Uploaded by nursakinahdella

1. Kasus anak

advertisement
KASUS DIETETIK
PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
BAGIAN 1. ASSESSMENT
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : An. ATS
No RM : 01-56-74-10
Umur : 9 tahun
Ruang : M2, Kamar No/ 4, Kelas III
Sex : Laki-laki
Tanggal Masuk : 17Januari 2012
Pendidikan : SD
Tanggal Kasus : 24 Januari 2012
Agama : Islam
Alamat : Kedungwinangun Klirong Kebumen, RT 01/ RW
03, Jawa Tengah
Diagnosis medis : Pneumonia, Brocheactasis, Riwayat TB
terapi 6 bulan, Retardasi Mental, dan Gizi Kurang
2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Batuk dan sesak nafas.
Riwayat Penyakit
Anak lahir dengan BB 4,3 kg sewaktu lahir anak tidak
Sekarang
langsung menangis. Riwayat menangis lama.
Usia 2,5 tahun, anak memiliki riwayat mondok di RS
PKU Kebumen selama 5 hari dengan keluhan demam,
batuk, pilek, dx? tx?  BLPL, ku baik
Dari kecil orang tua melihat buku anak seperti tabuh
(kisaran usia orang tua lupa)
Usia 4 tahun, anak sering batuk  mondok di RS
Kebumen selama 5 hari dan dikatakan ada flek dan diberi
terapi flek selama 6 bulan (isi? Dosis?) batuk (+)
masih ada terutama jika kecapekan.
7 HSMRS anak demam (+), batuk (+), sesak nafas (+) 
mondok di RS Kebumen selama 3 hari dengan dx? tx? 
anak BLPL setelah demam menurun, sesak menurun
4 HSMRS anak demam (+), batuk (+), pilek (+), sesak
(+), kemudian di bawa ke RSUD kebumen.
Riwayat Penyakit
Riwayat jatuh dari tempat tidur (+)
1
Dahulu
Opname usia 2,5 bulan karena sesak nafas (+), batuk (+)
dan dirawat selama 4 hari  BLPL
Opname usia 4 tahun karena batuk dan diberi terapi TB 6
bulan dan telah dinyatakan sembuh
Opname April 2011 karena panas (+), batuk (+), pilek (+)
di RS Kebumen dan di Rontgen
Riwayat batuk (+), demam (+), umur 6 tahun
Riwayat Penyakit
Penyakit jantung (-), asma (-), HT (-), batuk lama dari
Keluarga
kakek (+)
3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi
Data sosio ekonomi
Penghasilan : 600.000
Jumlah anggota keluarga : 5
Suku : Jawa
Aktifitas fisik
Jumlah jam tidur sehari : 8 jam
Alergi makan
-
Masalah
Nyeri ulu hari (tidak) , Mual (tidak), Muntah (-),Diare
gastrointestinal
(tidak), Konstipasi (tidak), Anoreksia (-), Perubahan
pengecapan/ penciuman (tidak)
Penyakit kronik
-
Kesehatan mulut
Sulit menelan (-), stomatitis (-), gigi lengkap (-)
Pengobatan
-
Perubahan berat badan Berkurang : 1 kg
Disengaja : Ya
Lamanya : semenjak dirawat di RS
Mempersiapkan
Fasilitas memasak : Ada, kompor gas dan kayu bakar
makanan
Fasilitas menyimpan makanan : Ada, meja yang pakai
tudung saji
Pola makan
Makanan pokok 2x/hari dan selingan 2-3x sehari
Pasien biasanya sarapan dengan susu bendera 1 gelas
(1x/hari) + biskuit ringan 1 bks (1x/hari). Makan siang
dan makan malam biasanya pakai nasi 1 ctg dengan
lauk hewani seperti telur 1 btr (1x/hari), ayam 1 ptg
2
(1x/minggu), ikan 1 ptg (1x/minggu), lauk nabati yang
kering dimakan adalah tahu 1 ptg (1x/hari) dan tempe 1
ptg (1x/hari).
Pasien makan buah kadang-kadang, buah yang sering
dimakan yaitu pisang, salak, jeruk dan klengkeng. Jenis
sayuran yang biasanya dimakan adalah kangkung, kol,
daun singkong, terong 5 sdm (1x/hari). Konsumsi air
putih sedikit yaitu 3-4 gelas/hari, minum teh 1 gelas
(1x/hari), pasien suka minum susu kotakan yaitu 1
kotak/hari. Pasien sering jajan jajanan seperti biskuit
(biskuat) dan minuman ringan (teh gelas).
Kesimpulan :
Dihadapkan pasien umur 9 tahun, datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Pasien belum
menerapkan diet khusus, tidak mengkonsumsi suplemen/vitamin/lain selain yang diresepkan oleh dokter.
Pasien tidak memiliki pantangan makan maupun alergi makanan ataupun obat. Pasien memiliki status
ekonomi yang rendah dengan 5 bersaudara, memiliki kebiasaan tidur yang cukup 8 jam sehari. Terdapat
masalah kesehatan mulut pada pasien yaitu gigi tdak lengkap dan mengalami perubahan berat badan
yaitu berkurang 1 kg dengan di sengaja selama dirawat di RS. Kebiasaan makan pasien telah teratur,
jenis makanan belum beraneka ragam dan terlalu sering mengkonsumsi jajanan dan sedikit konsumsi air
putih.
Pembahasan :
Menurut AKG 2013, rata-rata kebutuhan energi anak usia 7-9 tahun adalah 1850 kkal dan 49 gram
protein. Berdasatkan analisis asupan gizi, dapat dilihat bahwa asupan pasien masih kurang dibawah
kebutuhan yaitu energinya 1051.5 dan 41.5 gram protein.
B. Antropometri
Kesimpulan :
BB//U
TB//U
BB/TB
IMT/U
LLA
BB
LLA
TB
23 kg
16 cm
107 CM
: (-1,56) - 80 SD
= kurang
:: (2.37) – 130 SD
= lebih
: (+2) – 16 SD
= normal
: 80 %
Status gizi pasien saat ini termasuk Status Gizi Normal berdasarkan hasil IMT/U.
3
Pembahasan :
Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan secara langsung dengan alat ukur tinggi badan dan
timbangan pegas. Berdasarkan tabel z-score untuk anak usia 9 tahun, IMT/U pasien tergolong status gizi
baik (normal) pada tabel z-score +2SD yaitu 20.1 (Kemenkes RI, 2011).
Dan untuk BB/U menggunakan estimasi z-score karena usia 9 tahun tidak menggunakan BB/U hanya saja
untuk keadaan darurat, sehingga memperoleh hasil kurang berada pada -1SD. (Suratman,AMG).
C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Darah
Nilai Normal
Awal Masuk RS
Keterangan
Hb
13 – 16
11,1
Rendah
WBC
4,5 – 14,5
5,01
Normal
RBC
4 – 5,2
4,27
Normal
PLT
150 – 450
256
Normal
Hct
35-45
33,9
Rendah
MPV
7,2 – 11,1
9,7
Normal
Neut
1,8 – 8
2,03
Normal
Lymph
0,19 – 5,2
2,29
Normal
Mono
0,16 – 1
0,63
Normal
Eosinofil
0,045 – 0,44
0,03
Rendah
4
Baso
0 -0,2
0,03
Tinggi
MCV
79 – 99
79,4
Normal
MCH
27 – 31
26,0
Rendah
MCHC
33 – 37
32,7
Rendah
Kesimpulan :
Pasien mengalami penurunan nilai Hb, Hct, eosinofil, MCH dan MCHC. Selain itu, pasien juga
mengalami peningkatan nilai Baso di dalam darah.
Pembahasan :
Dari data hasil biokimia diatas, pasien yang di diagnosis sesak nafas mengalami banyak gangguan sel
darah merah seperti Hb, Hct , MCH, MCHC rendah sehingga penyebabnya mengalami anemia yaitu
kurang nutrisi zat besi (Fe) dan gejala yang dirasakan adalah sesak nafas, pusing, kelelahan. Karena
fungsi utamnya untuk menentukan jumlah sel darah merah, jumlah Hbdan kadar Hb yang diperoleh dari
eritrosit di dalam tubuh. Sedangkan, nilai Baso yang tinggi mengakibatkan pasien terhambat dalam reaksi
alergi (Asma) di dalam sel darah putih.
Pemeriksaan Fisik :
1. Kesan umum : Cukup, CM
2. Vital sign :
- Tensi : - Respirasi : 22/menit
- Nadi : 102x/menit
- Suhu : 36oC
3. Kepala/ Abdomen/ Ekstremitas dll :
- Kepala : nasal flare -/-, CA -/-, SI -/- Leher : Lnn -/- Thorax : asimetris, KG (-), refraksi (-), besar cor normal
- Paru : ves (+) N, RB +/+, Wz -/-, krep +/+, pneumonia, bronchiectasis
- Abdomen : Sup, DP<<DD, BU (+) N, T/E normal, H/L ttb
- Extremitas : tampak dipasang perban pada tungkai kaki kiri
- Status neuro : dbn
Kesimpulan :
Dari data fisik diatas, nadi pasien cepat/tinggi pada malam hari. Pasien mengalami masalah paru ditandai
hasil laboratorium (+) pneumonia, bronchiectasis.
5
D. Asupan Zat Gizi
Hasil recall 24 jam diet
: Rumah Sakit
Tanggal
: 24 Januari 2012
Diet RS
: ND
Implementasi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kebutuhan
1738.95
46
48.30
280.05
Asupan oral
1051.5
41.5
36.4
138.9
% Asupan
60.46
90.21
75.36
49.6
Kesimpulan :
Asupan pasien inadekuat, karena asupan energi, lemak dan kh <80% sedangkan asupan proteinnya
normal. (Supariasa, 2001).
1. Terapi Medis
Jenis Obat
Fungsi
Interaksi dengan Zat Gizi
Cefotaxim
Antibacterial agent
-
Eritromicin
Antibacterial agent - Penggunaan dengan
Solusi
- Dikonsumsi satu
makanan akan menurunkan
jam sebelum atau
absorbsi obat
dua jam setelah
- etanol dapat menurunkan
makan
absorbsi eritromicin
- hindari
penggunaan etanol
Paracetamol
Analgesic dan
- Penggunaan paracetamol
- membatasi
antipiretik
bersama alcohol dapat
konsumsi alcohol
meningkatkan toksisitas hati
dan makanan yang
- konsumsi dengan vitamin C mengandung alcohol
dosis tinggi dapat
seperti tape.
meningkatkan kadar
- tetap mengonsumsi
paracetamol dalam tubuh
sumber vitamin C
yang cukup
Captopril
angiotensin-
Penggunaan dengan
Dikonsumsi satu jam
converting enzyme makanan akan menurunkan
sebelum atau dua
(ACE)
jam setelah makan
absorbsi obat
6
inhibitor, Captopril
merupakan
penghambat yang
kompetitif
terhadap enzim
pengubah
angiotensin-I
menjadi
angiotensin-II /
angiotensin
converting enzyme
(ACE). Captopril
mencegah
terjadinya
perubahan dari
angiotensin-I
menjadi
angiotensin II,
salah satu senyawa
yang dapat
menaikkan
tekanan darah
Salbutamol
bronkodilator
-Penggunaan dengan caffeine - Batasi penggunaan
yang berlebih dapat
caffeine, dan
menyebabkan stimulasi CNS
konsumsi sate sapid
- Sate sapi atau hamburger
an hamburger
dapat menurukan efek obat
7
BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI
Problem Gizi
1. Domain Intake (NI) : Asupan oral inadekuat (2.1), asupan cairan inadekuat (3.1)
2. Domain Clinical (NC) : Kesulitan menelan (1.1), kesulitan mengunyah (1.2), underweight (3.1)
3. Domain Behavior (NB) : Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (1.1)
Kesimpulan
NI 2.1
Asupan oral inadekuat berkaitan dengan auspan zat gizi kurang ditandai dengan hasill recall 24
jam 60.46% dari 1738.95 kkal.
NI 3.1
Asupan cairan inadekuat berkaitan dengan kurangnya konsumsi air putih ditandai dengan bentuk
tubuh anak seperti tabuh.
NC 1.1
Kesulitan menelan berkaitan dengan keluhan utama pasien ditandai dengan batuk dan sesak nafas.
NC 1.2
Kesulitan mengunyah berkaitan dengan gigi yang tidak lengkap ditandai dengan penurunan BB.
NC 3.1
Underweight berkaitan dengan gizi kurang ditandai dengan berat badan tidak ideal.
NB 1.1
Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan pola makan yang tidak baik ditandai
dengan kebiasaan konsumsi jajanan ringan.
Pembahasan Diagnosis gizi
Diet yang diberikan adalah diet TETP, dikarenakan pasien menderita penyakit berkaitan dengan paru dan
malnutrisi diberikan untuk kecukupan gizi pasien dengan meningkatkan berat badan dan meningkatkan
asupan zat gizi yang benar. (Almatsier, 2004).
8
BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1. Terapi Diet :
a. Jenis diet
: TETP
b. Bentuk Makanan
: ML
c. Cara pemberian makanan
: Oral
2. Tujuan Diet :
a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan menguraangi
kerusakan jaringn tubuh.
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan ideal dan status gizi yang normal.
3. Syarat / prinsip Diet :
a. Energi tinggi diperhatikan faktor stress dan faktor aktifitas
b. Protein tinggi, yaitu 2.5 g/kg BB
c. Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total
d. Karbhidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
f. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah dicerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang tajam.
4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
a. Kebutuhan Energi menurut rumus Nelson
50% x BMR (855) x BBI (26 kg) =
11,115
15% SDA x (11,115 kkal)
1667,2
=
+
12,782
12% pertumbuhan x (12,782)
=
1533,8
14,316
+
30% aktivitas fisik (14,316 kkal) =
4294,8
18,611
+
10% feses x (18,611 kkal)
1861,1
+
2047,2
1824,3 – 2251,7 kkal.
=
± 10% =
Kebutuhan energi total adalah 2047.2 kkal = 2047 kkal.
9
b. Protein
=
2,5 x BB
=
2,5 x 23
=
57.5 gr.
=
230 kkal.
± 10% =
c. Lemak
=
25% x 2047
=
511,75 kkal.
=
56,86 gr.
± 10% =
d. KH
51,17 – 62,55 gr
=
E – (P + L)
=
2047 – (230 + 511,75)
=
1305,25 kkal
=
326,31 gr.
± 10% =
e. Cairan
51,75 – 63,25 gr
293,68 – 358,94 gr
=
1500 ml + (20 ml x (BB – 20)
=
1500 + 60
=
1560 ml.
Pembahasan Preskripsi Diet :
Kebutuhan protein normal untuk usia 7-9 tahun adalah 2 gram/kg berat badan. Pemberian makanan
dengan bentuk Makanan Lunak karena kondisi pasien kesulitan menelan akibat sesak nafas dan batuk
serta jenis diet yang diberikan yaitu TETP dengan protein 2.5 gram/kg BB bertujuan untuk menaikkan
berat badan normal karena selama di rumah sakit pasien melakukan penurunan berat badan disengaja.
Berdasarkan prinsip diet TETP pada anak, protein dapat diberikan hingga 60 – 93 gram sehari (RSCM
dan Persagi, 2003).
10
Rekomendasi diet/Perencanaan menu
Waktu Makan
Makan Pagi
07.00
Menu
Beras giliing masak
Daging ayam suir panggang
Mentega
Jagung
Labu siam
Berat
(gr)
150 gr
30 gr
8 gr
35 gr
35 gr
Nagasari
Susu skim tanpa lemak cair
Nutrijell
Gula pasir
Nasi tim
Beras giling masak
Tempe bacem
Tempe
Sup daging kembang Daging sapi
kol wortel
wortel
Buah
Apel
Bubur kacang hijau
Kacang hijau
Gula pasir
75 gr
200 ml
50 gr
120 gr
200 gr
60 gr
30 gr
30 gr
85 gr
25 gr
25 gr
Bubur nasi ayam
Sayur bening campur
Selingan siang
10.00
Makan Siang
13.00
Selingan sore
16.00
Bahan Makanan
Buah
Susu
Puding coklat
santan
Beras giling masak
Makan Malam Nasi tim bayam
19.00
Semur tahu
Tahu
Minyak kelapa sawit
Telur puyuh rebus
Telur puyuh
Buah
Pepaya
Jus alpukat susu
Alpukat
Susu
Energi
= 2257,1 kkal
Nilai Gizi
Protein
= 62,6 gr
Lemak
= 61,7 gr
Karbohidrat = 376,0 gr
Rekomendasi
: diet diteruskan
Pemesanan Diet
: ML TETP
50 gr
200 gr
80 gr
10 gr
30 gr
60 gr
165 gr
20 gr
Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet
Energi
Protein
Lemak
KH
Rekomendasi
2257,1
62,6
61,7
376
Kebutuhan
2047
57,5
56,86
326,31
%
110,3%
109%
108,5%
115,2%
11
Pembahasan Rekomendasi Diet :
Dari hasil analisis diet yang diberikan yaitu asupan pasien normal karna >90% - 120% sehingga bisa
dapat memenuhi dan meningktkan kebutuhan pasien dalam batas ±10% perhitungan.
5. Rencana monitoring dan evaluasi
Antropometri
Yang diukur
Pengukuran
Berat Badan
Awal kasus dan akhir
kasus
Hb, Hct, Eosnofil, Basofil,
MCH, MCHC
Sesuai perintah dokter
Fisik dan
Klinis
Vital sign
Kesadaran umum,
pernafasan, nadi
Setiap kunjungan
Intake
E, P, L, dan KH
Setiap hari
Biokimia
Evaluasi/ target
Peningkatan bb
menjadi normal dan
ideal
Untuk menormalkan
nilai lab Hb, Hct,
Eosinofil,
Basofil,MCH, MCHC
didalam tubuh
Normal
Suhu tubuh normal
Normal
Asupan mencapai ≥80100%
6. Rencana Konsultasi Gizi
 Sasaran : Pasien dan Orang tua
 Waktu
: 10.20-10.50
 Media
: Leaflet, daftar bahan makanan penukar.
 Metode : Diskusi santai
 Masalah gizi :
- Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan anamnesis pasien
- Asupan inadekuat karena penurunan nafsu makan
 Tujuan
: Meningkatkan kepatuhan diet dengan memberikan pengetahuan mengenai diet
TETP dan memberikan tata pola hidup sehat.
 Konseling gizi :
1. Memberikan informasi mengenai status gizi dan diet TETP
2. Memotivasi keluarga pasien agar memperhatikan asupan anak dan mengatur pola makan yang
benar
3. Merancang menu yang sesuai dengan kondisi pasien.
12
BAGIAN 4. KAJIAN PUSTAKA
A. TB Terapi 6 Bulan
I. Definisi
Penyakit Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh infeksi
Mikobakterium tuberculosis. Kuman ini bertebaran di udara dan mudah sekali penularannya,
seperti kuman flu ataupun influenza, kadang kala pendertia tidak tahu jika terjangkit penyakit ini.
Dahulu penyakit ini sering diidentikkan dengan kemiskinan, pemukiman kumuh, kurangnya
ventilasi dan lain-lain. Namun sekarang penyakit ini menyerang dewasa dan anak dengan status
gizi baik. Dikatakan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena jumlah penderita mencapai
289 pada setiap 100.000 penduduk dan menyebabkan Indonesia menjadi peringkat ke-5 negara
dengan penyakit TB terbesar di dunia.
II. Patofisiologis
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan mikrobakteri,
yaitu yang utama adalah microbakterium tuberculosis.Sebagian besar kuman TB menyerang paruparu tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang
belakang, saluran kemih dan Penyebarannya melalui udara waktu inkubasinya yang diperlukan
sejak masuknya bakteri hingga terbentuknya komplek primer berlangsung dalam waktu 4-8
minggu. Dalam waktu inkubasi tersebut kuman tumbuh cepat dan merangsang respon imun
seluler. Tubuh melalui system imunitasnya mencoba untuk mematikan bakteri ini, jika kalah maka
bakteri akan hidup di dalam tubuh. Sebagian besar orang yang terpapar bakteri TB tidak
menimbulkan sakit pada saat hidupnya kecuali jika 200 orang tersebut misalnya menderita gizi
kurang, HIV, dan diabetes militus. Bakteri ini di dalam tubuh akan memproduksi sitokin,
meningkatkan kadar gamma interferon, Interlukin -10 dan interlukin -6 yang diikuti dengan
peningkatan kadar kortisol, prolaktin, dan hormone thyroid dan menurunkan kadar testosterone
dan dehidropiandrosteron (Bottasco et.al.2009). Efek dari ini kebutuhan energi tubuh meningkat.
Telah diuraikan diatas bahwa tanda dan gejala pasien TB dengan gizi sangat dekat diantaranya
gizi kurang, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, lemas, sesak nafas, dan batuk
darah. Oleh karena itu tujuan asuhan gizi diantaranya adalah mencapai dan mempertahankan
berat badan normal; mengganti/memperbaiki defisiensi zat gizi yang hilang atau rusak; dan
meningkatkan daya tahan tubuh untuk mempercepat penyembuhan.
B. Pneumonia
I. Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru, yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, dan parasit), bahan kimia, paparan fisik (suhu dan radiasi) dimana unit
fungsional paru terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke
dalam interstitium.
II. Patofisiologis
Mikroorganisme penyebab pneumonia terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran respiratori.
Pertama terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran
kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu serbukan
sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukan kuman alveoli. Stadium ini disebut
stadium hepatisasi merah. Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan
leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium
hepatisasi kelabu, selanjutnya jumlah makrofag meningkat di alveoli, dan sel akan mengalami
degenerasi, fibrin menipis, kuman, dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi.
Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.
13
C. Brocheactasis
I. Definisi
Bronkitis adalah suatu penyakit infeksi akut saluran besar paru yang ditandai oleh inflamasi
bronkus.
II. Patofisiologis
Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas oleh virus dan infeksi
bakteri sekunder oleh S. Pneumonia atau hemophilus influenza. Adanya bahan-bahan pencemar
udara juga memperburuk keadaan penyakit begitu juga dengan menghisap rokok. Anak 2
menampilkan batuk-batuk yang sering, kering tidak produktif dan dimulai berkembang berangsurangsur mulai hari 3 – 4 setelah terjadinya rinitis. Penderita diganggu oleh suara-suara meniup
selama bernafas (ronki) rasa sakit pada dada dan kadang-kadang terdapat nafas pendek. Batukbatuk proksimal dan penyumbatan oleh sekreasi kadang-kadang berkaitan dengan terjadinya
muntah-muntah. Dalam beberapa hari, batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan
penderita dari jernih dan bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih encer dan berangsur-angsur
menghilang. Temuan-temuan fisik berbeda-beda sesuai dengan usia penderita serta tingkat
penyakit. Pada mulanya anak tidak demam atau demam dengan suhu rendah serta terdapat tandatanda nasofaringtis. Infeksi konjungtiva dan rinitis. Kemudian auskultasi akan mengungkapkan
adanya suara pernafasan bernada tinggi, menyerupai bunyi-bunyi pernafasan pada penyakit asma.
Pada anak-anak dengan malnutrisi atau keadaan kesehatan yang buruk, maka otitis, sinusitis dan
penumonia merupakan temuan yang sering dijumpai (Ngastiyah, 2003).
D. Retardasi Mental
I. Definisi
Mental Retardation suatu keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak - kanak) atau keadaan kurangnya fungsi
inteligensi sehingga daya guna sosial dan melakukan suatu pekerjaan menjadi terganggu.
II. Ciri-ciri Retardasi Mental
 fungsi intelektual sekitar 70 atau di bawahnya. Skor ini didapatkan dari pemeriksaan tes IQ.
Pada bayi untuk mengetahui keberfungsian intelektualnya harus melalui orang yang
professional
 mengalami beberapa gangguan dalam area-area ini (minimal 2 area) yaitu: komunikasi,
bantu diri, pekerjaan rumah, hubungan sosial atau bermasalah dengan kemampuan
interpersonal, kemampuan untuk masuk dalam suatu komunitas, fungsi akademik,
pekerjaan, waktu luang, kesehatan maupun keselamatannya.
 Ciri-ciri ini muncul sebelum usia 18 tahun.
BAGIAN 5. KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pasien mengalami peningkatan kebutuhan energi, protein, dan lemak berkaitan dengan
hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
Menurut pengukuran BB//TB status gizi pasien adalah kesan status gizi baik
Kondisi fisik pasien cukup, CM dan mengalami batuk dan sesak nafas
Intervensi yang diberikan adalah diet TETP
Asupan pasien dikatakan baik karena >80% dari kebutuhan energi total.
14
LAMPIRAN PERHITUNGAN
=====================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
=====================================================================
Nama Makanan
Jumlah
energy
carbohydr.
______________________________________________________________________________
SARAPAN
bubur nasi
daging ayam suir
sayur bening campur
nagasari
150 g
30 g
75 g
75 g
109.3 kcal
85.5 kcal
24.7 kcal
159.7 kcal
24.0
0.0
5.6
25.1
g
g
g
g
Meal analysis: energy 379.3 kcal (17 %), carbohydrate 54.8 g (15 %)
Snack SIANG
susu skim / tak berlemak cair
200 g
69.8 kcal
9.8 g
464.3 kcal
119.9 g
Meal analysis: energy 69.8 kcal (3 %), carbohydrate 9.8 g (3 %)
puding coklat
gula pasir
120 g
Meal analysis: energy 464.3 kcal (21 %), carbohydrate 119.9 g (32 %)
MAKAN SIANG
nasi tim
tempe bacem
sup kembang kol wortel
daging sapi
apel
200 g
60 g
30 g
30 g
85 g
234.2 kcal
142.3 kcal
7.6 kcal
80.7 kcal
50.2 kcal
51.4
10.6
1.7
0.0
13.0
g
g
g
g
g
Meal analysis: energy 514.9 kcal (23 %), carbohydrate 76.6 g (20 %)
Snack SORE
kacang hijau
gula pasir
santan (kelapa dan air)
25 g
25 g
50 g
29.0 kcal
96.7 kcal
53.1 kcal
5.2 g
25.0 g
2.3 g
Meal analysis: energy 178.8 kcal (8 %), carbohydrate 32.5 g (9 %)
MAKAN MALAM
nasi tim bayam
telur puyuh
semur tahu
minyak kelapa sawit
pepaya
jus alpukat susu
200 g
30 g
80 g
10 g
60 g
185 g
199.8 kcal
55.5 kcal
109.6 kcal
86.2 kcal
23.4 kcal
175.5 kcal
43.6
0.4
8.5
0.0
5.9
24.0
g
g
g
g
g
g
Meal analysis: energy 650.0 kcal (29 %), carbohydrate 82.5 g (22 %)
15
=====================================================================
HASIL PERHITUNGAN
=====================================================================
Zat Gizi
hasil analisis
rekomendasi
persentase
nilai
nilai/hari
pemenuhan
______________________________________________________________________________
energy
2257.1 kcal
2198.9 kcal
103 %
water
0.0 g
protein
62.6 g(11%)
46.0 g(12 %)
136 %
fat
61.7 g
carbohydr.
376.0 g
dietary fiber
16.1 g
alcohol
0.0 g
PUFA
10.4 g
cholesterol
345.2 mg
Vit. A
1238.4 µg
800.0 µg
155 %
carotene
0.0 mg
Vit. E
0.0 mg
Vit. B1
0.6 mg
1.1 mg
59 %
Vit. B2
1.0 mg
1.3 mg
80 %
Vit. B6
1.4 mg
1.6 mg
87 %
folic acid eq.
0.0 µg
180.0 µg
0%
Vit. C
64.0 mg
60.0 mg
107 %
sodium
272.8 mg
potassium
2157.8 mg
calcium
491.3 mg
1200.0 mg
41 %
magnesium
265.0 mg
280.0 mg
95 %
phosphorus
902.3 mg
1200.0 mg
75 %
iron
10.0 mg
15.0 mg
67 %
zinc
8.4 mg
12.0 mg
70 %
16
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Informatorium
Obat Nasional Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto
Fahmi, R. 2010. Infeksi Sitomegalovirus. diunduh dari forum Universitas Negeri Malang pada
tanggal 6 April 2010 dari http//.www.community.um.ac.id
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
17
Download