Uploaded by User80957

LK 2 STASE KDP (Hepatitis B)

advertisement
LAPORAN KASUS DAN ANALISA SINTESA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase KDP Program Profesi Ners
WULAN RAHMANIATI
201FK09017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Jl. Raya R.E Martadinata No. 142 Kota Tasikmalaya
Nama Mahasiswa
NIM
: Wulan Rahmaniati
: 201FK09017
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
: Tn. Y
Umur
: 54 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Cihaurbeuti, Tasikmalaya
Tanggal Masuk
: 17 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2020
Diagnosa Medis
: Hepatitis B
IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama
: Tn. K
Umur
: 55 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Cihaurbeuti, Tasikmalaya
Hubungan
: Suami
DATA SUBJEKTIF
- Pasien mengatakan mual ketika makan ataupun minum terkadang pada saat mencium bau
yang menyengat.
- Pasien mengatakan muntah sebanyak 4 kali, pasien mengatakan muntah berisikan sisa
makanan dan air yang bercampur dengan darah berwarna hitam.
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan perut tidak nyaman
- Pasien mengatan lemas
- Pasien mengatakan pusing jika bangun dari tempat tidur
- Pasien mengatakan selama perawatan pasien belum mandi ataupun di washlap
DATA OBJEKTIF
- Porsi makan pasien tampak sedikit hanya habis 1 sendok
- Konjungtiva tampak anemis
- Bibir tampak pucat
- CRT > 2 detik
- Pemeriksaan laboratorium Hb : 6,4 g/dL , Ht : 21%
- BB pasien mengalami penurunan sebanyak 2kg dari 47 kg menjadi 45 kg
- IMT 18 (normal) dari BB 45 kg, TB 157 cm
- Kulit pasien tampak kotor
- Rambut pasien tampak kotor dan lengket
- Gigi pasien dan lidah kotor
- Kuku pasien tampak panjang dan kotor
DATA PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Oktober 2020
No
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
1
Hematologi :
Hemoglobin
6,4
14-18 g/dl
Hematokrit
21
40-50 %
Leukosit
7.600
5000-10.000/mm3
Trombosit
200.000
150.000-350.000/mm3
Metode
Auto Analyzer
Auto Analyzer
Auto Analyzer
Auto Analyzer
THERAPY
- Infus RL 20 tpm
- Kalnex 3x1 amp iv
- Vit K 3x1 amp iv
- OMZ 3x40 mg iv
- Ondansetron 2x8 mg iv
- Lactulac 4x6 iv
- Cefotaxim 3x1 vial iv
- Selvo 1x1 po
- Sucralfat 3x1 po
- Propranolol 3x20 po
ANALISA DATA
NO
DATA
1
DS :
- Pasien mengatan lemas
- Pasien mengatakan pusing jika
bangun dari tempat tidur
DO :
- Konjungtiva tampak anemis
- Bibir tampak pucat
- CRT > 2 detik
- Pemeriksaan laboratorium Hb :
6,4 g/dL , Ht : 21%
2
DS :
- Pasien mengatakan mual ketika
makan ataupun minum terkadang
pada saat mencium bau yang
menyengat.
- Pasien mengatakan muntah
sebanyak 4 kali, pasien
mengatakan muntah berisikan sisa
makanan dan air yang bercampur
dengan darah berwarna hitam.
- Pasien mengatakan tidak nafsu
MASALAH
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer
ETIOLOGI
Penurunan kadar
hemoglobin dalam
darah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Anoreksia
makan
- Pasien mengatakan perut tidak
nyaman
DO :
- Porsi makan pasien tampak
sedikit hanya habis 1 sendok
- BB pasien mengalami penurunan
sebanyak 2kg dari 47 kg menjadi
45 kg
- IMT 18 (normal) dari BB 45 kg,
TB 157 cm
3
DS :
- Pasien mengatakan selama
perawatan pasien belum mandi
ataupun di washlap
DO :
- Kulit pasien tampak kotor
- Rambut pasien tampak kotor dan
lengket
- Gigi pasien dan lidah kotor
- Kuku pasien tampak panjang dan
kotor
Defisit perawatan
diri : mandi
Gangguan persepsi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
1
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb dalam darah
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
3
Defisit perawatan diri : mandi b.d gangguan persepsi
RENCANA KEPERAWATAN
No Tujuan dan Kriteria
RencanaTindakan
Rasional
dx
Hasil
1 Setelah
dilakukan 1. Observasi
status 1. Untuk
mengetahui
asuhan keperawatan
homeodinamik meliputi
tingkat
keparahan
selama 1x24 jam
nadi dan tekanan darah
gangguan
perfusi
perfusi
jaringan 2. Observasi
jaringan
adanya
hipotensi ortostatis dan 2. Untuk
perifer
adekuat,
mengetahui
pusing
saat
berdiri
dengan kriteria hasil :
tingkat
keparahan
adanya
- Pengisian kapiler 3. Obervasi
gangguan
perfusi
sumber-sumber
ekstremitas
jaringan
kehilangan
cairan 3. Agar bisa menentukan
- Muka tidak pucat
(perdarahan, muntah,
- Capilary
Refill
penanganan yang tepat
diare, keringat yang
Time <2 detik
untuk
menghentikan
berlebihan,
dan
perdarahan
takipnea)
4. Untuk
mengetahui
Paraf
4. Observasi adanya data
perubahan yang didapat
laboratorium
terkait
setelah diberikan terapi
dengan
kehilangan 5. Mengurangi
resiko
darah (Hemoglobin dan
jatuh
saat
pasien
Hematokrit)
melakukan aktivitas
5. Bantu aktivitas pasien 6. Sebagai terapi untuk
dengan
melibatkan
meningkatkan jumlah
keluarga
Hb
6. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam 7. Sebagai terapi dalam
menghentikan
pemberian
tranfusi
perdarahan
darah
7. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
obat
antifibrinolitik dan vit
K
2
Setelah
dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
pasien
mampu
meningkatkan status
nutrisi
adekuat,
dengan kriteria hasil :
- Asupan
kalori,
protein dan zat
besi adekuat
- Berat
badan
dipertahankan/m
en ingkat
- Porsi
makan
dapat dihabiskan
3
Setelah
asuhan
selama
1. Kaji status gizi pasien
seperti IMT, penurunan
BB
2. Kaji riwayat alergi
pasien terhadap jenis
makanan
3. Kaji mual dan muntah
(waktu, frekuensi dan
pengebab)
4. Diskusikan
dengan
pasien makanan favorit
pasien
5. Berikan
makanan
dengan porsi sedikit
tapi sering
6. Anjurkan makan pada
posisi duduk tegak
7. Berikan saran cemilan
cemilan
yang
direkomendasikan
8. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
obat
antiemetika
1. Menentukan keparahan
status nutrisi pasien
2. Untuk
menentukan
menu makanan yang
akan diberikan
3. Evaluasi perkembangan
pasien setelah terapi
diberikan
4. Untuk meningkatkan
minat dan nafsu makan
pasien
5. Diharapkan
agar
asupan nutrisinya akan
terpenuhi dan tidak
muntah
6. Agar lambung siap
menerima
makanan
dengan posisi yang
anatomis
sehingga
tidak terjadi repluks
7. Bertujuan agar pasien
tetap makan ketika
porsi makan
yang
disediakan tidak habis
8. Sebagai
pengobatan
untuk mengurangi mual
kebersihan 1. Mengetahui
tingkat
dilakukan 1. Monitor
kuku,
sesuai
dengan
keperawatan
deficit
perawatan
kemampuan merawat
30
menit
pasien
pasien
dapat
diri pasien
2. Agar pasien nyaman
meningkatkan
2. Sediakan lingkungan
selama
dilakukan
perawatan diri selama
yang terapeutik dengan
perawatan diri
perawatan,
dengan
memastikan
3. Agar tetap terjaga
kriteria hasil :
kehangatan,
suasana
kebersihan
pasien
rileks,
privasi
dan
- Pasien
tampak
selama perawatan
pengalaman pribadi
lebih bersih dan
4. Agar perawatan diri
3. Jaga rutinitas selama
segar
pasien dapat tercapai
pasien
melakukan
secara optimal.
kebersihan diri
4. Beri bantuan sampai
pasien
benar-benar
mampu merawat diri
secara
CATATAN KEPERAWATAN
HARI
NO DX
TINDAKAN DAN RESPON
PARAF
TANGGAL
IMPLEMENTASI
Senin
1
1. Mengobservasi status homeodinamik meliputi
19-10- 2020
nadi dan tekanan darah
(10.00 WIB)
R/ TD : 100/70 mmHg, N : 72 x/menit
2. Mengobservasi adanya hipotensi ortostatis dan
pusing saat berdiri
R/ pasien mengatakan pusing ketika bangun dari
tempat tidur
3. Mengobservasi
adanya
sumber-sumber
kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare,
keringat yang berlebihan, dan takipnea)
R/ pasien muntah sebanyak 4x bercampur darah
4. Mengobservasi adanya data laboratorium terkait
dengan kehilangan darah (Hemoglobin dan
Hematokrit)
R/ Hb : 6,4 g/dL, Ht : 21%
5. Membantu aktivitas pasien dengan melibatkan
keluarga
R/ keluarga pasien terlihat aktif dalam
membantu aktivitas dan memenuhi kebutuhan
pasien
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian tranfusi darah
R/ transfusi darah labu ke 2 diberikan pukul
10.00 WIB, pasien tidak menunjukan tandatanda alergi ataupun syok
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antifibrinolitik dan vit K
R/ obat (Kalnex dan vit K) diberikan pukul
10.00 WIB, pasien tidak menunjukan adanya
alergi terhadap obat
Senin
19-10- 2020
(12.00 WIB)
1
Senin
19-10- 2020
(10.10 WIB)
2
Senin
19-10- 2020
(12.00 WIB)
2
EVALUASI
S : pasien mengatakan masih lemas dan pusing saat
bangun dari tempat tidur
O : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb :
6,4 g/dL, Ht : 21%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
1. Mengkaji status gizi pasien seperti IMT,
penurunan BB
R/ IMT : 18 (normal), penurunan BB 2 kg dari
47 kg menjadi 45 kg
2. Mengkaji riwayat alergi pasien terhadap jenis
makanan
R/ pasien tidak memiliki riwayat alergi baik
makanan, minuman ataupun obat
3. Mengkaji mual dan muntah (waktu, frekuensi
dan pengebab)
R/ pasien mual ketika makan, mencium baubauan yang menyengat. Pasien muntah 4x
berisikan sisa makanan dan minuman yang
tercampur dengan darah
4. Mendiskusikan dengan pasien makanan favorit
pasien
R/ makanan favorit pasien adalah jenis makanan
yang berkuah
5. Memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi
sering
R/ pasien menghabiskan 2 sendok makan dari
porsi makan yang disediakan
6. Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ pasien menerapkan posisi duduk tegap pada
saat makan
7. Memberikan saran cemilan cemilan yang
direkomendasikan
R/ pasien makan 1 keping biskuit
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetika
R/ obat (ondansetron 8 mg iv) diberikan pukul
10.00 WIB, pasien tidak menunjukan reaksi
alergi dari obat
EVALUASI
S : pasien mengatakan mual dan muntah setelah
makan, tidak nafsu makan dan perut terasa tidak
Senin
19-10- 2020
(10.20 WIB)
3
Senin
19-10- 2020
(10.50 WIB)
3
nyaman
O : porsi makan pasien habis 2 sendok dari porsi
yang telah disediakan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
1. Memonitor kebersihan kuku, sesuai dengan
kemampuan merawat diri pasien
R/ pasien menggunting kukunya dibantu oleh
keluarga
2. Menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan
memastikan kehangatan, suasana rileks, privasi
dan pengalaman pribadi
R/ menutup sampiran, membatasi keluarga dan
petugas selama dilakukan perawatan diri
3. Menjaga rutinitas selama pasien melakukan
kebersihan diri
R/ pasien setuju untuk dijadwalkan perawatan
diri setiap pagi
4. Memberikan bantuan sampai pasien benar-benar
mampu merawat diri secara dengan melibatkan
keluarga
R/ keluarga pasien tampak aktif membantu
pasien selama perawatan diri dilakukan
EVALUASI
S : pasien mengatakan lebih nyaman dan segar
O : pasien tampak bersih
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI
NO DX
TINDAKAN DAN RESPON
PARAF
TANGGAL
Selasa
1
S : pasien mengatakan masih lemas dan pusing saat
20-10-2020
bangun dari tempat tidur
(10.00 WIB)
O : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb :
6,9 g/dL, Ht : 23 %, TD : 100/70 mmHg, N : 81
x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengobservasi status homeodinamik meliputi
nadi dan tekanan darah
- Mengobservasi adanya hipotensi ortostatis dan
pusing saat berdiri
- Mengobservasi
adanya
sumber-sumber
kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare,
keringat yang berlebihan, dan takipnea)
- Mengobservasi adanya data laboratorium
terkait dengan kehilangan darah (Hemoglobin
dan Hematokrit)
- Membantu aktivitas pasien dengan melibatkan
keluarga
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian tranfusi darah
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antifibrinolitik dan vit K
E : Masalah belum teratasi
R:-
10.10 WIB
2
S : pasien mengatakan mual dan muntah setelah
makan, tidak nafsu makan dan perut terasa tidak
nyaman
O : porsi makan pasien habis 3 sendok dari porsi
yang telah disediakan, BB : 45 kg
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengkaji status gizi pasien seperti IMT,
penurunan BB
- Mengkaji mual dan muntah (waktu, frekuensi
dan pengebab)
- Memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi
sering
- Memberikan saran cemilan cemilan yang
direkomendasikan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetika
E : Masalah belum teratasi
R:-
Rabu
21-10-2020
(10.00 WIB)
1
S : pasien mengatakan masih lemas dan pusing saat
bangun dari tempat tidur
O : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb :
7,5 g/dL, Ht : 31 %, TD : 100/70 mmHg, N : 79
x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengobservasi status homeodinamik meliputi
nadi dan tekanan darah
- Mengobservasi adanya hipotensi ortostatis dan
pusing saat berdiri
- Mengobservasi
adanya
sumber-sumber
kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare,
keringat yang berlebihan, dan takipnea)
- Mengobservasi adanya data laboratorium
terkait dengan kehilangan darah (Hemoglobin
dan Hematokrit)
- Membantu aktivitas pasien dengan melibatkan
keluarga
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian tranfusi darah
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antifibrinolitik dan vit K
E : Masalah belum teratasi
R:-
10.10 WIB
2
S : pasien mengatakan mual, tidak nafsu makan dan
perut terasa tidak nyaman
O : porsi makan pasien habis ½ porsi dari porsi yang
telah disediakan, BB : 45 kg
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengkaji status gizi pasien seperti IMT,
penurunan BB
- Mengkaji mual dan muntah (waktu, frekuensi
dan pengebab)
- Memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi
sering
- Memberikan saran cemilan cemilan yang
direkomendasikan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetika
E : Masalah belum teratasi
R:-
Kamis
22-10-2020
(10.00 WIB)
1
S : pasien mengatakan masih lemas dan pusing saat
bangun dari tempat tidur
O : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb :
8,1 g/dL, Ht : 34 %, TD : 110/70 mmHg, N : 83
x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengobservasi status homeodinamik meliputi
nadi dan tekanan darah
- Mengobservasi adanya hipotensi ortostatis dan
pusing saat berdiri
- Mengobservasi
adanya
sumber-sumber
kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare,
keringat yang berlebihan, dan takipnea)
- Mengobservasi adanya data laboratorium
terkait dengan kehilangan darah (Hemoglobin
dan Hematokrit)
- Membantu aktivitas pasien dengan melibatkan
keluarga
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian tranfusi darah
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antifibrinolitik dan vit K
E : Masalah belum teratasi
R:-
10.10 WIB
2
S : pasien mengatakan mual, tidak nafsu makan dan
perut terasa tidak nyaman
O : porsi makan pasien habis ½ porsi dari porsi
yang telah disediakan, BB : 44 kg
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
I :
- Mengkaji status gizi pasien seperti IMT,
penurunan BB
- Mengkaji mual dan muntah (waktu, frekuensi
dan pengebab)
- Memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi
sering
- Memberikan saran cemilan cemilan yang
direkomendasikan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetika
E : Masalah belum teratasi
R:-
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
Tindakan keperawatan yang dilakukan : Transfusi darah
Nama Klien : Ny. Y 54 tahun
Diagnosa medis : Hepatitis B
Diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer adalah penurunan
sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehataan (Buku Nanda Nic
Noc, 2017).
5. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
Tindakan ini dilakukan pada klien yang mengalami penurunan level Hb.
Pada wanita dewasa, normal Hb adalah >11 g/dL dan dikatakan kurang jika <11
g/dl (anemia). Untuk menaikkan Hb maka perlu dilakukan transfusi darah
dengan jenis yang sesuai, yaitu PRC (Packed Red Cell). Kandungan PRC
meliputi 70-80% HCT, 15-25 ml volume plasma dan 10-15 volume
antikoagulan.
Prinsip tindakan ini adalah steril karena berhubungan dengan pembuluh
darah dan hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Golongan darah yang ditransfusikan harus sama antara klien dan pendonor,
kecuali dalam keadaan darurat bisa diberikan darah dari donor universal,
yaitu golongan darah O
Rasional : mencegah terjadinya reaksi alergi pada klien
b. Waktu transfusi tidak boleh lewat dari 5 jam
Rasional : karena berisiko proliferasi bakteri
c. Gunakan selang infus yang ada blood filter dan gunakan jarum IV cath
ukuran besar
Rasional : agar pembuluh darah vena terbuka lebar, sehingga darah yang
masuk tidak tersendat dan lancar
d. Sebelum dan sesudah tranfusi harus diberi cairan Nacl 50-100 ml
Rasional : larutan nacl kandungannya mirip dengan komponen darah,
sehingga perlu diberikan cairan nacl untuk tubuh beradaptasi terlebih dahulu
dengan darah yang ditrasfusikan serta mengambat terjadinya koagulasi.
Peralatan :
a. Set transfusi darah
b. Iv cath ukuram 16-20 G (jika belum terpasang) c. Cairan Nacl 0.9%
c. Kantong darah sesuai kebutuhan klien
d. Gloves bersih
e. Set TTV
f. Buku catatan kecil
Tahap pre-interaksi :
a. Pastikan kantong darah sudah tersedia dan sudah dalam kondisi hangat
Rasional : agar darah yang ditransfusikan lancar
b. Cuci tangan
Rasional : mencegah resiko infeksi
c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan
Rasional : agar peralatan yang diperlukan sudah tersedia dan perawat tidak
harus bolak-balik mengambilnya
Tahap Orientasi :
a. Ucapkan salam, minta klien sebut namanya dan lakukan verifikasi identitas
klien dengan melihat gelang tangan klien
Rasional : mencegah kesalahan dalam pemberian tindakan dan sesuai
dengan prinsif benar pasien
b. Mengenalkan diri mahasiswa perawat yang akan melakukan tindakan beserta
instansinya
Rasional : membina hubungan saling percaya antara mahasiswa perawat dan
klien d.
d. Jelaskan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa
yang mudah dimengerti klien dan alasan kenapa tindakan tersebut dilakukan
Rasional : agar klien mengetahui tindakan yang akan dilakukan kepada
dirinya, sehingga klien dapat menunjukkan sikap kerjasama selama tindakan
dilakukan
e. Minta persetujuan klien (inform consent)
Rasional : memberikan hak perawatan sepenuhnya kepada klien dan
memberi
f. perlindungan hukum kepada tenaga kesehatan yang melakukan tindakan f.
Kontrak waktu untuk lamanya tindakan yang dilakukan (± 2 jam)
Rasional : mencegah kebosanan kepada klien atau rasa khawatir jika tindakan
terlalu lama dilakukan
g. Beri kesempatan untuk klien dan keluarga bertany
Rasional : menambah pengetahuan klien dan keluarga serta menambah
kepercayaan kepada tenaga medis
Tahap kerja :
a. Jaga privasi dengan menutup tirai
Rasional : agar klien merasa aman dan nyaman
b. Mengatur posisi klien (posisi supine)
Rasional : mempermudah dalam melakukan tindakan
c. Cuci tangan
Rasional : mencegah resiko infeksi selama tindakan
d. Periksa TTV : blood preasure, pulse, respirasi, dan temperature
Rasional : agar tidak terjadi reaksi alergi selama transfusi berlangsung
e. Dekatkan alat yang diperlukan
Rasional : mempermudah dalam pengambilan alat yang dibutuhkan
f. Cek apakah larutan Nacl sudah diberikan sebelumnya dan sudah
menggunakan blood sheet
Rasional : mencegah koagulasi (pembekuan darah) dan menyaring komponen
darah
g. Sebelum memasang kantong darah : verifikasi kembali kesesuaian kantong
darah dengan kebutuhan klien
Rasional : mencegah kesalahan pemberian tranfusi dan sesuai prinsif 12
benar cara pemberian obat
h. Memasang gloves bersih dan pastikan tidak menyentuh spike infus
Rasional : memberikan perlindungan pada diri perawat dan menjaga
kesterilan alat
i. Gantung kantong darah pada tiang infus dan pastikan tiang berukuran tinggi
Rasional : agar darah mengalir lancar
j. Atur tetesan 20x/menit (tetesan dapat disesuaikan dengan kondisi kebutuhan
klien)
Rasional : mencegah reaksi alergi
k. Instruksikan klien untuk tidak terlalu banyak bergerak pada tangan yang
terpasang transfusi darah
Rasional : agar tidak macet.
l. Bereskan alat
Rasional : agar tidak mengotori area sekitar bed klien atau meninggalkan sisa
bakteri
m. Lepaskan gloves
Rasional : mencegah infeksi yang terdapat gloves
n. Rapikan klien dan atur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien
Rasional : memberikan rasa nyaman kepada klien
o. Buka sampiran
Tahap terminasi :
a. Tanyakan respon klien setelah dilakukan tindakan
Rasional : salah satu indikator untuk mengevaluasi hasil dari tindakan secara
verbal
b. Berikan reward kepada klien dengan mengucapkan pujian serta terima kasih
karena sudah bekerjasama dengan baik
Rasional : memberikan timbal balik yang positif kepada klien, dapat
membuat klien merasa dihargai
c. Berpamitan
Rasional : menunjukkan sikap yang sopan dan BHSP tetap berjalan
d. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan
Rasional : menjaga kebersihan alat yang digunakan
e. Buang sampah sesuai tempatnya
Rasional : membantu memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan
mempermudah dalam memusnahkan limbah medis tersebut
f. Cuci tangan
Rasional : mencegah resiko infeksi
g. Dokumentasi tindakan yang dilakukan atau laporkan hasil tindakan kepada
perawat yang bertugas
Rasional : sebagai bukti ontetik telah dilakukan tindakan dan menentukan
intervensi selanjutnya
h. Observasi TTV klien selama transfusi dan lihat adanya tanda-tanda alergi
Rasional : perubahan kondisi klien dapat menunjukkan ketidakcocokan atau
reaksi alergi yang dapat menimbulkan rekasi hemolitik pada klien
6. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
Bahaya yang mungkin terjadi, yaitu :
a. Adanya reaksi alergi seperti gatal-gatal, uritkaria, sakit kepala,
b. Reaksi hemolitik
c. Overloading sirkulasi pada jantung pasien
d. Salah pasien atau jenis tranfusi yang diberikan
Pencegahan yang data dilakukan adalah dengan selalu mengobservasi TTV
klien dengan rutin sebelum, selama dan sesudah tranfusi, selalu melakukan
pengecekan kesesuaian produk darah dan nama klien serta mengobservasi
respon klien.
7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
a. Memberikan penggantian produk darah
b. Meningkatkan volume cairan, Hb, dan HCT klien
c. Meningkatkan sirkulasi dan distribusi oksigen
8. Hasil yang di dapat dan maknanya :
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah level Hb klien meningkat
tetapi belum sesuai target (> 11 gr/dl), klien tampak lebih segar, tidak pucat,
konjungtiva tidak anemis dan CRT kurang dari 2 detik
9. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi) :
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan dengan pola sedikit tapi
sering dan mengandung zat besi, seperti : hati ayam, sayuran hijau dan daging.
Sedangkan tindakan kolaborasi dapat diberikan obat penambah darah dan
antifibrinolitik sesuai resep dokter.
Download