BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kawasan Taman Nasional (TN) Bunaken terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Wilayah Taman Nasional Bunaken secara geografis dibagi menjadi dua wilayah yaitu bagian utara dan bagian selatan. Bagian Utara terdiri dari lima pulau antara lain, Bunaken, Manado tua satu, Siladen, Mantehage dan Nain sementara bagian selatan antara lain, Pesisir Pantai Poopoh sampai Desa Poperang yang disebut Pesisir Arakan Wawontulap. Taman Nasional Bunaken adalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomor: 730/Kpts- II/1991 tanggal 15 Oktober 1991 dengan luas 89.065 Ha. Semakin hari kunjungan wisatawan ke Bunaken semakin meningkat baik wisata nusantara maupun mancanegara. Dari hasil wawancara dengan masyarakat lokal diperoleh informasi bahwa saat ini kedatangan wisatawan bisa lebih dari 100 orang per hari pada harihari libur. Namun pada pada hari-hari biasa kedatangan turis rata-rata hanya berkisar 30 orang per hari. Menurut data yang dikeluarkan DPTNB pun jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat. Dalam perkembangan wisatawan mancanegara masih konsisten berkunjung ke Bunaken, namun wisatawan domestik cenderung menurun. Antara tahun rata-rata kedatangan wisatawan mancanegara terus meningkat, sedangkan dalam periode yang sama wisatawan nusantara turun cukup berarti. Penurunan wisatawan domestik ini, mungkin karena kondisi lingkungan Bunaken yang ditenggarai semakin kotor. Dengan menurunnya wisatawan domestik maka pasar potensil penduduk Bunaken berkurang. Pada masa lalu ketika masih banyak wistawan domestik, masyarakat bisa menabung di musim-musim panen turis, dan berhemat sampai musim panen berikutnya. Di samping itu masyarakat juga mendirikan usaha pendukung kegiatan pariwisata lain. Usaha-usaha tersebut selain usaha homestay menabung di musim-musim panen turis, dan berhemat sampai musim panen turis berikutnya. Di samping itu masyarakat juga telah berupaya mendirikan usaha pendukung kegiatan pariwisata lain. Usaha-usaha tersebut selain usaha penginapan antara lain adalah usaha penjualan kaos bernuasa etnik, souvernir, usaha warung yang terkait dengan kebutuhan wisatawan seperti cream anti matahari, shampoo, sandal jepit, kacamata hitam, dan topi. Selain itu penduduk juga terlibat dalam kegiatan pemandu wisata, jasa transportasi laut, pelatih dan pemandu penyelam (divers), jasa fotofoto dalam dan di atas air, serta usaha layanan internet. Yang mendukung pariwisata. Pembangunan fasilitas publik dan infrastruktur banyak mengalami kemajuan setelah hadirnya pariwisata di wilayah ini. Pembangunan fasilitas publik dan infrastruktur di Taman Nasional Bunaken dilakukan pemerintah melalui berbagai program antara lain seperti PNPM pedesaan dan perkotaan. Ada beberapa fasilitas publik dan infrastruktur yang dibangun pemerintah, seperti: fasilitas air bersih, pembangkit listrik tenaga surya, dan pembangunan jalan namun sifatnya tidak besar-besaran karena memang ada kebijakan pemerintah sebelumnya tidak mengembangkan Bunaken sebagai Kawasan Pemukiman. Walaupun berbagai fasilitas telah dibangun, manajemen pengelolaan fasilitas publik dan infrastruktur cenderung lemah dan tidak teratur sehingga fasilitas dan infrastruktur yang dibangun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat. Sebagai contoh upaya pembangunan fasilitas air bersih sudah pernah dilakukan pada tahun 2005 yang lalu, namun karena terbentur pada masalah pembayaran tanah untuk lokasi pembangunannya yang belum selesai, maka fasilitas itu akhirnya dikuasai pemilik tanah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah dari Taman Nasional Bunaken? 2. Bagaimana regional wilayah Taman Nasional Bunaken? 3. Bagaimana keadaan komponen utama pariwisata (formula 5a) di Taman Nasional Bunaken? 4. Apa saja Keunggulan dan Kelemahan Taman Nasional Bunaken? 5. Apakah Taman Nasional Bunaken Bunaken layak untuk menjadi destinasi MICE dan bagaimana kondisi lingkungan disana? 6. Bagaimana peran ekowisata terhadap masyarakat di Taman Nasional Bunaken? 7. Bagaimana prospek kelanjutan Usaha bisnis MICE di Taman Nasional Bunaken kedepannya?