SISTEM INDERA Pembimbing : dr. Ilma Fiddiyanti, Sp. Rad Disusun Oleh : Baby Amelia (1910221005) ACUTE SINUSITIS MAKSILARIS SINUSITIS FRONTALIS MAKSILARIS KRONIK SINUSITIS MAKSILARIS SINUSITIS SINUSITIS 3A RHINOSINUSITI S • Radang hidung dan sinus paranasal ditandai dua/lebih gejala, salah satunya adalah hidung tersumbat / obstruksi / kongesti atau nasal discharge (anterior / posterior nasal drip): ± nyeri / tekanan wajah , ± penurunan atau hilangnya penciuman dan • Tanda endoskopik: • polip hidung, dan / atau • keluarnya mukopurulen terutama dari meatus medial dan / atau • edema / obstruksi mukosa terutama pada meatus medial dan / atau • Perubahan CT: • perubahan mukosa dalam kompleks ostiomeatal dan / atau sinus Sumber: EPOS 2020 KLASIFIKASI 1. Rinosinusitis akut 2. Rinosinusitis akut berulang (RSA) • Gejala 4 minggu. • Mendadak, >> infeksi virus dan sembuh sebelum 4 minggu. • Gejala RSA viral yang • 4- 2 minggu. atau menetap selama • Gejala lebih ringan dari Episode berulang terjadi 1 tahun. • (RSSA). memburuk setelah 5 hari sampai 4 atau lebih dalam memburuk setelah 5 hari atau gejala yang Seperti RSA, tetapi lebih dari 10 hari. • 3. Rinosinusitis sub akut Diantara masing-masing menetap setelah 10 episode terdapat periode hari infeksi kuman bebas gejala tanpa terapi (RSA bakterial). antibiotik. RSA. Penderita RSSA mungkin sebelumnya sudah mendapat terapi RSA tetapi mengalami kegagalan atau terapinya tidak adekuat. KLASIFIKASI 5. Rinosinusitis kronis dengan eksaserbasi akut 4. Rinosinusitis kronis (RSK) • Gejala RS berlangsung lebih dari 12 minggu. • Gejala menetap. Pada suatu saat dapat terjadi gejala yang tiba-tiba memburuk karena infeksi yang berulang. Gejala akan kembali seperti semula setelah pengobatan dengan antibiotik akan tetapi tidak menyembuh. Gejala mayor : GEJALA KLINIS • Sakit pada daerah muka • Kongesti hidung • Sekret purulens/pos-nasal/berwarna • Gangguan penciuman • Sekret purulen di rongga hidung • Demam (untuk RS akut saja) • Sinusitis maksilaris nyeri pada daerah pipi, • Sinusitis etmoidalis nyeri dibelakang kedua bola mata, • yang menderita • Gejala minor : Sinusitis frontalis nyeri pada dahi dan penderita Sinusitis sphenoidalis nyeri pada bagian vertex, dan sering kali pada rahang serta telinga. • Batuk • Demam (untuk RS non akut) Diagnosis adanya RS didasarkan atas adanya 2 gejala • Tenggorok berlendir mayor atau lebih atau 1 gejala mayor disertai 2 gejala • Nyeri kepala • Nyeri geraham • Halitosis minor DIAGNOSIS ANAMNESIS Gejala klinis dan Faktor resiko Pemeriksaan Fisik • Hiperemi dan sembab sekitar hidung dan orbita. • Nyeri tekan di daerah sinus terutama sinus frontal dan maksila kadang dapat ditemukan • Rinoskopi anterior kelainan-kelainan di rongga • hidung yang berkaitan dengan RS seperti hiperemi, sekret, udem, krusta, septum deviasi, polip atau tumor. • Rinoskopi posterior kelainan di belakang rongga hidung dan nasofaring post nasal drip DIAGNOSIS Pemeriksaan Radiologi • Pemeriksaan yang dapat dilakukan • Foto sinus paranasal (Water’s,Caldwel dan lateral), CT scan dan MRI. • Foto sinus paranasal cukup informatif pada RSA akan tetapi CT scan merupakan pemeriksaan radiologis yang mempunyai nilai objektif yang tinggi. Foto Kepala Posisi Waters • Dilakukan dengan posisi dimana kepala menghadap kaset, garis orbito meatus membentuk dengan sinar sudut kaset. kira-kira 37° Sentrasi di bawah garis interorbital. • Waters umumnya dilakukan pada keadaan mulut tertutup. Pada posisi mulut terbuka akan dapat menilai daerah dinding posterior sinus sfenoid dengan baik. Foto Kepala Posisi anterior-posterior (AP) atau posisi Caldwell Posisi ini didapat dengan meletakkan hidung dan dahi diatas meja sedemikian rupa sehingga garis orbito-meatal (yang menghubungkan kantus lateralis mata dengan batas superior kanalis auditorius eksterna) tegak lurus terhadap film. Sudut sinar rontgen adalah 15-20 kraniokaudal dengan titik keluarnya nasion. Foto Kepala Lateral Dilakukan dengan kaset terletak sebelah lateral dengan sentrasi diluar kantus mata, sehingga dinding poterior dan dasar sinus maksilaris berhimpit satu sama lain. SINUSITIS MAKSILARIS Perempuan, 30 tahun, Riwayat nyeri kepala kronik, sinusitis • Tampak perselubungan di sinus maksilaris sinistra • Sinus frontalis bilateral dan sinus ethmoidalis bilateral cerah • Septum Nasi masih di tengah • Concha nasalis bilateral normal Kesan • Sinusitis maksilaris sinistra Foto kepala posisi waters Sumber: https://radiopaedia.org/cases/maxillary-sinusitis?lang=gb SINUSITIS MAKSILARIS DAN FRONTALIS • Terdapat opasitas pada sinus frontal dan maksilaris • Sinus ethmoidalis bilateral cerah • Septum Nasi masih di tengah • Concha nasalis bilateral normal Kesan • Sinusitis maksilaris dan frontalis bilateral https://radiopaedia.org/cases/frontal-and-maxillary-sinusitis CT Scan Axial bone window • • • Evaluasi penyakit lebih lanjut apabila pengobatan medikamentosa tidak memberi respon seperti yang diharapkan. Kelainan pada sinus maupun kompleks ostiomeatal dapat terlihat dengan jelas. Perempuan 40 tahun, Nyeri kepala dengan secret nasal Coronal bone window Sagital bone window Terdapat air-fluid level pada sinus maxillary sinistra dan penebalan ringan pada mukosa di antrum maksilaris. Terdapat beberapa penebalan di sel udara etmoidalis https://radiopaedia.org/cases/acute-sinusitis-2?lang=gb Terapi Medikamentosa • Mengembalikan fungsi drainase sinus. • Melakukan pelembaban (moisturizing, humidification) untuk mengurangi/menghilangkan udem mukosa serta mengembalikan fungsi transpor mukosiliar. • Beberapa upaya diantaranya adalah : • Saline nasal spray, humidification dan pemberian mukolitik. • Irigasi dengan larutan garam faal dapat membersihkan rongga hidung dari krusta dan sekret yang kental, sedangkan humidification dapat mencegah kekeringan dan pembentukan krusta. • • • • Dekongestan Kortikosteroid Antibiotik Anti histamin Pembedahan Tindakan bedah bisa berupa : 1. Irigasi sinus (antral lavage), 2. Nasal antrostomy, 3. Operasi Caldwell-Luc dan 4. Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS). Terima Kasih