TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele 1. Klasifikasi Bentuk tubuh lele yang bulat dan memanjang membuatnya dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub Ordo : Silaroidae Famili : Claridae Genus : Clarias Spesies : Clarias gariepinus 2. Morfologi Gambar 1. Morfologi ikan lele dumbo (C. gariepenus) Ikan lele dumbo (C. gariepinus) memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan mempunyai aborescent organ, yaitu alat pernafasan tambahan (Rahardjo dan Muniarti, 1984). Umumnya ikan lele dumbo berwarna kehitaman atau keabuan 4 dengan bentuk badan yang memanjang pipih ke bawah (depressed), berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernafasan tambahan (arborecent organ). Insangnya berukuran kecil dan terletak pada bagian kepala belakang. Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung 6879, sirip dada 9-10, sirip perut 5-6, sirip dubur 50-60 dan jumlah sungut 4 pasang. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam/patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. ukuran matanya sekitar 1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahang (Suyanto, 2007). 3. Habitat dan Perilaku Ikan Lele Dumbo Ikan lele dumbo (C. gariepinus) banyak ditemukan didaerah perairan tawar, didataran rendah sampai sedikit payau (Mahyuddin, 2008). Ikan lele dumbo mempunyai alat pernafasan tambahan yang memungkinkan pegambilan oksigen dari udara diluar air. Ikan lele dumbo aktif dimalam hari dan menyukai temat yang gelap, sehingga digolongkan ikan nocturnal. Ikan lele dumbo digolongkan ke dalam kelompok omnivore (pemakan segalanya). Pakan ikan lele dumbo berupa pakan alami dan tumbuhan. Pakan alami ialah binatang renik seperti kutu-kutu air (daphnia, cladosera, dan copepoda), cacing larva (jentik-jentik serangga), dan siput kecil. Pakan tambahan bagi lele dumbo adalah pakan buatan berupa pellet. Salah satu kelebihan pakan buatan adalah kandungan gizinya terutama protein, sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan lele dumbo (Suyanto, 2007). 4. Reproduksi Ikan Lele Dumbo Keberhasilan budidaya lele khususnya penyediaan benih lele tergantung pada ketersediaan induk matang gonad yang siap untuk dipijahkan, pakan dan kualitas air. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan budidaya ikan lele secara lebih intensif melalui usaha pembenihan yang tepat dan baik agar kontinuitas benih dapat tersedia setiap saat dalam jumlah cukup dan dengan kualitas benih yang baik. Penyediaan benih tidak terlepas dari ketersediaan stok induk (broodstock), baik jantan maupun betina (Hariani dan Kusuma, 2009). 5 Berbagai hormon eksogen telah digunakan untuk menginduksi pematangan gonad dan pemijahan dengan menggunakan sistem hipofisasi bertujuan untuk mempersingkat proses pematangan gonad dan pemijahan secara alami. Dialam, ovulasi dan spermiasi pada ikan diatur oleh hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon tersebut dilepaskan ke dalam darah saat semua kondisi mendukung (Rustidja, 2004). Gonad semakin bertambah berat sejalan dengan semakin bertambah besarnya ukuran gonad tersebut. Berat gonad ikan akan mencapai maksimum saat ikan akan memijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan sedang berlangsung bahkan sampai pemijahan tersebut selesai (Kusuma dan Hariani, 2002).