
Tahun
Penjualan
2000
85.000
2004
110.000
2001
90.000
2005
112.000
2002
110.000
2006
111.000
2003
111.000
2007
113.000
Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 45.000, sehingga pada akhir tahun
diharapkan persediaan menjadi 13.000.
Pola penjualan menurut indeksnya adalah :
Januari
15 %
Triwulan II
10 %
Februari
15 %
Triwulan III
25 %
Maret
15 %
Triwulan IV
25 %
Diminta :
a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode moment
b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008
c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan.
Jawab :
Tahun
Penjualan
(Y)
2000
85000
2001
90000
2002
110000
2003
111000
2004
110000
2005
112000
2006
111000
2007
113000
842000
Y = n.a + b X
XY = a X + b X2
Y
= n.a + b X
Nilai
Nilai
(X)
XY
0
0
1
90000
2
220000
3
333000
4
440000
5
560000
6
666000
7
791000
28
3100000
842000 = 8 a + 28 b
(5)
3100000 = 28 a + 140 b
(1)
4210000 = 40 a + 140 b
3100000 = 28 a + 140 b
1110000 = 12 a
a = 1.110.000 / 12
a = 92.500
842000 = 8 a + 28 b
= 8 (92.500) + 28 b
= 740.000 + 28 b
842.000 – 740.000 = 28 b
b = 102.000 / 28
b = 3.642,8
Nilai
X2
0
1
4
9
16
25
36
49
140
58
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jadi nilai persamaan
Y = 92.500 + 3.462,8 X
Maka penjualan perusahaan pada tahun 2008 adalah :
Y2008 = 92.500 + 3.642,8 (8)
= 92.500 + 29.142,4
Pola penjualan bulanan / triwulanan
Januari
15 % x 121.642,4
Februari
15 % x 121.642,4
Maret
15 % x 121.642,4
Triwulan II
10 % x 121.642,4
Triwulan III
20 % x 121.642,4
Triwulan IV
25 % x 121.642,4
Volume produksi tahun 2008
Penjualan
Persediaan akhir
Kebutuhan
Persediaan awal
Tingkat produksi
= 121.642,4
18.246,36
18.246,36
18.246,36
12.164,24
24.328,48
30.410,60
121.642,4
121.642,4
13.000,0 +
134.642,4
45.000,0 89.642,4
Pola produksi : 89.642,4 / 12 = 7470,2 triwulan : 3 x 7470,2 = 22.410,6
Skedul Produksi
Periode
Penjualan
Januari
18.246,36
Februari
18.246,36
Maret
18.246,36
Tri II
12.164,24
Tri III
24.328,48
Tri IV
30.410,60
121.642,4
Pers Akhir
34.223,84
23.447,68
12.671,52
22.917,88
21.000
13.000
Kebutuhan
52.470,2
41.694,04
30.917,88
35.082,12
45.328,48
43.410,60
Pers awal
45.000
34.223,84
23.447,68
12.671,52
22.917,88
21.000
Produksi
7.470,2
7.470,2
7.470,2
22.410,6
22.410,6
22.410,6
89.642,4
3. PT. Tata Usaha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 32.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
a. Indeks penjualan
Januari
11 %
Triwulan II
25 %
Februari
10 %
Triwulan III
15 %
Maret
9%
Triwulan IV
30 %
b. Persediaan awal tahun sebesar 4000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 2000 unit.
c. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 70 % dari produksi normal.
59
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Diminta :
a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan.
b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %.
c. Susunlah skedul budget produksi.
Jawab :
Tingkat produksi setahun :
Penjualan
Persediaan akhir
Kebutuhan
Persediaan awal
Tingkat produksi
32.000
2.000 +
34.000
4.000 30.000
Perkiraan pola penjualan :
Januari
= 11 % x 32.000
Februari
= 10 % x 32.000
Maret
= 9 % x 32.000
Triwulan II = 25 % x 32.000
Triwulan III = 15 % x 32.000
Triwulan IV = 30 % x 32.000
Fluktuasi penjualan 10 %
Produksi normal perbulan
Produksi maksimal per bulan
Produksi minimal perbulan
Produksi triwulan III
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
3.520
3.200
2.880
8.000
4.000
9.600
30.000 : 12
=
110 % x 2.500
=
90 % x 2.500
=
70 % x (3 x 2.500) =
2.500
2.750
2.250
5.250
Skedul produksi
Periode
Penjualan
Pers Akhir
Kebutuhan
Pers awal
Produksi
Januari
3.520
3.230
6.750
4.000
2.750
Februari
3.200
2.780
5.980
3.230
2.750
Maret
2.880
2.650
5.530
2.780
2.750
Tri II
8.000
2.900
10.900
2.650
8.250
Tri III
4.800
3.350
8.150
2.900
5.250
Tri IV
9.600
2.000
11.600
3.350
8.250
32.000
30.000
Catatan:
Dalam penyusunan skedul produksi, tingkat produksi yang digunakan adalah tingkat
produksi normal ditambah fluktuasi 10 %, bila menggunakan tingkat produksi normal
perbulan maka tingkat produksi tidak akan terpenuhi karena pada triwulan ke III tingkat
produksi turun 70 % dari produksi normal.
60
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
4. PT. Omega memberikan data-data penjualan sebagai berikut :
a. Rencana penjualan tahun 2008 :
Januari
6.500 unit
Juli
3.000 unit
Februari
6.000
Agustus
2.500
Maret
6.500
September
4.000
April
6.000
Oktober
4.500
Mei
5.000
Nopember
5.000
Juni
4.000
Desember
6.000
b. Persediaan awal barang jadi 15.000 unit. Persediaan akhir adalah 7 kali tingkat
perputaran barang jadi.
Diminta :
a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008
b. Susunlah skedul produksi
Jawab :
Tingkat perputaran persediaan
=
Perputaran persediaan
Penjualan setahun
Persediaan awal
Rata-rata persediaan
Persediaan akhir
=
=
=
=
=
Penjualan
RataRataPe rsediaan
7 kali
59.000 unit
15.000 unit
( 15.000 + X ) : 2
X unit
Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan
=
RataRataPe rsediaan
59.000
7
=
(15.000  X ) : 2
7 ( 15.000 + X )
= 59.000 x 2
105.000 + 7 X
= 118.000
7X
= 118.000 – 105.000
7X
= 13.000
X = 13.000 / 7
X = 1857,14
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 1857,14 unit
Rencana tingkat produksi tahun 2008 adalah :
Penjualan
59.000
Persediaan akhir
1.857 +
Kebutuhan
60.857
Persediaan awal
15.000 Tingkat produksi
45.857
Maka produksi per bulan adalah : 45.857 : 12 = 3.821,42 unit
61
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Skedul produksi :
Periode
Januari
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Penjualan
6.500
6.000
6.500
15.000
9.500
15.500
59.000
Pers Akhir
12.321,42
10.142,84
7.464,26
3.928,52
5.892,78
1.857
Kebutuhan
18.821,42
16.142,84
13.964,26
18.928,52
15.392,78
17.357,04
Pers awal
15.000
12.321,42
10.142,84
7.464,26
3.928,52
5.892,78
Produksi
3.821,42
3.821,42
3.821,42
11.464,26
11.464,26
11.464,26
45.857
5. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan
I
= 1.000 kodi
Triwulan
II
= 1.000 kodi
Triwulan
III
= 1.200 kodi
Triwulan
IV
= 1.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 1.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir
b. Tentukan volume produksi setahun
c. Susunlah skedul produksi triwulanan
Jawab :
Penjualan
RataRataPe rsediaan
Perputaran persediaan
= 7 kali
Penjualan setahun
= 4.800 unit
Persediaan awal
= 1.200 unit
Rata-rata persediaan
= ( 1.200 + X ) : 2
Persediaan akhir
= X unit
Dengan demikian yang akan dicari disini adalah nilai persediaan akhir :
Penjualan
Perputaran persediaan
=
RataRataPe rsediaan
4.800
7
=
(1.200  X ) : 2
7 ( 1.200 + X ) = 4.800 x 2
8.400 + 7 X = 9.600
7X
= 9.600 – 8.400
7X
= 1.200
X = 1.200 / 7
X = 171,43 unit
Jadi persediaan akhir tahun adalah sebesar 171 unit
Tingkat perputaran persediaan
=
62
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Rencana tingkat produksi setahun adalah :
Penjualan
4.800
Persediaan akhir
171 +
Kebutuhan
4.971
Persediaan awal
1.200 Tingkat produksi
3.771
Maka produksi per bulan adalah : 3.771 : 12 = 314,25 unit
Produksi triwulanan = 314,25 x 3 = 942,75
Skedul produksi :
Periode
Tri I
Tri II
Tri III
Tri IV
Penjualan
1000
1000
1200
1600
4800
Pers Akhir
1142,75
1085,5
828,25
171
Kebutuhan
2142,75
2085,5
2028,25
1771
Pers awal
1200
1142,75
1085,5
828,25
Produksi
942,75
942,75
942,75
942,75
3771
Soal Latihan.
3. PT. Pelangi didalam menyusun rencana penjualannya selalu memperkirakan posisinya
dalam persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis, dan PT Pelangi berusaha untuk
mempertahankan posisinya dipasar. Data dibawah ini tersedia untuk digunakan :
a. Jumlah penjualan industri dan penjualan perusahaan selama 5 tahun terakhir adalah:
Tahun
Penj. Industri
Penj. Perusahaan
2003
25.000
2.500
2004
26.000
3.000
2005
27.000
3.500
2006
26.500
3.500
2007
29.500
4.000
b. Perusahaan mengamati dengan cermat market share yang dicapainya dari tahun ke
tahun. Untuk tahun 2008 dan 2009 pimpinan perusahaan cukup puas dengan market
share yang dicapai pada tahun 2007
Dengan memakai metode trend least square, estimasikan penjualan perusahaan untuk
tahun 2008 dan tahun 2009.
63
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
4. PT. Askrindo dalam penentuan rencana penjualan berpedoman pada usaha untuk
mempertahankan market share dari waktu ke waktu, dan besarnya produksi disesuaikan
dengan besar penjualan, data yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Penjualan selama 6 tahun terakhir
Tahun
Penjualan Perush
Penjualan Industri
2002
60000
750000
2003
64800
720000
2004
70200
780000
2005
81000
810000
2006
99000
900000
2007
113500
998000
b. Selama 6 tahun terakhir market share perusahaan cenderung meningkat. Untuk
tahun 2008 dana 2009 perusahaan cukup puas bila diperoleh market share seperti
pada tahun 2007.
c. Kapasitas mesin yang ada dengan bekerja 3 shiff adalah sebesar 150000 setahun.
d. Kebijaksanaan persediaan yang dianut adalah setiap awal tahun diusahakan jumlah
persediaan sebesar 10 % dari jumlah penjualan tahun itu. Sedangkan tingkat
produksi bulanan atau triwulan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
e. Pola penjualan bulanan atau triwulan sebagai berikut :
Bulan
indeks Penjualan
Triwulan
indeks penjualan
Januari
10 %
II
20 %
Februari
15 %
III
15 %
Maret
15 %
IV
25 %
Dari data tersebut :
e. Penjualan industri tahun 2008 dan 2009 atas dasar metode trend moment
f. Tentukan target penjualan tahun 2008 dan 2009 atas dasar tingkat masket share
yang dikehendaki,
g. Tentukanlah volume produksi tahun 2008
h. Susunlah skedul produksi dengan menggunakan kebijaksanaan persediaan dan
kebijaksanaan produksi yang telah ditentukan.
5. Perusahaan “Kaca Bening” menyusun anggaran untuk tahun 2008 dan data penjualan
selama 8 tahun terakhir adalah :
Tahun
Penjualan (ton)
Tahun
Penjualan (ton)
2000
8500
2004
11000
2001
9000
2005
11200
2002
11000
2006
11100
2003
11000
2007
11300
Persediaan pada awal tahun 2008 diharapkan sebesar 5500, sehingga pada akhir tahun
diharapkan persediaan menjadi 2300.
Pola penjualan menurut indeksnya adalah :
Januari
9%
Triwulan II
15 %
Februari
19 %
Triwulan III
20 %
Maret
12 %
Triwulan IV
25 %
64
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Diminta :
a. Tentukan rencana penjualan tahun 2008 dengan metode trend least square
b. Tentukan jumlah produksi setahun untuk tahun 2008
c. Susunlah skedul produksi dan persediaan bulanan dan triwulanan.
6. PT. Tata Graha merencanakan penjualan selama tahun 2008 sebesar Rp 520.000 unit
dengan pola penjualan sebagai berikut :
Indeks penjualan
Januari
8%
Triwulan II
15 %
Februari
8%
Triwulan III
20 %
Maret
14 %
Triwulan IV
25 %
Persediaan awal tahun sebesar 45000 unit, persediaan akhir tahun sebesar 21000 unit.
Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun. Produksi tidak boleh
berfluktuasi ± 10 % dari produksi normal, khusus untuk triwulan ke III dimana
penjualan sangat merosot, produksi bulanan turun 65 % dari produksi normal.
Diminta :
a. Hitunglah produksi setahun dan penjualan bulanan atau triwulan.
b. Tentukan tingkat produksi dengan fluktuasi 10 %.
c. Susunlah skedul budget produksi.
7. PT. Obor memberikan data-data penjualan sebagai berikut :
Rencana penjualan tahun 2008 :
Januari
60500 unit
Juli
35000 unit
Februari
60000
Agustus
29500
Maret
60500
September
43000
April
60000
Oktober
49500
Mei
50000
Nopember
55000
Juni
40000
Desember
65000
Persediaan awal barang jadi 115.000 unit. Persediaan akhir adalah 6 kali tingkat
perputaran barang jadi.
Diminta :
a. Tentukan tingkat produksi tahun 2008
b. Susunlah skedul produksi
8. PT. Era Global memberikan data rencana produksi triwulanan sebagai berikut :
Triwulanan
I
= 10.000 kodi
Triwulan
II
= 13.000 kodi
Triwulan
III
= 15.200 kodi
Triwulan
IV
= 17.600 kodi
Persediaan awal tahun barang jadi sebesar 11.200 kodi. Persediaan akhir sama dengan 7
kali perputaran persediaan.
Diminta:
a. Carilah besarnya persediaan akhir dan tentukan volume produksi setahun
b. Susunlah skedul produksi triwulanan.
65
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian IV
Anggaran Bahan Baku
1. Pengertian.
Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama
periode yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari tiga bentuk anggaran, yang disusun
berurutan yaitu :
a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku.
Anggaran unit kebutuhan bahan baku (unit of direct materials used budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan
untuk berproduksi selama periode yang datang.
b. Anggaran pembelian bahan baku.
Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget), yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi
kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
c. Anggaran biaya bahan baku.
Budget biaya bahan baku (cost of direct materials budget), yang merencanakan secara
lebih rinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang
akan datang.
d. Anggaran persediaan bahan baku.
Anggaran persediaan bahan baku (materials inventory budget), yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang pengadaan persediaan guna menjaga kelangsungan
proses produksi tetap terjaga.
Bahan baku (materials) yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara
umum dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Bahan baku langsung (direct materials).
Bahan baku langsung yang dimaksud adalah bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi sebagai bahan baku pokok, artinya kalau tidak ada bahan baku tersebut sebuah
produk atau barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung ini dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.
b. Bahan baku tidak langsung / bahan penolong (indirect materials)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi atau sebagai
pelengkap dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu produk atau barang,
lebih jelasnya tanpa adanya bahan baku tidak langsung ini sebuah produk atau barang
akan tetap dapat diproduksi, Bahan baku tidak langsung ini juga dapat terdiri dari satu,
dua macam atau lebih.
2. Tujuan penyusunan anggaran bahan baku
66
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai
berikut :
a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
b. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku
c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku
d. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga
pokok pabrikasi
e. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan.
3. Informasi yang terdapat dalama anggaran bahan baku
Adapun informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
a. Jenis produk jadi yang akan dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
d. Standard Usage Rate
e. Waktu penggunaan bahan baku
f. Kualitas produk jadi
Dalam proses produksi penggunaan bahan baku adalah suatu hal yang sangat
penting diperhatikan, karena bila terjadi ketidak sesuaian dalam penggunaan bahan baku
dengan hasil yang telah diperoleh (barang jadi) akan berpengaruh kepada kualitas atau
kuantitas dari produk yang dihasilkan, dan juga biaya yang harus dikeluarkan dalam
produksi akibat penggunaan bahan baku tadi.
Untuk itu dalam memproduksikan suatu barang yang akan dihasilkan perlu
ditetapkan suatu ketentuan dan standard tertentu yang harus dipatuhi untuk
mempertahankan kualitas dari produk tersebut, ketentuan ini sering disebut “standard usage
rate”.
Standard usage rate adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku
yang digunakan atau yang diperlukan untuk menghasilkan satau satuan produk jadi.
Maksud dari mengikuti standard ini adalah untuk menghidarkan perusahaan dari
pemborosan biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dalam
berproduksi. Bila sebuah perusahaan mengikuti standard usage rate ini maka ada beberapa
manfaat yang diperoleh yaitu :
a. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal adalah untuk mempertahankan mutu, rasa,
dan atau kekuatan.
b. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal dapat menghindarkan pemborosan biaya
penggunaan bahan dalam proses produksi atau terjadinya efisiensi biaya produksi.
c. Akan dapat diukur waktu atau durasi dalam proses produksi, dan juga berapa jumlah
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam perjalanannya standard usage rate dapat saja terjadi penyimpangan, baik
yang dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak sengaja penggunaan bahan baku dalam
proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada hasil out put atau produk jadi, produk
setengah jadi.
4. Jumlah pemesanan paling ekonomis.
67
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahan baku adalah unsur penting dalam
usaha menghasilkan suatu barang dalam kegiatan produksi, namun demikian dalam
penyediaan bahan baku, pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku untuk
digunakan dalam proses produksi sering terjadi benturan antara penyediaan modal,
pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku. Konsekwensi jumlah bahan baku yang
dibeli tidak seimbang dapat dikondisikan sebagai berikut :
a. Pembelian bahan baku lebih besar dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku.
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih besar dari kebutuhan bahan baku
antara lain ; a) modal akan menumpuk dalam persediaan bahan baku yang dibeli, b)
bahan baku akan menumpuk digudang dan akan menimbulkan resiko lanjutan seperti
kerusakan bahan bila dilihat dari sifat bahan baku tersebut, dicuri, atau sebab bencana
alam dan lainnya, c) bahan baku akan lama menunggu giliran untuk diproses, d) bahan
baku yang menumpuk digudang akan meningkatkan biaya penyimpanan. Disisi lain
kelebihan bahan baku akan memberikan rasa aman terhadap ketersediaan bahan baku
guna mendukung kegiatan produksi dan perkiraan penjualan.
b. Pembelian bahan baku lebih kecil dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih kecil dari kebutuhan baku antara
lain ; a) diduga kemungkinan modal untuk membeli bahan baku kurang, b) proses
produksi akan terhambat oleh karena kehabisan bahan baku, c) timbulnya biaya
tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin.
Misalkan awalnya pemasok bahan baku dari si A, karena sebab-sebab tertentu si A
tidak dapat memasok bahan baku ke perusahaan, untuk mengantisipasi dengan cepat
pengadaan bahan baku maka perusahaan mencari pemasok lain si B, kemungkinan yang
dapat terjadi disini adalah harga dapat berbeda, waktu lebih lama, dan lainnya sehingga
biaya untuk pembelian bahan baku tersebut menjadi lebih besar.
Kecenderungan seperti yang dijelaskan diatas dapat saja dialami oleh sebuah
perusahaan, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang tepat dan sistematis dalam
pengadaan bahan baku sehingga dapat dicapai kestabilan dalam kegiatan proses produksi.
Untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berhubungan dengan pengadaan bahan
baku dapat digunakan salah satu metode dalam pengadaan bahan yang disebut sebagai
economic order quantity (EOQ).
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah bahan baku yang harus dibeli setiap
kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi
tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku. Tujuan dari EOQ ini adalah untuk
menghindari penumpukan bahan baku, meminimalkan biaya pembelian dan pemesanan dan
atau penggunaan modal yang efektif, waktu tunggu pemakaian bahan baku untuk diproses
tidak terlalu lama. Rumus yang digunakan dalam menghitung EOQ ini adalah :
EOQ =
2 xRxS
PxI
atau
EOQ =
2 xRxS
C
Dimana :
68
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
R = kebutuhan bahan baku dalam periode tertentu
S = biaya pemesanan dalam setiap kali pesan
P = harga beli per unit bahan baku
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam % dari persediaan rata-rata
C = biaya penyimpanan persatuan dalam rupiah
Jenis-jenis biaya dalam EOQ, meliputi :
a. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan (procurement cost, set up cost, order cost) adalah biaya dikeluarkan
sehubungan dengan aktivitas pemesanan bahan baku yang berbanding searah dengan
frekwensi pemesanan akan tetapi berbanding terbalik dengan kuantitas bahan baku yang
dipesan setiap kali pesan, artinya biaya pemesanan dapat menjadi lebih kecil bila
perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang lebih besar
b. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan (storage cost, carrying cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan aktivitas penyimpanan bahan baku yang sudah dibeli yang
berbanding searah dengan kuantitas bahan baku yang disimpan.
Cara menentukan jumlah pembelian bahan baku :
Persediaan akhir bahan baku
Kebutuhan bahan baku
Kebutuhan bahan baku yang tersedia
Persediaan awal bahan baku
Jumlah pembelian bahan baku
00.000
0.000 +
00.000
0.000 00.000
Istilah dalam persediaan bahan baku :
a. Stock out cost
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat keterlambatan datangnya bahan baku
yang dipesan.
b. Extra carrying cost
Adalah biaya yang dikeluarkan akibat bahan baku yang dipesan perusahaan datangnya
terlalu awal
c. Lead time
Adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku
yang dipesan dan siap dipakai dalam proses produksi
d. Re order point
Adalah saat harus melakukan pemesanan kembali bahan baku yang diperlukan
perusahaan.
e. Safety stock
Adalah jumlah bahan baku yang harus selalu ada atau yang ditahan perusahaan
menjelang datangnya bahan baku yang dipesan.
Contoh :
69
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
PT. Reformasi memberikan informasi keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan
persediaan bahan baku agar dapat dilaksanakan secara ekonomis, dan informasi yang
diberikan adalah :
a. Kebutuhan bahan baku 100000 unit pertahun
b. Biaya penyimpanan adalah Rp 50 perunit
c. Biaya pembelian setiap kali pesan adalah Rp 2000
d. Persediaan minimal 1 bulan kebutuhan adalah kebutuhan selama 2 minggu
e. Waktu datangnya pesanan 1 minggu (masa tenggang)
f. Setahun dihitung 50 minggu.
Diminta :
a. Pembelian yang paling ekonomis
b. Frewensi pembelian dan kebutuhan selama seminggu
c. Persediaan minimal dan kebutuhan masa tenggang
d. Titik pemesanan kembali
e. Biaya pemesanan setahun
Jawab :
Pembelian yang paling ekonomis.
2 xRxS
2 x100000 x 2000
EOQ =
EOQ =
= 2800 unit
C
50
Frekwensi pembelian
= 100000 : 2800 = 35 kali
Kebutuhan 1 minggu
= 100000 : 50
= 2000 unit
Persediaan minimal
= 2000 x 2
= 4000 unit (safety stock)
Kebutuhan masa tenggang= 2000 x 1
= 2000 unit (masa tunggu)
Pemesanan kembali
= 4000 + 2000
= 6000 unit
Biaya penyimpanan
:
Biaya pemesanan 1 tahun
= 35 x 2000
= 70000
Biaya penyimpanan 1 tahun = 2/4 x 2800 x 50 = 70000 +
Jumlah biaya penyimpanan 1 tahun
= 140000
Unit
12000
RoP = Kebutuhan lead time + safety stock
Titik puncak = EOQ + safety stock
10000
8000
RoP
6000
Lead time
4000
Safety stock
0
1
2
3
4
Minggu
Soal bahas :
70
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
1. PT. Pedang Mas membuat dua jenis produk yaitu pisang molen dan pisang goreng.
Pisang molen dibuat pada departemen oven dan pisang goreng dibuat pada departemen
goreng. Bahan baku ada dua jenis pisang yaitu ; pisang barangan, dan pisang raja.
Rencana produksi tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Bulan
Pisang molen
Pisang goreng
Januari
500
800
Februari
600
800
Maret
700
900
Triwulan II
1550
2400
Triwulan III
1800
2500
Triwulan IV
1950
2600
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4 kg tepung,
dan setiap 100 potong pisang goreng menggunakan 8 sisir pisang raja dan 2 kg tepung.
Harga pisang barangan Rp 5000 persisir, pisang raja Rp 5500 persisir, dan 1 kg tepung
Rp 3500 perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku
Jawab :
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan baku
Periode
Pisang Barangan
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Produksi
500
600
700
1550
1800
1950
7100
Pisang Molen
SUR
Jml Kebutuhan
0,05
25
30
35
77,5
90
97,5
355
Tepung
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
500
600
700
1550
1800
1950
7100
0,04
20
24
28
62
72
78
284
71
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bahan baku
Periode
Pisang Raja
Produksi
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Pisang Goreng
SUR
Jml Kebutuhan
800
800
900
2400
2500
3000
10400
64
64
72
192
200
240
832
0,08
Tepung
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
800
800
900
2400
2500
3000
10400
16
16
18
48
50
60
208
0,02
Anggaran biaya bahan baku
Bahan baku
Periode
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Bahan baku
Periode
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Pisang Barangan
Kebutuhan
Harga
Jumlah
125000
25
30
35
77,5
90
97,5
355
Kebutuhan
64
64
72
192
200
240
832
150000
175000
Rp 5000
387500
450000
487500
1775000
Pisang Raja
Harga
Jumlah
352000
352000
396000
Rp 5500
1056000
1100000
1320000
4576000
Kbutuhan
20
24
28
62
72
78
284
Kbutuhan
16
16
18
48
50
60
208
Tepung
Harga
Rp 3500
Tepung
Harga
Rp 3500
Total
Jumlah
70000
195000
84000
234000
98000
273000
217000
604500
252000
702000
273000
760500
994000
2769000
Total
Jumlah
56000
408000
56000
408000
63000
459000
168000
1224000
175000
1275000
210000
1530000
728000
5304000
2. PT. Argo memberikan data sebagai berikut :
72
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
a. Rencana penjualan barang A selama 7 bulan pertama tahun ini adalah :
Bulan
Unit
Bulan
Unit
Januari
2400
Mei
2400
Februari
2600
Juni
2500
Maret
2600
Juli
3000
April
2800
Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Dumai 75 %. Persediaan
akhir bulanan adalah 40 % dari taksiran penjualan bulan berikutnya. Sedangkan
persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 1060 unit.
b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang A sebagai berikut :
Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 15
Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30
Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 25
c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari :
Bahan baku X sebanyak 61000 unit
Bahan baku Y sebanyak 70000 unit
Bahan baku Z sebanyak 77000 unit
d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut :
X
Y
Z
Januari
60000
75000
95000
Februari
60000
69000
100000
Maret
62000
74000
96000
April
65000
77000
95000
Mei
64000
70000
90000
Juni
63000
71000
90000
Dari data tersebut susunlah :
a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan
b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni)
c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni)
d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni)
Jawab :
Anggaran Penjualan
Bulan
Daerah
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Pekanbaru
(25 %)
600
650
650
700
600
625
750
4575
Dumai
( 75 % )
1800
1950
1950
2100
1800
1875
2250
13725
Jumlah
2400
2600
2600
2800
2400
2500
3000
18300
Anggaran produksi
73
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bulan
Penjualan
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
2400
2600
2600
2800
2400
2500
15300
Persediaan
Akhir
1040
1040
1120
960
1000
1200
Kebutuhan
3440
3640
3720
3760
3400
3700
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan Baku X
Bulan
Produksi
SUR
Total
Januari
2380
11900
Februari
2600
13000
Maret
2680
13400
5
April
2640
13200
Mei
2440
12200
Juni
2700
13500
15440
77200
Anggaran pembelian bahan baku X
Kebutuhan Persediaan
Jumlah
Bulan
Produksi
Akhir
Kebutuhan
Jan
11900
60000
71900
Feb
13000
60000
73000
Mart
13400
62000
75400
April
13200
65000
78200
Mei
12200
64000
76200
Juni
13500
63000
76500
77200
Persediaan
awal
1060
1040
1040
1120
960
1000
Bahan Baku Y
SUR
Total
7140
7800
8040
3
7920
7230
8100
46230
Persediaan
awal
61000
60000
60000
62000
65000
64000
Produksi
2380
2600
2680
2640
2440
2700
15440
Bahan Baku Z
SUR
Total
9520
10400
10720
4
10560
9760
10800
61760
Pembelian
unit
10900
13000
15400
16200
11200
12500
79200
Rp/unit
15
Jumlah
163500
195000
231000
243000
168000
187500
1188000
3. Perusahaan A sedang merencanakan kegiatan operasinya untuk semester II tahun 2007,
data yang tersedia sebagai berikut :
a. Rencana penjualan
Bulan
Pekanbaru (unit)
Dumai (unit)
Juli
60000
80000
Agustus
66000
90000
September
70000
92000
Oktober
50000
70000
Nopember
51000
72000
Desember
45000
45000
Januari 2008
60000
90000
74
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
b. Kebutuhan bahan mentah per unit barang jadi adalah
Bahan mentah A
2 unit dengan harga @ Rp 10
Bahan mentah B
3 unit dengan harga @ Rp 15
Bahan mentah C
4 unit dengan harga @ Rp 20
c. Jumlah persediaan barang jadi pada awal semester II tahun 2007 adalah 80000 unit,
sedangkan persediaan barang jadi pada akhir semester II tahun 2007 diinginkan
berjumlah 75000 unit.
d. Jumlah persediaan bahan mentah pada awal bulan ditentukan harus berjumlah 50 %
dari penggunaan bahan untuk bulan yang bersangkutan. Sedangkan untuk barang
jadi persediaan awal bulan juga ditentukan harus berjumlah 50 % dari rencana
penjualan bulan yang bersangkutan.
Persediaan bahan mentah per 30 Juni 2007 adalah sebesar 125000 unit sedangkan per
31 Desember 2007 adalah sebesar 100000
Diminta :
a. Tentukan jumlah yang harus diproduksi (Juli s/d Desember 2007)
b. Susunlah skedul produksi terperinci menurut bulan.
c. Susunlah anggaran kebutuhan bahan mentah A,B,C terperinci menurut bulan.
d. Susunlah anggaran pembelian bahan mentah A terprinci menurut bulan.
Jawab :
Jumlah yang harus diproduksi
Penjualan :
Pekanbaru
342000
Dumai
449000 +
Persediaan akhir
Kebutuhan
Persediaan awal
Produksi
791000
75000 +
866000
80000 786000
Skedul produksi (Jul s/d Des)
Bulan
Penjualan
Persediaan
Kebutuhan
Persediaan
Produksi
Akhir
awal
Juli
140000
78000
218000
80000
138000
Agustus
156000
81000
237000
78000
159000
September
162000
60000
222000
81000
141000
Oktober
120000
61500
181500
60000
121500
Nopember
123000
45000
168000
61500
106500
Desember
90000
75000
165000
45000
120000
791000
786000
Catatan : persediaan awal pada skedul produksi adalah 50 % dari penjualan bulan yang
bersangkutan.
75
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan Baku A
Bulan
Produksi
SUR
Total
Juli
138000
276000
Agustus
159000
318000
September 141000
282000
2
Oktober
121500
243000
Nopember 106500
213000
Desember
120000
240000
786000
1572000
Bahan Baku B
SUR
Total
414000
477000
423000
3
364500
319500
360000
2358000
Bahan Baku C
SUR
Total
552000
636000
564000
4
486000
426000
480000
3144000
Anggaran pembelian bahan baku A
Pembelian
Kebutuhan Persediaan
Jumlah
Persediaan
Bulan
Rp/unit
Produksi
Akhir
Kebutuhan
awal
unit
Jumlah
Juli
276000
159000
435000
125000
310000
3100000
Agust
318000
141000
459000
159000
300000
3000000
Sept
282000
121500
403500
141000
262500
2625000
10
Okto
243000
106500
349500
121500
228000
2280000
Nop
213000
120000
333000
106500
226500
2265000
Des
240000
100000
340000
120000
220000
2200000
1572000
15470000
Catatan : untuk perhitungan bahan baku B dan C digunakan cara yang sama dengan diatas.
4. PT. Timbul Lagi memproduksi dan menjual produk A. Rencana penjualan tahun 2008
diperkirakan 950000 unit. Produk dijual di daerah Pekanbaru (40 % dari total penjualan
dengan harga jual @ Rp 150) dan Bangkinang (60 % dari total penjualan dengan harga
jual @ Rp 125). Dengan pola penjualan sebagai berikut :
Januari
5%
Triwulan II
20 %
Februari 10 %
Triwulan III
25 %
Maret
15 %
Triwulan IV
25 %
Tingkat persediaan produk jadi adalah ; persediaan awal tahun 75000 unit, dan
persediaan akhir 50000 unit, persediaan awal pada bulan berikutnya 50 % dari
penjualan pada bulan yang bersangkutan
Perusahaan lebih mengutamakan stabilitas tingkat persediaan produk jadi. Setiap unit
produk jadi yang dihasilkan memerlukan bahan baku B sebanyak 3 kg dan bahan baku
C sebanyak 5 liter.
Diminta :
a. Buatlah skedul penjualan
b. Buatlah anggaran produksi /skedul produksi
c. Buatlah anggaran kebutuhan bahan baku
76
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab :
Skedul Penjualan
Daerah Pekanbaru
Daerah Bangkinang
Daerah
Pola
Jan 5 %
Feb 10 %
Maret 15 %
Tri II 20 %
Tri III 25 %
Tri IV 25 %
Unit
19000
38000
57000
76000
95000
95000
380000
= 40 % x 950000 unit = 380000
= 60 % x 950000 unit = 570000
Pekanbaru
Harga
Jumlah
2850000
5700000
8550000
150
11400000
14250000
14250000
57000000
Unit
28500
57000
85500
114000
142500
142500
570000
Bangkinag
Harga
125
Total
Jumlah
3562500
6412500
7125000
12825000
10687500
19237500
14250000
25650000
17812500
32062500
17812500
32062500
71250000
128250000
Skedul anggaran produksi
Bulan
Penjualan
Persediaan
Kebutuhan
Persediaan
Produksi
Akhir
awal
Jan
47500
47500
95000
75000
20000
Feb
95000
71250
166250
47500
118750
Mart
142500
95000
237500
71250
166250
Tri II
190000
118750
308750
95000
213750
Tri III
237500
118750
356250
118750
237500
Tri IV
237500
50000
287500
118750
168750
950000
925000
Catatan : persediaan awal 50 % dari penjualan pada bulan yang bersangkutan
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan Baku B
Bulan
Produksi
SUR
Total
Jan
20000
60000
Feb
118750
356250
Mart
166250
498750
3
Tri II
213750
641250
Tri III
237500
712500
Tri IV
168750
506250
925000
2775000
Bahan Baku C
Total
100000
593750
841250
5
1068750
1187500
843750
4635000
SUR
77
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal Latihan.
1. PT. Bintungan membuat dua jenis produk yaitu ayam goreng (kentucky) dan pisang
molen. Pisang molen dibuat pada departemen oven dan ayam goreng dibuat pada
departemen goreng. Bahan baku yaitu ; pisang, dan ayam. Rencana produksi tahun
2008 adalah sebagai berikut :
Bulan
Pisang molen
Ayam goreng
Januari
525
850
Februari
565
860
Maret
600
900
Triwulan II
1500
2500
Triwulan III
1850
2700
Triwulan IV
2000
3000
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4,5 kg
tepung, dan setiap 100 potong ayam goreng menggunakan 12 kg dan 3,5 kg tepung.
Harga pisang Rp 5000 persisir, harga ayam Rp 15000 per kg, dan 1 kg tepung Rp 3500
perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku
2. PT. Mahkota Riau memberikan data sebagai berikut :
a. Rencana penjualan barang BA selama 7 bulan pertama tahun ini adalah :
Bulan
Ton
Bulan
Ton
Januari
240
Mei
240
Februari
260
Juni
250
Maret
260
Juli
300
April
280
Dengan distribusi penjualan untuk pada Pekanbaru 25 %, Bangkinang 35 %, dan
Dumai 40 %. Persediaan akhir bulanan adalah 30 % dari taksiran penjualan bulan
berikutnya. Sedangkan persediaan barang jadi pada 1 Januari adalah 150 ton.
b. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu unit barang BA sebagai berikut :
Bahan baku X sebanyak 5 unit dengan harga @ Rp 25
Bahan baku Y sebanyak 3 unit dengan harga @ Rp 30
Bahan baku Z sebanyak 4 buah denga harga @ Rp 35
c. Persediaan bahan mentah untuk per 1 Januari :
Bahan baku X sebanyak 6100 ton
Bahan baku Y sebanyak 7000 ton
Bahan baku Z sebanyak 7700 ton
78
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
d. Persediaan bahan baku pada akhir bulan sebagai berikut :
X
Y
Z
Januari
6000
7500
9500
Februari
6000
6900
9700
Maret
6200
7400
9600
April
6500
7700
9500
Mei
6400
7000
9000
Juni
6300
7100
9000
Dari data tersebut susunlah :
a. Anggaran penjualan secara terperinci menurut daerah dan bulan penjualan
b. Anggaran produksi barang A (Januari s/d Juni)
c. Anggaran kebutuhan bahan baku X (Januari s/d Juni)
d. Anggaran pembelian bahan baku X (Januari s/dJuni)
3. Perusahaan “X” selama satu tahun memerlukan bahan baku sebanyak 72000 unit,
dengan harga perunit Rp 10. sedangkan biaya pesanan setiap kali pesan adalah Rp 750,
biaya penyimpanan dan pemulihan digudang 20 %. Hitunglah EOQ dan frekwensi
pembelian.
4. Kebutuhan perusahaan Maritek terhadap bahan baku selama satu tahun adalah 40500
unit, dengan rincian sebagai berikut :
Biaya persediaan setiap pesanan
Rp 85
Biaya pesanan per order
130
Biaya asuransi per unit
35
Biaya ekspedisi dan administrasi
55
Biaya pemeliharaan per unit
5
Biaya penerimaan barang setiap kali pesan
160
Biaya bunga atas modal per unit
20
Biaya sewa gudang per unit
45
Lead time
5 hari
Diminta :
a. Carilah economi order quantity (EOQ)
b. Carilah frekwensi pembelian
c. Carilah Re order Point (RoP dengan catatan 1 tahun = 360 hari)
5. PT. Angkasa Biru selama satu tahun membutuhkan bahan mentah sebanyak 36000 unit.
Harga perunit Rp 5,-. Biaya pemesanan Rp 500, biaya penyimpanan 10 % dari nilai
rata-rata bahan mentah yang dibeli. Biaya modal 9 % dari modal rata-rata yang
ditanamkan dalam setiap kali pembelian, biaya asuransi 0,5 %, biaya pemeliharaan 0,5
% dari nilai rata-rata bahan yang dibeli, safety stock ditentukan sebesar kebutuhan
selama 1 bulan dan lead time ½ bulan. Diminta hitunglah :
a. Economic order quantity (EOQ) dan frekwensi pembelian
b. RoP (satu tahun = 360 hari)
c. Gambarkan grafik hubungan EOQ, RoP, dan safety stock.
79
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian V
Anggaran Variabel
1. Pengertian.
Anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim dipakai dalam
perencanaan dan pengawasan biaya, karena disini ditunjukkan dengan tegas beban biaya
yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran variabel dapat
digunakan untuk pedoman, perencanaan, dan pengawasan biaya pada berbagai tingkat
kegiatan.
Anggaran variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masingmasing biaya akan berubah dengan perubahan volume, out put, atau aktivitas, dengan
demikian anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu
relevan range volume yang terbatas.
2. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel, agar dalam
penetapan biaya ini dapat berlaku tepat yaitu :
a. Jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat out put maupun tingkat kegiatan
perusahaan.
b. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat yang menunjukkan tingkat
out put atau kegiatan secara jelas.
c. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya untuk menetapkan dengan
benar berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya.
d. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel.
Untuk melihat unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap dalam penetapan biaya dapat
dilihat pada ilustrasi berikut :
No
1
2
3
4
5
Unsur Biaya
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Gaji Pimpinan / staf
Bahan penolong
Tenaga kerja tak langsung
Jenis
biaya
V
V
F
V
SV
Biaya tetap
Biaya variabel
0
0
6000000
0
4000000
10.000.000
15000
9500
0
1500
2500
28500
V = Biaya Variabel
F = Biaya Tetap
SV = Semi variabel
80
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
3. Jenis Biaya
Secara umum biaya-biaya dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu :
a. Biaya tetap (fixed cost).
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan tingkat
kegiatan maupun out put. Dalam anggaran variabel biaya tetap bersifat konstan dalam
suatu relevan range tertentu. Dalam penetapan biaya tetap ini dapat dibedakan dalam
bentuk yaitu :
1. Biaya-biaya tetap yang tidak ditetapkan oleh keputusan manajemen, misalnya ; a)
biaya penyusutan aktiva tetap, dimana penyusutannya lebih banyak dipengaruhi
oleh jenis aktiva tetap yang dipakai ( umur ekonomis, merek, nilai sisa) dan metode
yang digunakan, b) pajak kekayaan lebih banyak tergantung pada tingkat kekayaan
yang dilapokan, c) asuransi lebih tergantung pada nilai benda yang diasuransikan.
2. Biaya tetap yang lebih banyak ditetapkan oleh kebijaksanaan manajemen dalam
jangka pendek, misalnya ; gaji karyawan, biaya advertising, biaya penelitian pasar.
Ciri-ciri biaya tetap :
a) Controllability
Secara umum manajemen perusahaan dapat mengendalikan sebagian besar biaya
tetap, misalnya biaya penyusutan dalam jangka panjang (controlable) dapat
dikendalikan, dan jangka pendek (un controlable) tidak dapat dikendalikan, dan gaji
pimpinan atau staf adalah controlable.
b) Hubungan dengan tingkat kegiatan
Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan, dimana biaya tetap timbul akibat
adanya kapasitas tertentu dalam perusahaan dan tak dapat dihindari.
c) Relevan range
Adalah sebagai batas sampai sejauh mana biaya-biaya benar-benar bersifat tetap.
d) Dasar pengukuran (satuan waktu ; bulan, tahun)
e) Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata.
Artinya biaya-biaya yang tergolong dalam kategori ini secara total tidak berubah
pada setiap periode waktu, tapi akan bersifat variabel apabila dilihat dari segi biaya
rata-rata persatuan out put. Contoh : Andaikan biaya tetap pada relevan range 9000
– 12000 satuan out put diperkirakan sebesar Rp 6.000.000. Apabila diprodusir
sejumlah 10.000 satuan maka biaya tetap rata-rata adalah Rp 600. Tetapi apabila
tingkat produksi sebesar 12.000 satuan, maka biaya tetap rata-rata menjadi Rp 500.
Jelas ditunjukkan bahwa dalam relevan ranger tersebut, total biaya tetap sebesar Rp
6.000.000 tanpa terpengaruhi oleh tingkat out put yang nyata, sedangkan biaya tetap
rata-rata menurun bila jumlah out put meningkat.
b. Biaya variabel (variable cost)
Adalah biaya yang berubah secara total sebanding dan searah dengan perubahan tingkat
atau kegiatan perusahaan.
c. Biaya semi variabel (Semi variable cost)
Sesuai dengan namanya biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini berubah-ubah
juga. Tetapi perubahan tersebut tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan atau
out put perusahaan atas bagian yang bersangkutan, berikut lihat gambar :
81
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Rp
8000
Relevan Range
7000
6000
5000
4000
3000
2000
Biaya Tetap
1000
0
200
400
600
800
1000 1200 1400
Gambar : Biaya tetap, konstan untuk seluruh tingkat out put.
Out put
Rp
8000
Relevan Range
7000
6000
5000
4000
3000
2000
Biaya Tetap
1000
0
200
400
600
800
1000 1200 1400
Gambar : Biaya tetap, konstan pada relevan range tertentu.
Out put
82
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
8000
7000
6000
5000
4000
3000
Unsur variabel
2000
1000
Unsur tetap
0
200
400
600
800
1000 1200
Gambar : Biaya semi variabel yang dianggarkan.
1400
Out put
Rp
8000
7000
6000
5000
4000
biaya yang nyata
Biaya yang dianggarkan
3000
unsur variabel
2000
1000
0
unsur tetap
200
400
600
800
1000
1200
1400
Out put
Gambar : Biaya semi variabel bertingkat (kenyataan)
83
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
200
400
600
800
1000 1200 1400
Out put
Gambar : Biaya variabel yang bervariasi untuk setiap perubahan tingkat out put
Rp
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
200
400
600
800
1000 1200 1400
Out put
Gambar : Biaya variabel yang berubah pola pada setiap perubahan relevan range
84
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Disamping jenis diatas, sering pula ditemui unsur biaya variabel dimanaunsur
variabel yang dikandung tidak berbentuk garis luru, tetapi berbentuk garis lengkung.
Contoh : terdapat dua macam biaya pada dua macam barang yang diproduksi yaitu biaya A
dan biaya B, dimana biaya A cenderung semakin membesar, sedangkan biaya B cenderung
semakin kecil, sehingga jika digambarkan biaya A membentuk garis cekung, dan biaya B
membentuk garis cembung seperti gambar berikut :
8000
7000
6000
Biaya yang nyata
5000
A
4000
Biaya yang dianggarkan
B
3000
Unsur variabel
2000
1000
0
Unsur tetap
200
400
600
800
1000
1200
1400
Out put
Gambar : Biaya semi variabel bukan garis lurus (kenyataan)
Meskipun dalam kenyataannya unsur biaya variabel jarang yang membentuk garis
lurus, tetapi selama biaya yang nyata masih searah dengan biaya yang dianggarkan, hal
tersebut masih dapat diterima. Karena itu dalam dunia bisnis masih tetap dianjurkan untuk
menggunakan asumsi garis lurus sebagai dasar penyusunan budget biaya variabel.
Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada suatu
bagian, sebaiknya dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
a. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi ukuran
kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan.
b. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan
tingkat out put yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya.
c. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat out
put sebagai faktor variabel.
d. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat
diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran.
e. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam
perhitungan dan penggunaannya.
85
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
4. Metode dalam perhitungan variabilitas biaya.
Perhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok
biaya, yakni kelompok biaya tetap persatuan waktu dan kelompok biaya variabel persatuan
dasar kegiatan. Biaya-biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak
memiliki unsur biaya tetap persatuan waktu. Sebaliknya biaya-biaya yang betul-betul tetap
tidak mengandung unsur biaya variabel persatuan dasar kegiatan. Apabila biaya-biaya yang
murni bersifat variabel maupun yang bersifat tetap telah ditunjukkan, maka biaya-biaya lain
dapat diperlakukan sebagai biaya semi variabel. Setiap biaya yang bersifat semi variabel
harus dianalisis untuk ditentukan komponen-komponen tetapdan variabelnya.
Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa bahan mentah langsung dan
upah tenaga kerja langsung merupakan unsur variabel murni, gaji karyawan adalah
merupakan unsur biaya tetap, tapi unsur biaya tenaga kerja tak langsung termasuk unsur
biaya semi variabel, sehingga diperlukan analisis selanjutnya. Dalam hal ini salah satu
diantara ketiga metoda berikut ini dapat dipergunakan. Metode metode tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Metode berdasarkan perkiraan langsung.
b. Metode titik tertinggi dan titik terendah.
c. Metode korelasi.
Metode berdasarkan perkiraan langsung.
Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan dimana perkiraan langsung ini
layak digunakan, yakni :
a. Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya dibagian tersebut tidak
tersedia atau tidak memadai.
b. Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup
besar pada perusahaan, umpamanya pengaturan kembali peralatan pabrik.
c. Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru.
Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak
cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang.
d. Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah
pula.
e. Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat
mempengaruhi pola biaya.
Metode titik tertinggi dan titik terendah.
Cara ini cenderung bersifat kuantitatif yang berdasarkan pada perhitungan tingkat
biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Sebagai contoh ; biaya tenaga
kerja tak langsung, dimana biaya bersifat semi variabel yaitu ada unsur biaya tetap dan
unsur biaya variabel, masing-masing Rp 4.000.000 / bulan dan Rp 2.000 / satuan out put.
Satuan out put dipakai sebagai satuan dasar kegiatan. Relevan range yang dipakai sebagai
batas tertinggi dan terrendah, berkisar antara 9.000 sampai dengan 12.000 out put. Dengan
memakai 9.000 sebagai titik terendah dan 12.000 sebagai titik tertinggi, unsur tetap dan
86
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
variabel biaya inidapat dihitung dengan langkah sebagai berikut : (bila diperkirakan bahwa
pada titik tertinggi biaya tenaga kerja tak langsung sebesar Rp 28 juta dan pada titik
terendah Rp 22 juta).
Biaya variabel / satuan kegiatan
Keterangan
Pada titik tertinggi
Pada titik terendah
Selisih
Biaya (dianggarkan)
Rp 28.000.000
Rp 22.000.000
Rp 6.000.000
Tingkat kegiatan
12.000 satuan
9.000 satuan
3.000 satuan
Biaya variabel persatuan = Rp 6.000.000 / 3.000 = Rp 2.000,-.
Biaya tetap / bulan
Keterangan
Biaya total
Unsur biaya variabel
Unsur biaya tetap
Titik Tertinggi
Rp 28.000.000
Rp 24.000.000
Rp 4.000.000
Titik terendah
Rp 22.000.000
Rp 18.000.000
Rp 4.000.000
Metode Korelasi
Metode ini menggunakan salah satu alat analisis statistik. Sebagai kebalikany dari
metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitik beratkan pada data
historis, metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara yaitu :
a. Cara grafis.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Jam Mesin
Langsung
44000
41000
45000
43000
36000
22000
23000
15000
30000
38000
41000
44000
422000
Bahan Mentah Tak
Langsung
875000
850000
875000
850000
750000
550000
500000
450000
600000
700000
800000
850000
8650000
87
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Data diatas lalu dipindahkan ke gambar berikut ini :
Rp
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
(A)
100
0
jam mesin langsung
10
20
30
40
50
(direct mechine hour)
Pada gambar diatas garis trend yang digambarkan ternyata memotong sumbu tegak pada
titik A, sehingga unsur tetap pada biaya bahan mentah tak langsung disini adalah Rp
200.000,-, perbulan. Setelah diketahui unsur ini, unsur biaya variabel dihitung dengan cara
sebegai berikut :
Total biaya pada
Total biaya pada
Selisih
45.000 DMH
0 DMH
45.000 DMH
Biaya variabel per DMH
= 675.000 / 45.000 = Rp 15.
Rp 875.000
Rp 200.000
Rp 675.000
88
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
b. Cara matematis.
Bulan
X
(000 Dmh)
44
41
45
43
36
22
23
15
30
38
41
44
422
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Y
(000 rupiah)
875
850
875
850
750
550
500
450
600
700
800
850
8650
X2
XY
1936
1681
2025
1849
1296
484
529
225
900
1444
1681
1936
15986
38500
34850
39375
36550
27000
12100
11500
6750
18000
26600
32800
37400
321425
Jam mesin langsung (dmh) sebagai variabel independen ( X ), dan biaya tenaga
kerja tak langsung sebagai variabel dependen ( Y ). Dan hubungan keduanya dapat
dituliskan dalam persamaan yaitu : Y = a + bX.
Dimana a menunjukkan komponen biaya tetap, sedangkan b merupakan komponen biaya
variabel per satuan (slope garis trend). Apabila digunakan rumus-rumus dasar sebagai
berikut : Y = a + bX.
Y
= n.a + bX
XY = a. X + bX2
8650
321425
304134
321425
- 17291
b
Y
=
=
=
=
=
=
12 a + 422 b
( 35,16)
422 a + 15986 b ( 1 )
422 a + 14837,52 b
422 a + 15986 b
- 1148,48 b
- 17291 / -1148,48 = 15,05
= n.a + bX
8650
8650
8650
12 a
12 a
a
a
=
=
=
=
=
=
=
12 a + 422 b
12 a + 422 ( 15,05 )
12 a + 6351,1
8650 - 6351,1
2298,9
2298,9 / 12
191,575
Akhirnya diperoleh : Y = 191,575 + 15,05 X
89
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Dengan demikian dapat dibandingkan hasil perhitungan diatas dengan hasil
perkiraan melalui cara grafis terdahulu. Ternyata terdapat perbedaan hasil perhitungan yang
dihasilkan, meskipun relatip kecil. Makin kecil perbedaan menunjukkan makin dapat
dipercayainya hasil perkiraan cara grafis.
5. Manfaat Anggaran Variabel
Manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk memudahkan pengawasan
terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama dibagian produksi yang merupakan tempat
terjadinya beraneka ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat diperinci menjadi
beberapa butir seperti :
a. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi disemua bagian
yang ada pada perusahaan.
b. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh
perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.
c. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report.
Telah dikatakan semula bahwa anggaran variabel dapat disusun disemua bagian
pada perusahaan ; bagian produksi, penjualan, administrasi dan lainnya, meskipun ia lebih
banyak dipakai dibagian-bagian yang berperan dalam proses produksi. Hal ini berkenaan
dengan beberapa persyaratan umum untuk dapat ditetapkannya anggaran variabel seperti :
a. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan (repetitive),
artinya untuk jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagian tersebut tidak berubah
ditinjau dari jenis out put yang dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak
merubah jenis barang yang dihasilkan, mesin-mesin yang digunakan, maupun metode
produksi yang dipakai setiap tahun.
b. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian produksi yang
sederhana sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk bahan mentah langsung
dan tak langsung, tenaga kerja langsung dan tak langsung, gaji mandor dan karyawan
yang bekerja dibagian tersebut, biaya bahan-bahan pembantu, listrik air, dan lain
sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin bervariasi dengan semakin sibuk
bagian ini.
c. Tingkat kegiatan maupun out put dapat diukur secara realistik dengan menggunakan
satuan-satuan tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat dengan jelas diukur tingkat
kegiatannya, baik dengan satuan out put, jam mesin langsung maupun jam buruh
langsung.
Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena
anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat out put atau kegiatan tertentu, maka ia
dapat dipakai dalam mempersiapkan penyusunan anggaran biaya yang merupakan dasar
perkiraan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
90
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
6. Bentuk Anggaran Variabel.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel
adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu didalam perusahaan. Untuk
keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk sesuai
dengan yang dikehendaki, yakni bentuk formula, tabel dan grafik.
a. Bentuk formula
Anggaran variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan gambaran yang jelas
unsur tetap (biaya tetap perbulan) dan unsur variabel (biaya variabel per out put) yang
dikandung oleh setiap pos biaya.
b. Bentuk Tabel
Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa
besarnya biaya (todal) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat out put. Perlu
dicatat disini, bahwa unsur tetap dan unsur variabel setiap pos biaya sudah tidak
ditonjolkan, karena perhatian kita hanya ditujukan pada biaya total.
c. Bentuk Grafik
Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebagai pelengkap
kedua bentuk sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara out put
dengan biaya yang terjadi pada berbagai tingkat out put.
Contoh :
1. PT. Kirana mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai peranan
dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi yang
tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang yang
merupakan hasil PT. Kirana. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan bagian produksi
ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah sebagai berikut:
(relevan range : dari 10.000 unit sampai dengan 15.000 unit).
Biaya
Range 10.000 unit
Range 15.000 unit
Penyusutan aktiva tetap
6000000
6000000
Pembangkit tenaga
2000000
3000000
Bahan baku tak langsung
1800000
2000000
Upah tak langsung
2750000
3500000
Pemeliharaan
1700000
2000000
Lain-lain
1000000
1400000
Jumlah
15000000
17900000
Diminta :
a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula
b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range
1250 unit.
c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put)
sebesar 11500 unit.
91
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab :
Analisis atas setiap komponen biaya :
* Penyusutan pada berbagai tingkat kegiatan adalah tetap sebesar Rp 6.000.000,-.
* Pembangkit tenaga.
Pada tingkat
Pada tingkat
Selisih
Unsur variabel
15.000 unit
10.000 unit
5.000 unit
= Rp 3.500.000
= Rp 2.500.000
= Rp 1.000.000
= 1.000.000 / 5.000
= Rp 200 per unit
Pada tingkat = 15.000 unit
Unsur variabel = 15.000 x Rp 200
Unsur tetap
= Rp 3.000.000
= Rp 3.000.000
= Rp 0
* Bahan baku tak langsung
Pada tingkat
15.000 unit
Pada tingkat
10.000 unit
Selisih
5.000 unit
Unsur variabel
= 200.000 / 5.000
Pada tingkat = 15.000 unit
Unsur variabel = 15.000 x Rp 40
Unsur tetap
* Upah tak langsung
Pada tingkat
Pada tingkat
Selisih
Unsur variabel
= Rp 2.000.000
= Rp 1.800.000
= Rp 200.000
= Rp 40 per unit
= Rp 2.000.000
= Rp 600.000
= Rp 1.400.000
15.000 unit
10.000 unit
5.000 unit
= Rp 3.500.000
= Rp 2.750.000
= Rp 750.000
= 750.000 / 5.000
= Rp 150 per unit
Pada tingkat = 15.000 unit
Unsur variabel = 15.000 x Rp 150
Unsur tetap
= Rp 3.500.000
= Rp 2.250.000
= Rp 1.250.000
* Pemeliharaan
Pada tingkat
Pada tingkat
Selisih
15.000 unit
10.000 unit
5.000 unit
= Rp 2.000.000
= Rp 1.700.000
= Rp 300.000
Unsur variabel
= 300.000 / 5.000
= Rp 60 per unit
92
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Pada tingkat = 15.000 unit
Unsur variabel = 15.000 x Rp 60
Unsur tetap
* Lain-lain
Pada tingkat
Pada tingkat
Selisih
Unsur variabel
= Rp 2.000.000
= Rp 900.000
= Rp 1.100.000
15.000 unit
10.000 unit
5.000 unit
= Rp 1.400.000
= Rp 1.000.000
= Rp 400.000
= 400.000 / 5.000
= Rp 80 per unit
Pada tingkat = 15.000 unit
Unsur variabel = 15.000 x Rp 80
Unsur tetap
= Rp 1.400.000
= Rp 1.200.000
= Rp 200.000
Bentuk Formula :
Biaya
Penyusutan aktiva tetap
Pembangkit tenaga
Bahan baku tak langsung
Upah tak langsung
Pemeliharaan
Lain-lain
Jumlah
Unsur tetap per bulan
6000000
0
1400000
1250000
1100000
200000
9950000
Unsur variabel per unit
0
200
40
150
60
80
530
Formula yang dapat dibuat adalah : Y = 9.950.000 + 530 X
Bentuk Tabel
Biaya
Peny ak tetap
Pemb tenaga
BB tak lang
Upa tak lang
Pemeliharaan
Lain-lain
Jumlah
10.000
unit
6000000
2000000
1800000
2750000
1700000
1000000
15000000
11250
unit
6000000
2250000
1850000
2937500
1775000
1100000
15912500
12500
unit
6000000
2500000
1900000
3125000
1850000
1200000
16575000
13750
unit
6000000
2750000
1950000
3312500
1925000
1300000
17237500
15000
unit
6000000
3000000
2000000
3500000
2000000
1400000
17900000
Untuk menentukan biaya pada range 11250, 12500,13750 adalah berasaldari tambahan /
atau kenaikan 1250 unit, yaitu :
93
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Biaya variabel per unit
Kenaikan pada range
Rp 200
x
1250 unit
= Rp 250.000
Rp 40
x
1250 unit
= Rp 50.000
Rp 150
x
1250 unit
= Rp 187.500
Rp 60
x
1250 unit
= Rp 75.000
Rp 80
x
1250 unit
= Rp 100.000
Jadi pada tiap-tiap item biaya antara range 11250 s/d 13750 pada masing-masing
kolom ditambahkan perkalian biaya variabel dengan unit tambahan .
Biaya Semi Variabel
Biaya
Bahan baku tak langsung
Upah tak langsung
Pemeliharaan
Lain-lain
Jumlah
Biaya semi variabel
Biaya tetap per bulan
1400000
1250000
1100000
200000
3950000
Biaya variabel per unit
40
150
60
80
330
: Y = 3.950.000 + 330 X
Pada tingkat produksi 10000, 11250, 12500, 13750, 15000 dapat dihitung biaya-biaya
yang bersifat semi variabel yaitu :
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (10000)
= Rp 7.250.000
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (11250)
= Rp 7.662.500
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (12500)
= Rp 8.075.000
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (13750)
= Rp 8.487.500
Y = 3.950.000 + 330 X
= 3.950.000 + 330 (15000)
= Rp 8.900.000
94
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. PT. Andesta memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang akan
dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut :
Jenis Biaya
Gaji Pegawai
Material Reparasi
Lain-Lain
Jumlah
Anggaran Biaya
15.000 Jam Mesin
40.000 Jam Mesin
60000
60000
200000
400000
240000
250000
500000
710000
Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi
Jawab :
a. Variabel budget bentuk tabel.
Analisis :
Pada 20.000 jam reparasi
- Gaji pegawai
= 60.000
- Material reparasi 200.000 + (400.000 – 200.000) x 20.000 – 15.000
40.000 – 15.000
= 240.000
- Lain-lain
240.000 + (250.000 - 240.000) x 20.000 – 15.000
40.000 – 15.000
= 242.000
Pada 25.000 jam reparasi
- Gaji pegawai
= 60.000
- Material reparasi 240.000 + (400.000 – 240.000) x 25.000 – 20.000
40.000 – 20.000
= 280.000
- Lain-lain
242.000 + (250.000 - 242.000) x 25.000 – 20.000
40.000 – 20.000
= 244.000
Pada 30.000 jam reparasi
- Gaji pegawai
= 60.000
- Material reparasi 280.000 + (400.000 – 280.000) x 30.000 – 25.000
40.000 – 25.000
= 320.000
- Lain-lain
244.000 + (250.000 - 244.000) x 30.000 – 25.000
40.000 – 25.000
= 246.000
95
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Pada 35.000 jam reparasi
- Gaji pegawai
= 60.000
- Material reparasi 320.000 + (400.000 – 320.000) x 35.000 – 30.000
40.000 –30.000
= 360.000
- Lain-lain
246.000 + (250.000 - 246.000) x 35.000 – 30.000
40.000 – 30.000
= 248.000
Jenis Biaya
Gaji Pegawai
Material Reparasi
Lain-Lain
Jumlah
Jam Reparasi
15000
60000
200000
240000
500000
20000
60000
240000
242000
542000
b. Variabel budget bentuk formula
Jam reparasi
Gaji Pegawai
40000
60000
15000
60000
25000
0
25000
60000
280000
244000
584000
30000
60000
320000
246000
626000
Material Reparasi
400000
200000
200000
35000
60000
360000
248000
668000
40000
60000
400000
250000
710000
Lain-lain
250000
240000
10000
Komponen variabel per jam reparasi untuk :
Gaji pegawai
= Rp 0
Material reparasi : 200.000 / 25.000 = Rp 8
Lain-lain : 10.000 / 25.000
= Rp 0,4
Komponen tetap
Gaji pegawai
Material reparasi : 200.000 – ( 25.000 x Rp 8 )
Lain-lain
: 240.000 – ( 25.000 x Rp 0,4 )
Jenis Biaya
Gaji Pegawai
Material Reparasi
Lain-Lain
Biaya Tetap
Rp 60.000
Rp 0
Rp 230.000
= Rp 60.000
= Rp 0
= Rp 230.000
Biaya Variabel / jam
Rp 0
Rp 8
Rp 0,4
c. Besarnya variabel budget pada 30000 jam reparasi
Gaji pegawai
= Rp 60.000
Material reparasi : Rp 0 + ( 30.000 x Rp 8 )
= Rp 240.000
Lain-lain
: Rp 230.000 + ( 30.000 x Rp 0,4) = Rp 242.000
= Rp 542.000
96
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
3. PT. Bintungan Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun
sebagai berikut :
Biaya
Jam Mesin
Jumlah Biaya (Rp)
10.000 – 39.999
5.000
Upah lembur
40.000 – keatas
10.000
0 – 4.999
2.000
5.000 – 24.999
3.000
Biaya pengawasan
25.000 – 44.999
4.000
45.000 keatas
5.000
Biaya
Unsur tetap
Unsur variabel per jam
mesin
Rp 5
Rp 2
Rp 6
Rp 3
Rp 0
Rp 0
Rp 0,70
Rp 0,25
Rp 0,05
Tenaga kerja langsung
Rp 0
T K tak langsung
Rp 0
Bahan baku langsung
Rp 0
Bahan baku tak langsung
Rp 0
Sewa
Rp 4.500
Penyusutan
Rp 10.000
Diesel
Rp 2.000
Perawatan
Rp 5.000
Lain-Lain
Rp 500
Diminta :
Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 5.000, 10.000, 25.000, 35.000,
dan 45.000, dan cantumkan biaya perunit.
Jawab :
Jam mesin
Biaya /
Biaya
Jam mesin 5.000
10.000 25.000 35.000 45.000
T K Langsung
5
25.000 50.000 125.000 175.000 225.000
T K tak langsung
2
10.000 20.000 50.000 70.000 90.000
B B langsung
6
30.000 60.000 150.000 210.000 270.000
B B tak langsung
3
15.000 30.000 75.000 105.000 135.000
Sewa
0
4.500
4.500
4.500
4.500
4.500
Penyusutan
0
10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Diesel
0,70
5.500
9.000
19.500 26.500 33.500
Perawatan
0,25
6.250
7.500
11.250 13.750 1`6.250
Lain-lain
0,05
750
1.000
1.750
2.250
2.750
Pengwasan
0
3.000
3.000
4.000
4.000
5.000
Lembur
0
0
5.000
5.000
5.000
10.000
Total
110.000 200.000 456.000 626.000 802.000
Biaya /jam mesin
22
20
18,24
17,88
17,82
97
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Catatan :
Untuk menentukan jumlah biaya pada jam mesin yang mengandung unsur tetap dan
unsur variabel, seperti pada jam mesin 5.000 yaitu :
Rp 0,70 x 5.000 + 2.000 = 5.500
Rp 0,25 x 5.000 + 5.000 = 6250
Rp 0,05 x 5.000 +
500 = 750
Cara untuk menentukan hasil pada kolom-kolom berikutnya sama dengan cara yang
disajikan ini.
Soal latihan .
1. PT. Rapindo Pulp mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mempunyai
peranan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah bagian produksi
yang tentu saja berperan langsung terhadap kelancaran proses produksi barang-barang
yang merupakan hasil PT. Rapindo Pulp. Satuan dasar penghitung tingkat kegiatan
bagian produksi ini adalah unit out put. Data biaya secara keseluruhan bagian ini adalah
sebagai berikut: (relevan range : dari 15.000 unit sampai dengan 25.000 unit).
Biaya
Penyusutan aktiva tetap
Pembangkit tenaga
Bahan baku tak langsung
Upah tak langsung
Pemeliharaan
Lain-lain
Jumlah
Range 15.000 unit
9500000
4400000
3800000
3750000
6500000
2250000
30200000
Range 25.000 unit
9500000
5400000
5500000
6540000
8600000
3360000
38900000
Diminta :
a. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk formula
b. Susunlah anggaran variabel dalam bentuk tabel dengan kenaikan interval range
2500 unit.
c. Hitunglah biaya-biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan (out put)
masing-masing sesuai range unit dari point b diatas..
2. Apa yang dimaksud dengan variabel budget dan apa tujuan utama pendekatan variabel
budget ?
3. Apa yang mendasari variabel budget, dan bagaimana pengklasifikasian biaya yang
sesuai dengan konsep variabilitas biaya.
4. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan variabilitas biaya dan apa kegunaan dari
variabel budget.
98
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
5. PT. Limbungan memberikan taksiran anggaran Dept Reparasi dan Pengawasan yang
akan dipergunakan untuk menyusun variabel budget tahun mendatang sebagai berikut :
Jenis Biaya
Gaji Pegawai
Material Reparasi
Lain-Lain
Jumlah
Anggaran Biaya
35.000 Jam Mesin
60.000 Jam Mesin
85000
85000
375000
725000
235000
365000
Diminta :
a. Susunlah variabel budget bentuk tabel dengan kenaikan 5000 jam reparasi.
b. Susunlah variabel budget bentuk formula
c. Hitunglah besarnya variabel budget pada 47500 jam reparasi
6. PT. Abadi Jaya memberikan anggaran untuk suatu jenis produk yang disusun sebagai
berikut :
Biaya
Jam Mesin
Jumlah Biaya (Rp)
25.000 – 34.999
15.000
35.000 – 44.999
25.000
Upah lembur
45.000 – 54.999
29.500
55.000 ke atas
35.700
10.000 – 14.999
8.000
15.000 – 24.999
12.000
Biaya mandor
25.000 – 44.999
15.000
45.000 – 54.999
20.000
55.000 keatas
22.000
Biaya
Unsur tetap
Tenaga kerja langsung
T K tak langsung
Bahan baku langsung
Bahan baku tak langsung
Sewa
Penyusutan
Diesel
Pemeliharaan
Tak terduga
Rp 0
Rp 2.500
Rp 0
Rp 1.600
Rp 4.500
Rp 25.000
Rp 5.500
Rp 6.000
Rp 900
Unsur variabel per jam
mesin
Rp 6,5
Rp 2,8
Rp 6,9
Rp 3
Rp 0
Rp 0
Rp 0,75
Rp 0,35
Rp 0,05
Diminta :
Susunlah variabel budget untuk jam mesin berikut ini ; 15.000, 25.000, 35.000, 45.000,
55.000, dan 65.000, dan cantumkan biaya perunit.
99
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian VI
Anggaran Tenaga Kerja
1. Pengertian.
Anggaran tenaga kerja adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan
datang. Upah yang akan dibayarkan dan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
dalam proses produksi tentunya berhubungan langsung dengan tingkat out put yang
diiginkan oleh perusahaan. Semakin lama proses pengerjaan suatu proses produksi semakin
besar upah yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Perencanaan efektif dan pengendalian yang sistematis dari biaya tenaga kerja
merupakan suatu hal yang penting, perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja
mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan tenaga kerja langsung.
b. Penerimaan tenaga kerja
c. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
d. Pengukuran kinerja dari tenaga kerja
e. Uraian tugas dan penilaian
f. Negosiasi dengan serikat pekerja
g. Adminsitrasi upah dan gaji
Biaya tenaga kerja mencakup semua pengeluaran untuk para karyawan baik dari
tingkat atas, tingkat menengah, dan tingkat bawah. Untuk merencanakan dan
mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, jenis biaya tenaga kerja yang berbeda
harus dipertimbangkan secara terpisah. Dan khusus pada materi atau bagian ini yang akan
dibahas adalah jenis dari biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung
yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas out put yang
direncakan dalam anggaran produksi. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan
anggaran tenaga kerja yang mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biasanya
lebih disukai untuk mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan
memasukkan anggaran tenaga kerja tidak langsung dalam anggaran overhead pabrik.
2. Pendekatan Dalam Perencanaan Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Pendekatan yang digunakan untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung
tergantung kepada ; metode pembayaran upah, jenis proses produksi, tersedianya standard
waktu tenaga kerja, dan kecukupan dari pencatatan akuntansi biaya yang berkaitan dengan
biaya tenaga kerja langsung. Pada dasarnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan
untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung yaitu :
100
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
a. Memperkirakan standard jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap
unit dari tiap produk, kemudian memperkirakan tingkat upah rata-rata menurut
departemen, pusat biaya atau operasi. Kalikan waktu standard per unit dari produk
dengan rata-rata tingkat upah per jam, menghasilkan biaya tenaga kerja langsung
per unit (TKL) keluaran untuk setiap departemen, pusat biaya, atau operasi menurut
tingkat biaya tenaga kerja langsung per unit untuk memperoleh total biaya tenaga
kerja langsung menurut produk.
Biaya TKLunit = Waktu standard kerja per unit dari produk x Rata-rata upah per
jam.
b. Memperkirakan rasio dari biaya tenaga kerja langsung untuk beberapa pengukuran
dari out put yang dapat direncakan secara realistis.
c. Membuat daftar personel atau tenaga kerja menurut kebutuhan jumlah tenaga kerja
(termasuk biaya) untuk tenaga kerja langsung disetiap pusat tanggung jawab.
Pendekatan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan
istilah “Manning Table”. Manning table merupakan suatu daftar kebutuhan tenaga kerja
yang menjelaskan tentang jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, jumlah masing-masing jenis
tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan, dan bagian-bagian yang membutuhkan
tenaga kerja.
Sistem pembayaran upah tenaga kerja langsung seperti yang telah dianggarkan
dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung, dimana sistem pembayaran upah yang
dapat dipakai oleh perusahaan adalah :
a. Pembayaran upah menurut satuan waktu.
Pembayaran upah menurut satuan waktu seperti ; per jam, perhari, perminggu, dan
perbulan. Jadi penekanan disini adalah pada unsur waktu, berapa jumlah unit yang
dihasilkan akan dihitung dari satuan waktu pengerjaannya.
b. Pembayaran upah menurut unit hasil.
Adalah upah yang dibayarkan berdasarkan pada jumlah unit yang berhasil diselesaikan
oleh seorang perkeja dalam satuan waktu tertentu. Semakin banyak jumlah unit yang
dapat diselesaikan maka akan semakin besar upah yang akan diterima oleh seorang
tenaga kerja langsung.
c. Pembayaran upah dengan insentif.
Adalah pemberian upah kepada seorang pekerja dan memberikan tambahan yang
disebut insentif. Misalkan pengerjaan satu unit produk standard waktunya satu jam
dengan upah Rp 100.000,-. Bila seorang pekerja dapat menyelesaikannya dalam waktu
kurang dari satu jam maka akan diberikan insentif Rp 10.000,-. Berarti upah yang
diterima oleh pekerja tersebut adalah Rp 100.000 + Rp 10.000 = Rp 110.000,-.
3. Kegunaan Anggaran Tenaga Kerja.
Perencanaan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang baik akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Fungsi personel dapat ditampilkan lebih efisien karena ada dasar untuk perencanaan
efektif, pengerahan, pelatihan dan penggunaan tenaga kerja.
b. Fungsi keuangan dapat ditampilkan lebih efsien karena tenaga kerja sering
merupakan permintaan yang terbesa dalam kas selama tahun tersebut. Dengan
101
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
c.
d.
e.
f.
mengetahui perkiraan biaya tenaga kerja langsung memungkinkan bagian keuangan
merencanakan kebutuhan kas.
Biaya produksi yang dianggarkan untuk setiap produk (biaya perunit dan total
biaya) mungkin merupakan faktor penting dalam beberapa bidang pembuatan
keputusan, seperti kebijakan harga, dan negosiasi serikat tenaga kerja.
Pengendalian biaya tenaga kerja langsung secara signifikan dipertinggi.
Anggaran tenaga kerja langsung berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian
dan pengawasan kerja.
Sebagai dasar untuk penyusunan budget harga pokok barang yang diproduksikan
dan penjualan, juga sebagai dasar untuk penyusunan anggaran kas.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
adalah sebagai berikut :
a. Budget unit yang akan diproduksikan, khususnya tentang kualitas dan kuantitas
yang diinginkan oleh perusahaan.
b. Berbagai standard waktu (time standard) untuk mengerjakan proses produksi yang
telah ditetapkan perusahaan. Untuk menentukan standard waktu dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu ; standard kepada data historis, dan standard kepada
penelitian khusus.
5. Kelompok Tenaga Kerja.
Dalam sebuah perusahaan kelompok tenaga kerja ini dapat digolongan dalam dua
jenis yaitu :
a. Tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses
produksi atau aktivitas produksi dalam menghasilkan unit produk tertentu dalam satuan
waktu tertentu. Dalam arti semakin lama dan semakin banyak jumlah tenaga kerja ini
bekerja maka akan semakin besar anggaran biaya tenaga kerja, sehingga biaya ini
bersifat variabel yaitu semakin banyak tenaga kerja atau semakin lama waktu kerja
maka semakin besar biayanya, demikian sebaliknya.
b. Tenaga kerja tak langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam
proses produksi dan biayanya dihubungkan dengan biaya overhead pabrik.
Oleh karenanya ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yang berhubungan dengan
tenaga kerja ini yaitu ; kebutuhan tenaga kerja, recruitmen / penarikan, pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga kerja baru, gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, evaluasi dan
spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja, sanksi-sanksi dan penghargaan bagi tenaga kerja,
dan pengawasan tenaga kerja.
102
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Pembahasan soal :
1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Co” ingin membuat dua produk yaitu stiker A dan
stiker B. Kedua pembuatan stiker ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
pemotongan dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam pak atau packing
(setiap pak berisi 1.000 lembar stiker) adalah :
Periode
Stiker A
Stiker B
Januari
15
130
Februari
75
130
Maret
40
200
Triwulan II
200
450
Triwulan III
200
550
Triwulan IV
180
500
Setiap 10 lembar stiker A menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 48 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 36 menit
Setiap 25 lembar stiker B menghabiskan waktu :
- Bagian pemotongan waktu rata-rata 37,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 30 menit
Rata-rata tarif upah pada bagian :
- Bagian pemotongan adalah Rp 10 per 100 jam
- Bagian pencetakan adalah Rp 5 per 100 jam
Diminta :
a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
Jawab :
a. Anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk
Periode
Januari
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Bagian Pemotongan
Stiker A
Produksi
SUR Jml Menit
Produksi
15000
72000
130000
75000
360000
130000
40000
192000
200000
4,8
200000
960000
450000
200000
960000
550000
180000
864000
500000
710000
3408000
1960000
Stiker B
SUR
1,5
Jml Menit
195000
195000
300000
675000
825000
750000
2940000
103
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian Pencetakan
Periode
Stiker A
Stiker B
Produksi
SUR Jml Menit
Produksi
SUR
Jml Menit
Januari
15000
54000
130000
156000
Februari
75000
270000
130000
156000
Maret
40000
144000
200000
240000
3,6
1,2
Tri II
200000
720000
450000
540000
Tri III
200000
720000
550000
660000
Tri IV
180000
648000
500000
600000
710000
2556000
1960000
2352000
Total jam adalah jumlah menit.
b. anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
Bagian Pemotongan
Periode
Stiker A
Stiker B
Jam
Upah
Jumlah
Jam
Upah
Jumlah
Januari
1200
120
3250
325
Februari
6000
600
3250
325
Maret
3200
320
5000
500
0,1
0,1
Tri II
16000
1600
11250
1125
Tri III
16000
1600
13750
1375
Tri IV
14400
1440
12500
1250
56800
5680
49000
4900
Bagian Pencetakan
Periode
Januari
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Jam
900
4500
2400
12000
12000
10800
42600
Stiker A
Upah
0,05
Jumlah
45
225
120
600
600
540
2130
Jam
2600
2600
4000
9000
11000
10000
39200
Stiker B
Upah
0,05
Jumlah
130
130
200
450
550
500
1960
Catatan :
10 lembar : Bagian pemotongan : wrr 48 menit, maka 1 lembar = 4,8 menit
Bagian pencetakan : wrr 36 menit, maka 1 lembar = 3,6 menit
25 lembar : Bagian pemotongan : wrr 37,5 menit, maka 1 lembar = 1,5 menit
Bagian pencetakan : wrr 30 menit, maka 1 lembar = 1,2 menit
Upah Rp 10 untuk bagian pemotongan per 100 jam, maka 1jam = Rp 0,1
Upah Rp 5 untuk bagian pencetakan per 100 jam, maka 1 jam = Rp 0,05
104
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Untuk menentukan jumlah jam pada anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah
berdasarkan pada total waktu anggaran jam tenaga kerja langsung (direct labour hour =
DLH).
Misal : total waktu 72000 menit, 1 menit = 60 menit
Maka 72000 menit : 60 menit = 1200 jam
2. PT. Micro sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A
= 20.000 unit
Produk B
= 40.000 unit
Produk C
= 10.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun
Akhir tahun
Produk A
5.000
5.000
Produk B
10.000
10.000
Produk C
5.000
10.000
c. Standard jam kerja
Dept P
Dept Q
Dept R
Produk A
2 DLH
1 DLH
4 DLH
Produk B
1 DLH
2 DLH
3 DLH
Produk C
2 DLH
1 DLH
2 DLH
d. Upah kerja
Departemen P
= Rp 500
Q
= Rp 700
R
= Rp 300
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang
Jawab :
a. Jumlah yang diproduksi tahun sekarang :
Keterangan
Penjualan
Persediaan Akhir
Kebutuhan
Persediaan Awal
Produksi
Produk A
20.000
5.000
25.000
5.000
20.000
Produk B
40.000
10.000
50.000
10.000
40.000
Produk C
10.000
10.000
20.000
5.000
15.000
105
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
b. Jumlah DLH yang dianggarkan :
Departemen P
Produk A
= 20.000 x 2 DLH = 40.000
Produk B
= 40.000 x 1 DLH = 40.000
Produk C
= 10.000 x 2 DLH = 20.000
Jumlah
Departemen Q
Produk A
= 20.000 x 1 DLH = 20.000
Produk B
= 40.000 x 2 DLH = 80.000
Produk C
= 10.000 x 1 DLH = 10.000
Jumlah
Departemen R
Produk A
= 20.000 x 4 DLH = 80.000
Produk B
= 40.000 x 3 DLH = 120.000
Produk C
= 10.000 x 2 DLH = 20.000
Jumlah
Total DLH
c. Jumlah direct labour cost :
Departemen P
= 100.000 x 500
Q
= 110.000 x 700
R
= 220.000 x 300
Jumlah
=
=
=
=
100.000
110.000
220.000
430.000
50.000.000
77.000.000
66.000.000
193.000.000
Soal latihan :
1. Pada tahun ini Perusahan “Grafika Pos” ingin membuat dua produk yaitu Media Pagi
dan Media Sore. Kedua pembuatan Mdeia ini diproses pada dua bagian yaitu bagian
prosesing dan bagian pencetakan, satuan produksi dihitung dalam bal (setiap bal berisi
1.500 eksemplar) adalah :
Periode
Media Pagi
Media Sore
Januari
25
140
Februari
85
145
Maret
50
200
Triwulan II
250
600
Triwulan III
270
850
Triwulan IV
200
800
Setiap 10 eksemplar media Pagi menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 40 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 25 menit
Setiap 25 eksemplar media sore menghabiskan waktu :
- Bagian prosesing waktu rata-rata 17,5 menit
- Bagian pencetakan waktu rata-rata 20 menit
Rata-rata tarif upah pada bagian :
106
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
- Bagian prosesing adalah Rp 250 per 100 jam
- Bagian pencetakan adalah Rp 50 per 100 jam
Diminta :
a. Buatlah anggaran jam tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
b. Buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut waktu, bagian, dan produk.
2. PT. Sportif sedang menyusun anggaran tenaga kerja untuk tahun sekarang. Data yang
tersedia untuk keperluan tersebut adalah :
a. Perkiraan penjualan
Produk A
= 35.000 unit
Produk B
= 58.000 unit
Produk C
= 17.000 unit
b. Perkiraan persediaan
Awal tahun
Akhir tahun
Produk A
5.550
5.550
Produk B
21.220
21.220
Produk C
5750
12.250
c. Standard jam kerja
Dept P
Dept Q
Dept R
Produk A
3 DLH
1,5 DLH
5,5 DLH
Produk B
4 DLH
2,5 DLH
4,5 DLH
Produk C
2 DLH
2,5 DLH
3,5 DLH
d. Upah kerja
Departemen P
= Rp 675
Q
= Rp 985
R
= Rp 550
Diminta :
a. Hitunglah jumlah yang harus diproduksi pada tahun sekarang
b. Hitunglah jumlah DLH yang dianggarkan
c. Hitunglah Indirect Labour Cost yang dianggarkan tahun sekarang
107
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian VII
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
1. Pengertian.
Anggaran biaya overhead pabrik (factory overhead budget) adalah budget yang
merencanakan secara lebih rinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode
yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak
langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu atau kapan biaya pabrik tidak
langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen dimana
biaya pabrik tidak langsung terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya pabrik tidak
langsung adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi didalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi.
Dalam arti anggaran biaya overhead pabrik atau biaya pabrik tidak langsung adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi,
kecuali biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Secara garis besar
bagian produksi dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Departemen produksi (producing departement)
Departemen produksi adalah bagian yang menjalankan kegiatan produksi yaitu kegiatan
yang mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang yang siap untuk dipasarkan.
b. Departemen pembantu (service departement)
Adalah bagian yang tidak menjalankan kegiatan produksi melainkan menjalankan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran proses produksi, seperti bagian
administrasi pabrik, bagian bengkel, bagian tehnisi, bagian pemeliharaan, dan lainnya.
2. Kegunaan anggaran biaya overhead pabrik.
Secara umum semua anggaran yang ada dalam perusahaan mempunyai yang sama
termasuk anggaran biaya overhead pabrik.
a) Anggaran biaya overhead pabrik secara umum mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu ;
sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, serta sebagai alat pengawasan
kerja.
b) Sedangkan secara khusus anggaran biaya overhead pabrik berguna ; a) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran harga pokok yang diproduksikan (cost of goods
manufacture budget), dan anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget)
yang tercantum dalam master income statement budget, bersama-sama dengan anggaran
biaya bahan mentah, dan anggaran upah tenaga kerja tak langsung, b) sebagai dasar
untuk penyusunan anggaran kas, karena sebagian dari biaya-biaya ini memerlukan
pengeluaran kas.
108
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
3. Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overad pabrik.
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya harus akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.
Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data, informasi dan
pengalaman. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik ini adalah :
a) Anggaran (budget) unit yang akan diproduksikan, khususnya rencana tentang jenis,
kualitas, jumlah barang yang akan diproduksi dari waktu kewaktu, semakin unit yang
diproduksi maka akan besar biaya overhead pabrik yang akan dibebankan.
b) Berbagai standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan biaya
overhead pabrik, seperti biaya bahan pembantu, standard pemakaian listrik, dan juga
biaya lainnya yang ada dalam perusahaan yang masuk dalam kategori biaya overhead
pabrik.
c) Sistem pembayaran upah yang dipakai perusahaan khususnya upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja tidak langsung.
d) Metode penyusutan (depresiasi) yang dipakai perusahaan khususnya penyusutan
terhadap aktiva tetap yang ada dalam lingkungan pabrik.
e) Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan untuk membagi biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama) menjadi beberapa kelompok biaya
sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi, seperti biaya listrik didalam
lingkungan kantor administrasi, biaya listrik didalam lingkungan bagian penjualan,
biaya listrik dilingkungan bagian produksi, biaya listrik dilingkungan bagian pembantu.
Dengan kata lain metode alokasi biaya merupakan metode yang menentukan caracara bagaimana membagi-bagi suatu biaya yang semula merupakan suatu kesatuan menjadi
beberapa kelompok biaya.
4. Kapasitas dalam anggaran biaya overhead pabrik
Dalam dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik ada tiga macam kapasitas
yang diperhatikan :
Kapasitas praktis atau teoritis
Yaitu kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa
berhenti selama jangka waktu tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak
dapat dihindari dari karena hambatan intern perusahaan.
Kapasitas normal
Yaitu kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka
panjang.
Kapasitas actual.
Yaitu kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode
yang akan datang.
109
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Disamping itu ada pembagian biaya yang berhubungan dengan kapasitas pabrik
dikenal dengan istilah yaitu :
a. Distribusi biaya overhead pabrik (BOP)
Adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemendepartemen yang menikmatinya.
b. Alokasi biaya overhead pabrik.
Adalah pembagian biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen
produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan
departemen produksi.
c. Pembebanan biaya overhead pabrik
Adalah pembagian biaya overhead pabrik kepada produk.
Contoh.
1. Perusahaan “Makmur Jaya” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen
Kegiatan
Jumlah BOP
Produksi I
Pencetakan
Rp 10.000
Produksi II
Penghalusan
Rp 5.000
Jasa I
Pembangkit listrik
Rp 2.000
Jasa II
Bengkel
Rp 1.000
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa I
Jasa II
Departemen produksi I
50 %
40 %
Departemen produksi II
30 %
50 %
Departemen jasa I
10 %
Departemen jasa II
20 %
Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.
Jawab :
a. Persamaan yang berlaku untuk masing-masing jasa adalah :
X = a1 + b1Y
Y = a2 + b2X
110
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Keterangan :
X
= BOP seksi jasa 1 setelah menerima BOP seksi jasa 2
Y
= BOP seksi jasa 2 setelah menerima BOP seksi jasa1
a1
= BOP seksi jasa 1 sebelum menerima BOP seksi jasa 2
a2
= BOP seksi jasa 2 sebelum menerima BOP seksi jasa 1
b1
= % penggunaan jasa seksi jasa 2 oleh seksi jasa jasa 1
b2
= % penggunaan jasa seksi jasa 1 oleh seksi jasa jasa 2
Sehingga persamaannya adalah :
X = a1 + b1Y
Y = a2 + b2X
X = 2.000 + 0,1 Y
Y = 1.000 + 0,2 X
b. BOP neto masing-masing seksi jasa
X
= 2.000 + 0,1 Y
= 2.000 + 0,1 ( 1.000 + 0,2 X)
= 2.000 + 100 + 0,02 X
X – 0,02 X
= 2.100
0,98 X
= 2.100
X
= 2.100 / 0,98
X
= 2.142,85
Y
= 1.000 + 0,2 X
= 1.000 + 0,2 (2.142,85)
= 1.000 + 428,57
Y
= 1.428,57
Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing
seksi jasa, seperti dibawah ini :
Keterangan
Anggaran biaya overhead pabrik
Memberi
Menerima
Anggaran BOP Neto
Seksi Jasa 1
2.000
428,57
142,85
1.714,28
c. Tarif BOP masing-masing seksi jasa :
Tarif BOP seksi jasa 1 per satuan kwh adalah
Rp 1.714,28 / 10.000
Tarif BOP seksi jasa 2 persatuan DRH adalah
Rp 1.285,72 / 10.000
Seksi Jasa 2
1.000
142,85
428,57
1.285,72
= Rp 0,17 per kwh
= Rp 0,13 per DRH
111
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
2. PT. Jaya Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut :
a. BOP setahun dari departemen.
Departemen
Kegiatan
Jenis biaya
Produksi 1
Prosesing
16.000
Produksi 2
Finishing
8.000
Jasa 1
Diesel/listrik
2.000
Jasa 2
Bengkel/gudang
3.000
b. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2
Pemberi jasa
Pemakai jasa
Produksi 1
Produksi 2
Jasa 1
Jasa 2
Departemen Jasa 1
45 %
45 %
10 %
Departemen jasa 2
50 %
40 %
10 %
c. Waktu kerja ; Departemen produksi 1
= 10.000 DMH
Departemen produksi 2
= 5.000 DLH
d. Rencana produksi 10.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp
10. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis.
e. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung
= 36.000
Tenaga kerja langsung
= 18.000
Biaya usaha : penjualan
= 5.000
Administrasi = 3.000
f. Pajak 40 %
Diminta ;
a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa.
b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai
dasar satuan hitung yang digunakan.
c. Berapa harga pokok perunit
d. Susunlah rugi laba tahunan.
Jawab :
a. BOP neto masing-masing departemen jasa.
X = a1 + b1Y
X = 2.000 + 0,1 Y
Y = a2 + b2X
Y = 3.000 + 0,1 X
X
= 2.000 + 0,1 Y
= 2.000 + 0,1 ( 3.000 + 0,1 X)
= 2.000 + 300 + 0,01 X
X – 0,01 X
= 2.300
0,99 X
= 2.300
X
= 2.300 / 0,99
X
= 2.323,23
Y
= 3.000 + 0,1 X
= 3.000 + 0,1 (2.323,23)
= 3.000 + 232,323
Y
= 3.232,323
112
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Selanjutnya dapat ditentukan kondisi saling memberi dan menerima masing-masing
seksi jasa, seperti dibawah ini :
Keterangan
Anggaran biaya overhead pabrik
Memberi
Menerima
Anggaran BOP Neto
Seksi Jasa 1
2.000
232,32
323,23
2.090,91
b. Tarif BOP masing-masing departemen produksi.
Keterangan
Dept Produksi 1
Anggaran biaya overhead pabrik
16.000
Departemen Jasa 1
45 / 90 x 2.090,91
1.045,45
45 / 90 x 2.090,91
Departemen Jasa 2
50 / 90 x 2.909,09
1.616,16
40 / 90 x 2.909,09
Jumlah
18.661,61
Total waktu kerja
10.000 DMH
Tarif BOP persatuan
Rp 1,87 per DMH
c. Harga pokok produksi persatuan
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik :
Departemen produksi 1
Departemen produksi 2
Seksi Jasa 2
3.000
323,23
232,32
2.909,09
Dept Produksi 2
8.000
1.045,45
1.292,93
10.338,38
5.000 DLH
Rp 2,07 per DLH
36.000
18.000
18.661,61
10.338,38
83.000
10.000 unit
83.000 / 10.000 = Rp 8,3 per unit
Anggaran produksi
Harga pokok produksi
d. Anggaran rugi laba tahunan.
Penjualan 10.000 x Rp 10
Harga pokok produksi
Laba bruto
Biaya usaha
Penjualan
5.000
Administrasi
3.000
Laba usaha sebelum pajak
Pajak 40 % ( 40 % x 9.000)
Laba setelah pajak
100.000
83.000
17.000
8.000
9.000
3.600
5.400
113
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
3. PT. Cincin Berlian bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen produksi
P dan Q serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen R,S, dan T. Taksiran BOP
departemen selama tahun ini sebagai berikut :
P
Q
R
S
T
BOP langsung departemen
(dalam 000 rupiah)
500
600
200
175
150
Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 300.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
P
Q
R
S
T
Luas lantai (m2)
7.500 10.000
8.000
6.000
9.000
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
P
Q
R
S
T
R
30 % 25 %
20 % 10 %
S
25 % 35 %
15 % 15 %
T
50 % 20 %
10 % 5 % Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.
Jawab :
Distribusi BOP tak langsung departemen dengan penyusutan gedung tahun ini Rp
300.000 didistribusikan ke masing-masing departemen atas dasar luas lantai sebagai
berikut :
P = 7.500 / 40.500 x 300.000
= Rp 55.555
Q = 10.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 74.074
R = 8.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 59.259
S = 6.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 44.444
T = 9.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 66.666
Jadi untuk menentukan biaya overhead pabrik (BOP) neto masing-masing jasa :
R = 8.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 59.259 + 200.000 = 259.259
S = 6.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 44.444 + 175.000 = 219.444
T = 9.000 / 40.500 x 300.000
= Rp 66.666 + 150.000 = 216.666
114
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Kemudian dapat ditentukan persamaan sebagai berikut :
R = 259.259 + 0,20 S + 0,10 T
S = 219.444 + 0,15 R + 0,15 T
T = 216.666 + 0,10 R + 0,05 S
R = 259.259 + 0,20 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T ) + 0,10 T
R = 259.259 + 43.888 + 0,03 R + 0,03 T + 0,10 T
R - 0,03 R
= 303.147 + 0,13 T
0,97 R = 303.147 + 0,13 T
R = 302.147 / 0,97 + 0,13 T/ 0,97
R = 312.522,68 + 0,1340206 T
T
T
T
T
= 216.666
= 216.666
= 216.666
- 0,0075 T
0,9925 T
0,9925 T
0,9925 T
0,9925 T
+ 0,10 R + 0,05 S
+ 0,10 R + 0,05 ( 219.444 + 0,15 R + 0,15 T )
+ 0,10 R 10.972 + 0,0075 R + 0,0075 T
= 227.638 + 0,1075 R
= 227.638 + 0,1075 R
= 227.638 + 0,1075 (312.522,68 + 0,1340206 T)
= 227.638 + 33.596,18 + 0,0144072 T
- 0,0144072 T = 261.234,18
0,9780928 T = 261.234,18
T = 261.234,18 / 0,9780928
T = 267.085,27
R
R
R
R
=
=
=
=
312.522,68 + 0,1340206 T
312.522,68 + 0,1340206 ( 267.085,27 )
312.522,68 + 35.794,92
348.317,6
S
S
S
S
=
=
=
=
219.444 + 0,15 R + 0,15 T
219.444 + 0,15 (348.317,6) + 0,15 (267.085,27)
219.444 + 52.247,64 + 40.062,79
311.754,43
Jadi BOP neto masing-masing departemen jasa sebagai berikut :
Dept. Jasa
R
S
T
Anggaran BOP
259.259
219.444
216.666
Memberi
104.495,28
93.526,329
40.062,79
Menerima
89.058,6
92.310,43
50.419,27
BOP Neto
243.822,32
218.228,11
227.022,49
Penjelasan dari BOP yang saling memberi dan menerima dari anggaran BOP menjadi
BOP neto sebagai berikut :
115
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Menerima ;
Dept.
Nilai yang diperoleh
R
348.317,6
S
311.754,43
T
267.085,27
Anggaran BOP
259.259
219.444
216.666
Memberi ;
Dept R : pada dept S = 0,20 pada dept T
Maka : 348.317,6 x 0,30
Neto yang diterima
89.058,6
92.310,43
50.419,27
= 0,10
jumlah = 0,30
= 104.495,28
Dept S
: pada dept R = 0,15 pada dept T = 0,15
jumlah = 0,30
Maka : 311.754,43 x 0,30
= 93.526,329
Dept T
: pada dept R = 0,10 pada dept S = 0,05
jumlah = 0,15
Maka : 267.085,27 x 0,15
= 40.062,79
Setelah diketahui biaya overhead pabrik (BOP) yang saling memberi dan menerima
maka selanjutnya akan dapat ditentukan biaya overhead pabrik (BOP) departemen
produksi sebagai berikut :
Departemen produksi P
Anggaran BOP
= Rp 500.000
Distribusi BOP tak langsung
=
55.555
Departemen jasa R : 30/55 x 243.822,32
= Rp 132.993,98
Departemen jasa S : 25/60 x 218.228,11
= Rp 90.928,36
Departemen jasa T : 50/70 x 227.022,49
= Rp 162.158,91
Jumlah
= Rp 941.636,25
Anggaran BOP
Distribusi BOP tak langsung
Departemen jasa R : 25/55 x 243.822,32
Departemen jasa S : 35/60 x 218.228,11
Departemen jasa T : 20/70 x 227.022,49
Departemen produksi Q
= Rp 600.000
=
74.074
= Rp 110.828,31
= Rp 127.299,72
= Rp 64.863,55
Jumlah
= Rp 977.065,58
4. PT. “Trilili” memproduksi barang yaitu barang A dan barang B, kedua barang diproses
melalui 3 departemen produksi yaitu departemen produksi X, Y, dan Z serta 3
departemen pembantu yaitu L, M, N. Dasar penentuan harga pokok produksi adalah
historical cost, kecuali biaya overhead pabrik (BOP) yang didasarkan atas tarif. Bahan
baku hanya digunakan pada departemen X yang bersatuan DMH dan departemen Y
yang bersatuan kegiatan DLH, dan departemen Z memakai satuan DLH. Penentuan
biaya overhead pabrik setahun maupun sebulan adalah tarif biaya overhead pabrik
dikalikan jumlah jam riil, anggaran produksi setahun adalah :
Barang A sebesar 2.000 unit
Barang B sebesar 3.000 unit
116
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Setiap unit barang A dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 900, sedang setiap unit
barang B dianggarkan menggunakan bahan baku Rp 750,-. Standard penggunaan waktu
persatuan barang adalah :
Dept. X (dmh)
Dept. Y (dlh)
Dept. Z (dlh)
Barang A
5
8,9
1,75
Barang B
5,5
10
6
Standard tingkat upah per satuan kegiatan :
Dept. X (dmh)
Dept. Y (dlh)
Dept. Z (dlh)
Barang A
Rp 50 /dmh
Rp 75 /dlh
Rp 25 /dlh
Barang B
Rp 55 /dmh
Rp 60 /dlh
Rp 25 /dlh
Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) setahun beserta cara alokasinya adalah sebagai
berikut :
Alokasi BOP
Departemen
Anggaran BOP
Dept. L
Dept. M
Dept.N
X
Rp 125.000
25 %
35 %
25 %
Y
Rp 90.000
25 %
30 %
20 %
Z
Rp 105.000
20 %
20 %
20 %
L
Rp 16.000
10 %
20 %
M
Rp 29.500
10 %
15 %
N
Rp 42.000
20 %
5%
Data realisasi khusus bulan Maret 2008 adalah sebagai berikut :
Kuantitas produksi barang A sebanyak 150 unit
Kuantitas produksi barang B sebanyak 250 unit
Dept. X
Dept. Y
Bahan baku untuk barang :
Barang A
Rp 125.000
Rp 57.790
Barang B
Rp 180.000
Rp 36.950
Pamakaian waktu dan upah tenaga kerja :
Barang A
Barang B
Satuan
Nilai
Satuan
Nilai
X
1.400 dmh
Rp 72.500
1.300 dmh
Rp 75.000
Y
1.300 dlh
Rp 100.000 2.500 dlh
Rp 150.000
Z
260 dlh
Rp 6.500
1.500 dlh
Rp 35.000
Biaya overhead pabrik pada bulan Maret 2008 sebagai berikut :
Departemen X
= Rp 10.000
Departemen Y
= Rp 7.000
Departemen Z
= Rp 8.000
Departemen L
= Rp 1.000
Departemen M
= Rp 2.000
Departemen N
= Rp 3.500
Diminta :
a. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik persatuan masing-masing departemen.
b. Tentukanlah harga pokok persatuan masing-masing barang pada bulan Maret 2008.
117
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab :
Tarif BOP masing-masing departemen produksi persatuan kegiatan adalah :
L = 16.000 + 0,10 M + 0,20 N
M = 29.500 + 0,10 L + 0,15 N
N = 42.000 + 0,20 L + 0,05 M
L = 16.000 + 0,10 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N ) + 0,20 N
L = 16.000 + 2.950 + 0,01 L + 0,015 N + 0,20 N
L - 0,01 L
= 18.950 + 0,215 N
0,99 L
= 18.950 + 0,215 N
L
= 18.950 / 0,99 + 0,215 N / 0,99
L
= 19.141,41 + 0,2172 N
N
N
N
N
=
=
=
-
42.000 +
42.000 +
42.000 +
0,0075 N
0,9925 N
0,9925 N
0,9925 N
0,9925 N
0,20 L + 0,05 M
0,20 L + 0,05 (29.500 + 0,10 L + 0,15 N)
0,20 L + 1.475 + 0,005 L + 0,0075 N
= 43.475 + 0,205 L
= 43.475 + 0,205 L
= 43.475 + 0,205 (19.141,41 + 0,2172 N )
= 43.475 + 3.923, 9899 + 0,0445 N
- 0,0445 N
= 47.398,9899
0,9480 N
= 47.398,9899
N
= 47.398,9899 / 0,9480
N
= 50.000
L
L
L
L
=
=
=
=
19.141,41 + 0,2172 N
19.141,41 + 0,2172 (50.000)
19.141,41 + 10.858,5859
30.000
M
M
M
M
=
=
=
=
29.500 + 0,10 L + 0,15 N
29.500 + 0,10 (30.000) + 0,15 (50.000)
29.500 + 3.000 + 7.500
40.000
Jadi biaya overhead pabrik masing-masing departemen jasa setelah menerima jada dari
departemen jasa lain adalah :
Untuk departemen
L sejumlah Rp 30.000
Untuk departemen
M sejumlah Rp 40.000
Untuk departemen
N sejumlah Rp 50.000
118
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Skedul alokasi biaya overhead pabrik
Keterangan
BOP masing-masing
Alokasi BOP dept :
L
M
N
Depertemen produksi
X
Y
Z
125.000
90.000 105.000
7.500
14.000
12.500
159.000
Departemen pembantu
L
M
N
16.000
29.500
42.000
7.500
6.000 (30.000)
3.000
6.000
12.000
8.000
4.000
(40.000) 6.000
10.000 10.000
10.000
2.500 (50.000)
119.500 129.000
Catatan :
Untuk menentukan nilai pada kolom X,Y,Z dan baris L,M,N adalah dengan menghitung
alokasi biaya overhead pabrik departemen X,Y,Z pada depatemen pembantu L, M, N
dan kolom L, M, N pada baris L, M, N perhitungan adalah :
BOP untuk departemen L, M,N didistribusikan ke X,Y,Z dan L,M,N sendiri
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka :
= 25 % x 30.000
= 7.500
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu M adalah 35 %, maka :
= 35 % x 40.000
= 14.000
Dept Produksi X alokasi pada Dept pembantu N adalah 25 %, maka :
= 25 % x 50.000
= 12.500
Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu L adalah 25 %, maka :
= 25 % x 30.000
= 7.500
Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu M adalah 30 %, maka :
= 30 % x 40.000
= 12.000
Dept Produksi Y alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka :
= 20 % x 50.000
= 10.000
Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu L adalah 20 %, maka :
= 20 % x 30.000
= 6.000
Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu M adalah 20 %, maka :
= 20 % x 40.000
= 8.000
Dept Produksi Z alokasi pada Dept pembantu N adalah 20 %, maka :
= 20 % x 50.000
= 10.000
Begitu juga pada departemen pembatu L,M,N yang saling menggunakan jasa dengan
perhitungan :
Departemen pembantu L menggunakan Dept M adalah 10 %,maka :
= 10 % x 30.000
= 3.000
Departemen pembantu L menggunakan Dept N adalah 20 %,maka :
= 20 % x 30.000
= 6.000
119
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Departemen pembantu M menggunakan Dept L adalah 10 %,maka :
= 10 % x 40.000
= 4.000
Departemen pembantu M menggunakan Dept N adalah 15 %,maka :
= 15 % x 40.000
= 6.000
Departemen pembantu N menggunakan Dept L adalah 20 %,maka :
= 20 % x 50.000
= 10.000
Departemen pembantu N menggunakan Dept M adalah 5 %,maka :
= 5 % x 50.000
= 2.500
Skedul Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung
Dept X
Dept Y
Dept Z
Jenis
Jmlh Produksi
SUR
Jam
SUR
Jam
SUR
Jam
Barang A
2.000
5
10.000
8.9
17.800
1,75
3.500
Barang B
3.000
5,5
16.500
10
30.000
6
18.000
26.500
47.800
21.500
Jadi tarif biaya overhead pabrik masing-masing departemen produksi per satuan
kegiatan adalah :
Departemen produksi X = Rp 159.000 : 26.500
= Rp 6 per DMH
Departemen produksi Y = Rp 119.500 : 47.800
= Rp 2,50 per DLH
Departemen produksi Z = Rp 129.000 : 21.500
= Rp 6 per DLH
Laporan Harga Pokok Produksi per jenis barang bulan Maret 2008
Keterangan
Barang A
Barang B
Bahan baku :
Departemen X
125.000
180.000
Departemen Y
80.000
36.950
Tenaga Kerja :
Departemen X
72.500
75.000
Departemen Y
100.000
150.000
Departemen Z
6.500
35.000
Overhead pabrik :
Departemen X
1.400 x Rp 6
8.400
1.300 x Rp 6
7.800
Departemen Y
1.300 x Rp 2,50
3.250
2.500 x Rp 2,50
6.250
Departemen Z
260 x Rp 6
1.560
1.500 x Rp 6
9.000
Harga pokok produksi
Rp 375.000
Rp 500.000
H P produksi per unit
375.000 : 150 = Rp 2.500
500.000 : 250 = Rp 2.000
120
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan.
1. Perusahaan “Jaya Furniture” merencanakan biaya overhead pabrik (BOP) untuk satu
tahun sebagai berikut :
Departemen
Kegiatan
Jumlah BOP
Produksi I
Pemotongan
Rp 21.500
Produksi II
Perakitan
Rp 17.500
Jasa I
Pembangkit listrik
Rp 7.500
Jasa II
Bengkel
Rp 3.350
Rencana pemakaian jasa dari seksi jasa I dan seksi jasa II
Pemakai jasa
Pemberi jasa
Jasa I
Jasa II
Departemen produksi I
45 %
45 %
Departemen produksi II
40 %
50 %
Departemen jasa I
5%
Departemen jasa II
15 %
Seksi jasa I adalah pembangkit listrik dengan satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
kwh dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 kwh. Seksi jasa II adalah bengkel
yang dalam setahun bekerja 10.000 jam pemeliharaan langsung (direct reparation hour
atau DRH)
Diminta tentukan :
a. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing.
b. Hitunglah besarnya BOP neto seksi jasa setelah saling memberi dan menerima jasa
masing-masing.
c. Tentukan tarif per kwh untuk seksi jasa I dan per DRH untuk seksi jasa II.
2 PT. Merpati Sakti memberikan data terhadap biaya overhead pabrik yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut :
c. BOP setahun dari departemen.
Departemen
Kegiatan
Jenis biaya
Produksi 1
Prosesing
28.500
Produksi 2
Finishing
18.700
Jasa 1
Diesel/listrik
9.770
Jasa 2
Bengkel/gudang
5.500
d. Penggunaan jasa dari departemen jasa 1 dan jasa 2
Pemberi jasa
Pemakai jasa
Produksi 1
Produksi 2
Jasa 1
Jasa 2
Departemen Jasa 1
55 %
35 %
10 %
Departemen jasa 2
35 %
50 %
15 %
e. Waktu kerja ; Departemen produksi 1
= 10.000 DMH
Departemen produksi 2
= 5.000 DLH
121
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
f. Rencana produksi 15.000 unit produk jadi setahun, dengan harga jual perunitnya Rp
15. Semua unit yang terjual diproduksi dapat terjual habis.
g. Biaya-biaya produksi lain : Bahan baku langsung
= 56.000
Tenaga kerja langsung
= 38.000
Biaya usaha : penjualan
= 15.000
Administrasi = 13.000
h. Pajak 35 %
Diminta ;
a. Tentukan BOP neto masing-masing departemen jasa, sesudah saling menerima jasa.
b. Tentukan tarif BOP masing-masing departemen produksi perjam kegiatan, sesuai
dasar satuan hitung yang digunakan.
c. Berapa harga pokok perunit
d. Susunlah rugi laba tahunan.
3. PT. “Berlian Perkasa” bekerja dengan dua departemen produksi yaitu departemen
produksi A dan B serta tiga departemen pembantu yaitu depertemen C,D, dan E.
Taksiran BOP departemen selama tahun ini sebagai berikut :
A
B
C
D
E
BOP langsung departemen
(dalam 000 rupiah)
770
890
340
275
190
Biaya penyusutan gedung tahun ini diperkirakan sebesar Rp 450.000,-. Luas lantai
masing-masing departemen yang dipakai dasar mendistribusikan BOP tidak langsung
departemen ke departemen yang memperoleh jasanya sebagai berikut :
A
B
C
D
E
2
Luas lantai (m )
9.500 15.500
8.500
7.500
9.500
Data jasa departemen pembantu yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu selama tahun ini sebagai berikut :
A
B
C
D
E
C
40 % 25 %
20 % 15 %
D
40 % 35 %
10 % 15 %
E
45 % 20 %
20 % 15 % Diminta :
Hitunglah BOP departemen produksi yang akan dibebankan ke produksi dalam rangka
penentuan harga pokok produksi.
122
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Bagian VIII
Anggaran Kas
1. Pengertian.
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih rinci tentang jumlah
kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang,
baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran
kas, dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua sektor
yaitu :
a) Sektor penerimaan kas, yang meliputi :
- Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan
- Penagihan piutang
- Penjualan aktiva tetap
- Penerimaan non operasi, seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan
deviden dan sebagainya.
b) Sektor pengeluaran kas, yang meliputi :
- Pembelian tunai bahan mentah
- Pembayaran utang
- Pembayaran upah tenaga kerja langsung
- Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
- Pembayaran biaya administrasi
- Pembayaran biaya penjualan
- Pembelian aktiva tetap
- Pembayaran biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas.
Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran kas adalah
sebagai berikut :
a) Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas.
- Budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis, kualitas, jumlah barang yang
akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
- Keadaan persaingan dipasar, bila persaingannya keras maka memaksa perusahaan
melakukan penjualan secara kredit, sehingga transaksi tunai menjadi kecil.
- Posisi perusahaan dalam persaingan.
- Syarat pembayaran yang ditawarkan (term of payment) yang ditawarkan
perusahaan.
- Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang seperti aktif atau tidak aktifnya
dalam penagihan akan berpengaruh dalam penerimaan kas.
123
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
-
Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan atau
penjualan aktiva tetapselama periode yang akan datang.
- Rencana penerimaan perusahaan dari sumber-sumber lain (non operating), seperti
penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan lainnya.
b) Faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas.
- Budget pembelian bahan baku, khususnya rencana tentang jenis, jumlah, mutu
bahan baku yang akan dibeli.
- Keadaan persaingan para suplier bahan baku dipasar, persaingan yang keras akan
memaksa suplier melakukan transaksi penjualan secara kredit sehingga
memperkecil transaksi pembelian tunai bahan baku.
- Posisi perusahaan terhadappihak suplier bahan baku, bilamana posisi perusahaan
kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian bahan baku secara
kredit atau sebaliknya.
- Budget upah tenaga kerja langsung, semakian besar upah ini dikeluarkan semakin
besar pula pengeluaran kas.
- Budget biaya pabrik tidak langsung yang dikeluarkan
- Budget biaya administrasi yang dikeluarkan
- Budget perubahan aktiva tetap perusahaan, khususnya rencana tentang penambahan
aktiva tetap perusahaan.
- Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan
lain-lain. Seperti biaya bunga, sewa dan sebagainya.
3. Sifat aliran kas.
Dalam sebuah perusahaan aliran kas secara umum digolongkan dalam dua bentuk
yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar, yaitu :
a. Aliran kas masuk
Aliran kas masuk dalam sebuah perusahaan terbagi dalam dua sifat yaitu aliran kas
masuk yang kontinyu, artinya selama perusahaan masih beroperasi maka penerimaan
ini akan selalu ada seperti ; hasil penjualan produk secara tunai, hasil pelunasan
piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu artinya aliran kas masuk ini
tidak rutin atau terputus-putus seperti ; penyertaan pemilik perusahaan, penjualan
saham, penerimaan kredit bank, penjualan aktiva tetap.
b. Aliran kas keluar
Aliran kas keluar dalam sebuah perusahaan terbagi pula dalam dua sifat yaitu aliran kas
keluar kontinyu seperti ; pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja
langsung. Sedangkan aliran kas keluar tidak kontinyu seperti ; pembayaran bung,
pembayaran deviden, pembayaran pajak pendapatan / perseroan, pembayaran angsuran
hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap.
124
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Tujuan penyusunan anggaran kas.
Tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah untuk menunjukkan posisi kas sebagai akibat
perencanaan operasi, menunjukkan kelebihan atau kekurangan kas, menetapkan dasar
perkreditan yang sehat, menunjukkan kebutuhan mencari pinjaman atau menunjukkan
tersedianya kas yang menganggur untuk investasi, mengkoordinir kas dengan total yang
menganggur, penjualan, investasi, dan hutang, menetapkan dasar yang sehat untuk
pengendalian posisi kas.
Pendekatan pokok dalam penyusunan anggaran kas.
Pendekatan yang dimaksud adalah metode penerimaan dan pengeluaran kas atau disebut
metode terpadu, metode aliran kas menurut laporan perhitungan rugi laba atau metode
pendapatan neto yang disesuaikan.
Manfaat penyusunan anggaran kas.
Bahwa dengan adanya anggaran kas akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan dalam
keadaan defisit dan bilamana dalam keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan.
Tahap-tahap penyusunan anggaran kas, meliputi :
a. Tahap I, menyusun taksiran penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi
perusahaan.
b. Tahap II, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit,
dan menyusun taksiran pembayaran bunga hutang beserta waktu pelunasan kembali
hutang tersebut.
c. Tahap III, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang
merupakan anggaran kas final.
Safety cash balance.
Adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya setiap saat, faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya adalah ;
perbandingan antara kas masuk dan kas keluar, penyimpangan aliran kas yang
diperkirakan, adanya hubungan baik dengan bank.
125
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Contoh :
1. PT. “ABG” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan
Penjualan
Juli
5.000
Agustus
6.000
September
4.000
Oktober
5.000
Nopember
5.000
Desember
6.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 40 % penjualan tunai dengan potongan 10 %.
- 60 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
50 % pada bulan yang bersangkutan
30 % satu bulan berikutnya
20 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.
Jawab
Perhitungan :
Penjualan bulan Juli
Penjualan tunai 40 % x 5.000
Potongan 10 % x 2.000
Penerimaan kas bulan Juli
5.000
2.000
200
1.800
Penjualan kredit 60 % x 5.000
3.000
Yang memperoleh hak discount 50 % x 3.000
Potongan 5 % x 1.500
Penerimaan kas bulan Juli
1.500
75
Yang tidak memperoleh hak discount 50 % x 3.000
Pelunasan pada bulan yang bersangkutan 50 % x 1.500
1.425
1.500
750
126
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Pelunasan pada 1 bulan berikutnya 30 % x 1.500
450
Pelunasan pada 2 bulan berikutnya 20 % x 1.500
300
a. Skedul penerimaan kas dari penjualan tunai
Periode
Total
Penjualan Tunai
Penjualan
40 %
Juli
5.000
2.000
Agustus
6.000
2.400
September
4.000
1.600
Oktober
5.000
2.000
Nopember
5.000
2.000
Desember
6.000
2.400
Discount
10 %
200
240
160
200
200
240
b Skedul Penerimaan kas dari yang menggunakan hak discount
Total
Penjualan
Hak Disct
Discount
Periode
Penjualan
Tunai 60 %
50 %
5%
Juli
5.000
3.000
1.500
75
Agustus
6.000
3.600
1.800
90
September
4.000
2.400
1.200
60
Oktober
5.000
3.000
1.500
75
Nopember
5.000
3.000
1.500
75
Desember
6.000
3.600
1.800
90
c. Skedul penerimaan kas dari penagihan piutang
Periode
Pelunasan Pada
Pelunasan
Batas waktu
1 bln berikutnya
Juli
750
Agustus
900
450
September
600
540
Oktober
750
360
Nopember
750
450
Desember
900
450
d. Skedul penerimaan kas keseluruhan
Periode
Penj. Tunai
Hak discount
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
1.800
2.160
1.440
1.800
1.800
2.160
1.425
1.710
1.140
1.425
1.425
1.710
Penerimaan
Bersih
1.800
2.160
1.440
1.800
1.800
2.160
Penerimaan
Bersih
1.425
1.710
1.140
1.425
1.425
1.710
Pelunasan
2 bln berikutnya
300
360
240
300
Total
Penerimaan
750
1.350
1.440
1.470
1.440
1.650
Penj Kredit
Total
Penerimaan
3.975
5.220
4.020
4.695
4.665
5.520
750
1.350
1.440
1.470
1.440
1.650
127
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
5. PT. Kedondong mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia
sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai)
Januari
Rp 2.500
Triwulan II
Rp 10.000
Pebruari
Rp 3.125
Triwulan III
Rp 8.750
Maret
Rp 3.750
Triwulan IV
Rp 9.375
Pola pengumpulan piutang :
Bulanan
Triwulan
80 % pada bulan penjualan
90 % pada triwulan penjualan
10 % sebulan sesudahnya
10 % satu triwulan sesudahnya
6 % dua bulan sesudahnya
4 % tiga bulan sesudahnya
Kerugian piutang 1 % dari penjualan kredit
Pengeluaran kas :
Deviden :
Triwulan II
Rp 375
Triwulan III
Rp 650
Pembelian material :
Januari
Rp 562,5
Triwulan II
Rp 1.500
Pebruari
Rp Triwulan III
Rp 1.562,5
Maret
Rp 500
Triwulan IV
Rp 1.562,5
Pembayaran utang :
Pebruari
Rp 125
Triwulan II
Rp 5.000
Triwulan IV
Rp 5.000
Pembayaran upah dan gaji :
Januari
Rp 487,5
Triwulan II
Rp 1.218,5
Pebruari
Rp 375
Triwulan III
Rp 1.125
Maret
Rp 375
Triwulan IV
Rp 1.156,5
Pengeluaran lain-lain :
Januari
Rp 187,5
Triwulan II
Rp 562,5
Pebruari
Rp 187,5
Triwulan III
Rp 562,5
Maret
Rp 187,5
Triwulan IV
Rp 562,5
Penghasilan lain-lain :
Januari
Rp 150
Triwulan II
Rp Pebruari
Rp Triwulan III
Rp 350
Maret
Rp 100
Triwulan IV
Rp 450
Berbagai saldo awal tahun :
Piutang Rp 400. Dari jumlah ini Rp 75 diterima bulan Marte dan Rp 150 diterima
Triwulan IV.
Cadangan kerugian piutang Rp 150
Kas Rp 1.875
Diminta :
a. Buatlah daftar penerimaan piutang
b. Buatlah daftar penerimaan kas
c. Buatlan daftar pengeluaran kas
d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 1.250
128
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Jawab.
Analisis perhitungan :
Penjualan bulan Januari
Penjualan tunai (50 % x 2.500)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 1.250)
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang :
Januari
80 % x 1.237,5
Pebruari
10 % x 1.237,5
Maret
6 % x 1.237,5
Triwulan II 4 % x 1.237,5
2.500
1.250
1.250
12,5
1.237,5
990
123,75
74,25
49,5
Penjualan bulan Februari
Penjualan tunai (50 % x 3.125)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 1.562,5)
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang :
Pebruari
80 % x 1.546,875
Maret
10 % x 1.546,875
Triwulan II 6 % x 1.546,875
Triwulan II 4 % x 1.546,875
3.125
Penjualan bulan Maret
Penjualan tunai (50 % x 3.750)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 1.875 )
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang :
Maret
80 % x 1.856,25
Triwulan II 10 % x 1.856,25
Triwulan II 6 % x 1.856,25
Triwulan II 4 % x 1.856,25
3.750
Penjualan Triwulan II
Penjualan tunai (50% x 10.000)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 5.000)
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang
Triwulan II 90 % x 4.950
Triwulan III 10 % x 4.950
10.000
1.562,5
1.562,5
15,625
1.546,875
1.237,5
154,6875
92,8125
61,875
1.875
1.875
18,75
1.856,25
1.485
185,625
111,375
74,25
5.000
5.000
50
4.950
4.455
495
129
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Penjualan Triwulan III
Penjualan tunai (50% x 8.750)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 4.375)
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang
Triwulan III 90 % x 4.331,25
Triwulan IV 10 % x 4.331,25
8.750
Penjualan Triwulan IV
Penjualan tunai (50% x 9.375)
Penjualan kredit
Kerugian piutang (1 % x 4.687,5)
Jumlah piutang
Pola pelunasan piutang
Triwulan IV
90 % x 4.640,625
Jan Th berikutnya
10 % x 4.640,625
9.375
4.375
4.375
43,75
4.331,25
3.898,125
433,125
4.687,5
4.687,5
46,875
4.640,625
4.176,5625
464,0625
a. Daftar Penerimaan Piutang
Periode
Saldo
Januari
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Penjualan
Kredit
400
1250
1562,5
1875
5000
4375
4687,5
19150
Cad.Kerug
piutang
150
12,5
15,625
18,75
50
43,75
46,875
337,5
Piutang
Neto
250
1237,5
1546,875
1856,85
4950
4331,25
4640,625
18813,1
Januari
Februari
990
990
123,75
1237,5
1361,25
Pelunasan
Maret
Tri II
75
74,25
49,5
154,6875
154,6875
1485
371,25
4455
1788,9375 5030,4375
Tri III
495
3898,125
4393,125
Tri IV
150
433,125
4176,5625
4609,6875
b. Daftar Penerimaan Kas
Periode
Uraian
Penj Tunai
Piutang
Lain-lain
Januari
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Total
1250
990
150
2390
1562.5
1361.25
5000
5030,4375
2923,75
1875
1788,9375
100
3663,9375
10030,4375
4375
4393,125
350
9118,125
4687,5
4609,687
450
9747,187
18750
18173,4375
1050
37973,4375
Februari
Maret
Tri II
Tri III
Tri IV
Total
375
1500
5000
1281,5
562,5
8656
650
1562,5
1562,5
5000
1156,5
562,5
8281,5
1025
5687,5
10125
4737,5
2250
23825
c. Daftar Pengeluran Kas
Periode
Uraian
Deviden
Material
Hutang
Upah/gaji
Lain-lain
Januari
562,5
487,5
187,5
1237,5
500
125
375
187,5
687,5
375
187,5
1062,5
1125
562,5
3900
130
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
d. Daftar Anggaran Kas
Periode
Uraian
Saldo Awal
Penerimaan
Jumlah
Pengeluaran
Jumlah
PKS
Kas Akhir
Januari
1875
2390
4265
1237,5
3027,5
1777,5
1250
Februari
1250
2923,75
4173,75
687,5
3486,25
2236,25
1250
Maret
1250
3663,9375
4913,9375
1062,5
3851,4375
2601,4375
1250
Tri II
1250
10030,4375
11280,4375
8656
2624,4375
1374,4375
1250
Tri III
1250
9118,125
10368,125
3900
6468,125
5218,125
1250
Tri IV
1250
9747,1875
10997,1875
8281,5
2715,6875
1465,6875
1250
PKS = penggunaan kas sementara
6. PT. Tapaso mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut :
a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 3.000 unit dengan harga Rp 1.000
perunit. Pada masa 2 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit
dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya.
b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 500.000 tahun 2008 dan 50.000 tahun 2010.
Pinjaman tambahan 500.000 untuk tahun 2010.
c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 50 % dari laba setelah pajak (laba
bersih) setiap tahunnya
d. Modal kerja Rp 600.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008
diantaranya berupa kas 200.000,-.
e. Biaya-biaya :
- Variabel 40 % dari harga jual
- Tetap Rp 750.000 untuk tahun 2008 serta 900.000 untuk tahun 2010, dan 30 %
diantaranya biaya penyusutan.
- Hutang perusahaan Rp 1.000.000 dengan bunga 10 % setahun. Hutang ini harus
dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan
yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 250.000.
Diminta, buatlah :
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010
c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010
Jawab :
131
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
Tahun
2008
Uraian
Penjualan :
3.000 unit x Rp 1.000
(3.000 x 115 %) x ( Rp 1.000 x 120%)
(3.000 x 115 % x115 %) x ( Rp 1.000 x 120% x 120 %)
Biaya-biaya :
- Variabel : 40 % x 3.000.000
40 % x 4.140.000
40 % x 5.713.200
Biaya Tetap
Total Biaya
Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Bunga hutang :
10 % x 1.000.000
10 % x ( 1.000.000 – 250.000 )
10 % x ( 1.000.000 – 500.000 )
Pendapatan sebelum pajak (EBT)
Pajak 50 %
Laba bersih (EAT/NIAT)
Tahun
2009
Tahun
2010
3.000.000
4.140.000
5.713.200
1.200.000
1.656.000
750.000
1.950.000
1.050.000
750.000
2.406.000
1.734.000
2.285.280
900.000
3.185.280
2.527.920
100.000
75.000
950.000
475.000
475.000
1.659.000
829.500
829.500
50.000
2.477.920
1.238.960
1.238.960
Keterangan :
Earning before interest and tax = EBIT, Earning before tax = EBT, Earning after tax = EAT
dan Net income after tax = NIAT.
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja.
Tahun 2008
Penjualan
Modal Kerja
Kas
Non Kas
= Rp 3.000.000
= Rp 600.000
= Rp 200.000
= Rp 600.000 – Rp 200.000 = Rp 400.000
Tahun 2009
Penjualan
= Rp 4.140.000
Penjualan tahun 2008 = Rp 3.000.000
Kenaikan penjualan = Rp 1.140.000
% kenaikan = 1.140.000 / 3.000.000 x 100 %
Modal kerja
Kas
Non Kas
= 138 % x 600.000
= 2/6 x 828.000
= 38 %
= Rp 828.000
= Rp 276.000
= Rp 552.000
132
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Tahun 2010
Penjualan
= Rp 5.713.200
Penjualan tahun 2008 = Rp 4.140.000
Kenaikan penjualan = Rp 1.573.200
% kenaikan = 1.573.200 / 4.140.000 x 100 %
Modal kerja
Kas
Non Kas
= 138 % x 828.000
= 2/6 x 1.42.640
= 38 %
= Rp 1.142.640
= Rp 380.880
= Rp 761.760
Kebutuhan dan komposisi modal kerja
Uraian
Kebutuhan
Kas
Non Kas
Tahun
2009
828.000
276.000
552.000
2008
600.000
200.000
400.000
2010
1.142.640
380.880
761.760
c. Anggaran Kas tahun 2008 s/d 2010
Uraian
2008
200.000
475.000
225.000
Tahun
2009
912.500
829.500
225.000
Saldo kas awal tahun
Laba setelah pajak
Penyusutan
Perubahan modal kerja non
kas
152.000
Penjualan aktiva tetap
500.000
Pinjaman
Kas yang tersedia
1.400.000
2.119.000
Pengeluaran :
Pembayaran hutang
250.000
250.000
Deviden
237.500
414.750
Total pengeluaran
487.500
664.750
Saldo kas akhir
912.500
1.454.250
Catatan :
Perubahan modal kerja non kas
Tahun 2008 = Rp 0
Tahun 2009 = Rp 552.000 – Rp 400.000 = Rp 152.000
Tahun 2010 = Rp 761.760 – Rp 552.000 = Rp 209.760
2010
1.454.250
1.238.960
270.000
209.760
50.000
500.000
3.722.970
250.000
619.480
869.480
2.853.490
133
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Soal latihan.
1. PT. “Krisis” membuat rencana penjualan selama 6 bulan tahun ini adalah sebagai
berikut:
Bulan
Penjualan (unit)
Januari
5.250.000
Februari
6.880.000
Maret
4.350.000
April
5.500.000
Mei
5.800.000
Juni
6.900.000
Komposisi penjualan yaitu :
- 50 % penjualan tunai dengan potongan 5 %.
- 50 % penjualan kredit dengan syarat 5/10 net 30
- 50 % penjualan kredit menggunakan haknya memperoleh discount, sisanya
membayar pada batas waktu kredit.
Pola penagihan :
Bagi yang seharusnya membayar sampai batas waktu kredit ternyata tidak sepenuhnya
memenuhi kewajiban pembayaran yang tepat pada waktunya, melainkan dapat ditagih
dengan pola sebagai berikut :
45 % pada bulan yang bersangkutan
40 % satu bulan berikutnya
15 % dua bulan berikutnya
Diminta :
a. Buatlah skedul penerimaan dari penjualan tunai
b. Buatlah anggaran penerimaan dengan hak discount
c. Buatlah anggaran penerimaan dari penagihan piutang
d. Susunlah anggaran penerimaan kas keseluruhan.
2. PT. Rebonding mempersiapkan anggaran kas untuk tahun ini, dan data yang tersedia
sebagai berikut : ( 50 % penjualan tunai)
Januari
Rp 25.000
Triwulan II
Rp 15.000
Pebruari
Rp 31.250
Triwulan III
Rp 18.750
Maret
Rp 37.500
Triwulan IV
Rp 29.500
Pola pengumpulan piutang :
Bulanan
Triwulan
75 % pada bulan penjualan
95 % pada triwulan penjualan
15 % sebulan sesudahnya
5 % satu triwulan sesudahnya
5 % dua bulan sesudahnya
5 % tiga bulan sesudahnya
Kerugian piutang 1,5 % dari penjualan kredit
Pengeluaran kas :
Deviden :
Triwulan II
Rp 3.750
Triwulan III
Rp 6.500
134
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Pembelian material :
Januari
Rp 5.625
Triwulan II
Rp 15.000
Pebruari
Rp Triwulan III
Rp 15.500
Maret
Rp 5.000
Triwulan IV
Rp 15.650
Pembayaran utang :
Pebruari
Rp 1.250
Triwulan II
Rp 50.000
Triwulan IV
Rp 5.0000
Pembayaran upah dan gaji :
Januari
Rp 4.895
Triwulan II
Rp 12.500
Pebruari
Rp 3.750
Triwulan III
Rp 11.500
Maret
Rp 3.750
Triwulan IV
Rp 13.500
Pengeluaran lain-lain :
Januari
Rp 2.000
Triwulan II
Rp 5.500
Pebruari
Rp 2.500
Triwulan III
Rp 6.000
Maret
Rp 2.500
Triwulan IV
Rp 7.500
Penghasilan lain-lain :
Januari
Rp 1.500
Triwulan II
Rp 2.500
Pebruari
Rp 2.500
Triwulan III
Rp 3.500
Maret
Rp 1.500
Triwulan IV
Rp 4.500
Berbagai saldo awal tahun :
Piutang Rp 4.000. Dari jumlah ini Rp 750 diterima bulan Maret dan Rp 1.500
diterima Triwulan IV.
Cadangan kerugian piutang Rp 1.500
Kas Rp 18.750
Diminta :
a. Buatlah daftar penerimaan piutang
b. Buatlah daftar penerimaan kas
c. Buatlan daftar pengeluaran kas
d. Buatlah anggaran kas sementara jika saldo akhir kas diinginkan sebesar Rp 12.500
3. PT. Banjaria mengeluarkan data anggaran kas tahunan sebagai berikut :
a. Rencana penjualan tahun 2008 adalah sebesar 5.000 unit dengan harga Rp 1.250
perunit. Pada masa 3 tahun berikutnya akan diusahakan kenaikan 15 % dalam unit
dan 20 % harga jual dari tahun sebelumnya.
b. Penerimaan ; penjualan aktiva tetap 750.000 tahun 2008, 250.000 tahun 2009 dan
50.000 tahun 2011. Pinjaman tambahan 750.000 untuk tahun 2010.
c. Pengeluaran lain-lain ; pembagian deviden 35 % dari laba setelah pajak (laba
bersih) setiap tahunnya
d. Modal kerja Rp 750.000 pada awal tahun 2008 cukup untuk kegiatan tahun 2008
diantaranya berupa kas 350.000,-.
135
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
e. Biaya-biaya :
- Variabel 45 % dari harga jual
- Tetap Rp 950.000 untuk tahun 2008,2009,2010 serta 1.000.000 untuk tahun
2011, dan 30 % diantaranya biaya penyusutan.
- Hutang perusahaan Rp 1.600.000 dengan bunga 11 % setahun. Hutang ini harus
dibayar dalam masa 4 tahun mendatang mulai tahun 2008 dengan jumlah cicilan
yang sama besar, berarti hutang berkurang setiap tahun sebesar Rp 400.000.
Diminta, buatlah :
a. Proyeksi rugi atau laba tahun 2008 – 2010
b. Kebutuhan dan komposisi modal kerja tahun 2008 – 2010
c. Anggaran kas tahun 2008 – 2010
=======
136
Herispon, SE., M.Si
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
DAFTAR PUSTAKA
Any Agus Kana, “Anggaran Perusahaan”, Cetakan ke III, AK Group, Yogyakarta, 1990.
Gunawan Adisaputra, Marwan Asri, “Anggaran Perusahaan”, Buku I, Cetakan Pertama,
BPFE, Yogyakarta, 2003.
Glenn A Welsh, Ronald W Hilton, Paul N. Gordon, “Anggaran Perencanaan dan
Pengendalian Laba”, Edisi Bahasa Indonesia (diterjemahkan oleh ;
Purwatiningsih, dan Maudy Warouw), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta,
2000.
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001.
Kasmir, Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2003
M. Munandar, “Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan
Kerja”, Edisi Pertama, Cetakan kesembilan, BPFE, Yogyakarta, 1995.
M. Iqbal Hasan, “Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif)”, Edisi kedua,
Cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, Cetakan ke Tiga, Penerbit Alfabeta, Bandung,
2000.
========
137
Herispon, SE., M.Si
View publication stats
Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi)
Download