KASUS DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI BAGIAN 1. ASSESSMENT A. ANAMNESIS 1. Identitas Pasien Nama : An. ATS No RM : 01-56-74-10 Umur : 9 tahun Ruang : M2, Kamar No/ 4, Kelas III Sex : Laki-laki Tanggal Masuk : 17Januari 2012 Pendidikan : SD Tanggal Kasus : 24 Januari 2012 Agama : Islam Alamat : Kedungwinangun Klirong Kebumen, RT 01/ RW 03, Jawa Tengah Diagnosis medis : Pneumonia, Brocheactasis, Riwayat TB terapi 6 bulan, Retardasi Mental, dan Gizi Kurang 2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit Keluhan Utama Batuk dan sesak nafas. Riwayat Penyakit Anak lahir dengan BB 4,3 kg sewaktu lahir anak tidak Sekarang langsung menangis. Riwayat menangis lama. Usia 2,5 tahun, anak memiliki riwayat mondok di RS PKU Kebumen selama 5 hari dengan keluhan demam, batuk, pilek, dx? tx? BLPL, ku baik Dari kecil orang tua melihat buku anak seperti tabuh (kisaran usia orang tua lupa) Usia 4 tahun, anak sering batuk mondok di RS Kebumen selama 5 hari dan dikatakan ada flek dan diberi terapi flek selama 6 bulan (isi? Dosis?) batuk (+) masih ada terutama jika kecapekan. 7 HSMRS anak demam (+), batuk (+), sesak nafas (+) mondok di RS Kebumen selama 3 hari dengan dx? tx? anak BLPL setelah demam menurun, sesak menurun 4 HSMRS anak demam (+), batuk (+), pilek (+), sesak (+), kemudian di bawa ke RSUD kebumen. Riwayat Penyakit Riwayat jatuh dari tempat tidur (+) 1 Dahulu Opname usia 2,5 bulan karena sesak nafas (+), batuk (+) dan dirawat selama 4 hari BLPL Opname usia 4 tahun karena batuk dan diberi terapi TB 6 bulan dan telah dinyatakan sembuh Opname April 2011 karena panas (+), batuk (+), pilek (+) di RS Kebumen dan di Rontgen Riwayat batuk (+), demam (+), umur 6 tahun Riwayat Penyakit Penyakit jantung (-), asma (-), HT (-), batuk lama dari Keluarga kakek (+) 3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi Data sosio ekonomi Penghasilan : 600.000 Jumlah anggota keluarga : 5 Suku : Jawa Aktifitas fisik Jumlah jam tidur sehari : 8 jam Alergi makan - Masalah Nyeri ulu hari (tidak) , Mual (tidak), Muntah (-),Diare gastrointestinal (tidak), Konstipasi (tidak), Anoreksia (-), Perubahan pengecapan/ penciuman (tidak) Penyakit kronik - Kesehatan mulut Sulit menelan (-), stomatitis (-), gigi lengkap (-) Pengobatan - Perubahan berat badan Berkurang : 1 kg Disengaja : Ya Lamanya : semenjak dirawat di RS Mempersiapkan Fasilitas memasak : Ada, kompor gas dan kayu bakar makanan Fasilitas menyimpan makanan : Ada, meja yang pakai tudung saji Pola makan Makanan pokok 2x/hari dan selingan 2-3x sehari Pasien biasanya sarapan dengan susu bendera 1 gelas (1x/hari) + biskuit ringan 1 bks (1x/hari). Makan siang dan makan malam biasanya pakai nasi 1 ctg dengan lauk hewani seperti telur 1 btr (1x/hari), ayam 1 ptg 2 (1x/minggu), ikan 1 ptg (1x/minggu), lauk nabati yang kering dimakan adalah tahu 1 ptg (1x/hari) dan tempe 1 ptg (1x/hari). Pasien makan buah kadang-kadang, buah yang sering dimakan yaitu pisang, salak, jeruk dan klengkeng. Jenis sayuran yang biasanya dimakan adalah kangkung, kol, daun singkong, terong 5 sdm (1x/hari). Konsumsi air putih sedikit yaitu 3-4 gelas/hari, minum teh 1 gelas (1x/hari), pasien suka minum susu kotakan yaitu 1 kotak/hari. Pasien sering jajan jajanan seperti biskuit (biskuat) dan minuman ringan (teh gelas). Kesimpulan : Dihadapkan pasien umur 9 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Pasien belum menerapkan diet khusus, tidak mengkonsumsi suplemen/vitamin/lain selain yang diresepkan oleh dokter. Pasien tidak memiliki pantangan makan maupun alergi makanan ataupun obat. Pasien memiliki status ekonomi yang rendah dengan 5 bersaudara, memiliki kebiasaan tidur yang cukup 8 jam sehari. Terdapat masalah kesehatan mulut pada pasien yaitu gigi tdak lengkap dan mengalami perubahan berat badan yaitu berkurang 1 kg dengan di sengaja selama dirawat di RS. Kebiasaan makan pasien telah teratur, jenis makanan belum beraneka ragam dan terlalu sering mengkonsumsi jajanan dan sedikit konsumsi air putih. Pembahasan : Menurut AKG 2013, rata-rata kebutuhan energi anak usia 7-9 tahun adalah 1850 kkal dan 49 gram protein. Berdasatkan analisis asupan gizi, dapat dilihat bahwa asupan pasien masih kurang dibawah kebutuhan yaitu energinya 1051.5 dan 41.5 gram protein. B. Antropometri Kesimpulan : BB//U TB//U BB/TB IMT/U LLA BB LLA TB 23 kg 16 cm 107 CM : (-1,56) - 80 SD = kurang :: (2.37) – 130 SD = lebih : (+2) – 16 SD = normal : 80 % Status gizi pasien saat ini termasuk Status Gizi Normal berdasarkan hasil IMT/U. 3 Pembahasan : Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan secara langsung dengan alat ukur tinggi badan dan timbangan pegas. Berdasarkan tabel z-score untuk anak usia 9 tahun, IMT/U pasien tergolong status gizi baik (normal) pada tabel z-score +2SD yaitu 20.1 (Kemenkes RI, 2011). Dan untuk BB/U menggunakan estimasi z-score karena usia 9 tahun tidak menggunakan BB/U hanya saja untuk keadaan darurat, sehingga memperoleh hasil kurang berada pada -1SD. (Suratman,AMG). C. Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan Darah Nilai Normal Awal Masuk RS Keterangan Hb 13 – 16 11,1 Rendah WBC 4,5 – 14,5 5,01 Normal RBC 4 – 5,2 4,27 Normal PLT 150 – 450 256 Normal Hct 35-45 33,9 Rendah MPV 7,2 – 11,1 9,7 Normal Neut 1,8 – 8 2,03 Normal Lymph 0,19 – 5,2 2,29 Normal Mono 0,16 – 1 0,63 Normal Eosinofil 0,045 – 0,44 0,03 Rendah 4 Baso 0 -0,2 0,03 Tinggi MCV 79 – 99 79,4 Normal MCH 27 – 31 26,0 Rendah MCHC 33 – 37 32,7 Rendah Kesimpulan : Pasien mengalami penurunan nilai Hb, Hct, eosinofil, MCH dan MCHC. Selain itu, pasien juga mengalami peningkatan nilai Baso di dalam darah. Pembahasan : Dari data hasil biokimia diatas, pasien yang di diagnosis sesak nafas mengalami banyak gangguan sel darah merah seperti Hb, Hct , MCH, MCHC rendah sehingga penyebabnya mengalami anemia yaitu kurang nutrisi zat besi (Fe) dan gejala yang dirasakan adalah sesak nafas, pusing, kelelahan. Karena fungsi utamnya untuk menentukan jumlah sel darah merah, jumlah Hbdan kadar Hb yang diperoleh dari eritrosit di dalam tubuh. Sedangkan, nilai Baso yang tinggi mengakibatkan pasien terhambat dalam reaksi alergi (Asma) di dalam sel darah putih. Pemeriksaan Fisik : 1. Kesan umum : Cukup, CM 2. Vital sign : - Tensi : - Respirasi : 22/menit - Nadi : 102x/menit - Suhu : 36oC 3. Kepala/ Abdomen/ Ekstremitas dll : - Kepala : nasal flare -/-, CA -/-, SI -/- Leher : Lnn -/- Thorax : asimetris, KG (-), refraksi (-), besar cor normal - Paru : ves (+) N, RB +/+, Wz -/-, krep +/+, pneumonia, bronchiectasis - Abdomen : Sup, DP<<DD, BU (+) N, T/E normal, H/L ttb - Extremitas : tampak dipasang perban pada tungkai kaki kiri - Status neuro : dbn Kesimpulan : Dari data fisik diatas, nadi pasien cepat/tinggi pada malam hari. Pasien mengalami masalah paru ditandai hasil laboratorium (+) pneumonia, bronchiectasis. 5 D. Asupan Zat Gizi Hasil recall 24 jam diet : Rumah Sakit Tanggal : 24 Januari 2012 Diet RS : ND Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kebutuhan 1738.95 46 48.30 280.05 Asupan oral 1051.5 41.5 36.4 138.9 % Asupan 60.46 90.21 75.36 49.6 Kesimpulan : Asupan pasien inadekuat, karena asupan energi, lemak dan kh <80% sedangkan asupan proteinnya normal. (Supariasa, 2001). 1. Terapi Medis Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi Cefotaxim Antibacterial agent - Eritromicin Antibacterial agent - Penggunaan dengan Solusi - Dikonsumsi satu makanan akan menurunkan jam sebelum atau absorbsi obat dua jam setelah - etanol dapat menurunkan makan absorbsi eritromicin - hindari penggunaan etanol Paracetamol Analgesic dan - Penggunaan paracetamol - membatasi antipiretik bersama alcohol dapat konsumsi alcohol meningkatkan toksisitas hati dan makanan yang - konsumsi dengan vitamin C mengandung alcohol dosis tinggi dapat seperti tape. meningkatkan kadar - tetap mengonsumsi paracetamol dalam tubuh sumber vitamin C yang cukup Captopril angiotensin- Penggunaan dengan Dikonsumsi satu jam converting enzyme makanan akan menurunkan sebelum atau dua (ACE) jam setelah makan absorbsi obat 6 inhibitor, Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah angiotensin-I menjadi angiotensin-II / angiotensin converting enzyme (ACE). Captopril mencegah terjadinya perubahan dari angiotensin-I menjadi angiotensin II, salah satu senyawa yang dapat menaikkan tekanan darah Salbutamol bronkodilator -Penggunaan dengan caffeine - Batasi penggunaan yang berlebih dapat caffeine, dan menyebabkan stimulasi CNS konsumsi sate sapid - Sate sapi atau hamburger an hamburger dapat menurukan efek obat 7 BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI Problem Gizi 1. Domain Intake (NI) : Asupan oral inadekuat (2.1), asupan cairan inadekuat (3.1) 2. Domain Clinical (NC) : Kesulitan menelan (1.1), kesulitan mengunyah (1.2), underweight (3.1) 3. Domain Behavior (NB) : Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (1.1) Kesimpulan NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan auspan zat gizi kurang ditandai dengan hasill recall 24 jam 60.46% dari 1738.95 kkal. NI 3.1 Asupan cairan inadekuat berkaitan dengan kurangnya konsumsi air putih ditandai dengan bentuk tubuh anak seperti tabuh. NC 1.1 Kesulitan menelan berkaitan dengan keluhan utama pasien ditandai dengan batuk dan sesak nafas. NC 1.2 Kesulitan mengunyah berkaitan dengan gigi yang tidak lengkap ditandai dengan penurunan BB. NC 3.1 Underweight berkaitan dengan gizi kurang ditandai dengan berat badan tidak ideal. NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan pola makan yang tidak baik ditandai dengan kebiasaan konsumsi jajanan ringan. Pembahasan Diagnosis gizi Diet yang diberikan adalah diet TETP, dikarenakan pasien menderita penyakit berkaitan dengan paru dan malnutrisi diberikan untuk kecukupan gizi pasien dengan meningkatkan berat badan dan meningkatkan asupan zat gizi yang benar. (Almatsier, 2004). 8 BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI A. PLANNING 1. Terapi Diet : a. Jenis diet : TETP b. Bentuk Makanan : ML c. Cara pemberian makanan : Oral 2. Tujuan Diet : a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan menguraangi kerusakan jaringn tubuh. b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan ideal dan status gizi yang normal. 3. Syarat / prinsip Diet : a. Energi tinggi diperhatikan faktor stress dan faktor aktifitas b. Protein tinggi, yaitu 2.5 g/kg BB c. Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total d. Karbhidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal f. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah dicerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam. 4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi a. Kebutuhan Energi menurut rumus Nelson 50% x BMR (855) x BBI (26 kg) = 11,115 15% SDA x (11,115 kkal) 1667,2 = + 12,782 12% pertumbuhan x (12,782) = 1533,8 14,316 + 30% aktivitas fisik (14,316 kkal) = 4294,8 18,611 + 10% feses x (18,611 kkal) 1861,1 + 2047,2 1824,3 – 2251,7 kkal. = ± 10% = Kebutuhan energi total adalah 2047.2 kkal = 2047 kkal. 9 b. Protein = 2,5 x BB = 2,5 x 23 = 57.5 gr. = 230 kkal. ± 10% = c. Lemak = 25% x 2047 = 511,75 kkal. = 56,86 gr. ± 10% = d. KH 51,17 – 62,55 gr = E – (P + L) = 2047 – (230 + 511,75) = 1305,25 kkal = 326,31 gr. ± 10% = e. Cairan 51,75 – 63,25 gr 293,68 – 358,94 gr = 1500 ml + (20 ml x (BB – 20) = 1500 + 60 = 1560 ml. Pembahasan Preskripsi Diet : Kebutuhan protein normal untuk usia 7-9 tahun adalah 2 gram/kg berat badan. Pemberian makanan dengan bentuk Makanan Lunak karena kondisi pasien kesulitan menelan akibat sesak nafas dan batuk serta jenis diet yang diberikan yaitu TETP dengan protein 2.5 gram/kg BB bertujuan untuk menaikkan berat badan normal karena selama di rumah sakit pasien melakukan penurunan berat badan disengaja. Berdasarkan prinsip diet TETP pada anak, protein dapat diberikan hingga 60 – 93 gram sehari (RSCM dan Persagi, 2003). 10 Rekomendasi diet/Perencanaan menu Waktu Makan Makan Pagi 07.00 Menu Beras giliing masak Daging ayam suir panggang Mentega Jagung Labu siam Berat (gr) 150 gr 30 gr 8 gr 35 gr 35 gr Nagasari Susu skim tanpa lemak cair Nutrijell Gula pasir Nasi tim Beras giling masak Tempe bacem Tempe Sup daging kembang Daging sapi kol wortel wortel Buah Apel Bubur kacang hijau Kacang hijau Gula pasir 75 gr 200 ml 50 gr 120 gr 200 gr 60 gr 30 gr 30 gr 85 gr 25 gr 25 gr Bubur nasi ayam Sayur bening campur Selingan siang 10.00 Makan Siang 13.00 Selingan sore 16.00 Bahan Makanan Buah Susu Puding coklat santan Beras giling masak Makan Malam Nasi tim bayam 19.00 Semur tahu Tahu Minyak kelapa sawit Telur puyuh rebus Telur puyuh Buah Pepaya Jus alpukat susu Alpukat Susu Energi = 2257,1 kkal Nilai Gizi Protein = 62,6 gr Lemak = 61,7 gr Karbohidrat = 376,0 gr Rekomendasi : diet diteruskan Pemesanan Diet : ML TETP 50 gr 200 gr 80 gr 10 gr 30 gr 60 gr 165 gr 20 gr Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet Energi Protein Lemak KH Rekomendasi 2257,1 62,6 61,7 376 Kebutuhan 2047 57,5 56,86 326,31 % 110,3% 109% 108,5% 115,2% 11 Pembahasan Rekomendasi Diet : Dari hasil analisis diet yang diberikan yaitu asupan pasien normal karna >90% - 120% sehingga bisa dapat memenuhi dan meningktkan kebutuhan pasien dalam batas ±10% perhitungan. 5. Rencana monitoring dan evaluasi Antropometri Yang diukur Pengukuran Berat Badan Awal kasus dan akhir kasus Hb, Hct, Eosnofil, Basofil, MCH, MCHC Sesuai perintah dokter Fisik dan Klinis Vital sign Kesadaran umum, pernafasan, nadi Setiap kunjungan Intake E, P, L, dan KH Setiap hari Biokimia Evaluasi/ target Peningkatan bb menjadi normal dan ideal Untuk menormalkan nilai lab Hb, Hct, Eosinofil, Basofil,MCH, MCHC didalam tubuh Normal Suhu tubuh normal Normal Asupan mencapai ≥80100% 6. Rencana Konsultasi Gizi Sasaran : Pasien dan Orang tua Waktu : 10.20-10.50 Media : Leaflet, daftar bahan makanan penukar. Metode : Diskusi santai Masalah gizi : - Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan anamnesis pasien - Asupan inadekuat karena penurunan nafsu makan Tujuan : Meningkatkan kepatuhan diet dengan memberikan pengetahuan mengenai diet TETP dan memberikan tata pola hidup sehat. Konseling gizi : 1. Memberikan informasi mengenai status gizi dan diet TETP 2. Memotivasi keluarga pasien agar memperhatikan asupan anak dan mengatur pola makan yang benar 3. Merancang menu yang sesuai dengan kondisi pasien. 12 BAGIAN 4. KAJIAN PUSTAKA A. TB Terapi 6 Bulan I. Definisi Penyakit Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh infeksi Mikobakterium tuberculosis. Kuman ini bertebaran di udara dan mudah sekali penularannya, seperti kuman flu ataupun influenza, kadang kala pendertia tidak tahu jika terjangkit penyakit ini. Dahulu penyakit ini sering diidentikkan dengan kemiskinan, pemukiman kumuh, kurangnya ventilasi dan lain-lain. Namun sekarang penyakit ini menyerang dewasa dan anak dengan status gizi baik. Dikatakan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena jumlah penderita mencapai 289 pada setiap 100.000 penduduk dan menyebabkan Indonesia menjadi peringkat ke-5 negara dengan penyakit TB terbesar di dunia. II. Patofisiologis Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan mikrobakteri, yaitu yang utama adalah microbakterium tuberculosis.Sebagian besar kuman TB menyerang paruparu tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang belakang, saluran kemih dan Penyebarannya melalui udara waktu inkubasinya yang diperlukan sejak masuknya bakteri hingga terbentuknya komplek primer berlangsung dalam waktu 4-8 minggu. Dalam waktu inkubasi tersebut kuman tumbuh cepat dan merangsang respon imun seluler. Tubuh melalui system imunitasnya mencoba untuk mematikan bakteri ini, jika kalah maka bakteri akan hidup di dalam tubuh. Sebagian besar orang yang terpapar bakteri TB tidak menimbulkan sakit pada saat hidupnya kecuali jika 200 orang tersebut misalnya menderita gizi kurang, HIV, dan diabetes militus. Bakteri ini di dalam tubuh akan memproduksi sitokin, meningkatkan kadar gamma interferon, Interlukin -10 dan interlukin -6 yang diikuti dengan peningkatan kadar kortisol, prolaktin, dan hormone thyroid dan menurunkan kadar testosterone dan dehidropiandrosteron (Bottasco et.al.2009). Efek dari ini kebutuhan energi tubuh meningkat. Telah diuraikan diatas bahwa tanda dan gejala pasien TB dengan gizi sangat dekat diantaranya gizi kurang, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, lemas, sesak nafas, dan batuk darah. Oleh karena itu tujuan asuhan gizi diantaranya adalah mencapai dan mempertahankan berat badan normal; mengganti/memperbaiki defisiensi zat gizi yang hilang atau rusak; dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mempercepat penyembuhan. B. Pneumonia I. Definisi Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru, yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit), bahan kimia, paparan fisik (suhu dan radiasi) dimana unit fungsional paru terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. II. Patofisiologis Mikroorganisme penyebab pneumonia terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran respiratori. Pertama terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukan kuman alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu, selanjutnya jumlah makrofag meningkat di alveoli, dan sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman, dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal. 13 C. Brocheactasis I. Definisi Bronkitis adalah suatu penyakit infeksi akut saluran besar paru yang ditandai oleh inflamasi bronkus. II. Patofisiologis Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas oleh virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S. Pneumonia atau hemophilus influenza. Adanya bahan-bahan pencemar udara juga memperburuk keadaan penyakit begitu juga dengan menghisap rokok. Anak 2 menampilkan batuk-batuk yang sering, kering tidak produktif dan dimulai berkembang berangsurangsur mulai hari 3 – 4 setelah terjadinya rinitis. Penderita diganggu oleh suara-suara meniup selama bernafas (ronki) rasa sakit pada dada dan kadang-kadang terdapat nafas pendek. Batukbatuk proksimal dan penyumbatan oleh sekreasi kadang-kadang berkaitan dengan terjadinya muntah-muntah. Dalam beberapa hari, batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan penderita dari jernih dan bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih encer dan berangsur-angsur menghilang. Temuan-temuan fisik berbeda-beda sesuai dengan usia penderita serta tingkat penyakit. Pada mulanya anak tidak demam atau demam dengan suhu rendah serta terdapat tandatanda nasofaringtis. Infeksi konjungtiva dan rinitis. Kemudian auskultasi akan mengungkapkan adanya suara pernafasan bernada tinggi, menyerupai bunyi-bunyi pernafasan pada penyakit asma. Pada anak-anak dengan malnutrisi atau keadaan kesehatan yang buruk, maka otitis, sinusitis dan penumonia merupakan temuan yang sering dijumpai (Ngastiyah, 2003). D. Retardasi Mental I. Definisi Mental Retardation suatu keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak - kanak) atau keadaan kurangnya fungsi inteligensi sehingga daya guna sosial dan melakukan suatu pekerjaan menjadi terganggu. II. Ciri-ciri Retardasi Mental fungsi intelektual sekitar 70 atau di bawahnya. Skor ini didapatkan dari pemeriksaan tes IQ. Pada bayi untuk mengetahui keberfungsian intelektualnya harus melalui orang yang professional mengalami beberapa gangguan dalam area-area ini (minimal 2 area) yaitu: komunikasi, bantu diri, pekerjaan rumah, hubungan sosial atau bermasalah dengan kemampuan interpersonal, kemampuan untuk masuk dalam suatu komunitas, fungsi akademik, pekerjaan, waktu luang, kesehatan maupun keselamatannya. Ciri-ciri ini muncul sebelum usia 18 tahun. BAGIAN 5. KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. 5. Pasien mengalami peningkatan kebutuhan energi, protein, dan lemak berkaitan dengan hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik Menurut pengukuran BB//TB status gizi pasien adalah kesan status gizi baik Kondisi fisik pasien cukup, CM dan mengalami batuk dan sesak nafas Intervensi yang diberikan adalah diet TETP Asupan pasien dikatakan baik karena >80% dari kebutuhan energi total. 14 LAMPIRAN PERHITUNGAN ===================================================================== HASIL PERHITUNGAN DIET/ ===================================================================== Nama Makanan Jumlah energy carbohydr. ______________________________________________________________________________ SARAPAN bubur nasi daging ayam suir sayur bening campur nagasari 150 g 30 g 75 g 75 g 109.3 kcal 85.5 kcal 24.7 kcal 159.7 kcal 24.0 0.0 5.6 25.1 g g g g Meal analysis: energy 379.3 kcal (17 %), carbohydrate 54.8 g (15 %) Snack SIANG susu skim / tak berlemak cair 200 g 69.8 kcal 9.8 g 464.3 kcal 119.9 g Meal analysis: energy 69.8 kcal (3 %), carbohydrate 9.8 g (3 %) puding coklat gula pasir 120 g Meal analysis: energy 464.3 kcal (21 %), carbohydrate 119.9 g (32 %) MAKAN SIANG nasi tim tempe bacem sup kembang kol wortel daging sapi apel 200 g 60 g 30 g 30 g 85 g 234.2 kcal 142.3 kcal 7.6 kcal 80.7 kcal 50.2 kcal 51.4 10.6 1.7 0.0 13.0 g g g g g Meal analysis: energy 514.9 kcal (23 %), carbohydrate 76.6 g (20 %) Snack SORE kacang hijau gula pasir santan (kelapa dan air) 25 g 25 g 50 g 29.0 kcal 96.7 kcal 53.1 kcal 5.2 g 25.0 g 2.3 g Meal analysis: energy 178.8 kcal (8 %), carbohydrate 32.5 g (9 %) MAKAN MALAM nasi tim bayam telur puyuh semur tahu minyak kelapa sawit pepaya jus alpukat susu 200 g 30 g 80 g 10 g 60 g 185 g 199.8 kcal 55.5 kcal 109.6 kcal 86.2 kcal 23.4 kcal 175.5 kcal 43.6 0.4 8.5 0.0 5.9 24.0 g g g g g g Meal analysis: energy 650.0 kcal (29 %), carbohydrate 82.5 g (22 %) 15 ===================================================================== HASIL PERHITUNGAN ===================================================================== Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase nilai nilai/hari pemenuhan ______________________________________________________________________________ energy 2257.1 kcal 2198.9 kcal 103 % water 0.0 g protein 62.6 g(11%) 46.0 g(12 %) 136 % fat 61.7 g carbohydr. 376.0 g dietary fiber 16.1 g alcohol 0.0 g PUFA 10.4 g cholesterol 345.2 mg Vit. A 1238.4 µg 800.0 µg 155 % carotene 0.0 mg Vit. E 0.0 mg Vit. B1 0.6 mg 1.1 mg 59 % Vit. B2 1.0 mg 1.3 mg 80 % Vit. B6 1.4 mg 1.6 mg 87 % folic acid eq. 0.0 µg 180.0 µg 0% Vit. C 64.0 mg 60.0 mg 107 % sodium 272.8 mg potassium 2157.8 mg calcium 491.3 mg 1200.0 mg 41 % magnesium 265.0 mg 280.0 mg 95 % phosphorus 902.3 mg 1200.0 mg 75 % iron 10.0 mg 15.0 mg 67 % zinc 8.4 mg 12.0 mg 70 % 16 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto Fahmi, R. 2010. Infeksi Sitomegalovirus. diunduh dari forum Universitas Negeri Malang pada tanggal 6 April 2010 dari http//.www.community.um.ac.id Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC 17